Cara Bergaul dengan Teman Dekat
Bergaul dengan orang yang dikenal, menurut Imam Ghazali, harus tetap berhati-hati. Tidak mudah terpedaya dengan ucapan mereka tapi juga tidak gampang menghina perbuatan mereka. Karena, bisa jadi mereka lebih baik dari kita.
Bergaul dengan orang yang dikenal, menurut Imam Ghazali, harus tetap berhati-hati. Tidak mudah terpedaya dengan ucapan mereka tapi juga tidak gampang menghina perbuatan mereka. Karena, bisa jadi mereka lebih baik dari kita.
Nama kitab: Terjemah kitab Bidayatul Hidayah (Bidayah AlHidayah)
Judul kitab asal: بداية الهداية للإمام الغزالي
Penulis: Abu Hamid Muhammad bin Muhammad AlGhazali AlThusi (أبو حامد محمد بن محمد الغزالي الطوسي)
Lahir: 1058 M / 450 H
Asal: Tous, Iran
Wafat: 19 Desember 1111 Masehi (usia 53) atau tahun 505 Hijriah
Bidang studi: Tasawuf
Download:
Versi Arab (pdf)
Terjemah Bidayatul Hidayah (pdf)
Daftar Isi
3. Bergaul Dengan Teman Akrab
آداب العلاقة بالمعارف
وأما القسم الثالث، وهم المعارف: فاحذر منهم؛ فإنك لا تر الشر إلا ممن تعرفه، أم الصديق فيعينك، وأما المجهول فلا يتعرض لك، وإنما الشر كله من المعارف الذين يظهرون الصداقة بألسنتهم.
فأقلل من المعارف ما قدرت، فإذا بليت بهم في مدرسة أو مسجد أو جامع أو سوق أو بلد، فيجب ألا تستصغر منهم أحدا؛ فإنك لا تدري لعله خير منك، ولا تنظر إليهم بعين التعظيم لهم في حال دنياهم فتهلك، لأن الدنيا صغيرة عند الله تعالى، صغير ما فيها. ومهما عظم أهل الدنيا في قلبك فقد سقطت من عين الله تعالى، وإياك أن تبذل لهم دينك لتنال به من دنياهم؛ فلا يفعل ذلك أحد إلا صغر في أعينهم ثم حرم ما عندهم.
وإن عادوك فلا تقابلهم بالعداوة؛ فإنك لا تطيق الصبر على مكافأتهم، فيذهب دينك في عداوتهم، ويطول عناؤك معهم، ولا تسكن إليهم في حال إكرامهم إياك وثنائهم عليك في وجهك وإظهارهم المودة لك؛ فإنك إن طلبت حقيقة ذلك لم تجد في المائة واحداً، ولا تطمع أن يكونوا لك في السر والعلن واحد، ولا تتعجب إن ثلبوك في غيبتك ولا تغضب منه؛ فإنك إن أنصفت وجدت من نفسك مثل ذلك، حتى في أصدقائك وأقاربك، بل في أستاذك ووالديك؛ فإنك تذكرهم في الغيبة بما لا تشافههم به، فاقطع طمعك عن مالهم وجاههم ومعونتهم؛ فإن الطامع في الأكثر خائب في المال، وهو ذليل لا محالة في الحال.
وإذا سألت واحدا حاجة فقضاها، فاشكر الله تعالى واشكره، وإن قصر فلا تعاتبه ولا تشكه فتصير عدواة له، وكن كالمؤمن يطلب المعاذير، ولا تكن كالمنافق يطلب العيوب، وقل لعله قصر لعذر له لم أطلع عليه.
ولا تعظن أحدا منهم ما لم تتوسم فيه أو مخايل القبول، وإلا لم يستمع منك وصار خصما عليك، إذا أخطئوا في مسألة، وكانوا يأنفون من التعلم منك، فلا تعلمهم؛ فلا تعلمهم؛ ن فإنهم يستفيدون منك علما ويصبحون لك أعداء، إلا إذا تعلق ذلك بمعصية يقارفونها عن جهل منهم، فاذكر الحق بلطف من غير عنف.
