Larangan Putus Asa Dari Rahmat Allah

Larangan Putus Asa Dari Rahmat Allah Rahmat Allah Yang Menjamin Kebahagiaan Hamba Seorang Pendosa Yang Selamat Berkat Tauhidnya Jenazah

Larangan Putus Asa Dari Rahmat Allah

Nama kitab: Terjemah Ushfuriyah, Terjemah Kitab Usfuriyah
Judul asal: Kitab al-Mawaidh al-'Ushfuriyyah, al-Mawaiz al-Usfuriyah
Judul asal dalam teks Arab: المواعظ العصفورية – مشتمل على أربعين من الأحاديث النبوية مع فوائد تاريخية وحكايات صوفية وملح أدبية
Makna: Nasihat Syekh Ushfuriyah mengandung 40 hadits Nabi dan faidah sejarah serta hikayah sufi
Penulis: Muhammad bin Abu Bakar bin Usfuri (محمد بن أبي بكر عصفوري)
Bidang studi: tasawuf, tazkiya an-nufus,
Penerjemah:
Profil:Kitab al-Mawaidh al-'Ushfuriyyah Adalah karya Syekh Muhammad bin Abu Bakr al-Ushfury. 

Daftar Isi

    1. Hadis Kedua (2): Jangan Putus Asa Dari Rahmat Allah
      1. Rahmat Allah Yang Menjamin Kebahagiaan Hambanya
      2. Seorang Pendosa yang Selamat Berkat Tauhidnya
      3. Jenazah Yang Terasingkan
    2. Hadis Ketiga (3): Keutamaan Menghormati Orang Tua Ali Dan Laki-Laki Tua Nasrani 
      1. Ali dan Laki-Laki Tua Nasrani  
      2. Introspeksi Diri
    3. Hadis Keempat (4): Keutamaan Mencari Ilmu
      1. Ali Vs Khawarij
    4. Hadis Kelima (5): Keutamaan kalimah Tauhid [‘ﷲ إﻻ إﻟﮫ ﻻ’]
      1. Tameng Tujuh Batu
      2. Hikmah Penciptaan Neraka
    5. Hadis Keenam (6): Keutamaan Sholat Jumat
      1. Sebab Abu Bakar Masuk Islam
      2. Adik Yang Bertaubat Dan Kakak Yang Ingkar
    6. Hadis Ketujuh (7): Keimanan
      1. Penyakit Rasa Takut
      2. Taubatnya Raja Sombong
    7. Hadis Kedelapan (8): Pahala Ahli Jumat
      1. Para Malaikat Menunaikan Ibadah Jumat
      2. Haji Empat Kali dalam Sebulan
      3. Ku Beri Kau Hari Jumat, Hai Muhammad!
    8. Hadis Kesembilan (9): Rizki Allah
      1. Kalau Sudah Jadi Rizkimu Maka Tidak Akan Kemana
      2. Disuapi Oleh Burung Gagak
    9. Hadis Kesepuluh (10): Gambaran Surga Dan Neraka
    10. Hadis Kesebelas (11): Keutamaan Shodaqoh
      1. Ali Dan Dirham
      2. Dalil Keutamaan Shodaqoh
      3. Wahai Rasulullah! Tanganku Kering! 
    11. Kembali ke: Terjemah kitab Ushfuriyah 
      HADITS KE-2 : LARANGAN PUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH

      الحديث الثاني : النهي عن اليأس من رحمة الله

      عن ابن مسعود رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : الفاجر الراجي رحمة الله تعالى أقرب إلى الله تعالى من العابد المقنط.

      قال أخبرنا عن زيد بن أسلم عن عمر أن رجلا كان في الأمم الماضية يجتهد في العبادة ويشدد على نفسه ويقتط الناس من رحمة الله تعالى ثم مات فقال يا رب ما لي عندك فقال النار قال يا رب فأين عبادتي واجتهادي فقال إنك كنت تقنط الناس من رحمتي في الدنيا فأنا أقنطك اليوم من رحمتي

      روي عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أن رجلا لم يعمل خيرا قط إلا التوحيد فلما حضره الموت قال لأهله إذا أنا مت فاحرقوني بالنار حتى تدعوني رمادا ثم ذروني في البحر في يوم ريح ففعلوا فإذا هو في قبضة الله تعالى قال الله ما حملك على ما فعلت قال مخافتك فغفر له بها وهو لم يعمل خيرا قط إلا التوحيد

      وعلى هذا حكاية أن رجلا مات على عهد موسى عليه السلام فكره الناس غسله ودفنه لفسقه فأخذوا برجله وطرحوه فى المزبلة فأوحى الله تعالى إلى موسى عليه السلام وقال يا موسى عليه السلام مات رجل فى محلة فلان فى المزبلة وهو ولي من أوليائي ولم يغسلوه ولم يكفنوه ولم يدفنوه فاذهب أنت فاغسله وكفنه وصل عليه وادفنه 
       
      فجاء موسى عليه السلام الى تلك المحلة وسألهم عن الميت فقالوا له مات رجل فى صفة كذا وكذا وإنه كان فاسقا معلنا فقال أين مكانه فإن الله تعالى أوحى إلي لأجله قال فأعلموني مكانه فذهبوا فلما رآه موسى عليه السلام مطروحا فى المزبلة وأخبره الناس عن سوء أفعاله ناجى موسى ربه فقال إلهي أمرتني بدفنه والصلاة عليه وقومه يشهدون عليه شرا فأنت أعلم منهم بالثناء والتقبيح فأوحى الله تعالى إليه ياموسى صدق قومه فيما حكوا عنه من سوء أعماله غير أنه تشفع إلي عند وفاته بثلاثة أشياء لو سأل بها مني جميع المذنبين من خلقي لأعطيته فكيف لاأرحمه وقد سأل نفسه وأنا أرحم الراحمين قال موسى يا رب وما الثلاثة 
       
      قال الله تعالى لما دنت وفاته قال يا رب أنت تعلم مني إني كنت ارتكب المعاصي وكنت اكره المعصية فى قلبي لكن اجتمع في ثلاث خصال حتى ارتكبت المعصية مع كراهة المعصية في قلبي أولها هوى النفس والرفيق السوء وإبليس لعنة الله عليه وهذه الثلاثة القتني فى المعصية فإنك تعلم مني ما اقول فاغفرلي والثانية قال يارب إنك تعلم بأني ارتكب المعاصي وكان مقامي مع الفسقة ولكن احب صحبة الصالحين وزهدهم والمقام معهم كان احب الي من الفاسقين 
       
      والثالثة قال إلهي انك تعلم مني ان الصالحين كانوا احب إلي من الفاسقين حتى لو استقبلني رجلان صالح وطالح لقدمت حاجة الصالح على الطالح قال في رواية وهب بن منبه قال يارب لو عفوت وغفرت ذنوبي يفرح أولياؤك وأنبياؤك ويحزن الشيطان عدوي وعدوك ولو عذبتني بذنوبي يفرح الشيطان وأعوانه ويحزن الأنبياء والأولياء واني اعلم أن فرح الأولياء إليك احب من فرح الشيطان وأعوانه فاغفرلي اللهم إنك تعلم مني ما أقول فارحمني وتجاوز عني قال الله تعالى فرحمته وغفرت له وتجاوزت عنه فإني رءوف رحيم لمن أقر بالذنب بين يدي وهذا أقر بالذنب فغفرت له وتجاوزت عنه يا موسى افعل ماأمرتك فإني اغفر بحرمته لمن صلى على جنازته وحضر دفنه

      Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud RA bahwa ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alahi wa sallama bersabda, ‘Seorang pendosa yang mengharapkan rahmat Allah Ta’ala adalah lebih dekat kepada-Nya dari pada seorang ahli ibadah yang putus asa dari rahmat-Nya.’”

      a. Rahmat Allah yang Menjamin Kebahagiaan Hamba.

      Ibnu Mas’ud berkata, “Aku diberitahu bahwa diriwayatkan dari Zaid bin Aslam dari Umar, bahwa ada seorang laki-laki hidup pada zaman dahulu. Ia selalu rajin melakukan    ibadah.    Ia membebankan dirinya sendiri untuk melakukan ibadah yang tidak henti-hentinya ia lakukan sehingga menyebabkan orang- orang berputus asa dari rahmat Allah. Kemudian ia meninggal dunia.

      “Ya Tuhanku! Apa yang aku dapatkan di sisi-Mu?” tanya si laki-laki.

      Allah menjawab, “Neraka”.

      “Ya Tuhanku! Lantas bagaimana dengan ibadahku dan kesungguh-sungguhanku dalam beribadah?” tanya si laki-laki.

      Allah menjawab, “Kamu telah membuat orang-orang putus asa dari rahmat-Ku di dunia, maka sekarang Aku membuatmu putus asa dari rahmat-Ku”.

      b. Seorang Pendosa yang Selamat Berkat Tauhidnya

      Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bahwa beliau bersabda, “Ada seorang laki-laki yang tidak pernah melakukan suatu amal kebaikan sama sekali. Hanya saja ia memiliki tauhid. Ketika kematian akan mendatanginya, ia berwasiat kepada keluarganya, “Hai keluargaku! Ketika aku telah mati nanti maka bakarlah jasadku di atas api sampai kalian melihatnya telah berubah menjadi abu. Kemudian tebarkanlah abu jasadku ke laut di musim angin.” Setelah ia benar-benar mati, keluarganya pun melakukan apa yang ia wasiatkan. Tiba-tiba ia berada dalam kuasa Allah.

      “Apa yang membuatmu berwasiat seperti apa yang telah kamu wasiatkan (meminta di bakar dst)?” tanya Allah.

      “Aku melakukannya karena takut kepada-Mu,” jawab si laki-laki.
      Kemudian Allah mengampuninya karena rasa takutnya kepada-Nya. Padahal ia tidak memiliki amal kebaikan sama sekali kecuali tauhid.

      c. Jenazah yang Terasingkan 
       
      Ada sebuah cerita yang berkaitan dengan hadis di atas bahwa ada seorang laki-laki fasik yang mati pada zaman Nabi Musa ‘alaihi as-salam. Pada saat itu, orang-orang enggan memandikan dan menguburkan jenazahnya karena kefasikannya. Kemudian mereka memegang kakinya, menyeretnya dan membuangnya di tempat kotoran. Kemudian Allah memberikan wahyu kepada Musa ‘alaihi as-salam:

      “Hai Musa! Ada seorang laki-laki yang telah mati di kampung ini dan dibuang di tempat kotoran ini. Ia adalah salah satu kekasih-Ku. Orang-orang enggan memandikan, mengkafani, dan menguburkan. Pergilah! Mandikanlah ia! Kafanilah ia! Sholatilah ia! Dan kuburkanlah ia!” perintah Allah.

      Kemudian Musa ‘alaihi as-salam mendatangi kampung tersebut dan bertanya kepada penduduk tentang mayit laki-laki itu.

      “Laki-laki itu telah mati dalam keadaan demikian dan demikian. Ia adalah orang fasik dan terlaknati,” kata penduduk.

      Musa ‘alaihi as-salam bertanya, “Dimana tempat mayitnya? Allah telah memberiku wahyu untuk mengurusnya. Beritahu aku dimana mayit itu berada?”

      Lalu penduduk memberitahu dan mengantarkan Musa ke tempat mayit laki-laki itu berada. Akhirnya, Musa pergi ke tempat itu.

      Sesampainya Musa di tempat yang diberitahukan oleh penduduk, ia pun melihat mayit laki-laki itu terbuang di tempat kotoran. Penduduk memberitahu kepada Musa tentang keburukan perbuatan-perbuatan si mayit ketika ia masih hidup.

      Setelah    mereka    selesai menjelaskan, Musa bermunajat kepada Allah:

      “Ya Allah! Engkau memerintahku untuk mengubur dan mensholati mayit laki-laki itu. Sedangkan orang-orang telah memberikan kesaksian keburukan atasnya. Engkau adalah Dzat yang lebih tahu daripada mereka tentang perihal    memuji    dan merendahkan,” kata Musa.

      Lalu Allah berfirman, “Hai Musa! Benar apa yang telah dikatakan oleh penduduk tentang keburukan perbuatan-perbuatan laki-laki itu, hanya saja laki-laki itu meminta syafaat dari-Ku pada waktu kematiannya dengan merayu-Ku melalui tiga hal yang mana andai seluruh pendosa meminta-Ku dengan rayuan tiga hal tersebut, maka Aku akan memberikannya. Lantas bagaimana bisa Aku tidak mengasihi laki-laki itu? Padahal ia meminta kepada-Ku dengan hatinya. Sedangkan Aku adalah Allah Dzat Yang Maha Paling Mengasihi.”

      Musa bertanya, “Apa tiga hal tersebut? Ya Allah!”

      Allah menjelaskan, “(Pertama) Ketika ajal laki-laki itu telah dekat. Ia berkata, ‘Ya Allah! Engkau adalah lebih mengetahui daripadaku. Sesungguhnya aku telah melakukan kemaksiatan dengan keadaan hatiku membenci kemaksiatan tersebut. Akan tetapi, ada tiga hal yang terdapat pada diriku hingga aku berani melakukan kemaksiatan itu dengan kondisi hati yang membencinya. Pertama adalah hawa nafsu. Kedua adalah teman buruk. Ketiga adalah Iblis, Semoga laknat Allah menimpanya. Tiga hal ini telah menjerumuskanku ke dalam lubang kemaksiatan. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang mengetahui apa yang aku ucapkan. 
       
      Oleh karena itu ampunilah aku!’. (Kedua) Ketika ajal laki-laki itu telah dekat, ia berkata, ‘Sesungguhnya Engkau mengetahui kalau aku telah melakukan kemaksiatan- kemaksiatan dimana posisiku saat itu adalah bersama orang-orang fasik. Akan tetapi aku senang berteman dengan orang-orang sholih dan aku menyukai kezuhudan meraka. 
       
      Posisiku bersama mereka adalah lebih aku sukai daripada bersama orang- orang fasik’. (Ketiga) Ketika ajal laki-laki itu telah dekat, ia berkata, ‘Ya Allah! Sesungguhnya Engkau tahu daripadaku kalau orang- orang sholih adalah lebih aku sukai daripada orang-orang fasik hingga andai ada dua orang, yang satu adalah orang sholih dan yang satunya adalah orang buruk, mendatangiku, maka aku akan mendahulukan memenuhi hajat orang satu yang sholih dan mengakhirkan hajat orang satunya yang buruk.’”

      (Dalam riwayat Wahab bin Munabbah, perkataan laki-laki yang ketiga adalah) “Ya Allah! Andai Engkau memaafkan dan mengampuni dosa-dosaku maka para wali dan para nabi-Mu akan senang dan setan, musuhku dan musuh-Mu, akan bersedih. Tetapi apabila Engkau menyiksaku, maka setan dan teman-temannya akan senang dan para nabi dan para wali-Mu akan bersedih. Dan aku tahu kalau rasa senang para wali kepada-Mu adalah lebih Engkau sukai daripada rasa senang setan dan teman-temannya. 
       
      Oleh karena itu ampunilah aku! Ya Allah! Sungguh Engkau mengetahui apa yang aku ucapkan. Kasihilah aku! Dan maafkanlah aku!” Kemudian Allah berkata, “Aku telah mengasihinya, memaafkannya dan mengampuninya. Sesungguhnya Aku adalah Dzat Yang Pengasih dan Penyayang, terutama kepada orang yang mengakui dosanya di hadapan-Ku. Oleh karena laki-laki ini telah mengakui dosanya maka Aku mengampuni    dan memaafkannya. Hai Musa! Lakukanlah apa yang telah Aku perintahkan! Sesungguhnya Aku akan mengampuni orang-orang yang mau mensholati jenazah laki- laki itu dan menghadiri penguburannya dengan perantara kemuliaannya”. []
       
       HADITS KE-3 : ANJURAN BAGI ORANG YANG BERUMUR UNTUK KEMBALI KEPADA ALLAH

      الحديث الثالث : حث من كبر سنه على الرجوع إلى الله

      عن أنس بن مالك رضي الله تعالى عنه قال: قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم: إن الله ينظر إلى وجه الشيخ صباحا ومساء ويقول يا عبدي قد كبر سنك ورق جلدك ودق عظمك واقترب أجلك وحان قدومك إليّ فاستحي مني فأنا استحي من شيبتك أن اعذبك في النار

      وحكي أن عليا رضي الله عنه كان يذهب إلى الجماعة لصلاة الفجر مسرعا فلقي شيخا فى الطريق يمشي قدامه على السكينة والوقار في سلك الطريق وما مر علي رضي الله عنه تكريما له وتعظيما لشيبته حتى حان وقت طلوع الشمس فلما دنا الشيخ إلى باب المسجد فلم يدخل المسجد فعلم علي رضي الله تعالى عنه أنه كان من النصارى فدخل على المسجد فوجد رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم في الركوع فطول الركوع مقدار الركوعين حتى أدركه علي رضي الله تعالى عنه فلما فرغ من صلاته قال يارسول الله لم طولت الركوع في هذه الصلاة ماكنت تفعل مثل هذا فقال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم لما ركعت وقلت سبحان ربي العظيم كما كان وردي واردت أن أرفع رأسي جاء جبرائيل عليه السلام ووضع جناحه على ظهري وأخذني طويلا فلما رفع جناحه رفعت رأسي فقالوا لم فعل هكذا فقال ماسألته عن ذلك فحضر جبرائيل عليه السلام وقال يامحمد إن عليا كان يستعجل للجماعة فلقي شيخا نصرانيا فى الطريق ولم يعلم علي أنه نصراني وأكرمه لأجل شيبته وما تقدم عنه وحفظ حقه فأمرني الله تعالى أن آخذك فى الركوع حتى يدرك علي صلاة الفجر وهذا ليس بعجب وأعجب العجب أن الله تعالى أمر ميكائيل عليه السلام ان يأخذ الشمس بجناحه حتى لاتطلع الشمس طويلا لأجل علي رضي الله تعالى عنه وقال هذه الدرجة بحرمة الشيخ الفاني مع أنه كان نصرانيا

      (حكاية أخرى) لما قربت وفاة أستاذ أبي منصور الماتريدي رحمه الله تعالى عنه وكان يومئذ ابن ثمانين سنة فمرض الشيخ فأمر أبا منصور أن يطلب عبدا بمثله سنا ويشتريه ويعتقه عنه فطلب أبو منصور فما وجد مثل هذا العبد فقالوا كيف تجد عبدا ابن ثمانين سنة وهو يبقى على الرق ولم يعتق فرجع أبو منصور رحمه الله تعالى الى أستاذه فأخبره عن مقالة الناس فلما سمع الاستاذ هذه المقالة وضع رأسه على التراب وناجى ربه وقال إلهى إن المخلوق لايحتمل كرمه إذا بلغ عبده ثمانين سنة بأن يبقى على الرق بل يعتقه فأنا بلغت ثمانين سنة فكيف لاتعتقني من النار وأنت كريم جواد عظيم غفور شكور فأعتقه الله تعالى بحسن مناجته.

      Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA bahwa ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alahi wa sallama bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala melihat wajah orang yang sudah berusia tua di pagi hari dan sore hari. Dia berfirman: Hai hamba-Ku! Usiamu telah tua. Kulit tubuhmu telah keriput. Tulangmu telah rapuh. Ajalmu telah mendekat. Sudah waktunya kamu menemui-Ku. Maka merasa malulah kamu kepada-Ku karena Aku malu menyiksamu di neraka karena ubanmu.’”

      a. Ali dan Laki-Laki Tua Nasrani 
       
      Diceritakan bahwa suatu ketika Ali rodhiyallahu ‘anhu pergi berjalan cepat untuk menunaikan sholat berjamaah Subuh. Di tengah-tengah jalan, ia melihat orang yang sudah tua tengah berjalan pelan dan tenang di depannya. Ali radhiyallahu ‘anhu tidak mau mendahuluinya karena memuliakan dan mengagungkan orang tua itu karena ubannya. Ali sabar menanti hingga waktu terbit matahari akan menjelang. Ketika orang tua itu sudah sampai di depan pintu masjid, ia tidak masuk ke dalamnya. Ali radhiyallahu ‘anhu tahu kalau orang tua itu ternyata adalah orang Nasrani. Setelah itu, Ali segera masuk masjid dan melihat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam sedang rukuk. Kemudian Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama    memperlamakan rukuknya seukuran waktu melakukan dua rukuk hingga akhirnya Ali pun mendapati rukuknya shollallahu ‘alaihi wa sallama. Ketika Ali radhiyallahu ‘anhu selesai dari sholatnya, ia bertanya kepada Rasulullah SAW

      “Wahai Rasulullah! Mengapa anda tadi memperlamakan rukuk? Padahal anda biasanya tidak seperti itu?” tanya Ali.

      Rasulullah shollallahu ‘alahi wa sallama menjawab, “Ketika aku rukuk    dan    membaca
      Subhanarobbiya    al-‘Adzimi sebagaimana bacaan rutinku, kemudian aku mau bangun dari rukuk, maka tiba-tiba Malaikat Jibril 14datang dan meletakkan sayapnya di punggungku dan menahannya lama. Ketika Jibril telah mengangkat sayapnya, maka aku pun bangun dari rukukku.

      Kemudian orang-orang bertanya ‘Mengapa anda memperlamakan rukuk?’.

      Rasulullah SAW menjawab, “Aku tidak mempertanyakan kepada Jibril tentang mengapa ia menahanku. Kemudian Jibril d15atang dan berkata, ‘Hai Muhammad! Sesungguhnya Ali tengah cepat-cepat pergi untuk berjamaah. Hanya saja, di tengah jalan, ia melihat orang tua Nasrani yang berjalan pelan di depannya sedangkan ia sendiri tidak tahu kalau orang tua itu adalah orang Nasrani. Ia pun tidak mau mendahuluinya demi memuliakan orang tua itu karena ubannya. Ia mengedepankan hak orang tua itu. Kemudian Allah memerintahku untuk menahanmu saat rukuk agar Ali mendapati jamah sholat Subuh bersamamu. Ini bukanlah hal yang aneh. Yang lebih anehnya adalah Allah memerintahkan Mikail menahan matahari agar tidak terbit terlebih dahulu demi Ali.”
       
       Cerita di atas menunjukkan betapa tingginya derajat atau keutamaan memuliakan orang yang sudah tua padahal orang tua itu adalah orang Nasrani.

      b. Introspeksi Diri

      (Cerita lain) Menjelang masa-masa kewafatan guru Abu Mansur al-Maturidi, Semoga Allah mengasihinya, saat itu ia berusia 80 tahun. Saat itu, gurunya jatuh sakit. Ia menyuruh Abu Mansur mencarikan budak yang berusia sama dengannya, yaitu 80 tahun, dan menyuruh untuk membeli dan memerdekakannya untuk gurunya itu. Dengan segera, Abu Mansur pun mencari-cari budak yang gurunya inginkan. Ia bertanya-tanya kepada orang- orang, “Dimanakah aku bisa mendapati seorang budak yang berusia 80 tahun?”

      “Bagaimana ada budak yang berusia 80 tahun masih dalam berstatus sebagai budak dan belum merdeka?” kata orang- orang.

      Kemudian Abu Mansur pun pulang dan memberitahukan jawaban orang-orang kepada gurunya kalau budak yang ia inginkan tidak ada. Ketika mendengar penjelasan Abu Mansur, gurunya meletakkan kepala di atas tanah atau bersujud dan bermunajat kepada Allah.

      “Ya Allah! Sesungguhnya budak yang telah berusia 80 tahun tidak ada, kecuali ia sudah dimerdekakan. Sedangkan aku sudah berusia 80 tahun, bagaimana    tidak    Engkau memerdekakanku dari api neraka? Padahal Engkau adalah Dzat yang Maha Pengasih, Dermawan, Agung, Pengampun dan Penerima Syukur,” kata guru Abu Mansur dalam munajatnya.

      Akhirnya Allah memerdekakan sang guru dari neraka karena kebaikan munajatnya. [alkhoirot.org]
       
       HADITS KE 4 : ANJURAN MENUNTUT ILMU

      الحديث الرابع : الحث على طلب العلم

      عن إبراهيم عن علقمة عن عبد الله بن مسعود رضي الله تعالى عنهم قال: قال رسول الله تعالى عليه وسلم: من تعلم بابا من العلم ينتفع به في آخرته ودنياه أعطاه الله خيرا له من عمر الدنيا سبعة آلاف سنة صيام نهارها وقيام لياليها مقبولا غير مردود.

      عن إبراهيم عن علقمة عن عبد الله رضي الله عنهم قال: قال رسول الله تعالى عليه وسلم: قراءة القرآن أعمال المكفيين والصلاة أعمال الأعاجز والصوم أعمال الفقراء والتسبيح أعمال النساء والصدقة أعمال الأسخياء والتفكر أعمال الضعفاء ألا ادلكم على أعمال الأبطال قيل يا رسول الله وما أعمال الأبطال قال طلب العلم فإنه نور المؤمن في الدنيا والآخرة.

      وقال النبي صلى الله عليه وسلم : أنا مدينة العلم وعلي بابها.

      فلما سمع الخوارج هذا الحديث حسدوا عليا واجتمع عشرة نفر من كبارهم قالوا إنا نسأل منه مسئلة واحدة ونرى كيف يجيب لنا فلو أجاب كل واحد منا جوابا آخر نعلم أنه عالم كما قال النبي عليه السلام فجاء واحد منهم وقال يا علي العلم أفضل أم المال فأجاب علي العلم  أفضل من المال فقال بأي دليل قال العلم ميراث الأنبياء والمال ميراث قارون وشداد وفرعون وغيرهم فذهب بهذا الجواب فجاء الآخر فسأل كما سأل الأول فأجاب علي رضي الله وقال العلم أفضل من المال فقال بأي دليل فقال العلم يحرسك والمال تحرسه فذهب بهذا الجواب وجاء واحد منهم وسأل كما سأل الأول والثاني 
       
       فأجاب علي رضي الله عنه وقال العلم أفضل من المال فقال بأي دليل فقال لصلحب المال عدو كثير ولصاحب العلم صديق كثير فذهب بهذا الجواب وجاء آخر فقال العلم أفضل أم المال فقال العلم أفضل فقال بأي دليل قال إذاصرفت من المال فإنه ينقص وإذاصرفت من العلم يزيد فذهب بهذاالجواب وحضر آخر فسأل كما سألوا فقال العلم أفضل أم المال فقال العلم أفضل من المال فقال بأي دليل قال صاحب المال يدعى باسم البخل واللؤم وصاحب العلم يدعى باسم العظام والكرام فذهب بهذا الجواب وحضر آخر وسأل عن ذلك فقال العلم أفضل من المال 
       
      فقال بأي دليل قال المال يحفظ من السارق والعلم لايحفظ من السارق فذهب بهذاالجواب وحضر آخر وسأل عنه فقال بأي دليل قال صاحب المال يحاسب يوم القيامة وصاحب العلم يشفع يوم القيامة فذهب بهذا الجواب وجاء آخر وقال العلم أفضل أم المال فقال العلم أفضل من المال فقال بأي دليل قال المال يندرس بطول المكث ومرور الزمان والعلم لايندرس ولايبلى فذهب بهذا الجواب وحضر آخر وسأل فقال العلم أفضل أم المال فقال العلم أفضل فقال بأي دليل فقال المال يقسى القلب والعلم ينور القلب فذهب بهذا الجواب وحضر الآخر فسأل عن ذلك فقال العلم أفضل أم المال فقال العلم أفضل من المال فقال بأي دليل قال صاحب المال يدعى الربوبية بسبب المال ويدعى صاحب العلم العبودية فلو سألوني عن هذا لأجبت جوابا آخر مادمت حيا فجاؤا واسلموا كلهم.

      Diriwayatkan dari Ibrahim radhiyallahu ‘anhu, dari Alqomah radhiyallahu ‘anhu, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, ‘Barang siapa belajar satu bab ilmu yang ia ambil manfaatnya untuk akhirat dan dunianya maka Allah memberinya kebaikan 7000 tahun usia dunia, yang berupa kebaikan ibadah puasa di siang hari dan beribadah di malam hari dengan diterima tidak ditolak’.”

      Diriwayatkan dari Ibrahim radhiyallahu ‘anhu dari Alqomah radhiyallahu ‘anhu dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, ‘Membaca al-Quran adalah perbuatan amal orang- orang yang dicukupi. Sholat adalah perbuatan amal orang- orang yang tidak mampu. Puasa adalah perbuatan amal orang- orang yang fakir. Membaca tasbih adalah perbuatan amal para wanita. Shodaqoh adalah perbuatan amal orang-orang dermawan. Tafakkur adalah perbuatan amal orang-orang lemah. Ingatlah! aku akan menunjukkan kalian perbuatan amal para pahlawan’. Kemudian Rasulullah ditanya, ‘Apa itu perbuatan amal para pahlawan?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Yaitu mencari ilmu, karena mencari ilmu adalah cahaya bagi orang mukmin di dunia dan akhirat’.”

      Ali VS Khawarij 
       
      Rasulullah    shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Aku adalah kota ilmu. Sedangkan Ali adalah pintu kota ilmu itu.”

      Ketika kaum Khawarij mendengar hadis ini, mereka iri hati dengan Ali. Kemudian 10 orang hebat dari mereka berkumpul dan berdiskusi;

      “Kita akan menanyai Ali satu pertanyaan yang sama dan kita akan tahu bagaimana ia menjawabnya. Apabila ia menjawab pertanyaan kita dengan jawaban yang berbeda-beda maka kita tahu kalau ia benar-benar orang alim seperti yang disabdakan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama.”

      Kemudian orang pertama mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

      “Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

      “Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

      “Apa buktinya?” tanya orang pertama.

      Ali menjelaskan, “Ilmu adalah warisan para nabi. Harta adalah warisan Qorun, Syaddad, Firaun dan lain-lainnya.”

      Kemudian orang pertama kembali menemui teman-temannya dan melaporkan jawaban.

      Kemudian orang kedua mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

      “Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

      “Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

      “Apa buktinya?” tanya orang kedua.

      Ali menjelaskan, “Ilmu akan menjagamu sedangkan kamu adalah yang menjaga harta.”

      Kemudian orang kedua kembali dengan membawa jawaban ini.

      Kemudian orang ketiga mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

      “Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

      “Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

      “Apa buktinya?” tanya orang ketiga.

      Ali menjelaskan, “Orang yang memiliki harta akan memiliki banyak musuh sedangkan orang yang memiliki ilmu akan memiliki banyak teman.”

      Kemudian orang ketiga kembali dengan jawaban ini.

      Setelah itu orang keempat mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

      “Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

      “Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

      “Apa buktinya?” tanya orang keempat.

      Ali menjelaskan, “Ketika kamu membelanjakan harta maka harta itu akan berkurang sedangkan ketika kamu mengajarkan ilmu maka ilmu itu akan bertambah.”

      Kemudian orang keempat kembali dengan jawaban ini.

      Giliran orang kelima mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

      “Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

       
      “Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

      “Apa buktinya?” tanya orang kelima.

      “Orang yang memiliki harta akan dipanggil sebagai orang yang pelit sedangkan orang yang berilmu akan dipanggil sebagai orang yang agung dan mulia,” Ali menjelaskan.

      Kemudian orang kelima kembali dengan jawaban ini.

      Kemudian orang keenam mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

      “Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

      “Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

      “Apa buktinya?” tanya orang keenam.

      “Harta akan dilindungi dari pencuri sedangkan ilmu tidak akan dilindungi dari pencuri,” Ali menjelaskan.

      Kemudian orang keenam kembali dengan jawaban ini

      Kemudian orang ketujuh mendatangi Ali dan bertanya:

      “Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

      “Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

      “Apa buktinya?” tanya orang ketujuh.

      “Orang yang berharta akan dihisab di Hari Kiamat sedangkan orang yang berilmu akan disyafaati di Hari Kiamat,” Ali menjelaskan.

      Kemudian orang ketujuh ini kembali dengan membawa jawaban ini.

      Kemudian orang kedelapan mendatangi Ali dan berkata:

      “Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

      “Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

      “Apa buktinya?” tanya orang kedelapan.

      “Harta akan habis termakan waktu dan zaman sedangkan ilmu tidak akan habis termakan waktu dan zaman,” Ali menjelaskan.

      Kemudian ia kembali dengan membawa jawaban ini
      Lalu orang kesembilan mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

      “Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

      “Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

      “Apa buktinya?” tanya orang kesembilan.

      “Harta dapat mengeraskan hati sedangkan    ilmu    dapat melunakkan dan melembutkan hati,” Ali menjelaskan.

      Kemudian ia pergi dengan membawa jawaban ini.

      Akhirnya orang kesepuluh mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:

      “Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”

      “Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.

      “Apa buktinya?” tanya orang kesepuluh.

      “Orang berharta akan cenderung mengaku sebagai tuhan karena hartanya sedangkan orang yang berilmu akan mengaku sebagai hamba.”

      Ali melanjutkan;
      “Andai mereka semua bertanya kepadaku dengan pertanyaan yang sama niscaya aku akan menjawabnya dengan jawaban- jawaban yang berbeda selama aku masih hidup,” kata Ali.

      Akhirnya sepuluh orang Khawarij itu mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan masuk Islam. [alkhoirot.org]
       
       HADITS KE-5 : HAL YANG MENJAUHKAN NERAKA DAN MENDEKATKAN SURGA

      الحديث الخامس : فيما يباعد من النار ويقرب من الجنة

      عن أبي ذر الغفاري رضي الله تعالى عنه انه قال قلت : يا رسول الله علمني عملا يقربني إلى الجنة ويباعدني من النار، قال : إذا عملت سيئة فاتبعها حسنة، قلت : أمن الحسنات قول لاإله إلا الله؟، قال : نعم هي أحسن الحسنات.

      وعلى هذا حكاية أن رجلا كان واقفا بعرفات وفي يده سبعة أحجار فقد أشهدوا عني عند ربنا بأني أشهد أن لآ إله إلا الله وأن محمدا رسول الله فنام فرآى فى المنام كما يرى النائم كأن القيامة قد قامت وأنه حوسب فوجبت له النار فأخذته الملائكة فلما ذهبوا به إلى باب النار فإذا حجر من تلك الأحجار ألقى نفسه على باب النار فاجتمعت ملائكة العذاب على رفعه فلم يطيقوه ثم سيق إلى باب آخر فإذا عليه حجر آخر من تلك الأحجار السبعة فلم يقدر الملائكة على رفعه حتى سيق سبعة أبواب النار وكان على كل باب حجر من تلك الاحجار ثم سيق إلى تحت العرش فقالت الملائكة ربنا أنت تعلم بأمر عبدك وأنا لانجد له سبيلا إلى النار فقال الرب تبارك وتعالى عبدي أشهدت الأحجار فلم تضيع حقك فكيف أضيع أنا حقك وأنا شاهد بشهادتك قال ادخلوه الجنة فلما قرب من باب الجنان اذا أبوابها مغلقة فجاءت شهادة أن لا إله ألا الله وفتحت الأبواب كلها فدخل الرجل.

      وحكى الامام الزاهد سيدي المفتي رحمة الله عليه من أبيه المفتي رحمة الله عليه قال إن موسى صلوات الله عليه ناجى ربه فقال يارب خلقت خلقا وربيتهم بنعمتك ورزقك ثم تجعلهم يوم القيامة فى نارك فأوحى الله أليه أن ياموسى قم فازرع زرعا فزرعه وسقاه وقام عليه حتى حصده وداسه فقال له مافعلت بزرعك ياموسى قال قد رفعته قال الله تعالى فماتركت منه شيئا قال يارب ماتركت الا ما لا خير فيه قال الله ياموسى فإني أدخل النار من لاخير فيه قال موسى من هو قال الذي يستنكف أن يقول لآ إله الا الله محمد رسول الله.

