Tolong Menolong
Judul kitab/buku: Terjemah Risalah Muawanah, Risalatul Muawanah, Risalat al-Muawanah
Judul asal kitab: Risalah al-Muawanah wa al-Muzhaharah wa al-Muwazarah li al-Raghibin min al-Mukminin fi Suluk Thariq al-Akhirah
Judul asal dalam teks Arab: رسالة المعاونة والمظاهرة والموازرة للراغبين من المؤمنين في سلوك طريق الآخرة
Judul bahasa Inggris:The Message of God's favour
Penulis/pengarang: Abdullah al-Haddad
Nama lengkap: Al-Habib Abdullah ibn Alawi al-Hadad al-Hadrami al-Syafi'i (عبدالله بن علوي بن محمد الحداد)
Tempat, tahun lahir: Tarim, Hadramaut, Yaman pada Malam Kamis, 5 Safar 1044 H/ 30 Juli 1634 M.
Tempat, tahun wafat: Tarim, Hadramaut, Yaman pada Malam Selasa, 7 Dzulqa'adah 1132 H/ 10 September 1720 M (usia 86 tahun).
Bidang studi: Tasawuf
Penerjemah:
Daftar Isi
- Tolong Menolong
- Ramah Tamah dan Murah Senyum
- Menampakkan Kegembiraan
- Bersedih ketika Orang lain Bersedih
- Anjuran Berterimakasih
- Jangan Menolak Pemberian
- Dilarang Berdoa Yang Tidak Baik
- Jangan Menyakiti Sesama Muslim
- Sikap Lemah Lembut
- Pendidikan dan Pengajaran
- Menghibur Orang Lain
- Menjenguk Yang Tertimpa Musibah
- Memberi Solusi Kepada Yang Tertimpa Musibah
- Menghilangkan Gangguan di Jalan
- Tolong Menolong
- Ramah Tamah dan Murah Senyum
- Menampakkan Kegembiraan
- Bersedih Ketika Orang lain Bersedih
- Anjuran Berterimakasih
- Jangan Menolak Pemberian
- Dilarang Berdoa Yang Tidak Baik
- Jangan Menyakiti Sesama Muslim
- Rendah Hati dan Hindari Sombong
- Ukhuwah Islamiyah
- Hindari Namimah dan Ghibah
- Hindari Kedzaliman
- Menjaga Keselamatan
- Ketulusan Hati
- Hindari Hasud
- Sikap Ketika Dipuji Orang
- Cara Menasehati Orang Lain
- Amanah dan Khianat
- Jujur
- Hindari Perdebatan
- Hindari Senda Gurau
- Mengagungkan dan Memuliakan Sesama Muslim
- Rendah Hati dan Hindari Sombong
- Kembali ke: Terjemah Risalah Muawanah
101. Tolong Menolong
(وعليك) بالشفاعة لكل من سألك
أن تشفع له في حاجة إلى من لك
عنده جاه؛ فإن الله يسأل العبد عن جاهه كما يسأله عن ماله، وإذا توجه على عبد شيء
من الحدود الشرعية كحد الزنا والسرقة فاحذر أن تشفع له؛ فإن الشفاعة في الحدود
غير جائزة، وإذا شفعت شفاعة فأهديت لك بسببها هدية فلا تقبلها فإنها رشا.
Hendaklah
engkau selalu menggembirakan dan membahagiakan hati orang² mukmin dengan cara
apapun tanpa adanya unsur dosa di dalamnya.
Hendaknya engkau tak
segan² mengulurkan tangan dan membantu setiap orang yg membutuhkan sesuatu
pada orang lain yg mempunyai kedudukan dan secara kebetulan engkau mempunyai
pengaruh pada orang itu. Allah Ta’ala selalu meminta pertanggungjawaban
seseorang atas kedudukan dan harta yg telah di karuniakan kepadanya.
Jangan
sekali-kali memberi bantuan pada seseorang yg telah melanggar hukum syari’at
seperti perzinaan dan pencurian, karena hal ini dilarang oleh agama.
Setelah
engkau memberi bantuan pada seseorang, kemudian ia datang kepadamu dengan
membawa hadiah sebagai imbalan atas bantuanmu itu, maka tolaklah pemberian yg
merupakan suap itu.
102. Ramah Tamah dan Murah Senyum
(وعليك) بالتبسم في وجوه المؤمنين،
وطلاقة الوجه وإظهار البشر
لهم، وطيب الكلام معهم، ولين الجانب وخفض الجناح لهم. قال الله تعالى لنبيه
(واخفض جناحك للمؤمنين) وقال عليه الصلاة والسلام: “لا تحقرن من المعروف شيئاً
ولو أن تلقى أخاك بوجه طلق” وقال عليه الصلاة والسلام: “الكلمة الطيبة صدقة” ومن
المأثور: إذا التقى المسلمان فتصافحا قسمت بينهما مائة رحمة تسعة وتسعون منها
لأكثرهما بِشْراً.
Hendaknya engkau murah senyum, berwajah ceria,
selalu nampak bahagia, berbicara dengan ramah, bersikap lemah lembut dan
merendahkan diri terhadap setiap mukmin.
Maha Benar Allah dalam
firman-Nya:
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
“… dan
berendah dirilah kamu terhadap orang² yg beriman.” (QS. al-Hijr: 88)
Sabda
Rasulullah Saw.:
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَلَوْ
أَنْ تَلْقَا أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ.
“Janganlah engkau meremehkan
nilai suatu kebaikan, walaupun hanya dengan menampakkan wajah ceria ketika
engkau bertemu dengan saudaramu muslim.” (al-Hadits)
Beliau
bersabda:
أَلْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ.
“Ucapan yg
baik merupakan sedekah.” (al-Hadits)
Beliau juga bersabda:
إِذَا
الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ فَتَصَافَحَا قُسِمَتْ بَيْنَهُمَا مِائَةُ رَحْمَةٍ
تِسْعُوْنَ لِأَكْثَرِهِمَا بِشْرًا.
“Apabila dua orang Islam
berjumpa, lalu saling berjabatan tangan, maka dibagi di antara keduanya
seratus rahmat, sembilan puluhnya diberikan pada yg lebih banyak menunjukkan
rasa bahagia.” (al-Hadits)
واحذر أن تهجر مسلماً لحظ نفسك فإن اقتضت
المصلحة الدينية هجره، فلا تهجره فوق ثلاثة أيام. فقد قال عليه الصلاة والسلام:
“من هجر أخاه فوق ثلاث أدخله الله النار إلا أن يتداركه الله برحمته”. ومحل هذا
إذا كان الهجر للتأديب فأما إذا كان لإتيانه باطلاً أو تركه حقاً فلا آخر له إلا
برجوعه إلى الحق.
Jangan kau putuskan hubunganmu terhadap sesama
muslim demi kepentingan pribadimu, kecuali untuk kemaslahatan agama dan jangan
kau lakukan perbuatan itu lebih dari tiga hari.
Rasulullah Saw.
bersabda:
مَنْ هَجَرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ أَيَّامٍ أَدْخَلَهُ
اللَّهُ النَّارِ إِلَّا أَنْ يَتَدَارَكَهُ اللَّهُ بِرَحْمَتِهِ.
“Barangsiapa
memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga hari, maka Allah
memasukkannya ke dalam neraka, kecuali jika Allah memberi rahmat kepadanya.”
(al-Hadits)
Batas waktu tiga hari ini hanya berlaku untuk
menghukumi masalah kecil, tetapi saudara kita itu senantiasa menjalankan
kebatilan dan menyimpang dari kebenaran, maka tak ada batasan bagi kita dalam
pemutusan hubungan dengannya kecuali bila ia telah kembali pada kebenaran.
103. Menampakkan Kegembiraan
(وعليك) بإظهار الفرح والاستبشار
بكل ما يتجدد للمسلمين من
المسار، كنزول الأمطار، ورخاء الأسعار، وظهورهم على الباغين والكفار.
Hendaklah
engkau selalu menampakkan rasa bahagia dan gembira setelah mendengar adanya
perkembangan² baru yg bermanfaat bagi umat Islam, seperti turunnya hujan,
turunnya harga serta kemenangan yg diperoleh atas kaum kafir dan orang²
zalim.
104. Bersedih ketika Orang lain Bersedih
(وعليك) بالحزن والاغتمام بسبب ما ينزل بهم
من البلايا كالوباء
والغلاء والفتن، وتوجه إلى الله في أن يكشف ذلك عنهم مع التسليم لقضائه وقدره.
وقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “من لم يهتم بأمر المسلمين فليس منهم”.
وقال صلوات الله عليه: “مثل المؤمنين في توادهم وتعاطفهم مثل الجسد الواحد إذا
اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمى”.
Sebaliknya,
hendaknya engkau sedih dan prihatin jika umat Islam tertimpa bala’, harga²
naik drastis, dan merajalela fitnah. Dalam kondisi seperti ini hadapkan dirimu
kepada Allah dengan ketawakkalan yg bulat atas qadha dan qadar-Nya.
Rasulullah
Saw. bersabda:
مَنْ لَمْ يَهْتَمَّ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِيْنَ
فَلَيْسَ مِنْهُمْ.
“Barangsiapa yg tidak prihatin dengan urusan
umat Islam, maka ia bukanlah golongan dari mereka.” (al-Hadits)
Dalam
sabdanya yg lain:
مِثْلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي تَوَادِهِمْ
وَتعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ
تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَى وَالسَّهَرِ.
