Tafsir Quran Surah ke-86 At-Tariq
Tafsir Quran Surah ke-86 At-Tariq, At-Thoriq (Yang Datang di Malam Hari), jumlah ayat 17 ayaat kitab: Terjemah Tafsir Jalalain Jalaluddin Al-Mahalli
Tafsir Quran Surah ke-86 At-Tariq, At-Thariq, Al-Thoriq (Yang Datang di Malam Hari), jumlah ayat 17 ayaat
Nama kitab: Terjemah Tafsir Jalalain
Judul kitab asal: Tafsir Al-Jalalain (Tafsir oleh Dua Jalaluddin)
Nama mufassir:
1. Jalaluddin Al-Mahalli. (Lahir: 791 - 864 Hijriyah / Wafat: 1389 - 1459 Masehi)
Nama
lengkap: Jalaluddin, Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim
Al-Mahalli Al-Syafi'i (محمد بن أحمد بن محمد بن إبراهيم المحلي الشافعي)
2. Jalaluddin Al-Suyuti (Lahir: 3 Oktober 1445 M / 1 Rajab 849 H; wafat: 18 Oktober 1505 M / 19 Jumadi Ula 911 H)
Nama lengkap: Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Al-Suyuti (جلال الدين عبد الرحمن بن أبي بكر السيوطي)
Penerjemah ke Bahasa Indonesia:
Bidang studi: Tafsir Al-Quran
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
{ والسماء والطارق } أصله كل آت ليلا ومنه النجوم لطلوعها ليلا
1.
(Demi langit dan yang datang pada malam hari) lafal Ath-Thaariq pada
asalnya berarti segala sesuatu yang datang pada malam hari, antara lain
ialah bintang-bintang, karena bintang-bintang baru muncul bila malam
tiba.
{ وما أدراك } أعلمك { ما الطارق } مبتدأ وخبر في محل المفعول الثاني
لأدري وما بعد ما الأولى خبرها وفيه تعظيم لشأن الطارق المفسر بما بعده هو
2.
(Tahukah kamu) artinya apakah kamu mengetahui (apakah yang datang pada
malam hari itu?) lafal Maa adalah Mubtada sedangkan lafal Ath-Thaariq
adalah Khabarnya, kedua lafal tersebut berkedudukan menjadi Maf'ul kedua
dari lafal Adraa. Lafal Maa yang kedua juga menjadi Khabar dari lafal
Maa yang pertama, di dalamnya terkandung makna yang menjelaskan
kedudukan Ath-Thaariq yang agung itu; selanjutnya pengertian Ath-Thaariq
dijelaskan oleh firman berikutnya.
{ النجم } أي الثريا أو كل نجم { الثاقب } الضي لثقبه الظلام بضوئه وجواب القسم
3.
(Yaitu bintang) yakni bintang Tsurayya, atau semua bintang (yang
cahayanya menembus) kegelapan malam. Yang menjadi Jawab Qasam ialah:
{ إن كل نفس لما عليها حافظ } بتخفيف ما فهي مزيدة وإن مخففة من الثقيلة
واسمها محذوف أي إنه واللام فارقة وبتشديدها فإن نافية ولما بمعنى إلا
والحافظ من الملائكة يحفظ عملها من خير وشر
4.
(Tidak ada suatu jiwa pun melainkan ada penjaganya) jika dibaca Lamaa
tanpa memakai Tasydid, berarti huruf Maa adalah huruf Zaidah, dan In
adalah bentuk Takhfif dari Inna sedangkan Isimnya tidak disebutkan, dan
huruf Lamnya adalah huruf Fariqah. Artinya sesungguhnya setiap diri itu
ada penjaganya. Jika dibaca Lammaa dengan memakai Tasydid, berarti In
adalah bermakna Nafi, sedangkan Lammaa bermakna Illaa; artinya tiada
suatu jiwa pun melainkan ada penjaganya, yakni penjaga yang terdiri dari
malaikat; malaikat penjaga itu bertugas untuk mencatat amal baik dan
amal buruknya.
{ فلينظر الإنسان } نظر اعتبار { مم خلق } من أي شيء
5.
(Maka hendaklah manusia memperhatikan) dengan perhatian yang dibarengi
dengan mempelajarinya (dari apakah dia diciptakan?) artinya berasal dari
apakah dia tercipta?