      Diriwayatkan dari Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Aku berkata kepada Rasulullah SAW, ‘Wahai Rasulullah! Ajarilah aku suatu amal yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari    neraka.’    Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menjawab, ‘Ketika kamu telah melakukan keburukan maka susullah dengan melakukan kebaikan!’ Aku bertanya ‘Apakah termasuk salah satu kebaikan- kebaikan adalah perkataan ﷲ إﻻ ﻻإﻟﮫ.  Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menjawab, ‘Iya. Perkataan ﷲ إﻻ ﻻإﻟﮫ termasuk salah satu kebaikan-kebaikan yang paling baik’.”
       
      a.    Tameng Tujuh Batu

      Diceritakan bahwa ada seorang laki-laki yang sedang melakukan ibadah wukuf di Arofah. Di tangannya terdapat 7 (tujuh) batu. Ia berkata, “Tujuh batu ini telah bersaksi atasku di sisi Allah bahwa aku bersaksi sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.” Beberapa waktu kemudian, saat ia tidur, ia bermimpi seolah-olah Hari Kiamat terjadi. 
       
      Kemudian ia dihisab dan ditetapkan baginya neraka. Para malaikat menyeretnya hingga sampai pintu neraka. Ketika mereka hendak membawanya masuk ke neraka, tiba-tiba satu batu dari 7 batu itu jatuh di pintu neraka. Karena menghalangi, para malaikat adzab pun bersama- sama mengangkat batu itu, tetapi mereka tidak kuat. Kemudian mereka menyeret laki-laki itu ke pintu-pintu neraka lain. 
       
      Tetapi masing-masing pintu neraka dihalang-halangi oleh masing- masing batu dari 7 batu itu. Kemudian laki-laki itu dibawa ke bawah ‘Arsy. Para malaikat berkata, “Ya Allah! Engkau mengetahui masalah hamba-Mu ini. Kami tidak bisa membawanya ke neraka.” Allah Ta’ala menjawab, “Batu-batu itu telah memberikan kesaksian atas hamba-Ku dan tidak menyia- nyiakan    haknya.    
       
      Lantas bagaimana bisa Aku menyia- nyiakan haknya sedangkan Aku menyaksikan kesaksiannya.” Kemudian Allah memberikan perintah kepada para malaikat, “Masukkan ia ke dalam surga!” Sesuai dengan perintah Allah, ia pun dibawa ke surge oleh para malaikat. Ketika ia sudah dekat dengan surga, tiba-tiba pintunya terkunci. Kemudian kesaksian tidak ada tuhan selain Allah datang dan pintu-pintu surga terbuka. Kemudian ia pun masuk ke dalamnya
      .
      b.    Hikmah Penciptaan Neraka

      Diceritakan dari al-Imam az-Zahid Sayyidi al-Mufti, Semoga Allah merahmatinya, dari ayahnya al-Mufti,    Semoga    Allah merahmatinya bahwa ia berkata, “Sesungguhnya Nabi Musa, Tambahan rahmat tercurah kepadanya, bermunajat kepada Allah:

      “Ya Allah! Engkau telah menciptakan makhluk. Engkau telah mencukupinya dengan nikmat dan rizki-Mu. Tetapi mengapa Engkau menjadikannya di Hari Kiamat berada di neraka- Mu?” tanya Musa dalam munajatnya.

      Allah    menjawab        dengan memberinya wahyu, “Hai Musa! Bangunlah        dan    bercocok tanamlah!”

      Setelah itu, Musa ‘alaihi as-salam pun melaksanakan isi wahyu yang diperintahkan Allah kepadanya. Ia menanam tanaman. Ia menyirami dan merawatnya hingga akhirnya ia memanen dan menggiling hasil tanamannya.

      “Apa yang telah kamu lakukan dengan tanamanmu? Hai Musa!” tanya Allah.

      “Aku telah memanen habis. Ya Allah!” jawab Musa.

      “Apakah    kamu    tidak meninggalkan sedikit pun tanamanmu?” tanya Allah.

      “Aku meninggalkan sebagian tanaman yang tidak baik (tidak berbuah)” jawab Musa.

      Allah berkata, “Hai Musa! Sesungguhnya aku memasukkan ke dalam neraka orang-orang yang tidak memiliki kebaikan sama sekali.”

      Musa bertanya “Siapa dia? Ya Allah!”

      Allah menjawab, “Orang yang tidak memiliki kebaikan adalah orang yang enggan mengatakan; [ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ ﳏﻤﺪ رﺳﻮل اﷲ] tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”.[]

      HADITS KE-6 : AMALAN YANG MENEBUS SEBAGIAN DOSA

      الحديث السادس : في الأعمال التي تكفر بعض الذنوب

      عن أبي نصر الواسطي قال سمعت أبا رجاء العطاردي يحدث عن أبي بكر الصديق رضي الله عنه أن أعرابيا أتى إلى النبي صلى الله تعلى عليه وسلم فقال بلغني عنك أنك تقول من الجمعة إلى الجمعة ومن الصلاة إلى الصلاة كفارة لما بينهن لمن اجتنب الكبائر قال رسول الله صلى الله عليه وسلم نعم ثم زاد فقال الغسل يوم الجمعة كفارة والمشي إلى الجمعة كفارة وكل قدم منها كعمل عشرين سنة فإذا فرغ من الجمعة أجيز بعمل مائتي سنة.

      روي هذا الحديث أبو بكر الصديق رضي الله عنه وذكر أنه تاجرا وقت الجاهلية وكان سبب إسلامه أنه رآى رؤيا فى الشام فرآى في منامه أن الشمس والقمر يكونان في حجره فأخذهما بيده وضمهما إلى صدره ولبس عليهما رداءه فلما انتبه ذهب إلى راهب النصارى ليسأله عن الرأيا ليسأله عن الرأيا فحضر وقال الرأيا وطلب منه التعبير فقال الراهب من أين أنت قال من مكة قال من أي قبيلة قال من قبيلة تميم قال وما شأنك قال التجارة قال سيخرج  في ز مانك رجل هاشمي يقال له محمد الأمين ويكون من قبيلة هاشم وهو يكون نبي آخر الزمان لولا ذلك لماخلق الله السموات والأرضين ومايكون فيهما وما خلق آدم وماخلق الأنبياء والمرسلين وهو سيد الأنبياء والمرسلين وخاتم النبيين وأنت تدخل في إسلامه
       
       وتكون وزيرا له وخليفة من بعده وهذا تعبير رؤياك ثم قال وجدت نعته وصفته فى التوراة والإنجيل والزبور وإني أسلمت له وكتمت إسلامي خوفامن النصارى فلما سمع أبو بكر رضي الله عنه من الراهب صفة النبي صلى الله عليه وسلم رق قلبه واشتاق إلى زيارته وقدم إلى مكة وطلبه فوجده وكان يحبه لايصبر ساعة من غير رؤيته فلما طال الأمر قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم يوما يا أبا بكر كل يوم تجيء إلي وتجلس معي لم لاتسلم فقال أبو بكر رضي الله عنه لو كنت نبيا فلابد لك من المعجزة فقال النبي عليه السلام أما تكفيك المعجزة التي رأيت فى الشام وعبرها الراهب وأخبرك عن إسلامه فلما سمع أبو بكر رضي الله عنه قال أشهد أن لا إله إلا الله وأنك رسول الله وأسلم وحسن إسلامه.

      (حكاية أخرى) كان أخوان مجوسيان فى زمان مالك بن دينار عبد النار أحدهما ثلاثا وسبعين سنة والآخرخمسا وثلاثين سنة فقال الأخ الأصغر لأخيه الأكبر تعال حتى نجربها هل تحترمنا أو تحرقنا كما تحرق الذي لم يعبدها فإن احترمتنا النار نعبدها وإلا فلا قال نعم فأوقدا نارا فقال الأخ الأصغر لأخيه الأكبر أأنت تضع يدك أم أنا أضعها فقال بل أنت تضعها فوضع الأصغر يده عليها فاحترقت أصبعه فقال آه ونزع يده عنها فقال أعبدك منذ خمس وثلاثين سنة فتؤذيني فقال يا أخ تعال حتى نعبد ربا و إلها واحدا لو أذنبنا وتركنا أمره خمسمائة عام مثلا تجاوز عنا وعفا عنا بطاعة ساعة واحدة واستغفار مرة واحدة فأجابه الأخ الأكبر إلى ذلك فقال تعال حتى نذهب إلى من يدلنا على الطريق المستقيم ويعلمنا دين الاسلام 
       
      قال فاجتمع رأيهما على أن يذهبا إلى مالك بن دينار ليعرض عليهما الإسلام فقصداه فأتياه فوجداه وهو فى سواد البصرة يجلس للعامة ويعظهم وقداجتمع عليه خلق كثير فلما وقع بصرهما عليه قال الأخ الأكبر لأخيه الأصغر قدبدا لي ان لاأسلم فانه قد مضى أكثر عمري في عبادة النار ولو اني أسلمت ورجعت إلى دين الاسلام ودين محمد يعيرني أهل بيتي وجواري والنار أحب إلي من تعييرهم فقال له الأخ الأصغر لا تفعل لأن تعييرهم قد يزول والنار أبدا لا تزول فلم يستمع إليه فقال له أنت وشأنك أنت شقي ابن شقي يا بطال الدنيا والآخرة
       
       فرجع الأخ الأكبر ولم يسلم وجاء الأخ الأصغر مع أولاده الصغار ومع امرأته ودخلوا بين الناس فى المجلس وجلسوا حتى فرغ مالك من كلامه ووعظه ثم قام إليه الشاب وقص عليه القصة وسأله أن يعرض عليه الإسلام وعلى أهل بيته فعرض عليهم وأسلموا جميعا فبكى الناس كلهم فرحا وأراد الشاب أن يرجع فقال له أجلس حتى أجمع لك من أصحابي شيئا من أموال الدنيا فقال لاأريد أن أبيع الدين بالدنيا ثم انصرف فدخل خربة فوجد فيها بيتا معمورا فنزل فيه فلما أصبح من الغد قالت له امرأته اذهب إلى السوق واطلب عملا واشتر بأجرتك شيئا نأكله ثم قام فذهب إلى السوق
       
       فلم يستأجره أحد فقال في نفسه حتى أعمل فيه لله تعالى فدخل مسجدا متروكا عن الجماعة صلى فيه لله تعالى إلى الليل ثم رجع إلى منزله صفر اليدين فقالت امرأته ألم تجد اليوم شيئا فقال أيتها المرأة عملت اليوم للملك فلم يعطني شيئا عسى أن يعطني غدا فباتوا جميعا جائعين فلما أصبح من الغد فخرج إلى السوق فلم يجد عملا فذهب إلى ذلك المسجد وصلى فيه لله تعالى إلى الليل ثم رجع إلى منزله صفر اليدين فقالت له إمرأته ألم تجد اليوم أيضا شيئا فقال عملت اليوم للملك الذي عملت له أمس أرجو أن يعطني غدا وهو يوم الجمعة فباتوا أيضا جائعين فلما أصبح من الغد وهو يوم الجمعة فذهب إلى السوق فلم يجد عملا 
       
      فذهب إلى ذلك المسجد فصلى ركعتين ثم رفع يده إلى السماء فقال إلهي وسيدي ومولاي لقد أكرمتني بالاسلام وتوجتني بتاج الاسلام وهديتني بتاج الهدى فبحرمة الدين الذي رزقتنيه وبحرمة اليوم المبارك الشريف الذي قدره عندك عظيم وهويوم الجمعة أسألك أن ترفع شغل نفقة عيالي عن قلبي وترزقني من حيث لا أحتسب فأنا والله أستحيي من أهلي وعيالي وأخاف عليهم من تغير الحال لحداثة حالهم فى الاسلام قال ثم قام واشتغل بالصلاة وصلى ركعتين فلما كان وقت انتصاف النهار خرج هذا الشاب إلى الجمعة وغلب على أولاده الجوع وجاء رجل إلى باب بيته الذي فيه عياله وقرع عليهم باب فخرجت امرأته فإذا هو شاب حسن الوجه بيده طبق من ذهب مغطي بمنديل مذهب فقال لها خذي هذا الطبق وقولي لزوجك هذه أجرة عملك في يومين فزد أنت فى العمل نزيدك نحن فى الأجرة خاصة فى هذ اليوم 
       
      يعني يوم الجمعة فإن العمل القليل فى هذا اليوم عند الملك الجبار كثير فأخذت الطبق فإذا فيه ألف دينار فأخذت دينارا وذهبت إلى الصراف وكان الصراف نصرانيا فوزن الدينار فزاد عن المثقال مثقالين فنظر إلى نقشه فعرف أنه من هدايا الأخرة قال لها من أين وجدت هذا فقصته قال الصراف اعرضي علي الإسلام فأسلم ثم دفع إليها ألف درهم فقال انفقيها فإن فنيت فاعلميني فلما صلى الشاب مضى إلى منزله صفر اليدين وبسط منديله وملأه من التراب وقال فى نفسه لو انها قالت ماهذا قلت لها حملت دقيقا فلما دخل الخربة نظر الى بيته فاذا هو مهيأ بفراش 
       
      ووجد فيه رائحة الطعام فوضع المنديل عند الباب كيلا تشعر هي ثم سألها عن الحال وما رآى فى البيت فقصت عليه القصة فسجد لله شاكرا عز وجل ثم قالت له امراته ماجئت في المنديل فقال لها لاتسأليني فذهبت وفتحت المنديل فإذا التراب صار دقيقا بإذن الله تعالى فسجد الشاب شاكرا وعبد الله حتى توفاه الله عز وجل قال الفقيه رحمة الله عليه ارفعوا أيديكم إلى السماء وقولوا بحرمة الجمعة اغفر لنا ذنوبنا واكشف عنا كربتنا وهذ الشاب لما دعا الله وشفع إليه بحق يوم الجمعة حتى قضى حاجته ورزقه من حيث لايحتسب فكذلك نحن إذا دعونا يوم الجمعة عسى الله أن يقضي حوائجنا فإنه رءوف رحيم وإله كريم.

      Diriwayatkan dari Abu Nasr al-Wasiti bahwa ia berkata, “Aku mendengar Abu Rojak al-Athoridi berkata dari riwayat Abu Bakar as-Sidiq bahwa ada seorang Baduwi mendatangi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Kemudian ia berkata, “Telah sampai kepadaku (Wahai Rasulullah!)    bahwa    anda mengatakan kalau dari sholat Jumat satu sampai sholat Jumat berikutnya dan dari sholat satu sampai sholat berikutnya adalah pelebur dosa-dosa di waktu antaranya bagi orang yang menjauhi dosa-dosa besar.” Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menjawab, “Iya benar.” Kemudian beliau menambahkan dan berkata, “Mandi pada hari Jumat adalah pelebur dosa dan berjalan menuju sholat Jumat adalah pelebur dosa. Setiap langkah dari berjalan menujunya adalah seukuran amal selama 20 tahun. Ketika seseorang telah selesai dari sholat Jumat maka ia dibalas dengan amal 200 tahun.” Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Bakar as-Shidiq.
       
       a.    Sebab Abu Bakar Masuk Islam

      Disebutkan bahwa Abu Bakar adalah seorang pedagang pada zaman Jahiliah. Sebab mengapa ia masuk Islam adalah ketika ia melihat sebuah mimpi di tanah Syam. Dalam tidurnya, ia bermimpi kalau matahari dan bulan berada di atas pangkuannya. Kemudian ia memegang keduanya dengan tangan dan mendekatkan keduanya pada dada. Setelah itu ia menutupi keduanya dengan selendangnya. Sesaat ia tersadar dari mimpinya, ia pun bergegas menemui pendeta Nasrani untuk menanyainya tentang tafsiran mimpinya itu. Setelah ia menemui pendeta itu, ia berkata;

      “Aku telah melihat sebuah mimpi demikian. Aku minta anda mentakbirkannya.”

      “Darimana kamu berasal” tanya pendeta.

      “Dari kota Mekah,” jawab Abu Bakar.

      “Dari kabilah mana kamu terlahir,” tanya pendeta.

      “Dari Kabilah Taim,” jawab Abu Bakar.

      “Apa profesi pekerjaanmu?” tanya pendeta lagi.

       “Berdagang,” jawab Abu Bakar.

      Kemudian pendeta menjelaskan kepadanya, “Akan datang pada zaman kehidupanmu seorang laki- laki yang berasal dari keturunan Hasyim. Laki-laki itu bernama Muhammad al-Amin. Ia berasal dari Kabilah Hasyim. Ia akan menjadi seorang nabi akhir zaman. Andai ia tidak terlahirkan niscaya Allah tidak akan menciptakan langit dan bumi dan seisinya. Begitu juga andai ia tidak terlahirkan maka Dia tidak akan menciptakan Adam, para nabi dan para rasul. Ia adalah pemimpin para nabi, para rosul dan penutup mereka. Kamu akan masuk ke dalam agamanya. Kamu akan menjadi patih baginya dan khalifah setelahnya. Demikian ini adalah    takbir    mimpimu. Sebenarnya aku telah mengetahui ciri-ciri Muhammad dan sifat- sifatnya dalam Kitab Taurat, Injil, dan Zabur. Aku pun juga telah masuk ke agama Islamnya dan menyembunyikan keislamanku karena takut dengan orang-orang Nasrani”.
      Setelah Abu Bakar mendengar penjelasan tentang ciri-ciri dan sifat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama dari pendeta itu, hatinya pun menjadi luluh dan ingin sekali menemui Rasulullah. Kemudian Abu Bakar datang ke kota Mekah dan mencarinya. Akhirnya Abu Bakar pun menemukan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Ia tidak sabar sebentar saja tanpa melihatnya.
      Ketika kebersamaan Abu Bakar dan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama telah berlangsung lama, maka pada suatu hari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bertanya kepadanya:

      “Hai Abu Bakar! Tiap hari kamu menemuiku serta menemaniku, tetapi engapa kamu belum masuk Islam?”

