Etika Anak pada Orang Tua
Menurut Imam Ghazali, ada adab (etika) yang harus dilakukan anak pada kedua orang tuanya. antara lain, taat pada perintah mereka, sopan santun saat berkomunikasi, dll. Secara umum, pergaulan terbagi tiga yaitu teman, orang pintar dan orang bodoh. Dengan siapapun kita harus bergaul dengan santun dan berakhlak mulia.
Menurut Imam Ghazali, ada adab (etika) yang harus dilakukan anak pada kedua orang tuanya. antara lain, taat pada perintah mereka, sopan santun saat berkomunikasi, dll. Secara umum, pergaulan terbagi tiga yaitu teman, orang pintar dan orang bodoh. Dengan siapapun kita harus bergaul dengan santun dan berakhlak mulia.
Nama kitab: Terjemah kitab Bidayatul Hidayah (Bidayah Al-Hidayah)
Judul kitab asal: بداية الهداية للإمام الغزالي
Penulis: Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Al-Thusi (أبو حامد محمد بن محمد الغزالي الطوسي)
Lahir: 1058 M / 450 H
Asal: Tous, Iran
Wafat: 19 Desember 1111 Masehi (usia 53) atau tahun 505 Hijriah
Bidang studi: Tasawuf
Download:
- Versi Arab (pdf)
- Terjemah Bidayatul Hidayah (pdf)
Daftar Isi
- Adab (Etika) Anak pada Orang Tua
- Jenis Pergaulan Ada tiga
- Kembali ke: Terjemah Kitab Bidayatul Hidayah
3. Adab (Etika) Anak pada Orang Tua
آداب الولد مع الوالدين
وإن كان لك والدان، فآداب الولد مع الوالدين: أن يسمع كلامهما، ويقوم لقيامهما؛ ويمتثل لأمرهما، ولا يمشي أمامهما، ولا يرفع صوته فوق أصواتهما، ويلبي دعوتهما، ويحرص على مرضاتهما، ويخفض لهما جناح الذل، ولا يمن عليهما بالبر لهما ولا بالقيام لأمرهما، ولا ينظر إليهما شذراً، ولا يقطب وجهه في وجههما، ولا يسافر إلا بإذنهما.
أصناف الناس في العلاقة بالمرء
واعلم أن الناس بعد هؤلاء في حقك ثلاثة أصناف: إما أصدقاء، وإما معاريف، وإما مجاهيل.
آداب العلاقة بالعوام المجهولين
فإن بليت بالعوام المجهولين، فآداب مجالستهم: ترك الخوض في حديثهم، وقلة الإصغاء إلى أراجيفهم، والتغافل عما يجري من سوء ألفاظهم، والاحتراز عن كثرة لقائهم والحاجة إليهم، والتنبيه على منكراتهم باللطف والنصح عند رجال القبول منهم.
آداب العلاقة بالاخوان والأصدقاء
وأما الإخوان والاصدقاء فعليك فيهم وظيفتان: الوظيفة الأولى
شروط الصحبة والصداقة
إحداهما: أن تطلب أولا شروط الصحبة والصداقة، فلا تؤاخ إلا من يصلح للاخوة والصداقة، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل) .
فإذا طلبت رفيقا ليكون شريكك في التعلم، وصاحبك في أمر دينك ودنياك، فراع فيه خمس خصال: الأولى: العقل: فلا خير في صحبة الأحمق، فإلى الوحشة والقطيعة يرجع آخرها، وأحسن أحواله أن يضرك وهو يريد أن ينفعك، والعدو العاقل خير من الصديق الأحمق، قال علي رضي الله عنه:
فَلا تَصحَب أَخا الجَهلِ ... وَإِياكَ وَإِياهُ
فَكَم مِن جاهِلٍ أَردى ... حَليماً حِينَ آَخاهُ
يُقاسُ المَرءُ بِالمَرءِ ... إذا ما المَرءُ ماشاهُ
كَحَذو النَعلِ بِالنَعلِ ... إِذا مالنَعلُ حاذاهُ
وَلِلشَىء مِنَ الشَىء ... مَقاييِسُ وَأَشباهُ
وَلِلقَلبِ عَلى القَلبِ ... دَليلٌ حِينَ يَلقاهُ
الثانية: حسن الخلق: فلا تصحب من ساء خلقه، وهو الذي لا يملك نفسه عند الغضب والشهوة. وقد جمعه علقمة العطاردي رحمه الله تعالى في وصيته لابنه لما حضرته الوفاة، قال: يا بني إذا أردت صحبة إنسان فاصحب من إذا خدمته صانك، وإن صحبته زانك، وإن قعدت بك مؤنة مانك.. اصحب من إذا مددت يدك بخير مدها، وإن رأى منك حسنة عدها، وإن رأى منك سيئة سدها.
