Ilmu Arudh
Nama kitab: Terjemah Ilmu Arudh Mukhtashar Syafi ala Matan Kafi
Judul
kitab asal: Mukhtashar al-Syafi ala Matn Al-Kafi fi al-Arudh wa Al-Qawafi
(كتاب
مختصر الشافى على متن الكافي في العروض والقوافي للدمنهوري)
Pengarang:
Al-Damanhuri (الدمنهوري)
Bidang studi: Sastra Arab, ilmu tentang bait
syair
Penerjemah: Mahfudz
Dafta isi
- Muqaddimah
- Pembahasan Pertama
- Cara Mentaqthi Bahar
- Bab I Nama-nama Zihaf dan llat
- Bab II Nama-nama Bahar, Arudh dan Dharb
- Bahar Thawil
- Bahar Madid
- Bahar Basith
- Bahar Wafir
- Bahar Kamil
- Bahar Hazaj
- Bahar Rajaz
- Bahar Ramal
- Bahar Sari'
- Bahar Munsarih
- Bahar Khafif
- Bahar Mudhari'
- Bahar Muqtadhab
- Bahar Mujtats (Mujtas)
- Bahar Mutaqarib
- Bahar Mutadarik
- Footnote dan Penjelasan
- Kembali ke: Terjemah Kitab Arudh Al-Mukhtar al-Syafi
Muqaddimah
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Segala puji dan syukur bagi Allah swt. atas segala nikmat dan ilham-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad saw., sebaik-baik makhluk, serta kepada keluarga, para
sahabat-sahabatnya yang menjadi pemimpin-pemimpin yang menggunung
keteguhannya.
Kitab ini adalah suat karya yang dipandang cukup
dalam membahas dua ilmu yaitu „Arudh dan Qawafi. Semoga Allah swt. memberikan
taufiq dan pertolongan, hanya kepada-Nya berserah diri.
Dalam
pembahasan ilmu „Arudh dikemukakan: muqaddimah, dua bab serta penutup.
Pembahasan Pertama
Dalam muqaddimah ini dibahas sesuatu yang harus diketahui.
Cara Mentaqthi Bahar
Huruf Taqthi' yang dari padanya juz-juz tersusun ada sepuluh, yaitu yang terkumpul dalam ucapan[1]: لمعت سيوفنا (pedang kami mengkilat)
Huruf mati ialah huruf yang tidak berharakat, dan huruf hidup adalah huruf yang berharakat.Huruf hidup yang setelahnya berupa huruf mati dinamakan Sabab Khafif, contoh: Dua huruf hidup namanya Sabab Tsaqil, contoh: [قد].
Dua huruf hidup namanya Sabab Tsaqil contoh: [يك].
Dua huruf hidup setelahnya berupa huruf mati namanya Watad Majmu', contoh: [يكم]
Dua huruf hidup yang di tengahnya berupa huruf mati namanya Watad Mafruq, contoh: [قام].
Tiga huruf hidup yang setelahnya berupa huruf mati namanya Fashilah Shughra,
contoh: فَعَلَتْ. Dan empat huruf hidup yang setelahnya berupa huruf mati
namanya Fashilah Kubra, contoh: فَعِلَتُنْ
Kesemuanya itu terdapat dalam
ucapan:
لَمْ أَرَ عَلَى جَبَلٍ سَمَكَةً
Dari semua itu (baik Asbab, Autad, Fawashil) tersusun tafʼilah1 yang jumlahnya
secara lafadz ada 8. Akan tetapi, sebenarnya ada 10, yang dua adalah Khumasi
(lima hurufnya) dan yang delapan Suba'i (tujuh hurufnya)5. Yang asal/pokok
ialah:
- فَعُولُن - مُفَاعَلَتُنْ - مَفَاعِيْلُن . فَاع لا تُنْ (ذو الوتد المفروق في
المضارع)
Dan yang cabang/furu' ialah:
- فَاعِلُنْ - فاعلاتن - مَفْعُوْلَاتٌ - مُسْتَفْعِلُنْ
- مُتَفَاعِلُن -
مُسْتَفِع لُنْ (ذو الوتد المفروق في الخفيف والمجتث)
Dari semua juz tersebut bahar-bahar itu tersusun.[8]
BAB I NAMA-NAMA ZIHAF DAN ‘ILLAT
ZIHAF
Zihaf adalah perubahan tertentu pada huruf kedua dari Sabab, baik Sabab Khafif
maupun Sabab Tsaqil, dengan tidak lazim.[9] Ia tidak masuk pada huruf pertama,
ketiga dan keenam dari juz/segmen.
Zihaf Mufrad ada delapan:[10]
1. Khabn (خَؾِـ), yaitu meniadakan huruf kedua mati dari juz.
2. Idhmar (إضؼملار), yaitu mematikan huruf kedua hidup dari juz.
3. Waqsh (وضص), yaitu meniadakan huruf kedua hidup dari juz.
4. Thayyu (رل), yaitu meniadakan huruf keempat mati dari juz.
5. Qabdh (ضؾض), yaitu meniadakan huruf kelima mati dari juz.
6. „Ashb (سزملب), yaitu mematikan huruf kelima mati dari juz.
7. „Aql (سعملؾ), yaitu meniadakan huruf kelima hidup dari juz.
8. Kaff (طػ), yaitu meniadakan huruf ketujuh mati dari juz.[11]
Zihaf Muzdawaj (campuran) ada empat:
1. Thayyu
bersama Khabn namanya Khabl
2. Thayyu bersama Idhmar namanya Khazl
3. Kaff bersama Khabn namanya Syakl
4. Kaff bersama
„Ashb namanya Naqsh [12]
‘ILLAT
‘Illat Ziyadah (Mendapat Imbuhan)[13]
- Pembubuhan Sabab Khafif pada juz/segmen yang diakhirnya
terdapat Watad Majmu‟, namanya Tarfil.
- Pembubuhan huruf mati
pada juz yang di akhirnya terdapat Watad Majmu‟, namanya Tadzyiil.
- Pembubuhan huruf mati pada juz yang diakhirnya terdapat Sabab
Khafif, namanya Tasbigh.[14]
Illat Naqsh (Terkurang)
- Menghilangkan Sabab Khafif namanya Hadzf.
-
Menghilangkan Sabab Khafif dengan „Ashb, namanya Qathf.
-
Menghilangkan huruf mati Watad Majmu‟ dan mematikan huruf sebelum huruf mati
tersebut, namanya Qatha‟.
- Qatha‟ bersama Hadzf, namanya Batr.
- Menghilangkan huruf mati Sabab Khafif dan mematikan hurufnya
yang hidup, namanya Qashar.
- Menghilangkan Watad Majmu‟, namanya
Hadzadz.
- Menghilangkan Watad Mafruq, namanya Shalm.
- Mematikan huruf ketujuh yang hidup, namanya Waqaf.