“Perumpamaan
orang mukmin dalam kasih sayang dan saling simpati laksana satu tubuh. Jika
salah satu anggotanya mengeluh demam karena sakit, maka datanglah yg lain
penuh rasa solidaritas dalam bentuk demam dan susah tidur.” (HR. Ahmad dan
Muslim dari Nu’man bin Basyir)
105. Anjuran Berterimakasih
(وعليك) إذا أسدى إليك مسلم معروفاً
بقبوله منه وشكره ومكافأته
عليه فإن لم تقدر عليها أو كان ممن توحشه المكافأة فعليك بالدعاء له. وقد قال
عليه الصلاة والسلام: “لو أهدي إلي ذراع أو كراع لقبلت ولو دعيت إلى ذراع أو كراع
لأجبت” وقال: “من اصطنع إليكم معروفاً فكافئوه فإن لم تقدروا على ذلك فادعوا له
حتى تعلموا أنكم قد كافأتموه” وقال عليه السلام: “من قال لمن أسدى إليه معروفاً
جزاك الله خيراً فقد أبلغ في الثناء”.
Beliau bersabda:
إِذَا
اَسْدَى إِلَيْكَ مُسْلِمٌ مَعْرُوْفًا فَجَازِهِ بِقَبُوْلِهِ مِنْهُ وَشُكْرِهِ
وَمُكَافَأَتِهِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ عَلَيْهَا أَوْ كَانَ مِمَّنْ تُوَحِّسْهُ
الْمُكَافَأَةِ فَعَلَيْكَ بِالدُّعَاءِ.
“Jika seorang muslim telah
berbuat kebaikan padamu, maka berterima kasihlah, bersyukurlah, dan balaslah
kebaikannya. Jika engkau tidak mampu membalasnya atau ia kurang berkesan
menerimanya, maka hendaklah engkau mendoakannya.” (al-Hadits)
Beliau
bersabda:
لَوْ أُهْدِيَ إِلَيَّ ذِرَاعٌ أَوْ كِرَاعٌ لَقَبِلْتُ
وَلَوْ دُعِيْتُ ذِرَاعٌ أَوْ كِرَاعٌ لَأَجَبْتُ.
“Andaikan aku
diberi tulang atau kikil kambing, pasti akan aku terima. Dan bila aku diundang
dengan hidangan tulang atau kikil kambing, pasti aku akan menghadiri undangan
itu.”
Beliau bersabda:
مَنْ إِصْطَنَعَ إِلَيْكُمْ
مَعْرُوْفًا فَكَافِئُوْهُ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرُوْا عَلَى ذَالِكَ فَادْعُوْا
لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوْهُ.
“Barangsiapa
berbuat baik kepadamu, maka balaslah dengan seimbang. Jika engkau tidak mampu,
berdoalah untuknya sehingga kamu mengetahui bahwa sesungguhnya doamu benar²
dapat mengimbanginya.” (al-Hadits)
Beliau juga bersabda:
مَنْ
قَالَ لِمَنْ اَسْدَى إِلَيْهِ مَعْرُوْفًا جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا فَقَدْ
اَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ.
“Barangsiapa berkata pada orang yg
membantunya dengan perkataan, ‘Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan’, maka
ia benar² telah berterima kasih.” (al-Hadits)
106. Jangan Menolak Pemberian
(وإياك) أن تكسر قلب مسلم برد صنيعته عليه، وأنت تعلم أن الواصل
إليك على يده إنما هو من الله حقيقة وإنما هو واسطة مسخر مقهور وفي الحديث: من
أتاه شيء من غير مسألة ولا استشراف نفس فرده فإنما يرده على الله”.
Jangan
kau sakiti hati seorang muslim dengan menolak hasil pemberiannya, karena
ketahuilah bahwa segala sesuatu yg ada di tangannya pada hakikatnya dari Allah
Ta’ala. Sedangkan ia hanya sebagai perantara.
Sabda Rasulullah
Saw.:
مَنْ أَتَاهُ شَيْءٌ مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ وَلَا اسْتِشْرَافِ
نَفْسٍ فَرَدَّهُ فَإِنَّمَا يَرُدُّهُ عَلَى اللَّهِ وَفِي الرَّآدِّ أَفَةٌ
عَظِيْمَةٌ.
“Barangsiapa diberi sesuatu tanpa adanya permintaan dan
keinginan untuk memperolehnya lalu ia menolaknya, maka ia telah menolak
pemberian Allah. Sedangkan bagi penolak terdapat bencana yg besar.”
(al-Hadits)
وفي الرد آفة عظيمة وهي أن العامة مجبولون على تعظيم من
يرد صلاتهم عليهم، فربما كان الحامل لبعض النساك على الرد التظاهر بالزهد؛ حرصاً
منه على حصول المنزلة عندهم، ومن ههنا كان بعض المحققين يأخذ من أيدي الناس
ظاهراً ثم يتصدق به سراً.
Kebanyakan orang awam selalu
mengagung-agungkan orang² yg menolak pemberian, kadang² sebagian ahli ibadah
terdorong menolak pemberian dengan dalil zuhud, tetapi di balik itu mereka
menginginkan kedudukan di kalangan kaum awam. Oleh karena itu, kaum muhaqqiqin
menerima pemberian secara terang²an kemudian menyedekahkan kembali secara
rahasia.
وقد يجب الرد في مسائل، وقد يندب:
“منها” أن يحمل إليك
ما تعلم أو تظن بعلامة أنه حرام، أو تحمل إليك صدقة واجبة على ظن أنك من أهلها
وأنت لست كذلك.
“ومنها” أن يكون المسدي إليك ظالماً مصراً على الظلم
وتخشى إذا قبلت معروفه أن قلبك يميل إليه أو تداهنه في الدين أو يغلب على ظنك أنك
متى قبلت شيئا يصير بحيث لا يقبل منك ما تلقيه إليه من الحق.
Dalam
keadaan tertentu engkau wajib menolak pemberian dari seseorang bila engkau
mengetahui dan memperkirakan bahwa barang² itu merupakan barang haram.
Bila
engkau menerima zakat dan pemberi pun menyangka engkau berhak menerimanya,
padahal keadaan yg sebenarnya tidak demikian. Bila pemberi senantiasa berlaku
zalim dan engkau pun takut jika engkau menerima pemberiannya hatimu akan
cenderung mengikuti perbuatannya dan menentang ajaran agama, dan engkau yakin
jika suatu saat engkau menerima pemberiannya ia tidak lagi menerima segala
perkataanmu yg menuju pada kebenaran.
“ومنها” أن تعلم من حال إنسان
أنه يقصد بصلته إضلالك عن سبيل الله بمساعدته على باطل أو ترك حق، ومن هذا القبيل
ما يأخذه القاضي والعامل وغيرهما من ولاة الأمور من الخصمين أو أحدهما إذا ترافعا
إليهم، وهذا هو الرشا المحرم، وله تتمات مذكورة في مواضعها فعليك بالرد في جميع
هذه المسائل المذكورة.
Bila engkau mengetahui adanya pemberian yg
bertujuan menyesatkanmu, menolongmu berbuat kebathilan serta meninggalkan
segala sesuatu yg hak. Dalam hal ini pemberian barang dari hakim atau pejabat
pemerintah hasil sitaan dua orang yg sedang bersengketa pun hukumnya haram,
karena barang² itu termasuk suap. Oleh sebab itu, hendaklah engkau
berhati-hati dan menolak segala pemberian yg telah diterangkan di atas.
107. Dilarang Berdoa Yang Tidak Baik
(واحذر) أن تدعو على نفسك أو على ولدك أو على مالك أو على أحد من
المسلمين وإن ظلمك؛ فإن من دعا على من ظلمه فقد انتصر. وفي الخبر “لا تدعوا على
أنفسكم ولا على أولادكم ولا على أموالكم لا توافقوا من الله ساعة إجابة”.
Janganlah
kau berdoa dengan doa yg tidak baik atas diri, anak, hartamu, atau salah
seorang kaum muslimin walaupun mereka telah bertindak zalim atas dirimu.
Sabda
Rasulullah Saw.:
لَا تَدْعُوْا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلَا عَلَى
أَوْلَادِكُمْ وَلَا أَمْوَالِكُمْ لَا تُوَافِقُوْا سَاعَةَ إِجَابَةٍ.
“Janganlah
berdoa dengan doa yg tidak baik atas dirimu, anak²mu, dan harta kekayaanmu,
maka engkau tidak akan menerima waktu yg mustajabah.” (al-Hadits)
108. Jangan Menyakiti Sesama Muslim
(وإياك) أن تؤذي مسلماً أو تسبه بغير حق فقد قال عليه الصلاة
والسلام: “من آذى مسلماً فقد آذاني ومن آذاني فقد آذى الله” وقال عليه السلام:
“سباب المؤمن فسوق وقتاله كفر”.
Janganlah engkau menyakiti dan
mencela sesama muslim tanpa ada alasan yg dibenarkan oleh agama.
Rasulullah
Saw. bersabda:
مَنْ أَذَى مُسْلِمًا فَقَدْ أَذَانِيْ وَمَنْ
أَذَانِيْ فَقَدْ أَذَى اللَّهَ.
“Barangsiapa menyakiti orang Islam,
sesungguhnya ia telah menyakitiku. Dan barangsiapa menyakitiku, maka ia telah
menyakiti Allah.” (al-Hadits)
Beliau juga bersabda:
سِبَابٌ
الْمُسْلِمِ فِسْقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ.
“Mencela orang yg beriman
adalah fasik dan menganiayanya adalah kafir.” (HR. Ahmad)
واحذر أن
تلعن مسلماً أو بهيمة أو جماداً أو شخصاً بعينه وإن كان كافراً إلا إن تحققت أنه
مات على الكفر كفرعون وأبي جهل أو علمت أن رحمة الله لا تناله بحال كإبليس. وقد
ورد أن اللعنة إذا خرجت من العبد تصعد نحو السماء فتغلق دونها أبوابها ثم تنزل
إلى الأرض فتغلق دونها أبوابها ثم تجيء إلى الملعون فإن وجدت فيه مساغاً وإلا
رجعت على قائلها.
Jangan sekali-kali engkau laknat orang Islam,
pelayan bahkan binatang. Dan jangan pula kau melaknat seseorang secara
langsung kecuali engkau yakin bahwa ia telah mati dalam keadaan kafir, seperti
Fir’aun dan Abu Jahal, atau engkau telah mengetahui bahwa rahmat Allah tak
akan sampai kepadanya, seperti iblis.
