Adab Pada Waktu Berjalan
Nama kitab: Terjemah Al-Akhlaq lil Banin Juz 3
Judul asal dalam teks Arab: الأﺧﻼﻕ ﻟﻠﺒﻨﻴﻦ الجزء الثالث لطلاب المدارس الإسلامية بإندونيسيا
Makna: Pelajaran Budi Pekerti Islam untuk Anak Laki-laki Bagian 1
Penulis: Umar bin Ahmad Baraja
Bidang studi: Etika budi pekerti Islam (akhlak)
Penerjemah:
Daftar isi
- Macam-macam adab
- Adab Pada Waktu Berjalan
- Adab Pada Waktu Duduk
- Macam Macam Adab Percakapan
- Adab Makan Sendirian
- Adab Makan Bersama Sekelompok Orang
- Adab Berkunjung Dan Minta Izin
- Adab Menjenguk Orang Sakit
- Adab Orang Sakit
- Adab Kunjungan Takziyah
- Adab Orang Yang Mengalami Musibah
- Adab Berkunjung Untuk Memberi Selamat
- Adab Dalam Bepergian
- Adab Berpakaian
- Adab Pada Waktu Tidur
- Adab Bangun Tidur
- Adab Istikhoroh Dan Bermusyawarah
-
Kembali ke kitab Akhlak lil Banin Juz 3
Macam-macam adab
1 Adab pada waktu berjalan
Sesungguhnya berjalan itu mempunyai adab-adab wahai anak tercinta yang
harus engkau amalkan agar engkau selamat dari gangguan dan hidup terhormat
diantara masyarakat :
1. Hendaklah engkau
dahulukan kakimu yang kiri pada waktu keluar rumah dan engkau ucapkan
“dengan nama allah, kepada allah aku bertawakkal, tiada daya dan kekuatan
melainkan dengan pertolongan allah. Ya allah, aku berlindung kepadamu agar
tidak tersesat atau disesatkan orang, atau tergelincir ataupun di gelincirkan
orang, atau berbuat aniaya ataupun dianiaya orang, atau tidak menghiraukan
ataupun tidak dihiraukan orang atau menganiaya ataupun dianiaya orang.”
Hendaklah
engkau berjalan untuk memberi manfaat bagi dirimu atau bagi orang lain dan
tidak berjalan untuk berbuat maksiat atau menyakiti seseorang. Karena kakimu
sebagaimana anggota-anggotamu yang lain adalah amanat padamu yang akan
bersaksi atas dirimu terhadap amal-amalmu itu pada hari kiamat.
Sebagaimana
firman Allah SWT :
“Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka
menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan” (an-nur :
24).
2. Hendaklah engkau berjalan dengan
kecepatan yang sedang, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat,
sebagaimana perintah Allah SWT kepadamu dengan firmanNya : “ dan sederhanalah
kamu dalam berjalan” ( luqman : 19).
Nabi SAW bersabda : “terlalu cepat
berjalan bisa menghilangkan keindahan orang mukmin.”
Dalam suatu riwayat
: “kecantikan wajah.”
Tidaklah mengapa berjalan cepat bilamana hal itu
untuk suatu yang penting.
Dalam hadits : “ Nabi SAW mengerjakan shalat
asar, lalu beliau berjalan cepat memasuki rumahnya.” Maka orang-orang merasa
takut atas kecepatannya. Kemudian beliau bersabda : “ aku teringat sedikit
biji emas yang ada dirumah kami, maka aku tidak ingin benda itu menahanku
sehingga aku suruh membagikannya.”
3.
Hendaklah engkau tidak berjalan dengan memakai satu sandal. Dalam
hadits: “ janganlah seorang dari kamu berjalan dalam satu sandal.”
Hendaklah ia memakai kedua sandalnya atau melepaskan keduanya, janganlah
engkau membenturkan kakimu atau sandalmu ke bumi. Allah SWT berfirman : “
janganlah engkau berjalan dengan sombong dimuka bumi. Sesungguhnya allah tidak
menyukai setiap orang yang sombong dan suka membanggakan diri.” (luqman : 18).
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman : “ janganlah engkau berjalan di muka bumi
ini dengan sombong. Sesungguhnya engkau tidak akan sanggup menembus bumi dan
tidak akan mencapai setinggi gunung” (al israa’ : 37).
Hendaklah engkau
tidak berlenggang kekanan dan kekiri. Janganlah mengayunkan kedua tanganmu
dengan sombong dan bangga. Dalam hadits : Nabi SAW melihat kepada abi dujanah
yang berjalan dengan sombong di antara dua pasukan di uhud. Maka beliau
bersabda “ sesungguhnya berjalan yang seperti ini di benci oleh allah, kecuali
tempat ini.”
Dalam hadits lain : “ disaat seorang laki-laki sedang
berjalan memakai baju yang di banggakannya sambil menguraikan rambutnya dan
berjalan dengan sombong, tiba-tiba allah membenamkannya seingga masuk ke dalam
bumi hingga hari kiamat.”
4. Hendaklah
engkau tidak menoleh tanpa keperluan atau bergerak dengan gerakan-gerakan yang
tidak pantas, terutama apabila terdapat keserupaan dengan perempuan.
Rasulullah SAW telah melarang orang laki-laki menyerupai perempuan dan orang
perempuan menyerupai laki-laki.
Janganlah memandang jendela-jendela
dengan sengaja dan juga pintu-pintu atau wajah-wajah dari orang-orang yang
berjalan dan berkendaraan, khususnya para wanita yang bukan muhrimnya, karena
memandang mereka adalah haram, sebab bisa menanamkan syahwat didalam hati dan
menimbulkan pikiran-pikiran yang buruk, kemudian melakukan maksiat zina yang
termasuk dalam dosa-dosa besar. Semoga allah melindungi kita darinya.
Allah SWT berfirman : “ katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang
demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya allah maha mengetahui apa
yang mereka perbuat.” (an nur : 30).
Janganlah engkau berjalan di antara
dua perempuan. Disebutkan dalam hadits larangan melakukan itu karena khawatir
orang laki-laki menyentuh perempuan yang bukan muhrimnya atau memandang
kepadanya.
5. Apabila engkau melihat
sekelompok orang saling bertengkar maka termasuk adab adalah engkau damaikan
diantara mereka bila engkau sanggup, demi mengamalkan firman swt : “
sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara dua
orang saudaramu (yang berselisih)” (al hujaraat : 10).
Dan sabda
Rasulullah SAW : “ maukah kuberitahu kalian tentang sesuatu amal yang lebih
baik daripada derajat puasa, shalat dan sedekah?”.
Para sahabat menjawab
“ya” beliau bersabda : “ memperbaiki hubungan orang-orang sesamamu. Karena
kerusakan hubungan diantara sesamamu itulah yang menjadi pencukur. Aku tidak
mengatakan ia mencukur rambut, tetapi mencukur (membinasakan) agama. Apabila
engkau tidak sanggup, maka jauhilah mereka dan jangan ikut serta bersama
mereka atau menyaksikan mereka.”
Begitu pula jika engkau menjumpai
orang-orang yang sedang bergurau atau berbicara dengan pembicaraan yang tidak
layak, atau mengganggumu dengan kata-kata mereka. Maka berpalinglah dari
mereka dan jangan memperdulikan mereka, sesuai dengan firman Allah SWT : “ dan
apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, merekapun berpaling
darinya” (al-qashash : 55).
“ dan hamba-hamba yang baik dari tuhan yang
maha penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah
hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan
kata-kata (yang mengandung) keselamatan” (al-furqan : 63).
Penyair
berkata :
Orang bodoh berbicara kepadaku
Dengan setiap perkataan
yang buruk
Dan aku tidak ingin menjawab
Ia menambah kebodohan
Dan
aku menambah kesabaran
Seperti kayu gharu yang semakin
Harum bila
di bakar
6. Hendaklah engkau memberi salam
kepada orang yang engkau jumpai, walaupun engkau tidak mengnalnyaa. Dalam
hadits : “ seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW ,; ajaran islam
manakah yang paling baik? Beliau menjawab “ engkau berimakan orang lain dan
engkau sampaikan salam kepada siapa yang engkau kenal maupun yang tidak engkau
kenal. Hendaklah perjumpaanmu itu disertai dengan senyum.”
Dalam hadits
: “ janganlah engkau merendahkan kebaikan sedikitpun walaupun menjumpai
saudaramu dengan wajah berseri.”
Di anjurkan pula untuk berjabat tangan
sewaktu bertemu.
Disebutkan dalam hadits : “ tidaklah dua orang muslim
bertemu, lalu keduanya berjabat tangan, melainkan diampuni dosa keduanya
sebelum mereka berpisah.” Apabila engkau berjalan dengan orang yang lebih tua
darimu, maka tempatkanlah disebelah kananmu dan mundurlah sedikit darinya.
Jangan menyukai seseorang berjalan dibelakangmu dan jangan pula membenci
seseorang berjalan didepanmu, karena itu adalah akhlak orang yang sombong.
7.
Hendaklah engkau berjalan disebelah kanan agar selamat dari bahaya
kendaraan-kendaraan, dan menjauhi tempat-tempat yang menggelincirkan agar
tidak tergelincir atau tempat yang penuh batu dan kotoran agar tidak
tersandung atau menjadi kotor pakaianmu, dan janganlah engkau berjalan di
jalanan yang sempit dan kotor walaupun lebih dekat dari tujuanmu. Karena
barangkali engkau mencium bau yang busuk disitu atau melihat pemandangan yang
buruk. Terkadang manusia penuh sesak disitu sehingga mencengahmu untuk
mencapai tujuanmu dengan cepat. Jangan pula berjalan di jalanan yang banyak
orang berdesakan. Bilamana terpaksa melakukannya, maka jagalah apa-apa yang
engkau miliki dari buku-buku dan uang supaya tidak hilang, hindarilah saling
tabrakan.
8. Janganlah engkau berjalan
sambil meletakkan kedua tanganmu di pinggangmu karena itu adalah perbuatan
orang-orang yang sombong dan perbuatan iblis serta perbuatan kaum yahudi dalam
sembayang mereka. Dalam hadits : “ Rasulullah SAW melarang orang melakukan
shalat dengan bertolak pinggang.” Beliau mengkhusukan tetang sholat karena
bertolak pinggang pada waktu sholat lebih buruk daripada lainya. Janganlah
engkau makan atau bernyanyi waktu berjalan, atau mengeraskan suaramu ataupun
bersiul atau berdiri dijalanan hanya karena ingin tahu dan memandang sesuatu
yang buka kepentinganmu atau mengganggu seseorang yang sedang berjalan. Semua
itu bertentangan dengan adab pada waktu berjalan. Apabila engkau berjumpa
dengan temanmu, maka jangan bergurau dengannya dan jangan menghentikannya
kecuali untuk suatu keperluan. Apabila engkau berjumpa dengan seseorang yang
lemah, maka tolonglah dia. Apabila engkau bertemu dengan orang yang tersesat,
maka bimbinglah dia atau bertemu dengan orang buta, maka tunjukkanlah jalan
kepadanya atau tuntunlah dia ke tempat tujuannya.
Dalam hadits : “
Barangsiapa menuntun orang buta 40 langkah, wajiblah syurga baginya.”
Apabila
engkau ingin menyeerang ke sisi lain, maka janganlah terburu-buru. Lihatlah
dulu kekanan dan kekiri agar engkau selamat dari bahaya.
9.
Tidak di perbolehkan engkau membuang hajat di tengah jalan sebagaimana
dilakukan oleh orang yang tidak beradab sedikitpun dan tidak memperhatikan
keselmatan umum. Hal itu telah dilarang. Dalam hadits : “ barang siapa
menganggu kaum muslimin dijalan –jalan mereka, maka wajiblah atasnya
laknat/kutukan mereka.” Perbuatan itu sangat menganggu orang-orang yang
berjalan. Sebaliknya engkau dianjurkan menyingkirkan gangguan dari jalan. Nabi
SAW bersabda : “ iman ada 70 cabang lebih sedikit. Yang paling utama adalah
perkataan “ laa ilahaillallahu,” dan yang terendah adalah menyingkirkan
gangguan dari jalan.”
Nabi SAW bersabda pula : “ kulihat seorang
laki-laki yang bebas berbuat semaunya di syurga, disebabkan oleh sebatang
pohon yang ditebangnya dari tengah jalan, karena menganggu kaum muslimin.”
10.
Apabila engkau ingin masuk rumahmu, maka dahulukan kaki kananmu dan baca doa
Nabi SAW : “ ya allah aku mohon kepadamu sebaik-baik tempat masuk dan
sebaik-baik tempat keluar. Dengan nama allah kami masuk dan dengan nama allah
kami keluar dan kepada allah kami, bertawakkal.”
Kemudian berilah salam
kepada keluargamu. Dalam hadits “apabila kamu masuk menemui keluargamu, maka
berilah salam, niscaya hal itu menimbulkan berkah atas dirimu dan penghuni
rumahmu.”
Apabila engkau tidak menemukan seseorang didalamnya ucapkanlah
: “ assalamu’alaina wa’ala ibadillahiis shalihin,” artinya “ salam bagi kita
dan hamba-hamba allah yang shaleh” sesuai dengan firman Allah SWT : “ maka
apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu
memberi salam kepada penghuninya, salam yang ditetapkan dari sisi allah, yang
diberi berkat lagi baik” (an nuur : 61).
2. Adab pada waktu duduk
Seorang anak bisa diketahui apakah ia beradab atau tidak beradab dengan
gerak dan diamnya. Maka apabila engkau duduk, haruslah engkau ikuti
nasehat-nasehat ini :
1. Duduklah dengan
gaya yang baik, yaitu tegak dan tenang, tidak membegkokkan kepala atau badan
dan tidak mngulurkan kedua kakimu, tidak membunyikan jari-jarimu dan tidak
bermain atau mengaitkan sebagian jari-jari dengan sebagian lainnya atau
mengunting kuku didepan orang-orang. Apabila engkau duduk diatas kursi maka
janganlah meletakkan baris yang satu diatas baris yang lain dan jangan
mengerakkan kedua betismu. Apabila engkau ingin memanggil seseorang, maka
janganlah menunjuk kepaanya dengan jarimu atau kepalamu, tetapi panggilah dia
dengan suaramu yang pelan supaya tidak menggangu para hadirin. Engkau
tidak boleh bergurau yang tidak pantas atau tertawa tanpa suatu sebab atau
terlalu banyak bergurau dan tertawa. Dalam tafsir disebutkan bahwa
ketika sebagian sahabat ra banyak bergurau turun firman Allah SWT : “ belumkah
datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka
mengingat allah dan kepada kebenaran yang telah turun ( kepada mereka),
janganlah mereka seperti orang-orang sebelumnya yang telah diturunkan al-kitab
kepadanya kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka
menjadi keras dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang yang fasiq”
(al hadid : 16). Engkau tidak boleh mengeraskan suaramu pada waktu bicara atau
mempergunjingkan seseorang atau memakinya ataupun menyiarkan rahasianya. Nabi
SAW bersabda : “ majlis-majlis itu harus disertai amanat. “ janganlah engkau
berdusta dalam pembicaraanmu supaya para hadirin tertawa. Dalam hadits : “
celakalah orang yang menceritaka suatu cerita supaya orang-orang tertawa,
padahal ia berdusta. Celakalah dia, celakalah dia.”