-
Menghilangkan huruf ketujuh yang hidup, namanya Kasf.[15]
BAB II NAMA-NAMA BAHAR, ‘ARUDH DAN DHARB [16]
1. Bahar Thawil
Juz-juz bahar Thawil ialah
empat kali1. 'arudhnya hanya
satu,
yaitu Maqbudhah[18]., dan dharbnya ada tiga;
Pertama, Shahih. Contoh baitnya:
أَبَا مُنْذِرِ كَانَتْ غُرُوْرًا صَحِيفَتِي * وَلَمْ أُعْطِكُمْ
بِالطَّوْعِ مَالِي وَلَا عَرْضِي
فعولن مفاعیلن فعولن مفاعلن * فعولن مفاعیلن فعولن مفاعیلن
"Hai Aba Mundzir, carik kertas perjanjianku itu ternyata tak benar. Aku
belum pernah memberi kepadamu hartaku dan matabendaku dengan suka rela".
Kedua, sama seperti 'arudhnya. Baitnya:
سَتُبْدِي لَكَ الأَيَّامُ مَا كُنتَ جَاهِلاَ * وَيَأْتِيكَ بالأَخْبَار مَنْ لَمْ تُزَوِّدِ[19]
فعولن مفاعیلن فعولن مفاعلن * فعولن مفاعیلن فعولن مفاعلن
“Akan tampak olehmu segala kejadian zaman yang tidak engkau ketahui
sebelumnya, dan akan datang kepadamu berita orang-orang tentang
kebelumsiapanmu”.
Ketiga, Mahdzuf. Baitnya:
أَقِيْمُوا بَنِي النُّعْمَان عَنَّا صُدُورَكُمْ * وَأَلَا تُقِيمُوا
صَاغِرِيْنَ الرُّؤْوْسَا[20]
فعولن مفاعیلن فعولن مفاعلن * فعولن مفاعیلن فعولن فعولن
“Angkatlah Bani Nu'man sebagai pemimpin-pemimpin dari kami, dan jangan
menganggap kecil terhadap pemimpin-pemimpin itu".
“Angkatlah Bani
Nu‟man sebagai pemimpin-pemimpin dari kami, dan jangan menganggap kecil
terhadap pemimpin-pemimpin itu”.
2. Bahar Madid
Segmen-segmen bahar Madid adalah: فَاعِلاتُنْ فَاعِلُن
empat kali akan tetapi wajib majzu[21].
Arudhnya ada tiga, dan
Dharbnya ada enam.
a. Arudh pertama adalah Shahihah dan Dharbnya
sama seperti
Arudhnya. Contoh:
يا لَبَكْرِ أَنْشِرُوْا لِي كَلَيْبًا * يَا لَبَكْرٍ أَيْنَ أَيْنَ
الْفِرَارُ
فاعلاتن فاعلن فاعلاتن فاعلاتن فاعلن فاعلاتن
“Hai keluarga Bakar! Tolong hidupkan kembali/datangkan kepada Kulai! Hai
keluarga Bakar! Tolong dimana-dimana lari???”
b. Arudh kedua
Mahdzuf [22], Dharbnya ada tiga.
Pertama, Maqshur [23]. Contohnya:
لاَ يَغُرَنَّ امْرَأَ عَيْشُهُ * كُلٌّ عَيْشَ سَائِرُ لِلزَّوَالْ
فاعلاتن فاعلن فاعلن * فاعلاتن فاعلن فاعلان
“Janganlah seorang tertipu akan kehidupannya, karena tiap-tiap
kehidupan itu berakhir dengan sirna (tiada)”.
Kedua, seperti
Arudhnya. Baitnya:
اعْلَمُوا أَنِّي لَكُمْ حَافِظُ * شَاهِدًا مَا كُنْتُ أَوْ غَائِبَا
فاعلاتن فاعلن فاعلن * فاعلاتن فاعلن فاعلن
“Ketahuilah aku ini senantiasa menjagamu, baik engkau di depanku ataupun
tidak”.
Ketiga, Abtar[24]. Contoh baitnya adalah:
إنَّمَا الدُّلْفَاءُ يَاقُوتَةُ * أُخْرِجَتْ مِنْ كَيْسَ دِهْقَانِ
فاعلاتن
فاعلن فاعلن * فاعلاتن فاعلن فعلن
“Si gadis yang bernama Dzalfa‟ memang permata yaqut yang dikeluarkan
dari kantong-kantong saudagar”
c. Arudh ketiga ialah Mahdzufah-Makhbunah[25], ia mempunyai dua Dharb.
Pertama, seperti „Arudhnya. Bunyi baitnya adalah:
لِلْفَتَى عَقْلُ يَعِيْشُ بِهِ * حَيْثُ تَهْدِي سَاقَهُ قَدَمُهْ
فاعلاتن
فاعلن فعلن * فاعلاتن فاعلن فعلن
“Bagi anak muda itu ada akal yang bisa dibawa hidup, kemana saja tapak kakinya
membawa betisnya (melangkah)”.
Kedua, Abtar. Contoh baitnya
adalah:
رُبَّ نَار بتْ أَرْمُقُهَا * تَقْضَمُ الْهِنْدِيَّ وَالْغَارَا
فاعلاتن فاعلن فعلن * فاعلاتن فاعلن فعلن
"Acapkali aku melihat api membakar kayu hindi dan tumbuh-tumbuhan yang wangi".
3. Bahar Basith
Juz-juz bahar Basith adalah مُسْتَفْعِلُنْ فَاعِلُنْ empat kali
[26]. Arudhnya ada tiga dan Dharbnya ada enam.
a. Arudhnya yang
pertama ialah Makhbunah [27], ia mempunyai dua Dharb.
Pertama,
seperti Arudhnya. Baitnya adalah:
يَا حَارٍ لَا أَرْمِيَنْ مِنْكُمْ بِدَاهِيَةِ * لَمْ يُلْقِهَا سُوْقَةٌ قَبْلِي وَلَا مَلِكُ
مستفعلن فاعلن مسفتعلن فعلن * مستفعلن فاعلن مسفتعلن فعلن
“Hai kabilah Harits, jangan kalian tumbukkan malapetaka yang belum
pernah dilakukan oleh gembala pemiliknya sebelumku”.
Kedua,
Maqthu.[28] Baitnya adalah sebagai berikut:
قَدْ أَشْهَدُ الْغَارَةَ الشَّعْوَاءَ تَحْمِلُنِي * جَرْدَاءُ مَعْرُوْفَةُ اللِحْيَيْنِ سُرْحُوبُ
مستفعلن فاعلن مسفتعلن فعلن * مستفعلن فاعلن مسفتعلن فعِلن
“Acapkali aku ikut perang dimana-mana naik kuda yang langsing janggutnya lagi
panjang”.
b. Arudh yang kedua adalah Majzu'ah Shahihah. Dharbnya
ada tiga.
