Rukun-rukun Islam
BAGIAN KEDUA RUKUN-RUKUN ISLAM
Nama kitab: Terjemah Kitab Kasyifatus Syaja Syarah Safinatun Naja
Judul
kitab asal: Kasyifat al-Saja Syarah Safinat al-Naja (كاشفة السجا شرح سفينة
النجا)
Pengarang: Syeikh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi
Nama
yang dikenal di Arab: محمد بن عمر بن عربي بن علي نووي الجاوي أبو عبد المعطي
Kelahiran:
1813 M, Kecamatan Tanara, Banten
Meninggal: 1897 M, Mekkah, Arab Saudi
Penerjemah:
Bidang
studi: Fiqih
- BAGIAN KEDUA: RUKUN-RUKUN ISLAM
- A. Bersyahadat
- B. Mendirikan Sholat
- 1. Macam-macam Tafakkur dan Buahnya
- 2. Makna Cinta Allah
- C. Membayar Zakat
- 1. Mustahik Zakat
- 2. Syarat-syarat Mustahik Zakat
- D. Puasa Ramadhan
- E. Haji
- Kembali ke Terjemah Kasyifatus Saja Syarah Safinatun Naja
BAGIAN KEDUA: RUKUN-RUKUN ISLAM
(فصل) في بيان دعائم الإسلام وأساسها وأجزائها
Fasal ini menjelaskan tentang tiang-tiang Islam, dasar-dasarnya, dan bagian-bagiannya.
أركان الإسلام خمسة) فلا ينبنى بغيرها فإضافة الأركان من إضافة الأجزاء إلى الكل
أي الدعائم والأساس والأجزاء التي يتركب الإسلام منها خمسة فلا يكون من غيرها قال
الباجوري الإسلام لغة مطلق الانقياد أي سواء كان للأحكام الشرعية أو لغيرها وشرعا
الانقياد للأحكام الشرعية وقيل الإسلام هو العمل انتهى
[Rukun-rukun Islam ada lima.]
Dengan demikian, Islam
tidak tersusun oleh selain dari lima tersebut.
Mengidhofahkan
lafadz ‘ أ رْكَ ان ’ pada lafadz ‘ الإِ سْ لام ’ merupakan
bentuk
pengidhofahan bagian pada keseluruhan, maksudnya, tiangtiang,
dasar-dasar,
dan bagian-bagian yang islam tersusun atas
mereka ada lima. Oleh karena
itu, Islam tidak tersusun atas selain
mereka.
Syeh Bajuri berkata, “Islam menurut bahasa berarti mutlak
mengikuti,
maksudnya baik mengikuti hukum-hukum syariat atau
yang lainnya. Sedangkan
Islam menurut istilah berarti mengikuti
hukum-hukum syariat. Ada yang
mengatakan bahwa pengertian
Islam adalah mengamalkan (hukum-hukum
syariat)”
A. Bersyahadat
أولها (شهادة) أي تيقن (أن لا إله) أي لا معبود بحق موجود (إلا الله) وهو متصف
بكل
كمال لا اية له ولا يعلمه إلا هو ومنزه عن كل نقص ومنفرد بالملك والتدبير
واحد
في ذاته وصفاته وأفعاله (وأن محمدا ) بن عبد الله بن عبد المطلب بن هاشم بن
عبد
مناف (رسول الله)
Rukun Islam yang pertama adalah [bersaksi,] maksudnya
meyakini, [bahwa
sesungguhnya tidak ada tuhan,] maksudnya
tidak ada yang berhak disembah
[kecuali Allah.]
Allah adalah Tuhan yang disembah yang bersifatan
dengan
segala kesempurnaan yang tidak terbatas dan yang tidak
diketahui
kecuali oleh-Nya sendiri, dan Tuhan yang disucikan dari
segala
kekurangan, dan Tuhan Yang Maha Esa dalam merajai dan
mengatur,
dan Yang Maha Esa dalam Dzat-Nya, sifat-sifat-Nya, dan
Perbuatan-perbuatan-Nya.
[Dan
bersaksi sesungguhnya Muhammad] bin Abdullah bin
Abdul Mutholib bin
Hasyim bin Abdu Manaf [adalah utusan
Allah.]
واختلف العلماء في بعثة النبي صلى الله عليه وسلّم إلى الملائكة على قولين
وجزم
الحليمي والبيهقي أنه لم يكن مبعوثا إليهم ورجح السيوطي والشيخ تقي
الدين السبكي
أنه كان مبعوثا إليهم وزاد السبكي أنه صلى الله عليه وسلّم
مرسل إلى جميع الأنبياء
والأمم السابقة وأن قوله صلى الله عليه وسلّم بعثت
إلى الناس كافة شامل لهم من لدن
آدم إلى قيام الساعة ورجحه البارزي وزاد أنه
مرسل إلى جميع الحيوانات والجمادات من
رمل وحجر ومدر وزيد على ذلك أنه مرسل
إلى نفسه ذكر ذلك في تزيين الأرائك قال
صلى الله عليه وسلّم وأرسلت إلى
الخلق كافة
Para ulama berselisih pendapat tentang terutusnya Rasulullah
Muhammad
kepada para malaikat hingga menghasilkan dua
pendapat.
Syeh Halimi dan Baihaqi menetapkan bahwa Rasulullah
Muhammad tidak diutus
kepada para malaikat. Syeh Suyuti dan Syeh
Taqiyudin as-Subki
mengunggulkan bahwa Rasulullah Muhammad
diutus kepada mereka. Syeh
as-Subki menambahkan bahwa
Rasulullah Muhammad diutus kepada seluruh para
nabi dan umatumat
terdahulu dan bahwa sabda beliau shollallahu ‘alaihi
wa
sallama yang berbunyi, “Aku diutus kepada seluruh manusia,”
mencakup
manusia dari zaman Adam sampai Hari Kiamat.
Tambahan keterangan dari Syeh
as-Subki ini diunggulkan
oleh Syeh al-Bazari dan ia menambahkan bahwa
Rasulullah
Muhammad diutus kepada seluruh makhluk hidup dan benda
mati,
seperti pasir, batu, dan lumpur. Kemudian ditambahkan lagi bahwa
Rasulullah
Muhammad diutus kepada dirinya sendiri.
Demikian ini semua disebutkan
dalam kitab Tazyiini al-
Arooik. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa
sallama bersabda, “Aku
diutus kepada seluruh makhluk.”
فائدة) قال الباجوري وقد ذكر بعضهم أن من تمام الإيمان أن يعتقد الإنسان أنه
لم
يجتمع في أحد من المحاسن الظاهرة والباطنة مثل ما اجتمع فيه صلى الله
عليه وسلّم
[FAEDAH]
Syeh al-Bajuri berkata, “Sesungguhnya sebagian ulama
telah
menyebutkan bahwa termasuk salah satu kesempurnaan keimanan
adalah
seseorang meyakini bahwa tidak ada satu pun makhluk yang
memiliki
kebaikan dzohir dan batin seperti yang dimiliki oleh
Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wa sallama.”