Ketahuilah, apabila telah
keluar kalimat laknat dari mulut seorang hamba, maka naiklah ia ke atas
langit, kemudian tertutuplah pintu langit lalu ia pun turun ke bumi karena
pintu² bumi juga tertutup, ia selanjutnya datang menuju pada orang yg
dilaknati jika ia pantas, jika tidak maka kalimat laknat itu pun akhirnya
kembali pada si pelaknat.
109. Sikap Lemah Lembut
(وعليك) بالرحمة لعباد الله والشفقة على خلق الله،
وكن رحيماً
شفيقاً ألوفاً مألوفاً، واحذر أن تكون فظاً غليظاً أو فاحشاً جافياً، قال عليه
الصلاة والسلام: “إنما يرحم الله من عباده الرحماء ومن لا يرحم لا يرحم” وقال
عليه السلام: “المؤمن ألوف مألوف ولا خير فيمن لا يألف ولا يؤلف”.
Handaklah
engkau selalu bersikap lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap sesama
makhluk Allah. Dan janganlah sekali-kali engkau bersifat keras dan kasar
terhadap mereka.
Sabda Rasulullah Saw.:
إِنَّمَا
يَرْحَمُ اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءِ وَمَنْ لاَيَرْحَمُ وَلَا
يُرْحَمُ.
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba²Nya yg bersikap lemah
lembut. Dan barangsiapa tidak mengasihi sesamanya, maka ia pun tidak dikasihi
oleh yg lain.” (HR. Thabrani)
Rasulullah Saw. juga bersabda:
أَلْمُؤْمِنُ
أَلُوْفٌ مَأْلُوْفٌ وَلَا خَيْرَ فِيْمَنْ لَا يَأْلَفُ وَلَا يُأْلَفُ.
“Orang
beriman ialah orang yg mau mengasihi dan bersahabat dengan sesamanya. Dan tak
ada kebaikan bagi orang yg tak berkasih sayang dan bersahabat.” (al-Hadits)
110. Pendidikan dan Pengajaran
(وعليك) بتعليم الجاهلين وإرشاد الضَّالين وتذكير الغافلين،
واحذر
أن تذع ذلك قائلاً إنما يعلم ويذكر من يعمل بعلمه وأنا لست كذلك، أو إني لست بأهل
للإرشاد لأنه من أخلاق الأكابر، وهذا كله تلبيس من الشيطان؛ فإن العليم والتذكير
من جملة العمل بالعلم، والأكابر ما كانوا أكابر إلا بفضل الله والعمل بطاعته
وإرشادهم عباد الله إلى سبيل الله، وإذا لم تكن أهلاً فليس لك طريق إلى حصول
الأهلية إلا فعل الخير والدعاء إليه وإنما الشؤم في الدعوى والدعاء إلى غير
الحقّ.
Hendaklah engkau pun mendidik orang² yg bodoh, menunjukkan
jalan lurus bagi mereka yg tersesat dan mengingatkan orang² yg terlena dengan
segala tipuan dunia.
Jangan engkau tinggalkan perbuatan² itu semua
sambil berkata, “Yg mampu mengajar dan mengingatkan hanyalah ulama yg
mengamalkan ilmunya. Sedangkan aku bukanlah orang yg mampu melaksanakannya.
Dan aku pun tak kuasa untuk menunjukkan jalan pada orang lain, karena
kemampuan itu hanya dimiliki oleh tokoh² agama berakhlak baik.” Ucapan² itu
adalah bisikan setan yg selalu menggoda.
Pendidikan dan pengarahan
merupakan rangkaian amal yg selalu didasari dengan ilmu. Mereka tak akan
menjadi tokoh² agama, kecuali dengan anugerah Allah, mengamalkan ilmu dengan
taat kepada Allah dan menunjukkan umat manusia ke jalan Allah. Jika engkau
merasa tidak pantas untuk hal itu, maka tidak apa². Yg tercela adalah orang yg
menyeru pada jalan yg tidak benar.
111. Menghibur Orang Lain
(وعليك) بجر قلوب المنكسرين،
وملاطفة الضعفاء والمساكين،
ومواساة المقلين، والتيسير على المعسرين، وإقراض المستقرضين، وفي الحديث أن ثواب
القرض يزيد على ثواب الصدقة بثمانية أضعاف؛ وذلك أن القرض لا يأخذه إلا محتاج.
Hendaklah
engkau menghibur hati orang yg sedang bersedih, bersikap ramah tamah pada
orang yg lemah, memberi semangat hidup kepada orang yg ditimpa kemelaratan,
memberi jalan keluar pada orang yg mempunyai problematika kehidupan serta
meminjamkan uang pada orang yg berhutang. Telah diriwayatkan bahwa pahala
pemberi hutang melebihi pahala orang yg bersedekah sebanyak tujuh puluh kali
lipat. Hutang di sini mempunyai nilai tambah, karena seseorang tak akan
berhutang kecuali ia dalam keadaan yg sangat mendesak.
112. Menjenguk Yang Tertimpa Musibah
(وعليك) بتعزية من نزلت به مصيبة
قال عليه السلام: “من عزى
مصاباً أي صبره كان له مثل أجره”.
(وإياك) والشماتة بأحد من المسلمين وهي أن
تفرح بما ينزل به من المصائب. قال عليه الصلاة والسلام: “لا تظهر الشماتة بأخيك
فيعافيه الله ويبتليك” واحذر أن تعيِّر مسلماً بذنب وقع فيه فإن من عير مسلماً
بذنب لم يمت حتى يبتلى بمثل ما عيره به.
Hendaklah engkau selalu
mengunjungi orang yg tertimpa musibah.
Sabda Rasulullah Saw.:
مَنْ
عَزَى مُصَابًا كَانَ لَهُ مِثْلَ أَجْرِهِ.
“Barangsiapa mengunjungi
orang yg tertimpa musibah untuk menghibur hatinya, ia mendapatkan pahala
seperti orang yg tertimpa musibah itu.” (HR. Turmudzi dari Ibnu Mas’ud)
Janganlah
kau merasa gembira jika salah satu dari saudaramu muslim telah tertimpa
musibah.
Rasulullah Saw. bersabda:
لَاتُظْهِرِ
الشَّمَاتَةَ بِأَخِيْكَ فَيُعَافِيَهُ اللَّهُ وَيَبْتَلِيْكَ.
“Janganlah
merasa gembira jika salah satu di antara saudaramu mendapat musibah, karena
Allah akan segera memberi kesehatan kepadanya dan menimpakan bencana-Nya
kepadamu.” (HR. Turmudzi dari Watsilah)
Jangan sekali-kali engkau
cela saudaramu muslim yg telah berbuat dosa. Karena, barangsiapa mencela dosa
saudaranya, maka ia tak meninggal dunia sebelum ia mendapat bala’ yg setimpal
dari Allah.
113. Memberi Solusi Kepada Yang Tertimpa Musibah
(وعليك) بالتفريج عن المكروبين،
وقضاء حوائج المحتاجين، وستر
عورات المذنبين، قال عليه الصلاة والسلام: “من يسر على معسر يسر الله عليه، ومن
ستر مسلماً ستره الله في الدنيا والآخرة، ومن فرَّج عن مسلم كربة من كرب الدنيا
فرج الله عنه كربة من كرب يوم القيامة، ومن كان في حاجة أخيه كان الله في حاجته
والله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه”.
Hendaklah engkau
selalu memberi jalan keluar pada orang yg tertimpa bencana, membantu orang yg
sedang membutuhkan dan menutupi aib orang yg berbuat dosa.
Sabda
Rasulullah Saw.:
مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ
عَلَيْهِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا فَرَّجَ اللَّهُ
عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
“Barangsiapa
memberi kemudahan atas orang yg tertimpa kesusahan, Allah memberi kemudahan
atas dirinya. Barangsiapa menutupi cela sesama manusia, Allah menutupi celanya
di dunia dan di akhirat, dan barang siapa memberi jalan keluar dari kesusahan
sesama muslim di dunia, Allah memberi jalan keluar dari kesusahannya di hari
kiamat.” (al-Hadits)
Maha Benar Allah Ta’ala dalam firman-Nya yg
tertuang dalam hadits Qudsi:
مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ
اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي
عَوْنِ أَخِيْهِ.
“Barangsiapa (membantu) kebutuhan saudaranya,
Allah pun akan membantu kebutuhannya. Dan Allah menolong seseorang selama ia
menolong saudaranya.”
114. Menghilangkan Gangguan di Jalan
(وعليك) بإماطة الأذى عن طريق المسلمين؛
فإن ذلك من شعب
الإيمان وفي الحديث قال النبي صلى الله عليه وسلم: “رأيت رجلاً يتقلب في الجنة في
غصن شوك قطعه من طريق المسلمين”.
Hendaklah engkau selalu
menghilangkan gangguan² yg ada di jalan kaum muslimin, baik berupa duri atau
kotoran, karena itu merupakan salah satu cabang keimanan.
Sabda
Rasulullah Saw.:
رَأَيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ فِي
غِصْنِ شَوْكٍ قَطَعَهُ مِنْ طَرِيْقِ الْمُسْلِمِيْنَ.
“Saya melihat
seseorang berjalan-jalan di dalam surga, sebagai balasan karena ia telah
memotong ranting berduri yg menghalangi jalan kaum muslimin.” (al-Hadits)
115. Tolong Menolong
(وعليك) بالشفاعة لكل من سألك
أن تشفع له في حاجة إلى من لك
عنده جاه؛ فإن الله يسأل العبد عن جاهه كما يسأله عن ماله، وإذا توجه على عبد شيء
من الحدود الشرعية كحد الزنا والسرقة فاحذر أن تشفع له؛ فإن الشفاعة في الحدود
غير جائزة، وإذا شفعت شفاعة فأهديت لك بسببها هدية فلا تقبلها فإنها رشا.
