Terjemah Shahih Bukhari
Nama kitab: Terjemah Sahih Bukhari, Shahih Bukhori ( صحيح البخاري)
Judul kitab asal: Al-Jamik Al-Musnad Al-Mukhtashor min Umuri Rasulillah wa Sunanihi wa Ayyamihi ( الجامع المسند الصحيح المختصر من أُمور رسول الله صلى الله عليه وسلّم وسننه وأيامه)
Pengarang: Muhammad bin Ismail Al-Bukhari (محمد بن إسماعيل البخاري)
Lahir: 13 Syawal 194 H/ 19 Juli 810 M.
Wafat: 1 Syawal 256 H/ 1 September 870 M (usia 60 tahun).
Penerjemah:
Bidang studi: Hadits / As-Sunnah
Daftar Isi
- Download Terjemah Sahih Bukhori
- Download Sahih Bukhari in English and Arabic
- Download Sahih Bukhari versi Arab
- Terjemah Fathul Bari Syarah Bukhari
- Permulaan Wahyu
-
Kitab Hadits lain:
- Terjemah Shahih Bukhari
- Terjemah Shahih Muslim
- Terjemah Sunan Abu Dawud
- Terjemah Sunan Tirmidzi
- Terjemah Sunan Nasa'i
- Terjemah Sunan Ibnu Majah
- Terjemah Sunan Musnad Ad-Darimi
- Terjemah Muwatta Malik
- Terjemah Musnad Ahmad
- Terjemah Sahih Ibnu Khuzaimah
- Terjemah Mustadrak al-Hakim
- Terjemah Al Mu’jam Ash-Shaghir Thabrani
- Terjemah Arbain Nawawi
- Terjemah Bulughul Maram
- Terjemah Ibanatul Ahkam (Syarah Bulughul Maram)
- Terjemah Riyadhus Shalihin
- Terjemah Fathul Bari Syarah Bukhari
- Terjemah Syarah Muslim oleh al-Nawawi
-
Terjemah Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abu Dawud
- Terjemah Tuhfatul Ahwadzi Syarah Tirmidzi
- Terjemah Al-Adzkar Nawawi
-
Terjemah Nailul Authar
- Kembali ke: Terjemah Kitab Hadits
Download Sahih Bukhari in English and Arabic (pdf)
in Nine Volumes
Download Sahih Bukhori versi Arab (pdf):
Untuk kitab Syarah Bukhari lengkap, dapat didownload di sini!
Permulaan Wahyu
1. Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia
berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa Telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari berkata, telah mengabarkan
kepada kami Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar Alqamah
bin Waqash Al Laitsi berkata; saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab
diatas mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap
orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia
yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya,
maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan"
2. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf berkata, telah
mengabarkan kepada kami Malik dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari Aisyah
Ibu Kaum Mu'minin, bahwa Al Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam: "Wahai Rasulullah, bagaimana caranya wahyu turun
kepada engkau?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
"Terkadang datang kepadaku seperti suara gemerincing lonceng dan cara ini yang
paling berat buatku, lalu terhenti sehingga aku dapat mengerti apa yang
disampaikan. Dan terkadang datang Malaikat menyerupai seorang laki-laki lalu
berbicara kepadaku maka aku ikuti apa yang diucapkannya". Aisyah berkata:
"Sungguh aku pernah melihat turunnya wahyu kepada Beliau shallallahu 'alaihi
wasallam pada suatu hari yang sangat dingin lalu terhenti, dan aku lihat dahi
Beliau mengucurkan keringat."
3. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata, Telah menceritakan
kepada kami dari Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab dari 'Urwah bin Az
Zubair dari Aisyah -Ibu Kaum Mu'minin-, bahwasanya dia berkata: "Permulaaan
wahyu yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan
mimpi yang benar dalam tidur. Dan tidaklah Beliau bermimpi kecuali datang
seperti cahaya subuh. Kemudian Beliau dianugerahi kecintaan untuk menyendiri,
lalu Beliau memilih gua Hiro dan bertahannuts yaitu 'ibadah di malam hari
dalam beberapa waktu lamanya sebelum kemudian kembali kepada keluarganya guna
mempersiapkan bekal untuk bertahannuts kembali. Kemudian Beliau menemui
Khadijah mempersiapkan bekal. Sampai akhirnya datang Al Haq saat Beliau di gua
Hiro, Malaikat datang seraya berkata: "Bacalah?" Beliau menjawab: "Aku tidak
bisa baca". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan: Maka Malaikat itu
memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi:
"Bacalah!" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Maka Malaikat itu
memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi:
"Bacalah!". Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Malaikat itu memegangku
kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu
melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha Pemurah)." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali
kepada keluarganya dengan membawa kalimat wahyu tadi dalam keadaan gelisah.