Pertama, Majzu'-Mudzal (Mudzayyal) [29]. Bunyi baitnya
adalah:
إِنَّا ذَمَمْنَا عَلَى مَا خَيَّلَتْ * سَعْدُ بْنُ زَيْدٍ وَعَمْرٍ وَمِنْ تَمِيمٍ
مُسْتَفْعِلُنْ فَاعِلُنْ مُسْتَفْعِلُن * مُسْتَفْعِلُنْ فَاعِلُنْ مسفتعلن
"Kami mencela terhapad apa yang dibuat-buat oleh kabilah Bani Sa'd bin Zaid dan kabilah 'Amr dari bani Tamim".
Kedua, seperti ‘Arudhnya. Baitnya adalah:
مَاذَا وُقُوْفِي عَلَى رُبْع عَفْيَا * مُخْلُوْلِقِ دَارِسٍ
مُسْتَعْجِمٍ
مستفعلن فاعلن مسفتعلن * مستفعلن فاعلن مسفتعلن
"Apa gunanya aku tinggal di tempat yang sunyi senyap, tertanah, rusak lagi
bisu".
Ketiga, Majzu'-Maqthu1[30]. Contoh baitnya adalah:
سِيرُوا مَعًا إِنَّمَا مِيْعَادُكُمْ * يَوْمُ الثَّلاثاءِ بَطْنَ
الْوَادِي
مستفعلن فاعلن مسفتعلن * مستفعلن فاعلن مفعولن
"Berangkatlah bersama-sama, karena saat perjanjian kalian adalah hari Selasa di tengah lembah".
C. Arudh yang ketiga adalah Majzu’ah-Maqthu'ah dan dharbnya seperti arudhnya.
Contoh bait syairnya:
مَا هَيَّجَ الشَّوْقَ مِنْ أَطلال * أَضْحَتْ قِفَارًا كَوَحْيِ الوَاحِي
مستفعلن فاعلن مفعولن* مستفعلن فاعلن مفعولن
"Kami mencela terhadap apa yang dibuat-buat oleh kabilah Bani Sa'd bin Zaid dan kabilah 'Amr dari bani Tamim".
4. Bahar Wafir
Segmen-segmen bahar Wafir adalah leli enam kali[31]. Ia mempunya dua arudh dan
tiga dharb.
a. Arudhnya yang pertama ialah Maqthufah[32] dan dharbnya seperti arudhnya.
Contoh baitnya adalah:
لَنَا غَنَمٌ نُسَوّقُهَا غِزْارُ * كَأَنَّ قُرُوْنَ حِلَّتِهَا الْعِصِيُّ
مفاعلتن مفاعلتن فعولن * مفاعلتن مفاعلتن فعولن
“Kami mempunyai kambing yang kami giring, banyak sekali seakan-akan tanduknya
dari yang besar-besar adalah tongkat”.
b. Arudh yang kedua adalah
Majzu‟ah Shahihah. Ia mempunyai dua dharb.
Pertama, seperti
arudhnya. Contoh baitnya adalah:
لَقَدْ عَلِمَتْ رَبيْعَةُ أَنْ * نَ حُبْلَكَ وَاهِنٌ خَلَقٌ
مفاعلتن
مفاعلتن * مفاعلتن مفاعلتن
“Nyonya Robi‟ah telah tahu bahwasanya bunting itu lemas dan dusta”.
Kedua, Majzu' Ma'shub[33]. Contoh baitnya:
أُعَاتِبُهَا وَآمُرُهَا * فَتَغْضَبُنِي وَتَعْصِيْنِي
مفاعلتن مفاعلتن * مفاعلتن مفاعلتن
“Aku mencerca kekasihku dan memerintahkannya, lalu ia memurkaiku dan
mendurhakaiku /menentangku”.
5. Bahar Kamil
Juz-juz
bahar Kamil adalah متفاعلن enam kali[34]. Arudhnya ada tiga dan dharbnya ada
sembilan.
a. Arudh yang pertama ialah Taammah (sempurna) dan
dharbnya ada tiga.
Pertama, seperti arudhnya. Contoh baitnya
adalah:
وَإِذَا صَحَوْتِ فَمَا أُقَصِّرُ عَنْ نَدَى * وَكَمَا عَلِمْتِ شَمَائِلِي وَتَكَرُّمِي
متفاعلن متفاعلن متفاعلن * متفاعلن متفاعلن متفاعلن
“Apabila engkau siuman dari minuman, maka aku tak akan lagi pailit,
sebagaimana engkau tahu sendiri tabiat dan kedermawananku”.
Kedua,
Maqthu[35]. Contoh bait syairnya:
وَإِذَا دَعَوْنَكَ عَمَّهُنَّ فَإِنَّهُ * نَسَبٌ يَزِيدُكَ عِنْدَهُنَّ خَبَالاً
متفاعلن متفاعلن متفاعلن * متفاعلن متفاعلن فعلاتن
“Apabila wanita-wanita itu memanggilmu “Ooom, maka panggilan itu
menambah kehinaan di mata mereka”.
Ketiga, Ahadzdzu-Mudhmar[36].
Contohnya:
لَمِنَ الدِّيَارِ بِرَامَتَيْنِ فَعَاقِل * دَرَسَتْ وَغَيْرَ آبَهَا
القَطَرُ
متفاعلن متفاعلن متفاعلن * متفاعلن متفاعلن فعلن
“Sesungguhnya di antara negeri-negeri yang berada di Ramatain sampai dengan „Aqil ada negeri yang bekas-bekasnya telah buruk atau usang dan tanda-tandanya telah berubah oleh hujan”.
b. Arudh kedua ialah Hadzadz[37]. Ia mempunyai dua dharb.
Pertama,
seperti arudhnya. Contoh baitnya adalah:
دِمَنْ عَفَتْ وَمَمَا مَعَالِمَهَا * هَطِلُّ أَجَشُ وَبَارِحٌ تَرِبُ
متفاعلن
متفاعلن فعلن * متفاعلن متفاعلن فعلن
(Inilah) negeri-negeri yang telah binasa, dan tanda-tandanya telah
terhapusoleh hujan besar dan angin yang meniup berdebu (badai/tornado)”.
Kedua,
Ahadzdzu Mudhmar. Contoh baitnya adalah:
متفاعلن متفاعلن فعلن * متفاعلن متفاعلن فعلن
c. Arudh ketiga adalah Majzu'ah Shahihah. Ia mempunyai empat dharb.
Pertama, Muraffal[38]. Contoh bait syairnya adalah:
وَلَقَدْ سَبَقَتَهُمُو إِلَي * ي فَلَمْ نَزَعْتَ وَأَنْتَ آخِرُ
متفاعلن
متفاعلن * متفاعلن متفاعلاتن
“Engkau sungguh lebih dahulu datang kepadaku daripada mereka (laskar),
akan tetapi mengapa (ketika perang itu mulai) kau mundur dan
berada di belakang”.
