Sambutan Ulama Dunia atas Kitab Mafahim
Nama kitab: Terjemah Mafahim Yajibu an Tushohhah (Pemahaman yang Harus Diluruskan)
Judul kitab asal: (مفاهيم يجب أن تصحح)
Pengarang/penulis: Sayid Muhammad Alawi Al-Maliki
Nama lengkap: Sayid Muhammad bin Alawi bin Abbas bin Abdul Aziz Al-Maliki Al-Hasani Al-Idrisi Al-Makki (1944–2004)
Panggilan hormat dari murid dan muhibbin: Abuya, Sayyidil Walid, Sayyidil Walid Abuya
Penerjemah:
Bidang studi: Akidah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja), Wahabime, Salafisme, Syariah
Daftar isi
- Sambutan Pakar Hadits Dan Rektor Al-Jami’ah Al-Asyrafiyyah Dan Pemimpin Perkumpulan Ulama Pakistan
- Sambutan Direktur Pengajaran / Pendidikan Universitas Ilmu Islam Karachi
- Sambutan Ketua Majelis Ulama Pakistan
- Sambutan Prof. Dr. Hasan Al-Fatih Qaribullah
- Sambutan Prof. Ahmad Abdul Ghafur ‘Athar
- Sambutan Syekh Yusuf Bin Ahmad Al-Shiddiqi
- Ringkasan Sambutan 13 Ulama Yaman
- Sambutan Syekh Muhammad Al-Syadzili Al-Naifur
- Sambutan Syekh Muhammad Fal Al-Bannani
- Sambutan Syekh Muhammad Salim Adud
- Permohonan Maaf Penulis
- Permohonan Maaf Penerbit
- Pernyataan Ulama Untuk Pemulihan Nama Baik Penulis
- Kembali ke kitab: Terjemah Mafahim Sayid Al-Maliki
Sambutan Pakar Hadits Dan Rektor Al-Jami’ah Al-Asyrafiyyah Dan Pemimpin Perkumpulan Ulama Pakistan
Bismiildhirrahmdnirrahim
SEGALA puji hanya dipersembahkan kepada Allah,
Tuhan Yang Memelihara alam semesta. Akibat yang baik hanya bagi orang¬orang
yang bertakwa. Semoga Allah berkenan melimpahkan rahmat dan salam kepada
penutup para nabi dan rasul pamungkas, pada segenap keluarga dan para
sahabatnya.
Saya telah menelaah secara seksama buku yang bermutu dan
berharga Mafahim Yajibu an Tushohhaha karya Allamah Al-Ustadz Syekh Dr.
Muhammad Alawi Al-Maliki Hasani ini. Sungguh kitab ini memuat berbagai materi
kajian yang vatif dan kandungan yang bermutu yang diperlukan oleh para ~ma dan
mahasiswa. Di dalamnya tampak kejelian penulis dan :inggian peinikirannya yang
dapat mengurai berbagai masalah yang -nit dan pelik berkaitan dengan objek
kajian teologis (ushuluddin). Tak dirgaukan lagi, buku ini telah berhasil
membuka hijab tentang berbagai poin yang tertutup dan jauh dari pandangan para
ulama. Semoga penulisnya dilimpahi pahala yang terbaik dan dikaruniai nikmatan
lahir dan batin yang sempurna.
Kami memohon kepada Allah agar karya ini
selamanya bermanfaat bagi kaum Muslimin, khususnya para ahli ilmu, baik yang
ada di Barat maupun di Timur. Tentu saja hahitu akan sangat mudah bagi Allah.
Ya, Allah, kabulkanlah permohonan kami.
Sambutan Direktur Pengajaran / Pendidikan Universitas Ilmu Islam Karachi
Bismillahirrahmanirrahim
SEGALA puji hanya milik Allah, Rabb semesta
alam. Semoga rahmat dan salam tercurah melimpah kepada junjungan kita, nabi
termulia dan rasul yang paling utama, kepada keluarga dan segenap
sahabatnya.
Saya telah membaca karya Syekh Sayyid Muhammad Alawi
al-Maliki Al-Hasani Al-Makki ini. Bahkan, saya pun telah membaca berbagai
komentar dan pengantar para ulama mengenai buku ini dan penulisnya.
Saya
merasa sejalan dengan apa yang ditulis oleh Fadhilah Syekh allamah Mufti
Hasanain Muhammad Makhluf. Saya juga berpendapat, kini telah tiba saatnya para
ulama pejuang kebenaran bersatu padu membentuk satu barisan yang kokoh untuk
menghadapi musuh yang menggalang kekuatan, yaitu orang-orang kafir yang
bercita-cita menghancurkan Islam serta membunuh dan melenyap¬kan semua
pemeluknya dari muka bumi; mereka yang sangat bernafsu mengotori tanah-tanah
suci kaum Muslimin.
Hendaklah para ulama saling bertoleran terhadap yang
lain dalam hal-hal yang menjadi medan ijtihad bagi para mujtahid. Dengan
demikian, diharapkan kekuatan mereka tidak terbuang percuma hanya karena
bentrok di antara mereka.
Islam, khususnya para ulamanya, seyogianya
dimanfaatkan demi membela dan mempertahankan agama yang lurus (hanif
ini, Islam, dan pemeluknya).
Saya telah menyaksikan Fadhilah Syekh Sayyid
Muhammad Alawi Al-Maliki pada saat-saat sedang melakukan studi, khususnya
ketika beliau berkunjung ke Karachi dan sempat tinggal di sana beberapa bulan.
Saya menyaksikannya, betapa beliau sangat bersemangat untuk menghadiri
berbagai majelis ahh hak dan ahh tauhid yang terdiri dari kalangan ulama
besar, seperti Fadhilah, Allamah Muhaddits yang agung Syekh Muhanunad Yusuf
Al-Banuri dan Fadhilah Allamah Al-Mufti yang agung Syekh Muhammad Syafi .
Saya
bermohon kepada Allah, agar berkenan kiranya memberikan taufik dan kebenaran
kepada beliau.
Sambutan Ketua Majelis Ulama Pakistan
Bismillairrahmanirrahim
S EGALA puji hanya bagi Allah, Tuhan Yang Maha
Esa. Semoga rahmat dan salam terlimpah kepada Nabi Muhammad Saw, nabi yang
tidak ada nabi setelahnya. Semoga rahmat dan salam -npah juga kepada keluarga
Nabi serta para sahabat dan para ummatnya.
Secara pribadi dan sebagai
Ketua Majehs Ulama Pakistan (MUP) serta para anggota MUP yang tersebar di
setiap daerah dari berbagai pelosok Pakistan -dan menghimpun sekitar 20 ribu
orang; kami telah menelaah kita Mafahim Yajibu an Tushohhaha Karya Sayyid
Syekh Dr. Muhannnad Alawi, dan kami melihat buku tersebut memuat
pendapat-pendapat yang sesuai dengan apa yang menjadi Ahlul Sunnah Wal
Jama'ah, baik salaf maupun khalaf, memberikan keputusan penting di dalamnya
dalam beberapa masalah dan juga mnguatkannya dengan dalil-dalil Al-Qur'an dan
Sunnah Muhammad Saw.
Kami berharap, semoga Allah Swt berkenan menyatukan
kaum muslimin untuk senantiasa mengikuti yang hak atau kebenaran. Dan kami
akan berada di barisan beliau Dr. Muhammad Alawi dalam segaa jihadnya, dan
membantu ahli hak; Ahlu Sunnah wal Jama'ah.
Semoga Allah Swt berkenan
melimpahkan rahmat dan salam serta berkah kepada pemimpin dan teladan kami,
Nabi Muhammad dan keluarganya serta semua sahabat dan para pengikutnya.
Sambutan Prof. Dr. Hasan Al-Fatih Qaribullah
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam,
Sholawat serta Salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjugan kita Nabi
Muhammad saw , keluarga dan sahabatnya, serta mereka yang mencari petunjuk
darinya, mereka yang mengikuti sunngah Nabi dan yakin kepadanya sampai hari
kiamat.
Rumah (keturunan) Sayyid Dr. Syekh Muhammad Alawi al-Maliki
dikenal secara luas dan mempunyai kedudukan yang tinggi. Keutamaan itu
dimunculkan oleh segenap keluarganya dengan ilmu, akhlak, dan ketetapan hati
untuk menegakkan dakwah mengajak manusia untuk menuju Allah Swt dengan
mengikuti metode Qur'ani dan Sunni. Keluarga Syekh Muhammad Alawi juga
terhiasi dengan nasab yang tinggi yang bertemu dengan Nabi Muhammad Saw.
mereka juga memiliki keistimewaan kecintaan mendalam terhadap daerah-daerah
suci dan memuliakan para pejabat pemerintahnya. Mereka, para pelayan
tempat-tempat suci itu dipimpin oleh Khadim al-Haramain AI-Syarifain, Raja
Saudi Arabia.
