Dalil Dasar Ilmu Falak Hisab
Judul buku: Ilmu Falak Praktik
Penulis dan Penerbit:
Sub Direktorat Pembinaan Syariah Dan Hisab Rukyat
Dibrektorat Urusan Agama Islam & Pembinaan Syariah
Direktokrat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
Daftar isi
C. Dasar Ilmu Falak
Terkait dengan keberadaan urgensi ilmu
falak terhadap pelaksanaan ibadah umat Islam tersebut di atas, kiranya bukan
tampa dasar hukum, Secara umum dasar hukumnya adalah sebagai berikut :
1. Dalil dalam Al Our'an disebutkan antara lain:
a.. Firman Allah s.w.t dalam OS. Ar-Rahman (55) ayat 5.
ٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ
"Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungannya", (OS, ar-Rahman
(55): 5)
b. Firman Allah s.w.tdalam OS, Yunus (10) ayat 5.
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً وَّالْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِالْحَقِّۗ يُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkannya manzilah-mansilah bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan.” (OS. Yunus (0): 5)
c. Firman Allah s.w.t dalam OS. al-Bagarah (2) ayat 189.
يَسـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْاَهِلَّةِ ۗ قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan saint, katakanlah bulan sabit
itu adalah
tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji". (05.
-al-Bagarah (2): 189)
d. Firman Allah s.w.t dalam OS, Yasin ayat
(36) ayat 38-40.
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (38) وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (39) لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (40)
“Dan Matahari berjalan di terpat peredarannya. Demikianlah ketetapan
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi
Bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang
terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua, Tidaklah mungkin bagi
Matahari mendapatkan Bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang,
Dan masing-masing beredar pada garis edarnya" (GS. Yasin (361: 38-40)
2. Dalil dalam hadits-hadits, antara lain :
a. Hadits
riwayat Ibn Sunni :
تَعَلَّمُوا مِنَ النُّجُومِ مَا تَهْتَدُوا بِهِ فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ، ثُمَّ انْتَهُوا
"Pelajarilah keadaan bintang-bintang supaya kamu mendapat petunjuk
dalam kegelapan darat dan laut, lalu berhentilah” (HR. Ibn Sunni)
b. Hadits riwayat Imam Thabrani :
"Sesungguhya hamba-hamba
Allah yang baik adalah yang selalu memperhatikan Matahari dan Bulan,
untuk mengingat Allah” (HR. Thabrani)
c. Hadits riwayat Imam
Bukhari :
إِنَّ خِيَارَ عِبَادِ اللَّهِ الَّذِينَ يُرَاعُونَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ
وَالنُّجُومَ وَالْأَظِلَّةَ لِذِكْرِ اللَّهِ
“Dari Said bin Amr balnwasanya dia mendengar Ibu Umar ra dari Nabi SAW.
beliau bersabda : Sungguh bahwa kami adalah umat yang umi, tidak mampu menulis
dan menghitung umur bulan adalah sekian dan sekian yaitu kadang 29 hari
dan kadang 30 hari,” (HR. Bukhari)