Kedua, Majzu'-Mudzayyal[39]. Contohnya
adalah:
جَدَتْ يَكُونُ مُقَامَهُ * أَبَدًا بِمَخْتَلِفِ الرِّيَاحُ
متفاعلن
متفاعلن * متفاعلن متفاعلان
“Kuburan itu menjadi tempat pembaringannya untuk sepanjang masa dengan
berbagai pergantian angin”.
Ketiga, seperti arudhnya. Contoh baitnya:
وَإِذَا افْتَقَرْتَ فَلَا تَكُنْ * مُتَجَشِعًا وَتَجَمَّل
متفاعلن
متفاعلن * متفاعلن متفاعلن
“Apabila engkau miskin, maka janganlah tamak dan berhiaslah”.
Keempat, Maqthu[40]. Contoh:
وَإِذَا هُمُوْ ذَكَرُوا * الإِسَاءَةَ أَكْثَرُوا الْحَسَنَاتِ
متفاعلن فعلاتن * متفاعلن متفاعلن
“Manakala mereka teringat kejahatan/kejelekan, maka mereka memperbanyak
kebaikan”.
6. Bahar Hazj
Juz-juz bahar Hazj adalah مفاعیلن enam kali wajib majzu[41]. Arudh bahar ini
ada satu, yaitu Shahihah. Ia mempunyai dua Dharb.
Pertama, seperti arudhnya. Contoh baitnya adalah:
مفاعیلن مفاعیلن * مفاعیلن مفاعیلن
“Negeri Sahb, Amlah kemudian Ghamr, tempat nyonya Laila tinggal- runtuh”.
Kedua, Mahdzuf[42]. Contoh baitnya adalah:
مفاعیلن فعولن * مفاعیلن مفاعیلن
“Aku tidaklah dapat dihinakan oleh orang yang selalu mencari kelaliman”.
7. Bahar Rajaz
Wazannya مستفعلن enam kali[43]. Arudhnya ada empat macam, dan Dharbnya ada lima.
a. Arudh pertama ialah Taammah (sempurna). Ia mempunyai dua dharb.
Pertama, seperti arudhnya. Contoh baitnya adalah:
دَارٌ لِسَلْمَى إِذْ سُلَيْمَى جَارَةُ * قَفْرَى تَرَى آيَاتِهَا مَثْلَ
الزَّبُور
مستفعلن مستفعلن مستفعلن * مستفعلن مستفعلن مستفعلن
“Negeri nyonya Salma ketika nyonya Salma kecil menjadi tetangga, sunyi
senyap. Engkau bisa lihat bekas-bekasnya bagaikan huruf-huruf kitab
(tersembunyi/lengang)”.
Kedua, Maqthu'[44]. Contoh baitnya:
مستفعلن مستفعلن مستفعلن * مستفعلن مستفعلن مفعولن
“Hati dia (kekasihku) sedang gembira ria, sedangkan hatiku remuk payah lagi sengsara”.
b. Arudh kedua ialah Majzu‟ah Shahihah[45]. Dan dharbnya sama sepertinya,
misal:
مستفعلن مستفعلن * مستفعلن مستفعلن
“Kesedihan hatiku digerakkan oleh rumah sunyi pemberian Ummu Amr”.
c. Arudh ketiga ialah Masythurah[46], demikian juga dharbnya. Contoh:
مستفعلن مستفعلن مستفعلن
“Apa yang menggerakkan hati sangat bersedih dan berduka cita”.
d. Arudh keempat ialah Manhukah,[47] demikian pula dharbnya. Contoh:
يَا لَيْتَنِي فِيْهَا جَدَّعْ
مستفعلن مستفعلن
“Mudah-mudahan aku pada masa kenabianmu (Muhammad) masih muda lagi
kuat”.
8. Bahar Raml
Segmen-segmen bahar Raml adalah فاعلاتن enam kali[48]. Ia
mempunyai dua arudh dan enam dharb.
a. Arudh pertama ialah
Mahdzufah, dan dharbnya ada tiga.
Pertama, Taam (sempurna).
Contoh:
فاعلاتن فاعلاتن فاعلاتن * فاعلاتن فاعلاتن فاعلن
“…seperti baju corak bekasmu yang buruk yang tempatnya telah rusak oleh
hujan dan angin laut”.
Kedua, Maqshur[49]. Contoh baitnya
adalah:
فاعلاتن فاعلاتن فاعلن * فاعلاتن فاعلاتن فاعلان
“Nu‟man menyampaikan surat dariku karena masa kurunganku dan penantianku
sudah cukup lama”.
Ketiga, seperti arudhnya. Contoh:
قَالَتِ الْخَنْسَاءُ لَمَّا جِئْتُهَا * شَابَ بَعْدِي رَأْسُ هَذَا
وَاشْتَهَتْ
فاعلاتن فاعلاتن فاعلن * فاعلاتن فاعلاتن فاعلن
“Khansah berkata ketika aku mendatanginya „setelah putus‟ denganku, kepala orang ini putih dan megelabu”.
b. Arudh kedua adalah Majzu‟ah Shahihah. Dan dharbnya ada tiga.
Pertama, Majzu' Musabbagh[50]. Contoh baitnya adalah:
يَا خَلِيْلَيَّ ارْبَعًا وَاسْ * تَخْيرًا رُبْعًا بِعَسْفَانْ
فاعلاتن فاعلاتان * فاعلاتن فاعلاتن
“Hai kekasihku, berhentilah/tunggulah sebentar dan carilah berita di suatu
daerah di „Asfan”.
Kedua, seperti arudhnya. Contoh:
مُقْفِرَات دَارِسَاتُ * مِثْلَ آيَاتِ الزَّبُوْرَ
فاعلاتن
فاعلاتن * فاعلاتن فاعلاتن
“Daerah ini, sunyi lagi rusak, seperti ayat-ayat kitab”.
Ketiga,
Majzu' Mahdzuf. Contoh:
فاعلاتن فاعلاتن* فاعلاتن فعلن
“Tidaklah ia berharga karena telah dinikmati oleh mata yang memandang”.
9. Bahar Sari’
Juz-juz bahar Sari' adalah مستفعلن مستفعلن مفعولات
dua kali.[51]
Arudhnya ada empat dan dharbnya ada enam.
a. Arudh pertama ialah Mathwiyah Maksufah[52], dan dharbnya ada tiga.
Pertama, Mathwi-Mauquf[53]. Contoh baitnya adalah:
أَزْمَانُ سَلْمَى لاَ يَرَى مِثْلَة الرَّ * رَاؤُنَ فِي شَامٍ وَلَا فِي
عِرَاقِ
مستفعلن مستفعلن فاعلان * مستفعلن مستفعلن فاعلن
“Hari-hari perjumpaanku dengan adik Salma, tak seorang pengintai tahu baik
di Syam (Syiria) maupun di Irak”.
Kedua, seperti arudhnya.