Ahlulbait (Alawi) telah terbukti memiliki keagungan dan
kemuliaan. Mereka menghibahkan kehidupannya demi agama. mereka kerahkan segala
daya dan upaya untuk membela agamanya. Mereka juga berketetapan hati untuk
selalu membela Kerajaan Saudi Arabia dari tindakan orang-orang lalim yang
melewati batas dan menjaga dari kejahatan orang-orang bodoh yang suka memakai
"baju ilmuwan dan agamawan".
Kajian yang dilakukan Syekh Muhammad Alawi
yang saya komentari ini merupakan dalil dan bukti bagi kebenaran apa yang saya
katakan. Kitab ini ditulis oleh seorang ulama di antara sejumlah ulama besar
Islam, yang memuat upaya beliau dalam meluruskan berbagai paham yang hampir
dilenyapkan oleh orang-orang bodoh. la menjelaskan berbagai hakikat yang
membuat banyak orang terdiam seribu bahasa. Beliau tampaknya telah berhasil
mengikat, secara ilmiah (elegan), dominasi kerajaan dengan kendaraan para
ulama dan menjauhkannya dari sikap isolatif yang diusahakan sebagian kaum
orang untuk menerapkannya kepada kerajaan.
Penulis juga menjelaskan
salahnya landasan dan ukuran yang digunakan sebagian orang untuk mengkafirkan
dan menyesatkan saudaranya, sesama Muslim. Paham atau tradisi mengkafirkan dan
menuduh sesat Muslim lain itu dihembuskan oleh para pcngklaim ilmu
-merepresentasikan sebagai ulama- untuk menyatakan kebanggaannya dengan
minoritas (intelektual) kaum Muslimin, bukan dengan mayoritas. Dengan gigih,
mereka menebarkan api fitnah di antara barisan kaum Muslimin. Mereka
kadang-kadang lebih suka mengangkat dan bergantung pada masalah-masalah
for¬mal dari agama. Kadang-kadang mereka juga mengangkat masalah¬masalah pelik
yang diikhtilafkan para ulama. Harapan mereka suaranya akan didengar dan
mereka menjadi populer.
Tasawuf termasuk yang menjadi sasaran tembak
utama orang-¬orang yang mengaku ulama itu. Mereka menyebarkan fitnah dan
tuduhan terhadap ilmu tasawuf dan para ahlinya yang tentu saja para ulama ahli
tasawuf terbebas dari apa yang mereka tuduhkan itu. Padahal, para pembenci
ulama saleh itulah yang justru tersesat. Berdasarkan kenyataan itu, tidak ada
jalan lain kecuali harus ada ulama yang terjun langsung ke medan
"pertempuran". Dan ulama itu hendaklah orang yang pasti mengetahui secara
meyakinkan bagaimana berdiskusi. la juga mesti seorang alim yang piawai
bagaimana "berperang". Sebab kewajiban `amar ma'ruf dan nahyu munkar tidak
berlaku dalam masalah-masalah khilafiah. Ketahuilah, minoritas mempunyai
faktor fanatisme, maka kelompok mayoritas yang terdiri atas kaum Muslimin
tentu mempunyai faktor pendorong yang kuat untuk mengembalikan paham-paham
yang benar, yakni paham-paham yang didasarkan pada pemahaman yang benar
terhadap kitab Allah dan Sunnah Rasulullah Saw.
Kami mendefinisikan
tasawuf -sebagaimana dikatakan penuhs buku- sebagai diskursus ilmiah dan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan pemikiran. Ilmu tasawuf dengan metode,
program dan caranya merupakan wawasan yang tinggi dalam pemikiran Islam.
Dimensi yang paling sempurna dari peradaban dan idealisme kita dapat
merepresentasikan atau memperlihatkan kesempurnaan iman dan berbagai sektor
kehidupan, juga memperlihatkan keikhlasan yang bersih bagi setiap panggilan
Tuhan. Tasawwuf penuh dengan kebenaran dan kejujuran (shidq), amanah
(kepercayaan), pribadi setia memenuhi janji dan hak-hak, mendahulukan yang
lain (itsar), sikap mulia (dermawan), menolong yang lemah dan membantu yang
tertindas, tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa, saling menasehati dalam
haq dan dengan sabar, berlomba dalam hal kebaikan. Tasawwuf juga sebuah
gambaran dari pekerti yang baik yaitu kepribadian islami dengan tampilan
memikat serta kesempurnaan sifat dan contoh ideal bagi muslim yang berbudi
luhur serta suci.
Adapun ahli tasawuf, seperti dituturkan oleh Imam
Ghazali dalam al-Munqid min al-Dlolal (Hal yang Menyelamatkan dari Kesesatan),
adalah orang-orang yang menempuh jalan menuju Allah secara khusus. Perilaku
dan tindak tanduk mereka adalah perilaku dan tindak tanduk yang paling bagus.
Perjalanan hidup (tarekat) mereka 'alah perjalanan hidup (tarekat) yang paling
benar. Akhlaknya adalah akhlak yang paling suci dan mulia. Bahkan, jika
kecerdasan (intelektualitas) para cerdik pandai dan "hikmah" para hukama, dan
ilmunya orang-orang yang menekuni rahasia syariat mengubah sedikit saja
perjalanan hidup dan akhlak mereka dengan yang lebih baik, pasti mereka tidak
akan menemukan jalan untuk itu. Sebab semua gerak-gerik dan tindak-tanduk
mereka -bahkan diamnya sekalipun- baik yang nampak maupun yang tersembunyi
didapatkan dari cahaya lampion (lentera) kenabian (misykat nubuwwah). Setelah
(cahaya) kenabian, tidak ada lagi di muka bumi ini cahaya yang (betul-betul)
dapat menyinari.
Itulah tasawuf yang dikenal oleh kaum salaf. Dan itulah
perjalanan kaum sufi sebagaimana yang dikenal ulama khalaf. Manifestasi
tasawuf yang telah berlaku -dan akan terus berlaku¬adalah cinta kepada Nabi
Muhammad Saw dan mengagungkannya, berziarah kepada (kuburan)nya, bertabarruk
(mencari berkah) dari berbagai macam peninggalannya serta peninggalan
orang-orang yang meneladani Rasulullah Saw. Hakikat tasawuf yang paling
esensial adalah bahwa hamba menyembah Allah Swt seakan-akan ia melihat¬Nya,
dan jika ia tidak (mampu) melihat-Nya, meyakini bahwa Allah melihatnya.
Berdasarkan
pemahaman yang dilandaskan kepada kitab Allah dan Sunnah Rasulullah Saw
itulah, penulis menyusun karyanya ini sedemikian rupa. Karyanya ini pasti akan
menjadi hujjah (sandaran argumentatif) bagi para ulama dan menjadi sinar
cahaya bagi para pelajar dan mahasiswa. Di antara keistimewaan buku ini adalah
metode bahasannya yang ilmiah dan sehat/akurat dengan menggunakan gaya bahasa
yang mudah serta menyenangkan. Kitab ini juga kaya dengan informasi yang
variatif, bukti-bukti yang konkret dan jelas, dan sarat dengan argumentasi
yang kokoh.
Semoga Allah menambahi taufik kepada penulisnya, menambahi
hidayah bagi pembacanya; juga menambahi kutukan bagi orang yang
mem¬bencinya.
Yang teraklir kami katakan:
وما لنا لا نؤمن بالله وما جاءنا من الحق ونطمع أن يدخلنا ربنا مع القوم
الصالحين
SAMBUTAN Prof. AHMAD ABDUL GHAFUR ‘ATHAR
Salah satu sastrawan kerajaan dan peraih penghargaan dari Raja Faishol di
bidang Sastra Arab
Bismillahirrahmanirahim
SEGALA puja-puji hanya
milik Allah, Tuhan Yang Mengurus dan Mendidik semesta alam. Semoga rahmat dan
salam sejahtera terlimpah kepada rasul yang paling mulia, panutan kita, Nabi
Muhammad Saw dan segenap keluarga dan sahabatnya.
