Dalil Wujud dan Qidam Allah
Dalil Wujud dan Qidam Allah
Bukti wujudnya Alloh swt adalah barunya alam (baru muncul/ada dari yang sebelumnya tidak ada), karena seandainya tidak ada yang menjadikan alam, tapi alam terwujud dengan sendirinya, maka akan terjadi suatu kesamaan antara ada dan tiada
Dalil Wujud dan Qidam Allah
Bukti wujudnya Alloh swt adalah barunya alam (baru muncul/ada dari yang sebelumnya tidak ada), karena seandainya tidak ada yang menjadikan alam, tapi alam terwujud dengan sendirinya, maka akan terjadi suatu kesamaan antara ada dan tiada
Nama kitab: Terjemah Aqidah Sanusiyah
Penulis: Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf Al-Sanusi Al-Hasani (wafat. 895 H)
Penerjemah: Adjaz AR
Bidang studi: Akidah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) Asy'ariyah, ilmu kalam, ushuluddin.
Daftar Isi
SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLOH SWT
ومما يستحيل في حقه تعالى عشرون صفة وهي أضداد العشرين الأولى وهي: العدم، والحدوث، وطرؤ العدم، والمماثلة للحوادث بأن يكون جِرما أي تأخذ ذاته العليّة قدرا من الفراغ أو يكون عَرَضا يقوم بالجرم أو يكون في جهة للجرم أو له هو جهة أو يتقيد بمكان أو زمان أو تتصف ذاته العليّة بالحوادث أو يتصف بالصغر أو الكبر أو يتصف بالأغراض في الأفعال أو الأحكام.
وكذا يستحيل عليه تعالى أن لا يكون قائما بنفسه بأن يكون صفة يقوم بمحل أو يحتاج إلى مخصص.
وكذا يستحيل عليه تعالى أن لا يكون واحدا بأن يكون مركبا في ذاته أو يكون له مماثل في ذاته أو في صفاته، أو يكون معه في الوجود مؤثر في فعل من الأفعال.
وكذا يستحيل عليه تعالى العجز عن ممكن ما وإيجاد شيء من العالم مع كراهته لوجوده أي عدم إرادته له تعالى، أو مع الذهول أو الغفلة أو بالتعليل أو بالطبع.
وكذا يستحيل عليه تعالى الجهل وما في معناه بمعلوم ما، والموت والصمم والعَمى والبَكم. وأضداد الصفات المعنوية واضحة من هذه.
Termasuk hal yang mustahil bagi Alloh adalah 20 sifat kebalikan dari 20 sifat wajib sebelumnya, yakni :
1. ‘Adam (tiada)
2. Khuduts (baru)
3. Fana’ (rusak, menjadi tiada)
4. Mumasalat lil hawadits (sama dengan makhluq). Misal :
- Berupa jirm (materi benda) yang butuh tempat kosong
- Berupa ‘irdh (sifat/tabiat/kelakuan) yang menempel pada jirm
- Berada di arah suatu jirm
- Mempunyai arah (di atas, di kiri, di selatan dsb.)
- Dibatasi oleh ruang dan waktu
- Dzat-Nya disifati dengan hal-hal yang baru
- Disifati dengan kecil atau besar
- Mempunyai tujuan-tujuan dengan tindakan dan hukum-hukum-Nya. Jadi dalam penciptaan manusia dan adanya perintah kewajiban sholat, Alloh tidak mempunyai tujuan-tujuan tertentu misal supaya mereka menyembah dan ingat kepada Alloh. Namun semua itu mempunyai hikmah sehingga tidak sia-sia penciptaannya.
5. Ihtiyajuhu lighoirih (tidak berdiri sendiri, butuh yang lain), misal berupa sifat yang ada pada satu tempat, atau membutuhkan pembuat (yang mewujudkan).