B. Mendirikan Sholat
و) ثانيها (إقام الصلاة) وهي أفضل العبادات البدنية الظاهرة وبعدها الصوم ثم الحج
ثم
الزكاة ففرضها أفضل الفرائض ونفلها أفضل النوافل ولا يعذر أحد في تركها
ما دام عاقلا
وأما العبادات البدنية التقلبية كالإيمان والمعرفة والتفكر
والتوكل والصبر والرجاء والرضا
بالقضاء والقدر ومحبة الله تعالى والتوبة
والتطهر من الرذائل كالطمع ونحوه فهي أفضل
من العبادات البدنية الظاهرة حتى
من الصلاة فقد ورد تفكر ساعة أفضل من عبادة
ستين سنة وأفضل الجميع
الإيمان
[Dan] rukun Islam yang kedua adalah [mendirikan sholat].
Sholat adalah
ibadah badaniah dzohiroh2 yang paling utama,
kemudian puasa, kemudian
haji, kemudian zakat. Fardhu-fardhu
sholat adalah fardhu-fardhu ibadah
yang paling utama. Kesunahankesunahan
sholat adalah kesunahan-kesunahan
ibadah yang paling
utama. Seseorang tidak akan dianggap udzur
(berhalangan)
meninggalkan sholat selama ia masih memiliki akal.
Adapun
ibadah-ibadah badaniah qolbiah3, seperti keimanan,
makrifat, tafakur,
tawakkal, sabar, rojak, ridho dengan qodho dan
qodar, cinta Allah ta’ala,
taubat, dan membersihkan hati dari
kotoran-kotoran, seperti; tamak, dan
lainnya, maka lebih utama
daripada ibadah-ibadah badaniah dzohiroh,
bahkan lebih utama
daripada sholat, karena telah ada keterangan hadis,
“Tafakkur selama
satu jam saja adalah lebih utama daripada ibadah selama
60 tahun.”
Yang paling utama daripada semuanya adalah keimanan.
1. Macam-macam Tafakkur dan Buahnya
فائدة) قال جمهور العلماء إن التفكر على خمسة أوجه إما في آيات الله ويلزمه
التوجه
إليه واليقين به أو في نعمة الله ويتولد عنه المحبة، أو في وعد الله
ويتولد عنه الرغبة، أو في
وعيد الله ويتولد عنه الرهبة أو في تقصير النفس عن
الطاعة ويتولد عنه الحياء بالفتح
والمد وهو الانقباض والانزواء
2 Badaniah Dzohiroh adalah ibadah yang dilakukan dengan anggotaanggota
tubuh
dzohir.
3 Badaniah Batiniah adalah Ibadah yang dilakukan oleh hati.
30
[FAEDAH]
Jumhur ulama mengatakan bahwa sesungguhnya tafakur
atau berpikir-pikir
dapat dilakukan dengan lima cara, yaitu:
1 Tafakur tentang
kekuasaan-kekuasaan Allah. Tafakur ini bisa
menetapkan penghadapan diri
kepada Allah dan meyakini-Nya.
2 Tafakur tentang kenikmatan-kenikmatan
Allah. Tafakur ini bisa
menghasilkan rasa cinta kepada-Nya.
3
Tafakur tentang janji Allah. Tafakur ini bisa menghasilkan rasa
senang
beribadah kepada-Nya.
4 Tafakur tentang ancaman Allah. Tafakur ini bisa
menghasilkan
rasa takut dari-Nya.
5 Tafakur tentang kecerobohan diri
dari melakukan ketaatan.
Tafakur ini menghasilkan rasa ‘ الح ي اء ’
(malu) kepada Allah. Lafadz
الح ي اء‘ ’ adalah dengan dibaca fathah dan
dengan hamzah
mamdudah yang berarti mengkerut atau mengkisut.
قال أحمد بن عطاء الله من علامات موت القلب عدم الحزن على ما فاتك من
الطاعات
وترك الندم على ما فعلته من وجود الزلات .وقال أيضا الحزن على فقدان
الطاعات
في الحال مع عدم النهوض أي الارتفاع إليها في المستقبل من علامات الاغترار
Syeh Ahmad bin Athoillah berkata, “Termasuk tanda-tanda
kematian hati
adalah kamu tidak memiliki rasa susah atau sedih
karena ketaatan yang
kamu lewatkan dan tinggalkan, dan kamu tidak
memiliki rasa kecewa atas
kesalahan dosa yang telah kamu lakukan.”
Ia juga berkata, “Rasa sedih
karena tidak melakukan ketaatan pada
waktu sekarang disertai tidak adanya
keinginan melakukan ketaatan
tersebut di waktu mendatang adalah termasuk
salah satu tanda-tanda
tertipu atau terpedaya.”
2. Makna Cinta Allah
فائدة) قال بعضهم محبة الله على عشرة معان من جهة العبد أحدها أن يعتقد أن
الله
تعالى محمود من كل وجه وبكل صفة من صفاته ثانيها أن يعتقد أنه محسن إلى
عباده
منعم متفضل عليهم ثالثها أن يعتقد أن الإحسان منه إلى العبد أكبر وأجل
من أن
يقابل بقول أو عمل منه وإن حسن وكثر رابعها أن يعتقد قلة قضاياه عليه
وقلة تكاليفه
خامسها أن يكون في عامة أوقاته خائفا وجلا من إعراضه تعالى عنه
وسلب ما أكرمه
به من معرفة وتوحيد وغيرهما سادسها أن يرى أنه في جميع أحواله
وآماله مفتقرا إليه لا
غنى له عنه سابعها أن يديم ذكره بأحسن ما يقدر عليه
منه ثامنها أن يحرص على إقامة
فرائضه وأن يتقرب إليه بنوافله بقدر طاقته
تاسعها أن يسر أي يفرح بما سمع من غيره من
ثناء عليه أو تقرب إليه وجهاد في
سبيله سرا وعلانية نفسا ومالا وولدا عاشرها إن سمع
من أحد ذكر الله أعانه
[FAEDAH]
Sebagian ulama berkata bahwa cinta Allah memiliki 10 arti
dilihat dari
segi hamba yang mencintai-Nya, yaitu;
1 Hamba meyakini bahwa sesungguhnya Allah ta’ala adalah yang
hanya dipuji
dari sudut manapun dan dipuji dengan setiap sifat
dari
sifat-sifat-Nya.
2 Hamba meyakini bahwa Allah adalah Dzat yang berbuat baik
kepada
hamba-hamba-Nya, dan Dzat yang memberi nikmat dan
anugerah kepada
mereka.
3 Hamba meyakini bahwa perbuatan baik Allah kepadanya tidak
dapat
dibandingi oleh ucapan ataupun perbuatan baiknya,
meskipun sempurna dan
banyak.
4 Hamba meyakini bahwa hukum-hukum Allah dan tuntutantuntutan-
Nya itu
sedikit baginya.
5 Dalam setiap waktu, hamba selalu merasa takut jika berpaling
dari Allah
ta’ala dan merasa takut jika kemuliaan yang Allah
berikan kepadanya,
seperti; makrifat, tauhid, dan lainnya, akan
hilang dari dirinya.
6 Hamba melihat bahwa dalam setiap keadaan dan pikirannya, ia
selalu
membutuhkan Allah dan tidak bisa merasa tidak butuh
dari-Nya.
7
Hamba selalu menyebut atau berdzikir Allah dengan dzikir yang
terbaik
sesuai dengan kapasitas kemampuannya.
8 Hamba sangat senang melaksanakan ibadah-ibadah fardhunya
dan senang
mendekatkan diri kepada-Nya dengan ibadah-ibadah
sunah sesuai dengan
kapasitas kemampuannya.