جوابه { خلق من ماء دافق } ذي اندفاق من الرجل والمرأة في رحمها
6. (Dia diciptakan dari air yang terpancar) yakni yang dipancarkan oleh laki-laki ke dalam rahim wanita.
{ يخرج من بين الصلب والترائب } للمرأة وهي عظام الصدر
7. (Yang keluar dari antara tulang sulbi) laki-laki (dan tulang dada) perempuan.
{ إنه } تعالى { على رجعه } بعث الإنسان بعد موته { لقادر } فإذا اعتبر أصله علم أن القادر على ذلك قادر على بعثه
8.
(Sesungguhnya Dia) yakni Allah swt. (untuk mengembalikannya) atau
menghidupkan kembali manusia setelah mati (benar-benar kuasa) maka
apabila manusia itu benar-benar memperhatikan asal mula kejadiannya,
niscaya dia akan menyimpulkan, bahwasanya Yang Maha Kuasa menciptakan
demikian, berkuasa pula untuk menghidupkannya kembali.
{ يوم تبلى } تختبر وتكشف { السرائر } ضمائر القلوب في العقائد والنيات
9.
(Pada hari ditampakkan) maksudnya, diuji dan dibuka (segala rahasia)
yaitu hal-hal yang terkandung di dalam kalbu berupa keyakinan-keyakinan
dan niat-niat.
{ فما له } لمنكر البعث { من قوة } يمتنع بها من العذاب { ولا ناصر } يدفعه عنه
10.
(Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu) yaitu bagi orang yang
tidak mempercayai adanya hari berbangkit (suatu kekuatan pun) yang dapat
melindunginya dari azab (dan tidak pula seorang penolong pun) yang
dapat menolak azab Allah.
{ والسماء ذات الرجع } المطر لعوه كل حين
11. (Demi langit yang mengandung hujan) hujan dinamakan Ar-Raj'u karena berulang datang pada musimnya.
{ والأرض ذات الصدع } الشق عن النبات
12. (Dan demi bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan) maksudnya retak-retak karena daripadanya keluar tumbuh-tumbuhan.
{ إنه } أي القرآن { لقول فصل } يفصل بين الحق والباطل
13.
(Sesungguhnya Alquran itu) yakni wahyu Alquran (benar-benar firman yang
memutuskan) yang memisahkan antara perkara yang hak dan perkara yang
batil.
{ وما هو بالهزل } باللعب والباطل
14. (Dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau) atau mainan dan kebatilan.
{ إنهم } أي الكفار { يكيدون كيدا } يعملون المكايد للنبي صلى الله عليه و سلم
15.
(Sesungguhnya mereka) yakni orang-orang kafir (merencanakan tipu daya
yang jahat dengan sebenar-benarnya) yaitu mereka melakukan tipu daya
yang jahat terhadap diri Nabi
{ وأكيد كيدا } أستدرجهم من حيث لا يعلمون
16.
(Dan Aku pun membuat rencana pula dengan sebenar-benarnya) maksudnya,
Aku biarkan mereka bersenang-senang sesuka hatinya, tanpa mereka sadari
bahwa hal itu merupakan Istidraj dari Aku, yang kelak Aku akan mengazab
mereka dengan sepedih-pedihnya.
{ فمهل } يا محمد { الكافرين أمهلهم } تأكيد حسنه مخالفة اللفظ أي أنظرهم {
رويدا } قليلا وهو مصدر مؤكد لمعنى العامل مصغر رود أو أرواد على الترخيم
وقد أخذهم الله تعالى ببدر ونسخ الإمهال بآية السيف أي الأمر بالقتال
والجهاد
17.
(Karena itu beri tangguhlah) hai Muhammad (orang-orang kafir itu, beri
tangguhlah mereka) lafal Amhilhum mengukuhkan makna yang terkandung di
dalam lafal Famahhil; dianggap baik karena lafalnya berbeda dengan yang
pertama, artinya tangguhkanlah mereka itu (barang sebentar) dalam waktu
yang singkat. Lafal Ruwaidan adalah mashdar yang mengukuhkan makna
'Amilnya. Ia adalah bentuk Tashghir dari lafal Rawdun atau Arwaadun yang
mengandung makna Tarkhiim. Dan Allah
benar-benar mengazab orang-orang kafir itu dalam perang Badar. Akan
tetapi ayat penangguhan ini dinasakh oleh ayat perang, yakni Allah
memerintahkan Nabi-Nya supaya berjihad memerangi mereka. [alkhoirot.org: Tafsir Jalalain]