Beliau menemui Khadijah binti Khawailidh seraya berkata: "Selimuti aku,
selimuti aku!".
Beliau pun diselimuti hingga hilang ketakutannya. Lalu Beliau menceritakan
peristiwa yang terjadi kepada Khadijah: "Aku mengkhawatirkan diriku". Maka
Khadijah berkata: "Demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu selamanya,
karena engkau adalah orang yang menyambung silaturrahim." Khadijah kemudian
mengajak Beliau untuk bertemu dengan Waroqoh bin Naufal bin Asad bin Abdul
'Uzza, putra paman Khadijah, yang beragama Nasrani di masa Jahiliyyah, dia
juga menulis buku dalam bahasa Ibrani, juga menulis Kitab Injil dalam Bahasa
Ibrani dengan izin Allah. Saat itu Waroqoh sudah tua dan matanya buta.
Khadijah berkata: "Wahai putra pamanku, dengarkanlah apa yang akan disampaikan
oleh putra saudaramu ini". Waroqoh berkata: "Wahai putra saudaraku, apa yang
sudah kamu alami". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuturkan
peristiwa yang dialaminya. Waroqoh berkata: "Ini adalah Namus, seperti yang
pernah Allah turunkan kepada Musa. Duhai seandainya aku masih muda dan aku
masih hidup saat kamu nanti diusir oleh kaummu".
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah aku akan diusir
mereka?" Waroqoh menjawab: "Iya. Karena tidak ada satu orang pun yang datang
dengan membawa seperti apa yang kamu bawa ini kecuali akan disakiti
(dimusuhi). Seandainya aku ada saat kejadian itu, pasti aku akan menolongmu
dengan sekemampuanku". Waroqoh tidak mengalami peristiwa yang diyakininya
tersebut karena lebih dahulu meninggal dunia pada masa fatroh (kekosongan)
wahyu. Ibnu Syihab berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin
Abdurrahman bahwa Jabir bin Abdullah Al Anshari bertutur tentang kekosongan
wahyu, sebagaimana yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ceritakan:
"Ketika sedang berjalan aku mendengar suara dari langit, aku memandang ke
arahnya dan ternyata Malaikat yang pernah datang kepadaku di gua Hiro, duduk
di atas kursi antara langit dan bumi. Aku pun ketakutan dan pulang, dan
berkata: "Selimuti aku. Selimuti aku". Maka Allah Ta'ala menurunkan wahyu:
(Wahai orang yang berselimut) sampai firman Allah (dan berhalaberhala
tinggalkanlah). Sejak saat itu wahyu terus turun berkesinambungan." Hadits ini
juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Yusuf dan Abu Shalih juga oleh Hilal bin
Raddad dari Az Zuhri. Dan Yunus berkata; dan Ma'mar menyepakati bahwa dia
mendapatkannya dari Az Zuhri.
4. Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il dia berkata, Telah
menceritakan kepada kami Abu 'Awanah berkata, bahwa Telah menceritakan kepada
kami Musa bin Abu Aisyah berkata, Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin
Jubair dari Ibnu 'Abbas tentang firman Allah Ta'ala: (Janganlah kamu gerakkan
lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat ingin
(menguasainya)." Berkata Ibnu 'Abbas: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
sangat kuat keinginannya untuk menghafalkan apa yang diturunkan (Al Qur'an)
dan menggerak-gerakkan kedua bibir Beliau."
Berkata Ibnu 'Abbas: "aku akan menggerakkan kedua bibirku (untuk
membacakannya) kepada kalian sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam melakukannya kepadaku". Berkata Sa'id: "Dan aku akan menggerakkan
kedua bibirku (untuk membacakannya) kepada kalian sebagaimana aku melihat Ibnu
'Abbas melakukannya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menggerakkan kedua
bibirnya, Kemudian turunlah firman Allah Ta'ala: Janganlah kamu gerakkan
lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya.
Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya". Maksudnya Allah mengumpulkannya di dalam
dadamu (untuk dihafalkan) dan kemudian kamu membacanya: "Apabila Kami telah
selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu". Maksudnya: "Dengarkanlah
dan diamlah". Kemudian Allah Ta'ala berfirman: "Kemudian, sesungguhnya atas
tanggungan Kamilah penjelasannya. Maksudnya: "Dan Kewajiban Kamilah untuk
membacakannya" Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sejak saat itu bila
Jibril 'Alaihis Salam datang kepadanya, Beliau mendengarkannya. Dan bila
Jibril 'Alaihis Salam sudah pergi, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
membacakannya (kepada para sahabat) sebagaimana Jibril 'Alaihis Salam
membacakannya kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam.[alkhoirot.org]