      Abu Bakar menjawab, “Kalau anda adalah seorang nabi, maka sudah pasti anda memiliki mukjizat.”

      Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama berkata, “Apakah belum cukup bagimu mukjizatku berupa mimpi yang kamu lihat di tanah Syam, kemudian mimpimu itu dita’birkan oleh pendeta Nasrani dan ia memberitahumu tentang keislamannya?”

      Sesaat setelah mendengar penjelasan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama barusan, Abu Bakar berkata, “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan anda adalah utusan Allah.”

      Akhirnya Abu Bakar pun masuk Islam dan bersungguh- sungguh dalam keislamannya.

      b.    Adik yang Bertaubat dan Kakak yang Ingkar.

      Ada dua bersaudara, kakak dan adik, yang berkepercayaan Majusi pada zaman Malik bin Dinar.    Mereka    berdua menyembah api. Si kakak telah menyembah api selama 73 tahun sedangkan si adik telah menyembahnya selama 35 tahun.

      Si adik berkata, “Kakak! Kemarilah! Mari kita coba apakah api yang kita sembah itu akan memuliakan kita atau membakar kita sebagaimana api membakar benda-benda lain yang tidak menyembahnya. Kalau api memuliakan kita maka kita tetap akan menyembahnya. Tetapi apabila api membakar kita, maka kita tidak akan menyembahnya lagi.”

      Si kakak menjawab “Baiklah. Aku setuju.”

      Kemudian si kakak dan si adik menyalakan api.

      “Kakak! Kamu dulu yang meletakkan tangan di atas api atau aku dulu?” tanya si adik.

      “Kamu dulu saja!” jawab si kakak.

      Kemudian si adik pun meletakkan tangannya di atas api dan ternyata api membakar jari-jarinya.

      “Aaah,” teriak si adik kesakitan sambil segera menjauhkan tangannya dari atas api.

      “Hai api! Aku telah menyembahmu selama 35 tahun dan kamu telah membuatku sakit terbakar!” seru si adik.

      Si adik melanjutkan, “Hai kakak! Mari kita menyembah Tuhan Yang Esa yang apabila kita berbuat dosa dan meninggalkan perintah-Nya selama misalnya 500 tahun maka Dia akan mengampuni dan memaafkan kita dengan kita melakukan ketaatan sebentar saja dan meminta ampun sekali saja.”

      Kemudian si kakak setuju dengan ajakan si adik.

      Si adik berkata, “Kakak! Mari kita pergi menemui seseorang yang bisa memberikan petunjuk kepada kita pada jalan yang lurus dan mengajari kita agama Islam.”

      Setelah itu, mereka bersama-sama sepakat untuk menemui Malik bin Dinar agar menuntun mereka masuk Islam. Kemudian mereka pergi menuju Malik bin Dinar dan menemuinya. Setelah sampai di tempat Malik bin Dinar berada, mereka mendapatinya tengah berada di daerah datar Bashrah sedang berada di perkumpulan orang- orang sambil memberikan nasehat kepada mereka. Banyak sekali    orang-orang yang berkumpul di majlis nasehatnya.

      Ketika si kakak dan si adik melihat Malik bin Dinar, si kakak berkata kepada si adik:

      “Aku telah berubah pikiran. Aku tidak akan masuk Islam karena sebagian besar usiaku telah aku habiskan untuk menyembah api. Andai aku masuk Islam dan masuk ke dalam agama Muhammad, maka para keluarga dan para tetanggaku akan mencelaku. Menyembah api lebih baik bagiku daripada menerima celaan mereka.”

      “Jangan kakak! Celaan mereka bisa hilang tetapi menyembah api tidak bisa hilang,” pinta si adik.

      Tetapi si kakak tetep saja tidak memperdulikan omongan si adik.

      “Ya sudah! Kembali sana dengan kepercayaanmu menyembah api. Kamu adalah orang yang celaka dan anak dari orang celaka pula. Sungguh orang yang celaka di dunia dan akhirat!” kata si adik kepada si kakak.

      Kemudian si kakak kembali tidak jadi menemui Malik bin Dinar dan tidak jadi masuk Islam.

      Sementara itu, si adik bersama istri    dan    anak-anaknya mendatangi Malik bin Dinar.

      Mereka ikut berkumpul bersama orang-orang. Mereka duduk hingga Malik bin Dinar selesai dari pengajiannya. Kemudian si adik itu berdiri dan menceritakan kisahnya. Ia meminta Malik bin Dinar menuntun dirinya dan keluarganya untuk masuk Islam. Mendengar permintaannya, Malik bin Dinar pun menuntunnya dan keluarganya masuk Islam. Akhirnya mereka semua masuk Islam. Orang-orang pun menangis karena sangat senang dan terharu.

      Beberapa saat kemudian, si adik hendak pulang. Tetapi Malik bin Dinar berkata:

      “Duduklah sebentar! Aku hendak mengumpulkan harta bersama santri-santriku untukmu.”

      “Aku tidak ingin menjual agamaku dengan harta dunia,” jawab si adik.

      Kemudian si adik dan keluarganya kembali dan memasuki suatu bangunan- bangunan sepi. Di sana mereka menemukan sebuah rumah kosong. Mereka menempatinya.

      Pagi hari kemudian, si istri berkata kepadanya:

      “Pergilah ke pasar! Carilah pekerjaan! Belilah makanan dengan upah kerjamu!”

       Kemudian si adik bergegas dan pergi ke pasar mencari pekerjaan. Tetapi tak ada lowongan kerja sama sekali.

      “Baiklah kalau tidak ada kerjaan yang aku dapati, aku akan bekerja kepada Allah,” kata si adik dalam hatinya.

      Kemudian si adik masuk ke masjid yang sudah tidak terpakai dan sholat di sana karena Allah sampai malam. Kemudian ia kembali ke keluarga dengan tangan kosong.

      “Apakah hari ini kamu tidak mendapati sesuatu yang bisa dimakan?” tanya istri.

      “Wahai Istriku! Aku sudah bekerja kepada Malik dan ia belum menggajiku. Barangkali ia akan menggajiku besok,” jelas si adik.

      (Kata Malik yang dimaksud oleh si adik adalah Allah Yang Maha Merajai. Sedangkan si istri memahami kata malik sebagai orang yang mempekerjakan buruh).

      Akhirnya    mereka    semua semalaman istirahat dengan kondisi lapar.

      Pada pagi hari berikutnya, si adik keluar menuju pasar dan mencari pekerjaan. Tetapi ia lagi- lagi tidak mendapati pekerjaan seperti    hari    sebelumnya.

       Kemudian ia memutuskan untuk sholat lagi di masjid yang sama sampai malam. Kemudian ia kembali ke keluarga dengan tangan kosong.

      “Apakah hari ini kamu juga tidak mendapati sesuatu yang bisa di makan?” tanya istri.

      “Wahai Istriku! Aku sudah bekerja kepada Malik yang sama seperti kemarin dan ia belum menggajiku. Barangkali ia akan menggajiku besok,” jelas si adik.

      Hari besoknya adalah hari Jumat. Akhirnya    mereka    semua semalaman istirahat dengan kondisi lapar.

      Pada hari berikutnya, yaitu hari Jumat, si adik pergi lagi ke pasar mencari pekerjaan. Tetapi seperti hari-hari sebelumnya, ia lagi-lagi tidak mendapati pekerjaan. Akhirnya ia pergi ke masjid yang sama dan melaksanakan sholat dua rakaat. Setelah selesai sholat, ia mengangkat kedua tangannya dan berdoa:

      “Wahai    Tuhanku!    Wahai Pemimpinku! Wahai Gustiku! Engkau telah memuliakanku dengan masuk Islam. Engkau telah mengenakanku mahkota dengan mahkota Islam. Engkau telah memberiku petunjuk dengan petunjuk Islam. Oleh karena itu dengan kemuliaan Islam yang telah Engkau rizkikan kepadaku, dan dengan kemuliaan hari yang penuh berkah yang merupakan hari agung di sisi-Mu, yaitu hari Jumat, aku meminta kepada-Mu agar menghilangkan kesulitanku dalam menafkahi keluarga dan agar memberiku rizki dari arah- arah yang tidak aku sangka- sangka. Demi Allah! Aku malu dengan keluargaku dan anak- anakku dan aku takut mereka akan keluar dari Islam karena kondisi mereka seperti ini.”

      Kemudian si adik berdiri dan khusyuk melaksanakan sholat dua rakaat. Setelah setengah hari terlewati, si adik pergi menuju sholat Jumat.

      Sementara itu, si istri dan anak-anaknya merasa sangat lapar. Tiba-tiba ada seorang laki- laki datang di depan pintu rumah dimana mereka tinggal. Laki-laki itu mengetuk pintu. Kemudian si istri membukakannya. Sesaat setelah membuka pintui, ia melihat laki-laki yang ganteng dengan membawa suatu wadah emas yang tertutup kain yang ditenun dengan emas pula. Laki- laki itu berkata;

      “Ambillah wadah ini! Dan katakan kepada suamimu kalau ini adalah upah pekerjaannya selama dua hari sebelumnya. Katakan kepadanya pula untuk lebih bekerja keras, karena kami akan mengupahinya, terutama pada hari ini, yaitu hari Jumat, karena bekerja sedikit di hari ini di sisi Allah Yang Maha Merajai dan Perkasa adalah pekerjaan yang besar.”

      Kemudian si istri pun menerima wadah emas itu. Ketika ia buka, ternyata di dalamnya terdapat 1000 dinar. Kemudian ia mengambil satu dinar dan pergi ke tempat penukaran uang. Saat itu, pemilik toko penukaran uang adalah seorang Nasrani. Sesampai di toko, si istri memberikan satu dinar kepada pemilik toko. Satu dinar itu di timbang dan ternyata timbangannya lebih dari satu mitsqol sampai dua mitsqol. Kemudian si pemilik toko melihat ukiran uang dinar itu. Ia tahu kalau uang dinar itu adalah berasal dari hadiah akhirat.

      “Darimana kamu mendapatkan uang dinar ini?” tanya si pemilik toko.

      Kemudian si istri menceritakan kisahnya saat diberi wadah emas berisi uang dinar itu kepada si pemilik toko.

      “Tuntun aku masuk Islam,” pinta si pemilik toko.

      Kemudian si pemilik toko pun masuk Islam dan memberi 10 dirham kepada si istri.

      “Infakkan 10 dirham ini! Jika sudah habis, maka beritahu aku!” pinta si pemilik toko kepada si istri.

      Sementara itu, si adik selesai dari sholatnya. Ia pun kembali menemui keluarganya dengan tangan kosong. Sebelum menemui mereka, ia mengambil kain dan mengisinya dengan debu.

      “Kalau istriku menanyakan apa bungkusan kain ini maka aku akan menjawab kalau bungkusan ini adalah gandum,” kata si adik dalam hatinya.

      Ketika si adik telah masuk ke sekitar    bangunan-bangunan kosong, ia melihat rumahnya. Tiba-tiba, dari dalam rumahnya, ia telah melihat telah dipersiapkan tikar dan ia mencium bau makanan. Ia pun meletakkan kain berisi debu itu di dekat pintu rumahnya agar istrinya tidak tahu.

      Kemudian si adik bertanya kepada istrinya tentang apa yang telah terjadi dan tentang makanan yang tiba-tiba sudah ada di rumah. Kemudian si istri bercerita kepada si adik, suaminya, tentang semua yang telah terjadi. Kemudian si adik bersujud bersyukur kepada Allah ‘Azza Wa Jalla.

      “Apa yang kamu bawa di dalam kain itu?” tanya si istri kepada suaminya.

      “Tidak perlu ditanyakan!” jawab si suami.

      Kemudian si istri pergi mendekati pintu dan membuka kain. Tiba- tiba debu yang sebelumnya di dalam kain telah berubah menjadi gandum dengan izin Allah Ta’ala. Melihat kejadian itu, si suami bersujud bersyukur kepada Allah dan beribadah kepada-Nya sampai ia dicabut nyawanya oleh Allah Ta’ala.

      Al-Faqih semoga Allah merahmatinya berkata “Angkatlah kedua tangan kalian dan ucapkan, ‘Dengan kemuliaan hari Jumat, ampunilah kami dan dosa-dosa kami! Hilangkanlah kesusahan- kesusahan kami!’ karena si adik ini ketika berdoa kepada Allah dan meminta kepada-Nya adalah dengan menggunakan kata-kata ‘dengan perantara kemuliaan Jumat (Bihurmatil Jumat)’ hingga Allah memenuhi kebutuhannya dan memberinya rizki dari arah- arah yang tidak ia sangka-sangka. Begitu juga dengan kita, ketika berdoa pada hari Jumat, maka kita sebaiknya mengucapkan kata-kata ‘dengan perantara kemuliaan Jumat (Bihurmatil Jumat).’ Barangkali    semoga    Allah memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita karena sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha Pengasih dan Tuhan Yang Maha Mulia”.  [alkhoirot.org] 

      HADITS KE-7 : KEIMANAN / TENTANG HAL YANG DINUKIL DARI ZABUR NABI DAUD AS

      الحديث السابع : فيما نقل عن زبور داود عليه السلام

      عن عبد الصمد بن مغفل قال: سمعت أن وهب بن منبه رضي الله تعالى عنه يقول: قرأت في آخر زبور داود صلوات الله عليه ثلاثين سطرا قال: يا داود هل تدري أي المؤمن أحب إلي أن أطيل حياته؟ قال: لا، قال: الذي إذا قال لا إله إلا الله اقشعر جلده وارتعدت مفاصله فإني أكره له بذلك الموت كما يكره الوالد لولده ولكن لابد له منه اني أريد أن أسره في دار سوى هذه الدار فإن نعيمها بلاء ورخاءها شدة وفيها عدو لايألونكم خبالا يجري منكم كمجرى الدم من أجل ذلك عجلت أوليائي إلى الجنة لولا ذلك لما مات آدم وولده حتى ينفخ في الصور.

      قوله لا يألونكم خبالا أي لايقصرون في فساد أمورهم والخبال الفساد.

      وبهذا الإسناد رواية عن أنس بن مالك رضي الله تعالى عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من قال لا إله إلا الله ومدها هدمت له أربعة آلاف دنب من الكبائر قاله علي رضي الله تعالى عنه.

      وورد في مجلس تفسير القرآن للشيخ الإمام الزاهد  يعقوب الكسائي رحمه الله تعالى إن حازم بن وليد رضي الله تعالى عنه مرض فأتى طبيبا فأخذ نبضه قال ليس فيه علة ولكن اسألوه عن حاله فإن المرء أعلم بشأنه فسألوه قال ليس في نفسي علة وعلتي الخوف من الله تعالى العزيز الوهاب وخوف العرض والحساب وخوف زوال الإيمان وأصير مستحقا للعذاب فطوبى لمن كان خروجه عن الدنيا بالإيمان ومصيره إلى الجنان.

      (وحكي عن أبي بكر بن عبد الله المزني رحمة الله عليه) قال ان ملكا من الملوك كان متمردا على ربه تعالى فغزاه المسلمون فأخذوه سليما فقالوا بأي شيء نقتله لتمرده على ربه تعالى فاجتمع رأيهم على أن يجعلوه في قمقم عظيم وسدوا رأسه وأوقدوا تحته النار ولما وجد حرارة النار جعل ينادى آلهته التي عبدهم من دون الله يالات خلصني ياهابل خلصني ياعزى خلصني مما أنا فيه ياهابل كنت أمسح رأسك وخدمتك كذا وكذا سنة فكلما التجأ إليهم تزيد حرارة النار فلما علم أنهم ليسوا يغنون عنه فأيس منهم ورجع إلى الله ونادى في القمقم لا إله إلا الله محمد رسول الله بعث الله تعالى غيثا من السماء على تلك النار فأطفاها وبعث ريحا فحملت القمقم إلى السماء فجعل يتجلجل بين السماء والأرض وهو يقول لا إله إلا الله محمد رسول الله حتى غاب عن البصر ثم ألقته الريح بين قوم لا يعرفون الله فأخذوه وفتحوه وأخرجوه من القمقم فقالوا له من أنت وماقصتك قال أنا ملك في موضع كذا فأخبرهم عن قصته وحاله وأسلموا جميعا.
       
      Diriwayatkan dari as- Shomad dari Mughoffal bahwa ia berkata, “Saya telah mendengar kalau Wahab bin Munabbah radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Aku telah membaca 30 sajak di akhir Kitab Zabur Nabi Daud, Semoga Allah merahmatinya:

      Allah berfirman; Hai Daud! Apakah kamu tahu orang mukmin manakah yang lebih Aku sukai untuk Aku panjangkan usianya?

      Daud menjawab; Tidak. (Hamba- Mu) tidak tahu.

      Allah menjelaskan; Yaitu orang mukmin    yang    ketika mengucapkan kalimat [’ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ‘] maka kulitnya mengkerut dan tulang-tulangnya bergetar. Ketika demikian itu, Aku tidak suka ia mati sebagaimana orang tua tidak suka anaknya mati. Akan tetapi kematian sudah pasti akan menemuinya.    Aku    ingin membahagiakan ia di sebuah desa selain desa (dunia) ini karena kenikmatan dunia adalah cobaan. Kemudahan di dunia adalah suatu beban. Di dunia terdapat musuh yang mendekatkan kalian pada kerusakan yang tidak mengalir sebagaimana darah mengalir. Karena sifat dunia yang seperti ini, maka Aku mempercepat para kekasih-Ku menuju 44t ut (dengan mati di usia pendek). Andai sifat dunia tidak seperti itu niscaya Adam dan anak cucunya akan panjang umur sampai ditiup sangkakala tanda datangnya Hari Kiamat.

