Terjemah Tuhfatul Ahwadzi

Nama kitab: Terjemah Tuhfatul Ahwadzi Syarah Sunan Tirmidzi Abdurrahman Al Mubarakfuri Bidang studi: Hadits Nabi (Al Sunnah), syarah hadits. Etnis: In

Terjemah Tuhfatul Ahwadzi

Nama kitab: Terjemah Tuhfatul Ahwadzi Syarah Sunan Tirmidzi
Judul asal yang populer: Terjemah Tuhfatul Ahwadzi Syarah Matan Sunan At Turmudzi
Judul lengkap: Terjemah Tuhfatul Ahwadzi Syarah Matan Sunan At Turmudzi  (تحفة الأحوذي بشرح جامع الترمذي)
Penyusun: Abdurrahman Al Mubarakfuri, al-Mubrakpuri (أبو العلا عبد الرحمن المباركفورى)
Nama lengkap: Abul 'Ula Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim Al Mubarakfuri (محمد عبد الرحمن المباركفوري).
Lahir: 1865 M
Tempat lahir: Mubarakpur, India
Etnis: India
Wafat: 22 Januari 1935 (umur 69–70), Mubarakpur
Bidang studi: Hadits Nabi (Al Sunnah), syarah hadits.
Penerjemah:

Daftar Isi

  1. Biografi Pengarang
  2. Profil Kitab Tuhfatul Ahwadzi
  3. Download Terjemah Tuhfatul Ahwadzi
  4. Download Tuhfatul Ahwadzi versi Arab
  5. Kitab Hadits lain:
    1. Terjemah Shahih Bukhari
    2. Terjemah Shahih Muslim
    3. Terjemah Sunan Abu Dawud
    4. Terjemah Sunan Tirmidzi
    5. Terjemah Sunan Nasa'i
    6. Terjemah Sunan Ibnu Majah 
    7. Terjemah Sunan Musnad Ad-Darimi
    8. Terjemah Muwatta Malik
    9. Terjemah Musnad Ahmad
    10. Terjemah Arbain Nawawi 
    11. Terjemah Bulughul Maram
    12. Terjemah Ibanatul Ahkam (Syarah Bulughul Maram)
    13. Terjemah Riyadhus Shalihin
    14. Terjemah Fathul Bari Syarah Bukhari
    15. Terjemah Syarah Muslim oleh al-Nawawi 
    16. Terjemah Al-Adzkar Nawawi
  6. Kitab Hadits Terbaru

    Biografi Pengarang: Abdurrahman al-Mubrakputri

    Nama lengkap penulis adalah Abû al-‘Alî Muhammad Abd al-Rahmân bin al-‘Allâmah al-Hâfizh al-Hâj al-Syaikh ‘Abd al-Rahîm bin al-Haj al-Syaikh Bahâdur al-Mubârakfûrî (dikenal dengan al-Mubârakfûrî). Dia dinasabkan kepada Mubarakfûry, sebuah kampung besar yang terletak di India, di tengah-tengah antara daerah Junfûr, Nabâris, Gâzîfûr dan Kurkahbûr. Dia lahir pada tahun 1283 H di sebuah daerah, yaitu Mubârakfûr dan meninggal pada tahun 1353 H.

    Sejak kecil, ia telah mengkhatamkan al-Qur’an dan mempelajari bahasa urdu dan farisi. Kemudian dia melakukan perjalanan ke daerah-daerah yang bersebelahan dengan kampung halamannya. Di tempat-tempat itulah, dia mempelajari bahasa Arab (sharaf dan nahwu), fiqhi, ushul fiqhi, mantik. filsafat dan ilmu-ilmu lainnya dari beberapa ulama seperti Syaikh Hisâm al-Dîn al-Mu’wî dan Syaikh Faidhullah al-Mu’wî. Sedangkan ilmu tafsir dan ilmu hadis dipelajari dari seorang guru yang dikenal dengan lautan ilmu dan teladan ummat, yaitu al-Imâm al-Hâfizh Syaikh ‘Abdullah al-Mu’wî. 

    Selanjutnya, dia melakukan perjalanan ke Dehli atas perintah gurunya dan izin orang tuanya untuk berguru ilmu hadis kepada Nadzîr Husayn al-Bihâriî, (seorang ulama seperti Imam Bukhary pada zamannya, Abu Hanifah dalam bidang fiqhi, Sibawaih dalam bidang bahasa Arab, al-Jurjâni dalam ilmu Balaghah, Syiblî dalam ilmu irfan dan irsyad, Ibnu Adhâm dalam bidang zuhud dan seperti Ibnu Hambal dalam kewaraan dan ketakwaannya). Guru dia ini dikenal sebagai hujjah, syaikh al-‘Alî dan ikutan ummat, bahkan al-Dahlawî memberinya gelar Syaikh al-Kulli fi al-Kulli. Kepadanyalah, al-Mubârakfûrî mempelajari kitab-kitab hadis seperti Shahih Bukhâri, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud dan Sunan al-Tirmidzî. Dia mendapat ijazah dari gurunya itu untuk mempelajari kitab-kitab tersebut.

