Tafsir Quran Surah ke-106 Al-Quraisy
Tafsir Quran Surah ke-106 Al-Quraisy, Al-Quraish (Suku Quraysy) , jumlah ayat 4 ayaat kitab: Terjemah Tafsir Jalalain mufassir:
Jalaluddin Al-Maha
Tafsir Quran Surah ke-106 Al-Quraisy, Al-Quraish (Suku Quraysy) , jumlah ayat 4 ayaat
Nama kitab: Terjemah Tafsir Jalalain
Judul kitab asal: Tafsir Al-Jalalain (Tafsir oleh Dua Jalaluddin)
Nama mufassir:
1. Jalaluddin Al-Mahalli. (Lahir: 791 - 864 Hijriyah / Wafat: 1389 - 1459 Masehi)
Nama
lengkap: Jalaluddin, Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim
Al-Mahalli Al-Syafi'i (محمد بن أحمد بن محمد بن إبراهيم المحلي الشافعي)
2. Jalaluddin Al-Suyuti (Lahir: 3 Oktober 1445 M / 1 Rajab 849 H; wafat: 18 Oktober 1505 M / 19 Jumadi Ula 911 H)
Nama lengkap: Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Al-Suyuti (جلال الدين عبد الرحمن بن أبي بكر السيوطي)
Penerjemah ke Bahasa Indonesia:
Bidang studi: Tafsir Al-Quran
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
{ لإيلاف قريش }
1. (Karena kebiasaan orang-orang Quraisy.)
{ إيلافهم } تأكيد وهو مصدر آلف بالمد { رحلة الشتاء } إلى اليمن { و }
رحلة { الصيف } إلى الشام في كل عام يستعينون بالرحلتين للتجارة على المقام
بمكة لخدمة البيت الذي هو فخرهم وهم ولد النضر بن كنانة
2.
(Yaitu kebiasaan mereka) lafal ini mengukuhkan makna lafal sebelumnya
(bepergian pada musim dingin) ke negeri Yaman (dan musim panas) ke
negeri Syam dalam setiap tahunnya; mereka bepergian dengan tujuan untuk
berniaga yang keuntungannya mereka gunakan untuk keperluan hidup mereka
di Mekah dan untuk berkhidmat kepada Baitullah yang merupakan kebanggaan
mereka; mereka yang melakukan demikian adalah anak-anak An-Nadhr bin
Kinanah.
{ فليعبدوا } تعلق به لإيلاف والفاء زائدة { رب هذا البيت }
3.
(Maka hendaklah mereka menyembah) lafal ini menjadi ta'alluq atau
tempat bergantung bagi lafal Li-iilaafi; sedangkan huruf Fa adalah huruf
Zaidah (Rabb rumah ini.)
{ الذي أطعمهم من جوع } أي من أجله { وآمنهم من خوف } أي من أجله وكان يصيبهم الجوع لعدم الزرع بمكة وخافوا جيش الفيل
4.
(Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar)
agar mereka tidak kelaparan (dan mengamankan mereka dari ketakutan)
artinya supaya mereka tidak merasa takut lagi. Sesungguhnya mereka
sering mengalami kelaparan, karena di Mekah tidak terdapat lahan
pertanian, sebagaimana mereka pun pernah dicekam oleh rasa takut, yaitu
ketika tentara bergajah datang kepada mereka dengan maksud untuk
menghancurkan Ka’bah. [alkhoirot.org: Tafsir Jalalain]