وإذا رأيت منهم كرامة وخيرا، فاشكر الله الذي حببك إليهم. وإذا رأيت منهم شرا، فكلهم إلى الله تعالى، واستعذ بالله من شرهم، ولا تعاتبهم، ولا تقل لهم: لمِ لَم تعرفوا حقي؛ وأنا فلان بن فلان، وأنا الفاضل في العلوم؟ فإن ذلك من كلام الحمقى، وأشد الناس حماقة من يزكي نفسه ويثني عليها.
واعلم أن الله تعالى لا يسلطهم عليك إلا بذنب سبق منك، فاستغفر الله من ذنبك، واعلم أن ذلك عقوبة من الله تعالى.
وكن فيما بينهم سميعا لحقهم، أصم عن باطلهم، نطوفا بمحاسنهم، صموتا عن مساويهم، واحذر مخالطة متفقهة الزمان، لا سيما المشتغلين بالخلاف والجدال.
واحذر منهم؛ فإنهم يتربصون بك - لحسدهم - ريب المنون، ويقطعون عليك بالظنون، ويتغامرون وراءك بالعيون، ويحصون عليك عثراتك في عشرتهم، حتى يجبهوك بها في حال غيظهم ومناظرتهم، لا يقيلون لك عثرة، ولا يغفرون لك زلة، ولا يسترون لك عورة، يحاسبونك على النقير والقطمير، ويحسدونك على القليل والكثير، ويحرضون عليك الإخوان بالنميمة والبلاغات والبهتان، إن رضوا فظاهرهم الملق، وإن سخطوا فباطنهم الحنق، ظاهرهم ثياب وباطنهم ذئاب.
هذا ما قطعت به المشاهدة على أكثرهم، إلا من عصمه الله تعالى؛ فصحبتهم خسران، ومعاشرتهم خذلان.
هذا حكم من يظهر لك الصداقة، فكيف من يجاهرك بالعداوة؟ قال القاضي ابن معروف رحمه الله تعالى:
فَاحذَر عَدوكَ مَرَة ... وَاحذَر صَديقَكَ أَلفَ مَرَة
فَلَرُبَما اِنقَلَبَ الصَديقُ ... فَكانَ اَعرَف بِالمَضَرَة
3. Bergaul Dengan Kenalan
Hati-hatilah terhadap mereka karena sesungguhnya engkau tidak mengenal keburukan kecuali dari orang yang telah kau kenal. Adapun seorang teman, maka ia adalah orang yang bisa membantumu, sedangkan seorang awam tak akan berpengaruh bagimu. Sesungguhnya keburukan itu semuanya berasal dari para kenalan yang menampakkan persahabatan lewat lidah mereka. Oleh karena itu, usahakan untuk mengabaikan mereka. Apabila engkau terpaksa berhadapan dengan mereka di sekolah, di mesjid, di pasar, atau di sebuah negeri, engkau tak boleh menghinakan mereka. Sebab, engkau tak mengetahui bisa jadi ia lebih baik darimu.
Jangan pula engkau mengagungkan dunia yang mereka miliki karena engkau bisa binasa. Sebab, dunia dan isinya dalam pandangan Allah Swt. sangat kecil. Betapapun hebatnya penduduk dunia menurutmu, ia tetap jatuh di mata Allah Swt. Engkau tak boleh mengorbankan agamamu guna mendapat dunia mereka. Orang yang melakukan hal itu pasti menjadi rendah di mata mereka, dan untuk selanjutnya tak akan diberi. Apabila mereka memusuhimu, jangan kau lawan dengan permusuhan pula karena engkau tak mungkin bisa sabar menghadapi perlawanan mereka karena agamamu dapat menjadi pudar karenanya dan engkau akan kepayahan.