Saya pernah
mendapatkan hadiah dari seorang teman yang mulia, suatu kitab yang bermutu:
Mafahim Yajib AWhshahhah edisi paling akhir yang ditulis oleh yang terhormat
Allamah Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas al-Maliki al-Makki. Teman yang
menghadiah¬kan kitab itu meminta saya untuk memberikan penilaian mengenai
kitab itu. Ketika didesak untuk memenuhi permintaan itu, saya katakan, "Kata
sambutan dan pengantar yang telah disampaikan oleh ulama-ulama handal, ulama
yang memiliki otoritas religius yang tinggi dan ilmu yang luas serta
bermanfaat, dan senantiasa terlibat dalam jihad menegakkan kebenaran -seperti
Prof. Abdullah Kanun Al-Hasani (Ketua Ikatan Ulama Maroko); Syekh Muhammad
Al-Khazraji (Menteri Wakaf dan Urusan Agama Islam Emirat Arab), Syekh Muhammad
Al-Syadzili Al-Naiqir (Dekan Fakultas Syariat di Tunisia), Syekh Muhammad
Salim ‘Adud (Ketua Mahkamah Agung Pemerintah Islam Mauritania) telah memadai.
Begitu pula apa yang terkandung dalam muqaddimah yang ditulis oleh Syekh
Hasanain Muhammad Makhluf (Mantan Mufti Negeri Mesir dan Anggota Himpunan
Ulama Besar di Al-Azhar Al-Syarifl.
Namun, kawan saya itu tetap ingin
mendengar pendapat saya secara khusus; bahkan meminta saya untuk
menuliskannya. la kemudian meminta izin saya untuk membawa pendapat dan
komentar saya kepada penulis dengan sedikit perubahan redaksional. Tentu saja
saya sangat gembira karena pendapat saya mendapatkan sambutan dan perhatian
sedemikian rupa dari para pembaca. bagaimanapunpun, saya tidak pernah menulis
kecuali kebenaran yang saya pegang.
Setelah membaca kitab ini, saya
berkesimpulan, ternyata penulisnya adalah seorang yang sangat alim dan
peneliti handal nkolihatsah). Ia tidak menulis buku untuk menimbulkan polemik
atau perdebatan dengan orang-orang yang menentang beberapa pendapatnya bahkan
mengkafirkannya. Beliau hanya menulis demi kebenaran dan menetapkannya seraya
menggunakan gaya bahasa yang bijaksana dan penuh kesatriaan (patriotisme)
tanpa terjebak dalam caci maki atau melakukan fitnah yang dilemparkan pada
para penentangnya. Dalam kitabnya itu, tak ada sedikit pun kata-kata keji
(tidak pantas), tidak ada pula kata-kata tajrih (mencela atau menunjukkan
cela) orang lain sehingga merasa dilukai; pen). Yang lebih banyak ia tulis
adalah ilmu yang ada padanya ketimbang pendapat pribadinya.
Penulis yang
mulia itu tampaknya tidak bermaksud sama sekali memaksakan pendapatnya kepada
pembaca. Oleh sebab itu, dalam pembahasan ilmiah islaminya ini, beliau tidak
banyak mengemukakan pendapat pribadinya, meskipun pendapatnya benar. Sebab,
semua pendapat boleh jadi dinilai salah untuk diterima meskipun pendapat itu
benar.
Penulis tampak juga dalam kitab ini berusaha meluruskan pendapat
serta mendasarkannya atas kebenaran yang bersumber pada kitab Allah dan sunnah
Rasul baik itu berupa syari’at, aqidah, suluk atau etika sosial, tata susila
dan juga ilmu pengetahuan.
Kebenatan (al-haqq) dalam Islam itu tidak
bersifat tertutup, tidak sewenang-wenang, dan tidak ada pembatasan pada
seseorang tertentu. Kebenaran dalam Islam merupakan hak (dan kewajiban) ahli
ilmu untuk membahas dan menggali kesimpulan hukum darinya. Tentu saja sesuatu
yang biasa (lumrah) jika terjadi perbedaan pandangan dalam memahami sebagian
nash, seperti sebagian dari ayat-ayat Al-Qur'an atau sebagian di antara
berbagai hadis (yang keduanya merupakan sumber kebenaran; pen.).
Kita
menemukan adanya perbedaan pendapat yang cukup tajam di antara ulama besar
berkenaan dengan fardu wudlu. Sebagai misal, menurut para ulama Mazhab
Hanbali, di antara yang membatalkan wudlu adalah memakan daging kambing (yang
telah disembelih, al-Jazur); sedangkan menurut ulama lain, hal itu sama sekali
tidak membatalkan wudlu. Maka kaum Muslimin -kecuali yang bermazhab Hanbali-
dalam keadaan memiliki wudlu tidak keberatan memakan daging kambing. Setelah
memakan daging kambing, mereka bisa langsung berdiri untuk melakukan shalat
yang -sebagaimana kita maklumi- merupakan tiang agama bahkan rukun Islam yang
paling agung setelah dua kalimat syahadat.
Sebaliknya, kaum Muslimin
yang dalam hal ini mengikuti Mazhab Hanbali, shalat dan wudlunya batal, juga
tidak sah. Pandangan Mazhab Hanbali dalam hal ini tidak diikuti ketiga imam
fiqih yang lain, yaitu Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Syafi'i.
Meskipun demikian, ikhtilaf yang begitu keras itu tidak mengakibatkan
saling mengkafirkan di antara mereka; para imam terkenal itu. Masih banyak
contoh lain yang memperlihatkan adanya ikhtilaf di antara para ulama yang
mestinya tidak mendorong kita untuk saling memfitnah, menuduh, dan saling
mengkafirkan.
Sungguh bagus langkah yang ditempuh oleh Dr. Sayyid Syekh
Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani dalam kitabnya Mafahim Yajibu an Tushohhaha
yang sangat bermutu ini. Di antara keistimewaan penulis yang mumpuni ini
adalah kemampuannya menggunakan gaya bahasa dan penuturan yang bijaksana
(hikmah). Beliau mampu menghindari caci maki seraya mengajak -kaum Muslimin-
untuk mengikuti kebenaran dan kebaikan, keindahan dan keutamaan dengan
menggunakan uslub (gaya bahasa) yang sangat indah dan bagus yang mencermin-kan
ciri akhlak ahli Bait Nabi dan keluarganya yang mulia.
Ringkasnya, karya
Syekh Muhammad bin Alawi bin Abbas al-Maliki ini menjadi penjelas kebenaran,
serta penegas metode penulisanya atas dasar pemikiran keagamaan, bahkan
menjadi gudang pemikiran agama itu sendiri. Sungguh, buku ini merupakan suatu
referensi yang berharga, bahkan telah meluruskan beberapa pemahaman yang
selama ini terjadi kekeliruan. Karena ketelitian dan kebijaksanaannya,
pandangan-pandangan keagamaannya dapat diterima dan mendapat sambutan baik
sejumlah ulama besar sebagaimana terekam dalam Kata sambutan dan Pengantar.
Sambutan dan pangantar yang seolah merupakan rekomendasi dari para ulama itu,
juga menyatakan kesaksian terhadap buku ini maupun terhadap penulisnya.
Kesaksian ini patut kita sambut dan dukung bersama, karena memang demikian
adanya.
Kita juga patut berterima kasih kepada yang mulia, pendakwah
gigih, ulama besar, Allamah Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki al-Hasani yang
telah mengorbankan segala upaya dan tenaganya untuk berkhidmat kepada Islam
dan Rasulullah Saw. Kita juga berterima kasih kepadanya karena perjuangan
(jihad) yang di lakukannya dalam rangka mengemban tugas dakwah, mengajak
manusia menuju Allah Swt. Jihad yang dilakukannya tentu akan menghasilka buah
perjuangan yang sangat berarti, yaitu menancapkan (cahaya Islam di bumi Asia
dan Asia Selatan khususnya, di samping demi meninggikan kalimat Allah di
berbagai negara di dunia, baik dunia Islam maupun di dunia asing.
Semoga
Allah Swt melimpahkan kebaikan kepada penulis buku ini, dan semoga karyanya
ini bermanfaat bagi segenap makhluk Allah, juga kemanfaatan dari penulisnya
yang berakhlak mulia, berilmu luas, dan keutamaan yang melimpah.
SAMBUTAN SYEKH YUSUF BIN AHMAD AL-SHIDDIQI
Wakil Hakim Pengadilan Banding Pemerintah Bahrain
Dan Anggota Robithoh
Islamiyah Makkah Mukarromah
Bismillahirrahmanirrahim
SEGALA
puja-puji hanya dipersembahkan kepada Allah, Tuhan Yang Mengurus dan Mendidik
alam semesta. Shalawat dan salam sejahtera semoga terlimpah meruah kepada
sayyid al¬mursalin, rasul pilihan, komandan hamba-hamba ahli surga yang tampan
dan penuh ceria (al-ghurrah al-muhajjalin), panutan kita, Nabi Muhammad Saw
kekasih kita, pemberi syafa'at kepada kita, dokter spritual kita- berupa
shalawat dan salam abadi seiring beredar dan bergantinya malam dan siang.