9 Hamba merasa senang jika ia mendengar orang lain sedang
memuji Allah,
beribadah kepada-Nya, dan berjuang di jalan-
Nya, baik secara
sembunyi-sembunyi atau terang-terangan
dengan bentuk perjuangan
mengorbankan diri, atau harta, atau
anak.
10 Jika hamba mendengar orang lain berdzikir Allah maka ia akan
menolongnya.
تنبيه) الصلاة والزكاة والحياة إذا لم تضف تكتب بالواو على الأشهر اتباعا
للمصحف
ومن العلماء من يكتبها بالألف أما إذا أضيفت فلا يجوز كتابتها إلا
بالألف سواء
أضيفت إلى ظاهر أو مضمر كما قاله ابن الملقن
[TANBIH]
Lafadz ‘ الزكاة‘ ,’الصلاة ’, dan ‘ الحياة ’ ketika tidak diidhofahkan
pada
lafadz lain maka ditulis dengan huruf wawu / و/ sehingga menjadi
الصلوة،
الزكوة، الحيوة) ) menurut pendapat yang paling masyhur, karena
meniru
bentuk tulisan Mushaf, tetapi sebagian dari ulama ada yang
menulisnya
dengan huruf alif / ا/ pada saat tidak diidhofahkan.
Adapun ketika
lafadz-lafadz tersebut diidhofahkan maka hanya
ditulis dengan huruf alif,
baik diidhofahkan pada isim dzohir atau
isim dhomir, seperti yang
disebutkan oleh Ibnu Mulqin, sehingga
dikatakan, ‘ صلاة الله ’ bukan ‘
صَلَوةُ الله ’ atau, ‘ فِى حَيَاتِهِ ’ bukan ‘ .’فِى حَي وتِهِ
C. Membayar Zakat
و) ثالثها (إيتاء الزكاة أي إعطاؤها لمن وجد من المستحقين فورا إذا تمكن من
الأداء
مع وجوب التعميم
[Dan] rukun Islam yang ketiga adalah [membayar zakat],
maksudnya
memberikan zakat kepada mustahik yang ada sesegera
mungkin ketika
memungkinkan memberikannya serta wajib
meratakannya, dalam artian semua
mustahik yang ada mendapatkan
bagiannya.
1. Mustahik Zakat
وهم ثمانية أنواع الأول فقير وحده هو الذي لا مال له أصلا ولا كسب كذلك حلالين
والمراد
بالكسب هنا هو طلب المعيشة أو له مال فقط حلال لا يسد من جوعته مسدا من كفاية
العمر الغالب على المعتمد عند توزيعه عليه إن لم يتجر فيه بحيث لا يبلغ
النصف
كأن يحتاج إلى عشرة دراهم ولو وزع المال الذي عنده على العمر الغالب لخص
كل
يوم أربعة أو أقل بخلاف من قدر على نصف كافيه فإنه مسكين وأما إن اتجر
فالعبرة
بكل يوم أو له كسب فقط حلال لائق به لا يسد مسدا من كفايته كل يوم
كمن يحتاج
إلى عشرة ويكتسب كل يوم أربعة فأقل أو له كل منهما ولا يسد
مجموعهما مسدا من
كفايته
Mustahik zakat ada 8 (delapan) golongan, yaitu:
1) Fakir
Pengertian fakir adalah sebagai berikut;
orang
yang tidak memiliki harta halal dan pekerjaan halal
sama sekali. Yang
dimaksud dengan pekerjaan disini adalah
pekerjaan mencari kehidupan
ekonomi.
orang yang memiliki harta halal saja, tetapi hartanya
tersebut
tidak dapat mencukupi kebutuhan seumur hidup4 ketika
4
Ukuran seumur hidup disesuaikan pada umumnya orang-orang
hidup, menurut
pendapat mu’tamad, yaitu 60 tahun. Akan tetapi, yang
dimaksud adalah
kecukupan kebutuhan sisa dari 60 tahun.
قوله يعطى كفاية العمر الغالب) أي بقيته وهو ستون سنةكذا ذكر فى إعانة
الطالبين
hartanya dibelanjakan, yang mana ia tidak menggunakan
hartanya itu untuk
niaga atau berdagang, sekiranya hartanya
itu tidak sampai memenuhi
setengah dari kebutuhannya,
misalnya, kebutuhan seharinya adalah 10
dirham, kemudian
apabila ia kalkulasi hartanya untuk kebutuhannya
seumur
hidup, maka setiap harinya hanya mendapatkan 4 dirham
atau
kurang. Berbeda dengan orang yang hartanya sampai
memenuhi setengah
kebutuhannya per hari maka orang ini
bukanlah disebut fakir, tetapi
miskin. Adapun apabila ia
memperdagangkan hartanya maka kalkulasi
kebutuhannya
adalah per hari, bukan dikalkulasi berdasarkan kebutuhan
seumur
hidup.
orang yang hanya memiliki pekerjaan halal yang layak
baginya,
tetapi hasil pekerjaan tersebut tidak dapat
memenuhi kebutuhannya per
hari, misalnya; ia
membutuhkan 10 dirham per hari, kemudian hasil
pekerjaannya
hanyalah 4 dirham atau kurang.
orang yang memiliki harta dan pekerjaan
yang halal, tetapi
harta yang telah dikalkulasi untuk kebutuhan seumur
hidup
ditambah dengan hasil pekerjaannya per hari tidak mencapai
setengah
dari kebutuhan per hari maka ia juga disebut fakir.
Misalnya; ada
seseorang hanya memiliki harta sebesar Rp.
100.000.000. Ia telah berusia
40 tahun. Jadi sisa umur hidup menurut
umumnya adalah 20 tahun, yaitu
60-40 tahun. Apabila kebutuhan per
harinya adalah Rp. 50.000 maka;
1
tahun : 360 hari
20 tahun : 7.200 hari
100.000.000/7.200=13.889.
Jadi
ia tergolong fakir, karena menurut kalkulasinya 13.889 kurang dari
25.000
(setengah dari 50.000).
2) Miskin
والثاني مسكين وهو من قدر على مال أو كسب أو عليهما معا يسد كل منهما أو
مجموعهما
من جوعته مسدا من حيث يبلغ النصف فأكثر ولا يكفيه كمن يحتاج إلى
عشرة ولا
يملك أو لا يكتسب إلا خمسة أو تسعة ولا يكفيه إلا عشرة،
Pengertian miskin yaitu orang yang memiliki harta atau
pekerjaan atau
memiliki dua-duanya yang masing-masing dari harta
dan pekerjaannya
tersebut atau gabungan dari harta dan hasil
pekerjaannya tersebut tidak
dapat memenuhi kebutuhannya,
sekiranya sudah mencapai setengah
kebutuhannya atau lebih,
misalnya; ia memiliki kebutuhan 10 dirham,
kemudian ia tidak
memiliki harta, atau tidak dapat menghasilkan dari
pekerjaannya
kecuali hanya 5 dirham atau 9 dirham dan tidak sampai 10
dirham.
ويمنع فقر الشخص ومسكنته كفايته بنفقة الزوج أو القريب الذي يجب الإنفاق عليه
كأب
وجد لا نحو عم
Seseorang tidak masuk dalam kategori fakir atau miskin jika
kebutuhannya
telah terpenuhi karena nafkah dari suami atau kerabat,
yaitu orang-orang
yang wajib memberi nafkah kepadanya, seperti
ayah, kakek, bukan paman.