Hendaklah
engkau selalu menggembirakan dan membahagiakan hati orang² mukmin dengan cara
apapun tanpa adanya unsur dosa di dalamnya.
Hendaknya engkau tak
segan² mengulurkan tangan dan membantu setiap orang yg membutuhkan sesuatu
pada orang lain yg mempunyai kedudukan dan secara kebetulan engkau mempunyai
pengaruh pada orang itu. Allah Ta’ala selalu meminta pertanggungjawaban
seseorang atas kedudukan dan harta yg telah di karuniakan kepadanya.
Jangan
sekali-kali memberi bantuan pada seseorang yg telah melanggar hukum syari’at
seperti perzinaan dan pencurian, karena hal ini dilarang oleh agama.
Setelah
engkau memberi bantuan pada seseorang, kemudian ia datang kepadamu dengan
membawa hadiah sebagai imbalan atas bantuanmu itu, maka tolaklah pemberian yg
merupakan suap itu.
116. Ramah Tamah dan Murah Senyum
(وعليك) بالتبسم في وجوه المؤمنين،
وطلاقة الوجه وإظهار البشر
لهم، وطيب الكلام معهم، ولين الجانب وخفض الجناح لهم. قال الله تعالى لنبيه
(واخفض جناحك للمؤمنين) وقال عليه الصلاة والسلام: “لا تحقرن من المعروف شيئاً
ولو أن تلقى أخاك بوجه طلق” وقال عليه الصلاة والسلام: “الكلمة الطيبة صدقة” ومن
المأثور: إذا التقى المسلمان فتصافحا قسمت بينهما مائة رحمة تسعة وتسعون منها
لأكثرهما بِشْراً.
Hendaknya engkau murah senyum, berwajah ceria,
selalu nampak bahagia, berbicara dengan ramah, bersikap lemah lembut dan
merendahkan diri terhadap setiap mukmin.
Maha Benar Allah Ta’ala
dalam firman-Nya:
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
“…
dan berendah dirilah kamu terhadap orang² yg beriman.” (QS. al-Hijr: 88)
Sabda
Rasulullah Saw.:
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَلَوْ
أَنْ تَلْقَا أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ.
“Janganlah engkau meremehkan
nilai suatu kebaikan, walaupun hanya dengan menampakkan wajah ceria ketika
engkau bertemu dengan saudaramu muslim.” (al-Hadits)
Rasulullah
Saw. bersabda:
أَلْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ.
“Ucapan
yg baik merupakan sedekah.” (al-Hadits)
Rasulullah Saw. juga
bersabda:
إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ فَتَصَافَحَا قُسِمَتْ
بَيْنَهُمَا مِائَةُ رَحْمَةٍ تِسْعُوْنَ لِأَكْثَرِهِمَا بِشْرًا.
“Apabila
dua orang Islam berjumpa, lalu saling berjabatan tangan, maka dibagi di antara
keduanya seratus rahmat, sembilan puluhnya diberikan pada yg lebih banyak
menunjukkan rasa bahagia.” (al-Hadits)
واحذر أن تهجر مسلماً لحظ
نفسك فإن اقتضت المصلحة الدينية هجره، فلا تهجره فوق ثلاثة أيام. فقد قال عليه
الصلاة والسلام: “من هجر أخاه فوق ثلاث أدخله الله النار إلا أن يتداركه الله
برحمته”. ومحل هذا إذا كان الهجر للتأديب فأما إذا كان لإتيانه باطلاً أو تركه
حقاً فلا آخر له إلا برجوعه إلى الحق.
Jangan kau putuskan hubunganmu
terhadap sesama muslim demi kepentingan pribadimu, kecuali untuk kemaslahatan
agama dan jangan kau lakukan perbuatan itu lebih dari tiga hari.
Rasulullah
Saw. bersabda:
مَنْ هَجَرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ أَيَّامٍ
أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارِ إِلَّا أَنْ يَتَدَارَكَهُ اللَّهُ بِرَحْمَتِهِ.
“Barangsiapa
memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga hari, maka Allah
memasukkannya ke dalam neraka, kecuali jika Allah memberi rahmat kepadanya.”
(al-Hadits)
Batas waktu tiga hari ini hanya berlaku untuk
menghukumi masalah kecil, tetapi saudara kita itu senantiasa menjalankan
kebathilan dan menyimpang dari kebenaran, maka tak ada batasan bagi kita dalam
pemutusan hubungan dengannya kecuali bila ia telah kembali pada kebenaran.”
117. Menampakkan Kegembiraan
(وعليك) بإظهار الفرح والاستبشار
بكل ما يتجدد للمسلمين من
المسار، كنزول الأمطار، ورخاء الأسعار، وظهورهم على الباغين والكفار.
Hendaklah
engkau selalu menampakkan rasa bahagia dan gembira setelah mendengar adanya
perkembangan² baru yg bermanfaat bagi umat Islam, seperti turunnya hujan,
turunnya harga serta kemenangan yg diperoleh atas kaum kafir dan orang²
zalim.
118. Bersedih Ketika Orang lain Bersedih
(وعليك) بالحزن والاغتمام بسبب ما ينزل بهم
من البلايا كالوباء
والغلاء والفتن، وتوجه إلى الله في أن يكشف ذلك عنهم مع التسليم لقضائه وقدره.
وقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “من لم يهتم بأمر المسلمين فليس منهم”.
وقال صلوات الله عليه: “مثل المؤمنين في توادهم وتعاطفهم مثل الجسد الواحد إذا
اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمى”.
Sebaliknya,
hendaknya engkau sedih dan prihatin jika umat Islam tertimpa bala’, harga²
naik drastis, dan merajalela fitnah. Dalam kondisi seperti ini hadapkan dirimu
kepada Allah Ta’ala dengan ketawakkalan yg bulat atas qadha dan qadar-Nya.
Rasulullah
Saw. bersabda:
مَنْ لَمْ يَهْتَمَّ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِيْنَ
فَلَيْسَ مِنْهُمْ.
“Barangsiapa yg tidak prihatin dengan urusan
umat Islam, maka ia bukanlah golongan dari mereka.” (al-Hadits)
Dalam
sabda Rasulullah Saw. yg lain:
مِثْلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي
تَوَادِهِمْ وَتعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ
عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَى وَالسَّهَرِ.
“Perumpamaan
orang mukmin dalam kasih sayang dan saling simpati laksana satu tubuh. Jika
salah satu anggotanya mengeluh demam karena sakit, maka datanglah yg lain
penuh rasa solidaritas dalam bentuk demam dan susah tidur.” (HR. Ahmad dan
Muslim dari Nu’man bin Basyir)
119. Anjuran Berterimakasih
(وعليك) إذا أسدى إليك مسلم معروفاً
بقبوله منه وشكره ومكافأته
عليه فإن لم تقدر عليها أو كان ممن توحشه المكافأة فعليك بالدعاء له. وقد قال
عليه الصلاة والسلام: “لو أهدي إلي ذراع أو كراع لقبلت ولو دعيت إلى ذراع أو كراع
لأجبت” وقال: “من اصطنع إليكم معروفاً فكافئوه فإن لم تقدروا على ذلك فادعوا له
حتى تعلموا أنكم قد كافأتموه” وقال عليه السلام: “من قال لمن أسدى إليه معروفاً
جزاك الله خيراً فقد أبلغ في الثناء”.
Rasulullah Saw. bersabda:
إِذَا
اَسْدَى إِلَيْكَ مُسْلِمٌ مَعْرُوْفًا فَجَازِهِ بِقَبُوْلِهِ مِنْهُ وَشُكْرِهِ
وَمُكَافَأَتِهِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ عَلَيْهَا أَوْ كَانَ مِمَّنْ تُوَحِّسْهُ
الْمُكَافَأَةِ فَعَلَيْكَ بِالدُّعَاءِ.
“Jika seorang muslim telah
berbuat kebaikan padamu, maka berterima kasihlah, bersyukurlah, dan balaslah
kebaikannya. Jika engkau tidak mampu membalasnya atau ia kurang berkesan
menerimanya, maka hendaklah engkau mendoakannya.” (al-Hadits)
Rasulullah
Saw. bersabda:
لَوْ أُهْدِيَ إِلَيَّ ذِرَاعٌ أَوْ كِرَاعٌ
لَقَبِلْتُ وَلَوْ دُعِيْتُ ذِرَاعٌ أَوْ كِرَاعٌ لَأَجَبْتُ.
“Andaikan
aku diberi tulang atau kikil kambing, pasti akan aku terima. Dan bila aku
diundang dengan hidangan tulang atau kikil kambing, pasti aku akan menghadiri
undangan itu.”
Rasulullah Saw. bersabda:
مَنْ إِصْطَنَعَ
إِلَيْكُمْ مَعْرُوْفًا فَكَافِئُوْهُ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرُوْا عَلَى ذَالِكَ
فَادْعُوْا لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوْهُ.
“Barangsiapa
berbuat baik kepadamu, maka balaslah dengan seimbang. Jika engkau tidak mampu,
berdoalah untuknya sehingga kamu mengetahui bahwa sesungguhnya doamu benar²
dapat mengimbanginya.” (al-Hadits)
Rasulullah Saw. juga
bersabda:
مَنْ قَالَ لِمَنْ اَسْدَى إِلَيْهِ مَعْرُوْفًا جَزَاكَ
اللَّهُ خَيْرًا فَقَدْ اَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ.
“Barangsiapa
berkata pada orang yg membantunya dengan perkataan, ‘Semoga Allah membalasmu
dengan kebaikan’, maka ia benar² telah berterima kasih.” (al-Hadits)
120. Jangan Menolak Pemberian
(وإياك) أن تكسر قلب مسلم برد صنيعته عليه، وأنت تعلم أن الواصل
إليك على يده إنما هو من الله حقيقة وإنما هو واسطة مسخر مقهور وفي الحديث: من
أتاه شيء من غير مسألة ولا استشراف نفس فرده فإنما يرده على الله”.