Limpahan shalawat dan salam pun semoga disampaikan kepada keluarga Nabi dan
para sahabatnya yang terpilih.
Saya telah membaca dan menelaah buku yang
sangat bermutu ini. Karya yang berkualitas ini disusun oleh seorang penulis
mulia yang masih keturunan dengan keluarga Nabi Muhammad Saw. Beliau adalah
Allamah Al-Fadhil Sayyid Dr. Muhammad Ali Al-Maliki. Menurut saya, buku ini
sarat dengan makna-makna yang berbobot dan sasaran yang tinggi yang dijelaskan
dengan menggunakan dalil¬-dalil yang tegas dan jelas, terutama kajiannya yang
berhubungan dengan masalah diperbolehkannya bertabarruk terhadap berbagai
peninggalan Nabi, masalah tawasul dengan diri Nabi Muhammad Saw, masalah
berkunjung ke Masjid Nabawi yang agung, masalah hadir didepan makam Nabi
Muhammad Beliau menguatkan penjelasannya dengan berbagai dalil dari Kitab
Allah, Sunnah Rasulullah Saw, dan pendapat para ulama terkenal, baik dari
kalangan salaf maupun khalaf.
Saya bermohon semoga Allah membalas jasa
penulis buku ini dengan limpahan kebaikan yang terbaik demi kebaikannya di
dunia dan akhirat. Dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita rasa mahabbah
kepada Nabi-Nya yang mulia dan kesediaan untuk mengikuti langkah-langkahnya.
Kita juga bermohon semoga Allah berkenan mematikan kita semua dalam keadaan
mengikuti Sunnahnya, dan membangkitkan kita di bawah lindungan bendera Nabi
Muhammad pada hari pembalasan nanti.
Semoga limpahan shalawat dan salam
senantiasa mengucur kepada junjungan kita, Nabi Muhammad dan keluarga serta
semua sahabatnya yang mulia berikut para pengikutnya yang setia sampai hari
kiamat.
RINGKASAN SAMBUTAN 13 ULAMA YAMAN
Bisrmillahirrahmanirrahim
SEGALA puji hanya bagi Allah Tuhan Pencipta dan
Pendidik serta Pengurus semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah dan
terlimpah kepada junjungan kami, Nabi Muhammad -rasul utusan Allah yang paling
mulia- dan kepada keluarga serta semua sahabatnya.
Sejumlah ulama Yaman
telah menelaah dan meneliti buku Mafahim Yajibu an Tushohhah yang ditulis oleh
Allamah Al-Hujjah Fadhilat Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki. Ternyata karya ini
mendapat pengakuan positif serta sanjungan dari mereka dan menetapkannya
sebagai kitab yang bermutu. Mereka berkenan memberikan sambutan dan
komentar terhadap buku ini perihal pandangan mereka, kitab ini termasuk karya
yang paling bagus di bidangnya. Kelebihan buku ini ditentukan, antara lain,
oleh penulisnya yang berupaya mendekatkan pendapat ulama salaf dan ulama
khalaf dalam lapangan akidah.
Dalam bukunya ini, ia menjelaskan apa yang
diakui rumit oleh banyak orang. Beliau juga membahas secara jelas berbagai
permasalahan yang membuat banyak orang linglung karenanya. Kitab ini bagaikan
untaian kalung mutiara indah, yang terbaik yang pernah di tulis oleh ulama’
Ahlissunnah wal jama’ah, baik pada masa lampau maupun masa sekarang (modern);
baik tulisan yang berupa prosa maupun syair (puisi).
Buku ini
betul-betul diakui sebagai karya istimewa dalam pembahasannya, dan dapat
memenuhi kebutuhan para pencari ilmu, selain memang sejalan dengan akidah Ahlu
Sunnah wal Jama'ah yang wajib diyakini. Oleh sebab itu, semoga beliau
mendapatkan balasan yang baik dari Allah karena jasanya terhadap Islam dan
kaum. Amin.
Diantara ulama Yaman yang memberi sambutan atas hadirnya buku
ini adalah:
1. Mufti Pemerintah Yaman, as-Sayyid Ahmad
bin Muhammad Zubarah.
2. Mutfi Sayyid Ibrahim bin Umar
bin Aqil.
3. Syaikh Asad bin Hamzah bin Abdul Qodir.
4.
Syaikh Ahmad Daud.
5. Sayyid Abdul Hadi Ujail,
Kepala Keuangan Yaman.
6. Muhammad Hizam al-Maqromi.
7.
Syaikh Ahmad Ali al-Washobi.
8. Mufti Zabid
Sayyid Muhammad bin Sulaiman.
9. Syaikh Abdul Karim bin
Abdullah.
10. Syaikh Husain bin Abdullah al-washobi.
11.
Syaikh Sayyid Muhammad Ali al-Batthoh.
12. Syaikh
Muhammad Ali Mukrom.
13. Syaikh Muhammad bin Ali
al-Manshur.
SAMBUTAN SYEKH MUHAMMAD AL-SYADZILI AL-NAIFUR
Mantan Dekan Fakultas Syari’ah Univ. Tunisia
Dan anggota Robithoh ‘Alam
Islamiy Makkah al-Mukarromah
Bismillahirrahmanirrahim
PADA era
modern ini dunia Islam menghadapi krisis serangan yang bertubi-tubi dari para
penentangnya. Serangan yang paling dahsyat dilakukan oleh kaum Zionis bagaikan
ulat yang menggerogoti kayu, mereka menyerang kaum Muslimin dengan berbagai
macam cara yang dapat merusak fisik umat Islam. Serangan mereka memang tidak
terang-terangan kecuali yang mereka lancarkan terhadap kaum Muslimin di
Palestina. Tetapi, serangan mereka secara tidak terang-terangan itu sungguh
telah menggerogoti tulang umat Islam.
Serangan lainnya dilancarkan secara
gencar oleh kaum Salib (Nasrani). Serangan mereka sedemikian keras dan gencar
dalam memerangi Islam dan kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia. Siang-malam,
mereka melakukan penyerangan. Keinginan mereka adalah menindas kaum Muslimin
dan mendesak mereka sampai terpojokkan pada tempat yang paling sempit, bahkan
sampai lenyap. Masing-masing, kaum zionis dan kaum salib saling membantu untuk
menyerang dan menghancurkan Islam dan umatnya. Serangan mereka yang dirasakan
kaum Muslimin sebagai serangan yang paling menyakitkan adalah upaya-upaya
mereka untuk mengacaukan kaum Muslimin sehingga mereka seakan-akan meminum
obat, padahal yang mereka tenggak adalah racun. Kaum muslimin yang tertipu
itu, yang dengan lantang berteriak sebagai pembaharu dan modern, tidak merasa
teracuni sehingga mereka memaksa kaum muslimin untuk mengikuti gerakan
pembaharuan yang mereka ikuti.
Mereka juga angkat suara dengan
propaganda yang diatasnamakan pembaharuan dan liberalisasi untuk menarik
simpati dari dunia Islam.
Serangan-serangan membabi buta yang mereka
lancarkan telah menghancurkan pemukiman muslim dan menguras air mata,
sedangkan mayoritas dari kita sibuk oleh urusan-urusan pribadi kita, seperti
ketegangan yang terjadi diantara kita, atau ketegangan antar negara yang
ditimbulkan dari serangan-serangan yang mereka buat sehingga kita bisa lupa
dengan inti serangan yang mereka maksudkan. Kejadian ini secara tidak kita
sadari akan mengabaikan bahaya dari serangan yang telah membabi buta sehingga
dengan sendirinya akan membuat kita memusuhi teman kita sendiri.
Contoh
dari akibat serangan ini, banyak kita temukan dari kita yang tanpa alasan
memusuhi penganut Asy’ariyyah yang jika kita lihat mereka masih dalam koridor
sunnah yang telah beliau Nabi tinggalkan kepada kita dengan jelas dan
gamblang.
Kita patut berterima kasih kepada Imam Ibnu Asakir -dan semoga
Allah senantiasa memberikan rohmat kepadanya- yang telah tampil berani
mengulas profil Asy’ariyyah dalam kitabnya Penjelasan bohongnya mereka
terhadap berbagai fitnah yang dialamatkan kepada Imam Abi al-Hasan al-Asy’ari.