وكذا اشتغاله بنوافل والكسب يمنعه منها فإنه يكون غنيا
Begitu juga seseorang tidak masuk dalam kategori fakir atau
miskin jika
ia disibukkan dengan aktivitas ibadah-ibadah sunah yang
apabila ia
bekerja maka pekerjaannya tersebut akan mencegahnya
melakukan aktifitas
tersebut, maka ia termasuk orang yang kaya.
ولا يمنع ذلك اشتغاله بعلم شرعي أو علم آلات، والكسب يمنعه لأنه فرض كفاية إذا
كان
زائدا عن علم الآلات وإلا فهو فرض عين كما بين ذلك شيخنا أحمد النحراوي
Seseorang masuk dalam kategori fakir atau miskin jika ia
disibukkan
dengan aktifitas mencari ilmu syariat atau ilmu alat
(Nahwu, Shorof, dan
lain-lain) yang apabila ia bekerja maka
pekerjaan tersebut akan
mencegahnya melakukan aktifitas tersebut,
karena kesibukan tersebut
hukumnya adalah fardhu kifayah jika ia
memang tidak memerlukan ilmu alat,
tetapi jika ia memerlukannya
maka kesibukan tersebut hukumnya fardhu ain,
seperti yang
dijelaskan oleh Syaikhuna Ahmad Nahrowi.
ولا يمنع ذلك أيضا مسكنه وخادمه وثياب وكتب له يحتاجها مال له غائب بمرحلتين
أو
مؤجل فيعطى ما يكفيه إلى أن يصل ماله أو يحل الأجل لأنه الآن فقير أو
مسكين
Rumah, pembantu, pakaian, dan buku-buku yang ia
butuhkan tidak mencegah
seseorang dari status fakir dan miskin,
artinya, ia tergolong dari fakir
atau miskin.
Adapun harta yang seseorang miliki, tetapi tidak ada di
tempat karena
berada di tempat yang jauh sekiranya membutuhkan
perjalanan 2 marhalah
(±81 km)5 atau karena masih dalam bentuk
piutang, maka tidak mencegah
statusnya dari kefakiran dan
kemiskinan, oleh karena itu, ia diberi harta
zakat sekiranya bisa
memperoleh kembali harta yang tidak ditangannya itu
atau agar
piutangnya segera diterima, karena statusnya sekarang ia
adalah
sebagai orang fakir atau miskin.
3) Amil
والثالث عامل كساع يعمل في أخذها من أرباب الأموال وكاتب يكتب ما أعطاه أربا ا
وقاسم
يقسمها على المستحقين وحاشر يجمع الملاك أو ذوي السهمان لا قاض ووال
Yang dimaksud amil yaitu seperti;
5 2 marhalal sama dengan 16 farsakh,
yakni kurang lebih 81 km,
sebagaimana disebutkan oleh Dr. Mustofa Daibul
Bagho dalam Tadzhib Fi
Adillah Matan al-Ghoyah Wa at-Taqrib. Ibarotnya
adalah:
(قوله ستة عشر فرسخا) إلى أن قال وهى ستة عشر فرسخا وتساوى ( ٨١ ) كيلو مترا
تقريبا
orang yang bertugas mengambil harta zakat dari orang-orang
yang
membayar zakat,
orang yang menulis harta zakat yang diberikan oleh
pemberi,
orang yang membagikan harta zakat kepada para mustahik,
hasyir atau orang yang mengumpulkan para pengeluar zakat
atau para
mustahiknya, bukan qodhi dan wali.
4) Muallaf
والرابع المؤلفة إن قسم الإمام وهم أربعة من أسلم ولكن ضعيف يقين وهو الإيمان
أو
قويه ولكن له شرف في قومه يتوقع بإعطائه إسلام غيره من الكفار أو من
يكفينا شر
من يليه من الكفار ومن يكفينا شر مانعي الزكاة فهذان القسمان
الأخيران إنما يعطيان
إذا كان إعطاؤهما أهون علينا من تجهيز جيش نبعثه لكفار
أو مانعي الزكاة أما القسمان
الأولان فلا يشترط في إعطائهما ذلك
Muallaf dapat menerima zakat apabila imam memang
memberikan jatah zakat
untuknya.6 Muallaf dibagi menjadi 4
(empat), yaitu:
a Orang yang
telah masuk Islam tetapi masih memiliki keimanan
yang lemah sekiranya
kelemahan imannya ini masih dianggap
sebagai iman.
b Orang yang telah masuk Islam dan memiliki iman kuat tetapi ia
memiliki
kehormatan tinggi di kalangan kaumnya yang non
muslim, yang mana dengan
memberinya zakat akan diharapkan
kaumnya yang non muslim itu akan masuk
Islam.
6 Mafhum ibarot ini adalah apabila pemilik harta zakat (Maalik)
telah
langsung memberikan harta zakatnya kepada muallaf maka muallaf
tidak
masuk dalam daftar sehingga imam tidak boleh memberinya. Yang
benar
adalah maalik atau imam bisa memberikan harta zakat kepada
muallaf,
seperti dalam Khasyiah al-Bujairami.
قوله ( إن قسم الإمام الخ ) مفهومه أنه لو قسم المالك لا يعطى المؤلفة وليس كذلك
وعبارة الشارح في
الفصل الذي يلي هذه والمؤلفة يعطيها الإمام أو المالك ح
ل
c Orang yang telah masuk Islam yang keberadaannya dapat
menjauhkan
orang-orang muslim dari sikap buruk orang-orang
non muslim yang ada di
sekitarnya.
d Orang yang telah masuk Islam yang keberadaannya dapat
menjauhkan
orang-orang muslim dari sikap buruk orang-orang
yang enggan membayar
zakat.
Bagian yang [c] dan [d] hanya diberi zakat apabila
memberikan
zakat kepada mereka itu lebih memudahkan bagi orangorang
muslim daripada
menyusun pasukan yang dipersiapkan untuk
memerangi orang-orang non muslim
atau orang-orang yang enggan
membayar zakat.
Adapun bagian [a] dan [b] maka tidak disyaratkan apakah
memberikan zakat
kepada mereka itu lebih memudahkan bagi orangorang
muslim daripada
menyusun pasukan yang dipersiapkan untuk
memerangi orang-orang non muslim
atau orang-orang yang enggan
membayar zakat atau tidak.
5) Budak
والخامس الرقاب وهم المكاتبون لأن غيرهم من الأرقاء لا يملكون ذلك إذا كانوا
لغير
المزكي ولو لنحو كافر وهاشمي ومطلبي فيعطون ما يعينهم على العتق إن لم
يكن معهم
ما يفي بنجومهم ولو بغير إذن سيدهم، ويشترط كون الكتابة صحيحة بأن
تستوفي
شروطها وأركا ا
Yang dimaksud dengan ‘budak’ dalam mustahik zakat
adalah budak-budak
mukatab7 karena selain mereka adalah budak-
7 Budak Mukatab adalah budak
yang terikat transaksi kitabah.
Transaksi kitabah adalah transaksi
merdeka (dari status budak) atas dasar
kesepakatan harta dalam jumlah
tertentu yang dicicil sebanyak dua kali
atau lebih dalam jangka waktu
tertentu. Misalnya, tuan berkata, “Saya
melakukan akad kitabah kepadamu
dengan biaya dua dinar yang dapat
kamu bayar/cicil selama dua bulan.