2.
Hendaklah engkau memperhatikan suasana majlis. Bilamana majlis gembira,
ikutlah bergembira bersama orang-orang di majlis itu, dan begitu pula
sebaliknya. Janganlah engkau tertawa dihadapan orang-orang dalam majlis duka
atau engkau bersedih di hadapan orang-orang dalam majlis gembira. Ini tidak
sesuai dengan perassaan. Hendaklah engkau melapangkan tempatbagi siapa
yangingin duduk sesuai dengan firman Allah SWT. “hai orang-orangyang beriman,
apabila dikatakan kepadamu: “berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka
lapangkanah, niscaya allah akan meberikan kelapangan utukmu” (al-mujadilh :
11). Berlakulah baik terhadap teman dudukmu. Tersenyumlah engkau kepadanya dan
dengarlah pembicaraannya, serta jangan mengganggunya. Engkau hormati setiap
orang yang berada di majlis, terutama orang yang lebih tua darimu, maka
berdirilah untuk menghormatinya dan majukanlah dia dalammajlis serta mundurlah
sedikit darinya. Dalam hadits disebutkan bahwa Nabi SAW berkata kepada
kaum ansor ra : “ berdirilah untuk menghormati pemimpinmu”, yakni sa’ad bin
mu’adz ra. Datang seorang tua ingin menemui Nabi SAW . orang-orang berbuat
lamban dalam melapangkan tempat baginya. Maka Nabi SAW bersabda : “ bukanlah
termasuk golongan kami barangsiapa yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak
menghormati orang tua.” Apabila engkau masuk dalam suatu majelis, maka
berilah salam kepada para hadirin dan jabatlah tangan mereka, serta mulailah
dengan orang yang sebelah kanan. Apabila engkau ingin keluar, berilah
salam lagi Nabi SAW bersabda : “ apabila seorang dari kamu masuk kedalam
majelis, berilah salam. Apabila ingin berdiri bersalam, tidaklah salam pertama
lebih utama daripada yang terakhir.”
3.
Janganlah engkau menyuruh seseorang berdiri dari tempatnya, karena perbuatan
itu haram. Dalam hdits : “ janganlah seseorang dari kamu menyuruh orang lain
berdiri dari tempat duduknya, kemudian ia duduk disitu, tetapi lapangkanlah
tempatmu.” Apabila seorang berdiri dari tempatnya lalu engkau duduk disitu,
kemudian ia ingin kembali kesitu, maka janganlah melarangnya. Ia lebih berhak
atas tempat duduknya yang pertama. Dalam hadits : “apabila seseorang dari kamu
berdiri dari suatu majelis, kemudian ia kembali ke situ, maka ia lebih berhak
atasnya.” Dan janganah engkau memisahkan antara dua orang kecuali dengan izin
mereka berdua. Apabila engkau memasuki suatu majelis yang penuh dengan para
hadirin, janganlah menganggu mereka dengan mendesak mereka, kecuali jika
engkau temukan tempat yang lapang, maka duduklah disitu. Dalam hadits : “
apabila seseorang dari kamu masuk dalam suatu majelis, lalu dilapangkan tempat
baginya, maka duduklah disitu. Kalau tidak, hendaklah ia melihat ketempat yang
terluas baginya.” Dan janganlah engkau duduk ditengah-tengah lingkaran
majelis. Dalam hadits : “ orang yang duduk di tengah lingkaran mejelis itu
terkutuk.” Sebabnya ialah karena jika ia duduk ditengahnya, maka iapun
membelakangi sebagian mereka dengan punggung sehingga mengganggu mereka, laku
mereka memaki dan melaknat.
4. Berusahalah
duduk menurut kemampuanmu dengan menghadap qiblat. Dalam hadits “ sebaik-baik
majelis adalah yang menghadap qiblat.” Hendaklah engkau datangi
mejelis-majelis kebaikan yang berfaedah bagimu mengenai urusan-urusan agamamu
atau duniamu dan engkau jauhi majelis- majelis keburukan atau majelis-majelis
omong kosong yang tidak disebut nama allah didalamnya. Nabi SAW bersabda “
tidaklah suatu kaum berdiri dari suatu majelis tanpa menyebut nama Allah SWT
didalamnya melainkan mereka seperti meninggalkan bangkai keledai dan majelis
itu menimbulkan penyesalan bagi mereka dihari kiamat.” Hendaklah engkau
menjauhi majelis- majelis dimana terdapat perbuatan-perbuatan mungkar seperti
barmain judi, atau menyediakan khamar (minuman keras). Dalam hadits : “ Nabi
SAW melarang duduk menghadapi jamuan dimana orang minum khamar.” Apabila
engkau tidak menemukan teman duduk yang salih, hendaklah engkau tinggal
sendirian, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW : “tinggal sendirian lebih baik
daripada pada teman duduk yang jahat dan teman duduk yang salih lebih baik
daripada tinggal sendirian.” Janganlah engkau masuk suatu majelis rahasia
sedangkan engkau tidak diundang agar penghuninya tidak marah kepadamu, karena
engkau memata-matai rahasia mereka. Dalam hadits “ barang siapa mendengar
pembicaraan suatu kaum sedang mereka tidak menyukainya, dituangkan ke dalam
kedua telingannya timah panas pada hari kiamat.”
5. Hendaklah engkau duduk ditempat yang
terdekat darimu dan jangan memaksakan duduk ditengah-tengah majelis. Nabi SAW
tidak dikenali tempat duduknya diantara para sahabatnya, karena beliau duduk
dimana majelis itu berakhir dan begitu pula cara sahabat-sahabatnya duduk.
Apabila engkau duduk dalam suatu masjid, berniatlah melakukan I’tikaf untuk
memperoleh pahala, dan amalkan adab didalamnya. Jangan engkau bermain atau
berteriak atau mengganggu seseorang yang sedang shalat. Sibukkan dirimu dengan
membaca al-qur’an atau berzikir atau ucapkanlah shalawat Nabi SAW. Janganlah
engkau berbicara tentang urusan-urusan duniawi disitu, lebih-lebih pula
tentang hal-hal yang diharamkan. Dalam hadits : “ akan terjadi di akhir zaman
suatu kaum yang pembicaraan mereka di masjid-masjid mereka, allah tidak butuh
pada mereka.” Dalam hadits lain : “ pembicaraan didalam masjid memakan pahala
amal kebaikan seperti hewan memakan rumput.” Janganlah melangkahi pundak
orang-orang, kecuali bila engkau dapati tempat kosong di baris depan. Dalam
hadits : “ barang siapa melangkahi pundak orang-orang pada hari jumat ia telah
membuat jembatan ke jahannam.” Para ulama’ berkata “ sesungguhnya pengharaman
melangkahi pundak bersifat umum dalam seluruh majelis, karena hal itu
mengganggu orang-orangyang duduk dan merendahkan mereka.”
6.
Hindarilah kebiasaan buruk pada waktu engkau duduk. Janganah masukkan jarimu
kedalam telinganmu atau hidungmu ataupun mulutmu. Jangan mengeluarkan sisa
makanan diantara gigimu jangan membuang ingus dengan tanganmu, tetapi dengan
sapu tangan yang bersih dengan menyembinyikannya serta tidak mengeraskan
suara. Apabila engkau batuk, letakkan sapu tanganmu pada mulutmu agar ludahmu
tidak bertebaran. Apabila engkau ingin menguap, cegahlah menurut kemampuanmu
dengan meletakkan tanganmu yang kiri diatas mulutmu atau menutup kedua
bibirmu.
Bila engkau tidak berdaya, tutuplah mulutmu dengan belakang
telapak tanganmu yang kiri dan jangan menimbulkan suara. Nabi SAW bersabda : “
apabila seorang dari kamu menguap, maka hendaklah ia meletakkan tangannya
diatas mulutnya, karena setan masuk pada waktu ia menguap.” Dalam hadits lain
: “ sesungguhnya allah menyukai bersin dan mnyukai menguap. Maka apabila
seorang dari kamu menguap, hendaklah ia mencengahnya sedpat mungkin dan jangan
mengucapkan, “ hahhh, hahh”, karena ucapan itu berasal dari setan yang
menertawainya.”
Para ulama’ berkata, “ karena bersin menunjukkan
kegesitan dan kegiatan badan, sedangkan menguap itu biasanya menunjukkan badan
yang berat dan perut penuh sehingga menimbulkan kemalasan. Nabi SAW mengaitkan
dengan syaitan , Karena ia menyenangkan syaitan.”
7.
Apabila engkau bersendawa ( mengeluarkan bunyi dan udara dari kerongkong
sehabis makan kenyang) atau bersin, letakkan tanganmu atau sapu tanganmu
diatas mulut agar supaya ludahmu tidak bertebaran atau mengganggu seseorang
dengan sendawamu dan jangan mengeraskan suaraumu. Dalam hadits : “ apabila
seorang dari kamu bersendawa atau bersin, maka janganlah mengeraskan suaranya,
karena syaitan suka suara yang keras dari keduanya.”
Apabila engkau
bersin, maka pujilah allah :
Dalam hadits : “ apabila seorang dari kamu
bersin, maka ucapkan “Alhamdulillah” dan hendaklah saudaranya atau temannya
mengucapkan, “yarhamukallah” ( semoga allah merahmati mu).
Dan apabila
ia berkata kepadanya “yarhamukallah”, maka hendaklah ia mengucapka,
“yahdikumullah wa yushlihu baalakum” (semoga allah memberi petunjuk bagimu dan
membaikkan hatimu).
Apabila anak yang belum baligh bersin dekatmu, lalu
ia mengucapkan “Alhamdulillahi rabbil alamin” ( segala puji bagi allah,
sekalian alam), maka ucapkanlah “ baarakallahu fiika ya ghulam” (semoga allah
memberwkatimu, wahai anak). Demikianlah yang tersebut dalam salah satu
hadits.
8. Janganlah kamu duduk dijalanan.
Nabi SAW telah melarang kita melakukannya. Bilamana kita terpaksa duduk
disitu, maka berilah jalanan itu haknya, yaitu sebagaimana dalam hadits : “
menjaga pandangan (dari yang terlarang), menyingkirkan gangguan, menjawab
salam, menyuruh berbuat kebaikan dan dan melarang berbuat kemungkaran.”
Apabila engkau bagun dari tempat dudukmu. Bacalah doa yang diriwayatkan dari
Nabi SAW, yaitu : “ subhanaaka allahumma wa bihamdika ashadu an laa ilaha ilaa
anta astagfiruka wa atubuubu ilaikaa” (maha suci engkau ya allah, dan segala
puji bagimu. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain engkau. Aku mohon ampun dan
bertaubat kepadamu). Barang siapa mengucapkan itu, diampuni dosanya apa yang
terdapat di majelis itu.
3. Macam-macam adab percakapan
1. Wahai anak tercinta ! apabila engkau
ingin berbicara pertama kali engkau harus menimbang pembicaraanmu di dalam
hatimu. Jika pembicaraan itu pantas, maka ucapkanlah. Kalau tidak, maka
diamlah agar engkau selamat dari cacat-cacat lisan yang besar. Allat swt
berfirman : “ tidaklah ia mengucapkan suatu perkataan melaikan didekatnya ada
malaikat pengawas yang selalu hadir” (qaaf : 18).
Dalam hadits : “
sesungguhnya seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak
jelas dan terang maka dapat menggelincirkannya ke nereka lebih jauh daripada
jarat timur dan barat.”
Dalam hadits juga : “ cobaan/ujian itu
tergantung pada ucapan.” Adaikata ada seorang laki-laki mencela seorang
lainnya bahwa ia menyusui anjing, niscaya ia pun menyusuinya.
Dalam
hadits lain : “bukankah manusia yang terjerumus dengan muka mereka kedalam
neraka itu hanyalah korban-korban hasil lisan mereka.”
Dalam hadits juga
: “barang siapa beriman kepada allah dan hari akhir, maka hendaklah ia
berkata baik atau hendaklah ia diam.”
Penyair berkata :
Timbanglah
perkataanmu jika engkau berbicara
Karena ucapan itu menampakkan aib
Dari
keaiban si pembicara
Berbicaralah seperlunya agar tidak terlalu banyak
bicara. Dalam hadits : “ barang siapa banyak bicaranya, iapun banyak
kesalahannya. Dan barang siapa banyak keslahannya, iapun banyak dosanya,
barang siapa banyak dosanya, api neraka akan menimpanya.”
Janganlah
engkau berbicara dengan semua yang engkau dengar. Dalam hadits : “cukuplah
dosa bagi seseorang yang apabila ia menceritakan semua yang didengarnya.”
2.
Berbicaralah hal-hal yang sesuai dengan suasananya. Janganlah menceritakan
hal-hal yang mentertawakan pada waktu duka dan jangan pula menceritakan
hal-hal yang menyedihkan pada waktu gembira. Jangan menyebut hal-hal yang
menjijikan pada waktu makan dan jangan menerangkan adanya cacat badaniah
apabila didalam majelis ada orang yang menyandang aib itu agar ia tidak merasa
malu atau tersinggung perasaannya. Perhatikanlah waktu berbicara agar jangan
sampai keluar air liurmu atau bertebaran ludah dari muutmu, jangan sering
mununjuk dengan kepala atau tanganmu.
Apabila engkau ditanya tentang
sesuatu, maka jawablah dengan ucapan, buka dengan menggerakkan kepala atau
kedua bahu.
Apabila orang lain ditanya, janganlah tergesa-gesa dalam
menjawab. Bicaralah dengan suara sedan gaga bisa didengar oleh yang diajak
bicara, karena suara yang keras mengganggu pendengar dan menunjukkan kekerasan
pembicaraan dan kedunguannya, sedangkan suara yang rendah tidak terdengar oleh
yang diajak bicara. Jangan terburu-buru pada waktu engkau berbicara agar
menjadi jelas dan bisa dimengerti, supaya engkau selamat dari pada kesalahan.
Adalah Nabi SAW berbicara dengan perkataan yang jelas dan dimengerti oleh
setiap orang yang mendengarnya. Jangan memonopoli (menguasai) pembicaraan
semuanya untuk dirimu, tetapi berilah teman dudukmu bagiannya dari pembicaraan
itu.
3. Apabila seseorang berbicara
kepadamu, maka dengarkanlah apa yang dikatakannya dan hadapkan wajahmu
kepadanya. Jangan memutuskan pembicaraan, tetapi tunggulah hingga ia selesai
bicara. Apabila engkau tidak memahami perkataannya, janganlah engkau katakana:
“ bagaimana?” “apa yang anda katakana?” “aku tidak paham omonganmu !” akan
tetapi gunakanlah ungkapan-ungkapan yang halus seperti, “ tolong ulangi
perkataanmu.”
