Guru Harus Adil pada Semua Murid
Hendaklah sang guru tidak menampakkan menonjolnya pelajar dihadapan kawan-kawan lainnya dengan menunjukkan kasih akungnya perhatiannya padahal mereka sama sifat, umur / pengalaman ilmu agamanya kerana itu semua menyakitkan hati, akan tetapi jika diantara mereka ada yang semangat dan bertatakramalah lebih sopan maka tampakkanlah kesopananya
Nama buku: Terjemah kitab Adabul Alim wa Al-Muta'allim
Judul versi terjemah: 1. Pendidikan Akhlak untuk Pengajar dan Pelajar; 2. Pendidikan Karakter Khas Pesantren (Adabul Alim wal Mutaallim)
Nama kitab asal: Adabul Alim wal Muta'allim (آداب العالم والمتعلم)
Pengarang: Hadratusy Syekh Kyai Haji Hasyim Asy'ari
Nama Ibu: Nyai Halimah
Penerjemah: Ishom Hadziq (?)
Bidang studi: Akhlaq dan Tasawuf
Daftar Isi
KE-DELAPAN: GURU HARUS ADIL PADA SELURUH MURIDNYA
Hendaklah sang guru tidak menampakkan menonjolnya pelajar dihadapan kawan-kawan lainnya dengan menunjukkan kasih akungnya perhatiannya padahal mereka sama sifat, umur / pengalaman ilmu agamanya kerana itu semua menyakitkan hati, akan tetapi jika diantara mereka ada yang semangat dan bertatakramalah lebih sopan maka tampakkanlah kesopananya dan terangkan kepada mereka bahwa dia memulyakannya karena sebab itu maka tidak apa-apa.karena itu bisa menumbuhkan dan menimbulkan sifat seperti itu begitu pula tidak boleh mendahulukan salah seorang murid dengan giliran yang lain dan mengahirkan yang lainnya kecuali bila ada masalahnya bisa menambah maslahah giliran itu, apabila bisa dimaklumi.
KE-SEMBILAN
Hendaklah lemah lembut kepada para santri dan menyebutkan santri yang tidak hadir, dengan penuh perhatian, mengetahui nama-nama mereka, nasab, asal dan mendoakan mereka agar mereka senantiasa baik, mengawasi tingkah laku dan tatakramanya secara dhohir ataupun yang batin, jika diantara mereka tampak sesuatu yang tidak layak seperti melakukan sesuatu yang haram atau makruh, kerusakan, malas atau kurang sopan baik kepada guru atau orang lain, ataupun banyak membicarakan sesuatu yang tidak berfaidah, bergaul kepada seseorang yang tidak patut digauli maka hendakmya sang guru mencegahnya dihadapan yang menyebabkan itu dengan mengarahkannya dan tidak menyalahkannya. Apabila itu semua tidak dapat menyelesaikan masalah maka diperingatkan secara rahasia (tertutup) atau dihadapan dua orang tersebut. Namun apabila hal itu belum bisa menyelesaikan maka dinasehati dengan agak keras berupa kata-kata yang lebih merasuk dan menjelaskan dihadapan umum.dan apabila masih belum bisa, maka diusir hingga jera dan mau kembali apabila jika dia sampai takut sebagian kawan akrabnya yang akan memojokkannya.
KE-SEPULUH
Seorang guru harus juga membiasakan mengucapkan salam berbicara yang baik, kasih akung, tolong menolong, berbakti dan bertakwa. Semua itu sebagaimana peran agama terhadap Allah, dan peran dunia tehadap hubungan manusia untuk menempurnakan dua kehidupan itu.
KE-SEBELAS
Seorang guru berusaha untuk senantiasa memperbaiki murid-murid, dengan perhatiannya, membantunya dengan sekuat tenaga denangan orentasinya atau kemampuan hartanya tampa terpaksa. Karena Allah SWT senantiasa akan menolong hamba selam hamba itu mau menolong temannya. Dan barang siapa memenuhi kebutuhan kawannya, maka Allah SWT pun akan memenuhi semua kebutuhannya. Barang siapa membantu orang yang miskin, maka Allah akan memudahkan hisab / hitungannya dihari kiyamat, apalagi menolong orang yang menunutut ilmu.