Jangan
kau sakiti hati seorang muslim dengan menolak hasil pemberiannya, karena
ketahuilah bahwa segala sesuatu yg ada di tangannya pada hakikatnya dari
Allah. Sedangkan ia hanya sebagai perantara.
Sabda Rasulullah
Saw.:
مَنْ أَتَاهُ شَيْءٌ مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ وَلَا اسْتِشْرَافِ
نَفْسٍ فَرَدَّهُ فَإِنَّمَا يَرُدُّهُ عَلَى اللَّهِ وَفِي الرَّآدِّ أَفَةٌ
عَظِيْمَةٌ.
“Barangsiapa diberi sesuatu tanpa adanya permintaan dan
keinginan untuk memperolehnya lalu ia menolaknya, maka ia telah menolak
pemberian Allah. Sedangkan bagi penolak terdapat bencana yg besar.”
(al-Hadits)
وفي الرد آفة عظيمة وهي أن العامة مجبولون على تعظيم من
يرد صلاتهم عليهم، فربما كان الحامل لبعض النساك على الرد التظاهر بالزهد؛ حرصاً
منه على حصول المنزلة عندهم، ومن ههنا كان بعض المحققين يأخذ من أيدي الناس
ظاهراً ثم يتصدق به سراً.
Kebanyakan orang awam selalu
mengagung-agungkan orang² yg menolak pemberian, kadang² sebagian ahli ibadah
terdorong menolak pemberian dengan dalil zuhud, tetapi di balik itu mereka
menginginkan kedudukan di kalangan kaum awam. Oleh karena itu, kaum muhaqqiqin
menerima pemberian secara terang²an kemudian menyedekahkan kembali secara
rahasia.
وقد يجب الرد في مسائل، وقد يندب:
“منها” أن يحمل إليك
ما تعلم أو تظن بعلامة أنه حرام، أو تحمل إليك صدقة واجبة على ظن أنك من أهلها
وأنت لست كذلك.
“ومنها” أن يكون المسدي إليك ظالماً مصراً على الظلم
وتخشى إذا قبلت معروفه أن قلبك يميل إليه أو تداهنه في الدين أو يغلب على ظنك أنك
متى قبلت شيئا يصير بحيث لا يقبل منك ما تلقيه إليه من الحق.
Dalam
keadaan tertentu engkau wajib menolak pemberian dari seseorang bila engkau
mengetahui dan memperkirakan bahwa barang² itu merupakan barang haram.
Bila
engkau menerima zakat dan pemberi pun menyangka engkau berhak menerimanya,
padahal keadaan yg sebenarnya tidak demikian. Bila pemberi senantiasa berlaku
zalim dan engkau pun takut jika engkau menerima pemberiannya, hatimu akan
cenderung mengikuti perbuatannya dan menentang ajaran agama, dan engkau yakin
jika suatu saat engkau menerima pemberiannya ia tidak lagi menerima segala
perkataanmu yg menuju pada kebenaran.
“ومنها” أن تعلم من حال إنسان
أنه يقصد بصلته إضلالك عن سبيل الله بمساعدته على باطل أو ترك حق، ومن هذا القبيل
ما يأخذه القاضي والعامل وغيرهما من ولاة الأمور من الخصمين أو أحدهما إذا ترافعا
إليهم، وهذا هو الرشا المحرم، وله تتمات مذكورة في مواضعها فعليك بالرد في جميع
هذه المسائل المذكورة.
Bila engkau mengetahui adanya pemberian yg
bertujuan menyesatkanmu, menolongmu berbuat kebathilan serta meninggalkan
segala sesuatu yg hak. Dalam hal ini pemberian barang dari hakim atau pejabat
pemerintah hasil sitaan dua orang yg sedang bersengketa pun hukumnya haram,
karena barang² itu termasuk suap. Oleh sebab itu, hendaklah engkau
berhati-hati dan menolak segala pemberian yg telah diterangkan di atas.
121. Dilarang Berdoa Yang Tidak Baik
(واحذر) أن تدعو على نفسك أو على ولدك أو على مالك أو على أحد من
المسلمين وإن ظلمك؛ فإن من دعا على من ظلمه فقد انتصر. وفي الخبر “لا تدعوا على
أنفسكم ولا على أولادكم ولا على أموالكم لا توافقوا من الله ساعة إجابة”.
Janganlah
kau berdoa dengan doa yg tidak baik atas diri, anak, hartamu, atau salah
seorang kaum muslimin walaupun mereka telah bertindak zalim atas dirimu.
Sabda
Rasulullah Saw.:
لَا تَدْعُوْا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلَا عَلَى
أَوْلَادِكُمْ وَلَا أَمْوَالِكُمْ لَا تُوَافِقُوْا سَاعَةَ إِجَابَةٍ.
“Janganlah
berdoa dengan doa yg tidak baik atas dirimu, anak²mu, dan harta kekayaanmu,
maka engkau tidak akan menerima waktu yg mustajabah.” (al-Hadits)
122. Jangan Menyakiti Sesama Muslim
(وإياك) أن تؤذي مسلماً أو تسبه بغير حق فقد قال عليه الصلاة
والسلام: “من آذى مسلماً فقد آذاني ومن آذاني فقد آذى الله” وقال عليه السلام:
“سباب المؤمن فسوق وقتاله كفر”.
Janganlah engkau menyakiti dan
mencela sesama muslim tanpa ada alasan yg dibenarkan oleh agama.
Rasulullah
Saw. bersabda:
مَنْ أَذَى مُسْلِمًا فَقَدْ أَذَانِيْ وَمَنْ
أَذَانِيْ فَقَدْ أَذَى اللَّهَ.
“Barangsiapa menyakiti orang Islam,
sesungguhnya ia telah menyakitiku. Dan barangsiapa menyakitiku, maka ia telah
menyakiti Allah.” (al-Hadits)
Rasulullah Saw. juga bersabda:
سِبَابٌ
الْمُسْلِمِ فِسْقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ.
“Mencela orang yg beriman
adalah fasik dan menganiayanya adalah kafir.” (HR. Ahmad)
واحذر أن
تلعن مسلماً أو بهيمة أو جماداً أو شخصاً بعينه وإن كان كافراً إلا إن تحققت أنه
مات على الكفر كفرعون وأبي جهل أو علمت أن رحمة الله لا تناله بحال كإبليس. وقد
ورد أن اللعنة إذا خرجت من العبد تصعد نحو السماء فتغلق دونها أبوابها ثم تنزل
إلى الأرض فتغلق دونها أبوابها ثم تجيء إلى الملعون فإن وجدت فيه مساغاً وإلا
رجعت على قائلها.
Jangan sekali-kali engkau laknat orang Islam,
pelayan bahkan binatang. Dan jangan pula kau melaknat seseorang secara
langsung kecuali engkau yakin bahwa ia telah mati dalam keadaan kafir, seperti
Fir’aun dan Abu Jahal, atau engkau telah mengetahui bahwa rahmat Allah tak
akan sampai kepadanya, seperti iblis.
Ketahuilah, apabila telah
keluar kalimat laknat dari mulut seorang hamba, maka naiklah ia ke atas
langit, kemudian tertutuplah pintu langit lalu ia pun turun ke bumi, karena
pintu² bumi juga tertutup, ia selanjutnya datang menuju pada orang yg
dilaknati jika ia pantas, jika tidak maka kalimat laknat itu pun akhirnya
kembali pada si pelaknat.
123. Rendah Hati dan Hindari Sombong
(وعليك) بالتواضع فإنه من أخلاق المؤمنين.
(وإياك) والتكبر فإن
الله لا يحب المتكبرين، ومن تواضع رفعه الله ومن تكبر وضعه الله، قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم: “لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر” وقال عليه
السلام: “الكبر بطر الحق” يعني رده و”غمط الناس” يعني احتقارهم.
ومن
نظر إلى نفسه بعين التعظيم وإلى غيره بعين الاستصغار فهو من المتكبرين.
Hendaklah
engkau bersikap rendah hati, karena sikap itu adalah akhlak setiap mukmin.
Hindari sikap sombong karena Allah tidak menyukai orang² yg sombong.
Barangsiapa berendah hati, Allah akan mengangkat derajatnya. Sedangkan bagi
mereka yg sombong, Allah akan merendahkan derajat mereka
serendah-rendahnya.
Rasulullah Saw. bersabda:
لَا
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ.
“Tidak
akan masuk surga seseorang yg di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun
sebesar atom.” (al-Hadits)
Beliau bersabda:
اَلْكِبْرُ
بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُالنَّاسِ وَمَنْ نَظَرَ إِلَى نَفْسِهِ بِعَيْنِ
التَّعْظِيْمِ وَإِلَى غَيْرِهِ بِعَيْنِ الْإِسْتِصْغَارِ فَهُوَ مِنَ
الْمُتَكَبِّرِيْنَ.
“Sikap sombong adalah penolak kebenaran dan
penghinaan terhadap manusia. Barangsiapa memandang dirinya lebih agung dan
memandang orang lain dengan pandangan hina, maka ia tergolong orang² sombong.”
(al-Hadits)
وللمتواضعين والمستكبرين أمارات تميز بعضهم عن بعض (ليميز
الله الخبيث من الطيب).
فمن أمارات التواضع حب الخمول وكراهية الشهرة وقبول
الحق ممن جاء به من شريف أو وضيع.
ومنها محبة الفقراء ومخالطتهم
ومجالستهم.
ومنها كمال القيام بحقوق الإخوان حسب الإمكان مع شكر من قام منهم
بحقه وعذر من قصر.