Contoh syairnya:
هَاجَ الْهَوَى رَسْمُ بِذَاتِ الْغَضَا * مُخْلُولِقٌ مُسْتَعْجِمٌ
مُحْولُ
مستفعلن مستفعلن فاعلن * مستفعلن مستفعلن فاعلن
“Rindu itu digerakkan kembali oleh reruntuhan peninggalan yang berada di
Dzatilghada yang buruk bisu lagi telah berubah”.
Ketiga,
Ashlam[54]. Contoh baitnya adalah:
مستفعلن مستفعلن فاعلن * مستفعلن مستفعلن فعلن.
“Kekasihku menggunjing dengan perlahan dan ia tak sengaja berkata
jelek itu. Sungguh aku telah mendengar itu”.
b. Arudh kedua
ialah Makhbunah-Maksufah[55], dan dharbnya ialah sepertinya. Contoh bait
syairnya:
مستفعلن مستفعلن فعلن * مستفعلن مستفعلن فعلن
c. Arudh ketiga ialah Mauqufah-Masthurah[56], dan dharbnya ialah sepertinya. Contoh baitnya adalah:
مستفعلن مستفعلن مفعولات
a. Arudh pertama ialah Shahihah, dan dharbnya adalah Mathwi[59]. Contoh:
مستفعلن مفعولات مستفعلن * مستفعلن مفعولات مفتعلن
b. Arudh kedua ialah Mauqufah-Manhukah[60]. Dharbnya seperti arudhnya, contoh:
صَبْرًا بَنِي عَبْدِ الدَّارِ*
مستفعلن مفعولان
مستفعلن مفعولن
11. Bahar Khafif
Arudhnya ada tiga dan dharbnya ada lima.
a. Arudh pertama ialah Shahihah, ia mempunyai dua dharb. Pertama, seperti arudhnya. Contoh baitnya adalah:
Dharb Shahih itu bisa ditemui Tasy'its[64]. Ialah perubahan فَاعِلَا تُنْ menjadi wazan مفعولن
فاعلاتن مفاع لن فاعلاتن * فاعلاتن مفاع لن مفعولن
إِنَّمَا الْمَيْتُ مَنْ يَعِيْشُ كَثِيْبًا * كَاسِفًا بَالُهُ قَلِيْلَ الرَّجَاءِ
فاعلاتن مفاع لن فاعلاتن * فاعلاتن مفاع لن فاعلاتن
"Bukanlah yang dinamakan orang mati itu adalah orang yang mati lantas beristirahat (dari tanggapan dunia yang berat ini), melainkan adalah orang- orang yang hidup tetapi mati. Orang mati adalah orang yang hidup berduka cita, susah hati lagi sedikit harapan".
Kedua, Mahdzuf[65]. Contoh baitnya:
فاعلاتن مستفع لن فاعلاتن * فاعلاتن مستفع لن فاعلن
"Mudah-mudahan aku tahu dengan pertanyaan: 'Apakah, apakah akan aku sampaikan kecintaan itu pada mereka, ataukan akan pudar sebelum binasa?"
فاعلاتن مستفع لن فاعلن * فاعلاتن مستفع لن فاعلن
C. Arudh ketiga ialah Majzu'ah Shahihah. Ia mempunyai dua dharb.
لَيْتَ شِعْرِي مَاذَا تَرَى * أُمُّ عَمْرٍ وَفِي أَمْرِنَا
فاعلاتن مستفع لن * فاعلاتن مستفع لن
Kedua, Majzu'-Makhbun-Maqshur[66]. Contoh baitnya:
كُلٌّ خَطْبٍ إِنْ لَمْ تَكُو * نُوْا غَضَبْتُمْ يَسِيرَ
فاعلاتن مستفع لن * فاعلاتن فعولن
Segmen-segmen bahar Mudhari' ialah مفاعیلن فاع لاتن مفاعیلن dua kali tetapi wajib Majzu’ [67].
Arudhnya ada satu, yaitu Shahihah dan dharbnya seperti arudhnya. Contoh baitnya:
مفاعيل فاع لاتن * مفاعیل فاع لاتن
"Aku tertarik oleh semampai dan pesona gadis (Su'ada) untuk menyintainya”.
13. Bahar Muqtadhab
Juz-juz bahar ini adalah مفعولات مستفعلن مستفعلن dua kali serta wajib majzu1[69].
Arudhnya ada satu, yaitu Mathwiyyah, dan dharbnya seperti arudhnya[70]. Baitnya:
"Kekasih itu menghadap lantas tampaklah kedua pipinya bagaikan mutiara mengkilat" .
Segmen-segmen ini adalah مستفعلن فاعلاتن فاعلاتن dua kali serta wajib majzu1[72].
Arudhnya hanya satu yaitu Shahihah, dan dharbnya seperti arudhnya. Contoh baitnya:
الْبَطْنُ مِنْهَا خَمِيضُ * وَالْوَجْهُ مِثْلُ الهلال
مستفع لن فاعلاتن * مستفعلن فاعلاتن
Dharb tersebut boleh ditemui Tasy'its[73]. Contoh baitnya:
لَوْلَا يَعِي مَا أَقُولُ * ذَا السَّيِّدُ الْمَأْمُولُ
Juz-juz bahar ini adalah فعولن delapan kali. Bahar ini mempunyai dua 'arudh dan enam dharb.
a. 'Arudh pertama ialah shahihah, dan dharbnya ada empat.
فَأَمَّا تَمِيمٌ تَمِيمُ ابْنُ مُرٌ * فَأَلْفَاهُمُ الْقَوْمُ رُوْبَى نِيَامَا
"Adapun kabilah Bani Tamim adalah Tamim bin Murrin, maka mereka ditemui kaum sedang tidur nyenyak”.
Kedua, Maqshur[75]. Contoh baitnya:
فعولن فعولن فعولن فعولن * فعولن فعولن فعولن فعول
"Dia mendatangi (bergaul dengan) wanita-wanita miskin kusut rambut, kopek susu seperti jin sihir".
Ketiga, Mahdzuf[76]. Contoh baitnya:
فعولن فعولن فعولن فعولن * فعولن فعولن فعولن فعولن
"Aku sulit sekali mendendangkan sebuah syair Arab, orang yang pernang menyampaikannya dari para perawi itupun lupa".
Keempat, Abtar[77]. Contoh baitnya:
"Hai kekasihku, Sulaimah dan Miyah, cenderunglah ke negeri yang telah sunyi".
b. 'Arudh kedua ialah Majzu'ah-Mahdzufah[78]. Ia mempunyai dua dharb. Pertama, seperti 'arudhnya.
فعولن فعولن فعل * فعولن فعولن فعل
Keempat, Majzu' Abtar. Contoh:
فعولن فعولن فعل * فعولن فعولن فع
16. Bahar Mutadarik [79]
Juz-juz bahar ini فاعلن delapan kali. Ia mempunyai dua 'arudh dan empat dharb.
a. Arudh pertama ialah Taammah (sempurna), dan dharbnya seperti 'arudhnya. Contoh baitnya:
فاعلن فاعلن فاعلن فاعلن * فاعلن فاعلن فاعلن فاعلن
"Kami kedatangan pak Amir, ia berhati mulus dan berbaik-baik setelah sebelumnya ia kusangka dendam kesumat".
b. Arudh kedua ialah Majzu'ah Shahihah. Dharbnya ada tiga.