    Setelah menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan, al-Mubârakfûrî kembali ke kampung halamannya. Siang dan malam, Dia memberikan pengajaran, mengajak manusia kepada jalan Allah Swt dan menunjukkan jalan yang lurus. Bahkan dia mendirikan sekolah yang diberi nama Dâr al-Ta’lîm. Melalui sekolah itu, dia mengajarkan sunnah, memberi fatwa dan nasehat kepada ummat, baik melalui pena maupun lisan.

    Dalam ilmu hadis, dia memiliki keistimewaan dan kekhususan, yaitu mampu membedakan hadis-hadis shahih dan dhaif, marfu’ dan mawquf, mahfuzh dan ma’lul, muttashil dan mungqathi’ dan jenis-jenis ilmu hadis lainnya seperti ilmu rijal hadis, jarah dan ta’dil serta thabaqah-thabaqahnya. Di samping itu, dia juga memiliki pemahaman yang mendalam terhadap makna-makna hadis dan mengeluarkan istimbat darinya. Tidak seorang pun menyamai kemampuan dia pada zamannya.

    Kemudian dari segi periwayatan hadis, dia memiliki dua jalur sanad, yaitu: Pertama, Dari gurunya, Sayyid Muhammad Husayn Nadzîr (dikenal dengan Syaikh al-Kulli fi al-Kulli), dari Syaikh al-Mukarram Muhammad Ishâq al-Muhdits al-Dahlawî, dari Abdul Azîz al-Dahlawî, dan dari Syaikh Imâm Waliullah al-Dahlawî; Kedua, al-Qâdhi Husayn bin Muhsin al-Anshârî, dari gurunya Muhammad bin Nâshir al-Husnâ al-Hâzimî dan al-Qâdhi al-Allâmah Ahmad bin al-Imâm Muhammad bin ‘Alî al-Syaukânî, dan dari Imâm al-Hâfizh al-Rabbânî Muhammad bin ‘Alî al-Syaukânî.

    Karya-Karyanya
    Adapun karya-karyanya antara lain:
    1. Muqaddimah Tuhfat al-Ahwadzî
    2. Tukhfat al-Akhwadzî Syarh Jâmi’ al-Tirmidzî
    3. Abkâr al-Manân fî Tanqîd Atsâr al-Sunan
    4. Tahqîq al-Kalâm fî Wujûb al-Qirâ’ah Khalf al-Imâm
    5. Khair limâ ‘Awn fî Man’I al-Firâr min al-Thâ’ûn
    6. al-Maqâlah al-Husnâ fî Sunniyah al-Mushâfahah bi al-Yadi al-Yumnâ
    7. Kitâb al-Janâ’iz
    8. Nûr al-Abshâr
    9. Dhiyâ’ al-Abshâr
    10. Tanwîr al-Abshâr dan
    11. al-Qaul al-Sadîd Fîmâ Yata’allaq bitakbîrât al-‘Iyd.

    Profil Kitab Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Tirmidzi

    Nama lengkap kitab tersebut adalah Tuhfat al-Ahwadzî Syarh Jâmi’ al-Tirmidzî. Kata Tuhfat berarti karya besar, mutiara, permata dan hadiah. Sedangkan kata al-Ahwadzî berarti ringan dalam melakukan sesuatu karena kecerdasan dan ketajaman pikirannya.8 Dengan demikian, judul kitab syarah tersebut dapat diartikan dengan “Suatu karya yang dapat meringankan dan memudahkan memahami hadis-hadis dalam kitab Sunan al-Tirmidzî melalui syarah yang cemerlang.” 

    Pada mulanya, kitab syarah ini terdiri dari 4 jilid besar. Kemudian dicetak ulang oleh percetakan Dâr al-Fikr dengan 10 jilid. Susunan dan metode kitab ini dijelaskan secara panjang lebar di dalam Muqaddimah . Kitab yang terakhir ini terdiri dari dua juz digabung menjadi satu jilid, terdiri dari dua bab, yaitu bab pertama, membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan ilmu hadis, kitab-kitab dan penyusunnya secara umum. Bab ini terdiri dari 41 pasal. Pasal pertama membahas tentang ilmu hadis, materi dan tujuannya, Pasal kedua membahas tentang keutamaan ilmu hadis dan ahlinya, pasal ketiga membahas tentang pentadwinan hadis, keempat membahas tentang penulisan hadis, kelima membahas tentang ketetapan hadis sebagai hujjah dan kewajiban mengamalkannya dan seterusnya sampai pasal 41 yang membahas tentag kitab-kitab hadis selain kitab standar, seperti Shahih Ibnu Khuzaimah, Shahih Ibnu Hibbân dan lain-lain.

    Bab kedua membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan Imâm al-Tirmîdzî dan kitabnya. Bab ini terdiri dari 17 pasal. Pasal pertama membahas tentang biografi Imam al-Tirmîdzî, kedua membahas tentang keutamaan Jâmi’ al-Tirmîdzî, ketiga membahas tentang periwayat-periwayat Jâmi’ al-Tirmîdzî, keempat membahas syarat-syarat al-Tirmîdzî, kelima tentang susunan Jâmi’ al-Tirmîdzî dan seterusnya sampai kepada pasal 17 yang membahas tentang penjelasan sebahagian lafaz-lafaz yang digunakan oleh pensyarah, baik dalam muqaddimahnya maupun dalam syarahnya terhadap kitab Jâmi’ al-Tirmîdzî. 

LihatTutupKomentar