Apabila berbicara dengan seseorang sedang ia tidak memahami
pembicaraanmu, janganlah marah. Ulangilah perkataanmu kedua dan ketiga hingga
ia memahaminya. Adalah Nabi SAW apabila mengucapkan suatu perkataan, beliau
mengulanginya tiga kali hingga dimengerti. Apabila engkau meminta sesuatu dari
seseorang, janganlah engkau katakana “lakukan begini” dan “berika ini” karena
ucapan itu termasuk kata-kata yang kasar. Akan tetapi katakanlah “tolong
lakukan ini” atau “ aku minta tolong agar engkau sediakan itu.” Apabila
seorang memanggilmu, tertama gurumu atau salah seorang dari ibu bapakmu, maka
jawablah segera dengan perkataan, “labbaika/ya.”
Dalam hadits : “tidaklah
seseorang lebih baik akhlaknya daripada Rasulullah SAW. Tidaklah salah seorang
sahabatnya memanggilnya, melainkan beliau menjawab “ labbaika.”
Janganlah
engkau katakan, “mau apa kamu?” karena perkataan itu termasuk kata-kata
kasar.
4. Jika didalam majelis ada
seseorang yang lebih tua darimu maka janganlah mendahuluinya dalam berbicara,
Nabi SAW terlah berkata kepada Abdurrahman shal ra ., :diamlah engkau belum
deasa.” Ketika ia ingin berbicara tentang sasuatu masalah, padahal ia orang
termuda.
Apabila enkau berbicara dengannya, gunakan kata-kata
pengagungan dan penghormatan sepeti antum, hadrotukum atau janabukumm ( anda,
bapak dan sebagainya). Ketahuilah bahwa penghormatan kepada orang tua memberi
kabar gembira tentang panjang umur anak muda.
Sebagaimana dalam hadits :
“ tidaklah seorang muda menghormati seorang tua karena umurnya, melainkan
allah mentakdirkan baginya orang yang menghormatinya dikala ia mencapai umur
itu.”
Apabila seseorang menceritakan sebuah cerita kepadamu atau
mengabarimu, tentang suatu kabar, janganah menghancurkan perasaannya dengan
perkataanmu “ aku telah mendengar cerita atau berita ini” tetapi diamlah
seakan-akan engkau tidak mendengar itu sebelumnya.
5.
Begitu pula jika ia keliru dalam cerita atau beritanya, janganlah
mentertawakannya dan jangan pula menyalahkannya dengan kasar, misalnya engkau
katakana kepadanya “ perkataanmu tidak benar” akan tetapi tunjukkan
kesalahannya secara halus dengan berkata “barangkali begini, menurut
perkiraanku begini” jika ia tidak menerima peringatanmu, biarkan ia dalam
keadaanya.
Janganlah engkau bertengkar dengannya, walaupun kebenaran ada
padamu dalam hadits : “ barangsiapa meninggalkan perdebatan sedang ia
bersalah, didirikan baginya sebuah rumah ditepian syurga.”
“dan barang
siapa meninggalkan perdebatan, sedangkan ia bersikap benar, didirikan baginya
sebuah rumah disyurga tertinggi.” Dalam hadits lain : “janganlah mendebat
saudaramu dan janganlah bergurau dengannya.”
“janganlah menjanjikan
sesuatu kepadanya, lalu engkau mengingkarinya.” Jika engkau bersalah, lalu
diingatkan oleh seseorang, maka terimalah peringatannya dengan gembira dan
berterima kasihlah kepadanya atas nasehatnya. Jangan sampai engkau tidak
menerima kebenaran, karena hal itu termasuk kesombongan.
Dalam hadits :
“ kesombongan itu adlah keengganan menerima kebenaran.”
6. Termasuk adab percakapan pula adalah
engkau hindari kata-kata yang keji, caci maki dan pelaknatan.
Dalam
hadits : “bukanlah seorang mukmin itu suka mencaci dan melaknat, berkata keji
dan kotor.”
Hendaklah engkau hindari ghibah (pengujingan) dusta dan
mengadu domba.
Allah SWT berfirman : “janganlah sebagian kamu
menggunjingkan sebagian lainya. Apakah seseorang kamu suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? tentulah kamu merasa jijik kepadanya” ( al
hujaraat : 12)
Dalam hadits : “adalah penghianatan yang besar bila engkau
menceritakan sesuatu kepada saudaramu yang menaruh kepercayaan kepadamu sedang
engkau berdusta kepadanya.”
Dalam hadits lain : “ tidaklah masuk syurga
seorang yang suka mengadu domba.”
Hendaklah engkau tinggalkan sumpah,
walau engkau benar Allah SWT berfirman : “ dan janganlah kamu jadikan (nama)
allah sebagai sasaran bagi sumpah-sumpahmu” (al-baqarah :: 224).
Janganlah
engkau bicara dengan kebodohan. Apabila engkau ditanya tentang susuatu yang
tidak engkau ketahui, janganlah engkau malu berkata “ allah lebih tahu.” Atau
“aku tidak tahu”. Jawaban tersebut tidak menurunkan derajatmu, bahkan mengakat
kedudukanmu disisi allah dan manusia dan menunjukkan kekuatan agamamu serta
kesucian hatimu sehingga engkau mendapat pahala ilmu. Oleh sebab itu asy
sya’bi rahimuhullah berkata “saya tidak tahu “ adalah separuh ilmu.
7.
Hendaklah engkau berhati-hati dalam pembicaraanmu dan menyiarkan rahasia dan
bergurau yang ridak pantas, karena hal itu menimbulakan dendam dan dari banyak
tertawa atau tertawa yang keras serta wajah cemberut. Rasulullah SAW bersabda
: “ sesungguhnya Allah SWT membenci orang yang cembrut dihadapan
saudara-saudaranya.”
Janganlah bersikap sombong, angkuh dan suka
membanggakan diri. Allah SWT berfirman : “ maka janganlah kamu mengatakan
dirimu suci. Dialah (allah) yang paling mengetahui tentang orang yang
bertakwa” (an-najm:32).
Janganlah kamu mengejek seseorang atau meniru
perkataan dan perbuatannya atau menyindir sesuatu aibnya atau mencelanya
dengan julukannya.
Allah SWT berfirman: “ hai orang-orang yang beriman,
janganla suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka
(yang diolok-olokkan) lebih aik dari mereka (mengolok-olokkan) dan jangan pula
wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diolok-olokkan) lebih baik dari wanita (mengolok-olokkan)
dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil
dengan gelar-gelar yang buruk” (al hujaraat: 11).
Apabila seorang yang
bodoh mengganggumu dengan pembicaraan maka janganlah menjawabnya.
Penyair
berkata :
Jika orang bodoh bicara, jangan menjawabnya
Lebih baik
diam daripada menjawab
Aku diamkan orang bodoh hingga ia menyangka
Aku tak mampu menjawab, padahal aku tetap mampu
4. Adab makan sendirian
1. Wahai anak tercinta ! ketahuilah bahwa
manusia yang berakal makan untuk hidup, karena makan itu diwajibkan untuk
kesehatan badannya. Apabila ia tidak makan, pastilah ia mati. Kebalikannya
adalah orang bodoh. Ia hidup untuk makan. Maka pikirannya hanya untuk perutnya
saja seperti hewan. Maka kamu harus memperhatikan kesederhanaan (tidak
berlebih-lebihan) pada waktu makan untuk mematuhi firman Allah SWT : “ makan
dan minumlah dan jangan berlebih – lebihan, sesungguhnya dia (allah) tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan “ (al-a’raaf : 31).
Hendaklah kamu,
amalkan adab apada waktu makan yaitu :
2.
Hendaklah kamu berniat untuk menjadi kuat dalam melakukan ketaatan dan ibadah
untuk mendapatkan pahala atas hal itu. Dalam hadits : “ sesungguhnya amal-amal
itu tergantung pada niatnya dan setiap orang mendapat hasil sesuai dengan yang
diniatkannya.” Janganlah kamu hanya bertujuan mencari kenikmatan dan kelezatan
sehingga kamu makan disetiap waktu, dan memasukkan makannan di atas makanan
dalam hadits : “sesungguhnya termasuk berlebih-lebihan adalah bila kamu makan
segala yang kamu sukai.” Akan tetapi makanlah pada waktu-waktu tertentu disaat
kamu menginginkan makanan. Puaslah dengan makanan yang ada dan janganlah
menanyakan yang tidak ada. Janganlah makan sampai kenyang sekali, karena
terlalu kenyang bisa membahayakan kesehatan dan menimbulkan sifat bebal
(bodoh). Nabi SAW telah melarang hal itu dengan sabdanya : “tidaklah anak adam
memanuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak adam
beberapa suap yang menegakkan sulbynya (tulang punggung). Jika ia harus
melakukannya, maka yang sepertiga untuk makanannya, seperiga untuk minumannya,
dan sepertiga untuk nafasnya.” Nabi SAW bersabda pula : “ seburuk-buruk umatku
adalah mereka yang makan makanan yang nikmat dan tubuh-tubuh mereka tumbuh
karenanya, sedangkan keinginan mereka hanyalah berbagai makanan dan pakaian
dan mereka berbicara yang tidak karuan.” Nabi SAW bersabda : “ hindarilah
kekenyangan yang berlebihan, karena ia merusak agama, menyebabkan penyakit dan
membuat malas beriabadah.”
3. Hendaklah
kamu menjaga kebersihan dengan mencuci kedua telapak tanganmu sebelum makan
dan sesudahnya. Dalam hadits : “ mencuci kedua telapak tangan sebelum makan
menolak kemiskinan, dan sesudahnya menolak kegilaan atau sejenisnya.”
Hendaklah kamu makan dengan tanganmu yang kanan. Dalam hadits : “ hendak
seseorang dari kamu makan dengan tangan kanannya, minum dengan tangan
kanannya, mengambil dengan tangan kanannya dan memberi dengan tangan
kanannya, karena syaitan makan dengan tangan kiri, minum dengan tangan kiri,
memberi dengan tangan kiri dan mengambil dengan tangan kirinya.”
Hendaklah
kamu ucapkan pertama kali : “ bismillah …” (dengan nama allah yang maha
pengasih lagi maha penyayang).”
Dalam hadits : “ apabila seorang dari
kamu makan, hendaklah ia mnyebut nama allah. Jika ia lupa pada awalnya,
hendalah ia mengucapkan : “ bismillah awwaluhu wa akhiruhu” ( dengan nama
allah pada awa dan akhirnya).” Janganlah kamu mengotori tangan bajumu dengan
makanan, dan jangan menumpahkan kuah atau meletakkan tulang-tulang diatas
soprah (lapis tempat hidangan). Jangan banyak minum ketika sedang makan karena
hal itu mencengah pencernaan makanan, janganlah engkau meniup pada makanan dan
minuman dalam hadits : “ menghebus dalam makanan menghilangkan barokah.”
Terdapat pula larangan menghebus pada minuman.
Janganlah kamu minum dari
mulut kendi, karena ia menimbulkan bau busuk atau barang kali didalamnya
terdapat kotoran atau hewan yang tidak kamu lihat. Diriwayatkan bahwa ada
seorang laki-laki minum dari kendi, lalu merayap seekor ulat yang masuk
kedalam perutnya.
Jangan pula kamu bernafas atau bersendawa didalam gelas
atau minum dari bagian gelas yang retak, perbuatan itu dilarang. Dalam hadits
disebutkan : bahwa ia adalah tempat duduk syaitan.
4.
Janganlah kamu makan atau minum sambil berdiri. Perbuatan itu juga dilarang.
Dalam hadits : “ janganlah kamu makan sambil berjalan.”
Para dokter
telah melarang perbuatan itu, karena perut besar (tempat pencernaan) tidak
siap untuk menerima makanan dalam keadaan berjalan. Ya, para dokter menyuruh
bergerak sesudah makanan menetap dalam perut. Orang arab barkata : “ makanlah
pada waktu siang dan istirahatlah, makanlah pada waktu malam dan berjalanlah.
Maka berjalanlah sebelum kamu tidur, walaupun seratus langkah, karena berjalan
adalah salah satu sebab terbesar yang memudahkan pencernaan, sedangkan waktu
malam kebiasaannya tenang haruslah kita bergerak pada waktu itu. Waktu siang
kebiasaannya bergerak, maka iapun cukup untuk pencernaan.”
Janganlah kamu
tinggalkan makan siang atau makan malam. Dalam hadits : “ meninggalkan makan
siang bisa menyebabkan sakit dan meninggalkan makan malam bisa menyebabkan
lekas tua.”
Dalam hadits lain : “ makanlah pada waktu malam, walaupun
dengan segengam kurma, “ hendaklah kamu makan pada waktu pagi sebelum kamu
keluar dari rumahmu.” (seorang bijaksana berkata pada putranya: “ hai anakku,
janganlah keluar dari rumahmu hingga kamu ambil akalmu, yakni kamu makan lebih
dahulu, karena dengan itu tetaplah akalmu dan hilanglah kebodohanmu.”)
5. Termasuk adab ialah : janganlah kamu
minum atau berbicara sementara makanan berada dimulutmu dan janganlah kamu
mengusap kedua bibirmu dengan ledahmu sesudah makan dan minum, tetapi dengan
kain pembersih (serbet). Janganlah minum air sekaligus tanpa bernafas, tetapi
kamu meminumnya sekali teguk dan bernafas diluar gelas dalam hadits : “
teguklah air dengan kuat dan jangan meneguknya sekaligus (tanpa nafas), karena
penyakit hati itu disebabkan oleh tegukan sekaligus.” Adalah Rasulullah SAW
apabila minum didalam gelas, beliau bernafas tiga kali. Dalam setiap nafas
beliau memuji allah ta’ala dan bersyukur kepadanya pada akhirnya. Jangan kamu
makan sambil tertelungkup diatas perutmu. Disebutkan dalam hadits larangan
atas perbuatan itu. Jangan kamu makan sambil terlentang, bersandar diatas
bantal karena hal itu menimbulkan sifat sombong dan banyak makan, sedangkan
hal itu merupakan perbuatan penguasa yang sombong. Janganlah kamu makan sambil
bersandar atas salah satu sisi badanmu, karena hal itu membahayakan kesehatan
dan mencengah cepatnya jalan keluar makanan kedalam perut besar sehingga
menjadi lemah. Dalam hadits : “ adalah Rasulullah SAW terkadang berlutut untuk
makan dan duduk diatas belakang kedua telapak kakinya. Terkadang beliau
menegakkan kakinya yang kanan dan duduk diatas kakinya yang kiri. “beliau
bersabda : “ aku tidak makan sambil bersandar, tetapi aku seorang hamba aku
makan sebagaimana hamba makan dan aku duduk sebagaimana hamba duduk.”