ومن أمارات التكبر محبة التصدر في المجالس والمحافل
والتقدم على الأقران وتزكية النفس والثناء عليها والتشدق في الكلام والتبجح
بالآباء والاختيال والتبختر في المشية وترك الوفاء بحقوق الإخوان مع مطالبتهم
بالحقوق.
Beberapa tanda khusus yg membedakan sifat orang² sombong
dan orang² rendah diri telah dijelaskan oleh Rasulullah Saw. dalam
sabdanya:
فَمِنْ إِمَارَاتِ الْمُتَوَاضِعِ حُبُّ الْخُمُوْلِ
وَكَرَاهِيَةُ الشُّهْرَةِ وَقَبُوْلُ الْحَقِّ مِمَّنْ جَاءَ بِهِ مِنْ شَرِيْفٍ
أَوْ وَضِيْعٍ وَمِنْهَا مَحَبَّةُ الْفُقَرَاءِ وَمُخَالَطَتِهِمْ
وَمُجَالَسَتِهِمْ وَمِنْهَا كَمَالُ الْقِيَامِ بِحُقُوْقِ الْإِخْوَانِ حَسْبَ
الْإِمْكَانِ مَعَ شُكْرِ مَنْ قَامَ مِنْهُمْ بِحَقِّهِ وَعُذْرِ مَنْ قَصَّرَ
وَمِنْ إِمَارَاتِ التَّكَبُّرِ مَحَبَّةُ التَّصَدُّرِ فِيْ الْمَجَالِسِ
وَالْمَحَافِلِ وَالتَّقَدُّمِ عَلَى الْأَقْرَانِ وَتَزْكِيَةُ النَّفْسِ مَعَ
مُطَالَبَتِهِمْ بِالْحُقُوْقِ.
“Tanda² orang yg rendah hati adalah
lebih senang menjadi orang yg tak terkenal dan tak suka menjadi orang populer,
mau menerima kebenaran dari siapa saja baik dari orang terhormat maupun dari
orang yg rendahan, mencintai orang kafir, serta senang berkumpul dan duduk
bersama mereka. Suka menunaikan kepentingan orang lain dengan sesempurna
mungkin, berterima kasih kepada orang yg memperhatikan hak yg dibebankan
kepada mereka serta memaafkan orang² yg melalaikannya. Sedangkan ciri² orang²
sombong adalah ingin selalu menjadi pemimpin dalam setiap majelis dan
pertemuan. Berambisi untuk lebih unggul dari rekan²nya, senantiasa sok suci
dan senang memuji diri sendiri, besar mulut, sering membual dan selalu
menuntut hak rekan²nya.” (al-Hadits)
124. Ukhuwah Islamiyah
(وعليك) بإصلاح ذات بينهم
فإن في الإصلاح فضلاً يزيد على فضل
النفل من الصلاة والصيام ولا سيما بين الوالد وولده والقريب وقرابته. قال الله
تعالى: (إنما المؤمنون إخوة فأصلحوا بين أخويكم).
Hendaklah engkau
bersikap ramah tamah dan saling mencintai sesama muslim dengan menampakkan
segala kebaikan dan menutupi setiap kejelekan. Hendaknya engkau pun saling
mendamaikan satu dengan yg lain karena kebiasaan itu mengandung nilai
keutamaan melebihi shalat dan puasa sunnah. Lebih² antara orangtua dan anak
serta kerabat dekat yg lain.
Maha Benar Allah dalam firman-Nya:
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ
“Sesungguhnya
orang² mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu.” (QS. al-Hujurat: 10)
125. Hindari Namimah dan Ghibah
(وإياك) وإفساد ذات البين بالنميمة والغيبة ونحوهما مما يوجب
التنافر والتدابر؛ فإن ذلك عند الله تعالى عظيم.
أما النميمة فهي أن
تنقل كلام إنسان لإنسان تقصد بذلك الإفساد بينهما. وقد قال صلى الله عليه وسلم:
“لا يدخل الجنة نمام” وقال عليه السلام: “أبغضكم إلى الله تعالى المشاءون بين
الأحبة بالنميمة المفرقون بين الإخوان”.
Hindari segala bentuk
Namimah dan Ghibah karena kedua hal itulah penyebab utama timbulnya
perselisihan dan permusuhan, keduanya termasuk dosa besar di sisi Allah
Ta’ala. Namimah adalah membicarakan kejelekan seseorang pada orang lain dengan
maksud merusak hubungan keduanya.
Sabda Rasulullah Saw.:
لَا
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ.
“Tidak masuk surga orang yg ahli
mengadu domba.”(al-Hadits)
Rasulullah Saw. juga bersabda:
أَبْغَضُكُمْ
إِلَى اللَّهِ تَعَالَى الْمُشَاءُوْنَ بَيْنَ الْأَحِبَّةِ بِالنَّمِيْمَةِ
الْمُفَرِّقُوْنَ بَيْنَ الْإِخْوَانِ.
“(Di antara) kamu yg lebih
dimurkai Allah ialah orang yg berjalan dengan mengadu domba dan memecah belah
hubungan antara orang² yg bersaudara.” (al-Hadits)
وأما الغيبة فهي
أن تذكر إنساناً في غيبته بما يكرهه لو كان حاضراً تقصد بذلك تنقيصه، وسواء حصل
التفهيم بالنطق أو الإشارة أو الكتابة. وقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
“كل المسلم على المسلم حرام دمه وماله وعرضه” وقال عليه السلام: “الغيبة أشد من
الزنى”، وأوحى الله إلى موسى عليه السلام: من مات تائباً من الغيبة فهو آخر من
يدخل الجنة، ومن مات مصراً عليها فهو أول من يدخل النار.
Ghibah ialah
membicarakan kejelekan seseorang yg bila didengar dan diketahuinya maka ia
akan merasa terhina. Ghibah dapat berupa ucapan, isyarat dan tulisan.
Sabda
Rasulullah Saw.:
كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ
وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ.
“Setiap muslim atas muslim yg lain, haram
darah, harta, dan kehormatannya.” (Al-Hadits)
Rasulullah Saw. juga
bersabda:
اَلْغِيْبَةُ أَشَدُّمِنَ الزِّنَا.
“Ghibah
lebih berat dosanya daripada zina.” (Al-Hadits)
Allah Ta’ala
berfirman kepada Nabi Musa as.:
مَنْ مَاتَ تَائِبًامِنَ الْغِيْبَةِ
فَهُوَاَخِرُمَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ مُصِرًّاعَلَيْهَا
فَهُوَأَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ النَّارَ.
“Barangsiapa meninggal dunia
dalam keadaan bertobat dari ghibah, maka ia adalah orang yg paling akhir masuk
surga. Dan barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan berghibah, maka ia orang
yg paling awal masuk neraka.” (Al-Hadits)
126. Hindari Kedzaliman
(وإياك) والظلم فإنه ظلمات يوم القيامة ولا سيما ظلم العباد فإنه
الظلم الذي لا يتركه الله. وقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “إن المفلس من
أمتي من يأتي يوم القيامة بحسنات كثيرة ويأتي وقد ضرب هذا وشتم هذا وأخذ مال هذا
فيأخذ هذا من حسناته وهذا من حسناته فإن فنيت حسناته أخذ من سيئاتهم فطرحت على
سيئاته ثم يقذف به في النار” فإن وقعت في ظلم أحد فبادر بالخروج منه بالتمكين من
القصاص إن كان من المظالم النفسية، وبطلب الإحلال إن كان من المظالم العرضية،
وبرد ما أخذته إن كان من المظالم المالية،
Janganlah berlaku zalim
dan berbuat sewenang-wenang karena perbuatan zalim dapat menimbulkan kegelapan
di hari kiamat, lebih² kepada hamba² Allah Ta’ala karena Allah Ta’ala tak akan
pernah membiarkan perbuatan keji itu.
Sabda Rasulullah Saw.:
إِنَّ
الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِيْ مَنْ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ
كَثِيْرَةٍ وَيَأْتِىْ وَقَدْضَرَبَ هَذَاوَسَتَمَ هَذَاوَأَخَذَمَالَ
هَذَافَيَأْخُذُهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَامِنْ حَسَنَاتِهِ, فَإِنَّ
فُنِيَتْ حَسَنَاتُهُ أُخِذَمِنْ سَيِّئَاتِهِمْ فَطُرِحَتْ عَلَى سَيِّئَاتِهِ
ثُمَّ يُقْذَفُ بِهِ فِي النَّارِ.
“Sesungguhnya orang yg paling
rugi dari umatku adalah orang yg datang di hari kiamat dengan membawa amal
kebajikan yg banyak. Karena ia telah memukul, mencaci dan mengambil harta
orang lain, maka orang² itu pun menuntut. Lalu semua kebaikannya diambil untuk
diberikan kepada mereka. Jika kebaikannya telah habis, maka sebaliknya semua
dosa mereka akan diberikan kepadanya. Dan akhirnya ia pun dibuang ke neraka.”
(Al-Hadits)
Jika engkau telah terlanjur berbuat zalim pada
seseorang, maka bergegaslah menyerahkan diri untuk dihukum, jika hal itu
berkaitan dengan jiwa, mintalah penghalalan darinya, jika kezaliman itu
berhubungan dengan kehormatan, maka kembalikan semua yg telah engkau ambil
darinya jika kezaliman itu bersifat kebendaan (harta).
وفي الحديث:
“من كانت عليه لأخيه مظلمة فليستحل منه قبل أن يأتي يوم لا دينار فيه ولا درهم
إنما هي الحسنات والسيئات” فإن تعذر عليك رد بعض المظالم حتى لم يمكن بحال فعليك
بصدق اللجأ إلى الله تعالى والافتقار والاضطرار في أن يرضي عنك خصمك، وبالإكثار
لمن ظلمته من الدعاء والاستغفار.
Sabda Rasulullah Saw.:
مَنْ
كَنَتْ عَلَيْهِ لِأَخِيْهِ مَظْلَمَةٌ فَلْيَسْتَحِلَّ مِنْهُ قَبْلَ أَنْ
يَأْتِى يَوْمٌ لَا دِيْنَارَفِيْهِ وَلَا دِرْهَمً إِنَّمَاهِىَ الْحَسَنَاتُ
وَالسَّيِّئَاتُ.