      Dengan sanad seperti diatas, terdapat sebuah riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda ‘Barang siapa membaca ﷲ إﻻ ﻻإﻟﮫ dan ia memanjangkan bacaannya maka 4000 dosa besarnya telah sirna.” Hadis ini diriwayatkan oleh Ali radhiyallahu ‘anhu.

      a.    Penyakit Rasa Takut

      Di Majlis Tafsir al-Quran yang diasuh oleh Syeh al-Imam az- Zahid Ya’qub al-Kisai, Semoga Allah merahmatinya, disebutkan sebuah riwayat bahwa Hazim bin Walid radhiyallahu ‘anhu jatuh sakit. Kemudian ia dibawa ke seorang dokter. Dokter tersebut memeriksa denyut jantungnya. Setelah diperiksa, si dokter berkata kepada orang-orang yang mengantarnya:

      “Tidak ada penyakit yang diderita oleh Hazim bin Walid. Tetapi coba kalian bertanya kepadanya.

       Karena seseorang akan lebih tahu tentang keadaan dirinya sendiri”. Kemudian orang-orang bertanya kepada Hazim bin Walid “Sebenarnya penyakit apa yang anda derita”.

      “Aku tidak menderita suatu penyakit. Penyakitku adalah rasa takut kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Pemberi. Begitu juga aku takut dengan dilaporkan dan dihitungnya amal-amal dan takut dengan hilangnya keimanan sehingga aku menjadi orang yang berhak menerima balasan siksa. Beruntung sekali orang yang keluar dari dunia dengan membawa keimanan dan tempat kembalinya adalah surga.”

      b.    Taubatnya Raja Sombong 
       
      Diceritakan dari Abu Bakar bin   Abdillah   al-Muzni,   Semoga Allah merahmatinya bahwa ada seorang raja yang sombong terhadap Allah. Orang-orang Islam tidak    terima    dengan kesombongannya itu. Akhirnya mereka memutuskan untuk memeranginya. Dengan izin Allah, mereka berhasil mengalahkan dan menawannya hidup-hidup.

      Mereka berkata, “Bagaimana kita akan membunuhnya. Ia telah berbuat sombong terhadap Allah.”

      Kemudian mereka bersepakat membunuhnya       dengan       cara meletakkannya di sebuah bejana besar dengan diikat kepalanya. Kemudian dari bawahnya, dinyalakan api. Ketika raja itu merasakan panasnya api maka ia menyeru berhala-berhalanya yang ia sembah;

      “Hai Lata! Selamatkanlah aku! Hai Habil! Selamatkanlah aku! Hai Uzza! Selamatkanlah aku dari siksa yang aku alami saat ini. Hai Habil! Dulu aku pernah mengusap kepalamu dan kedua kakimu pada tahun demikian.”

      Ketika raja itu mengeluh kepada berhala-berhala yang ia sembah, maka panas api semakin bertambah. Ia menjadi tahu kalau berhala-berhala itu tidak 46t u menyelamatkannya. Ia merasa putus asa dan bertaubat kepada Allah. Kemudian di dalam bejana besar, ia berseru:

      ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ ﳏﻤﺪ رﺳﻮل اﷲ
      “Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya”.

      Sesaat setelah seruan itu, Allah mengutus hujan dari langit untuk jatuh di atas api bejana dan memadamkannya. Allah juga mengutus angin agar angin menerpa bejana besar dan membuatnya terbang. Karena hembusan angin, bejana besar itu bergerak-gerak di udara. Raja yang ada di dalam bejana besar terus-menerus    mengucapkan
      ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ ﳏﻤﺪ رﺳﻮل اﷲ
      tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.

      Kemudian angin menerbangkan dan melempar jauh bejana besar itu hingga tak terlihat mata hingga menjatuhkannya di antara suatu kaum yang tidak mengenal Allah sama sekali.

      Melihat bejana besar jatuh dari langt, kaum pun penasaran dan mendekatinya. Mereka memeriksa dan membukanya. Tiba-tiba mereka melihat raja itu. Dengan segera, mereka mengeluarkan raja dan bertanya:

      “Siapa kamu? Apa yang telah terjadi denganmu?”

      “Aku adalah raja di wilayah (demikian),” jawab si raja.

      Kemudian raja itu menceritakan kisahnya kepada kaum. Akhirnya mereka semua masuk Islam.
      [alkhoirot.org]

      HADITS KE-8 : ANJURAN UNTUK BERGEGAS PADA HARI JUMAT

      الحديث الثامن : الحث على التبكير يوم الجمعة

      عن على بن أبي طالب كرم الله وجهه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يجلس على كل باب من المسجد يوم الجمعة سبعون ملكا يكتبون الناس بأسمائهم حتى يكون آخر من يكتب رجل جاء حين جلس الإمام على المنبر فلم يؤذ أحدا في مجلسه ولم يقل إلا خيرا فذلك أدنى أهل يوم الجمعة حظا. وذلك الذي يغفر له ما عمل من السيئات بين الجمعتين.

      الخبر بتمامه كما قال تعالى وإذ قال ربك للملائكة إني جاعل في الأرض خليفة قالت الملائكة أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس لك فلام الله عليهم وقال إني أعلم ما لاتعلمون فخافت الملائكة فطافوا حول العرش سبع مرات فتجاوز عنهم فأمرهم الله أن يبنوا بيتا على وجه الأرض حتى لو أذنب أولاد آدم فيطوفون حول البيت سبع مرات فيتجاوز عنهم كما تجاوز عن الملائكة ثم نزلوا فبنوا على الأرض الكعبة ثم رفعها الله تعالى وقت الطوفان إلى السماء الرابعة وخلق الله تعالى منارة في جنب البيت يعني الكعبة ثم سماه البيت المعمور وطول المنارة خمسمائة عام فإذا كان يوم الجمعة يصعد جبرائيل عليه السلام على المنارة ويؤذن ويصعد إسرافيل على المنبر ويخطب ويؤم ميكائيل للملائكة 
       
      فإذا فرغوا من الصلاة فيقول جبرائيل ما حصل لي من الثواب لأجل الآذان وهبته لجميع المؤذنين في وجه الأرض ويقول إسرافيل ما حصل لي من الثواب للخطبة وهبته لجميع الخطباء في وجه الأرض ثم يقول ميكائيل ما حصل لي من الثواب لأجل الإمامة وهبته لمن يؤم يوم الجمعة في وجه الأرض ثم تقول الملائكة ما حصل لنا من الثواب من الجماعة وهبناه لجميع من صلى صلاة الجمعة خلف الإمام ويقول الله يا ملائكتي أتتكرمون على عبادي وأنا أكرم الأكرمين يا ملائكتي أشهدكم إني قد غفرت لهم وهذا كله مخصوص في هذه الأمة ولانصيب من هذا السائر الأمم الماضية.

      قال الشيخ الإمام عالم الملة والدين الزندوستي سمعت الإمام أبا محمد بن عبد الله بن الفضل يحكى في عامة الدرس بالفارسية عن الأوزاعي قال مر ميسرة بن خنيس في المقابر يوما فقال السلام عليكم يا أهل القبور أنتم لنا سلف ونحن لكم خلف فرحم الله إيانا وإياكم وغفر لنا ولكم وبارك الله لنا ولكم في القدوم عليه إذا صرنا إلى ما صرتم إليه قال فرد الله الروح إلى جسد رجل منهم فأجابه بلسان فصيح طوبى لكم يا أهل الدنيا تحجون في كل شهر أربع مرات فقال ميسرة إلى أين نحج في كل شهر أربع مرات يرحمك الله تعالى قال الجمعة ثم قال أما تعلمون أنها حجة مبرورة مقبولة قال أخبرنا ما نداوم عليه يرحمك الله قال الإستغفار يا أهل الدنيا أنفع الأشياء في الآخرة قال فما منعك أن ترد علينا السلام قال السلام حسنة والحسنات قد رفعت عنا فلا حسنة لنا تزيد ولا سيئة لنا تنقص قال قد رضينا عنكم يا أهل الدنيا بقولكم لنا رحم الله فلانا المتوفى

      قال الشيخ الإمام عالم الملة والدين الزندوستي قال سمعت أبا منصور المذكور يقول أعطى الله تعالى يوم السبت لموسى ولخمسين نبيا ومرسلا معه وأعطى يوم الأحد لعيسى ولخمسين نبيا ومرسلا معه وأعطى يوم الإثنين لمحمد عليه السلام ولثلاث وستين نبيا ومرسلا معه لأن الأنبياء عليهم السلام مائة ألف وأربعة وعشرين ألف نبي والمرسلون منهم ثلثمائة وثلاثة عشر فالأفضل محمد عليهم السلام زيد معه ثلاثة عشر نبيا ومرسلا وأعطى يوم الثلاثاء سليمان ولخمسين نبيا ومرسلا معه وأعطى يوم الأربعاء ليعقوب ولخمسين نبيا ومرسلا معه وأعطى يوم الخميس لآدم عليه السلام ولخمسين مرسلا معه صلوات الله عليهم أجمعين فيبقى يوم الجمعة لله تعالى قال النبي عليه السلام يا رب ما حظ أمتي منك قال الله تعالى يا محمد يوم الجمعة والجنة لي وأعطيت الجمعة والجنة لأمتك ورضائ مع الجمعة والجنة هدية لهم.

      Diriwayatkan dari Ali bin Abu Tholib bahwa ia berkata; Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari Jumat, akan duduk di setiap pintu masjid 70 malaikat yang menulis nama orang-orang hingga nama orang terakhir yang ditulis adalah laki-laki yang datang pada saat imam telah duduk di atas minbar. Sementara itu, laki-laki itu tidak menyakiti seorang pun di tempat duduknya dan tidak berkata kecuali berkata kebaikan. Laki-laki terakhir itu adalah gambaran balasan kecil bagi ahli Jumat. Balasan tersebut adalah bahwa laki-laki itu akan diampuni keburukan-keburukannya yang ia pernah lakukan di antara dua Jumat …” (hingga akhir hadis).

      a.    Para Malaikat Menunaikan Ibadah Jumat

      Sebagaimana Firman Allah, “Ketika Tuhanmu berkata kepada para malaikat; ‘Sesungguhnya Kami akan menjadikan kholifah di muka bumi’ maka para malaikat berkata, ‘Akankah Engkau akan menjadikan makhluk yang akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi sedangkan kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?’ Kemudian Allah memurkai mereka, “Sesungguhnya Kami lebih tahu apa yang kalian tidak ketahui.” Mendengar seruan kemurkaan Allah ini, para malaikat takut dan terbang memutar di sekitar ‘Arsy sebanyak tujuh kali. Kemudian Allah pun memaafkan mereka. Dia memerintahkan mereka untuk membangun rumah di bumi agar ketika anak cucu Adam berbuat dosa maka mereka memutari rumah tersebut sebanyak tujuh kali dan Allah akan memaafkan mereka sebagaimana Dia memaafkan para malaikat setelah memutari ‘Arsy sebanyak tujuh kali.

      Mendengar perintah Allah, dengan segera para malaikat turun ke bumi dan membangun Ka’bah. Pada saat terjadinya banjir bandang yang keempat, Allah mengangkat Ka’bah tersebut ke langit. Kemudian Dia menciptakan sebuah menara di samping Ka’bah dan menyebutnya dengan Baitul Makmur. Tinggi Baitul Makmur adalah sejauh perjalanan 500 tahun.

      Ketika hari Jumat datang, Jibril ‘alaihi as-salam naik ke atas menara dan mengumandangkan adzan. Setelah itu, Israfil ‘alaihi as- salam naik di atas minbar dan berkhutbah. Setelah khutbah, Mikail mengimami para malaikat lain.

      Setelah mereka semua selesai sholat, Jibril berkata:

      “Pahala yang aku dapatkan karena adzan akan aku berikan kepada semua orang yang adzan di bumi.”

      Kemudian Israfil berkata, “Pahala yang aku dapatkan karena berkhutbah akan aku berikan kepada semua orang yang berkhutbah di bumi.”

      Kemudian Mikail berkata, “Pahala yang aku dapatkan karena mengimami sholat (Jumat) akan aku berikan kepada semua imam sholat Jumat di bumi.”

      Kemudian para malaikat berkata “Pahala yang kami dapatkan karena berjamaah sholat Jumat akan kami berikan kepada semua orang yang berjamaah sholat Jumat di belakang imam.”


      Kemudian Allah berkata, “Wahai para malaikat-Ku! Apakah kalian semua akan mengasihi hamba- hamba-Ku sedangkan Aku adalah Allah Yang Paling Pengasih. Wahai para malaikat-Ku! Aku bersaksi di hadapan    kalian    bahwa sesungguhnya Aku mengampuni mereka semua yang menghadiri sholat Jumat.”

      Hadiah ampunan dari Allah ini merupakan hadiah istimewa untuk umat Muhammad, bukan umat-umat sebelum mereka 
       
      b.    Haji 4 Kali dalam Sebulan

      Syeh al-Imam az-Zandusiti berkata, “Saya telah mendengar kalau al-Imam Abu Muhammad bin Abdillah bin Fadhl menyampaikan cerita pada saat beliau mengajar. Beliau bercerita dengan bahasa Paris. Cerita itu berbunyi bahwa diriwayatkan dari al-Auza’i bahwa ia berkata;

      Suatu hari Maisaroh bin Khunais melewati kuburan-kuburan. Ia berkata,

      ‘Semoga keselamatan tercurahkan atas kalian semua! Wahai Ahli kubur! Kalian telah mendahului kami dan kami akan menyusul kalian. Semoga Allah merahmati, mengampuni, dan memberkahi kami dan kalian semua pada saat menghadap-Nya, yaitu pada saat kami telah mengalami apa yang telah kalian alami.’

      Kemudian Allah mengembalikan ruh ke jasad salah satu penghuni kuburan tersebut. Si penghuni itu menjawab salam Maisaroh dengan perkataan yang fasih;


      ‘Beruntung sekali kalian! Wahai penduduk dunia! Kalian bisa melakukan haji di setiap bulan sebanyak 4 (empat) kali.’

      ‘Kemana kami melakukan haji sebanyak 4 kali di setiap bulan?

      Semoga Allah merahmatimu,’ tanya Maisaroh.

      Si penghuni kuburan menjawab; ‘Berangkat sholat Jumat. Apakah kalian tidak tahu kalau sholat Jumat adalah seperti ibadah haji yang mabrur dan diterima?’

      Maisaroh melanjutkan, ‘Beritahu kami amalan yang bisa kami senantiasa lakukan! Semoga Allah merahmatimu.’

      ‘Beristighfarlah! Wahai penduduk dunia! Istighfar adalah sesuatu yang paling bermanfaat di akhirat,’ jawab si penghuni kuburan.

      Maisaroh bertanya, ‘Apa yang membuat anda tidak menjawab salam kami tadi?’

      Si penghuni kuburan menjawab, ‘Salam merupakan kebaikan. Sedangkan kebaikan-kebaikan telah diangkat dari kami. Oleh karena itu kebaikan kami tidak akan bertambah dan keburukan kami pun juga tidak akan berkurang.’

      Si penghuni kuburan melanjutkan ‘Kami telah meridhoimu dengan ucapanmu; Semoga Allah merahmati si fulan yang telah mati; untuk kami. Wahai penduduk dunia!’
       
      c.    Ku Beri Kau Hari Jumat, Hai Muhammad!

      Syeh al-Imam, ‘alimul millah waddin, yaitu az-Zandusiti berkata bahwa ia pernah mendengar Abu Mansur berkata kalau Allah memberikan hari Sabtu kepada Musa, 50 nabi dan 50 rosul yang bersamanya. Dia memberikan hari Ahad kepada Isa, 50 nabi dan 50 rosul yang bersamanya. Dia memberi hari senin kepada Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallama dan 63 nabi dan 63 rosul bersamanya karena sesungguhnya para nabi berjumlah 124.000 dan para rosul berjumlah 314. 
       
      Yang paling utama adalah Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallama dan ditambah 13 nabi dan 13 rosul. Allah memberikan hari Selasa kepada Sulaiman, 50 nabi dan 50 rosul yang bersamanya. Dia memberikan hari Rabu kepada Ya’qub, 50 nabi dan 50 rosul bersamanya. Dia memberikan hari Kamis kepada Adam dan 50 rosul bersamanya. Semoga rahmat Allah tercurahkan kepada mereka semua. Masih tertinggal satu hari, yaitu hari Jumat. Rasulullah bertanya kepada Allah, “Wahai Tuhanku! Apa bagian umatku dari-Mu?’ Allah menjawab, “Hai Muhammad! Hari Jumat dan surga adalah milik-Ku. Aku memberikan Jumat dan surga untuk umatmu. Keridhoan-Ku bersama Jumat dan surga adalah hadiah bagi mereka.”  [alkhoirot.org]

      HADITS KE-9 : ANJURAN TAKUT KEPADA ALLAH

      الحديث التاسع : الحث على الخوف من الله

      عن معاذ بن جبل رضي الله تعالى عنه أنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم، يقول الله: يا ابن آدم استحي مني عند معصيتك وأنا أستحي منك يوم العرض الأكبر فلا أعذبك، يا ابن آدم تب إلي أكرمك كرامة الأنبياء، يا ابن آدم لا تحول قلبك عني فإنك إن حولت قلبك عني أخذلك فلا أنصرك، يا ابن آدم لو لقيتني يوم القيامة ومعك حسنات مثل أهل الأرض لم أقبل منك حتى تصدقني بوعدي ووعيدي، يا ابن آدم إني أنا الرزاق وأنت المرزوق وتعلم أني أوفيك رزقك فلا تترك طاعتي بسبب الرزق فإنك إن تركت طاعتي بسبب رزقك أوجبت عليك عقوبتي، يا ابن آدم احفظ لي هذه الخصال الخمس ولك الجنة

      الخبر بتمامه (حكاية) يا إخواني لاتغتموا على الرزق ولايمنعكم رزقكم عن الطاعة بسبب قول الله تعالى “ومامن دابة فى الأرض إلا على الله رزقها” كما جاء فى الخبر ان الله تعالى خلق طيرا أخضر فى الهواء وجعل على ظهره رمحا وتحت بطنه رمحا آخر وخلق حوتا فى البحر يأكل السمك ويدخل بين أسنانه لحم السمك ويضره ويؤلمه فيخرج رأسه من الماء ويفتح فمه فيجئ ذلك الطير الأخضر فيدخل في فم الحوت يأكل ما كان بين أسنانه ويكون الرمحان كعمودين في فم الحوت لا يقدر على مضغه وأكله فلما فني اللحم من بين أسنانه يطير فى الهواء، جعل الله تعالى رزقه من بين أسنانه ويرجع الحوت إلى مكانه ويستريح بسببه ويكون كل واحدمنهما سببا للآخر ولايترك الطير بلا رزق فكيف يترك الإنسان بلارزق.