Janganlah kamu makan makanan dalam keadaan panas, tetapi sabarlah sampai
dingin sedikit dan mudah mengambilnya. Dalam hadits : “ janganlah kamu makan
makanan yang panas, karena ia menhilangkan barokah.” Hendaklah kamu
mengecilkan suapan dan mengunyah makanan itu dengan baik, karena ia membantu
pencernaan. Jangan kamu mengambil suapan yang lain sebelum menelan suapan
dimulutmu, karena hal itu menunjukkan kerakusan terhadap makanan.
6. Apabila kamu selesai makan, cucilah
kedua tanganmu dan kedua bibirmu baik-baik dengan sabun, kemudian keringkanlah
keduanya dengan kain pembersih (serbet) yang bersih dari salah satu sisinya,
kemudian bersihkanlah sela-sela gigimu dengan tusuk gigi. Dalam hadits : “
semoga allah merahmati orang-orang dari umatku yang membersihkan sela-sela
anggota badannya pada waktu berwudhu dan setelah makan.” Berkumurlah
setelah membersihkan sela-sela gigi. Barang kali keluar sedikit darah sehingga
menakjiskan mulut. Tentang hal itu terdapat atsar/disebutkan dari ahlil bait
alaihimus salam (keluarga Nabi SAW).
Sebagaimana disebutkan oleh imam
al-ghazali rahimahullah dalam kitab al-ihya’ : “ syukurilah nikmat allah
ta’ala dengan hatimu atas makanan yang diberikan allah kepadamu dan
saksikanlah makanan sebagai kenikmatan dariNya.”
Allah ta’ala berfirman
: “ makanlah dari rizki yang diberikan allah kepadamu secara halal dan baik
dan syukurilah nikmat allah, jika kamu benar-benar menyebahNya” ( an nahl :
114).
Dalam hadits : “sesungguhnya allah meridhai hamba yang memakan
makanan, lalu memujiNya atas makanan itu dan minum minuman lalu memujiNya atas
minuman itu.” Bersyukur dengan lisanmu pula dengan mengucapkan : “segala puji
bagi allah yang memberi aku makanan ini dan menganugrahkannya kepadaku tanpa
daya dan kekuatan dariku.” Dalam hadits : “ barangsiapa mengucapkan itu,
diampuni dosanya yang terdahulu.”
Ucapkanlah pula : “ segala puji bagi
allah berupa pujian yang banyak dan baik serta diberkati tidak terbatas dan
tidak berhenti serta selalu dibutuhkan. Ya allah berkatilah kami didalamnya
dan berilah kami makanan yang lebih baik darinya.” Kecuali sesudah minum susu,
maka ucapkanlah, “ berkatilah kami didalamnya dan tambahilah kami darinya.”
Karena tidak ada sesuatu makanan dan minuman yang mencukupi selain susu.
Setelah minum air, ucapkanlah “ segala puji bagi allah yang menjadikannya
tawar dan segar dengan rahmatNya dan tidak menjadikannya asin sekali sampai
pahit karena dosa-dosa kita.” Bacalah pula sesudah makan, “ surat al-ihklas,
dan surat al-quraisyin.
5 Adab makan bersama Sekelompok orang
1. Disunahkan bagimu untuk menyendiri
ketika makan. Makanlah bersama keluarga atau tamu-tamumu. Dalam hadits : “
adalah Rasulullah SAW tidak maka sendirian.” Dalam hadits pula : “
berkumpullah kamu untuk makan makananmu, niscaya kamu diberkati didalamnya.”
Sebaik-baik makanan adalah yang banyak orang memakannya.” Apabila kamu makan
bersama orang lain, maka amalkanlah adab-adab berikut di samping adab-adab
yang lalu :
Janganlah cepat-cepat duduk atau memulai makan sebelum orang
yang lebih tua (umurnya) daripada kamu atau lebih tinggi kedudukannya darimu,
kecuali jika kamu merupakan orang yang diikuti dan diteladani seperti engkau
menjadi tuan rumah. Maka patutlah kamu mulai makan agar para hadirin tidak
lama menunggu. Jangan kamu duduk lama menghadap hidangan sehingga menjadi
orang yang terakhir yang berdiri dari situ dan Nampak sebagai orang yang rakus
dan serakah.
Kecuali jika kamu tuan rumah, maka dianjurkan hal itu
bagimu, dalam hadits : “ adalah Nabi SAW apabila makan bersama orang banyak,
beliau menjadi orang terakhir yang makan.” Jangan terburu-buru berdiri atau
berhenti makan, walaupun kamu tetap menghadapi hidangan sehingga tetanggamu
merasa malu dan berhenti makan karena menirumu. Dalam hadits : “ apabila
diletakkan hidangan, maka janganlah seseorang bediri, walaupun ia sudah
kenyang, sampai orang-orang selesai. Karena hal itu membuat malu teman
duduknya dan barangkali ia menghendaki makanan itu.”
2. Hendaklah kamu memilih tempat yang
cocok denganmu di majelis, lalu duduk disitu dengan sopan dan tidak
mempermainkan alat-alat makan. Jangan sering menoleh dan bergerak dan jangan
mendesak orang disampingmu. Termasuk adab adalah mengkhususkan pemberian salam
dan bertanya kepada orang yang duduk didekatmu tentang keadaanya. Hal itu
dimaksudkan untuk menimbulkan kegembiraan padanya dan menolak kesepian serta
menghilangkan kemurungan hatinya.
Termasuk adab bila kamu tidak duduk
menghadap pintu kamar wanita dan tidak memandang dengan sengaja kepada
macam-macam makanan serta wajah-wajah dari orang-orang yang makan.
Jangan
mengulurkna tanganmu kearah makanan yang jauh darimu, tetapi makanlah makanan
yang dekat darimu, kecuali buah-buahan maka tidak mengapa kamu mengambil buah
yang kamu sukai.
Dalam hadits : “ adalah Nabi SAW setelah makan
mengeliling buah-buahan kepada para sahabatnya. Ada orang yang bertanya
kepadanya tentang hal itu. Maka beliau menjawab: ia buka satu macam.”
Makanlah
sebiji demi sebiji dan jangan makan dua biji sekaligus.
Dalam hadits hal
itu dilarang, kecuali dengan seizing temanmu. Janganlah membawa makanan yang
didepan temanmu kedepanmu dan jangan memonopoli (menguasai) makanan
tanpa memberi temanmu, apabila engkau makan pisang misalnya, jangan
letakkan kulitnya didepan orang lain sehingga menimbukan sangkaan bahwa engkau
tidak makan apa-apa. Ini merupakan dusta. Jangan melemparkan kulitnya
dijalanan supaya tidak menyebabkan orang lain tergelincir dan jangan
menimbulkan suara ketika mengunyah, terutama bila engkau menyukai suatu
makanan, Karena hal itu menunjukkan keserakahan.
3. Apabila engkau hendak meludah atau
membuang ingus maka menyingkirah dari majlis dan jangan mengeluarkan suara
yang keras ketika meludah atau membuang ingus. Hendaklah egkau berbicara
dengan pembicaraan yang sesuai dengan suasana. Sebagaimana di riwayatkan bahwa
Nabi SAW. Menanyakan kuah kepada keluarganya. Maka mereka menjawab, “kam hanya
punyacuka.” Maka beliau memintanya dan tetap memakanya seraya berkata
“sebaik-baik kuah adalah cuka, sebaik-baik kuah adalah cuka.” Janganlah engkau
menyebut sesuatu yang menjijikkan atau menceritakan kabar yang menyedihkan,
karena hal itu tidak sesuai dengan adab. Jangan pula engkau makan di
piring dari sebelah atasnya atau dari tengah makanan. Dalam hadis: “makanlah
di piring dari sisi-sisinya dan jangan makan dari tengahnya, karena barokah
itu turun di tengahnya.”
4. Termasuk adab
pula adalah jangan menyentuh sesuat makanan dengan tanganmu, tetapi
dengan sendok. Kecuali jika makan bersama-sama terdapat dalam satu pirng
besar, maka tidaklah mengapa melakukan itu. Akan tetapi makanlah dari tempat
yang ada di depanmu dan jangan mengibaskan tanganmu didalam piring dan jangan
mendahulukan kepalamu ketika meletakkan suapan di dalam mulutmu. Apabila
engkau keluarkan suatu dari mulutmu, maka palingkan wajahmu dari makanan dan
ambillah dengan tangan kirimu. Roti yang engkau patahkan dengan gigimu,
jangan engkau celupkan sisanya didalam kuah. Begitu pula jika engkau mengambil
sesuatu makanan, lalu engkau letakkan didalam piring atau mulutmu, maka
janganlah mengembalikannya sekali lagi tempatnya agar orang lain tidak merasa
jijik.
5. Jangan bersendawa di hadapan
seseorang, tetapi palingkan wajahmu darinya dan bersendawalah dengan pelan.
Jangan mencium makanan dengan hidungmu. Nabi SAW telarang dalam sabdanya : “
janganlah kamu mencium makanan seperti hewan buas.” Apabila seseorang
menawarkan makanan kepadamu sedang engkau tidak menyukainya, maka jangan
tunjukkan ketidaksukaanmu terhadapnya dan mencelanya atau mengucapkan “ aku
tidak menyukainya” akan tetapi beralasanlah kepadanya dengan ungkapan yang
halus seraya berkata, “ aku harap anda memaafkan aku” atau “terima kasih” dan
sebagainya. Telah di kemukan bahwa Nabi SAW tidak pernah mencela makanan sama
sekali. Dalam hadits : “ orang-orang menghidangkan biawak panggang kepada
Rasulullah SAW lalu beliau mengulurkan tangan kepadanya.” Maka orang-orang
berkata “ ia adalah biawak ya rasulullah. ‘kemudian beliau mengakat tangannya”
maka Khalid ibnul walid ra berkata “ apakah biawak itu haram ya rasulullah ?’
belaiu menjawab “tidak,’tetapi ia tidak terdapat dinegri kaumku sehingga
engkau dapati aku meninggalkannya.”
6.
Apabila engkau mencuci kedua tanganmu, maka janganlah mengibaskannya sesudah
mencucinya agar percikannya tidak mengenai salah seorang yang hadir. Apabila
engkau makan di tempat seseorang, doakanlah dia setelah selesai makan dan
ucapkanlah, “ ya allah prbanyaklah kebaikanya, berkatilah dia dalam rizki yang
engkau karuniakan kepadanya dan mudahkan baginya untuk meakukan kebaikan
dengan rizki itu, puaskanlah dia dengan apa yang engkau berikan kepadanya dan
jadikanlah kami serta dia sebagai orang-orang yang bersyukur.” Dalam hadis: “
Nabi SAW. Berbuka puasa di rumah sa’ad bin ubadah ra. Kemudian beliau berdo’a
dan mengucapkan: orang-orang yang puasa berbuka di tempatmu dan makananmu di
makan oleh orang-orang yang saleh dan para malaikat mendoakan kamu sekalian.”
Nabi SAW. Makan di rumah Abdullah bin busr ra kemudian beliau berkata “ ya
allah berkatilah mereka dalam rizki yang engkau berikan kepada mereka dan
ampunilah serta rahmatilah mereka.”
Apabila engkau menghadiri jamuan
makan, maka janganlah mengambil sesuatu makanan ke rumahmu. Itulah yang
dinamakan suatu kekeliruan. Kecuali jika di izinkan oleh pemilik makanan atau
engkau ketahui suatu persetujuannya, maka tidaklah mengapa kalau begitu.
Ketika
itu ambillah apa yang engkau ingnkan atau yang di setujui oleh teman-temanmu.
Janganlah engkau menghadri walimah/pesta dimana engkau tidak di undang
sehingga engkau menjadi tamu tak di undang. Dalam hadis: “barang siapa
berjalan menuju jamuan makan sedang dia tidak di undang, maka iapun berjalan
sebagai orang fasik ( berbuat jahat ) dan yang engkau makan haram.”
6 Adab berkunjungdan mita izin
1. Wahai anak patutlah engkau
memperhatika kunjungan kepada para kerabatmu, karna hal itu termasuk
silaturrahmi. Hendaklah engkau perhatikan pula kunjungan kepada teman-temanmu
agar supaya terwujud cinta yang kekal di antara egkau dan mereka. Dalam hadis:
“barangsiapa menjenguk orang sakit atau menjenguk saudaranya karena allah, dua
malaikat berseru: bahagialah kamu dan baiklah perjalanamu dan engkau tempati
syurga sebagai rumahmu.
2. Engkau harus
memelihara adab-adab kunjungan: yaitu engkau minta izin lebih dahulu sebelum
masukdengan berdiri di muka pintu sebelah luar sehingga engkau tidak melihat
kepadanya yang di dalamrumah. Dalam hadis: “ sesungguhnya di jadikannya minta
izin untuk menjaga pandangan.” Sunnahnya ialah engkau ucapakan salam kemudian
engkau minta izin seraya mengucapkan “assalamu’alaikum, assalamu’alaikum.” Hal
itu di sebabkan rumah-rumah pada waktu itu tidak memakai tabir.”
3.
Bilamana pintunya tertutup, maka ketuklah ia dengan pelan. Jika ia mempunyai
bel maka bunyikanlah bel itu tampa mengejutkan dan tidak dengan keras. Allah
telah mengajari kita adab minta izin dalam firman allah ta’ala: “ hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebeum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu
lebih baik bagimu agar kamu ( selalu) ingat” ( an-nur : 27 ). Jika kamu
tidak menemukan seseorang, maka janganah memasukinya hingga di izinkan bagi
kamu.
4. Minta izin itu dilakikan tiga kali
dalam hadis: “ apabila seseorang dari kamu minta izin tetapi tidak di izinkan
baginya, maka hendaklah ia pulang.” Apabila dikatakan kepadamu : siapa anda ?
atau siapa di pintu ? maka jawablah dengan menjelaskan namamu. Jangan katakana
saya/temanmu atau saya termasuk orang yang mencintaimu/menyayangimu atau
semacam itu, kecuali tuan rumah mengenalmu dengan suaramu.
Jika
dekmikian tidaklah mengapa. Dalam hadits mi’raj : ketika jibril minta di
bukakan pintu dikatakan kepadanya : “siapa ini?” jibril menjawan :”jibril.”
Sahabat jabir ra. Berkata : aku mendatangi Rasulullah SAW, lalu kuketuk pintu.
Kemudian beliau berkata : “siapa ?” aku menjawab “saya.” Maka Nabi SAW berkata
“saya,saya.” Nampaknya beliau tidak menyukainya.
Seorang laki-laki
mengetuk pintu rumah seorang alim ulama’, orang alim itu berkata “siapa ? “
orang itu menjawab “saya” maka orang alim itu berkata “saya tidak mengenal
seorangpun diantara teman-teman kami yang bernama saya.”
Jika dikatakan
kepadamu “tuan rumah tidak ada,” maka janganlah engkau marah. Jangan berburuk
sangka bahwa ia tidak suka menemui kamu. Allah ta’ala berfirman : “ dan jika
dikatakan kepadamu : “ kembali sajalah” maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih
bersih bagimu dan allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (an-nur : 28).