6. Ta’adud (berbilangan, berjumlah, tidak esa). Misal :
- Dzatnya mempunyai kembaran yang lain
- Benda-benda yang ada itu mempunyai peran dalam menyebabkan sesuatu disamping Alloh sendiri. Jadi api itu tidak menyebabkan terbakar, pisau itu tidak menyebabkan terpotong, dan makanan itu tak menyebabkan kenyang, yang menyebabkan (muatstsir) itu semua adalah Alloh sendiri.
7. ‘Ajz (lemah) dari segala yang mungkin (mumkin).
8. Karohah (terpaksa). Mustahil Alloh menjadikan satu bagian alam disertai rasa terpaksa atas terjadinya hal itu, dengan kata lain tanpa menghendakinya, atau menjadikannya karena lupa, karena sebab tertentu atau karena watak tabiatnya.
9. Jahl (bodoh, tidak mengetahui) terhadap segala yang ma’lum.
10. Maut (mati)
11. Shomam (tuli)
12. ‘Amaa (buta)
13. Bukm (bisu)
14. ‘Aajiz (Dzat yang lemah)
15. Kaarih (Dzat yang terpaksa)
16. Jaahil (Dzat yang bodoh)
17. Mayyit (Dzat yang mati)
18. Ashomm (Dzat yang tuli)
19. A’maa (Dzat yang buta)
20. Abkam (Dzat yang bisu)
SIFAT JAIZ BAGI ALLOH SWT
وأما الجائز في حقه تعالى ففعل كل ممكن أوتركه.
Sifat Jaiz (wenang) Alloh adalah fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu, melakukan segala sesuatu yang mungkin atau meninggalkannya. Alloh bebas menciptakan seseorang itu besar, gemuk, tinggi, hitam, kaya dan pandai, atau tidak seperti itu.
BUKTI-BUKTI SIFAT WAJIB DAN JAIZ ALLOH
أما برهان وجوده تعالى فحدوثُ العالم لأنه لو لم يكن له مُحدِث بل حدث بنفسه لزم أن يكون أحدُ الأمرين المتساويين مساويا لصاحبه راجحا عليه بلا سبب وهو محال.
ودليل حدوث العالم ملازمته للأعراض الحادثة من حركة أو سكون أو غيرهما وملازم الحادث حادث.
ودليل حدوث الأعراض مشاهدة تغيرها من عدم إلى وجود ومن وجود إلى عدم.
وأما برهان وجوب القِدم له تعالى فلأنه لو لم يكن قديما لكان حادثا فيفتقر إلى مُحدِث فيلزم الدورُ أوالتسلسل.
1. Wujud (ada)
Bukti wujudnya Alloh swt adalah barunya alam (baru muncul/ada dari yang sebelumnya tidak ada), karena seandainya tidak ada yang menjadikan alam, tapi alam terwujud dengan sendirinya, maka akan terjadi suatu kesamaan antara ada dan tiada atau keunggulan salah satunya tanpa ada sebab yang mengunggulkannya, dan itu mustahil. Gambarannya, ada sebuah timbangan yang kanan-kirinya terdapat benda yang sama berat, tiba-tiba yang kiri turun ke bawah (lebih berat) tanpa ada sebab yang mendorongnya, baik kejatuhan benda lain, dihembus angin atau ditekan dengan tangan, bukankah itu mustahil ?. Jadi mustahil adanya benda baru, dari yang tadinya tiada, menjadi ada, tanpa ada yang membuatnya, sehingga setiap benda baru pasti ada penciptanya, yang menciptakannya dari tiada menjadi ada, dan yang menciptakannya itu pasti ada (wujud), karena sesuatu yang tidak ada, pasti tidak bisa mengadakan sesuatu.