      ( وفي حكاية ) إبراهيم بن أدهم رحمة الله عليه وكان سبب توبته إنه كان يوما من الأيام خرج إلى الصيد فنزل منزلا وبسط السفرة ليأكل الطعام فبينما هو كذلك جاء غراب و أخذ من السفرة خبزا بمنقاره وطار فى الهواء فتعجب إبراهيم من ذلك وركب فرسه وذهب إلى خلف الطير حتى صعد الغراب إلى الجبل وغاب عن عين إبراهيم فصعد إبراهيم أيضا الجبل لطلب الغراب فرأى من بعيد ذلك الغراب فلما دنا إبراهيم طار الغراب فرأى إبراهيم رجلا مشدودا بالحبل مضطجعا على قفاه فلما رأى إبراهيم ذلك الرجل على هذه الحالة نزل عن فرسه وحل شداده وسأل عن حاله وقصته 
       
      فقال الرجل إني كنت تاجرا فأخذني قطاع الطريق وأخذوا ما كان معي من المال وقتلوني وشدوني وطرحوني في هذا الموضع وصار لي سبعة أيام كل يوم يجىء الغراب بالخبز ويجلس على صدري ويكسر الخبز بمنقاره ويضعه فى فمي وما تركني الله جائعا في تلك الأيام فركب إبراهيم فرسه وأردفه وجاء به إلى موضعه الذي كان نزل فيه وتاب إبراهيم بن أدهم ورجع إلى الله تعالى ونزع ثيابه الفاخرة ولبس الصوف وأعتق عبيده وأوقف عقاره و أملاكه وأخذ بيده عصا وتوجه إلى مكة بلا زاد ولا راحلة وتوكل على الله تعالى ولم يهتم على الزاد ولم يبق جائعا حتى وصل إلى الكعبة وشكر الله تعالى وأثنى عليه قال ومن يتوكل على الله فهو حسبه إن الله بالغ أمره قد جعل الله لكل شيء قدرا الآية.

      Diriwayatkan dari Mu’adz Jabal    radhiyallahu    ‘anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda; Allah berfirman: (1) Hai anak cucu Adam! Malulah terhadapku ketika    menyiksamu. (2) Hai anak cucu Adam! Bertaubatlah kepada-Ku! Maka Aku akan memuliakanmu seperti kemuliaan yang diberikan kepada para nabi. (3) Hai anak cucu Adam! Jangan memalingkan hatimu jauh dari-Ku karena sesungguhnya apabila kamu memalingkan hatimu jauh dari-Ku maka Aku akan menghinakanmu dan tidak akan menolongmu. (4) Hai anak cucu Adam! Apabila kamu bertemu dengan-Ku sedangkan kamu membawa kebaikan-kebaikan    sebanyak penduduk bumi maka Aku tidak akan menerimanya sampai kamu membenarkan janji dan ancaman- Ku. (5) Hai anak cucu Adam! Sesungguhnya Aku adalah Dzat yang memberi rizki. Kamu adalah makhluk yang diberi rizki dan kamu tahu kalau sesungguhnya Aku memenuhimu dengan memberimu rizki. Oleh karena itu, jangan meninggalkan ketaatan kepada-Ku gara-gara rizki karena sesungguhnya apabila kamu meninggalkan ketaatan kepada- Ku gara-gara rizkimu maka akan tetap bagimu siksa-Ku. Hai anak cucu Adam! Jagalah 5 (lima) nasehat ini karena-Ku maka akan tetap bagimu surga … (hingga akhir hadis).”

      a. Kalo Sudah Jadi Rizkimu Maka Tidak Akan Kemana.

      Hai saudara-saudara muslimku! Janganlah kalian bersedih hati atas rizki dan janganlah rizki kalian mencegahmu dari taat kepada Allah karena ada Firman-Nya: tidaklah dari makhluk hidup di bumi kecuali Allah telah mengatur rizkinya,1 seperti keterangan yang tertera dalam hadis bahwa sesungguhnya Allah menciptakan burung hijau di udara dan menjadikan anak panah berada di punggungnya dan anak panah lain di bawah perutnya. 
       
      Dan Allah menciptakan ikan besar di laut yang selalu memakan ikan kecil. Sesaat setelah ikan besar itu memakan ikan kecil, ternyata didapati sedikit daging ikan kecil yang terselit di antara gigi-giginya. 
       
      Selitan daging itu membuatnya sakit hingga ia mengeluarkan kepalanya ke permukaan air. Saat kepalanya dikeluarkan ke permukaan air, mulutnya terbuka. Sementara itu, burung hijau datang ke arah mulut ikan besar dan masuk ke dalamnya. Kemudian burung hijau itu memakan daging yang terselit di antara gigi-giginya. 
       
      Dua anak panah yang tertancap di punggung dan bawah perut burung hijau menjadi seperti dua tiang di mulut ikan besar sehingga ikan besar tidak bisa melahap dan memakan burung hijau. Setelah selitan daging yang menyelit di antara gigi-gigi ikan besar habis dimakan burung hijau, ia pun keluar dari mulut ikan dan terbang ke udara. 
       
      Allah telah menetapkan rizki burung hijau itu berada di antara gigi-gigi ikan besar. Kemudian ikan besar kembali ke tempatnya dan beristirahat. Masing-masing dari burung hijau dan ikan besar saling menjadi sebab satu sama lain. Allah tidak meninggalkan burung hijau tanpa mendapatkan rizki. Lantas apakah Allah akan meninggalkan manusia tanpa memperoleh rizkinya?”

      b.    Disuapi Roti Oleh Burung Gagak

      Diceritakan bahwa sebab Ibrahim bin Adham bertaubat adalah bahwa pada suatu hari, ia keluar berburu. Kemudian ia beristirahat di suatu tempat sambil mengeluarkan nampan piring untuk memakan bekal makanannya. 
       
      Saat makanan berada di atas nampan piring, tiba-tiba burung gagak datang dan menyambar rotinya dengan paruh dan langsung terbang ke udara. Ibrahim pun kaget. Kemudian ia bergegas menaiki kuda dan mengejar burung gagak itu hingga menuju ke arah gunung. Ibrahim kehilangan jejak. Ia pun terus mengejar burung gagak itu dengan naik ke arah gunung. Tiba- tiba dari kejauhan, ia melihat burung gagak itu. 
       
      Ketika ia telah mendekati, burung gagak itu kaget dan akhirnya terbang. Melihat tempat burung gagak itu mulai terbang, tiba-tiba Ibrahim melihat seorang laki-laki terikat tergeletak miring di gunung. Ia pun turun dari kudanya dan melepaskan ikatan laki-laki itu. Setelah laki- laki itu terbebas, Ibrahim pun menanyakan apa yang telah terjadi padanya. Laki-laki itu menjelaskan;

      “Sebenarnya aku adalah seorang pedagang. Aku telah dirampok oleh segerombolan perampok. Semua harta yang aku bawa dirampas oleh mereka. Mereka menganiayaku, mengikatku, dan membuangku di tempat ini. Aku bertahan di sini sudah selama 7 hari. Setiap harinya, burung gagak itu membawakanku roti. Ia berada di atas dadaku dan memotong- motong roti dengan paruhnya. Kemudian ia menyuapkannya ke mulutku. Selama 7 hari itu, Allah tidak meninggalkanku dalam kelaparan.”

      Setelah mendengar cerita laki-laki itu, Ibrahim pun menaiki kudanya dan memboncengkan laki-laki itu untuk di antarkan ke tempat dimana ia tinggal. Kemudian Ibrahim pun bertaubat dan kembali kepada Allah. Ia melepas dan meninggalkan pakaian bagusnya dan hanya mengenakan pakaian bulu. Ia juga memerdekakan semua budak- budaknya. Ia juga mewakafkan tanah dan harta miliknya. Kemudian ia mengenakan tongkat dan pergi menuju kota Mekah tanpa membawa bekal dan kendaraan. Ia hanya berpasrah diri kepada Allah dan tidak kuatir dengan bekalnya. Dalam perjalanannya, ia tidak merasa kelaparan hingga ia sampai di kota Mekah. Ia bersyukur dan memuja Allah.

      Allah berfirman, “Barang siapa berpasrah diri kepada Allah maka Dia    akan    mencukupinya. Sesungguhnya Allah berkuasa atas kehendak-Nya. Allah telah menetapkan takdir bagi segala sesuatu ….” [alkhoirot.org]

      HADITS KE-10 : ANJURAN MENCARI SURGA DAN MENJAUHI NERAKA

      الحديث العاشر : الحث على طلب الجنة والهرب من النار

      عن كليب بن حازم رضي الله تعالى عنه قال، سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول يا قوم اطلبوا الجنة بجهدكم واهربوا من النار بجهدكم فإن الجنة لاينام طالبها وإن النار لاينام هاربها وإن الجنة محفوفة بالمكار وإن النار محفوفة باللذات والشهوات فلا تلهينكم عن الآخرة.

      وجاء في حديث آخر عن أبي سعيد الخدري رضي الله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال، ينادي مناد إذا دخل أهل الجنة في الجنة آن لكم أن تحيوا ولا تموتوا أبدا وآن لكم أن تصحوا ولا تسقموا أبدا وآن لكم أن تشبوا ولا تهرموا أبدا وآن لكم أن تنعموا فلا تبأسوا أبدا وذلك قوله تعالى “ونودوا أن تلكم الجنة أورثتموها بما كنتم تعملون”.

      وعن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم، يقول الله تعالى أعددت لعبادي الصالحين في الجنة مالا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر اقرؤوا إن شئتم قوله تعالى “وظل ممدود، وماء مسكوب، وفاكهة كثيرة، لامقطوعة ولا ممنوعة، وفرش مرفوعة، إنا أنشأناهن إنشاء” الآية.

      وروي عن المغيرة بن شعبة رضي الله تعالى عنه أن النبي صلى الله تعالى عليه وسلم قال، ناجي موسى ربه قال: يا رب اخبرني عن آخر من يدخل الجنة كم يكون له من الجنة، قال الله تعالى: يا موسى لا يبقى في النار مسلم إلا رجل واحد أخرجه برحمتي فيقف على باب الجنة فأقول له: ادخل الجنة، فيقول: كيف أدخل الجنة وقد أخذ الناس منازلهم ودرجاتهم فلم يبقى لي شيء ولامكان، فأقول: يا عبدي أترضني في الجنة من المكان مقدار مملكة ملكين من الدنيا، فيقول: قد رضيت، فأقول له: ادخل الجنة ولك أضعاف ذلك فأعطاه بقدر مملكة أربعة من ملوك الدنيا. قال المصنف رحمة الله عليه: يكون مثل خرسان وعراق ويمن وشام، قال صفة الجنة أكثر مما يحصى ولكن لابد من ذكر النار عنده.

      قال أنس بن مالك رضي الله تعالى عنه لما نزلت هذه الآية “وإن جهنم لموعدهم أجمعين” بكى رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم بكاء شديدا وبكى أصحابه لبكائه ولايدرون ما نزل به جبرائيل عليه السلام ولم يستطع أحد أن يسأله وكان النبي صلى الله تعالى عليه وسلم إذا رأى فاطمة رضي الله تعالى عنها فرح بها فانطلق عبد الرحمن بن عوف إلى باب فاطمة، وفي رواية عمر بن الخطاب رضي الله تعالى عنه قال: السلام عليك يا بنت رسول الله، 
       
      قالت: وعليك السلام، فقالت: من أنت؟، فقال: أنا عبد الرحمن بن عوف، فقالت: يا ابن عوف ما جاء بك؟، قال: تركت النبي عليه الصلاة والسلام باكيا حزينان ولا أدري ما نزل به جبرائيل عليه السلام، فقالت: تنح من بين يدي حتى أضم على نفسي ثيابي وانطلق إلى النبي عليه الصلاة والسلام لعله يخبرني بما نزل به جبرائيل فلبست شملة خلقا قد حيط باثنى عشر مكانا بسعف ورق النخل فلما خرجت فاطمة نظر إليها عمر رضي الله تعالى عنه فوضع يده على رأسه ونادى ياحزناه لحزن بنت محمد صلى الله تعالى عليه وسلم فإن بنات قيصر وكسرى يلبسن الحرير والسندس وبنت رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم في شملة من صوف وقد حيط باثنى عشر مكانا بورق سعف النخل فلما دخلت فاطمة رضي الله تعالى عنها 
       
      قالت: يارسول الله ألا ترى أن عمر يتعجب من لباسي فوالذي بعثك بالكرامة مالي ولالعلي فراش منذ خمس سنين إلا مسك كبش نعلف عليه بالنهار بعيرنا فإذا كان الليل افترشناه وإن مرفقتنا من أديم حشوها سعف النخل، قال النبي عليه الصلاة والسلام: يا عمر دع ابنتي لعلها تكون في الخيل السابق، قالت فاطمة رضي الله تعالى عنها: فداك نفسي ما الذي أبكاك، قال النبي عليه الصلاة والسلام: فكيف لا أبكي وقد نزل جبرائيل عليه السلام بهذه الآية “وإن جهنم لموعدهم أجمعين” قالت: يا رسول الله اخبرني عن باب منها، قال النبي عليه الصلاة والسلام: يا فاطمة إن أهون باب منها سبعون ألف جبل من نار، وفي كل جبل سبعون ألف واد من النار، وفي كل واد سبعون ألف ألف شعب من نار، وفي كل شعب ألف ألف مدينة، وفي كل مدينة سبعون ألف ألف قصر من نار، وفي كل قصر ألف ألف دار من نار، وفي كل دار سبعون ألف ألف بيت من نار، وفي كل بيت سبعون ألف ألف صندوق من نار ، وفي كل صندوق سبعون ألف ألف نوع من العذاب ليس فيها عذاب يشاكل صاحبه 
       
      قال فسقطت فاطمة رضي الله تعالى عنها على وجهها وهي تقول الويل لمن دخل النار، فسمع عمر رضي الله تعالى عنه قال: يا ليتني كنت كبشا لأهلي فذبحوني وأكلوا لحمي وفرقوا أعضائي ومزقوا عظامي ولم أسمع بذكر جهنم فأقبل أبو بكر الصديق رضي الله تعالى عنه وهو يقول: يا ليتني كنت طائرا في المفلوز أكل الثمار وأشرب من الأنهار وآوى الأغصان من الأشجار وليس على حساب ولا عذاب ولم أسمع بذكر جهنم، ثم خرج علي كرم الله وجهه وهو يقول يا ليت أمي لم تلدني ويا ليتني مت صبيا ويا ليتني كنت حشيشا أكلتني البهائم ويا ليتني السباع مزقت لحمي ولم أسمع بذكر جهنم، ثم خرج سلمان رضي الله عنه نحو بقيع الغرقد وهو واضع يده على رأسه وهو ينادي بأعلى صوته وابعد سفراه وقلة زاداه في سفر القيامة ثم لقيه بلال رضي الله تعالى عنه فقال بلال: ما لي أراك يا عبد الله باكيا حزينا، قال: الويل لي ولك يا بلال إن كان مصيرنا بعد لبس القطن والكتان نلبس من مقطوعات النيران، قال: فالويل لي ولك يا بلال إن كان مصيرنا بعد معانقة الأزواج نقرن مع الشيطان في الأغلال الويل لي ولك يا بلال إذا سقينا من حميمها وأطعمنا من زقومها.

      (وحكي) عن منصور ابن عمار قال كنت نازلا من سكك الكوفة في حجة حججتها فمضيت في ليلة ظلماء في حاجة لي فإذا أنا مررت في منزل من منازلها فسمعت في جوف الليل قائلا يقول إلهي بعزتك وجلالك ما أردت بمعصيتي خلافك وماكنت لك عند المعصية جاهلا ولكن خطيئة عرضت لي وغرني سترك المرخي علي وأعانني عليها شقاوتي فاقتحمت فى المعصية بجهلي فالآن أرجو من فضلك أن تقبل عذري فإن لم تقبل عذري فواطول حزني فى العذاب إن لم ترحمني فلما سكت قرأت عليه آية من كتاب الله تعالى “ياأيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملائكة غلاظ شداد لايعصون الله ما أمرهم ويفعلون مايؤمرون” 
       
      فسمعت صيحة شديدة وضجة وحركة ثم سكنت الحركة ولم أسمع بعدها حسا فقضيت الحاجة ثم رجعت إلى موضعي فلما أصبحت رجعت في مدرجي فإذا أنا أسمع بالبكاء ورأيت الناس يعزى بعضهم بعضا فإذا عجوز كبيرة تبكي وإذا هي أم الميت وهي تقول لاجزى الله قاتل ابني خيرا تلا على ابني آية فيها ذكر العذاب وهو قائم يصلي فلما سمعها فعظم ذلك عنده فخر ميتا قال فرأيته تلك الليلة فى المنام فقلت له: ما فعل الله بك؟، قال: فعل بي ما فعل بشهداء بدر، قلت: فكيف؟، قال: لأنهم قتلوا بسيوف الكفار وقتلت أنا بسيف الغفار.