Setiap keluarga yang berdiam disatu rumah terkadang masing-masing
menepati kamar khusus, maka harus minta izin pula. Tidak boleh seseorang
membuka kamar orang lain, kecuali dengan izin darinya walaupun orang yang
terdekat darinya seperti ayah dan ibu. Dalam hadits : “ seorang laki-laki
bertanya kepada Nabi SAW apakah aku harus minta izin untuk masuk kekamar ibuku
? Nabi SAW menjawab “ya” orang itu menjawab aku tinggal bersamanya dirumah,
Nabi SAW bersabda : “ mintalah izin kepadanya!’” orang itu berkata aku
pelayannya’ maka Rasulullah SAW bersabda : “ mintalah izin kepadanya” apakah
engkau suka melihat ibumu dalam keadaan terlentang ? orang itu menjawab
“tidak” Nabi SAW bersabda “mintalah izin kepadanya.”
5. Termasuk adab berkunjung adalah bila
engkau berkunjung pada waktu yang pantas, nukan pada waktu makan atau tidur
ataupun kerja agar orang yang dikunjungi tidak merasa keberatan dan tidak
membenci kunjunganmu, hendaklah engkau berkunjung secara wajar. Jangan
berkunjung setiap hari atau dihari-hari yang berdekatan agar tuan rumah tidak
bosan dengan kedatanganmu. Termasuk adab pula ialah jangan sedikit sekali
berkunjung agar tidak menimbulakn kesepian dan pemutus hubungan.
Dalam
hadits : “ berkunjunglah setelah beberapa waktu (jarang-jarang), niscaya
engkau menambah rasa cinta.” Jangan berkunjung dalam waktu yang lama terutama
jika orang yang dikunjungi itu sibuk atau bersiap untuk keluar atau akan
makan, kecuali jika ia memintanya darimu. Jika demikian tidaklah mengapa.
6.
Hendaklah engkau memakai baju yang bersih, berpenampilan bagus dan duduk
ditempat yang pantas. Jangan mendahului orang yang lebih tua umurnya atau
kedudukannya daripadamu. Jangan mempermainkan apa yang engkau dapatkan diruang
tamu seperti : buku-buku dan surat-surat atau alat-alat atau bunga-bunga atau
lainya. Jangan mengambil sesuatu tanpa izin tuan rumah. Apabila engkau
menemukan sepucuk surat, janganlah membacanya karena terdorong oleh rasa ingin
tahu. Dalam hasits : “barangsiapa membaca surat saudaranya tanpa izinnya
seakan-akan ia mengintai ke dalam neraka.” Jangan meludah dilantai atau
permadani, tetapi di tempat ludah atau di tempat yang sesuai, hendaklah engkau
menyertai tuan rumah salam suka dan dukanya. Jika hendak pulang engkau minta
izin darinya. Apabila mengizinkan bagimu, lalu datang tamu lain, maka tetaplah
duduk sebentar dan jangan bergegas-gegas keluar supaya ia tidak menyangka
bahwa engkau berdiri karena dia, dan tidak suka bertemu dengannya. Kecuali
bila engkau terburu-buru, maka beritahulah dia tentang alasan berdirimu dan
minta maaflah kepadanya.
7. Apabila
seseorang mengujungimu, maka sambutlah dia dengan wajah berseri-seri dan giat
sambil berkata “ ahlan wasahlan wa marhaban.” Jabatlah tangannya sedang engkau
sangat gembira atas kunjungannya, kemudian dudukkan dia pada tempat yang
pantas baginya dan bertanyalah kepadanya tentang kesehatannya dan
kesehatan keluarganya, kemudian bicaralah kepadanya dengan lemah embut dan
sopan serta wajah ceria. Layanilah tamumu sendiri. Allah SWT telah memuji nabi
Ibrahim as dengan firmannya : “ sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita
tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan?” (adz-zariyaat : 24).
Mereka
dimuliakan karena Ibrahim sendiri yang meayani mereka dan menyuruh istrinya
melayani mereka serta menghidangkan makanan bagi mereka dengan segera. Allah
SWT berfirman : “ maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak
sapi yang dipanggang” (huud : 69). “maka dia pergi diam-diam menemui
keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar)”
(adz-zariyaat: 26).
Dalam hadits : “datang utusan raja najasy (raja
habsyah di ethopia) kepada Rasulullah SAW. Lalu beliau sendiri yang melayani
mereka. Maka para sahabatnya berkata kepadanya : kami mencukupimu ya
rasulullah, beliau bersabda : “ jangan mereka dulu memuliakan sahabat-sahabat,
dan aku ingin membalas mereka.”
Imam as-syafii datang kepada imam malik
rahimahullah. Maka beliau menghidangkan sendiri makanan kepadanya kemudian
menuangkan air sendiri atas kedua tangannya dan berkata : “ jangan terkejut
atas apa yang anda saksikan.” Melayani tamu adalah wajib.
8.
Hidangkan kepada tamumu makanan dan minuman yang sesuai dengannya jika ada,
tanpa dipaksakan, supaya engkau tidak merasa berat atas kedatangannya. Jangan
katakana : maukah aku hidangkan makanan bagimu? Akan tetapi suguhkan makanan
itu lebih dahulu. Jika ia suka maka biarlah ia makan. Kalau tidak suka, maka
angkatlah makanan itu. Sahabat sulaiman al-farisi ra berkata “ Rasulullah SAW
menyuruh kita untuk tidak memaksa diri bagi tamu dengan menyediakan apa yang
tidak ada pada kita dan menyuruh menyuguhkan apa yang ada.”
Jangan
membatasi dalam memuliakan tamumu. Dalam hadits : “Rasulullah SAW singgah pada
seorang laki-laki yang mempunyai banyak unta dan sapi, tetapi tidak menjamunya
sebagai tamu dan beliau singgah pada seorang perempuan yang mempunyai beberapa
ekor kambing. Kemudian perempuan itu menyemblih kambing untuknya. Maka beliau
berkata, lihatlah kepada kedua orang itu. Sesungguhnya akhlak ini ada
dalam kekuasaan allah. Maka barangsiapa ingin diberi akhlak yang baik, iapun
melakukannya.” Dalam hadits lain : barangsiapa beriman kepada allah dan hari
akhir, hendaklah ia menghormati tamunya.” Dalam riwayat lain : “aku dan
orang-orang yang bertaqwa dari umatku tidak suka memaksa diri.” Penyair
berkata :
Kecerahan wajah manusia lebih baik daripada jamuan
Maka
bagaimana dengan orang yang
Memberi jamuan sambil tertawa
9. Disunnahkan agar engkau menggiatkan
tamumu untuk makan dan menganjurkan. Dalam hadits yang panjang dari abu
hurairah ra. Bahwa Nabi SAW. Menyuruhnya memanggil ahli shuffah (fakir miskin
yang tinggal di masjid nabi), lalu mereka hadir. Kemudian Nabi SAW
menyenangkan mereka semua dari segelas susu. Abu hurairah menceritakan hadits
itu sehingga beliau berkata “ tinggal aku dan kamu” aku berkata “ benarhkah
anda ya rasulullah” Nabi SAW berkata “ duduklah dan minumlah” maka akupun
duduk dan minum. Kemudian beliau berkata “minumlah” maka akupun minum. Beliau
terus berkata kepadaku “minumlah” sampai aku berkata “ jangan , demi allah
yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak sanggup lagi meminumnya” Nabi SAW
berkata “berilah aku”. Maka akupun memberinya gelas. Kemudian beliau memuji
allah dan menyebut basmalah dan minum sisanya.
10. Apabila datang
seseorang kepadamu untuk mengunjungimu, maka janganlah bersembunyi darinya dan
menyuruh pelayan mengatakan kepadanya bahwa engkau tidak ada dirumah atau
sedang tidur. Ini bukanlah termasuk akhlak yang baik. Perbuatan itu haram
karena merupakan dusta. Engkau harus menemui tamumu. Jika merasakan kepayahan,
maka tahanlah itu. Apabila tamu minta izin kepadamu untuk pulang, janganlah
terburu-buru mengizinkannya tetapi mintalah agar ia bersabar. Kecuali jika ia
pulang dan antarkan ia ke pintu rumahmu atau ke jalan sambil menyesalkan
ketergesaanya dan berterima kasih atas kunjungannya dan mengharapkan supaya ia
sering berkunjung dalam hadits : “ termasuk sunnah adalah keluarnya seseorang
bersama tamunya menuju pintu rumah.”
7 Adab menjeguk orang sakit
1. Di anjurkan bagimu untuk menjeguk
orang sakit, trutama bila ia termasuk kerabat atau tetangga-tetanggamu atau
guru-gurumu atau teman-temanmu. Apabila engkau mendengar sakitnya salah
seorang dari mereka, maka segeralah menjenguknya untuk mengetahui bagaimana
keadaanya dan masukkan kegembiraan di dalam hatinya serta medoakannya agar
sehat. Dalam hadits : “ hak orang muslim atas orang muslim ada lima : menjawab
salam, menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, memenuhi undangan dan
mendoakan orang bersin.” Dalam hadits lain : “ tidaklah seorang muslim
menjenguk muslim lainnya pada waktu pagi, melaikan ia didoakan oleh 70.000
malaikat sampai sore. Jika ia menjenguknya di waktu sore maka ia didoakan oleh
70.000 malaikat sampai pagi dan ia mendapatkan buah di syurga.”
Sebelum
engkau menjenguk orang sakit, engkau harus bertanya lebih dahulu, apakah ia
bisa menerima tamunya atau tidak? Supaya tidak memberatkannya. Bilamana ia
bisa menerima maka datanglah segera untuk menjenguknya. Adapun jika tidak
mampu atau penyakitnya menular, maka cukuplah engkau memberi salam kepadanya
dan mendoakan supaya sehat dan tanyakan kepada keluarganya tentang
kesehatannya.
2. Termasuk adab menjenguk
ialah engkau ringankan duduk bersama orang sakit agar ia tidak payah atau
merasa berat menerima kamu. Kecuali bila ia terhibur dengan keberadaanmu, maka
tidaklah mengapa kalau begitu. Dari sahabat ibnu abbas ra. Ia berkata : “
termasuk sunnah adalah meringankan duduk dan tidak bersuara keras pada waktu
menjenguk orang sakit.” Dalam hadits : “ menjenguk orang sakit itu selama
waktu memerah susu unta.” Seorang ulama’ sufi bernama sariyyu as-saqathy
rahimahullah berkata “ aku sakit di kota turhus. Datang menjengukku sekelompok
orang yang duduk lama hingga mereka membuat aku jemu. Kemudian mereka minta
doa dari aku. Maka kuangkat tanganku dan aku berkata “ ya allah ajarilah kami
bagaimana cara menjenguk orang sakit.”
Termasuk adab pula adalah engkau
bertanya kepadanya tentang keadaanya dengan perkataan singkat. Jika jawabannya
tidak memberatkan baginya. Kalau tidak. Cukuplah dengan menanyai orang yang
merawatnya. Hendaklah pertanyaanmu dengan suara yang sedang karena suara yang
sangat pelan terkadang menimbulkan rasa takut dalam hatinya, sedangkan suara
yang keras barangkali membuatnya gelisah dan menambah penyakitnya. Letakkan
tanganmu diatas dahinya atau tangannya dalam hadits : “ kesempurnaan menjenguk
orang sakit adalah bila seseorang dari kamu meletakkan tangannya, lalu
bertanya kepadanya bagaimana dia? Dalam suatu riwayat : bagaimana keadaanmu?
Dan orang sakit menjawab : saya dalam keadaan baik , Alhamdulillah.” Apabila
engkau melihat perubahan pada warnanya atau kelemahan pada badannya, jangan
tunjukkan keprihatinanmu atas hal itu supaya ia tidak mersa takut atau
terkejut sehingga semakin parah penyakitnya. Akan tetapi besarkanlah hatinya
dan doakan dia supaya sehat dan pangjang umur. Dalam hadits : “ apabila kamu
menjenguk orang sakit, maka berilah dia harapan panjang umur, karena hal itu
menolak sesuatu dan akan menghibur hatinya.” Hal itu dilakukan dengan
mengucapkan seperti dalam hadits lain : tidak mengapa, suci dari dosa insya
allah.
3. Jangan engkau menyebut sesuatu
yang mengganggu dan mengecewakannya seperti menceritakan rasa sakit dari
penyakit dan kesulitan menggunakan obat-obatan atau mengataka kepadanya : si
fulan sakit seperti penyakitmu ini, lalu mati. Karena perkataan itu
menyusahkannya dan merusak pikiran serta menambah penyakitnya. Apabila orang
yang sakit mengeluh kepadamu, maka janganlah membentaknya dan memarahinya,
tetapi dengarkan keluhannya dan ringankan penderitaannya dengan kata-kata yang
lembut seperti mengatakan kepadanya : engkau tidak apa-apa, penyakitmu ringan,
sebagian orang-orang penyakit mereka lebih parah daripada penyakitmu, namun
allah menyenggerakan kesembuhan bagi mereka. Apabila engkau melihatnya
mengabaikan nasihat-nasihat dokter, janganlah engkau menegurnya dengan keras,
tetapi ingatkanlah dia dengan lemah lembut dan doronglah dia untuk mengikuti
nasihat-nasihat dan mengunakan obat. Apabila ia tidak mau maka yakinkanlah dia
dengan pelan supaya ia memakannya dan jangan memaksa dia melakukannya. Dalam
hadits : “ janganlah memaksa orang-orang sakit diantara kamu agar makan dan
minum, karena allah memberi mereka makan dan minum.”
4.
Disunnahkan untuk membangkitkan selera makannya. dalam hadits : “ bahwa
Rasulullah SAW menjenguk seorang laki-laki anshor lalu beliau berkata “apa
yang engkau sukai? Orang itu menjawab “aku suka roti gandum” kemudian
berdirilah seorang sakit laki-laki lalu pergi dan datang membawa
sepotong roti. Maka Nabi SAW memberikan roti itu kepadanya. Kemudian beliau
bersabda : apabila seorang yang sakit diantara kamu menyukai sesuatu,
hendaklah ia memberinya makanan itu.” Disunnahkan pula agar engkau
mendoakannya dengan doa yang berasal dari Nabi SAW “ aku mohon kepada allah
yang maha agung. Pemilik arasy yang agung agar dia menyembuhkan kamu.” Dalam
hadits : “ barangsiapa menjeguk orang sakit yang belum datang ajalnya, lalu
mengucapkan doa yang tersebut tadi dihadapannya 7 kali, maka allah
menyembuhkannya dari penyakit itu.”
Disunnahkan pula bagimu untuk
meminta doa darinya berdasarkan hadits : “jenguklah orang sakit dan suruhlah
mereka mendoakan kamu, karena doa orang sakit itu mustajab dan dosanya
diampuni.”