Apabila kamu membayarnya maka
budak murni yang dicegah memiliki zakat.
Budak-budak mukatab
dapat menerima zakat ketika mereka dimiliki oleh tuan
yang bukan
orang yang berzakat, meskipun mereka adalah milik tuan yang
kafir
atau tuan yang berasal dari keturunan Hasyim dan Muthollib.
Mereka
diberi zakat dalam jumlah yang dapat membantu untuk merdeka
apabila
mereka tidak memiliki biaya yang dapat memenuhi cicilan
dalam akad
kitabah, meskipun tanpa seizin dari tuan mereka.
Disyaratkan mereka
adalah budak-budak mukatab yang
melakukan transaksi kitabah yang sah,
sekiranya transaksi tersebut
memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukunnya.
فأركا ا أربعة أحدها رقيق وشرط فيه اختيار وعدم صبا وجنون وأن لا يتعلق به حق
لازم
كالمرهون وثانيها صيغة وشرط فيها لفظ يشعر بالكتابة إيجابا ككاتبتك أو أنت
مكاتب
على دينارين تأتي ما في شهرين فإن أديتهما إلي فأنت حر وقبولا كقبلت
ذلك
وثالثها عوض وشرط فيه كونه دينا أو منفعة مؤجلا بنجمين فأكثر ولا يجوز أقل
من
نجمين ولا بد من بيان قدر العوض وصفته وعدد النجوم وقسط كل نجم ورابعها
سيد
وشرط فيه كونه مختارا أهل تبرع وولاء فلا تصح من مكره ومكاتب وإن أذن له
سيده
ولا من صبي ومجنون ومحجور سفه وأوليائهم لا من محجور فلس ولا من مرتد لأن
ملكه
موقوف
Rukun-rukun kitabah ada 4 (empat), yaitu;
a. Budak.
Disyaratkan dalam budak adalah ikhtiar atau tidak dipaksa untuk
melakukan
akad kitabah, bukan shobi (anak kecil laki-laki) atau
majnun (orang
gila), dan ia tidak terikat dengan hak yang wajib,
misalnya ia adalah
budak yang digadaikan.
kamu merdeka.” (Tausyih ‘Ala Ibni Qosim al-Ghozi.
Syeh Nawawi al-
Banteni. Hal. 297)
b. Sighot.
Disyaratkan dalam sighot adalah lafadz atau pernyataan yang
mengandung
pengertian kitabah, dari segi ijab, seperti; “Aku
melakukan akad kitabah
denganmu,” atau, “kamu adalah budak
mukatab atas biaya dua dinar yang
dapat kamu bayar selama dua
bulan. Kemudian apabila kamu membayarnya
kepadaku maka kamu
adalah merdeka,” dan dari segi qobul, seperti; “Saya
menerimanya.”
c. Biaya atau ‘Iwadh.
Disyaratkan dalam biaya adalah berupa hutang atau manfaat8 atau
jasa yang
ditangguhkan dengan dua kali cicilan atau lebih. Oleh
karena itu, tidak
diperbolehkan cicilan yang dilakukan kurang dari
dua kali. Begitu juga
harus menjelaskan jumlah biaya, sifat biaya
(seperti dalam bab pesanan
atau salam), berapa kali cicilan
dilakukan (seperti dua bulan atau tiga
bulan sekali), dan
menjelaskan jumlah biaya dalam setiap kali cicilan
(seperti 5 dirham
dalam setiap cicilan).
d. Tuan/sayyid.
Disyaratkan bagi tuan adalah mukhtar atau tidak dipaksa, ahli
tabarruk,
dan ahli menjadi wali. Oleh karena itu, akad kitabah tidak
sah dari tuan
yang dipaksa atau dari budak mukatab, meskipun si
tuan mengizinkan budak
mukatab tersebut untuk melakukan
transaksi kitabah. Begitu juga, akad
kitabah tidak sah dari shobi,
majnun, mahjur lis safih, dan wali-wali
mereka. Adapun akad
kitabah dari mahjur lil falasi atau dari orang murtad
maka akadnya
sah karena sifat kepemilikan mereka terhadap harta adalah
mauquf
atau hanya diberhentikan, bukan dihilangkan.
8 Seperti tuan
berkata, “Saya melakukan akad kitabah denganmu
atas dasar kamu membangun
dua rumah selama dua bulan.”
ويجوز صرف الزكاة إليهم قبل حلول النجوم على الأصح ولا يجوز صرف ذلك إلى
سيدهم
إلا بإذن المكاتبين، لكن إن دفع إلى السيد سقط عن المكاتب بقدر المصروف
إلى
السيد لأن من أدى دين غيره بغير إذنه برئت ذمته
Menurut pendapat ashoh, boleh memberikan zakat kepada
budak-budak mukatab
sebelum cicilan mereka lunas. Tidak
diperbolehkan memberikan zakat kepada
tuan mereka kecuali
apabila ada izin dari para budak mukatab, tetapi
apabila zakat
diberikan kepada tuan maka tanggungan cicilan yang wajib
dibayar
oleh mereka kepada tuan akan berkurang sesuai dengan nilai
ukuran
zakat yang diberikan kepada tuan tersebut, karena orang yang
membayarkan
hutang orang lain yang menanggung hutang dengan
tanpa ada izin dari orang
yang berhutang maka orang yang berhutang
bebas dari tanggungan hutang.
أما المكاتب كتابة فاسدة وهو من لم يستو ف تلك الأركان والشروط فلا يعطي شيئا من
الزكاة
Adapun budak mukatab yang melakukan akad kitabah fasidah
atau yang tidak
sah, yaitu yang tidak memenuhi syarat-syarat dan
rukun-rukun kitabah,
maka tidak berhak menerima zakat.
6) Ghorim
والسادس الغارم وهو ثلاثة من تداين لنفسه في أمر مباح طاعة كان أو لا وإن صرف في
معصية أو في غير مباح كخمر وتاب وظن صدقه في توبته، أو صرفه في مباح فيعطى مع
الحاجة بأن يحل الدين ولا يقدر على وفائه أو تداين لإصلاح ذات الحال بين القوم
كأن
خاف فتنة بين قبيلتين تنازعتا بسبب قتيل ولو غير آدمي بل ولو كلبا فتحمل دينا
تسكينا للفتنة فيعطى ولو غنيا أو تداين لضمان فيعطى إن أعسر مع الأصيل وإن لم يكن
متبرعا بالضمان أو أعسره وحده وكان متبرعا بالضمان بخلاف ما إذا ضمن بالإذن
Yang dimaksud ghorim yaitu orang yang memiliki hutang.
Ghorim dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu;
1 Orang yang berhutang untuk dirinya sendiri, baik hutang
tersebut untuk
urusan yang diperbolehkan syariat atau tidak, dan
meskipun hutang
tersebut dibelanjakan dalam hal maksiat atau
dalam hal yang tidak
diperbolehkan syariat, seperti mirasantika,
dan ia telah bertaubat, dan
taubatnya dianggap serius, atau ia
membelanjakan hutang tersebut dalam
urusan yang
diperbolehkan syariat. Maka orang ini diberi zakat disertai
rasa
butuhnya pada zakat itu, misalnya; karena waktu membayar
hutang
telah jatuh tempo tetapi ia tidak mampu melunasinya.
