Metode Kiblat dengan Sinar Matahari
Judul buku: Ilmu Falak Praktik
Penulis dan Penerbit:
Sub Direktorat Pembinaan Syariah Dan Hisab Rukyat
Dibrektorat Urusan Agama Islam & Pembinaan Syariah
Direktokrat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
Bidang studi: Ilmu falak,
Nama lain dari ilmu falak: ilmu hisab, ilmu rashd, ilmu miqat, ilmu haiah.
Daftar isi
- Busur Derajat
 - Segitiga Kiblat
 - Metode Segitiga Siku dari Bayangan Matahari Setiap Saat
 - Metode Kiblat dengan Sinar Matahari
 - Metode Mizwala
 - 
    Kembali ke buku:
      Ilmu Falak dan Hisab Praktis
 
  7. Busur Derajat 
Busur
  derajat atau yang sering dikenal dengan nama busur merupakan 
alat
  pengukur sudut yang berbentuk setengah lingkaran (sebesar 180”) atau
  
bisa berbentuk lingkaran (sebesar 360”). Cara penggunaan busur ini
  hampir 
sama dengan Rubu' Mujayyab, Cukup meletakkan pusat busur pada
  titik 
perpotongan garis utara-selatan dan barat-timur. Kemudian tandai
  berapa 
derajat sudut kiblat tempat yang dicari. Tarik garis dari titik
  pusat menuju 
tanda dan itulah arah kiblat. 
  
  8. Segitiga Kiblat 
Segitiga kiblat digunakan setelah pengguna mengetahui azimuth
  kiblat. 
Cara ini digunakan untuk memudahkan penerapan sudut kiblat di
  
lapangan. Dasar yang digunakan dalam segitiga kiblat ini adalah
  
perbandingan rumus trigonometri. Ketika diketahui panjang salah satu
  sisi 
segitiga, yaitu sisi a, maka sisi b dihitung sebesar sudut kiblat
  (U-B), 
kemudian ujung kedua sisi ditarik membentuk garis kiblat.
  
Sebagaimana gambar di bawah ini, misalnya diketahui sudut arah
  
kiblat kota Semarang sebesar 65” 29 28,07” dari utara ke barat. Kemudian
  
buat garis US sepanjang 100 cm. Cari panjang salah satu sisi yaitu garis
  UB 
dengan cara 100 cm x tan 65" 29 28,07” (sudut kiblat dihitung dari
  Utara ke 
Barat) sehingga didapatkan panjang UB yaitu 219,4 cm.
  
Gambar 14. Segitiga kiblat 
B 219,3 cm 00cm 
  
 
  9. Metode segitiga siku dari bayangan matahari setiap saat 
Metode ini merupakan metode yang ditemukan oleh Drs. H. Slamet
  
Hambali, MSi. Di mana metode ini dapat dipakai kapanpun dan di
  
manapun, setiap saat sejak matahari terbit hingga terbenam, kecuali pada
  
saat matahari berdekatan dengan titik zenith (jarak zenith kurang dari
  30”). 
Metode pengukuran arah kiblat ini menggunakan segitiga siku-siku
  yang 
didapatkan dari bayangan tongkat yang berdiri tegak dan terkena
  cahaya 
matahari. Ada dua model yang ia tawarkan, model pertama dengan
  satu 
segitiga siku-siku, dan model kedua dengan dua segitiga siku-siku.
  Berikut 
gambar penentuan arah kiblat dengan segitiga: 
Gambar
  15. 
Metode penentuan arah kiblat dengan segitiga siku-siku
  
Dua segitiga siku-siku 
Langkah-langkah dalam penentuan
  arah kiblat dengan menggunakan 
segitiga siku-siku yaitu: 
1)
  Menghitung arah kiblat dan azimuth kiblat. Arah kiblat dihitung 
dengan
  rumus sederhana yaitu Cotan B- tan 6 . cos H" « sin C - sin &"- tan
  
 
  C. Menghitung azimuth kiblat dengan rumus: Bs UT (#) maka azimuth 
kiblat
  — B. Jika B5 ST (-), maka azimuth kiblat 1805 #B, Jika B- SB (-), maka
  
azimuth kiblat — 180”-B. Jika B5 UB (#), maka azimuth kiblat s 360” -B.
  
