Cahaya Hati
Menurut kitab Al Hikam, Cahaya (nur) adalah kendaraan hati dan rahasia hati (asrar). Cahaya adalah tentara qalbu sebagaimana kegelapan adalah tentara nafsu. Ketika Allah hendak menolong hamba-Nya, maka Dia membantunya dengan pasukan cahaya (anwar) dan memutus bantuan kegelapan serta kepalsuan
Menurut kitab Al Hikam, Cahaya (nur) adalah kendaraan hati dan rahasia hati (asrar). Cahaya adalah tentara qalbu sebagaimana kegelapan adalah tentara nafsu. Ketika Allah hendak menolong hamba-Nya, maka Dia membantunya dengan pasukan cahaya (anwar) dan memutus bantuan kegelapan serta kepalsuan
Nama kitab: Terjemah kitab Hikam
Judul kitab asal: متن الحكم العطائية
Penulis: Ibnu Athaillah Al-Iskandari (ﺍﺑﻦ ﻋﻄﺎﺀ ﺍﷲ ﺍﻟﺴﻜﻨﺪﺭﻱ)
Nama lengkap: Tajuddin Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim Ibnu Athaillah Al-Sikandari
Nama lengkap dalam bahasa Arab: تاج الدين أبو الفضل أحمد بن محمد بن عبد الكريم بن عبد الرحمن بن عبد الله بن أحمد بن عيسى بن الحسين بن عطاء الله الجذامي
Lahir: 1260 M / 658 H
Asal: Iskandariyah, Mesir
Wafat: di Kairo, Mesir, 1309 M / 709 Hijriah
Bidang studi: Tasawuf
Daftar Isi
- Jangan Menunda Amal Baik
- Menjauhi Maksiat
- Cahaya Hati
- Tanda Amal yang Diterima
- Waktu Terbaik
- Manfaat Shalat
- Malulah Saat Dipuji
- Cara Mengenal Allah
- Tutur kata yang Bijak
- Tujuan Dzikir
- Tujuan Syariah
- Ilmu Manfaat
- Cahaya Hati
- Kembali ke: Terjemah Al Hikam
Cahaya Hati
51. لا عَمَلَ أَرْجى لِلْقُلوبِ مِنْ عَمَلٍ يَغيبُ عَنْكَ شُهودُهُ ويُحْتَقَرُ عِنْدَك وُجودُهُ.
Tidak ada amal yang lebih bisa diharapkan untuk diterima daripada amal yang tidak engkau sadari (perhitungkan) dan engkau pandang tidak berarti
52. إنَّما أَوْرَدَ عَلَيْكَ الوارِدَ لِتَكونَ بِهِ عَلَيْهِ وارِداً.
Seseungguhnya Allah memberimu Warid, agar kepada-Nya engkau mendekat
53. أَوْرَدَ عَلَيْكَ الوارِدَ لِيَتَسَلَّمَكَ مِنْ يَدِ الأَغْيارِ. وَلِيُحَرِّرَكَ مِنْ رِقِّ الآثارِ.
Allah memberimu Warid untuk menyelamatkanmu dari cengkraman dunia dan membebaskanmu dari diperbudak oleh makhluk apapun
54. أَوْرَدَ عَلَيْكَ الوارِدَ لِيُخْرِجَكَ مِنْ سِجْنِ وُجودِكَ إلى فَضاءِ شُهودِكَ.
Allah memberimu Warid untuk melepasmu dari penjara wujudmu ke alam syuhud (penyaksian)
55. الأنْوارُ مَطايا القُلوبِ وَالأَسْرارِ.
Cahaya adalah kendaraan hati dan rahasia hati (asrar)
56. النّورُ جُنْدُ القَلْبِ، كَما أَنَّ الظُلْمَةَ جُنْدُ النَفْسِ. فإذا أرادَ اللهُ أنْ يَنْصُرَ عَبْدَهُ أَمَدَّهُ بِجُنودِ الأَنْوارِ وَقَطَعَ عَنْهُ مَدَدَ الظُلَمِ وَالأَغْيارِ.
Cahaya adalah tentara qalbu sebagaimana kegelapan adalah tentara nafsu. Ketika Allah hendak menolong hamba-Nya, maka Dia membantunya dengan pasukan cahaya (anwar) dan memutus bantuan kegelapan serta kepalsuan
57. النّورُ لَهُ الكَشْفُ. وَالبَصيرَةُ لَها الحُكْمُ. وَالقَلْبُ لَهُ الإقْبالُ وَالإدْبارُ.