2 Orang yang berhutang karena tujuan untuk mendamaikan
perselisihan yang
terjadi di antara masyarakat, misalnya ia
kuatir akan terjadi fitnah
antara dua suku atau kabilah yang
saling berselisih disebabkan
permasalahan adanya korban yang
mati, meskipun bukan manusia, bahkan
meskipun seekor anjing,
kemudian ia rela berhutang dan menanggung beban
hutang
karena tujuan menghindari terjadinya fitnah antar dua kubu
tersebut.
Maka orang yang berhutang ini diberi zakat meskipun
ia adalah orang yang
kaya.
3 Orang yang berhutang karena tujuan menanggung hutang orang
lain. Maka
orang ini diberi zakat apabila ia dan orang yang
ditanggung hutangnya
adalah melarat, meskipun ia yang
menanggung bukan ahli tabarruk dalam
menanggung, atau ia
yang menanggung hutang adalah orang yang melarat dan
ahli
tabarruk sedangkan orang yang ditanggung hutangnya adalah
orang
yang mampu sekiranya orang yang menanggung tidak
menagihnya karena tanpa
ada izin dari orang yang ditanggung
hutangnya.
Berbeda dengan masalah apabila orang yang menanggung
hutang mendapat izin
dari orang yang ditanggung hutangnya
sedangkan ia yang menanggung hutang
adalah orang yang
melarat, maka ia tidak berhak menerima zakat, karena
tanggungan
hutang itu dikembalikan kepada pihak yang
hutangnya ditanggung.
7) Sabilillah
والسابع سبيل الله وهم الغزاة المتطوعون بالجهاد أي الذين لا رزق لهم في
الفيء فيعطون
ولو أغيناء إعانة لهم على الغزو
Maksud Sabilillah yaitu orang-orang yang berperang jihad di
jalan Allah
serta tidak memiliki jatah bagian harta dari Baitul Maal.
Maka mereka
diberi zakat meskipun mereka kaya, karena bertujuan
untuk menolong mereka
dalam berperang.
8) Ibnu Sabil (Musafir)
والثامن ابن السبيل وهو على قسمين مجازي وهو منشىء سفر من بلد مال الزكاة
وحقيقي
وهو مار ببلد الزكاة في سفره وذلك إن احتاج بأن لم يكن معه ما يوصله
مقصده
أو ماله فيعطى من لا مال له أصلا
Ibnu Sabil dibagi menjadi dua jenis, yaitu;
1 Ibnu Sabil Majazi, yaitu
orang yang melakukan perjalanan jauh
yang bermula dari daerah zakat.
2
Ibnu Sabil Hakiki, yaitu musafir yang melewati daerah harta
zakat di
tengah-tengah perjalanan.
Ibnu Sabil Majazi atau Hakiki diberi zakat
apabila ia
membutuhkannya sekira ia kekurangan bekal yang dapat
membiayainya
untuk sampai di tempat tujuan atau untuk sampai
di tempat hartanya
berada. Oleh karena itu, musafir yang tidak
memiliki harta sama sekali
diberi jatah zakat.
وكذا من له مال في غير البلد المنتقل إليه بشرط أن لا يكون سفره معصية
Begitu juga diberi zakat adalah musafir yang memiliki harta
yang berada
di daerah yang bukan menjadi tujuan kepergiannya,
dengan syarat
kepergiannya bukan dalam hal maksiat.
قال في المصباح وقيل للمسافر ابن السبيل لتلبسه به أي بالسبيل والطريق قالوا
والمراد
بابن السبيل في الآية من انقطع عن ماله انتهى
Di dalam kitab Misbah disebutkan bahwa musafir disebut
dengan Ibnu Sabil
karena yang namanya musafir itu menetapi jalan
(sabil dan thoriq). Para
ulama berkata, “Yang dimaksud dengan Ibnu
Sabil dalam ayat al-Quran yang
menjelaskan tentang mustahikmustahik
zakat adalah orang yang jauh atau
terpisah dari hartanya.”
2. Syarat-syarat Mustahik Zakat
خاتمة) وشرط آخذ الزكاة من هذه الثمانية حرية وإسلام وأن لا يكون هاشميا ولا
مطلبيا
لقوله صلى الله عليه وسلّم إن هذه الصدقة أوساخ الناس وإ ا لا تحل لمحمد ولا
لآل
محمد ووضع الحسن في فيه تمرة أي من تمر الصدقة فنزعها رسول الله صلى الله عليه
وسلّم
بلعابه وقال كخ كخ إنا آل محمد لا تحل لنا الصدقات
[KHOTIMAH]
Disyaratkan bagi orang yang mengambil atau menerima
zakat adalah merdeka,
Islam, dan bukan termasuk keturunan Hasyim
dan Muthollib, karena sabda
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa
sallama, “Sesungguhnya zakat-zakat ini
adalah kotoran-kotoran
manusia dan tidak halal bagi Muhammad dan keluarga
Muhammad,”
dan karena berdasarkan perbuatan Rasulullah shollallahu
‘alaihi wa
sallama, “Ketika Hasan meletakkan sebutir kurma dari harta
zakat ke
dalam mulutnya, Rasulullah mengambil kurma itu dengan air
ludahnya
dan berkata, ‘Kikh! Kikh! Sesungguhnya kami adalah
keluarga Muhammad yang
tidak halal bagi kami menerima harta
zakat.’”
ومعنى أوساخ الناس أن بقاءها في الأموال يدنسها كما يدنس الثوب الوسخ وقوله كخ
كخ
كما قال الصبان نقلا عن ابن قاسم هو بكسر الكاف وتشديد الخاء ساكنة
ومكسورة
وعن القاموس جواز تخفيف الخاء وجواز تنوينها وجواز فتح الكاف وهي اسم
صوت
وضع لزجر الطفل عن تناول شيء
Pengertian zakat sebagai kotoran manusia adalah apabila
zakat tidak
ditunaikan dari harta seseorang maka harta tersebut
menjadi terkotori
sebagaimana baju terkotori oleh kotoran (noda).
Sabda Rasulullah, ‘ كخ كخ
’ seperti yang dikatakan oleh Syeh
Shoban dengan mengutip dari Ibnu Qosim
adalah dengan dibaca
kasroh pada huruf / ك/ dan tasydid pada huruf / خ/
yang dapat dibaca
sukun dan kasroh.
Dikutip dari kitab al-Qomus bahwa diperbolehkan tidak
memberi tasydid
pada huruf / خ/ dan diperbolehkan mentanwinnya
dan diperbolehkan
menfathah huruf / ك/. Lafadz ‘ كخ كخ ’ adalah isim
shout atau kata benda
suara yang mengandung arti mencegah anak
kecil menggunakan atau
mengkonsumsi sesuatu.
ونقل عن الاصطخري القول بجواز صرف الزكاة إلى بني هاشم وبني المطلب عند منعهم
من
خمس الخمس قال البيجوري ولا بأس بتقليد الاصطخري في قوله الآن لاحتياجهم
وكان
الشيخ محمد الفضالي رحمه الله يميل إلى ذلك محبة فيهم نفعنا الله م
Dikutip dari Syeh Isthokhori sebuah pendapat yang
mengatakan
diperbolehkannya membagikan zakat kepada keturunan
Hasyim dan Muthollib
ketika mereka enggan menerima 1/5 hak
mereka dari Baitul Maal. Syeh
Bajuri berkata, “Tidak apa-apa
bertaklid atau mengikuti pendapat
Isthokhori untuk saat ini, karena
mereka para keturunan Hasyim dan
Muthollib membutuhkan zakat.”