Adapun bukti bahwa alam ini baru adalah, karena alam ini menetapi sifat-sifat baru (‘irdh), seperti bergerak dan diam, serta terdiri dari berbagai bentuk (ada hewan, tumbuhan, bebatuan dll). Sedang sesuatu yang tidak bisa terlepas dari sifat baru, pasti merupakan benda baru. Bukti bahwa ‘irdh (sifat, tabiat, kelakuan yang ada pada jirm) itu baru adalah terlihatnya perubahan-perubahan dari tiada menjadi ada, dan dari ada menjadi tiada, misal dari kecil (tidak besar) menjadi besar, dan dari putih (tidak hitam) menjadi hitam, atau sebaliknya.
2. Qidam (dahulu tanpa permulaan)
Bukti qidamnya Alloh adalah, seandainya Alloh tidak qidam, maka pasti Dia khaadits (baru), sehingga butuh yang mewujudkannya (membuatnya baru, mukhdits), akibatnya akan pasti akan terjadi daur (siklus) atau tasalsul (rantai).
Daur (lingkaran sebab akibat) ialah adanya masing-masing dari dua benda atau lebih, tergantung pada adanya yang lain. Berarti masing-masing terwujud sebelum sebabnya wujud. Ini jelas salah. Gambaran kemustakhilannya : Tuhan A dicipta oleh tuhan B, tuhan B dicipta oleh tuhan C, tuhan C dicipta oleh tuhan D, sedang tuhan D dicipta oleh tuhan A sendiri…, jadi tuhan A itu ada sebelum dzatnya sendiri ada, karena diciptakan oleh hasil ciptaannya sendiri, ini jelas-jelas salah.
Tasalsul ialah keadaan berturut-turut dan susul-menyusulnya beberapa hal sejak zaman azali (tak ada permulaan), dan tak ada habis-habisnya. Gambaran kemustakhilannya : Tuhan 1 dicipta oleh tuhan 2, tuhan 2 dicipta oleh tuhan 3, tuhan 3 dicipta oleh tuhan 4, dan seterusnya tak terhingga. Ini jelas mustahil.
Bukti wujudnya Alloh swt adalah barunya alam (baru muncul/ada dari yang sebelumnya tidak ada), karena seandainya tidak ada yang menjadikan alam, tapi alam terwujud dengan sendirinya, maka akan terjadi suatu kesamaan antara ada dan tiada
Nama kitab: Terjemah Aqidah Sanusiyah
Penulis: Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf Al-Sanusi Al-Hasani (wafat. 895 H)
Penerjemah: Adjaz AR
Bidang studi: Akidah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) Asy'ariyah, ilmu kalam, ushuluddin.
Daftar Isi
- Sifat Mustahil bagi Allah
- Sifat Jaiz bagi Allah
- Dalil Sifat Wajib dan Jaiz Allah
- Wujud (Ada)
- Qidam (Terdahulu Tanpa Permulaan)
- Baqa' (Kekal)
- Mukhalafatu lil hawadits (Beda dengan makhluq)
- Qiyamuhu binafsih (Berdiri Sendiri)
- Wahdaniyyah (Esa)
- Qudrot (kuasa), Irodat (berkehendak), ‘Ilmu (tahu) dan Hayat (Hidup)
- Sama’ (mendengar), Bashor (melihat) dan Kalam (berfirman)
- Sifat Jaiz
- Terjemah Kitab Aqidah Matan Sanusiyah
SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLOH SWT
ومما يستحيل في حقه تعالى عشرون صفة وهي أضداد العشرين الأولى وهي: العدم، والحدوث، وطرؤ العدم، والمماثلة للحوادث بأن يكون جِرما أي تأخذ ذاته العليّة قدرا من الفراغ أو يكون عَرَضا يقوم بالجرم أو يكون في جهة للجرم أو له هو جهة أو يتقيد بمكان أو زمان أو تتصف ذاته العليّة بالحوادث أو يتصف بالصغر أو الكبر أو يتصف بالأغراض في الأفعال أو الأحكام.
وكذا يستحيل عليه تعالى أن لا يكون قائما بنفسه بأن يكون صفة يقوم بمحل أو يحتاج إلى مخصص.