Tugas cahaya menyingkap tabir, tugas mata batin (bashirah) menetapkan hukum, sedangkan tugas qalbu menghadapi atau membelakangi
58. لا تُفْرِحْكَ الطّاعَةُ لأَنَّها بَرَزتْ مِنَكَ، وَافْرَحْ بِها لأَنَّها بَرَزتْ مِنَ اللهِ إلَيْكَ. {قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ{
Janganlah ketaatanmu kepada Allah membuatmu gembira lantaran engkau merasa mampu melaksanakannya. Akan tetapi, bergembiralah kepada-Nya lantaran ketaatan itu terjadi karena karuni Allah kepadamu. Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan (yunus :58)
59. قَطَعَ السّائِرينَ لَهُ وَالواصِلينَ إلَيْهِ عَنْ رُؤْيةِ أَعْمالِهِمْ وَشُهودِ أحْوالِهِمْ. أمّا السّائِرونَ فَلِأنَّهُمْ لَمْ يَتَحَقَّقوا الصِّدْقَ مَعَ اللهِ فيها، وَأمّا الواصِلونَ فَلِأنَّهُ غَيَّبَهُمْ بِشُهودِهِ عَنْها.
Allah menghindarkan orang-orang yang menuju-Nya dan juga orang-orang yang telah sampai kepada-Nya dari melihat amal mereka dan menyaksikan (syuhud) hal ihwal mereka. Bagi orang-orang yang tengah dalam perjalanan menuju kepada-Nya, itu adalah karena mereka belum benar-benar ikhlas dalam amal mereka. Dan bagi orang-orang yang telah sampai kepada-Nya, adalah karena mereka sibuk menyaksikan-Nya hingga tak ada waktu untuk menengok ama-amal mereka.
60. ما بَسَقَتْ أَغْصانُ ذُلٍّ إلّا عَلى بِذْرِ طَمَعٍ.
Tidak tumbuh dahan-dahan kehinaan, kecuali dari benih ketamakan
61. ما قادَكَ شَيْءٌ مِثْلُ الوَهْمِ.
Tidak ada sesuatu yang menyeretmu seperti angan-angan
62. أنْتَ حُرٌ مِمّا أنْتَ عَنْهُ آيِسٌ. وَعَبْدٌ لِما أنْتَ لَهُ طامِعٌ.
Engkau merdeka dari segala yang engkau berlepas diri darinya, dan engkau adalah budak dari segala sesuatu yang engkau tamak terhadapnya
63. مَنْ لَمْ يُقْبِلْ عَلى اللهِ بِمُلاطَفاتِ الإحْسانِ قِيْدَ إلَيْهِ بِسَلاسِلِ الامْتِحانِ.
Siapa yang tidak mendekat kepada Allah dengan halusnya kebaikan yang Dia berikan, maka ia akan diseret (suapaya mendekat) dengan rantai cobaab
64. مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النِّعَمَ فَقَدْ تَعَرَّضَ لِزَوالِها، وَمَنْ شَكَرَها فَقَدْ قَيَّدَها بِعِقالِها.
Siapa yang tidak mensyukuri nikmat, berarti ia membuat jalan bagi hilangnya nikmat itu, dan siapa yang mensyukurinya, maka berarti ia telah secara kuat mengikat nikmat tersebut
65. خَفْ مِنْ وُجودِ إحْسانِهِ إلَيْكَ وَدَوامِ إساءَتِكَ مَعَهُ أنْ يَكونَ ذلِكَ اسْتِدْراجاً لَكَ (سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لا يَعْلَمُونَ(
Takutlah akan karunia Allah yang selalu engkau proleh sementara engkau tetap bermaksiat kepada-Nya, sebab bisa jadi itu istidraj bagimu (lambat laun akan menghancurkanmu). Kami nanti akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah cara yang mereka tidak ketahui (al-qalam :44)
66. مِنْ جَهْلِ المُريدِ أنْ يُسيءَ الأَدَبَ فَتُؤَخَّرَ العُقوبةُ عَنْهُ، فَيَقولَ: لَوْ كَانَ هذا سُوءَ أدَبٍ لَقَطَعَ الإِمْدادَ وَأَوْجَبَ الإِبْعادَ. فَقَدْ يَقْطَعُ المَدَدَ عَنْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَشْعُرُ، وَلَوْ لَمْ يَكُنْ إلّا مَنْعُ المَزيدِ. وَقَدْ يُقامُ مَقامَ البُعْدَ وَهُوَ لا يَدْري، وَلَوْ لَمْ يَكُنْ إلّا أنْ يُخَلِّيَكَ وَما تُريدُ.