فاعلن فاعلن فعلاتن * فاعلن فاعلن فعلاتن
فاعلن فاعلن فاعلان * فاعلن فاعلن فاعلن
Ketiga, seperti arudhnya. Contoh baitnya:
فاعلن فاعلن فاعلان * فاعلن فاعلن فاعلن
Khabn pada bahar ini dipandang baik. Contoh:
فعلن فعلن فعلن فعلن * فعلن فعلن فعلن فعلن
"Sebuah bola dilempar dengan tongkat lengkung, maka berebutlah mengejarnya seorang demi seorang".
فعلن فعلن فعلن فاعلن * فعلن فعلن فعلن فعلن
فعلن فعلن فعلن فاعلن * فعلن فعلن فعلن فعلن
1. Yaitu Lam, Mim, ‘Ain, Ta', Siin, Ya', Wawu, Fa’, Nun dan Alif. Dikumpulkan dalam bentuk ungkapan agar menjadi mudah untuk dipahami/dihapal.
Taqthi' secara bahasa berarti memotong-motong. Ia adalah masdar dari fi'il madhi Qottho'a, yang artinya memotong-motong bait syair dalam bentuk juz-juz (taf'ilah- tafʼilah) segmen-segmen/wazan- wazan. Huruf yang ada dalam juz-juz tersebut namanya huruf taqthi' yang jumlahnya ada sepuluh dan bertempat pada berbagai bentuk taf'ilah segmen/juz, baik itu khumasi (lima hurufnya) maupun suba'i (tujuh hurufnya). Di samping itu perlu kiranya dikemukakan cara mentaqthi' dan hal yang berkaitan dengannya.
Mentaqthi' yang lazim dipergunakan oleh mubtadi' (pelajar pemula) ada dua
macam yaitu dengan garis horizontal/mendatar dan memakai garis
vertikal/tegak. Contoh:
وليل كموج البحر أرخى سدوله * علي بأنواع الهموم ليبتلى
وليل / كموج البحر أرخى سدوله * علي بأنواع الهموم ليبتلى
Cara memutus-mutus/memotong-motong itu diikutkan dengan wazan-wazan
(timbangan/neraca) yang terkandung dalam bait tersebut. Demikian ini dapat
diketahui dengan terkaan yang tepat bagi yang telah ahli atau dengan
ditelusuri dengan metode mentaqthi'. Caranya jika suatu huruf itu
mati/sukun, maka diberi lambang “o” dan jika huruf itu hidup/berharakat,
maka diberi lambang "/". Dengan demikian syair di atas akan dibentuk cara
taqthi' sebagai berikut:
وَلَيْل كَمَوْجِ الْبَحْرِ أَرْخَى سُدُوْلَهُ * عَلَيَّ بِأَنْوَاعِ
الْهُمُوْمِ لِيَبْتَلِي
Untuk mengetahui huruf hidup dan huruf mati dalam ilmu ‘Arudh ini harus
pula mengetahui khath 'Arudh (tulisan secara sistem ilmu 'Arudh), yaitu
tiap-tiap huruf yang diucapkan itulah yang ditulis. Walaupun tak ada
secara tulisan imla'nya, dan yang tidak diucapkan maka tidak ditulis
walaupun ada dalam tulisan secara imla'nya. Perhatikan bunyi syair di atas
dengan taqthi' secara khath 'Arudhi berikut ini:
وَلَيْل كَمَوْجِ الْبَحْرِ أَرْخَى سُدُوْلَهُ
ووه
عَلَيَّ بِأَنْوَاعِ الْ هُمُوْمِ لِيَبْتَلِي /
عَلَيْيَ بِأَنْوَاعِلْ هُمُومِ لِيَبْتَلِي وَلَيْلِنْ كَمَوْحِلْ بَحْرِ
أَرْخَا سُدُولَهُمْ
Maka dari bait syair di atas akan ditemukan wazan-wazan atau juz-juz
sebagai berikut:
*
عَلَيَّ بِأَنْوَاعِ الْهُمُوْمِ لِيَبْتَلِي وَلَيْل كَمَوْجُ الْبَحْرِ
أَرْخَى سُدُوْلَهُ
*
وو
عَلَيْيَ بِأَنْوَاعِلْ هُمُومِ لِيَبْتَلِي وَلَيْلِنْ كَمَوْجِلْ بَحْرٍ
أَرْخَا سُدُولَهُمْ
0/10/1 10/1 0/0/0/1 10/1
*
0/10/1 0/0/1 0/0/0/1 ol oll
فعولن مفاعیلن فعول مفاعلن فعولن مفاعیلن فعولن مفاعلن *
Dengan demikian maka bait tersebut baharnya ialah bahar Thawil. Pada ‘Arudh dan Dharbnya terkena Makbuddhah dan pada Hasywu-nya terkena Zihaf, sebagaimana akan diterangkan pada bab dan fasal masing-masing.
Catatan penting:
Bait ialah baris syair atau secara definitif ialah suatu ungkapan yang terdiri dari juz-juz yang diakhiri Qafiyah.
Kata syair dalam bahasa Indonesia ialah untuk hasil ubahan, bukan untuk penggubahnya. Yang di dalam bahasa Arab disebut Syi'r. Penggubah syair disebut penyair, yang dalam bahasa Arab disebut dengan Syaa'ir.
Syathr ialah separuh bait/syair. Bait lazim terdiri dari dua syathr, yaitu syathr pertama (sebelah kanan) namanya Shadr (depan atau dada). Dan Syathr kedua (sebelah kiri) namanya ‘Ajuz (belakang atau akhir).
‘Arudh ialah juz terakhir dari syathr pertama bait, dan Dharb ialah juz terakhir dari syathr kedua bait. Selain 'Arudh dan Dharb namanya Hasyw (lihat bagian penutup).
Pada pelajaran mendatang akan ditemui komponen bahar yang juz atau tafʼilahnya terdiri dari lima huruf (khumasi). Adapula yang terdiri dari tujuh huruf (suba'i) dan adapula yang campuran dari khumasi dan suba'i yang lazim disebut dengan Mumtazijah (campuran).
Perlu dipahami bahwa khath ada tiga macam: Qiyasi, Utsmani dan 'Arudhi.
Utsmani khusus untuk tulisan al-Qur'an, maka dalam menulis sedapat mungkin
disamakan dengannya. Khath 'Arudhi khusus untuk tulisan pada ilmu ‘Arudh
sebagaimana telah dikemukakan di atas. Dan khath Qiyasi untuk selainnya.
Qiyasi ini bebas asal sesuai dengan peraturan. Macamnya: Riq'i, Tsulutsi,
Diwani, Farisi, Kufi, Naskhi.