      Diriwayatkan dari Kulaib bin Hazim radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Saya pernah mendengar Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, ‘Hai kaumku! Carilah surga sepenuh kemampuan kalian dan hindarilah neraka sepenuh kemampuan kalian karena orang yang mencari surga tidak tidur dan orang yang menghindari neraka juga tidak tidur. Sesungguhnya surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai dan sesungguhnya neraka dikelilingi keenakan-keenakan dan kesenangan-kesenangan. Oleh karena itu sungguh janganlah kalian melalaikan akhirat!”

      Disebutkan di dalam hadis lain dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bahwa beliau bersabda, “Akan diserukan ketika penduduk surga memasukinya, ‘Telah tiba masa dimana kalian akan hidup dan tidak akan mati selamanya, kalian akan sehat dan tidak akan sakit selamanya, kalian akan muda dan tidak akan mengalami tua, dan kalian    akan    merasakan kenikmatan dan tidak akan merasakan kesedihan selamanya.’ Seruan tersebut adalah Firman Allah Dan diserukan kepada mereka, ‘Itulah surga yang diwariskan kepadamu disebabkan apa yang dahulu kamu lakukan’.”

      Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu baha ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda bahwa Allah berfirman, ‘Aku telah mempersiapkan bagi orang-orang sholih di surga suatu kenikmatan yang belum pernah mata lihat, telinga dengar, dan tersirat di hati manusia.’ Bacalah Firman Allah jika kalian menginginkan: Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. 
       
      Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pohon yang andai seorang pengendara melewati bayangan teduhnya selama 100 tahun maka ia tidak akan selesai melewatinya. Bacalah Firman Allah jika kalian menginginkan: Dan naungan yang terbentang luas dan air yang tercurah dan buah-buahan yang banyak yang tidak berhenti buahnya dan tidak terlarang mengambilnya dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk sesungguhnya    Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung...” 
       
      Diriwayatkan dari Mughirah bin Syukbah radhiyallahu ‘anhu bahwa sungguh Rasulullah        shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Musa bermunajat kepada Allah. Ia berkata; ‘Ya Allah! Beritahu aku orang yang terakhir masuk surga dan berapa banyak bagian surga baginya?’ Allah menjawab, ‘Hai Musa! Tidak ada seorang muslim yang berada di neraka kecuali satu orang yang akan Aku keluarkan dari sana dengan rahmat-Ku. 
       
      Kemudian ia berhenti di pintu surga. Kemudian Aku berkata kepadanya; Masuklah ke dalam surga! Ia menjawab; Bagaimana aku mau masuk surga sedangkan orang-orang di dalamnya telah menempati tempatnya dan derajatnya masing- masing sedangkan aku tidak kebagian sesuatu dan tempat. Kemudian Aku berkata; Hai hamba-Ku! Apakah kamu ridho di surga mendapatkan satu kerajaan yang berukuran seperti  dua kerajaan di dunia? Kemudian ia menjawab; Aku ridho. Kemudian Aku berkata; Masuklah ke dalam surga! Bagimu adalah kelipatan ganda ukuran kerajaan tersebut. Kemudian Allah memberinya satu kerajaan yang seukuran 4 (empat) kerajaan dunia.”

      Penyusun, Muhammad bin Abu Bakar Semoga Allah merahmatinya, berkata, “Kerajaan tersebut    seukuran    tanah Khurasan, Irak, Yaman dan Syam.” Ia melanjutkan, “Membicarakan sifat surga tidak akan ada habisnya tetapi perlu juga membicarakan sifat neraka.”

      Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ketika diturunkan ayat ini ‘Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya’,    maka sungguh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menangis.    
       
      Para sahabatpun juga menangis karena tangisan Rasulullah shollallahu ‘alahi wa sallama padahal mereka tidak tahu wahyu apa yang diturunkan oleh Jibril kepadanya shollallahu ‘alaihi wa sallama. Tidak ada seorangpun dari mereka bertanya kepadanya shollallahu ‘alaihi wa sallama.”

      Setiap kali Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama melihat Fatimah radhiyallahu ‘anhaa maka beliau selalu senang. Suatu ketika Abdurrahman bin Auf mendatangi Fatimah di rumah Fatimah. (Dalam riwayat dari Umar bin Khattab): Abdurrahman berkata, “Assalamualaiki Wahai putri Rasulullah.”

      Fatimah menjawab, “‘Alaika as- Salam. Siapa anda?”

      Abdurrahman menjawab, “Saya adalah Abdurrahman bin Auf.”

      Fatimah bertanya, “Hai Ibnu Auf! Ada perlu apa anda datang?”

      Abdurrahman menjawab, “Aku meninggalkan    Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama dalam keadaan menangis dan bersedih. Aku tidak tahu wahyu apa yang dibawa Jibril untuknya.”

      “Ya sudah! Pergilah! Aku bersiap- siap dulu.” jawab Fatimah.

      Kemudian Abdurrahman pergi menemui Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama dengan harapan, “Barangkali Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama akan memberitahuku tentang wahyu apa yang dibawa Jibril untuknya.”

      Sementara itu Fatimah mengenakan selimut usangnya yang ditambal dengan 12 tambalan dengan pelepah dan daun kurma. Ketika Fatimah telah keluar dari rumahnya, Umar melihatnya sambil meletakkan tangannya di atas kepalanya dan berkata:

      “Duh kasihan sekali! Sungguh putri-putri kaisar dan raja mengenakan sutra kasar dan sutra halus. Sedangkan putri Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama hanya mengenakan selimut dari bulu dengan 12 tambalan daun dan pelepah kurma.”

      Ketika Fatimah telah menemui Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama, ia bertanya, “Wahai Rasulullah! Apakah anda tidak tahu kalau Umar heran dengan pakaianku. Demi Allah! Sejak 5 tahun yang lalu aku dan Ali tidak memiliki tikar sama sekali kecuali kulit kambing gibas yang kita gunakan untuk menikari unta kami di siang hari dan kita gunakan sendiri bertikar di malam harinya. Sedangkan bantal tidur kami adalah tulang dan perabot rumah kami adalah dari pelepah kurma.”

      Rasulullah menjawab, “Hai Umar! Tinggalkan putriku! Barangkali ia sedang tidak merasa nyaman!”

      Fatimah bertanya, “Demi Allah! Apa    yang    membuat    anda menangis? Wahai Rasulullah!” Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menjawab, “Bagaimana aku tidak menangis sedangkan Jibril telah menyampaikanku wahyu ‘Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya.’”

      “Wahai Rasulullah! Beritahu aku salah satu pintu Jahannam!” tanya Fatimah.
       
      Rasulullah SAW menjawab, “Hai Fatimah! Pintu Jahannam yang paling ringan terdiri dari 70.000 gunung api. Di setiap gunungnya terdapat 70.000 jurang api. Di setiap jurangnya terdapat
      70.000.000 perengan api. Di setiap perengannya terdapat 1000.000 kota. Di setiap kotanya terdapat 70.000.000 bangunan- bangunan api. Di setiap bangunan- bangunannya terdapat 1000.000 rumah api. Di setiap rumahnya terdapat 70.000.000 kamar api. Di setiap kamarnya terdapat 70.000.000 peti api. Dan di setiap petinya terdapat 70.000.000 jenis siksaan yang di dalamnya terdapat siksaan yang menjelma penerima siksaan tersebut.”

      Kemudian Fatimah jatuh telungkup sambil berkata, “Celakalah orang yang masuk neraka!”

      Ketika Umar radhiyallahu ‘anhu mendengar gambaran kecil twntang pintu Jahannam, ia berkata, “Andai aku adalah seekor kambing gibas milik keluargaku, lalu mereka menyembelihku, memakan dagingku, memotong- motong    tubuhku, dan menghancurkan tulang-tulangku, maka aku tidak akan mendengar gambaran Jahannam.”

      Kemudian Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu maju sambil berkata, “Andai aku adalah burung di padang luas, kemudian aku makan buah- buahan, minum air sungai, bertempat tinggal di batang- batang pohon, maka aku tidak akan mengalami hitungan amal dan siksa dan tidak akan mendengar gambaran Jahannam.”

      Kemudian Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, “Andai ibuku tidak melahirkanku, andai saja aku mati di usia dini, andai saja aku adalah rumput, kemudian binatang- binatang ternak memakanku, andai binatang-binatang buas memangsaku, maka aku tidak akan mendengar gambaran Jahannam.”

      Kemudian Salman radhiyallahu ‘anhu pergi ke arah kuburan Baqik yang memiliki pohon cemara sambil meletakkan tangannya di atas kepalanya dan berteriak keras, “Jauh sekali perjalananku! Sedikit sekali bekal perjalananku di Hari Kiamat!”

      Kemudian Bilal radhiyallahu ‘anhu menemui Salman radhiyallahu ‘anhu. Bilal bertanya, “Apa yang membuat anda menangis bersedih?” Salman menjawab,

      “Celakalah aku dan kamu Bilal! Apabila waktu kembali kita adalah setelah memakai pakaian dari kapas dan katun, maka kita akan memakai pakaian dari potongan- potongan api neraka. Celakalah aku dan kamu Bilal! Apabila waktu kembali kita adalah setelah memeluk istri-istri, maka kita akan bersama dengan para setan dengan    belenggu-belenggu neraka. Celakalah aku dan kamu Bilal! yaitu ketika kita diberi minuman dengan air minum Jahannam dan diberi makanan berdurinya.”

      Diceritakan dari Manshur ibnu Ammar bahwa ia berkata, “Suatu ketika aku sedang berada di salah satu jalan kota Kuffah karena melakukan perjalanan untuk melaksanakan ibadah haji. Pada satu malam yang gelap, aku punya suatu hajat. Tiba-tiba ketika aku melewati salah satu rumah di sana, di tengah-tengah malam, aku mendengar seseorang berkata, Ya Allah! 
       
      Demi kemuliaan dan keagungan-Mu! Aku tidak ingin membangkang dari-Mu dengan melakukan kemaksiatan. Aku juga tidak lalai dari-Mu ketika melakukan kemaksiatan. Namun, suatu kesalahan telah menimpaku dan aku terbujuk dengan ampunan-Mu yang luas kepadaku sehingga celakaku telah mengajakku kepada kemaksiatan. 
       
      Kemudian aku terjerumus ke dalamnya karena kebodohanku. Sekarang aku mengharapkan dari anugerah-Mu Engkau menerima alasanku. Jika Engkau tidak menerimanya maka sungguh lama kesedihanku dalam siksa jika Engkau tidak mengasihiku.’ Ketika orang itu diam, maka aku membacakannya ayat al-Quran; “Hai orang-orang yang beriman! Jagalah diri kalian sendiri dan keluarga kalian dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. 
       
      Di sana terdapat para malaikat yang kasar dan kuat yang tidak pernah membangkang dari perintah yang Allah perintahkan dan selalu melakukan perintah yang diperintahkan kepada mereka.”8 Kemudian aku mendengar jeritan keras, gemuruh dan gerak-gerak. Kemudian gerak-gerak itu diam. Setelah itu aku tidak mendengar suara lagi. Kemudian aku menyelesaikan hajatku dan kembali ke tempatku.

      Pagi harinya, aku kembali melewati jalan itu, tiba-tiba aku mendengar suara tangisan. Aku melihat orang-orang saling menghibur atau takziah. Tiba-tiba ada seorang wanita tua sedang menangis. Ternyata ia adalah ibu dari si mayit. Ia berkata, ‘Semoga Allah tidak membalas kebaikan kepada orang yang membacakan ayat al-Quran yang mengandung penjelasan siksa kepada anakku yang (tadi malam) ia sedang sholat. Ketika ia mendengar ayat tersebut, ia merasa ketakutan dan jatuh mati.”

      Kemudian pada malam itu, aku memimpikannya. Aku bertanya kepadanya, ‘Apa yang telah Allah perlakukan terhadapmu?’

      Ia menjawab, “Allah telah memperlakukanku sebagaimana Dia memperlakukan orang-orang yang mati syahid di perang Badar.’

      ‘Bagaimana bisa demikian?’ tanyaku kepadanya.

      ‘Karena orang-orang syahid di perang Badar telah dibunuh dengan (tebasan) pedang orang- orang kafir sedangkan aku telah dibunuh dengan tebasan pedang Allah Yang Maha Pengampun,’ jelasnya kepadaku. [alkhoirot.org]

      HADITS KE-11 : ANJURAN ZUHUD TERHADAP DUNIA

      الحديث الحادي عشر : الحث على الزهد في الدنيا

      عن جعفر بن محمد عن أبيه عن جده قال أخبرني علي قال جاء علي إلى بيته من عند النبي صلى الله تعالى عليه وسلم حتى دخل على فاطمة بنت رسول الله فرآها قائدة وسلمان الفارسي بين يديها ينفش لها صوفا وهي تغزل فقال لها يا كريمة النساء أعندك شيء تطعمين بعلك قالت والله ما عندي شيء ولكن هذه ستة دراهم أتاني بها سلمان غزلت بها صوفا وأريد أن أشتري بها طعاما للحسن والحسين رضي الله عنهما فقال لها علي كرم الله وجهه يا كريمة النساء هاتيها فوضعتها في كفه فخرج علي كرم الله وجهه ليبتاع بها طعاما فإذا برجل قائم وهو يقول من يقرض الله الولي الوفي فدنا علي فناوله ستة دراهم ودخل إلى منزل فاطمة صفر اليدين فلما نظرت إليه فاطمة رضي الله عنها فرأته فارغ اليدين بكت فقال لها يا كريمة النساء مايبكيك فقالت يا ابن عم رسول الله ما لي أراك فارغ اليدين قال لها يا كريمة النساء أقرضتها الله تعالى قالت لقد وفقت وخرج علي يريد النبي عليه الصلاة والسلام فإذا بأعرابي معه ناقة يقودها فدنا منه علي فقال يا أبا الحسن اشتر هذه الناقة مني قال ما معي  شيء قال أنا أبيعك بالتأخير قال فبكم قال بمائة درهم قال قد اشتريت فإذا هو بأعرابي آخر جاءه قال يا أبا الحسن أتبيع هذه الناقة قال نعم قال بكم قال بثلثمائة درهم قال اشتريتها فنقده الأعرابي ثلثمائة درهم ثم أخذ بزمام الناقة فدفعها إليه فأقبل إلى منزل فاطمة رضي الله تعالى عنها فلما نظرته تبسمت ثم قالت ماهذا يا أبا الحسن قال علي يا بنت رسول الله اشتريت ناقة بتأخير بمائة درهم وبعتها بثلاثمائة درهم نقدا قالت لقد وفقت ثم خرج علي كرم الله وجهه من عندها يريد النبي عليه الصلاة والسلام فلما دخل من باب المسجد نظر إليه النبي عليه الصلاة والسلام وتبسم فلما أتى وسلم على النبي عليه الصلاة والسلام فقال يا أبا الحسن أتخبرني أوأخبرك قال بل تخبرني أنت يا رسول الله فقال يا أبا الحسن هل تعرف الاعرابي الذي باعك الناقة والاعرابي الذي اشترى منك الناقة فقال الله ورسوله أعلم فقال النبي عليه الصلاة والسلام طوبى لك بخ بخ ياعلي أعطيت قرضا لله تعالى ستة دراهم فأعطاك الله ثلاثمائة درهم بدل كل درهم خمسين درهما فالاول جبرائيل والاخر إسرافيل عليهما السلام وفي رواية الأول كان جبرائيل والآخر ميكائيل. 
       
      a.    Ali dan 6 Dirham

      Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa ia berkata kalau Ali memberitahunya, “Suatu ketika, Ali pulang dari menemui Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama dan menuju rumahnya sampai ia menemui Fatimah, putri Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Ali melihatnya tengah duduk sambil memintal bulu dan Salman al-Farisi berada di depannya sambil mengulurkan bulu kepadanya.

      ‘Hai wanita mulia! Apakah kamu memiliki sesuatu yang dapat diberikan untuk makanan untamu?’ 70tanya Ali.

      “Demi Allah! Aku tidak memiliki apa-apa. Tetapi ini ada 6 (enam) dirham yang aku dapatkan dari Salman karena memintal bulu dan aku berencana menggunakannya membeli makanan untuk Hasan radhiyallahu ‘anhu dan Husain radhiyallahu ‘anhu,” jawab Fatimah.
       
      “Hai wanita mulia! Berikanlah 6 dirham itu kepadaku,” pinta Ali Karramallahu Wajhahu.

      Kemudian Fatimah memberikan 6 dirham itu di telapak tangan Ali. Kemudian Ali pergi keluar membeli makanan. Tiba-tiba ada seorang laki-laki berdiri dan berkata:

      “Siapa yang akan menghutangi Allah Yang Maha Mengatur Segala Urusan dan Yang Memenuhi Janji?”

      Kemudian Ali mendekati laki-laki itu dan memberikan 6 dirham itu kepadanya.

      Ali pun kembali pulang ke rumah Fatimah dengan tangan kosong. Ketika Fatimah melihatnya tanpa membawa apa-apa, ia pun menangis.

      “Wahai wanita mulia! Apa yang membuatmu menangis?” 71tanya Ali.

      “Mengapa kamu 71datang kembali dengan tangan kosong?” 71tanya Fatimah.

      “Wahai wanita mulia! Aku telah menghutangkan 6 dirham itu kepada Allah,” jawab Ali.

      “Sungguh kamu telah diberi taufik,” kata Fatimah.
      Kemudian Ali keluar rumah hendak pergi menemui Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Tiba-tiba ada seorang Baduwi yang sedang menuntun unta. Kemudian Ali mendekatinya.

      “Hai bapak Hasan! Belilah untaku ini!”

      “Aku tidak punya harta buat membelinya,”

      “Aku menjual unta ini kepadamu dengan transaksi jual beli ta’khir (membayar belakangan).”

      “Berapa harganya?” 