Dalam komentarnya Ibnu Asakir menggarisbawahi sikap moderat yang ditunjukkan
oleh kaum Asy’ariyyah yang merupakan jalan terbaik diantara menafikan
sifat-sifat Allah dan men-jisim-kan Dzat Allah. Allah telah memberikan
petunjuk kepada Imam Asy’ari untuk membela Sunnah Nabi-Nya dengan dalil-dalil
aqli sehingga dapat menyatukan kaum yang telah terpecah. Kemudian dalam
perkembangan-nya beliau menetapkan sifat-sifat yang telah Allah tetapkan bagi
Dzat-Nya serta menafikan sifat-sifat yang tidak sebanding dengan
keagungan-Nya.
Asy’ariyyah ibarat seperti yang dituliskan Syair dalam
Syairnya:
“Asy’ariyyah adalah kaum yang telah diberi pertolongan Allah
dengan jalan yang benar. Aqidah mereka tidak keluar dari sunnah dan Nash-nash
kitab Allah.”
Untuk menegaskan benarnya Mazhab Asy'ariyyah, tampaknya
cukup dengan memahami bahwa sejumlah ulama handal hampir semuanya dari
kalangan Asy'ariyyah; bahkan sebelum mazhab ini muncul ke permukaan. Sebabnya,
karena mereka memang mengikuti Sunnah Nabi Muhammad Saw. Setelah mazhab ini
tampil ke permukaan, para ulama itu pun mengikutinya. Kalaupun yang mengikuti
mazhab Asy'ariah itu tidak semuanya, yang jelas mayoritas mereka memang
mengikutinya.
Itulah yang dikemukakan oleh Ibnu Asakir dalam kitab Tabyin
Kidzb A1-Miiftari pada bab "Dzikr Jama'at min A'yan Masyahir Ashhabih"
(Sejumlah Tokoh Terkenal Pengikut Abu Al-Hasan Al¬Asy'ary). Adanya
keistimewaan pengikut itu menunjukkan keutamaan yang diikuti. Cukuplah sebagai
salah satu bukti untuk itu, bahwa diantara yang mengikuti Abu Al-Hasan
Al-Asy'ari adalah Al-Qadhi Abli Bakar bin Al-Thayyib Al-Baqillani Al-Bashari,
seorang ulama produktif. Dialah penulis berbagai kitab yang terkenal dalam
kaitannya dengan upaya menjawab tantangan orang-orang yang menentangnya.
Bahkan sampai-sampai Abu Al-Hasan Al-Taimi al-Hambali berkata kepada para
sahabatnya, "Peganglah pendapat orang ini (Al-Baqillani) karena ia selalu
mengikuti Sunnah Nabi Muhammad saw.
Tokoh-tokoh piawai lainnya adalah
Al-Hakim Al-Naisaburi, punulis kitab besar Al-Mustadrak ‘ala as-Shohihain,
Juga Ibnu Faurik, Abu Ishak Al-Asfarayani, Al-Hafizh Al-Ashfahani, Abu
Muhammad Qodli Abdul Wahhab Al-Baghdadi Al-Faqih Al-Maliki. Buku-buku I,, nva
Al-Baghdadi jauh lebih terkenal daripada bukit. Di antara Lnvanya itu mendapat
perhatian khusus dari Al-Imam Al-Maziri, waitu kitab A1-Talqin. Demikian pula,
ulama terkenal sekaliber ~ v i v vhaddits terkenal, Al-Hafizh Abu Dzar
Al-Harwi Al-Maliki, Al-Hafizh \I )ti bakar Al-Baihaqi, Al-Hafizh Abu Bakar
Al-Khathib Al-Baghdadi, I v i aun Abu Al-Ma'ali Al-Juwaini, Abu Al-Hasan
Al-Thabari, Al-Kaya \1 Harasi, dan imam yang terkenal dengan gelar Hujjatul
Islam, Abu ~ I: imid Al-Ghazali. Ulama lainnya yang termasuk tokoh Mazhab
\w'ariyyah dari Maroko (Al-Maghrib) adalah dua imam terkenal, yaitu : v a am
Abu Al-Hasan Al-Qabisi dan Imam Al-Maziri.
Jika diteliti secara cermat•
para ulama pengikut Mazhab \sv'ariyyah itu terbukti sebagai ulama yang paling
banyak. Jadi, Ica ada yang berani menilai sesat terhadap mereka, berarti
hwhanyakan kaum Musliinin adalah sesat. Dan itu berarti telah terjadi ,wacam
kesepakatan mereka atas kesesatan. Dan itu berarti w u nnbohongkan hadis Nabi
Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh v ii as bin Malik ra. yang menyatakan:
"Sesungguhnya Rasulullah ;: vw (pernah) bersabda, `Sungguh umatku tidak akan
bersepakat atas ,~ (•sesatan. Jika kamu melihat (mengetahui) adanya suatu
perbedaan ,'I Jdapat (ikhtilafi, maka kamu harus mengikuti pendapat kebanyakan
!wyoritas)'." (H.R. Ibnu Majah, salah seorang penyusun kitab-kitab v wnah yang
enam Al-Kutub Al-Sittah)
Hal lain yang diserang oleh sebagian kaum
Muslimin "modern" ~ ~ i adalah masalah a1-maulid a1-nabawiyy at-syarif,
memperingati ' ~ lahiran Nabi Muhammad Saw yang muha. Padahal, jika kita
teliti w ara cerrnat, perbuatan itu bukan perbuatan bid'ah. Kegiatan itu ,tru
bertujuan mengagungkan hari kelahiran Nabi Muhammad
Saw demi mengikuti
langkah Nabi sendiri dalam mengagungkan keselamatan Nabi Musa as. pada hari
Asyura (hari ke sepuluh Muharam dengan) menyunatkan saum padanya.
Dan
untuk menghindari penambahan satu hari raya lagi di antara hari-hari Id kaum
Muslimin, maka kaum Muslimin tidak menyebut hari kelahiran Nabi Muhammad Saw
itu sebagai hari Id Milad (Hari Raya Kelahiran Nabi Muhammad Saw). Mereka
hanya menamainya sebagai hari kelahiran (yaum a1-milad). Itu tentu sangat baik
bagi mereka.
Untuk menghilangkan ketidakjelasan mengenai masalah
peringatan al-maulid itu, Imam Jalaluddin Al-Suyuthi telah menje¬laskan dalam
kitabnya Husn Al-Maqshid fi `Amal A1-Maulid (Tujuan Yang Benar (bagus) dalam
Melaksanakan (Peringatan) Maulid).
Itulah di antara paham-paham yang
perlu diluruskan. Masalah¬masalah seperti itulah yang menjadi perhatian
Fadhilah Allamah Dr. Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki dalam kitabnya yang sarat
dengan makna itu (mafahi".
Sebagian besar paham yang keliru itu telah
dibuktikan dan dijelaskan serta diluruskan oleh Syekh Muhammad Alawi. Beliau
telah menunjukkan pendapat yang benar mengenai paham-paham yang keliru.
Tampaknya apa yang dikemukakan penulis telah memadai dan tidak perlu meminta
pandangan banyak ulama untuk mengakui dan mengukuhkannya; seperti dua
permasalahan akidah (teologis) yang telah dikemukakan.
Kami berharap,
serangan-serangan itu dapat berhenti setelah adanya tentang penjelasan apa
yang semestinya diluruskan atau dibenarkan. Semoga berhenti pula pena-pena
yang diarahkan untuk mencederai Islam dan kaum Muslimin, sehingga kita dapat
menyelamatkan katml Muslinun yang telah disesatkan oleh pendapat¬pendapat yang
keliru itu. Dengan demikian, semoga kita termasuk di antara sc:jumlah orang
yang membela kejayaan Islam dengan pena dan pernikiran.
Kami berrnohon
semoga Allah Swt menjadikan kita termasuk di antara orang-orang yang
mendengarkan perkataan dan mengikuti perkataan yang terbaik.
SAMBUTAN SYEKH MUHAMMAD FAL AL-BANNANI
Bismillahirrahmanirrahim
S EGALA puja-puji hanya hak dan milik Allah Swt,
Tuhan Yang Mengurus dan Mendidik semesta alam, Tuhan Yang berfirman, "Dan
bertolong-tolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan ~ IN takwa, dan
janganlah tolong menolong dalam (mengerjakan) , rbuatan dosa
dan permusuhan." (Q.S. Al-Ma'idah [5]: 2). Dia juga ,! yang berfirman, "...
dan janganlah sebagian kamu menggunjing ! jagian yang lain. Sukakah salah
seorang di an tara kamu memakan ;rJing saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa ~k kepadanya." (Q.S. Al-Hujurat [49]: 12). Dia juga
berfirman, "Or¬~ Ig -orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan,
haaian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain." (Q.S. Al¬!Wah [9]:
71)
Semoga rahmat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan .a,
rasul yang paling mulia, komandan ahli surga yang tampan¬vipan nan penuh
ceria, seorang rasul yang pernah bersabda,
Orang mukmin dengan
(bantrran) saudaranya adalah (menjadi) banyak.
