Tafsir Quran Surah ke-95 At-Tin
Tafsir Quran Surah ke-95 At-Tin, Al-Tin, At-Teen (Buah Tin), jumlah ayat 8 ayaat kitab: Terjemah Tafsir Jalalain mufassir:
Jalaluddin Al-Mahalli
Tafsir Quran Surah ke-95 At-Tin, Al-Tin, At-Teen (Buah Tin), jumlah ayat 8 ayaat
Nama kitab: Terjemah Tafsir Jalalain
Judul kitab asal: Tafsir Al-Jalalain (Tafsir oleh Dua Jalaluddin)
Nama mufassir:
1. Jalaluddin Al-Mahalli. (Lahir: 791 - 864 Hijriyah / Wafat: 1389 - 1459 Masehi)
Nama
lengkap: Jalaluddin, Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim
Al-Mahalli Al-Syafi'i (محمد بن أحمد بن محمد بن إبراهيم المحلي الشافعي)
2. Jalaluddin Al-Suyuti (Lahir: 3 Oktober 1445 M / 1 Rajab 849 H; wafat: 18 Oktober 1505 M / 19 Jumadi Ula 911 H)
Nama lengkap: Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Al-Suyuti (جلال الدين عبد الرحمن بن أبي بكر السيوطي)
Penerjemah ke Bahasa Indonesia:
Bidang studi: Tafsir Al-Quran
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
{ والتين والزيتون } أي المأكولين أو جبلين بالشام ينبتان المأكولين
1.
(Demi Tin dan Zaitun) keduanya adalah nama buah, atau dapat juga
keduanya diartikan nama dua buah gunung yang menumbuhkan kedua buah
tersebut.
{ وطور سينين } الجبل الذي كلم الله تعالى عليه موسى ومعنى سينين المبارك أو الحسن بالأشجار المثمرة
2. (Dan demi bukit Sinai) nama sebuah bukit tempat sewaktu Allah
berfirman kepada Nabi Musa. Arti lafal Siiniina ialah yang diberkahi
atau yang baik karena memiliki banyak pohon yang menghasilkan buah.
{ وهذا البلد الأمين } مكة لأمن الناس فيها جاهلية وإسلاما
3.
(Dan demi kota ini yang aman) yaitu kota Mekah, dinamakan kota aman
karena orang-orang yang tinggal di dalamnya merasa aman, baik pada zaman
jahiliah maupun di zaman Islam.
{ لقد خلقنا الإنسان } الجنس { في أحسن تقويم } تعديل لصورته
4.
(Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) artinya semua manusia
(dalam bentuk yang sebaik-baiknya) artinya baik bentuk atau pun
penampilannya amatlah baik.
{ ثم رددناه } في بعض أفراده { أسفل سافلين } كناية عن الهرم والضعف فينقص عمل المؤمن عن زمن الشباب ويكون له أجره بقوله تعالى :
5.
(Kemudian Kami kembalikan dia) maksudnya sebagian di antara mereka (ke
tempat yang serendah-rendahnya) ungkapan ini merupakan kata kiasan bagi
masa tua, karena jika usia telah lanjut kekuatan pun sudah mulai melemah
dan pikun. Dengan demikian ia akan berkurang dalam beramal, berbeda
dengan sewaktu masih muda; sekalipun demikian dalam hal mendapat pahala
ia akan mendapat imbalan yang sama sebagaimana sewaktu ia beramal di
kala masih muda, hal ini diungkapkan dalam firman selanjutnya, yaitu:
{ إلا } لكن { الذين آمنوا وعملوا الصالحات فلهم أجر غير ممنون } مقطوع
وفي الحديث : [ إذا بلغ المؤمن من الكبر ما يعجزه عن العمل كتب له ما كان
يعمل ]
6.
(Kecuali) melainkan (orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya) atau pahala
yang tak pernah terputus. Di dalam sebuah hadis telah disebutkan, bahwa
apabila orang mukmin mencapai usia tua hingga ia tidak mampu lagi untuk
mengerjakan amal kebaikan, maka dituliskan baginya pahala amal kebaikan
yang biasa ia kerjakan di masa mudanya dahulu.
{ فما يكذبك } أيها الكافر { بعد } بعد ما ذكر من خلق الإنسان في أحسن
صورة ثم رده إلى أرذل العمر الدال على القدرة على البعث { بالدين } بالجزاء
المسبوق بالبعث والحساب أي ما يجعلك مكذبا بذلك ولا جاعل له
7.
(Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan) hai orang kafir
(sesudah itu) yakni sesudah hal-hal yang telah disebutkan tadi, yaitu
mengenai penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian
dijadikan-Nya tua dan pikun, yang hal ini menunjukkan kepada
kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk hidup kembali (hari
pembalasan) yang terlebih dahulu diawali dengan hari kebangkitan lalu
perhitungan amal perbuatan. Maksudnya apakah gerangan yang mendorongmu
mendustakan hal tersebut? Tentu saja tidak ada yang mendorongnya untuk
mendustakan hal tersebut selain dirinya sendiri.
{ أليس الله بأحكم الحاكمين } هو أقضى القاضين وحكمه بالجزاء من ذلك وفي
الحديث : [ من قرأ والتين إلى آخرها فليقل : بلى وأنا على ذلك من الشاهدين ]
8.
(Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?) artinya Dia adalah hakim
yang paling adil di antara hakim-hakim yang adil lainnya, dan
keputusan-Nya berdasarkan sifat tersebut. Di dalam sebuah hadits
disebutkan, "Barang siapa membaca surah At-Tiin hingga akhir surah, maka
hendaknya sesudah itu ia menjawab, 'Balaa Wa Anaa 'Alaa Dzaalika Minasy
Syaahidiina/tentu saja kami termasuk orang-orang yang menyaksikan akan
hal tersebut.' [alkhoirot.org: Tafsir Jalalain]