Sabab dinamakan Khafif karena setelah harakat terdapat sukun, yang ini adalah ringan. Dan dinamakan Tsaqil karena terdapat dua huruf hidup yang demikian ini adalah berat. Demikian juga dinamakan Watad Majmu' karena terkumpulnya dua huruf hidup tanpa adanya Fashil (yang memisah). Dan dinamakan Mafruq dikarenakan terpisahnya dua huruf tersebut oleh huruf mati. Demikian seterusnya gambaran qiyasnya.
3. [لم] untuk contoh Sabab Khafif, [أر] untuk contoh Sabab Tsaqil, [علي] untuk contoh Watad Majmuk, ظهر untuk contoh Watad Mafruq, Lafadz [جبل] untuk contoh Fashilah Sughra, dan [سمكة] untuk contoh Fashilah Kubra.
4. Tafaa'il sama dengan Ajza', Tafʼiilaat, Auzan, Amtsilah, Arkan yang dalam bahasa Indonesia disebut
dengan segmen-segmen/potongan-potongan/penggalan-penggalan/jeda/glegel/gatra.
6. Yang dimaksud dengan [ذو الوتد المفروق في المضارع] adalah 'ain tersebut terputus dari lam. Sehingga di
dalamnya terdapat Watad Mafruq (pada lafadz elė) yang semula tidak ada. Dan yang demikian itu ada pada bahar Mudhari'.
7. Begitupun pada bahar Khafif dan Mujtats, dengan keterangan sebagaimana di atas.
8. Misalnya bentuk susunan dalam bahar Thawil:
Tambahan:
Untuk mengetahui yang asal dan yang cabang kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi dari keduanya.
Yang asal ialah juz/segmen yang didahului oleh Watad baik Majmu' ataupun Mafruq. Dan yang cabang ialah juz yang didahului oleh Sabab. Baik Khafif ataupun Tsaqil. Misalnya: J (lihat pada kelompok asal). Bila Sabab Khafifnya (¿) dikedepankan sebelum Watad Majmu', maka akan berbunyi:
. Sedangkan yang demikian ini muhmal, atau tidak terpakai. Maka ia diganti dengan lafadz yang musta’mal (berlaku), yaitu: ¿del. Lafadz ¿eb inilah yang dinamakan cabang (lihat pada kelompok cabang).
Demikian juga misalnya: ¿le (asal). Bila Sabab Khafifnya didahulukan, maka berbunyi: les J. Karena yang demikian ini muhmal, maka ia diganti dengan musta'mal (yang terpakai), yaitu: ¿zëïmo . Begitu juga bila yang dimajukan itu hanya Sabab kedua, dan yang pertama dibiarkan, maka akan berbunyi:
. فاعلاتن :Dan karena muhmal, maka diganti dengan . لن مفاعي
. فاعلاتن lalu diganti dengan تن مفاعل yang dikedepankan, maka akan berbuni
لا
Demikian pula dengan bila kedua Sabab Khafifnya itu dikedepankan akan berbunyi ş↳ ¿Y lalu diganti dengan Y. Dan bila Sabab Khafif yang kedua saja yang dikedepankan maka akan
مستفع لن :kemudian diganti, تن فاع لا :berbunyi
Maka kempat tafilah itu dihitung . مستفعلن dengan مستفعلن dan فاعلاتن dengan فاع لا تن yang sama, yaitu
dua. Dengan demikian yang semula secara hukum ada sepuluh kini secara lafadz ada delapan. Yang dimaksud hukum berbeda adalah bila kita lihat contoh di atas terdapat 'ain yang terekat dan ada yang terpisah. Maka yang direkat nama tafʼilah/juznya ialah Dzul Watadil Majmu' yang terletak pada ucapan "", dan yang dipisah nama tafʼilahnya/juznya ialah “Dzul Watadil Mafruq" yang terletak pada ucapan “¿lė”. Begitu juga pada "¿" dan "" memang dari segi ucapan/bacaan kedua macam tafʼilah itu tidak ada perbedaan.
Pengertian tidak lazim ialah jika zihaf itu masuk pada salah satu bait dari bait-bait tertentu pada suatu qosidah, maka tidaklah wajib masuk pada bait-bait berikutnya. Lain halnya dengan 'Illat, maka ia diperlakukan pada bait-bait berikutnya.
10. Maksudnya adalah zihaf itu ada dua macam: Mufrad dan Muzdawajah.
Dari arti secara bahasa ini, dengan yang dimaksud dalam istilah ada titik pertemuan perumpamaan. Misalnya pada Waqsh, yaitu pemenggalan leher, leher disini yaitu perumpamaan dari huruf kedua yang huruf pertamanya ialah kepala. Perhatikan contoh Khabn dan seterusnya secara istilah:
فَاعِلُنْ > فَعِلُنْ
فَاعِلاتُن > فَعِلاتُنْ
مَفْعُولاتُ > مَعُوْلَاتُ ) مَفَاعِيْلُ)
> مُتَفَاعِلُنْ - الإِضْمَارِ : مُتَفَاعِلُنْ > مُفَاعِلُنْ ( مَفَاعِلُنْ) الوَقْص : مُتَفَاعِلُنْ
> فَعُولُ القَبْضِ : فَعُولُن مَفَاعِيْلُنْ > مَفَاعِلُن
> مُفَاعَلْتُنْ > مَفَاعِيْلُن) - العَصْبَ : مُفَاعَلَتُنْ
- العَقْل : مُفَاعَلَتُنْ
- الكَفُّ : مَفَاعِيلُن
> مُفَاعَتُنْ > مَفَاعِيلُ
مُسْتَفْع لُنْ > مُسْتَفْع ك
- الطَّيِّ : مُسْتَفْعِلُن
> مُسْتَعِلُنْ مُفْتَعِلُن)
مُتَفَاعِلُنْ > مُتَفَعِلُن
مَفْعُولاتُ > مَفْعُلاتُ ) فَاعِلاتُ)
12. Zihaf Muzdawaj disebut pula Zihaf Murakkab (tersusun). Arti secara bahasa istilah-istilah tersebut; Khabl (cacat), Khazl (cerai/pisah), Syakl (terjerat), dan Naqsh (kurang). Contoh Khabn dan seterusnya secara istilahi:
> مُنْفَعِلُنْ > مُفْتَعِلُنْ) - الْخَزَل : مُتَفَاعِلُن
> فَعِلاتُ - الشكل : فَاعِلاتُنْ
مُسْتَفْع لُنْ > مُتَفْع ك
- التَّرْقِيل : مُتَفَاعِلُن
مُتَفَاعِلُنْتُنْ > مُتَفَاعِلاتُن)
فاعلن > فَاعِلُنْتُن > فَاعِلاتُنْ)
> مُتَفَاعِلُئْنْ > مُتَفَاعِلانْ) - التَّذييل : مُتَفَاعِلُن
فَاعِلُنْ > فَاعِلُنَّنْ > فَاعِلانْ)
مُسْتَفْعَلُنْ > مُسْتَفْعِلُنَّنْ ( مُسْتَفْعِلانْ)
> مُفَاعَلٌ (> فَعُولُن) - الْقَطْفَ : مُفَاعَلَتُنْ > فَاعِلٌ فِعْلُنْ) - الْقَطْعِ : فَاعِلُن مُتَفَاعِلُنْ > مُتَفَاعِلْ
مُسْتَفْعِلُنْ > مُسْتَفْعِل
> فَعْ - الْبَتْر فَعُولُن فَاعِلاتُنْ > فَاعِلٌ فِعْلُنْ)
(>
- القَصْرِ: فَاعِلاتُن
> فَاعِلاتْ فَاعِلانْ)
فَعُولُن > فَعُول
> مُتَفَا (> فَعِلُنْ) - الْحَذَدْ : مُتَفَاعِلُن > مَفْعُو ( فِعْلُنْ) - الصَّلْمِ : مَفْعُوْلَاتُ > مَفْعُولات ( مَفْعُولان) الْوَقْفِ : مَفْعُوْلَاتُ -
Dalam seni suara bahar ini dinamakan kunci, semisal kunci G. dan kata syair dalam bahasa Arab bukan penggubahnya. Penggubahnya disebut "penyair" atau Sya'ir dalam bahasa Arab.