      “100 dirham.” “Baiklah! Aku beli.”
      Setelah unta itu terbeli, tiba-tiba ada Baduwi lain mendatangi Ali dan berkata:

      “Hai bapak Hasan! Apakah kamu menjual untamu?”

      “Iya! Aku menjualnya” “Berapa harganya?” “300 dirham.”
      “Baiklah! Aku membeli untamu.”

      Kemudian Baduwi itu membayar kontan 300 dirham kepada Ali. Kemudian Ali memegang tali
      kendali yang terpasang pada unta dan menyerahkannya kepada Baduwi.

      Setelah menerima 300 dirham, Ali kembali ke rumah Fatimah radhiyallahu ‘anhu. Sesampai di rumah, Fatimah melihatnya dan ia tersenyum, kemudian berkata:

      “300 dirham apa ini? Hai bapak Hasan!”

      “Hai putri Rasulullah! Aku membeli unta dengan membayar belakangan dengan harga 100 dirham. Kemudian aku menjual unta itu dengan harga 300 dirham dan dibayar kontan,” jelas Ali.

      “Sungguh kamu diberi taufik” lanjut Fatimah.

      Setelah itu, Ali keluar hendak menemui Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Ketika ia sampai di pintu masjid, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama melihatnya dan tersenyum kepadanya. Ketika sudah saling berhadapan, beliau shollallahu ‘alaihi wa sallama berkata:

      “Hai bapak Hasan! Akankah kamu yang bercerita kepadaku atau aku yang bercerita kepadamu?”

      “Anda yang bercerita kepadaku. Wahai Rasulullah!” jawab Ali

      Rasulullah bertanya, “Hai bapak Hasan! Apakah kamu mengenal orang Baduwi yang menjual unta kepadamu dan orang Baduwi yang membeli unta darimu?”

      “Allah dan Rasul-Nya adalah lebih tahu,” jawab Ali.

      Rasulullah shollallahu ‘alahi wa sallama menjelaskan, “Beruntung sekali kamu! Hai Ali! Kamu menghutangi Allah 6 dirham. Kemudian Allah memberimu 300 dirham sebagai ganti dari masing- masing 6 dirham adalah 50 dirham. Baduwi yang pertama adalah Jibril ‘alaihi as-salam dan Baduwi yang kedua adalah Isrofil ‘alaihi as-salam.”

      Dalam riwayat lain disebutkan “Baduwi yang kedua adalah Mikail ‘alaihi as-salam.”


      (والحديث) الآخر من المسموعات عن علي رضي الله تعالى عنه أنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم، الصدقة إذا خرجت من يد صاحبها تقع في يد الله قبل أن تدخل في يد السائل فتتكلم بخمس كلمات أولها تقول كنت صغيرا فكبرتني وكنت قليلا فكثرتني وكنت عدوا فأحببتني وكنت فانيا فأبقيتني وكنت حارسي فالآن صرت حارسك.
       
      b.    Dalil Keutamaan Shodaqoh 
      (Hadis lain) yang terdengar dari riwayat Ali radhiyallahu ‘anhu adalah bahwa ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, ‘Ketika shodaqoh keluar dari tangan seseorang maka shodaqoh itu jatuh di kuasa Allah terlebih dahulu sebelum berada di tangan orang yang menerimanya. Kemudian    shodaqoh    itu mengatakan 5 (lima) kalimat, yaitu; (1) aku adalah hal yang kecil, kemudian kamu membuatku besar, (2) aku adalah hal yang sedikit,    kemudian    kamu membuatku menjadi banyak, (3) aku adalah hal yang tidak disukai, kemudian kamu menyukaiku, (4) aku adalah hal yang akan sirna, kemudian kamu membuatku tetap ada, (5) dan kamu adalah orang yang menjagaku, maka kini aku adalah yang menjagamu.”


      وروي عن مكحول الشامي رحمة الله عليه قال إذا تصدق المؤمن صدقة رضى الله بها عنه ونادت جهنم يارب ائذن لي بالسجود شكرا لك فقد أعتقت أحدا من أمة محمد عليه الصلاة والسلام من عذابي لأني كنت أستحي من محمد عليه الصلاة والسلام أن أعذب أحدا من أمته ولابد لي من طاعتك ونزلت هذه الآية على فضل الصدقة “خذ من أمواله صدقة تطهرهم وتزكيهم بها وصل عليهم إن صلاتك سكن لهم والله سميع عليم” يعني دعاؤك واستغفارك طمأنينة لهم إن الله تعالى قد قبل منهم قال الله تعالى ألم يعلموا أن الله هو يقبل التوبة عن عباده ويأخذ الصدقات كما أخذها الرسول عليه الصلاة والسلام منهم.
       
      Diriwayatkan dari Mak-hul asy-Syami, Semoga Allah merahmatinya, bahwa ia berkata, “Ketika    seorang    mukmin mengeluarkan shodaqoh maka ia diridhoi. Kemudian neraka Jahannam mendekat dan berkata, ‘Ya Allah! Izinkan aku bersujud syukur kepada-Mu! Sesungguhnya Engkau telah menyelamatkan salah seorang dari umat Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallama dari siksaku karena aku malu dengannya kalau aku menyiksa salah seorang dari umatnya. Wajib bagiku mentaati- Mu.”

      Ayat ini diturunkan dalam menjelaskan tentang keutamaan shodaqoh: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu    membersihkan dan mensucikan    mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya sholatmu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah adalah Maha Mendengar dan Mengetahui.

      Maksud (sholatmu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka) adalah doamu dan istghfarmu untuk mereka adalah penentram bagi mereka. Sesungguhnya Allah telah menerima shodaqoh mereka. Allah berfirman: Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima shodaqoh-shodaqoh

      Allah pun menerima shodaqoh- shodaqoh itu sebagaimana Rasulullah shollallahu ‘alahi wa sallama menerima shodaqoh- shodaqoh dari mereka
       

      وروي عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما لما نزلت هذه الآية “فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره” قلت يا رب هذا قليل في حق أمتي قال الله عز وجل أن قللت هذا فلتكن الحسنة الواحدة بحسنتين قوله تعالى “أولئك يؤتون أجرهم مرتين بما صبروا قلت يا رب هذا قليل في حق أمتي قال فليكن بحسنة واحدة عشر أمثالها قوله تعالى “من جاء بالحسنة فله عشر أمثالها” قلت يا رب هذا أيضا قليل في حق أمتي قال الله فليكن بحسنة واحدة سبعمأئة قوله تعالى “مثل الذين ينفقون أمواله في سبيل الله كمثل حبة أنبتت سبع سنابل في كل سنبلة مائة حبة والله يضاعف لمن يشاء والله واسع عليم” قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم يا رب زد لأمتي فنزلت هذه الآية “من ذا الذي يقرض الله قرضا حسنا فيضاعفه له أضعافا كثيرة” قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يا رب زد لأمتي فنزلت هذه الآية “إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب” فقد جاء في الأخبار “من تصدق بتمرة يجد ثوابها يوم القيامة مثل جبل في ميزانه”.
       
      Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa ketika ayat ini diturunkan: Barang siapa beramal kebaikan seberat dzaraoh maka ia akan melihatnya,11 maka Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama berkata, “Ya Allah! Balasan ini adalah sedikit bagi umatku.”

      Kemudian Allah Azza Wa Jalla berkata,    “Apabila    kamu menganggap balasan itu sedikit maka satu amal kebaikan bernilai dua kebaikan”, yaitu Firman Allah Mereka diberi pahala dua kali lipat atas apa yang mereka sabarkan.

      Kemudian Rasulullah berkata, “Ya Allah! Balasan dua kali lipat itu sedikit bagi umatku.”

      Kemudian Allah berkata, “Kalau begitu satu kebaikan disepuluh kali lipatkan”, yaitu Firman-Nya Barang siapa melakukan satu kebaikan maka ia mendapat 10 kali lipat kebaikan itu.

      Rasulullah SAW berkata “Ya Allah! Balasan 10 kali lipat itu juga sedikit bagi umatku.”

      Kemudian Allah berkata, “Kalau begitu satu kebaikan dilipatkan 700 kali”, yaitu Firman Allah Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta-harta mereka di jalan Allah adalah seperti satu biji yang menumbuhkan 7 tunas dimana setiap satu tunasnya terdapat 100 biji. Allah akan melipat gandakan (amal) hamba yang Dia kehendaki. Dan Allah adalah Dzat Yang Maha Luas (anugerah)    dan    Maha Mengetahui. 
       
      Kemudian    Rasulullah    SAW berkata, “Ya Allah! Tambahilah
       
      balasan kebaikan untuk umatku!” Kemudian diturunkan ayat:

      Barang siapa menghutangi Allah dengan hutang yang baik maka Allah akan melipat gandakan banyak baginya.

      Kemudian Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama berkata, “Ya Allah! Tambahilah balasan kebaikan untuk umatku!” Kemudian diturunkan ayat: Orang-orang yang sabar akan dipenuhi pahal mereka dengan tak terhitung.

      Disebutkan dalam hadis- hadis, “Barang siapa bersedekah satu kurma maka ia akan mendapati pahalanya di Hari Kiamat seberat gunung.


      اعلم أن في الصدقة سبع خصال أولها أن الصدقة تفك رقبتك قال النبي عليه الصلاة والسلام إن الصدقة لتدفع سبعين بابا من البلاء (والثاني) انها طبيبك قال النبي عليه الصلاة والسلام داووا مرضاكم بالصدقة (والثالث) أنها صارت حارسك قال النبي عليه الصلاة والسلام حصنوا أموالكم بالصدقة (والرابع) انها تطفئ غضب الرب قال النبي عليه الصلاة والسلام الصدقة تطفئ غضب رب (والخامس) انها ألفة للإخوان قال النبي عليه الصلاة والسلام الصدقة هدية تهادوا تحابوا (والسادس) انها رقة في القلوب قال عليه الصلاة والسلام من وجد في قلبه قساوة فلينشر الصدقة (والسابع) انها تزيد في العمر قال النبي عليه الصلاة والسلام الصدقة ترد البلاء وتزيد في العمر.

      Ketahuilah sesungguhnya di dalam shodaqoh terdapat 7 (tujuh) keutamaan:
      1)    Shodaqoh menghilangkan kesulitanmu.    Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Sesungguhnya shodaqoh dapat menolak 70 pintu cobaan.”
      2)    Shodaqoh adalah doktermu. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Sembuhkanlah orang-orang sakit    kalian    dengan shodaqoh.”
      3)    Shodaqoh adalah penjagamu. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Jagalah harta-harta kalian dengan shodaqoh.”
      4)    Shodaqoh dapat meredam kemurkaan Allah. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Shodaqoh dapat meredamkan    kemurkaan Allah.”
      5)    Shodaqoh adalah kasih sayang untuk saudara. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Shodaqoh adalah hadiah yang apabila kalian saling menghadiahkan maka kalian akan saling mencintai.”
      6)    Shodaqoh adalah kelembutan hati. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Barang siapa menemukan keras di dalam hatinya maka hendaklah ia mengeluarkan shodaqoh.”
      7)    Shodaqoh menambahi umur. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Shodaqoh dapat menolak turunnya bencana dan menambahi umur.”


      (حكي ) عن عائشة رضي الله تعالى عنها أن امرأة أتت إلى النبي عليه الصلاة والسلام قد يبست يدها اليمني فقالت يا رسول الله ادع الله حتى يصلح يدي ويعيدها إلى الحالة الاولي فقال لها النبي عليه الصلاة والسلام ماالذي أيبس يدك قالت رأيت في منامي كأن القيامة قد قامت والجحيم قد سعرت والجنة أزلفت وصارت النار أودية فرأيت في واد من أودية جهنم والدتي وفي يدها قطعة من شحم وفي يدها الأخرى خرقة صغيرة تتقى بها من النار قلت ما لي أراك يا أماه في هذا الوادي وكنت مطيعة لربك وراض عنك زوجك فقالت لي يا ابنتي إني كنت بخيلة فى الدنيا فهذا موضع البخلاء قلت لها هذه الشحمة والخرقة اللتان أراها في يدك قالت هذه الصدقة التي تصدقت بهما فى الدنيا وماتصدقت في جميع عمري إلا بهذه الخرقة والشحمة فأعطيت ذلك فأنا أتقى بهما من النار والعذاب عن نفسي قلت لها أين أبي قالت هو كان سخيا فهو في موضع الأسخياء فى الجنة فجئت إلى الجنة 
       
      وإذا والدي قائم على شط حوضك يارسول الله يسقى الناس يأخذ الكأس من يدعلي وعلي من يد عثمان وعثمان من يد عمر وعمر من يد أبي بكر الصديق وأبو بكر منك يا رسول الله فقلت يا أبي إن والدتي امرأتك المطيعة لربها وراض أنت عنها وهي في وادي كذا في جهنم وأنت تسقى الناس من حوض النبي عليه الصلاة والسلام وهي عطشانة فاعطها شربة من ماء فقال يا ابنتي إن والدتك في موضع البخلاء والعصاة والمذنبين وان الله تعالى حرم ماء حوض النبي عليه الصلاة والسلام على البخلاء والعصاة والمذنبين قالت فأخذت منه كأسا بكف من ماء لأشربها فسقيت بها أمي فلما شربت سمعت صوتا يقول أيبس الله تعالى يدك جئت سقيت العاصية البخيلة من حوض النبي عليه الصلاة والسلام فانتبهت فإذا يدي يبست فقال لها النبي عليه الصلاة والسلام أضربك بخل والدتك فى الدنيا فكيف لها فى العقبي ثم قالت عائشة رضي الله تعالى عنها أن النبي عليه الصلاة والسلام قد وضع عصاه على يدها فقال إلهي بالرؤيا التي حكت عنها أن تصلح يدها فصلحت يدها على المكان فصارت كما كانت.

      c.    Wahai Rasulullah! Tanganku Kering!

      Diceritakan dari Aisyah radhiyallahu ‘anhaa bahwa ada seorang wanita mendatangi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama dengan kondisi tangan kanannya kering. Kemudian ia berkata:

      “Wahai Rasulullah! Berdoalah kepada Allah agar menyembuhkan tanganku dan mengembalikannya ke keadaan semula.”

      “Apa yang menyebabkan tanganmu menjadi kering?” tanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama.

      “Aku bermimpi seolah-olah Hari Kiamat terjadi. Neraka Jahim telah dinyalakan apinya. Surga telah dibuka. Api neraka berubah menjadi jurang-jurang. Kemudian aku melihat ibuku berada di salah satu jurang dari jurang-jurang Jahannam. Satu tangannya memegang potongan gajih dan satu tangannya lagi memegang kain kecil yang menjaganya dari kobaran api.

      ‘Oh ibuku! Mengapa kamu berada di jurang ini? Padahal kamu adalah orang yang taat kepada Allah dan suamimu juga ridho denganmu,’ tanyaku kepadanya.
      ‘Oh anakku! Aku ini adalah seorang perempuan pelit ketika di dunia. Jurang ini adalah tempat orang-orang yang pelit,’ jawab ibuku.

      ‘Potongan gajih dan kain kecil apa yang aku lihat di tanganmu itu?’ tanyaku kepadanya.

      ‘Potongan gajih dan kain ini adalah shodaqoh yang pernah aku sedekahkan ketika berada di dunia. Selama masa hidupku, aku tidak pernah mengeluarkan shodaqoh kecuali dua benda ini. Dua benda ini diberikan kepadaku. Aku terlindungi dari api dan siksa berkat kedua benda ini,’ jawab ibuku.

      ‘Dimana bapakku?’ tanyaku.

      ‘Bapakmu adalah orang yang dermawan. Ia sekarang berada di tempat orang-orang yang dermawan di 81surga,’ jelas ibuku.

      Kemudian aku mendatangi 81bapakku. Aku melihat bapakku sedang berdiri di tepi telagamu, wahai Rasulullah! Ia sedang memberikan minuman air telaga kepada    orang-orang.    Ia mengambil gelas dari tangan Ali. Sedangkan Ali mengambilnya dari tangan Usman. Sedangkan Usman mengambilnya dari tangan Umar. Sedangkan Umar mengambilnya dari tangan Abu Bakar as-Siddiq.
       
      Sedangkan Abu Bakar sendiri mengambilnya dari tanganmu, wahai Rasulullah Kemudian aku berkata kepada bapakku,  “Hai bapakku! Sesungguhnya ibuku, yaitu seorang perempuan yang taat kepada Allah dan yang kamu ridhoi, sekarang berada di jurang (demikian) di neraka Jahannam. Sedangkan kamu 82memberikan minuman kepada orang-orang dari telaga Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallama. Ibuku sangat kehausan. Berilah ia seteguk air itu!’

      Bapakku menjawab ‘Hai anakku! Sesungguhnya ibuku berada di tempat orang-orang yang pelit, yang bermaksiat, dan yang berdosa. Sesungguhnya Allah telah mengharamkan air telaga Rasulullah SAW bagi mereka yang pelit, yang bermaksiat dan yang berdosa’.

      Kemudian aku mengambil air telaga itu dengan telapak tanganku    agar    bisa memberikannya kepada ibuku. Ketika ibuku meminumnya, maka terdengar suatu seruan:

      ‘Allah telah mengeringkan tanganmu karena kamu telah 82mendatangi dan memberikan minuman kepada wanita yang bermaksiat dan yang pelit dengan air telaga Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama.’
      Kemudian aku pun terbangun dari tidurku. Tiba-tiba tanganku sudah dalam keadaan kering seperti ini.”

      Kemudian Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama berkata kepadanya, “Sifat pelit ibumu telah memberimu bencana di dunia lantas bagaimana bencana baginya di akhirat?”

      Kemudian Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama meletakkan tongkatnya di tangan wanita itu dan berkata, “Ya Allah! Demi mimpi yang barusaja ia ceritakan semoga Engkau menyembuhkan tangannya.”

      Kemudian tangan wanita itu pun sembuh dan kembali seperti semula.[]
       
      [alkhoirot.org]
      LihatTutupKomentar