“Barangsiapa telah berbuat aniaya pada saudaranya,
hendaklah ia minta kehalalan darinya sebelum datang suatu hari di mana dinar
dan dirham sudah tak ada lagi kecuali amal² baik dan buruk.” (Al-Hadits)
Bila
engkau benar² tak mampu mengembalikan sebagian barang yg telah engkau ambil
dan zalimi, hendaklah engkau bertobat dan selalu memohon kepada Allah Ta’ala
agar pihak yg engkau aniaya sudi mengikhlaskannya, serta perbanyaklah berdoa
dan mohon ampun pada Allah Ta’ala atas dosa² yg telah ia perbuat.
127. Menjaga Keselamatan
(وعليك) بالذب عن دماء المسلمين
وأعراضهم وأموالهم في غيبتهم
وحضورهم كما تذب عن نفسك وفي ذلك كله فإن من نصر مسلماً نصره الله ومن خذل مسلماً
خذله الله.
فصل
Hendaklah engkau selalu menjaga dan memelihara
keselamatan, kehormatan dan harta setiap muslim, baik mereka minta ataupun
tidak, sama seperti engkau memelihara dan menjaga dirimu sendiri. Karena
barangsiapa menolong saudaranya muslim, maka Allah Ta’ala akan menolongnya,
dan barangsiapa menelantarkan sesama muslim, maka Allah Ta’ala pun akan
menelantarkannya.
128. Ketulusan Hati
وعليك بالنصح لكل مسلم،
وغايته أن لا تكتم عنه شيئاً ترى في
إظهاره له حصولاً على خير أو نجاة من شر. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
“الدين النصيحة”.
ومن النصح أن تكون لكل مسلم في غَيبته كما تكون له
في حضوره، وأن لا تظهر له من المودة بلسانك فوق ما يضمره قلبك. ومنه إذا استشارك
مسلم في شيء وعرفت أن الصواب في خلاف ما يميل إليه أن تخبره به.
Hendaklah
engkau selalu bertulus hati terhadap setiap muslim dengan maksud agar engkau
tidak menyembunyikan sesuatu darinya yg dapat menunjukkan jalan kebaikan dan
menjauhkannya dari kejelekan.
Sabda Rasulullah Saw.:
إِنَّ
الدِّيْنَ النَّصِيْحَةُ
“Sesungguhnya agama adalah nasihat.” (HR.
Ahmad)
Bersikap tuluslah kamu pada sesama muslim dalam setiap
kehadirannya maupun dalam ketidakhadirannya.
Janganlah melebihkan rasa
tulusmu yg ada dalam ucapanmu dengan perasaan sebenarnya yg ada di dalam
hatimu.
Jika engkau sedang bermusyawarah dengan sesama saudaramu
muslim, kemudian engkau mengetahui bahwa pendapatnya salah, maka katakan
kepadanya segala sesuatu yg benar menurut tanggapanmu.
129. Hindari Hasud
ومما يدل على خلاف النصح الحسد
للمسلمين على ما آتاهم الله من
فضله. وأصله أن يشق عليك إنعام الله تعالى على عبد من عبيده بنعمة في دينه أو
دنياه وغايته أن تتمنى زوال النعمة عنه، وقد ورد أن “الحسد يأكل الحسنات كما تأكل
النار الحطب” والحاسد معترض على الله في ملكه وتدبيره وكأنه يقول بلسان حاله: يا
رب إنك وضعت النعمة في غير موضعها ولا بأس بالغبطة وهي أن ترى نعمة من الله على
عبد من عبيده فطلب منه سبحانه مثلها.
Salah satu sifat yg sangat
bertolak belakang dengan keikhlasan seseorang ialah sifat hasud atau iri hati
jika melihat orang lain diberi kenikmatan dari Allah.
Sifat tercela ini
bersumber dari adanya rasa tidak senang bila melihat orang lain mendapat
kenikmatan dan karunia dari Allah Ta’ala, baik yg bersifat keduniaan ataupun
keagamaan. Kemudian mengharap agar nikmat itu pun segera lenyap dari
pemiliknya.
Rasulullah Saw. bersabda:
إِنَّ الْحَسَدَ
يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ
“Sesungguhnya sifat
iri hati itu dapat memakan amal kebajikan seperti api yg melahap kayu bakar.”
(al-Hadits)
Orang yg iri hati berarti telah menantang kekuasaan dan
aturan Allah Ta’ala, seolah-olah ia berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya
Engkau telah meletakkan nikmat yg tidak pada tempatnya!” Tetapi tak ada
salahnya jika engkau melihat rahmat Allah yg di anugerahkan kepada orang lain,
lalu engkau berdoa dan memohon kepada-Nya agar engkau memperoleh nikmat yg
sama dengannya, maka perbuatan itu sama sekali tidak dilarang oleh agama.
130. Sikap Ketika Dipuji Orang
(وعليك) إذا أثنى عليك أحد بكراهية الثناء بقلبك،
ثم إن أثنى
عليك بما فيك فقل الحمد لله الذي أظهر الجميل وستر القبيح، وإن أثنى عليك بما ليس
فيك فقل كما قال بعض السلف: اللهم لا تؤاخذني بما يقولون واغفر لي ما لا يعلمون
واجعلني خيراً مما يظنون.
وأما أنت فلا تثني على أحد إلا إن علمت أنه يزداد
بثنائك نشاطه في الخير، أو كان فاضلاً لا يعرف فضله فأثنيت عليه للتعريف بفضله
بشرط السلامة من الكذب في جهتك، ومن الاغترار في جهة من تثني عليه.
Hendaknya
engkau tidak merasa gembira ketika mendapat pujian dari orang lain. Apabila
pujian itu sesuai dengan keadaan dirimu, bacalah:
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِيْ أَظْهَرَ الْجَمِيْلَ وَسَتَرَ الْقَبِيْحَ.
“Segala
puji bagi Allah, Dzat yg menampakkan kebagusan dan menutup kejelekan.”
Apabila
pujian itu tidak sesuai dengan keadaanmu, maka berdoalah dengan doa yg biasa
dilakukan oleh kaum salaf.
اَللَّهُمَّ لَا تُؤَاخِذْنِيْ بِمَا
يَقُوْلُوْنَ وَاغْفِرْلِيْ مَالَا يَعْلَمُوْنَ وَاجْعَلْنِيْ خَيْرًا مِمَّا
يَظُنُّوْنَ.
“Ya Allah, janganlah Engkau siksa aku sebab perkataan
mereka. Ampunilah dosaku, karena sesuatu yg tidak mereka ketahui. Dan
jadikanlah aku lebih baik dari yg mereka sangka.”
Sedangkan bagi
dirimu sendiri, janganlah sekali-kali memuji orang lain, kecuali dengan pujian
itulah ia bertambah giat menjalankan nilai² kebaikan, atau orang yg kau puji
itu termasuk orang utama yg tidak diketahui keutamaannya. Dengan syarat semua
pujian itu jauh dari dusta dan tidak menimbulkan rasa bangga daripada orang yg
mendapat pujian itu.
131. Cara Menasehati Orang Lain
(وعليك) إذا أردت أن تنصح إنساناً
في أمر بلغك عنه بالخلوة به
والتلطف له في القول له ولا تعدل إلى التصريح مع إمكان التفهيم بالتلميح فإن قال
لك من بلغك عني هذا؟ فلا تخبره كي لا تثير العداوة بينه وبينه، ثم إن قبل منك
فاحمد الله واشكر له وإن لم يقبل فارجع على نفسك باللوم وقل لها يا نفس السوء من
قبلك أتيت، فانظري لعلك لم تقومي بشرائط النصح وآدابه.
وإذا ائتمنك إنسان
على شيء فعليك بحفظه أشد مما تحفظه لو كان ملكاً لك.
Jika engkau
berkeinginan menasehati orang lain dalam urusan tertentu, maka ajaklah ia ke
tempat yg sepi dari keramaian dan nasehatilah ia dengan perkataan yg lemah
lembut. Jangan menggunakan kata² secara langsung, sebaiknya gunakan sindiran
yg mudah dipahami dan bila ia bertanya siapa yg memberitahu padamu tentang
perbuatan yg ia lakukan, maka janganlah kau beritahukan karena hal itu dapat
menimbulkan permusuhan di antara keduanya.
Jika nasehatmu ia
terima, maka pujilah Allah serta bersyukurlah kepada-Nya. Apabila tidak
diterima, kembalikanlah nasehat itu pada dirimu sendiri dan katakan kepadanya:
“Wahai nafsu yg mengantarkan kejahatan.”
“Penyebab tidak
diterimanya nasehat adalah dirimu sendiri. Periksalah dirimu, mungkin engkau
belum memenuhi beberapa parsyaratan²nya.”
132. Amanah dan Khianat
(وعليك) بأداء الأمانة وإياك والخيانة فيها
وقد قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم: “لا إيمان لمن لا أمانة له” وقال عليه السلام: “ثلاث متعلقات
بالعرش: النعمة تقول اللهم إني بك فلا أكفر، والرحم تقول اللهم إني بك فلا أقطع،
والأمانة تقول اللهم إني بك فلا أخان”.
Jika engkau diberi
kepercayaan atas sesuatu, hendaklah engkau menjaganya sebaik mungkin melebihi
penjagaanmu atas milikmu sendiri. Hendaklah engkau selalu menunaikan amanat,
dan hindari segala bentuk pengkhianatan.
Sabda Rasulullah Saw.:
لَا
إِيْمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ.