Dia jugalah yang
menyatakan,
Mukmin itu saudaranya mukmin. Tidak boleh menzaliminya dan
tidak boleh menyerahkannya kepada yang (akan) menzaliminya.
Beliau juga
menegaskan:
Perumpamaan kaum Mukminin dalam hal saling mencintai dan
saling menyayanginya bagaikan (satu) jasad. Jika ada di antaranya satu anggota
yang sakit, semua anggota tubuh akan sulit tidur dan merasa sakit (demam).
Kaum
rnukrninin itu bagaikan (safu) bangunan yang kokoh, yang sebagian
(komponennya) menguatkan bagian yang lainnya.
Beliau juga orang yang
berwasiat:
.Ianganlah kamu saling mendengki, saling membenci,
danjangan pula saling membelakangi. Jadilah kamu sebagai hamba-hamba Allah
yang bersaudara.
Masih banyak sabdanya yang mengajak kaum mukminin untuk
ding mengasihi dan mencintai, serta senantiasa menjalin tali ~
v saudaraan, bahkan selalu berbaik sangka kepada Allah dan n.pnda sesama
hamba-Nya.
Saya telah menelaah secara cermat kitab yang ditulis oleh seorang ~~trawan,
ahli hadis, ahli bahasa, a1-arib (orang yang sangat mahir), a knh panutan
orang-orang pintar dan terhormat, keturunan orang¬; , mg terpandang dan mulia,
Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki - v t trrunan Imam Malik dart segi kelahiran
dan negerinya- ini. Saya
~ v [cesimpulan, berbagai permasalahan telah
dibahas dan dikaji aira teliti dan benar. Hal itu terjadi karena
bahasan-bahasan dalam ! ;,ah ini dilandaskan pada berbagai nas dan dalil yang
tidak ,, rryisakan keraguan dan kesamaran pada hati orang yang wnpunyai
pegangan berupa ilmu dan sikap bijaksana (adil). t_*aya bahasa dan penuturan
yang bagus, metode dan teknik i :ibahasan yang menarik serta metode penelitian
yang benar, telah ,idorong saya untuk ikut member-ikan komentar dan pengantar.
,va melakukan ini sebagai tanda ikut berpartisipasi dalam ,:jawab para
penentang untuk mengajak mereka kembali kepada ; x-naran. Saya ingin mengajak
mereka untuk tidak mengkafirkan ()rang Muslim hanya karena masalah-masalah
yang tidak ~rpakati. KetahLtilah, para ulama telah sepakat, jika ada
seorang
' ;slim mengeluarkan pernyataan atau melakukan sesuatu yang
rnpunyai kemungkinan kemurtadan, hendaklah tidak terburu¬;ar mengambil
kesimpulan (vonis) untuk menghindari pernyataan 1 ma seseorang -yang dituduh-
telah keluar dari Islam.
Menurut saya -Allah tentu lebih mengetahuinya-
tidak ada ~:ill lain bagi para penentang terhadap berbagai masalah yang v !
rgkat dan dibahas dalam buku ini kecuali "menyerah" (al-taslim) nadap apa yang
dikandung di dalamnya. Sebab, apa yang i:<uldung di dalamnya hampir
menrpakan ijmak atau kesepakatan ulama, baik ulama masa lalu maupun masa kini;
sebagaimana dijelaskan oleh sejumlah ulama handal dan para penghafal hadis dan
Al-Qur'an di antara para ulama Islam yang telah dikenal dunia Islam. Semoga
mereka mendapatkan balasan yang berhpat ganda atas jasa-jasanya pada Islam dan
kaum Muslimin. Dan semoga penulisnya pun mendapatkan ganjaran yang terbaik dan
diberi umur panj ang.
Karya ini diharapkan bisa menjadi khazanah nan
penuh berkah dan bermanfaat bagi kaum Muslimin yang hanya menghendaki
tampilnya kebenaran ke permukaan dunia. Semoga Allah Swt juga berkenan
merahmati para pendahulunya yang saleh, 'alim dan 'amil (banyak berkarya)
sesuai dengan ilmunya. Mereka telah berjasa karena telah menyebarluaskan -dan
memahamkan ke hati umat Islam- berupa ilmu-ilmu Al-Qur'an dan Sunnah serta
alat-alat untuk membongkarnya; ilmu-ilmu yang mereka sebar-luaskan ke berbagai
pelosok bumi, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Sebagai peran dan
pengaruh para ulama, banyak kaum Muslimin di hampir seluruh penduduk dunia
dapat mengenyam ilmu-ilmu tersebut. Sungguh saya berani bersaksi, di antara
yang saya kenal dari keluarga penuhs yang muha itu adalah ayahnya sendiri. la
adalah Syekh Sayyid Alawi Abbas Al-Maliki. Dialah tokoh terkenal yang sangat
berperan dalam medan dakwah Islami dan penyampaian ilmu¬ilmu agama. Seringkah
saya menghadiri -khususnya pada beberapa tahun secara berturut-turut- kajian
yang disampaikan ayah penulis buku ini di Masjid Al-Haram. Mated yang
disampaikannya adalah Al-Qur'an, tafsir Al-Qur'an, hadis, fikih, tauhid dan
akidah serta mated lainnya. Begitu menariknya kajian yang ia sampaikan,
mu¬rid-murid dan para audiens yang mengikuti majelis-majelisnya semakin
banyak. Semoga Allah Swt berkenan melimpahkan rahmat yang luas baginya. Semoga
pula Allah memanjangkan usia pewarisnya dalam ilmu dan kesinambungan dalam
mengajar, yakni kepada seorang pemuda yang saleh dan kuat tauhidnya serta
bagus ketakwaannya, Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki. Semoga ia, sang putra,
clapat menyelamatkan iunat dari kesesatan, dan senantiasa mencintni Uah (Ian
I2asul-Nya.[]
SAMBUTAN SYEKH MUHAMMAD SALIM ADUD
Bismillahirrahmanirrahim
BENARLAII paham yang telah dijelaskan kitab
Mafahim yang pernah membuat bingung banyak orang, dan dipenuhi kesamaran dan
ketidakjelasan;
Kitab Mafahim berisi bahasan yang teliti dan mendalarn
Tidak
ada padanya kekacauan kajian, percampuradukan, manipulasi, dan tiada pula di
dalamnya kebimbangan;
(Syekh) Alawi memaparkan di dalamnya untuk kita
apa
yang belum pernah dipahami para cerdik pandai;
Tampaklah dalam kitab
tersebut, meski masih banyak yang meragukan dan mengingkarinya, himpunan
(argumentasi), syarah, penjetasan, dan pemahaman;
lintuk ntencapai apa
yang diminta, penulis dibantu oleh empat komponen.
nas, kias, tafwidh
-menyerahlcan hakikatnya kepada Allah- dan ilham (dari-Nya);
la balas
cercaan dan hinaan yang terarah kepadanya
dengan diam dan tidak
membalasnya
Maka tampaklah bahwa yang digembar-gemborkan dan diakui
(sebagai kebenaran) itu
sebenarnya hanya sekadar khurafat dan wahm
(praduga dan tidak mempunyai landasan)
Jika ada selain 7tuhan berhak
disujudi,
maka akan "tunduklah", karena (penjelasan) kami, pada wajah Ibn
Abbas (A1-Maliki)
Dengan alasan itulah, sambutan dan pengantar terhadap
kajian itu aku htlis, sambil berharap,semoa aku dicatat punya saham dalam
membeta yang hak.
Bismillarrahmanirrahim
Segala puji hanya
milik -alunat dan salam tercurah kepada Nabi termulia dan rasul dan segenap
sahabatnya.
- .-:: telah membaca karva S% A1-Hasani Al-Makki ini.
---
:_ai komentar dan pengantar - - ~- -rnulisnya.
-~asa merasa sejalan
dengan apa y.¬:ah Mufti Hasanain Muhamr.:::; '.' . kini telah tiba saatnya
membentuk
satu barisan
---.-:-uh yang menggalang kekuata:: -.-__¬--- ita-cita
menghancurkan Islam -_-:_ - -: :n aemua pemeluknya dari
---:lafsu
mengotori tanah-tanah : Hendaklah para ulama saling br•
:--:. .::-hal yang menjadi medan ijtih:~ -_
:-mikian, diharapkan
kekuatan ~ :-. ~:,; a karena bentrok di antara mr--r,__
LAMPIRAN: PERMOHONAN MAAF PENULIS
Bismillahirrahmanirrahim,
Kami mohon maaf khususnya kepada para ulama
yang telah mengirim sambutannya kepada kami, namun belum sempat dimuat dalam
edisi ini. Para ulama itu:
1. Al Imam Al Allamah Al
Ushuly Al Luqhawy As Syaikh Sidi Al Faruqy, Ketua Majelis Ulama Maroko.