Syeh Muhammad al-Fadholi cenderung pada
pendapat Isthokhori ini
karena kecintaannya kepada mereka. Semoga Allah
memberikan
manfaat kepada kita melalui perantara mereka, yaitu para
keturunan
Hasyim dan Mutholib.
D. Puasa Ramadhan
و) رابعها (صوم رمضان) وفرض في شعبان من السنة الثانية من الهجرة فصام صلى
الله
عليه وسلّم تسع رمضانات واحدا كاملا وثمانية نواقص
[Dan] rukun Islam yang keempat adalah [puasa
Ramadhan.] Puasa Ramadhan
diwajibkan atau difardhukan pada
bulan Sya’ban tahun 2 Hijriah. Setelah
mendapat perintah kewajiban,
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama
berpuasa sebanyak 9
(sembilan) kali bulan Ramadhan. 1 (satu) bulan dari
mereka, beliau
berpuasa penuh dan 8 bulan sisanya beliau tidak berpuasa
penuh.
تنبيه) اعلم أن رمضان غير منصرف للعلمية إلا إن كان المراد به كل رمضان من غير
تعيين
وإذا أريد به ذلك صرف لأنه نكرة وبقاء الألف والنون الزائدتين لا يقتضي منعه
من
الصرف كما قال الشرقاوي
[TANBIH]
Ketahuilah! Sesungguhnya lafadz ‘ رمضان ’ adalah isim ghoiru
munshorif
karena ilat sifat alamiah, kecuali apabila yang diinginkan
dengan lafadz
‘ رمضان ’ adalah setiap bulan Ramadhan tanpa
menentukannya pada Ramadhan
tertentu, maka ketika demikian, ia
adalah isim munshorif atau dapat
menerima tanwin karena berupa
isim nakiroh. Sedangkan tetapnya huruf alif
dan nun tambahan tidak
melatar belakangi lafadz ‘ رمضان ’ untuk tercegah
dari tanwin, seperti
yang dikatakan oleh as-Syarqowi.
وقال أبو القاسم الحريري في كتابه بنت الليلة من بحر الرجز:
ومنه ما
جاء على فعلانا ** على اختلاف فائه أحيانا
تقول مروان أتى كرمانا ** ورحمة
الله على عثمانا
فهذه إن عرِّفت لم تنصرف ** وما أتى منكرا منها صرف
Syeh Abu al-Qosim berkata dalam kitabnya Bintu al-Lailah
dengan bahar
Rojaz;
Begitu juga lafadz yang mengikuti wazan ‘ فَعْ لَانَ ’ dengan
huruf faa
ف/ / yang berbeda-beda.
Kamu mengatakan ‘ مَرْوَانُ أَتَى
كِ رمَانَ ’ dan ‘ .’رحمة الله على عُثْمَانَا
Lafadz yang mengikuti wazan
ini apabila dimakrifatkan atau
dikhususkan cakupan maksudnya maka tidak
dapat menerima tanwin
dan apabila dinakirohkan maka dapat menerima
tanwin.
قال عبد الله الفاكهي أي ومن غير المنصرف العلم المزيد في آخره ألف ونون الجائي
على
وزن فعلان مثلث الفاء كمر وان وكرمان وعثمان فهذه إن قصد ا التعريف
بالعلمية لم
تنصرف لوجود العلتين كمررت بمروان، وإن قصد ا التنكير صرفت
لزوال العلمية تقول
رب مروان لقيته بالجر والتنوين
Abdullah al-Fakihi berkata, “Maksudnya termasuk isim ghoiru
munshorif
adalah isim alam yang ditambahi dengan huruf alif / ا/ dan
nun / ن/ di
akhirnya yang berwazan ‘ فعْ لان ’ dengan dibaca tiga bentuk
harokat
(dhommah, kasroh, fathah) pada huruf faa, seperti lafadz,
كِرْمان‘
,’مَرْوان‘ ’, dan ‘ عُثْمان ’. Lafadz-lafadz ini apabila dimaksudkan pada
arti
yang makrifat karena sifat alamiah maka tidak dapat menerima
tanwin
karena adanya dua ilat, seperti contoh; ‘ مَ ر رْتُ بم ر وانَ ’. Dan
apabila
dimaksudkan pada arti nakiroh maka dapat menerima tanwin
karena
hilangnya ilat alamiah, seperti dalam kalam; رُبَّ مروانٍ لقيته
قال عثمان في تحفة الحبيب وإنما سمي هذا الشهر ذا الاسم لأنه مأخوذ من الرمض
وهو
الإحراق لرمض الذنوب فيه أي إحراقها قال أحمد المقري في المصباح ورمضان اسم
الشهر
قيل سمي بذلك لأن وضعه وافق الرمض وهو شدة الحر وجمعه رمضانات وأرمضاء
Usman berkata dalam kitab Tuhfatu al-Khabib, “Bulan ini
disebut dengan
bulan Ramadhan karena kata رَمَضَان diambil dari kata
الرَمَض yang
berarti membakar karena bulan Ramadhan adalah
membakar dosa-dosa. Ahmad
Muqri berkata dalam al-Misbah, “ رمضان
adalah nama bulan. Bulan tersebut
disebut dengan nama رمضان karena
asal artinya sesuai dengan الرمض yang
berarti sangat panas. Bentuk
Jamak dari ‘ رمضان ’ adalah ‘ رَمَضَانَات ’
dan ‘ .’أَرْمِضَاء
تبصرة ) قال أحمد الفشني وقد قيل الصوم عموم وخصوص وخصوص الخصوص
فالعموم
كف البطن والفرج عن قصد الشهوة والخصوص هو كف السمع والبصر
واللسان واليد
والرجل وسائر الجوارح عن الآثام وخصوص الخصوص صرف القلب عن
الهمم الدنية
وكفه عما سوى الله بالكلية
[TABSHIROH]
Ahmad al-Fasyani berkata, “Sesungguhnya ada yang
mengatakan bahwa
pengertian puasa mengandung pengertian yang
umum, khusus, dan khususnya
khusus. Pengertian puasa secara
umum adalah mencegah perut dan farji dari
mengikuti keinginan
syahwat. Pengertian puasa secara khusus adalah
mencegah
pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki, dan anggota
tubuh
lainnya dari dosa-dosa. Pengertian puasa secara khususnya khusus
adalah
memalingkan hati dari keinginan-keinginan hina dan
menjauhkannya dari
segala sesuatu selain Allah.
E. Haji
و) خامسها (حج البيت أي قصده للحج أو العمرة (من استطاع إليه سبيلا) وهو
من
الشرائع القديمة بل ما من نبي إلا وحج خلافا لمن استثنى هودا وصالحا
[Dan] rukun Islam yang kelima adalah [haji ke Baitullah,]
maksudnya,
menuju ke Baitullah karena untuk menunaikan haji atau
umrah [bagi orang
yang mampu.]
Haji termasuk salah satu syariat terdahulu, bahkan
tidak ada
seorang nabi pun kecuali ia pasti pernah melakukan ibadah
haji.
Berbeda dengan pendapat ulama yang mengecualikan Nabi Hud dan
Nabi
Sholih.