“Tak ada iman bagi orang yg
tidak menunaikan amanat.” (HR. Ibnu Najjar)
Rasulullah Saw. juga
menegaskan:
ثَلَاثٌ مُتَعَلِّقَاتٌ بِالْعَرْشِ النِّعْمَةُ
تَقُوْلُ: اَللَّهُمَّ إِنِّي بِكَ فَلَا اُكْفَرَ وَالرَّحِيْمُ تَقُوْلُ:
اَللَّهُمَّ إِنِّي بِكَ فَلَا أُقْطَعُ وَالْأَمَانَةُ تَقُوْلُ: اَللَّهُمَّ
إِنِّي بِكَ فَلَا أَخَانُ.
“Tiga hal yg senantiasa tergantung di
‘Arasy:
– Nikmat yg berkata, “Ya Allah, aku berlindung pada-Mu agar aku
tak di ingkari.”
– Sanak keluarga berkata, “Ya Allah, aku berlindung
pada-Mu agar hubunganku tidak diputuskan.”
– Amanat yg berkata, “Ya
Allah, aku berlindung pada-Mu agar aku tak di khianati.”
133. Jujur
(وعليك) بصدق الحديث وبالوفاء بما
عاهدت عليه ووعدت به فإن نقض
العهود والخلف في الوعود من أمارات النفاق وفي الحديث: “آية المنافق ثلاث إذا حدث
كذب وإذا وعد أخلف وإذا اؤتمن خان” وفي رواية: “وإذا عاهد غدر وإذا خاصم فجر”.
Hendaklah
engkau selalu berkata jujur dan menepati janji. Karena pelanggaran dan
pengingkaran janji merupakan salah satu tanda kemunafikan.
Sabda
Rasulullah Saw.:
أَيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَثَ كَذَبَ
وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ – وَفِيْ رِوَايَةٍ آخَرَ:
إِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ.
“Tanda² munafik ada
tiga: Apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia ingkar, apabila
dipercaya ia khianat.”
Di dalam riwayat yg lain dengan kalimat,
“Apabila berjanji ia menipu. Dan apabila bermusuhan, ia tidak ksatria.”
(al-Hadits)
134. Hindari Perdebatan
(وعليك) بالحذر من المراء والجدال فإنهما
يوغران الصدور
ويوحشان القلوب ويولِّدان العداوة والبغضاء فإن ماراك أو جادلك محق فعليك بالقبول
منه؛ لأن الحق أحق أن يتبع، أو مبطل فعليك بالإعراض عنه؛ لأنه جاهل والله تعالى
يقول: (وأعرض عن الجاهلين).
Hindari perdebatan dan perbantahan,
karena hal itulah yg mengobarkan amarah di dalam dada, merisaukan hati,
menimbulkan permusuhan dan rasa benci satu dengan yg lainnya.
Jika
dalam perdebatan itu ternyata pendapat orang lain yg benar, maka terimalah
pendapat itu. Karena kebenaran adalah suatu hal yg patut untuk di ikuti.
Tetapi jika pendapat orang lain itu justru salah dan bathil, maka berpalinglah
darinya karena itu termasuk orang bodoh.
Ini sesuai dengan firman
Allah Ta’ala:
وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Serta
berpalinglah dari pada orang² yg bodoh.” (QS. al-A’raf: 199)
135. Hindari Senda Gurau
(وعليك) بترك المزاح رأساً
فإن مزحت نادراً على نية تطييب قلب
مسلم فلا تقل إلا حقاً قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “لا تمار أخاك ولا
تمازحه ولا تعِده موعدةً فتخلفه”.
Jangan terlalu sering bersenda
gurau. Jika senda guraumu itu bertujuan untuk menghibur hati sesama muslim,
maka hindari segala perkataan bohong dan senantiasa berkata dengan benar.
Sabda
Rasulullah Saw.:
لَا تُمَارِ أَخَاكَ وَلَا تُمَازِحْهُ وَلَا
تُعِدْهُ مَوْعِدَةٍ فَتَخْلَفَهُ.
“Janganlah engkau mencela
saudaramu. Janganlah bersenda gurau dan janganlah berjanji lalu engkau tidak
menepatinya.” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas ra.)
136. Mengagungkan dan Memuliakan Sesama Muslim
(وعليك) بإجلال المسلمين
وتوقيرهم لا سيما أهل الفضل منهم
كالعلماء والصلحاء والشرفاء ومن له شيبة في الإسلام.
(وإياك) أن تروع
أحداً من المسلمين أو تخيفه أو تستهزئ به أو تسخر منه أو تنظر إليه بعين
الاستحقار فإن هذا كله من الأخلاق المشؤومة والأفعال المذمومة. وقد قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم: “بحسب امرئ من الشر أن يحقر أخاه المسلم”.
Hendaklah
engkau selalu mengagungkan dan memuliakan sesama muslim, lebih² terhadap kaum
shalihin beserta keturunannya dan orang² yg sudah lanjut usia.
Janganlah
engkau menakut-nakuti, mengancam serta mengejek saudaramu muslim ataupun
memandang mereka dengan pandangan yg penuh kehinaan, karena perbuatan itu
semua adalah bagian dari akhlak² tercela.
Rasulullah Saw.
bersabda:
بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ
الْمُسْلِمَ.
“Cukup bagi seseorang dikatakan jahat, bila ia mencela
saudaranya muslim.” (al-Hadits)
137. Rendah Hati dan Hindari Sombong
(وعليك) بالتواضع فإنه من أخلاق المؤمنين.
(وإياك) والتكبر فإن
الله لا يحب المتكبرين، ومن تواضع رفعه الله ومن تكبر وضعه الله، قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم: “لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر” وقال عليه
السلام: “الكبر بطر الحق” يعني رده و”غمط الناس” يعني احتقارهم.
ومن
نظر إلى نفسه بعين التعظيم وإلى غيره بعين الاستصغار فهو من المتكبرين.
Hendaklah
engkau bersikap rendah hati, karena sikap itu adalah akhlak setiap mukmin.
Hindari sikap sombong karena Allah tidak menyukai orang² yg sombong.
Barangsiapa berendah hati, Allah akan mengangkat derajatnya. Sedangkan bagi
mereka yg sombong, Allah akan merendahkan derajat mereka
serendah-rendahnya.
Rasulullah Saw. bersabda:
لَا
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ.
“Tidak
akan masuk surga seseorang yg di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun
sebesar atom.” (al-Hadits)
Rasulullah Saw. bersabda:
اَلْكِبْرُ
بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُالنَّاسِ وَمَنْ نَظَرَ إِلَى نَفْسِهِ بِعَيْنِ
التَّعْظِيْمِ وَإِلَى غَيْرِهِ بِعَيْنِ الْإِسْتِصْغَارِ فَهُوَ مِنَ
الْمُتَكَبِّرِيْنَ.
“Sikap sombong adalah penolak kebenaran dan
penghinaan terhadap manusia. Barangsiapa memandang dirinya lebih agung dan
memandang orang lain dengan pandangan hina, maka ia tergolong orang² sombong.”
(al-Hadits)
وللمتواضعين والمستكبرين أمارات تميز بعضهم عن بعض (ليميز
الله الخبيث من الطيب).
فمن أمارات التواضع حب الخمول وكراهية الشهرة وقبول
الحق ممن جاء به من شريف أو وضيع.
ومنها محبة الفقراء ومخالطتهم
ومجالستهم.
ومنها كمال القيام بحقوق الإخوان حسب الإمكان مع شكر من قام منهم
بحقه وعذر من قصر.
ومن أمارات التكبر محبة التصدر في المجالس والمحافل
والتقدم على الأقران وتزكية النفس والثناء عليها والتشدق في الكلام والتبجح
بالآباء والاختيال والتبختر في المشية وترك الوفاء بحقوق الإخوان مع مطالبتهم
بالحقوق.
Beberapa tanda khusus yg membedakan sifat orang² sombong
dan orang² rendah diri telah dijelaskan oleh Rasulullah Saw. dalam
sabdanya:
فَمِنْ إِمَارَاتِ الْمُتَوَاضِعِ حُبُّ الْخُمُوْلِ
وَكَرَاهِيَةُ الشُّهْرَةِ وَقَبُوْلُ الْحَقِّ مِمَّنْ جَاءَ بِهِ مِنْ شَرِيْفٍ
أَوْ وَضِيْعٍ وَمِنْهَا مَحَبَّةُ الْفُقَرَاءِ وَمُخَالَطَتِهِمْ
وَمُجَالَسَتِهِمْ وَمِنْهَا كَمَالُ الْقِيَامِ بِحُقُوْقِ الْإِخْوَانِ حَسْبَ
الْإِمْكَانِ مَعَ شُكْرِ مَنْ قَامَ مِنْهُمْ بِحَقِّهِ وَعُذْرِ مَنْ قَصَّرَ
وَمِنْ إِمَارَاتِ التَّكَبُّرِ مَحَبَّةُ التَّصَدُّرِ فِيْ الْمَجَالِسِ
وَالْمَحَافِلِ وَالتَّقَدُّمِ عَلَى الْأَقْرَانِ وَتَزْكِيَةُ النَّفْسِ مَعَ
مُطَالَبَتِهِمْ بِالْحُقُوْقِ.
“Tanda² orang yg rendah hati adalah
lebih senang menjadi orang yg tak terkenal dan tak suka menjadi orang populer,
mau menerima kebenaran dari siapa saja baik dari orang terhormat maupun dari
orang yg rendahan, mencintai orang kafir, serta senang berkumpul dan duduk
bersama mereka. Suka menunaikan kepentingan orang lain dengan sesempurna
mungkin, berterima kasih kepada orang yg memperhatikan hak yg dibebankan
kepada mereka serta memaafkan orang² yg melalaikannya. Sedangkan ciri² orang²
sombong adalah ingin selalu menjadi pemimpin dalam setiap majelis dan
pertemuan. Berambisi untuk lebih unggul dari rekan²nya, senantiasa sok suci
dan senang memuji diri sendiri, besar mulut, sering membual dan selalu
menuntut hak rekan²nya.” (al-Hadits)[]