2.
Al Allamah Al Faqih Ibnusshadiq As Syaikh As Sayyid Abdullah Ibnu
Muhammad Ibnusshadiq Al Ghamary, Ulama besar Maghrib.
3.
Al Allamah Al Muhaddits Al Ushuly As Syayyid Abdul Aziz Ibnu Muhammad
Ibnusshadiq Al Ghamary.
4. Al Ustadz As Syayyid
Muhammad Ibnu Ali Al Habsy, Ketua Markas Islam Indonesia.
5.
Al Imam Al Allamah Al Arifbillah Al Habib Abdul Qadir As Saggaf, Mufti
Hadramaut.
6. Al Allamah Al Faqih As Sayyid Ibrahim
Ibnu Uqail, Mufti Al Hadidiyah.
Kami haturkan terima kasih yang
setinggi-tingginya dan berdo’a, semoga Allah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita sekalian.
Wasalam,
ttd
MUHAMMAD
ALWY AL-MALIKY AL-MAKKY
PERMOHONAN MAAF PENERBIT
Bismillahirrahmanirrahim,
Kami mohon maaf kepada penulis buku dan para
pembaca buku ini, lantaran kami belum sempat memuat beberapa kata sambutan,
yang telah kami terima dari para ulama.
Namun demikian, pada prinsipnya
berbagai sambutan tersebut sama dengan atau mendukung semua sambutan yang
telah dimuat. Oleh sebab itu kami cukupkan saja dengan menyebutkan nama-nama
beliau sebagai berikut ;
1. As Syaikh Muhammad Abdul
Wahid Ahmad (Wakil Menteri Wakaf Mesir).
2. As Syaikh
Ibrahim Ad Dusuqy Amr’iy (Mantan Menteri Wakaf Mesir).
3.
Al Allamah As Syaikh Husain Mahmud Muawwidl (Ulama Besar Al Azhar As
Syarif).
4. Abu Zaid Ibrahim Sayyid Mesir (Pembina
Bahasa Arab yang Diperbantukan di Dubai).
5. Al Allamah
As Syaikh Muhammad Azizurrahman Al Haqqany Al Hazarawy (Khatib dan Imam Masjid
Asshadiqul Akbar, Rawalpindi Pakistan).
Wasalam,
Penenbit
PERNYATAAN ULAMA UNTUK PEMULIHAN NAMA BAIK PENULIS
Catatan Penerbit:
Tak berapa lama setelah kami terbitkan buku “MAFAHIM
YAJIB AN TUSHAHAH” (Paham-paham yang Perlu Diluruskan)ini, terbit pula buku
tandingan yang berjudul “HIWAR MAAL MALIKY” (Perdebatan dengan Al Maliky) yang
mencoba menggugat dan berdebat melalui buku.
Oleh sebab itu, para ulama
Majelis Qismul Hadits An Nabawy Universitas Al Azhar As Syarif Kairo Mesir,
segera membuat surat pernyataan bersama yang maknanya kurang lebih membela
kebenaran isi buku “MAFAHIM YAJIB AN TUSHAHAH” (Paham-paham yang Perlu
Diluruskan). Dimana pada kesempatan yang baik ini, kami kutipkan sebagai
berikut:
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Wasshalata Wassalamu’ Ala
‘Asyrafil Mursalin Sayyidina Muhammad Wa’ala Alihi Wa Shahbihi Ajma’in. Amma
Ba’du:
Kami telah sepakat dan menetapkan bahwa Kerajaan Saudi Arabia
merupakan pusat atau sumber ilmu agama Islam dan tempat turunnya wahyu, serta
mengakui pula pcmerintah dan keluarga Saud sebagai orang-orang yang beriman,
ikhlas dalam membela Islam dan menyebarkan berbagai ajaran-Nya yang hak, demi
tercapainya persatuan dan kesatuan ummat Islam.
Demikianlah kenyataannya
sampai saat ini, bahkan keluarga kerajaan telah menyatakan din sebagai
Khadimul Kharamain As Syarifain.
Kami dan juga para ulama lain yang
mengajar atau berziarah ke Makkah - ketika memasuki Masjidil Haram melalui
Babus Salam - telah menyaksikan seorang Ulama besar hadits dari keluarga Al
Maliky yaitu As Sayyid Doktor Muhammad Alwy Al Maliky, yang menghambakan diri
untuk menyebarkan hadits dan ilmu hadits, sebagaimana ayahanda beliau.
Kami
juga menyaksikan bahwa keluarga ini memiliki keistimewaan dalam hal
meriwayatkan hadits, yakni dengan cara langsung (dari lisan ke lisan), mulai
dari beliau, ayahandanya, Syaikhnya dan seterusnya dan seterusnya sampai
Rasulullah SAW (Hadits Musalsal).
Al Maliky adalah salah seorang ulama
dunia yang tidak perlu diragukan lagi eksistensi dan peranannya. Bahkan akan
menjadi satu kebanggaan bagi setiap negara dimana beliau menjadi salah seorang
penduduknya dan pendukungnya yang setia.
Jadi, memang demikianlah beliau
ini, yang merupakan salah Seorang pemegang bendera dakwah Islamiah dunia,
selalu ikut serta dalam membangkitkan kembali kebudayaan dan kejayaan Islam
dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. Sungguh kami tidak bersaksi kecuali
atas satu kebenaran.
Oleh sebab itu, sungguh sangat menyedihkan bila ada
orang yang berani mengotori kesucian jihad dan kepribadian ulama besar hadits
ini. Mereka benar-benar telah melakukan kekeliruan fatal. Bahkan, lebih
berbahaya lagi karena mereka nampaknya hendak membungkam ulama ini, dan
melemparkannya dari medan jihad dengan menuduhnya kafir dan syirik.
Padahal
berbagai pendapat beliau itu sama sekali tidak berbeda dengan pendapat dari
para ulama besar terdahulu seperti Al Imam As Suyuthy, Ibnu Hajar, As Subky
dan lainnya.
Seandainya para penentang beliau ini mau menyempatkan diri
membaca kitab-kitab rujukan As Sayyid Muhammad Alwy yang di jadikan landasan
dan pendapat beliau, niscaya mereka tidak akan sampai segegabah itu melakukan
berbagai tuduhan yang keji.
Adapun beberapa pendapat yang mereka rekayasa
(dalam buku Hiwar Maal Maliky) - yang seakan merupakan pendapat dari Al Maliky
- sudah jelas merupakan fitnah besar, dengan mata dan hati buta, yang mereka
jadikan pula sebagai dasar tuduhan untuk mengkafirkan dan mensyirikkan Al
Maliky.
Sungguh kami telah membaca semua buku karya Al Maliky, dan
ternyata tidak pernah kami dapatkan satu pendapat pun dari beliau, seperti
yang mereka tuduhkan kepada beliau dalam buku Hiwar Maal Maliky.
As
Syaikh Muhammad Alwy Al Maliky, adalah seorang spesialis ilmu hadits, sehingga
berhasil menduduki jenjang tertinggi dalam pendidikan di Universitas Al Azhar
Mesir, dengan menyandang segudang predikat yang memuaskan pula.
Berbagai
buku karangan beliau dalam bidang; Al Hadits, At Tasyri, Tarikh Rasulullah
SAW, sangat memuaskan semua pihak, demikian pula para pelajar yang menuntut
ilmu pada beliau.
Kami telah melakukan komprehensip pada semua buku karya
beliau, menyimak dan meneliti semua hadits dan dalil yang digunakan sebagai
argumentasi, begitu pula kami telah melihat sendiri akhlak dan shalat serta
majelis-majelis taklim beliau, dimana membawa kami pada kesimpulan bahwa alim
ulama ini sungguh telah melakukan tugasnya dengan penuh keikhlasan dan amanah,
serta sama sekali tidak pernah melanggar satupun aturan yang berlaku.
Oleh
sebab itu, kami menganjurkan kepada penulis buku Hiwar Maal Maliky dan
sejenisnya, untuk segera bentobat kepada Allah.