8 Adab orang sakit
1. Termasuk adab orang sakit adalah
bersabar atas penyakitnya. Maka ia tidak boleh gelisah/cemas dan tidak boleh
banyak mengeluh, tetapi ridha dengan penyakit yang ditakdirkan allah baginya
agar mendapat pahala yang banyak. Disebutkan dalam hadits : “tidaklah orang
mukmin ditimpa kepayahan dan penyakit, kesusahan dan kesedihan, gangguan dan
kemelut, sekalipun duri mengenainya, melainkan allah menghapus dosa-dosanya
semua itu.” Hendaklah ia berdoa kepada allah agar dirinya sembuh sebagaimana
dalam hadits : “ seorang laki-laki mengeluh badannya sakit kepada Nabi SAW.
Maka Rasulullah SAW berkata kepadanya, letakkan tanganmu di bagian tubuhmu
yang sakit dan ucapkanlah bismillah (3 kali), dan kemudian ucapkan (7 kali ) :
aku berlindung dengan keperkasaan allah dan kekuasaanNya dari kejahatan apa
yang aku rasakan dan aku takuti.”
2.
Hendaklah ia menggunakan obat yang berfaedah bagi kesehatannya. Dalam hadits :
“ berobatlah kamu sekalian karena sesungguhnya allah tidak menurunkan
penyakit, melainkan dia menurunkan obat baginya.” Hendaklah ia menyakini bahwa
kesembuhan itu dari allah, bukan dari obat. Sebagaimana firman allah dalam
menceritakan nabiNya Ibrahim : “ dan apabila aku sakit, maka dialah (allah)
yang menyembuhkan aku.” (asy syu’ara’ : 80).
Hendaklah ia sangat waspada
dari meninggalkan shalat pada waktu ia sakit atau menundanya sesudah waktunya.
Ia harus melakukan shalat menurut kemampuannya sebagaimana sabda Rasulullah
SAW kepada sayyidina imran bin hushain ra. Yang menderita penyakit bawacir
(penyakit didubur): “ shalatlah sambil berdiri. Kalau engkau tidak sanggup,
maka diatas sisi tubuhmu. Jika engkau tidak sanggup, maka sambil berbaring.
Allah tidak memaksa seseorang, melainkan menurut kemampuannya.”
Orang
sakit boleh menggabung antara shalat zhuhur dan ashar baik taqdim atau
ta;hkir, begitu pula magrib dan isya’ apabila penyakit itu dirasakan pada
waktu ihram dalam kedua waktu itu dan ketika mengucap salam dari salam pertama
dan antara keduanya. Jika tidak mampu berwuduk biarlah orang lain membantunya
berwudhu. Jika tidak ada yang membantunya, hendaklah ia bertayamum hendaklah
ia menjaga dirinya sungguh-sungguh dari na’jis, oleh karena masalahnya sangat
keras, dan jangan menggampangkan sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian
orang-orang yang sakit. Hendaklah ia tidak meninggalkan puasa ramadhan bila ia
mampu. Kalau tidak mampu, hendaklah ia segera mengqhada’nya
(menggantinya) jika sudah sembuh.
3.
Apabila ia sudah sembuh, hendaklah ia banyak bersyukur kapada allah atas
kesembuhannya dan selalu mohon dariNya panjang umur dalam mentaatiNya disertai
karunia dan keselamatan. Dalam hadits : “ mohonlah kepada allah pengampunan
dan kesehatan, karena tidak seorangpun yang diberi setelah keyakinan lebih
baik dari sehat wal afiat.”
Dalam hadits lain : “ sebaik-baik kamu ialah
yang paling panjang umurnya diantara kamu dan paling baik amalnya.”
Hendaklah ia mengingat kebaikan orang-orang yang melayaninya dan
menjenguknya pada waktu sakitnya serta berterima kasih kepada mereka dan
mengujingi mereka dirumah-rumah mereka sedapat mungkin. Dalam hadits : “
barangsiapa tidak berterima kasih kepada manusia, iapun tidak bersyukur kepada
allah.”
Hendaklah ia menepati janjinya kepada alah pada waktu sakitnya
untuk bertaubat dan melakukan amal-amal salih. Diriwayatkan bahwa Nabi SAW
menjenguk khawwaat bin jubair ra pada waktu sakitnya, lalu berkata kepadanya,
“ apakah tubuhmu sudah sehat, ia khawwaat ?” aku menjawab “ dan tubuhmu ya
rasul “ beliau berkata “ tetapi tepatilah apa yang engkau janjikan kepada
allah” aku berkata “ aku tidak menjanjikan apa-apa kepada allah azza wajalla
(allah yang maha mulia dan maha agung). Nabi SAW berkata “ benar sesungguhnya
tidaklah seorang hamba menderita sakit, melainkan allah ta’ala menimbulkan
kebaikan maka tepatilah apa yang engkau janjikan kepada allah.”
9 Adab kunjungan ta’ziah
1. Apabila engkau mendengar kematian
seseorang disunnahkan bagimu mengucapkan ‘’ sesugguhya kami milik allah
dan kepadanya kami akan kembali ,dan sesungguhya kami kembali kepada allah .ya
allah, tulislah Dia disisimu dalam golongan orang-orang yang bertaubat
baik dan sampikan buku catatanya di illiyyin dan gantilah dalam keluarganya
diantara orang-orang yang hidup . jangan engkau haramkan pahalanya bagi kami
dan jangan timbulkan fitnah pada kami sesudah ia tidak ada .’’ kemudian
pergilah kepada keluarganya untuk bertakziah kepada mereka dengan meringankan
kesedihan mereka dan menghibur mereka atas musibah mereka serta manceritakan
kepada merka adaya pahala yang bnayak atas kesabaran itu dan melarang mereka
berkeluh kesah yang menghilang kan pahala dan myebabkan dosa . engkau
katakan kepadanya :’’semoga allah membesarkan pahalamu dan memberi
kesabaran yang baik atas apa yang menimpamu serta mengampuni dosa orang yang
telah meninggal darimu . bagi allah apa yang diambilnya dan bagiya apa yang
diberikanya segala sesuatu disisiya mempuyai masa tertentu .’’demikianlah
dunia ini dan inilah kesudahan setiap mahluk hidup ‘’ setiap jiwa itu akan
merasakan kematian .’’(ali imron :185). Dalam hadis : tidaklah seorang mukmin
menghibur saudaranya atas musibahnya ,melaikan Allah SWT memakaikan padanya
pakaian kemulian dihari kiamat.
2.
Hendaklah engkau ikut serta dengan keluarganya si mayit dalam merasakan
kesedihan mereka. Maka jangan menampakkan kegembiraan dihadapan mereka dengan
memakai pakaian yang mewah atau tertawa atau tersenyum atau bergurau dengan
orang lain dan tidak banyak berbicara atau berbicara tentang keadaan orang
lain yang wafat selama hal itu tidak dimulai oleh keluarga dan para
kerabatnya. Ketika itu pujilah dia dan sebutlah kebaikan-kebaikan
perbuatannya. Janganlah engkau menyebut sesuatu keburukannya. Nabi SAW telah
bersabda : “ sebutlahlah kebaikan-kebaikan orang mati diantara kamu jangan
menyebut keburukan-keburukan mereka.” Dianjurkan melakukan takziah sebelum
penguburan dan sesudahnya dan dihukum makruh sesudah tiga hari, karena
memperbarui kesedihan. Kecuali bila pelaku takziah atau orang yang menerima
takziah tidak ada maka takziah itu berlangsung hingga ia datang.
3. Hendaklah engkau membantu keluarga
mayit sesuai kemampuanmu dan berusaha menghadiri shalat atas mayit dan
mengantarkan jenazahnya, karena hal itu termasuk hak-hak sesama kaum muslimin
disamping mempunyai keutamaan yang besar.
Dalam hadits : “ barangsiapa
menghadiri jenazah hingga di sembahyangi, ia medapat satu qirth, dan siapa
yang menhadiri hingga di kubur ia mendapat dua qirth. Ada yang mengatakan :
apakah dua qirth itu? Beliau menjawab : “ seperti dua gunung besar.”
10 Adab orang yang mengalami musibah
1. Apabila seseorang mengalami kematian
dari salah seorang kerabatnya atau temannya, maka ia harus bersabar dan tabah.
Hendaklah ia mengucapkan : “ sesungguhnya kami adalah milik allah dan
kepadanya kami kembali. Ya allah berilah aku pahala atas musibahku dan
gantilah aku dengan yang lebih baik darinya.”
Dalah hadits : “
barangsiapa mengucapkan itu, maka Allah SWT memberi pahala dalam musibahnya
dan mengganti baginya dengan yang lebih baik dari itu.”
Berkata ummu
salamah ra.: “ ketika abu salamah wafat, aku mengucapkan sebagaimana yang
diperintahkan Rasulullah SAW Kepadaku.” Maka Allah SWT mengganti dengan orang
yang lebih baik darinya, yaitu Rasulullah SAW. Dalam hadits lain : “ apabila
hamba anak allah meninggal dunia, Allah SWT berfirman kepada
malaikatnya’ kalian cabut nyawa anak hambaku? Mereka menjawab, ya allah ta’ala
berfirman, kalian mencabut nyawa buah hatinya mereka menjawab ya Allah SWT
berfirman apa kata hambaku ? mereka menjawab, dia memujimu dan mohon
perlindunganmu dnegan mengucapkan : inna lillahhi wa inna ilaihi rajiuun.
Kemudian Allah SWT berfirman : “ bagunlah bagi hambaku sebuah rumah disyurga
dan namakanlah ia baitul hambdi (rumah pujian).”
2. Hendaklah ia sangat waspada dari
meratapi mayit dengan menyebut kebaikan-kebaikannya disertai tangis dan
mengeraskan suara, karena ini menunjukkan karena ia tidak berbuat itu adalah
haram. Begitu pula menampar pipi, mencakar wajah, merobek pakaian dan memukul
dada. Dalam hadits : “ Rasulullah SAW. Berlepas diri dari wanita yang
mengeraskan suaranya dengan meratap dan wanita yang mencukur rambutnya serta
merobek bajunya pada waktu terkena musibah.” Adapun tangis tanpa meratap dan
mengeraskan suara maka tidaklah haram. Dalam hadits : “ ketika Rasulullah SAW
., diberitahu tentang kematian anak laki-laki dari putrinya zaenab ra
berlinanglah air mata beliau. Maka sa’ad bin ubadah ra berkata kepadanya, apa
gerangan ini ya Rasulullah SAW ? beliau menjawab : “ ini adalah rahmat yang
dijadikan allah dalam hati para hambanya sesungguhnya allah merahmati
hamba-hambanya yang penyayang.”
11 Adab berkunjung untuk memberi selamat
1. Apabila temanmu lulus dalam ujian atau
datang dari berpergian atau sembuh dari penyakit atau merasakan kesenangan
karena suatu sebab, maka dianjurkan bagimu utnu mengunjunginya dan memberi
selamat kepadanya agar supaya bertambah kegembiraannya dan menjadi kuat
kecintaanya kepadamu karena ikut bergembira dengannya. Allah telah memberikan
kabar gembira bagi para hambaNya yang beriman dengan firman Allah SWT : “
allah menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dan keridhaan dariNya
serta syurga yang didalamnya mereka mendapat kenikmatan yang kekal.”
(at-taubah : 21).
Ketika diturunkan kepada Nabi SAW ayat “supaya allah
mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang kemudian” (al-fath : 2) pada waktu
beliau pulang dari hudaibiyah Nabi SAW bersabda : “telah turun kepadaku sebuah
ayat yang lebih aku sukai daripada segala yang ada diatas bumi.” Kemudian
beliau membacakannya kepada para sahabat. maka mereka berkata “ selamat bagimu
ya rasulullah saw (al-hadits).
Nabi saw memberi kabar gembira kepada
sayyidah khadijah ra tentang sebuah rumah baginya disyurga dari mutiara, tiada
keributan disitu dan tiada kepayahan.
Nabi saw bertanya kepada ubay bin
ka’ab ra “ ayat mana yang paling kamu agung didalam kitab allah?” ubay
menjawab “ ayat kursi” nabi saw bersabda : “selamat bagimu atas ilmumu, hai
abal mundir.”
Rasulullah saw berkhutbah diakhir bulan sya’ban maka
beliau berkata : hai sekalian manusia, kalian telah dinaungi oleh sebuah yang
agung, bulan yang penuh berkah dan didalamnya terdapat suatu malam yang lebih
baik dari seribu bulan.” (al hadist). Ini adalah dalil atas anjuran memberi
selamat atas kedatangan bulan ramadhan dan hari raya.
2.
Ketika memberi kabar gembira kepada temanmu hendaklah engkau menyambutnya
dengan wajah tersenyum dan jiwa yang dipenuhi kegembiraan seraya berkata
kepadanya ketika datang dari berpergian : “ segala puji bagi allah yang
menyelamatkanmu. Atau segala puji bagi allah yang mempertemukan aku denganmu
atau ucapkan selamat kepadamu karena engkau telah tiba dengan selamat atau
semacam itu. Dan ketika pilang dari haji “semoga allah menerima hajimu dan
mengampuni dosamu serta mengganti biayamu” atau semoga menjadi haji yang
mabrur dan amal yang disyukuri/diterima dan perniagaan yang tidak akan merugi.
Ketika memberi selamat atas perkawinan : semoga allah memberi berkah bagimu
dan memberi berkah atasmu serta mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan. Dan
ketika bayi lahir semoga allah memberi berkah bagimu dalam bayi itu dan engkau
syukuri allah yang memberikannya semoga ia mencapai usia dewasa dan ia
berbakti kepadamu. Sebagai jawaban temanmu kepadamu ia berkata “ semoga allah
memberi berkah bagimu dan memberi berkah atasmu. Semoga allah membalasmu
dengan kebaikan dan semoga allah mengeruhiaimu sepertinya”
Pada waktu
memberi selamat atas kedatangan ramadhan “bulan yang diberkati” dan pada waktu
hari raya “semoga kita termasuk orang-orang yang kembali dan beruntung dengan
ridha allah sekalian alam, setiap tahun dan kamu selalu dalam kebaikan.”
12 Adab dalam berpergian
1. Ketahuilah bahwa berpergian itu bisa
menjadi wajib seperti pergi haji kebaitullah yang suci dan menuntut ilmu yang
wajib. Iapun bisa menjadi sunah seperti menziarahi makam nabi saw. Atau
menziarahi para wali dan orang-orang salih atau kedua orang tua dan para
kerabatatau mengujungi para sahabat atau teman. Ia bisa menjadi mudah seperti
perjalanan untuk berdangan atau bertamsya.
2.
Apabila engkau ingin berpergian, maka shalatlah istikharah (minta petunjuk
allah) lebih dulu dan mintalah izin kepada kedua orang tuamu dan guru-gurumu.
Apabila lapang dadamu dan mereka izinkan bagimu, maka mulailah dengan
mengembalikan barang-barang orang lain kepada pemiliknya seperti engkau
mengambil sesuatu tanpa izin pemiliknya dan engkau kembalikan barang-barang
titipan, dan pinjam serta melunasi hutang-hutang dan menyiapkan belanja bagi
orang yang wajib engkau bernafkah. Kemudian engkau siapkan wasiat yang engkau
perlukan dan menyediakan bekal yang halal dan baik mohonlah ampun kepada allah
dari segala maksiat dan dosa dan mohonlah pertolongan darinya atas
perjalananmu.