اصحب من إذا قلت صدق قولك، وإن حاولت أمرا أمرك، وإن تنازعتما في شر آثرك.
وقال علي رضي الله عنه رجزا:
إِن أخاكَ الحَقُ مَن كانَ مَعَك ... وَمَن يَضر نَفسه لِيَنفَعَك
وَمَن إِذا ريبَ الزَمانُ صَدعَكَ ... شَتَتَ فيك شَملَهُ لِيَجمَعَك
Jika engkau mempunyai kedua orang tua, maka adab seorang anak kepada kedua orang tuanya adalah memerhatikan ucapan mereka, berdiri manakala mereka berdiri, mengerjakan perintah mereka, tidak berjalan di depan mereka, tidak meninggikan suara di atas suara mereka, menyambut panggilan mereka, mencari rida mereka, merendahkan diri di hadapan mereka, tidak mengungkit-ngungkit amal bakti yang telah dilakukan kepada mereka, tidak menatap mereka secara tajam, tidak bermuka masam kepada mereka, dan tidak pergi kecuali dengan izin mereka.
Jenis Pergaulan Ada tiga
Ketahuilah! Setelah itu manusia terbagi atas tiga kelompok: sebagai teman, sebagai kenalan, atau sebagai orang awam (orang bodoh).
1. Adab Bergaul Dengan Orang Awam (Bodoh)
Jika engkau kebetulan bertemu dengan orang bodoh, maka hendaknya engkau tidak ikut serta dalam pembicaraan mereka, mengabaikan ucapan-ucapan dusta mereka, tidak memperhatikan ucapan-ucapan buruk mereka, berusaha untuk tidak sering bertemu dan butuh pada mereka, mengingatkan perbuatan mungkar mereka secara lemah lembut, serta memberikan nasihat manakala diharapkan bisa mereka terima.
2. Adab Bergaul dengan Saudara atau Teman
Sedangkan terhadap saudara dan teman, ada dua tugas yang harus kau perhatikan:
Tugas pertama, Terlebih dahulu engkau harus melihat kriteria orang yang bisa dijadikan sahabat atau teman. Jangan engkau bersahabat kecuali dengan orang yang benar-benar layak dijadikan saudara atau sahabat. Rasulullah Saw. bersabda, “Seseorang bergantung pada agama teman karibnya. Oleh karena itu, hendaknya kalian memperhatikan siapa yang harus dijadikan teman karib.” Manakala engkau ingin mencari teman yang bisa menyertaimu dalam belajar serta bisa menemanimu dalam urusan agama dan dunia, perhatikan lima hal berikut ini:
1. Akal .
Tidak ada untungnya bergaul dengan orang bodoh karena bisa berakhir kepada kemalangan dan terputusnya hubungan. Paling-paling mereka hanya akan memberikan mudarat kepadamu serta ingin memanfaatkanmu. Musuh yang pandai lebih baik daripada teman yang bodoh. Imam Ali r.a. berkata:
Janganlah engkau bergaul dengan orang bodoh
Hendaknya kau betul-betul menghindarinya
Betapa banyak orang bodoh yang menghancurkan si penyabar ketika ia menginginkannya
Seseorang diukur dengan orang lain di mana orang itu mengikutinya
Seperti sepasang sendal yang sama di mana sendal itu menyerupainya
Sesuatu dan yang lain mempunyai ukuran dan kemiripan
Hati yang satu menjadi petunjuk bagi hati yang lain ketika berjumpa
2. Akhlak Yang Baik.
Jangan engkau bersahabat dengan orang yang buruk akhlaknya. Yaitu, orang yang tak bisa menahan diri ketika muncul amarah dan syahwat. Alqarnah al-‘Atharidi rahimahullah, dalam wasiatnya kepada putranya manakala akan wafat, telah mengungkapkan hal itu, “Wahai anakku, jika engkau ingin bergaul dengan manusia, bergaullah dengan orang yang jika kau layani dia menjagarnu, jika kau temani dia membaguskanmu. Bersahabatlah dengan orang yang jika engkau ulurkan tanganmu untuk kebaikan ia juga mengulurkannya, jika melihat kebaikanmu ia mengingatnya, dan jika melihat keburukanmu ia meluruskannya. Bersahabatlah dengan orang yang jika engkau mengungkapkan sesuatu, ia membenarkan ucapanmu itu, jika engkau mengusahakan sesuatu ia membantu dan menolongmu, serta jika kalian berselisih dalam sebuah persoalan ia mengalah padamu.” Imam Ali r.a. mengungkapkan syair rajaznya:
Sesungguhnya saudaramu adalah yang ada bersamamu,
yang membiarkan dirinya menderita demi kepentinganmu,
Dan yang jika bingung dia menjelaskannya padamu
Dia rusak integritas dirinya untuk mengumpulkan dirimu [alkhoirot.org]