وروي أن آدم حج أربعين سنة من الهند ماشيا وعيسى يحتمل أنه حج قبل رفعه إلى
السماء
أو أنه يحج حين ينزل الأرض وفي الخبر من قضى نسكه وسلم الناس من يده
ولسانه
غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر وإنفاق الدرهم الواحد في ذلك يعدل ألف
ألف
فيما سواه رواه الترمذي
Diriwayatkan bahwa Nabi Adam ‘alaihi as-salaam
melakukan haji selama 40
tahun berjalan dari India. Begitu juga,
Nabi Isa ‘alaihi as-salaam telah
melakukan haji sebelum ia diangkat
ke langit atau akan melakukan haji
ketika ia turun ke bumi.
Di dalam hadis disebutkan, “Barang siapa
melaksanakan
ibadah-ibadah haji dan orang-orang selamat dari
(kejahatan)
tangannya dan lisannya maka diampuni darinya dosa-dosa yang
telah
lalu dan yang mendatang. Meninfakkan satu dirham untuk
melaksanakan
ibadah haji adalah sama dengan meninfakkan satu juta
dirham untuk ibadah
lainnya.” (HR. Turmudzi)
وورد في الخبر أن البيت الحرام يحجه كل عام سبعون ألفا من البشر فإذا نقصوا عن
ذلك
أتمهم الله عز وجل من الملائكة وإذا زادوا على ذلك يفعل الله ما يريد
وأن البيت المعمور
في السماء الرابعة تحج إليه الملائكة كما تحج البشر إلى
البيت الحرام
Disebutkan dalam hadis, “Sesungguhnya setiap tahun,
70.000 manusia
berhaji ke Bait al-Haram. Ketika mereka kurang dari
70.000 maka Allah
akan melengkapinya dengan para malaikat. Dan
ketika mereka lebih dari
70.000 maka Allah akan berbuat sesuai
kehendak-Nya. Dan sesungguhnya Bait
al-Makmur yang berada di
langit keempat dijadikan tempat haji bagi para
malaikat sebagaimana
manusia berhaji ke Bait al-Haram.”
نكتة) حكي عن محمد بن المنكدر أنه حج ثلاثا وثلاثين حجة فلما كان آخر حجة
حجها
قال وهو بعرفات اللهم إنك تعلم أني وقفت في موقفي هذا ثلاثا وثلاثين وقفة
فواحدة
عن فرضي والثانية عن أبي والثالثة عن أمي وأشهدك يا رب أني قد وهبت
الثلاثين
لمن وقف موقفي هذا ولم تتقبل منه فلما دفع أي رحل من عرفات نودي يا ابن
المنكدر
أتتكرم على من خلق الكرم والجود وعزتي وجلالي قد غفرت لمن يقف في عرفات
قبل
أن أخلق عرفات بألف عام
[NUKTAH]
Diceritakan dari Muhammad bin Munkadir bahwa ia telah
melakukan haji
sebanyak 33 kali. Ketika ia melakukan hajinya yang
terakhir, ia berkata
di Arofah. “Ya Allah! Sesungguhnya Engkau
mengetahui bahwa aku telah
berdiri disini sebanyak 33 kali. Haji
pertama adalah untuk kewajibanku.
Haji kedua adalah untuk ayahku.
Haji ketiga adalah untuk ibuku. Dan aku
bersaksi kepada-Mu. Ya
Tuhanku! bahwa yang 30 haji sisanya aku hadiahkan
kepada orang
yang berdiri di tempatku ini yang tidak Engkau terima
ibadah
hajinya.” Setelah itu, ketika ia pergi dari Arofah, tiba-tiba ada
seruan,
“Hai Ibnu Munkadir! Apakah kamu berusaha lebih mulia dibanding
Dzat
yang menciptakan kemuliaan dan anugerah. Demi kemuliaan-
Ku dan
keagungan-Ku! Sesungguhnya Aku telah mengampuni
orang-orang yang berdiri
di Arofah jauh-jauh 1000 tahun sebelum
Aku menciptakan Arofah.’”
توضيح) قوله حج بفتح الحاء وكسرها وهو مصدر مضاف لمفعوله ومن فاعله وهو اسم
موصول
مبني على السكون في محل رفع والتقدير وأن يحج البيت المستطيع ومثل ذلك ما
في
الحديث الذي رواه الشيخان وهو قوله صلى الله عليه وسلّم بني الإسلام على خمس
إلى
أن قال وحج البيت كما قاله علي الأشموني في كتابه الملقب بمنهج السالك وأما
حج
البيت في قوله تعالى ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا (آل عمران:
٧٩
) فلا يتعين من للفاعلية بل يحتمل كونه بدلا من الناس بدل بعض من كل حذف
رابطه
لفهمه أي من استطاع منهم، وأن يكون مبتدأ خبره محذوف أي فعليه أن يحج أو
شرطية
جوا ا محذوف أي فليحج كما قاله محمد الصبان في حاشيته
[TAUDIH]
Perkataan Syeh Salim bin Sumair al-Khadromi, ‘ حج ’ adalah
dengan
difathah dan dikasroh huruf khaa / ح/, yaitu bentuk masdar
yang
diidhofahkan pada maf’ulnya. Lafadz ‘ مَنْ ’ adalah faa’ilnya yang
menjadi
isim maushul yang dimabnikan sukun pada mahal rofak.
Taqdir atau
perkiraannya adalah ‘ وأن يحج البيت المستطيع ’.
Begitu juga susunan lafadz yang tercantum dalam hadis yang diriwayatkan
oleh
Bukhori dan Muslim, yaitu sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa
sallama,
‘ بني الإسلام على خمس ’ sampai ‘ وحج البيت ’, seperti yang dikatakan
oleh
Ali Asymuni dalam kitabnya yang diberi judul dengan Manhaj
as-Saalik.
Adapun lafadz, ‘ حج البيت ’ dalam Firman Allah;
ولله على الناس حج البيت
من استطاع إليه سبيلا
maka lafadz ‘ من ’ tidak harus menjadi faa’il,
tetapi memungkinkan
menjadi badal dari lafadz ‘ الناس ’ yang merupakan
badal min kul yang
roobith (dhomir)-nya dibuang karena dianggap mafhum.
Taqdirnya
adalah ‘ من استطاع منهم ’ dan memungkinkan menjadi mubtadak
yang
khobarnya dibuang. Taqdirnya adalah ‘ فعليه أن يحج ’, atau
memungkinkan
menjadi ‘ من ’ syartiah yang jawabnya dibuang.
Taqdirnya adalah ‘ فليحج
’, seperti yang dikatakan oleh Shoban dalam
Khasyiahnya.
وقوله إليه عائد إلى البيت متعلق باستطاع وسبيلا إما مفعول به لاستطاع أو تمييز
على
ما استحسنه شيخنا عمر البقاعي وعمر الجبرتي أي من جهة السبيل
Perkataannya Syeh Salim bin Sumair al-Khadromi ‘ ’إليه
adalah ‘a-id
(dhomir) yang kembali atau merujuk pada lafadz ‘ ,’البيت
yang berta’alluq
atau berhubungan dengan lafadz ‘ استطاع ’. Sedangkan
lafadz ‘ سبيلا ’
bisa menjadi maf’ul bihi bagi lafadz ‘ استطاع ’ atau tamyiz
menurut
pertimbangan Syaikhuna Umar al-Baqoi dan Umar al-
Jabroti. Taqdirnya
adalah kalimah ‘ .’من جهة الس