3. Kemudian pilihlah
seseorang teman yang shalih untuk membantumu dalam kebaikan dan meringankan
darimu kepayahan-kepayahan perjalanan “ pilihlah teman sebelum jalan”
sebagaimana disebutkan dalam hadits : “ nabi saw melarang seseorang berpergian
seorang diri. Beliau bersabda : “pengendara itu syaitan, dua orang pengendara
itu dua syaitan sedangkan tiga pengendara itu rombongan.” Kemudian berpamitlah
kepada kedua orang tua dan guru-gurumu, teman-teman dan para tetanggamu serta
mintalah maaf dari mereka dan setiap orang yang melakukan muamalat/hubungan
denganmu dalam sesuatu hal. Dalam hadits: “ apabila seseorang dari kamu ingin
berpergian, hendaklah ia berpamitan dengan saudara-saudaranya, karena allah
swt memberi berkah pada doa mereka baginya.” Ucapkanlah doa yang diriwayatkan
: “ aku titipkan kamu kepada allah yang tidak hilang titipannya.” Disunnahkan
bagi orang yang menetap untuk mengantarkan musafir dan mendoakan baginya
dengan doa dalam hadits yaitu : “ aku titipkan kepada allah agama dan amanatmu
serta akhir amalanmu dalam pemeliharaan allah dan lindungannya. Semoga allah
membekalimu dengan taqwa dan mengampuni dosamu serta mengarahkanmu bagi
kebaikan dimanapun engkau berada.” Shalatlah dua rekaat bila engkau ingin
keluar dari rumahmu dan membaca dalam rekaat pertama “qul ya ayyuhal kafirun”
dalam rakaat kedua “qulhuwallah hu ahad” setelah mengucapkan salam, bacalah
ayat kursi diriwayatkan dalam hadits bahwa barangsiapa membaca ayat kursi
sebelum ia keluar dari rumahnya tidaklah ia ditimpa sesuatu yang tidak
disukainya hingga ia pulang. Patutlah engkau baca pula surah : liila
fiquraisin..” sebagian ulama’ berkata surat tersebut menimbulkan perlindungan
dari segala gangguan.
4. Apabila engkau
berdiri dipintu rumahmu, bacalah doa pada waktu keluar dari rumah sebagaimana
dikemukakan dalam adab pada waktu berjalan dan dahulukan kakimu yang kiri
apabila engkau telah tegak diatas kendaraan, bertakbirlah tiga kali kemudian
ucapkanlah : “ maha suci allah yang menundukkan kendaraan ini bagi kami dan
tidaklah sebelum ini kami mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan
kembali kepada tuhan kami” (az-zuhrf : 13,14).
“ ya allah, kami
mohon kepadamu dalam perjalanan kami ini kebajikan dan ketaqwaan serta amal
yang engkau ridhai. “ ya allah, ringankanlah perjalanan kami ini dan
dekatkanlah bagi kami jaraknya yang jauh. Ya allah, engkaulah teman dalam
perjalanan dan pengganti kami dalam keluarga. Ya allah, aku “ ya allah, ya
allah, ringankanlah perjalanan kami ini dan dekatkanlah bagi kami jaraknya
yang jauh. Ya allah, engkaulah teman dalam perjalanan dan pengganti kami dalam
keluarga, ya allah aku berlindung denganmu dari kepayahan dalam perjalanan dan
pemandangan yang menyedihkan serta keadaan yang buruk dalam harta keluarga dan
anak.” Apabila engkau kembali, bacalah doa yang terdahulu dan tabahkanlah, .
“kami pulang, kami bertaubat, kami beribadah, kami bersyukur kepada allah.”
Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits : “ apabila engkau takut manusia
atau lainnya, maka ucapkanlah : “ ya allah, kami jadikan engkau sebagai lawan
mereka dan kami berlindung denganmu dari kejahatan mereka.” Apabila engkau
takut syaitan, hendaklah engkau ucapkan azan karena jika mendengar azan, ia
(syaitan) pun takut, jadilah engkau dalam perjalananmu sebagai contoh akhlak
yang baik. Engkau hormati yang lebih tua darimu dan engkau sayangi orang yang
lebih kecil darimu. Engkau utamakan orang lain daripada dirimu ditempat yang
sesuai, terutama jika ia lemah atau sakit engkau perlakukakan semua dengan
lemah lembut kepada mereka dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Jangan
kikir dalam memberi makanan atau lainya kepada mereka. Jangan bertengkar
dengan mereka atau melakukan perbuatan yang mengganggu mereka. Waspadalah dari
mengganggu sopir kendaraan dengan banyak bicara, berbantahan dan bertengkar.
5. Dianjurkan berpergian pada hari kamis.
Dalam hadits : “ jarang rasulullah saw berpergian selain hari kamis.”
Hendaklah perjalanan itu dimulai pada awal siang hari. Dalam hadits : “ ya
allah, berkatilah umatku dipagi-pagi benar.” Bila engkau sudah menyelesaikan
pekerjaanmu kembalilah dengan segera dalam hadits : “ berpergian itu adalah
sebagian dari siksa.” Yang mencengah seseorang diantara kamu dari makanan dan
minuman serta tidurnya, maka apabila seseorang dari kamu menyelesaikan
keperluannya, hendaklah ia segera pulang kepada keluarganya.”
Apabila
engkau melihat kotamu, ucapkanlah ya allah jadikanlah bagi kami ketenangan dan
rizki yang baik disitu dan ucapkanlah kami pulang, kami bertaubat, kami
beribadah dan kami bersyukur kepada allah,” sampai engkau memasuki kota
apabila engkau masuk rumahmu, ucapkanlah : “ kami kembali, dan kami bertaubat
kepada allah yang tidak meninggalkan dosa kepada kami.” Hendaklah engkau
pulang pada waktu siang, dalam hadits : “ adalah rasulullah saw sehabis
berpergian tidak mendatangi keluarganya pada waktu malam. Beliau datang kepada
mereka pada waktu pagi/ sore.” Sebelum masuk rumahmu, mulailah dengan shalat
dua rekaat dimasjid terdekat darinya. Ini adalah sunnah. Disunnahkan pula
bagimu untuk membawa hadiah kepada keluargamu, karena mata orang-orang
memperhatikan orang yang baru datang dari berpergian. Maka dianjurkan untuk
mengembirakan mereka sehingga disebutkan dalam hadits : “ bahwa jika ia tidak
membawa apa-apa hendaklah ia letakkan sebuah batu didalam keranjangnya.”
13 Adab berpakaian
1. Dianjurkan bagimu memakai baju untuk
menutup aurat yang diperintahkan allah kepadamu menutupinya supaya engkau
mendapat pahala atas niatmu dan berniat pula mensyukuri nikmat pakaian. allah
telah menganugerakan pakaian dalam firman nya : “hai anak adam ,kami telah
menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian idah untuk
perhiasan “ (al a’raap:26 ) .dalam ayat : ” dan dia (allah ) jadikan bagimu
pakaian yang memeliharamu dari panas “ (an nahl:81)
2. Engkau mulai dengan tangan kanan. Dalam
hadis “ apa bila kamu memakai baju dan apa bila kamu berwuduk, mulailah dengan
tangan kananmu. “sesudah mengucapkan basmalah ,engkau ucapkan : “ ya allah
,aku mohon kepadamu kebaikanya dan kebaikan aurat yang ditutupi dan aku
berlindung denganmu dari keburukannya dan keburukan aurat yang ditutupi dan
aku berlindung denganmu dari keburukannya dan keburukan aurat yang
ditutupiya. Segala puji bagi allah yang memberiku pakaian ini dan
mengajurkannya kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku. waspadalah agar tidak
membuka auratmu tanpa keperluan. Apa bila perlu melakukan itu, bacalah doa
yang terdapat dalam hadis, dimana penutup aurat manusia dari pandangan jin
adalah : “ dengan nama allah yang tiada tuhan selain dia. “ketika
melepas pakaian mulailah dengan tanganmu yang kiri.
3.
Apabila engkau memakai bajumu yang baru, sedekahkanlah bajumu yang lama, nabi
saw. bersabda : “ barang siapa memakai baju baru, lalu mengucapkan: segala
puji bagi allah yang memberikan pakaian untuk menutupi auratku dan supaya aku
berhias denganya dalam hidupku, kamu di-an ia mengambil baju yang sudah usang
dan meyedekahkannya, maka iapun dalam pemeliharaan dan lindungan
allah azza wa jalla dan berada dijalan allah dalam keadaan hidup dan mati .
”
4. Patutlah engkau memakai pakaian yang
kuat dan sesuai dengan kedudukanmu dan tahan lama tanpa ada hiasan. Janganlah
menyediakan keinginanmu untuk mengkoleksi pakaian dan bervariasi dalam
membentuk dan mengaturnya serta memilihnya dari aneka warna yang cmerlang dan
menarik, karena hal itu merupakan urusan perempuan dan tidak sesuai dengan
kejantanan laki-laki.seseorang itu dinilai dengan adabnya, bukan dengan mode
dan bajunya. Dalam hadits : “ barangsiapa memakai baju untuk ketenaran
didunia, maka allah memakaikan padanya baju kehinaan dihari kiamat kemudian
menyalakan api padanya.”
Penyair berkata :
Jika seseorang tidak
ternoda
Kehormatannya oleh kehinaan
Maka setiap baju yang
dipakainya
Adalah bagus
Penyair lain berkata :
Bukanlah
keindahan itu karena
Baju yang menghiasi kita
Sesungguhnya keindahan
itu
Adalah keindahan ilmu dan adab
5.
Hendaklah engkau membaguskan penampilanmu dan membersihkan bajumu. Karena
manusia yang berpenampilan bagus dan berbaju bersih akan menjadi baik
perasaanya dan menyukai ketertiban serta peraturan. Adapun orang yang
mengabaikan semua urusannya dan tidak mempunyai perasaan. Dalam hadits : “
sesungguhnya allah itu maha indah dan menyukai keindahan, yaitu baik
perbuatannya dan sempurna sifat-sifatnya.” Nabi saw berwasiat kepada
sekelompok orang, maka beliau berkata : “kalian akan pergi kepada
saudara-saudaramu. Maka perbaikilah kendaraanmu dan baguskanlah bajumu
sehingga kamu tampak beradat kebiasaan yang baik di antara orang banyak.”
Dari
aisyah ra : bahwa rasulullah saw ingin keluar pada suatu hari menuju para
sahabat. Maka beliau merapikan surbannya dan rambutnya. Kemudian aisyah
berkata “ mengapa engkau lakukan itu ya rasulullah ?” beliau menjawab “ ya
sesungguhnya allah swt suka hambaNya berhias bagi saudara-saudaranya apabila
ia keluar kepada mereka.”
Perhatikanlah kebersihan pakaianmu dan
peliharalah pakaianmu agar tidak dikotori oleh sesuatu apapun, terutama oleh
benda-benda yang sulit dihilangkan seperti tinta atau minyak. Peliharalah pula
pakaianmuagar supaya tidak robek atau cepat usang/rusak. Apabila basah oleh
keringat, biarkan pakaianmu terkena udara. Bia sudah kering lipatlah pakaian
itu pelan-pelan dan letakkan ditempatnya yang khusus sambil menyebut nama
allah swt. Dalam hadits : “ apabila kamu melipat bajumu, maka sebutlah nama
allah swt untuk baju itu supaya tidak dipakai jin pada waktu malam sementara
kamu memakai disiang hari sehingga cepat usang.”
6.
Jangan memasang kopiahmu miring ke depan, karena itu adalah kebiasaan
orang-orang sombong dan membanggakan diri mereka. Jangan pula engkau ulurkan
sarungmu, karena perbuatan itu merusak kesehatan dengan adanya kotorn yang
melekat padanya dijalan serta menyebabkan ia cepat robek. Hal itu juga
menunjukkan kesombongan. Dalam hadist : “sarung menjulur melewati kedua tumit,
tempatnya dalam neraka. Barangsiapa menyeret bajunya dengan sombong, allah
tidak memandang kepadanya (yakni tidak memberinya rahmat) dihari kiamat.”
Hindarilah
pula keserupaan dengan perempuan dalam pakaianmu.
Dalam hadits : “
rasulullah saw melaknat orang laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita
yang memakai pakaian laki-laki.”
Janganlah engkau memakai sutra dan emas.
Dalam hadits : “ barangsiapa memakai sutra didunia, maka iapun tidak
memakainya diakhirat.” Dalam hadits lain pula : “ diharamkan memakai sutera
dan emas bagi umatku yang laki-laki dan di halalkan bagi wanita mereka.”
7. Janganlah engkau menyerupai orang-orang
kafir dan fasik dalam pakaianmu. Dalam hadits : “ barangsiapa meniru suatu
kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” Disunahkan pula bagimu memakai baju
putih. Dalam hadits : “ pakailah baju yang berwarna putih, karena ia adalah
bajumu yang terbaik.”
Jangan memakai baju yang terbalik atau kotor atau
robek atau putus kancingnya, karena hal itu tidak pantas bagimu. Janganpula
memakai baju yang basah, kemudian engkau keluar terkena angin, karena hal itu
mambahayakan kesehatan. Pilihlah pakaian yang sedang dalam keluasaan dan
kesempitannya, karena pakaian yang sangat longgar buruk pemandangannya dan
yang sempit mengganggu tubuh, karena dapat menekan anggota tubuh dan
menhentikan jalannya darah. Pakailah baju yang baik pada waktu shalat dan
jangan shalat tanpa memakai penutup kepala, karena hal itu melanggar
kesopanan. Allah swt berfirman : “ hai anak adam pakailah pakaianmu yang indah
disetiap (memasuki) masjid” (al-a’raaf : 31). Yakni pada waktu shalat dan
thawaf.
14 Adab pada waktu tidur
1. Tidur itu kebutuhan bagi manusia,
Karen ia mengembalikan kekautannya yang hilang pada waktu bekerja. Waktu
terbaik untuk tidur adalah malam, karena terdapat ketenangan didalamnya. Tidak
tidur semalaman itu membahayakan kesehatan, karena ia mencengah seseorang dari
tidur yang cukup bagi ketenangannya dan menyebabkan kesulitan pencernaan,
kelemahan tubuh, sakit kepala dan penyakit-penyakit akal. Tidur siang
tidak bisa menggantikan tidur malam. Hendaklah enkau tidur diawal malam supaya
engkau bagun pagi-pagi benar. Tidak boleh tidur lama sekali, karena hal itu
menimbulkan kelemahan dan kemalasan serta mencengah bekerja dan menyia-nyiakan
waktu. Cukup bagi anak muda tidur selama 8 jam dan jangan tidur langsung
sesudah makan malam, karena hal itu menimbulkan mimpi yang mengejutkan.