'Arudh secara bahasa artinya melintang/menghalang. Yaitu kayu yang melintang yang berada di dalam rumah. Lafadz Arudh terambil dari lafadz ‘aridhah. Secara istilah 'Arudh adalah juz terakhir syathr pertama bait. Bait adalah baris dari pada syair. Dan Syathr adalah separuh daripadanya. Lafadz 'Arudh ini muannats (perempuan). Maka, lafadz yang musytaq sesudahnya yang menjadi sifat atau khabar daripadanya tentu harus menyimpan dhomir yang sesuai dengan lafadz yang terambil dari yang lain, seperti isim faʼil dan isim mafʼul, yang keduanya terambil dari masdar. Kebalikan dari musytaq ialah isim jamid (keras), ia tidak mempunyai dhomir seperti lafadz “hajarun” (batu).
Dharb ialah juz akhir dari syathr kedua dari bait. Ia adalah jenis lafadz yang mudzakkar, maka lafadz yang berdhomir kepadanya pun tentu di-mudzakkar-kan, yaitu kebalikan dari lafadz ‘arudh.
19. تُزَوِّدِ , dengan Isyba' harakat Rawi, yaitu huruf dal dipanjangkan harakatnya, maka lahirlah huruf liin (dalam hal ini huruf ya', karena berada setelah kasrah).
Isyba' artinya mengenyangkan bacaan harakat atau memanjangkannya. Pengisyba'an ini akan sering ditemui pula pada bait-bait berikut dalam kitab ini.
Isyba' dan Rawi akan dibahas dalam ilmu kedua atau Ilmu Qofiyah, insyaallaah.
24. Maka dari فَاعِلاتُن menjadi فَاعِل kemudian dipindah فَعلُن
30. Maka dari مُسْتَفْعِلُنْ menjadi مُسْتَفْعِلُ kemudian dipindah menjadi مَفْعُولُن
Kata "negeri" dalam buku ini dimaksudkan daerah. Misalnya dalam buku-buku sastra Indonesia; Negeri Sungai Batang, Negeri Minangkabau, dan lain-lain.
37. Yaitu pada 'arudh tersebut terdapat perubahan dari متفاعلن menjadi lalu dipindah menjadi فعلن
39. Maka dari متفاعلن kemudian dipindah متفاعلنن kemudian dipindah menjadi متفاعلان
40. Maka dari متفاعلن menjadi متفاعل kemudian dipindah menjadi فعلاتن
Secara bahasa Rajaz artinya bergerak, bergoyang, bergetar. Dinamakan demikian karena ia tidak tetap dalam salah satu keadaan melainkan banyak perubahan baik tersebab 'illat, zihaf, shatr dan nahk.
45 Majzu' ialah bait yang juz 'arudh dan dharbnya ditiadakan.
46 Masythur ialah bait yang satu syathrnya (separuh baitnya) ditiadakan.
juz/taf'ilah.
Bait yang Manhuk di atas ada terusan baitnya yang artinya masih berkaitan, yaitu:
Diceritakan bahwa yang mengatakan bait di atas dua orang, Waraqah bin Naufal dan Darid. Adapun Waraqah, maka yang dimaksud adalah mau membela Nabi, tetapi apabila Darid sebaliknya.
50 Tasbigh adalah membubuhi huruf mati pada Sabab Khafif, maka dari فاعلاتن menjadi فاعلاتنن
lalu dipindah فاعلاتان
53. Maka dari مفعولات menjadi مفعلات kemudian dipindah menjadi فاعلات
56 Masythurah ialah bait yang terambil separuh. Maka dari مفعولات menjadi مفعلات
60. Tentang bait Manhuk, lihat keterangan pada bahar Rajaz no.5 tersebut Mauqufah, maka dari مفعولات menjadi مفعلات lalu dipindah menjadi مفعولان
Begitu juga hamzah, karena dharurat syi'r. Lafadz سعدا dinashabkan, karena huruf jer yang masuk padanya ditiadakan.
63 Maka menjadi
64. Dalam salah satu keterangan proses Tasy'its ialah meniadakan huruf pertama watad majmu' atau huruf keduanya. Maka dari فاعلاتن menjadi فالاتن atau فاعاتن kemudian dipindah menjadi مفعولن
68 Pada Hasywu (selain 'arudh dan dharb) dari bait di atas terdapat Kaff (meniadakan huruf ketujuh mati).
lihat) مفعولن lalu salah satu dari keduanya diganti menjadi فاتن atau فالاتن menjadi فاعلاتن Maka dari 73
pada bahar Khafif dan penjelasannya).
Lafadz pada awal bait tersebut asalnya L (huruf Jer dan ↳ istifham), disukunkan mim-nya karena dharurat syi'ir dan alifnya ditiadakan karena dijerkan (lihat Alfiyah bab Waqaf “ wama falistifhami in......")
77 Maka dari فعولن menjadi فع
79 Mutadarik artinya "yang menyusul”. Dikatakan demikian karena ia menyusul bahar Mutaqarib. Disebabkan semula oleh Imam Khalil tidak disertakan tetapi kemudian oleh Imam Akhfash disertakannya. Dengan demikian terkadang ia disebut Mutadarak (dengan fathah huruf ra'-nya) yang artinya disusulkan atau disertakan. Bahar ini terkadang pula disebut bahar Mukhtara' atau Khabab.
80 Maka dari فاعلن menjadi فعلنتن dipindah فعلاتن
83 Maka dari فاعلن menjadi فاعل dipindah فعلن . Hasywu adalah Maa'adal 'Aruudhi wadh-Dharb, yaitu selain 'arudh dan dharb.