Sesungguhnya apa yang
mereka timpakan terhadap As Sayyid Muhammad Alwy Al Maliky, sudah merupkan
kesalahan dan dosa besar. Islam melarang tindakan semacam kafir mengkafirkan
dan syirik menyirikkan terhadap sesama Muslim, terlebih lagi karena Iman itu
terletak di dalam hati, dan hanya Allah-lah yang mengetahui isi hati
manussia.
Firman Allah SWT:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ
فَتَبَيَّنُواْ وَلاَ تَقُولُواْ لِمَنْ أَلقَى إِلَيْكُمُ السَّلاَمَ لَسْتَ
مُؤْمِناً تَبْتَغُونَ عَرَضَ الحَيَاةِ الدُّنْيَا فَعِندَ اللّهِ مَغَانِمُ
كَثِيرَةٌ كَذَلِكَ كُنتُم مِّن قَبْلُ فَمَنَّ اللّهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُواْ
إِنَّ اللّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيراً
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan
Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang
mengucapkan “salam” (tanda-tanda masuk Islam) kepa-da-mu; “kamu bukan seorang
Muslim” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan
di dunia. Lantaran di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan
kamu dahulu, lalu allah menganugrahkan ni’mat-Nya atas kamu maka telitilah.,
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S An Nisa (4);
94)
Sedangkan dalam sebuah riwayat, Rosullulah SAW juga tidak menerima
alasan yang dikemukakan oleh panglima Usamah (yakni ;”boleh jadi orang yang
mengucapkan tanda-tanda masuk islam itu hanya untuk menghindari maut” )dengan
pertanyaan balik dan komentar singkat beliau yakni :”Apakah engkau telah
membelah dadanya?”
Selain itu, adabanyak sabda Rosullulah SAW yang juga
senada (artinya) :
“Siapa yang mengatakan kepada saudaranya ; “hai
kafir”. Maka kata itu pasti jatuh atas salah seorang diantara keduanya.”
“Barang
siapa yang menuduh seseorang kafir atau mengatakan wahai musuh Allah dan
ternyata tidak benar demikian, maka ucapan ditimpakan kepadanya (yang
mengucapkan).”
“Diantara asal iman itu ada tiga yakni ; menahan diri dari
neraka yang mengucapkan ;”tidak ada tuhan selain Allah”, tidak mengkafirkannya
karena perbuatan dosanya, dan tidak pula mengeluarkannya dari Islam karena
kebodohannya.” (HR Muslim)
Oleh sebab itu, dengan dasar apa gerangan
penulis buku Hiwar Maal Maliky itu menulis fitnah dan tuduhan yang melampaui
batas?
إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبِّ المُعْتَدِينَ
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang,yang melampaui batas.” (Q.S AL
Baqarah(2): 190)
Argumentasi macam apa yang digunakannya? Sehingga dengan
lancang, berani mengkafirkan seorang Muslim yang telah disaksikan dunia, baik
keimanan maupun kealimannya?
Oleh sebab itu, sekali lagi kami menghimbau
kepada penyusun buku Hiwar Maal Maliky untuk segera menarik seluruh ucapannya,
meminta maaf kepada orang-orang yang mereka zalimi serta bertobat kepada Allah
SWT, serta mengulangi lagi 2 Kalimah Syahadatnya.
Kitab Hiwar Maal Maliky
yang sarat dengan penghinaan dan perendahan itu - baik pada pribadi As Sayyid
Muhammad Alwy Al Maliky, maupun pada ilmu serta nasab beliau - sesungguhnya
telah memerangkap penulisnya sendiri ke dalam larangan Rasulullah SAW
(artinya):
“Menghina seorang Muslim itu hukumnya fasik dan memeranginya
hukumnya kufur.”
Buku Hiwar Maal Maliky Membantu Suksesnya Program
Freemasonry
Buku Hiwar Maal Maliky dan yang sejenisnya itu, sesungguhnya
telah membantu gerakan freemasonry dan musuh Islam lainnya, karena
bagaimanapun juga kandungan isinya berpotensi besar untuk memecah belah
persatuan dan kesatuan ummat Islam dengan jalan menisbahkan ummat dan ulama
mereka.
Buku Hiwar Maal Maliky ini juga telah dianggap ke luar dari rel
dan jalur Syariah, lantaran Islam tidak membenarkan “perbedaan persepsi, hasil
ijtihad maupun perbedaan pendapat yang natural” dijadikan tembok pemisah untuk
membelah satu kesatuan menjadi dua kelompok yang selalu siap untuk saling
menerkam. Yang mengingatkan kita pada semboyan dan strategi para penjajah
terdahulu yakni; “Devide Et Impera” (pecahkan dan pasti menang).
Jadi,
apakah missi ini yang sedang dijalankan oleh buku Hiwar Maal Maliky? Lantas,
apa bedanya dengan tindakan kriminal dari para penjajah - yang selalu
menciptakan iklim perang urat syaraf - sejak dahulu hingga kini?
Buku
Hiwar Maal Maliky Merupakan Tindakan Pembokong
Buku Hiwar Maal Maliky
ini, juga mereka yang sepaham dengannya, dapat dikatakan sedang berusaha
menancapkan tonggak-tonggak pemisah yang memperdalam jurang perbedaan di
antara ummat Islam.
Memang sangat tragis lantaran di tengah berbagai
kesibukan ummat Islam dengan segala daya dan upaya, dalam rangka menghadapi
dan membendung gerakan freemasonry serta yang lainnya dari luar Islam,
tiba-tiba ada gerakan dari dalam tubuh ummat Islam sendiri yang melakukan
desersi, menusuk dan membokong dari belakang, tanpa perasaan dan tedeng
aling-aling.
Sungguh luar biasa! Sebutan apakah yang paling pantas tuk
mereka itu?
Padahal ada satu hal penting yang jangan sampai kita lupak
yakni bahwa, kunci keberhasilan setiap musuh dalam memperlem kekuatan dan
memecah belah Ummat Islam adalah dengan cara meniup-niupkan berbagai isu,
prasangka dan fitnah kepada ummat terhadap para ulama.
Lantaran begitu
ummat sudah tidak lagi percaya kepada para Ulama, maka dengan tali yang mana
lagi ummat itu dapat menghubungkan dirinya dengan Al Qur’an dan hadits.
Oleh
sebab itu, buku Hiwar Maal Maliky ini - dengan daya destruktifnya - jika tidak
segera ditarik dari peredaran, maka akan terus menerus merentas tali
penghubung antara ummat dengan ulamanya, yang pada gilirannya akan membuat
ummat kembali seperti semula, meraba-raba dalam kebutaan.
Wahai penyusun
buku Hiwar Maal Maliky, apakah anda akan terus membantu musuh Islam untuk
mencampakkan para Ulama Islam? Kembalilah dan alihkanlah daya upaya dan
kreativitas anda untuk memerangi musuh-musuh Islam di muka bumi ini.
Jihad
anda selalu ditunggu oleh berbagai tugas yang tidak terhitung banyaknya, untuk
menghadapi orang-orang kafir, gerakan freemasonry, zionisme, baha’iyah,
qadyaniah , sekularisme, atheisme dan yang lainnya.
Ditinjau dari cara
penyampaiannya, buku Hiwar Maal Maliky ini juga telah melanggar aturan Islam
dengan melakukan sumpah serapah terhadap seorang Muslim, sehingga jika hukum
Islam diberi ukan atasnya, maka seharusnya penyusun buku itu didera 80 kali
dengan cemeti dan ditolak persaksiannya.
Kami harapkan para ulama - di
seluruh dunia secara umum, Ulama Saudi Arabia khususnya - dapat menyambung
kembali tali-tali pemersatu supaya dapat menghentikan gerak laju setiap dengen
yang merobek persatuan ummat Islam selama ini.
Dan harapan kami yang
terakhir adalah; “Kepada yang Mulia. Peerintah Kerajaan Saudi Arabia, agar
mengjinkan kembali ulama besar Al Maliky berkumpul dengan para ulama dan para
pelajar beliau di Masjidil Haram, supaya ilmu beliau bertambah manfaat dan
hikmahnya bagi kita semua”. Aamiin.
Para penanda tangan:
1.
Ulama Majelis Bidang Hadits, Universitas Al Azhar, Mesir.
2.
Dr. Ahmad Umar Hasyim (mantan Ketua Majelis Bidang Ilmu Hadits dan Dekan
Fakuftas Ushuluddin di Raqaziq).
3. As Syaikh Muhammad
As Sinrawy (Ketua Badan Koreksi Masalah-Masalah Agama Al Azhar, Anggota Dewan
Mustasyar Agama Islam).
Dr. Abdul Ghany Ar Rajihy (Dosen Dirosah Ulya
Universitas Al Azhar, Mesir).[]