Terkadang ia menyebabkan tidak bisa tidur dan juga menyebabkan kekerasan hati.
Sebagaimana dalam hadits: “ cairkan makananmu dengan menyebut nama allah dan
shalat.”
Jangan tidur dalam keadaan kenyang supaya tidak keras hatimu
tidurlah paling sedikit 2 jam sesudah makan dan janganlah tidur, kecuali
setelah menunaikan kewajiban-kewajibannu, seperti shalat atau membaca jika
engkau tertinggal sebagian dari itu maka tunaikanlah pada waktu berikutnya.
Dalam hadits : “ barangsiapa tidur meninggalkan shalat witirnya atau
melupakannya, hendaklah ia lakukan shalat itu jika mengingatnya.”
2. Pakailah pakaian yang khusus untuk
tidur. Sebaiknya pakaian itu tidak sempit agar menimbulkan ketenangan.
Tanggalkan pakaian sehari-hari dan letakkan di tempatnya supaya mudah bagimu
mengambilnya pada waktu pagi, kemudian kibaslah/kebutlah tempat tidurmu.
Dalam
hadits : “ apabila seorang dari kamu mendatangi tempat tidurnya, hendaklah ia
mengibaskannya/membersihkan kain penutup kasurnya (spai/selimut), karena ia
tidak tau apa yang terdapat didalamnya.” Yakni barangkali ada serangga
pengganggu yang merayap disitu.
Berbaringlah diatas sisi tubuhmu sebelah
kanan menghadap qiblat dan pujilah tuhanmu yang menyelamatkan sepanjang harimu
dan memberimu taufiq untuk menunaikan kewajibanmu. Mohonlah kepada allah swt
agar melindungimu pada waktu tidurmu dan menyelamatkanmu dari mahluk-mahluk
pengganggu. Tenangkan hatimu dan kosongkan dari pikiran-pikiran agar supaya
tidurmu menjadi nyaman, dan bersihkan hatimu dari dendam dan dengki terhada
seseorang dari kaum muslimin.
3.
Niatkanlah untuk melakukan kebaikan bila engkau bangun dan mintalah ampun atas
dosa-dosamu seraya berkata : “ aku mohon ampun kepada allah yang maha agung
yang tiada tuhan selain dia yang hidup kekal dan berdiri sendiri serta
bertaubat kepadanya (tiga kali).”
Dalam hadits : “ barangsiapa
mengucapkan itu ketika hendak tidur, diampuni allah swt dosa-dosa walaupun
sebanyak buih laut.” Kemudian bacalah : dengan nama allah aku letakkan sisi
tubuhku dan dengan namamu aku mengakatnya. Jika engkau cabut nyawaku,
rahmatilah dia. Dan jika engkau melepaskannya, peliharalah dia sebagaimana
engkau memelihara hamba-hambamu yang shalih. Ya allah, lindungilah aku dari
siksamu pada hari ketika engkau membangkitkan hamba-hambamu (tiga kali).
Kemudian
usapkanlah kedua telapak tangan itu menurut kemampuanmu pada tubuhmu yang
dimulai dengan kepala dan wajah serta bagian depan tubuh. Demikianlah
disebutkan dalam hadits. Kemudian ucapkanlah : subhanallah (33 kali),
Alhamdulillah (33 kali), allahuakbar (33 kali).
Kemudian bacalah ayat
kursi dan “aamanar rasuuluu..” hingga akhir surat al-baqarah. Telah disebutkan
dalam hadits pahala yang besar bagi siapa yang membaca itu.
4.
Hendaklah engkau tidur dalam keadaan berzikir kepada allah swt dan berwuduk
agar supaya rohmu diangkat ke arsy dan ditulis sebagai orang yang shalat
sampai engkau bangun. Hendaklah engkau akhiri masa jagamu dengan kebaikan.
Dalam hadits : “ jika manusia hendak tidur, malaikat dan syaitan mencapainya,
malaikat berkata : ya allah, akhiral dia dengan kebaikan, syaitan berkata ,
akhirilah dia dengan keburukan, jika ia menyebut nama allah swt kemudia tidur
maka malaikat menjaganya sepanjang malam.” Akhirilah doa-doamu dengan doa ini
: ya allah aku serahkan diriku kepadamu, aku hadapkan wajahku kepadamu, aku
serahkan urusanku kepadamu, dan aku perlindungkan punggungku kepadamu karena
mengharap dan takut kepadamu. Tiada tempat berlindung dan tempat keselamatan
darimu kecuali kepadamu. Aku beriman kepada kitabMu, yang engkau turunkan dan
nabiMu yang engkau utus.” Jika engkau membaca itu dan mati di malam itu maka
engkau dalam keadaan fitrah (suci dan bersih dari dosa-dosa kecil). Jiak
engkau hidup sampai pagi, maka engkau berada dalam kebaikan. Demikianlah
disebut dalam hadist.
Setelah itu bacalahlah surah al-kafirun. Kemudian
tidurlah sehabis membacanya maka ia membebaskan dari syirik. Demikianlah yang
tersebut dalam hadits.
5. Jangan tidur
diatas perutmu, karena hal itu tidak sesuai dengan adab dan menekan pernafasan
serta menyebabkan mimpi-mimpi yang mengejutkan. Dalam hadits : “ sesungguhnya
ini adalah bentuk tidur yang dibenci allah.” Jangan pula tidur diatas
punggungmu agar tidak hanyut dalam tidurmu atau menghayalkan hal-ha yang
menakutkan atau merasa seakan-akan di dadamu ada sesuatu yang berat. Jangan
menutup wajahmu pada waktu tidur karena ia menyebabkan penyakit paru-paru
dengan menghirup hawa yang busuk. Hindarilah hawa dingin dengan menutup
jendela-jendela dan memakai selimut yang menghangatkan badan agar supaya
engkau selamat dari filek dan sakit perut serta influenza yang menular dan
sakit persendian. Hal itu disebabkan karena berpengaruh padanya serta
mengganggunya.
6. Jangan biarkan api
menyala sebelum engkau tidur. Dalam hadits : “ jangan biarkan api
dirumah-rumah kamu ketika kamu tidur.” Sebuah rumah dimadinah terbakar menimpa
penghuninya pada waktu malam. Ketika rasulullas saw dibertahu tentang keadaan
mereka, beliau bersbda : “ sesungguhnya api ini adalah musuh bagimu. Jika kamu
tidur, padamkanlah api.”
Janganlah kamu tidur pada waktu-waktu terlarang
bagi kita untuk tidur. Dalam hadits : “ barangsiapa tidur sebelum shalat isa’
terakhir, maka semoga allah tidak menidurkan kedua matanya.” Barangsiapa tidur
sesudah shalat ashar lalu hilang akalnya, maka janganlah menyalahkan kecuali
dirinya. Tidur diwaktu pagi (sesudah shalat subuh) mencengah rizki. Tidur pada
waktu dhuaha menimbulkan kebebalan dan kedunguan.
15 Adab bagun tidur
1. Apabila engkau bangun dari tidur,
hendaklah yang pertama kali terlintas di hati dan lisanmu adalah zikir kepada
allah swt. Agar supaya engkau mulai masa jagamu dengan kebaikan
sebagaimanaengkau mengakhirinya pula dengan itu. Dalam hadis : “ syetan
mengikat belakang kepala seseorang dari kamu pada waktu ia tidur dengan tiga
ikatan. Ia memukul pada setiap ikatan seraya berkata, tetaplah di tempatmu,
malam masih panjang tidurlah. Jika ia bangun dan menyebut nama allah swt.
Terlepas satu ikatan, jika ia berwuduk terlepaslah satu ikatan, jika ia shalat
terlepaslah seluruh ikatannya. Maka iapun menjadi giat dan baik jiwanya kalau
tidak maka iapun menjadi jahat jiwanya dan malas.”
Berusahalah keras
agar engkau bisa bangun sebelum terbit fajar agar bisa shalat subuh di awal
waktunya. Dalam hadis rasululah saw. Ditanya amal apakah yang paling utama?”
beliau menjawab, “shalat di awal waktunya.” Waspadalah supaya jangan bangun
terlambat. Menunda shalat dari waktunya tampa alasan ya benar termasuk
dosa-dosa yang besar. Allah swt. Berfirman : “celakalah orang-orang yang
shalat yaitu orang yang lalai dari shalat mereka. ( al-maun : 4.5 ). Nabi
saw. Bersabda : “mereka adalah orang-orang yang menunda shalat dari
waktunya.” Dalam hadis : “seorang laki-laki di ceritakan kepada nabi saw. Dan
di katakana : ia masih tidur hingga waktu pagi tidak mengerjakan shalat. Maka
nabi saw. Bersabda : “syetan kencing di telinganya.” Barangsiapa yang demikian
sifatnya maka iapun tidak menerima kebaikan dan nasihat tidak berpengaruh
padanya.
2. Disunnahkan bagimu waktu
bangun dari tidur untuk menggunkan siwak/sikat gigi, kemudian membaca doa-doa
ini : “ segala puji bagi allah yang menghidupkan kai sesudah mematikan kami
dan kepaanya kami dibangkitkat.”
“segala puji bagi alla yang
membangkitkan aku dalam keadaan selamat dan sehat. Aku bersaksi bahwa allah
menghidupkan orang mati dan dia maha kuasa atas segala sesuatu tiada tuhan
selain allah sendiri tiada sekutu baginya, baginya segala kekuasaan dan
baginya segala pujian dan dia maha kuasa atas segala sesuatu.”
“maha
suci allah, segala puji bagi allah, tiada tuhan selain allah dan allah maha
besar tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan allah yang maha
tinggi dan maha agung.” Tiada tuhan selain engkau, maha suci engkau ya allah
dan segala puji bagimu, aku mohon ampunan kepadamu atas dosaku dan aku mohon
kepadamu rahmatmu.”
“ya allah tambahkanlah aku ilmu dan jangan sesatkan
hatiku sesudah engkau beri petunjuk kepadaku dan berilah aku rahmat dari
sisimu, sesungguhnya engkau maha pemberi.”
Kemudian engkau memandang
kelangit dan membaca akhir surat ali-imran : “sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang berakal” hingga akhir surat. Jika engkau tidak hafal doa-doa
dan ayat-ayat ini maka tidaklah mengapa bila engkau membacanya sambil melihat
hingga engkau menghafalnya dengan sering membaca dan mengulanginya.
3. Kemudian pakailah bajumu dan bacalah
doa yang lalu mengenai adab berpakaian. Kemudian pergilah ke kamar kecil
sambil mengenakan sandal dan kepala tertutup. Dahulukanlah kakimu yang kiri
pada waktu masuk dan kaki kanan pada waktu keluar.
Jangan lupakan doa-doa
yang berasal dari hadits pada waktu itu, dan ketika selesai berwudu’. Kemudian
shalatlah dua rekaat fajar dan niatkan pula sunnah wudhu’. Setelah itu membaca
doa fajar sebagaimana terdapat dalam hadits permulaannya : “ ya allah aku
mohon kepadamu rahmat dari sisimu” kemudian shalatlah subuh berjamaa. Sesudah
itu baca wirdul lathif” yang termasyhur susunan al imam Abdullah al haddad ra
beliau mengumpulkannya dari hadits-hadits sahih (sah/benar). Maka peliharalah
bacaab itu, karena besar faedahnya didunia dan akhirat.
16 Adab istikhoroh dan bermusyawarah
1. Apabila engkau ingin melakukan sesuatu
yang tidak engkau ketahui akibatnya, manakah yang baik, meninggalkan atau
melakukannya? Maka termasuk adab adalah bila engkau minta pilihan dar allah
swt, nabi saw bersabda : “ termasuk kebahagiaan anak adam adalah meminta
pilihan kepada allah termasuk kesengsaraan adalah meninggalkan
istikhoroh (minta pilihan) kepada allah swt.”
Disunnahkan bagimu
melakukan shalat istikhoroh. Engkau baca dalam rekaat pertama : qul yaa
ayyuhal kafirun, dan dalam rekaat kedua surta al-ikhlas (qul huwallahhu
ahad).
Disebutkan dalam hadits : “ adalah rasulullah saw mengajari kami
istikhoroh dalam segala urusan seperti mengajarkan surat dari al-qur’an.
Beliau bersabda :” apabila seseorang dari kamu ingin melakukan suatu
urusan, hendaklah ia shalat dua rekaat selain shalat fardhu.” Kemudian
katakanlah : “ ya allahaku mohon pilihan kepadamu dengan pengetahuan ilmumu
dan mohon keputusanmu dengan kekuasaanmu serta mohon kepadamu dari keutamaanmu
yang besar. Sesungguhnya engkau berkuasa sedang aku tidak berkuasa, engkau
maha mengetahui sedang aku tidak mengetahui dan engkau maha mengetahui yang
ghaib. Ya allah jika engkau tahu bahwa urusan ini (sebutkan hajatmu) baik
bagiku dalam agamaku didalam. Jika dalam pengetahuanmu urusan ini buruk bagiku
dalam agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku, maka jauhakn dariku dan
jauhkan aku darinya dan tetapkanlah kebaikan bagiku dimanapun ia berada,
kemudian jadikan aku ridha dengannya.”
2.
Termasuk adab pula bila engkau bermusyawarah tentang sesuatu urusan dengan ibu
bapakmu dan para gurumu serta orang-orang yang bijaksana dan bisa memberi
nasihat. Allah telah menyuruh nabiNya melakukan itu. Allah swt berfirman :
“dan bermusyawarahlah dengan mereka tentang urusan itu.” (ali-imran : 159),
padahal beliau seorang berakal sempurna, dan allah menjamin petunjuk
baginya, allah swt berfirman dalam memuji para sahabat ra : “ dan urusan
mereka dimusyawarahkan dalam urusan antara mereka.” (as-syuar’: 38). Dalam
hadits : “tidaklah sia-sia siapa yang melakukan istikhoroh dan tidaklah
menyesal barangsiapa yang bermusyawarah.”
Dalam hadits : “ musyawarah
pelindung dari penyesalan dan pengaman dari celaan.”
Penyair berkata :
Bermusyawarahlah dengan selainmu
Jika engkau mengalami kesulitan
Pada suatu hari, walau engkau suka memberi nasihat
Mata itu melihat
mana yang dekat dan jauh darinya
Dan tidak melihat dirinya, kecuali
dengan cermin.
3. Apabila engkau
dinasihatkan untuk melakukan sesuatu, maka lakukanlah sesuai dengan nasihat
itu. Dalam hadits : “ mintalah petunjuk dari orang berakal dan jangan
mendurhakainya agar engkau tidak menyesal.” Apabila seseorang minta petunjuk
darimu maka termasuk amanat adalah bila memberinya oetunjuk yang lebih
baik baginya. Dalam hadits : “ penasihat itu memikul amanat.” Dalam hadits
lain : “ sesungguhnya termasuk hak orang muslim atas orang muslim, jika ia
minta nasihat darinya, maka orang itu harus menasihatinya.”