Di antara kejahilan para murid adalah, apabila ia beradab buruk (kepada-Nya) dan hukuman atasnya ditangguhka oleh-Nya, maka ia berkata: seandainya ini adalah keburukan, maka pasti diputuskan bantuan (Allah) dan bahkan dijauhkan. Padahal, bantuan itu boleh jadi sudah dihentikan tanpa ia sadari, sekalipun hanya berupa tidak adanya tambahan bantuan baru. Dan boleh jadi ia juga sudah dijauhkan tanpa ia mengerti, sekalipun hanya memberikan dirimu dan apa yang engkau inginkan (dari hawa nafsumu)
67. إذا رَأيْتَ عَبْداً أقامَهُ اللهُ تَعالى بِوجودِ الأوْرادِ، وَأَدامَهُ عَلَيْها مَعَ طولِ الإمْدادِ، فَلا تَسْتَحْقِرَنَّ ما مَنَحَهُ مَوْلاهُ لِأَنَّكَ لَمْ تَرَ عَلَيْهِ سِيما العارِفينَ وَلا بَهْجَةَ المُحِبّينَ؛ فَلَوْلا وارِدٌ ما كانَ وِرْدٌ.
Jika engkau melihat seorang hamba yang ditetapkan oleh Allah dalam menjaga Wiridnya, dan dilanggengkan-Nya dalam keadaan demikian, namun lama ia tak mendapatkan pertolongan-Nya, maka jangan engkau sampai meremehkan apa yang Allah telah berikan itu kepadanya, hanya karena engkau belum melihat tanda-tanda orang ‘arif ataupun cahaya indah seorang pencinta Allah pada diri hamba itu.
68. قَوْمٌ أَقامَهُمُ الحَقُّ لِخِدْمَتِهِ وَقَوْمٌ اخْتَصَّهُمْ بِمَحَبَّتِهِ (كُلّاً نُمِدُّ هَؤُلاءِ وَهَؤُلاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَ وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُوراً(
Ada sebagian orang yang Allah jadikan berkhidmat kepada-Nya, dan sebagian lainnya Allah istimewakan dengan mencintai-Nya. Kepada masing-masing golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, kami berikan bantuan ari kemurahan Rabbmu. Dan kemurahan Rabbmu tidak dapat dihalangi
69. قَلَّ ما تَكونُ الوارِداتُ الإلهيَّةُ إلّا بَغْتَةً، صِيانَةً لَها أَنْ يَدَّعِيَها العِبادُ بِوُجودِ الاسْتِعْدادِ.
Seringkali Arid (karunia) ilahiyah itu datang secara tiba-tiba, agar para hamba tidak mengklaim bahwa hal itu muncul karena adanya persiapan oleh mereka
70. مَنْ رَأيْتَهُ مُجيباً عَنْ كُلِّ ما سُئِلَ، وَمُعَبِّراً عَنْ كُلِّ ما شَهِدَ، وَذاكِراً كُلَّ ما عَلِمَ، فاسْتَدِلَّ بِذلِكَ عَلى وُجودِ جَهْلِهِ.
jika engkau lihat seseorang selalu menjawab segala apa yang ditanyakan kepadanya, mengungkapkan segala apa yang disaksikannya, dan menyebut segala apa yang diketahuinya, maak ketahuilah bahwa itu tanda-tanda kejahilan pada dirinya
71. إنَّما جَعَلَ الدّارَ الآخِرَةَ مَحَلّاً لِجَزاءِ عِبادِهِ المُؤْمِنينَ؛ لأَنَّ هَذِهِ الدّارَ لا تَسَعُ ما يُريدُ أنْ يُعْطِيَهُمْ. وَلِأَنَّهُ أَجَلَّ أَقْدارَهُمْ عَنْ أنْ يُجازِيَهُمْ في دارٍ لا بَقاءَ لَها.
Sesungguhnya Allah menjadikan negeri akhirat sebagai tempat untuk membalas para hamba-Nya yang beriman, karena negeri ini (dunia) tidak mampu menampung apa yang hendak Dia berikan kepada mereka, dan karena Allah hendak memuliakan mereka dengan tidak memberikan balasan di dunia yang tidak kekal.[alkhoirot.org]