2) Menghitung sudut waktu matahari, arah matahari, dan azimuth
  
matahari, t 5 (LMT-e-(BT'-BT")/15-12)x15 atau t — (LMT-e#(BB!-BB”)/15-
  
12)x15. Menghitung sudut waktu matahari yaitu dengan rumus: arah
  
matahari yaitu dengan rumus Cotan As tan 6”, cos H" - sin t- sin 6“ tan
  t. 
Dan menghitung azimuth matahari dengan rumus: As UT (#) maka
  
azimuth mataharis A. Jika Az ST (-), maka azimuth matahari 1800 4A, Jika
  
ASSB (-), maka azimuth mataharis 180 -A, Jika As UB (#), maka azimuth
  
matahari 5 360P-A, 
3) Menghitung sudut kiblat dari bayangan
  matahari (O), dengan 
diupayakan supaya besar sudut O tidak lebih dari
  908, sehingga rumus 
untuk O yaitu Os azimuth kiblat- azimuth matahari,
  atau Os azimuth 
kiblat-(180s- azimuth matahari), atau Osazimuth
  kiblat-f(azaimuth 
matahari-180”), atau Os (3604 azimuth kiblat)- azimuth
  matahari, atau bisa 
juga OS azimuth kiblat- (36084 azimuth matahari),
  dengan catatan jika nilai 
O positif maka kiblat berada di sebelah kanan
  bayangan matahari, dan jika 
negatif maka arah kiblat di sebelah kiri
  bayangan matahari. 
4) Membuat segitiga siku-siku dari bayangan
  matahari. Ada dua 
tawaran yaitu dengan menggunakan satu segitiga
  siku-siku atau dengan 
dua segitiga siku-siku. 
   
  10. Metode kiblat dengan sinar matahari 
Metode ini dipopulerkan seorang ahli falak dari UIN Jakarta yaitu
  Drs. 
H. Nabhan Masputra, MM, Dalam menentukan arah kiblat dengan
  
menggunakan metode ini diperlukan sebatang kayu atau besi, segitiga
  siku- 
siku yang besar, meteran, dan benang besar atau tali plastik
  kecil. Penentuan 
arah kiblat dimulai dengan menegakkan tongkat pada
  bidang yang datar 
dengan mengetahui waktu pengambilan bayangan.
  Perhitungan yang perlu 
disiapkan yaitu azimuth kiblat, sudut waktu
  matahari, azimuth matahari. 
Langkah pertama yaitu dengan mengambil
  bayangan tongkat pada jam 
yang dikehendaki, lalu membuat segitiga dari
  bayangan menuju utara 
sebesar sudut arah matahari, sisi miringnya adalah
  utara sejati. Setelah 
diketahui utara sejati, maka dibuat segitiga dari
  sisi tersebut sebesar sudut 
kiblat (U-B). Maka garis pertemuan dari
  segitiga tersebut adalah arah kiblat. 
Berikut gambar penentuan arah
  kiblat dengan sinar matahari: 
Gambar 16. 
Arah utara sejati
  dilutung dengan sinar matahari 
Azimuth Matahari (A4) 
49 38!
  23,08” 30.85 cm. 2" 
Gambar 17. 
Arah kiblat ditentukan dengan
  segitiga kiblat 
Pat ru Ne — PN) 
10.15 aa Pa | 
aa
  PA 20 om 
PT 
Utara Sejati a 2249 cm i 
  
  11. Metode Mizwala 
Mizwala merupakan sebuah alat praktis karya Hendro Setyanto, MSi
  
untuk menentukan arah kiblat secara praktis dengan menggunakan sinar
  
matahari. Mizwala merupakan modifikasi bentuk Sundial, terdiri dari
  
sebuah gnomon (tongkat berdiri), bidang dial (bidang lingkaran) yang
  
memiliki ukuran sudut derajat, dan kompas kecil sebagai ancar-ancar.
  
Penentuan arah kiblat dengan Mizwala ini yaitu dengan menggunakan
  
sinar matahari, mengambil bayangan pada waktu yang dikehendaki.
  
Kemudian bidang dial diputar sebesar sudut yang ada pada program.
  
Setelah itu lihat sudut azimuth kiblat tempat tersebut pada bidang dial
  dan 
tarik dengan benang. Garis tersebut adalah arah kiblat.[]