KE-DUA BELAS
Apabila pelajar tidak masuk lebih dari biasanya maka hendaknya ditanyai keadannya kepada kawan yang biasa bersamanya apabila tidak tahu maka mengutus kawannya atau datangilah sendiri, karena itulah yang lebih utama.
Apabila ternyata dia sakit maka hendaknya dia dijenguk, apabila dalam keadaan susah maka membantunya, apabila akan berpergian, maka perhatikanlah siapa yang menemaninya dan bertanya pada kawan itu dan menanyakan keperluannya dan mengizinkannya dengan iringan do’a. ketahuilah bahwa santri yang sholeh akan lebih disukai oleh ilmunya, oleh gurunya dunia akhirat. Dari pada orang kaya dan kerabat-kerabatnya/famili-familinya. Oleh karena itu ulama’-ulama’ salaf senantiasa bersungguh-sungguh mencari santri yang bagi manusia baik ketika hidup atau matinya. Walaupun hanya satu murid tetapi ilmunya bermanfaat, dan zuhud, perlakuannya baik dan tutur katanya baik, maka itu sudah cukup disis Allah. Karena satu ilmutak dapat berpindah kesatu orang keorang lain kecuali akan mendapatkan sebagaimana yang telah diterangkan oleh hadits shohih. Dari Nabi SAW : apabila anak adam meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara yaitu shodaqoh jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang selalu mendo’akannya. Ketiga pin diatas ada pada orang yang mengajarkan ilmu (guru).
Adapun shodaqoh, maka mempelajari ilmu adalah termasuk shodaqoh, tidaklah kau lihat sabda Nabi SAW tatkala dalam musholla sendirian “barang siapa bershodaqoh dengan ini (sholat) maka dia akan mendapatkan fadilah jama’ah, dan orang yang mengamalkan ilmu akan mendapatkan keutamaan ilmu, yang itu adalah lebih utama dari pada solat jama’ah, dan akan mendapatkan keutamaan dunia dan akhirat”. Adapun ilmu yang bermanfaat maka jelas karena guru, menebabkan semuanya itu kepada orang yang mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Adapun do’a anak yang sholeh (do’a yang baik) terbiasa diucapkan oleh orang yang ahli ilmu dan hadits senantiasa mendo’akan kepada gurunya.
KE-TIGA BELAS
Rendah hati dihadapan muridnya dan setiap anak didiknya selam dia yang menegakakan lagi, Allah dan mau menundukkan lambungnya dan lemah lembut. Allah berfirman kepada nabinya rendahkanlah lambungmu kepada orang miskinyang mengikutimu, Nabi juga bersabda sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku untuk senantiasa tawadhu’ tiada ketawaduan kecuali Allah yang mengangkatnya.
KE-EMPAT BELAS
Bertutur kata kepada sitiap muridnya apalagi kepada murid senior dan memanggil dengan nama yang baik dan mengucapkan salam dan saran apabila bertemu dengannya dan memuliyakannya ketika mereka bertamu dan bertanya dengan lemah lembut tentang keadaannya dan orang-orang tentang dekat dengannya setelah menjawab salam, menemuinya dengan muka berseri-seri bahagia ramah dan penuh kasih akung dan melebihkan hal itu terhadap murid yang diharapkan kebahagiaannya. Itu semua dipahami dari wasiat Rosulullah SAW bersabda bahwa manusia mengikuti engkau sekalian dan banyak orang mendatangiku dari semua penjuru untuk mempelajari agama kita mereka mendatangiku maka titiplah pesan kepada mereka untuk senantiasa berbuat baik.[alkhoirot.org]