وكذا يستحيل عليه تعالى أن لا يكون واحدا بأن يكون مركبا في ذاته أو يكون له مماثل في ذاته أو في صفاته، أو يكون معه في الوجود مؤثر في فعل من الأفعال.
وكذا يستحيل عليه تعالى العجز عن ممكن ما وإيجاد شيء من العالم مع كراهته لوجوده أي عدم إرادته له تعالى، أو مع الذهول أو الغفلة أو بالتعليل أو بالطبع.
وكذا يستحيل عليه تعالى الجهل وما في معناه بمعلوم ما، والموت والصمم والعَمى والبَكم. وأضداد الصفات المعنوية واضحة من هذه.
Termasuk hal yang mustahil bagi Alloh adalah 20 sifat kebalikan dari 20 sifat wajib sebelumnya, yakni :
1. ‘Adam (tiada)
2. Khuduts (baru)
3. Fana’ (rusak, menjadi tiada)
4. Mumasalat lil hawadits (sama dengan makhluq). Misal :
- Berupa jirm (materi benda) yang butuh tempat kosong
- Berupa ‘irdh (sifat/tabiat/kelakuan) yang menempel pada jirm
- Berada di arah suatu jirm
- Mempunyai arah (di atas, di kiri, di selatan dsb.)
- Dibatasi oleh ruang dan waktu
- Dzat-Nya disifati dengan hal-hal yang baru
- Disifati dengan kecil atau besar
- Mempunyai tujuan-tujuan dengan tindakan dan hukum-hukum-Nya. Jadi dalam penciptaan manusia dan adanya perintah kewajiban sholat, Alloh tidak mempunyai tujuan-tujuan tertentu misal supaya mereka menyembah dan ingat kepada Alloh. Namun semua itu mempunyai hikmah sehingga tidak sia-sia penciptaannya.
5. Ihtiyajuhu lighoirih (tidak berdiri sendiri, butuh yang lain), misal berupa sifat yang ada pada satu tempat, atau membutuhkan pembuat (yang mewujudkan).
6. Ta’adud (berbilangan, berjumlah, tidak esa). Misal :
- Dzatnya mempunyai kembaran yang lain
- Benda-benda yang ada itu mempunyai peran dalam menyebabkan sesuatu disamping Alloh sendiri. Jadi api itu tidak menyebabkan terbakar, pisau itu tidak menyebabkan terpotong, dan makanan itu tak menyebabkan kenyang, yang menyebabkan (muatstsir) itu semua adalah Alloh sendiri.
7. ‘Ajz (lemah) dari segala yang mungkin (mumkin).
8. Karohah (terpaksa). Mustahil Alloh menjadikan satu bagian alam disertai rasa terpaksa atas terjadinya hal itu, dengan kata lain tanpa menghendakinya, atau menjadikannya karena lupa, karena sebab tertentu atau karena watak tabiatnya.
9. Jahl (bodoh, tidak mengetahui) terhadap segala yang ma’lum.
10. Maut (mati)
11. Shomam (tuli)
12. ‘Amaa (buta)
13. Bukm (bisu)
14. ‘Aajiz (Dzat yang lemah)
15. Kaarih (Dzat yang terpaksa)
16. Jaahil (Dzat yang bodoh)
17. Mayyit (Dzat yang mati)
18. Ashomm (Dzat yang tuli)
19. A’maa (Dzat yang buta)
20. Abkam (Dzat yang bisu)
SIFAT JAIZ BAGI ALLOH SWT
وأما الجائز في حقه تعالى ففعل كل ممكن أوتركه.
Sifat Jaiz (wenang) Alloh adalah fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu, melakukan segala sesuatu yang mungkin atau meninggalkannya. Alloh bebas menciptakan seseorang itu besar, gemuk, tinggi, hitam, kaya dan pandai, atau tidak seperti itu.