Jangan merasa senang dengan penghormatan, sanjungan, dan kecintaan yang mereka berikan. Karena, sebenarnya satu persen pun hal itu tak ada dalam hati mereka. Jangan engkau kaget dan marah kalau mereka mencelamu ketika engkau tidak ada, karena jika engkau jujur, hal itu juga engkau lakukan bahkan terhadap sahabat, kerabat, guru, dan kedua orang tuamu. Engkau juga menyebut-nyebut di belakang mereka apa yang tak kau ucapkan di hadapan mereka. Jangan engkau bersikap tamak terhadap harta, kedudukan, dan bantuan mereka. Karena, orang yang tamak akan gagal pada hari kemudian. Sikap tamak tersebut betul-betul hina. Jika engkau meminta kebutuhanmu pada seseorang, lalu ia memenuhinya, maka berterima kasihlah pada Allah dan padanya. Tapi manakala orang itu tak bisa membantumu, jangan engkau mencela dan mengeluhkannya karena hal itu bisa menimbulkan sikap permusuhan. Jadilah seorang mukmin yang selalu pemaaf. Jangan menjadi seorang rnunafik yang hanya mencari salah. Katakanlah, “Dia memang tak bisa memberi karena alasan tertentu yang tak kuketahui.”
Jangan sekali-kali engkau menasihati seseorang sebelum terlebih dahulu engkau melihat tanda-tanda ia akan menerimanya. Jika tidak, ia tak akan mendengar dan hanya akan menjadi musuhmu. Jika mereka berbuat salah dalam satu persoalan dan mereka tetap tak mau belajar, maka jangan engkau mau mengajari mereka. Sebab mereka hanya akan memanfaatkan ilmumu dan akan menjadi musuhmu. Kecuali jika sikap mereka itu terkait dengan maksiat yang mereka lakukan, maka ingatkan mereka pada kebenaran secara lemah lembut dan tidak kasar. Jika engkau lihat sikap mereka baik, bersyukurlah kepada Allah yang telah menjadikanmu dicintai oleh mereka. Tapi kalau mereka bersikap buruk, maka serahkan diri mereka kepadaAllah Swt. Dan berlindunglah engkau pada Allah Swt. dari keburukan mereka itu. Jangan engkau mencerca mereka. Begitu pula, jangan engkau berkata pada mereka, “Mengapa engkautak menghormatiku? Aku adalah Fulan bin Fulan. Aku seorang yang mulia dalam segi ilmu.” Itu adalah ucapan seorang yang dungu.
Orang yang paling dungu adalah orang yang menganggap dirinya bersih lalu menyanjung diri sendiri. Ketahuilah bahwa Allah Swt. membuat mereka bisa menguasaimu akibat dosamu sebelumnya. Oleh karena itu, istigfarlah terhadap dosamu itu dan sadarlah bahwa hal itu merupakan hukuman Allah atasmu. Perhatikan hak-hak mereka, abaikan perbuatan batil mereka, ungkapkan kebaikan mereka, serta diamkan keburukan mereka. Janganlah engkau bergaul dengan Para fakih, terutama mereka yang sibuk dengan perselisihan dan perdebatan. Waspadalah terhadap mereka. Karena kedengkian, mereka memang sedang menantikanmu terjatuh dalam keraguan, lalu mematahkanmu dengan prasangka, mata mereka menguntitmu dari belakang, mereka terus mengingat kesalahanmu saat bergaul dengan mereka sehingga hal itu bisa menjadi senjata untuk menghadapimu ketika mereka marah dan berdebat kusir. Mereka tak akan memaafkan dan mengampuni kesalahanmu itu, serta tidak pula menutupi aibmu. Mereka selalu membuat perhitungan denganmu, dengki baik pada yang sedikit maupun yang banyak, serta terus menghasungmu untuk mencela dan membenci teman dan saudara. Jika senang, mereka akan bertutur kata manis. Sebaliknya, jika marah dalam hati mereka terpendam murka. Dari luar yang tampak pakaiannya, sementara dari dalam mereka layaknya serigala. Inilah yang terjadi pada sebagian besar mereka, kecuali orang-orang yang dilindungi Allah Swt. Bergaul dengan mereka hanya membawa kerugian dan berteman dengan mereka hanya membawa penyesalan.
Itu sikap mereka yang menunjukkan persahabatan denganmu. Lalu bagaimana dengan mereka yang jelas-jelas memusuhimu? Al-Qadhi Ibnu Ma’ruf rahimahullah Ta’ala. berkata:
Berhati-hatilah terhadap musuhmu sekali
namun berhati-hatilah terhadap temanmu seribu kali
Bisa jadi temanmu itu berubah
dan dikenal paling berbahaya. [alkhoirot.org]