BUKTI-BUKTI SIFAT WAJIB DAN JAIZ ALLOH
أما برهان وجوده تعالى فحدوثُ العالم لأنه لو لم يكن له مُحدِث بل حدث بنفسه لزم أن يكون أحدُ الأمرين المتساويين مساويا لصاحبه راجحا عليه بلا سبب وهو محال.
ودليل حدوث العالم ملازمته للأعراض الحادثة من حركة أو سكون أو غيرهما وملازم الحادث حادث.
ودليل حدوث الأعراض مشاهدة تغيرها من عدم إلى وجود ومن وجود إلى عدم.
وأما برهان وجوب القِدم له تعالى فلأنه لو لم يكن قديما لكان حادثا فيفتقر إلى مُحدِث فيلزم الدورُ أوالتسلسل.
1. Wujud (ada)
Bukti wujudnya Alloh swt adalah barunya alam (baru muncul/ada dari yang sebelumnya tidak ada), karena seandainya tidak ada yang menjadikan alam, tapi alam terwujud dengan sendirinya, maka akan terjadi suatu kesamaan antara ada dan tiada atau keunggulan salah satunya tanpa ada sebab yang mengunggulkannya, dan itu mustahil. Gambarannya, ada sebuah timbangan yang kanan-kirinya terdapat benda yang sama berat, tiba-tiba yang kiri turun ke bawah (lebih berat) tanpa ada sebab yang mendorongnya, baik kejatuhan benda lain, dihembus angin atau ditekan dengan tangan, bukankah itu mustahil ?. Jadi mustahil adanya benda baru, dari yang tadinya tiada, menjadi ada, tanpa ada yang membuatnya, sehingga setiap benda baru pasti ada penciptanya, yang menciptakannya dari tiada menjadi ada, dan yang menciptakannya itu pasti ada (wujud), karena sesuatu yang tidak ada, pasti tidak bisa mengadakan sesuatu.
Adapun bukti bahwa alam ini baru adalah, karena alam ini menetapi sifat-sifat baru (‘irdh), seperti bergerak dan diam, serta terdiri dari berbagai bentuk (ada hewan, tumbuhan, bebatuan dll). Sedang sesuatu yang tidak bisa terlepas dari sifat baru, pasti merupakan benda baru. Bukti bahwa ‘irdh (sifat, tabiat, kelakuan yang ada pada jirm) itu baru adalah terlihatnya perubahan-perubahan dari tiada menjadi ada, dan dari ada menjadi tiada, misal dari kecil (tidak besar) menjadi besar, dan dari putih (tidak hitam) menjadi hitam, atau sebaliknya.
2. Qidam (dahulu tanpa permulaan)
Bukti qidamnya Alloh adalah, seandainya Alloh tidak qidam, maka pasti Dia khaadits (baru), sehingga butuh yang mewujudkannya (membuatnya baru, mukhdits), akibatnya akan pasti akan terjadi daur (siklus) atau tasalsul (rantai).
Daur (lingkaran sebab akibat) ialah adanya masing-masing dari dua benda atau lebih, tergantung pada adanya yang lain. Berarti masing-masing terwujud sebelum sebabnya wujud. Ini jelas salah. Gambaran kemustakhilannya : Tuhan A dicipta oleh tuhan B, tuhan B dicipta oleh tuhan C, tuhan C dicipta oleh tuhan D, sedang tuhan D dicipta oleh tuhan A sendiri…, jadi tuhan A itu ada sebelum dzatnya sendiri ada, karena diciptakan oleh hasil ciptaannya sendiri, ini jelas-jelas salah.
Tasalsul ialah keadaan berturut-turut dan susul-menyusulnya beberapa hal sejak zaman azali (tak ada permulaan), dan tak ada habis-habisnya. Gambaran kemustakhilannya : Tuhan 1 dicipta oleh tuhan 2, tuhan 2 dicipta oleh tuhan 3, tuhan 3 dicipta oleh tuhan 4, dan seterusnya tak terhingga. Ini jelas mustahil.