Terjemah Qowaidul I’lal (Ilmu Shorof Dasar)
Nama kitab: Terjemah Qowaidul I’lal, Qawaid al-I'lal fis Sharfi, Qawaidul Iklal, Qowaidul Ilal, Kawaidul I'lal
Judul asli kitab: َQawa'id al-I'lal fi al-Sharf (قواعد الإعلال في الصرف)
Penerjemah:
Bidang studi: Ilmu gramatika bahasa Arab, Ilmu sharaf, shorof, morfologi
Daftar isi
-
Download Qawaid I'lal Terjemah dan Arab (pdf)
- Pengertian Ilmu Sharaf (shorof)
- Pendahuluan
- Kaidah Pertama: Wawu dan Ya' Berharkat setelah Fathah seperti صَوَنَ dan بَيَعَ
- Kaidah Kedua: wawu dan ya’ berada pada ‘ain fiil bina’ ajwaf seperti يَقْوُم dan يَبْيِعُ
- Kaidah Ketiga: wawu dan ya’ jatuh setelah alif tambahan maka diganti hamzah seperti صَاوِنٌ dan سَايِرٌ
- Kaidah Keempat: wawu dan ya’ berkumpul di satu kalimat, dan yang pertama disukun seperti مَيْوِتٌ dan مَرْمُوْيٌ
- Kaidah Kelima: wawu dan ya’ berada di akhir dan di dlommah, maka harus di sukun seperti يَغْزُوُ dan يَرْمِيُ
- Kaidah Keenam: wawu berada di urutan keempat keatas di pinلgir , dan huruf sebelumya tidak di dlommah seperti يُزَكِّوُ danيُقَوِّوُ
- Kaidah Ketujuh: wawu berada di antara fathah dan kasroh yang jelas seperti يَوْعِدُ dan يَوْضِعُ
- Kaidah Kedelapan: wawu berada setelah kasroh di isim atau fiil seperti غَازِوٌ dan رَضِوَ
- Kaidah Kesembilan: wawu dan ya’ yang mati bertemu huruf mati lain seperti أُصْوُنْ dan اِسْيِرْ
- Kaidah Kesepuluh: jika berkumpul di satu kalimat dua huruf dari satu jenis atau berdekatan makhrojnya seperti مَدَدَ dan إِوْتَصَلَ
- Kaidah Kesebelas: dua hamzah jika bertemu di satu kalimat yang kedua mati seperti أَأْمَنَ danأُؤْمُل
- Kaidah Kedua Belas: Wawu dan ya’ yang mati tidak diganti alif kecuali.. seperti أَجْوَبَ dan أَبْيَنَ
- Kaidah Ketiga Belas: wawu berada diakhir setelah dlommah di isim yang asalnya menerima tanwin seperti تَعَاطُوًا dan تَعَدُّوًا
- Kaidah Keempat Belas: ya’ mati dan sebelumnya didlommah seperti يُيْسِرُ dan مُيْسِرٌ
- Kaidah Kelima Belas: isim maf’ul dari kalimat mu’tal ain seperti مَصْوُوْنٌ dan مَسْيُوْرٌ
- Kaidah:Fa’ Fi’il kalimah wazan اِفْتَعَلَ terdiri dari huruf ithbaq seperti اِصْتَلَحَ dan اِضْتَرَبَ
- Kaidah Keenam Belas: fa’ fiil wazan ifta’ala (اِفْتَعَلَ) adalah shod atau dlod atau tho’ atau dzo’ seperti seperti اِصْتَلَحَ
- Kaidah Ketujuh Belas: fa’ wazan ifta’ala berupa dal atau dzal atau za’ seperti اِدْتَرَأَ dan اِذْتَكَرَ
- Kaidah Kedelapan Belas: fa’ wazan ifta’ala wawu atau ya’ atau’ tsa’ seperti اِوْتَصَلَ dan اِوْتَسَرَ
- Kaidah Kesembilan Belas: fa’ wazan tafa”ala dan tafaa’ala itu berupa ta’ atau tsa’, dll seperti تَتَرَّسَ dan تَثَاقَلَ
- Kitab Sharaf / Shorof yang lain:
- Terjemah Qowaidul I’lal
- Terjemah Nazham Maqsud
- Terjemah Amtsilah Tashrifiyah
- Terjemah Matan Kailani / Tashrif Izzi
- Terjemah Alfiyah ibnu Malik
- Kitab Nahwu (Gramatika Bahasa Arab)
- Terjemah Matan Ajurumiyah
- Terjemah Matan Imrithi
-
Terjemah Alfiyah ibnu Malik
- Al-Ajurumiyah English Translation of Arabic Grammar
- Terjemah Nahwu Wadhih Juz 1
- Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2
- Kitab Ilmu Balaghah/Sastra Arab (Ma'ani, Bayan, Badi'):
- Kitab Mantiq (Logika)
- Kembali ke: Terjemah kitab Bahasa Arab
Pengertian / Definisi Ilmu Sharaf (Shorof)
Ilmu sharaf atau shorof adalah ilmu yang mempelajari bentuk kalimat
atau tata kata bahasa Arab dan hal ihwalnya, mulai dari huruf asli
(mujarrad), tambahan (ziyadah), shahih (tidak terdiri dari huruf ilat alif
wawu ya'), hingga illat-nya. Ilmu sharaf disebut juga ilmu morfologi.
Pendahuluan - مقدمة
الحمد لله نحمده على ما أنعم ونصلى ونسلم على محمد سيد الفريقين من عرب وعجم
صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم
segala puji bagi Allah, kami memuji atas apa yang Ia beri, dan kami
bersholawat dan salam kepada Muhammad, junjungan dua kelompok, yaitu arab
dan ajam, solla Allahu alaihi wa ala ailihi wasallam
أما بعد فيقول صاحب الخط : لما علمت هناك المطبعة عدم هذه الرسالة التي فيها
قواعد من القواعد الإعلالية مع كثرة المحتاج إليها فأردت أن أكتبها على ما نلت
من الأساتيذ الأفاضيل معلمي التلاميذ بمعهد من المعاهد الإسلامة
setelah itu, berkata pemilik tulisan: ketika saya tahu disana ada percetakan
tidak ada kitab ini, yang di situ memuat kaidah-kaidah i’lal, bersamaan akan
kebutuhan terhadap kitab itu, maka saya ingin menulisnya sesuai apa yang
saya dapat dari guru-guru yang mulia, pengajar murid-murid di pondok pondok
islam
راجيا من الله رضاه ورحمته
seraya berharap kepada Allah ridlohnya dan rahmatnya
وكتبتها على طريق حصر سهل ليسهل على المبتدئ حفظها وفهمها
saya menulis dengan cara ringkas dan mudah, supaya mudah bagi pemula untuk
menghafal dan memahami
والله أسأل أن يعم نفعها وصلاحها فأقول وبالله التوفق وهو حسبي ونعم الرفيق
saya meminta kepada Allah agar menyebarkan kemanfa’atannya dan kebagusannya, lalu saya berkata, dan petunjuk adalah milik Allah, Ia adalah yang mencukupiku, dan sebaik teman
Kaidah Pertama - القاعدة الأولىغَزَا asalnya غَزَوَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi غزا.
رَمَىْ asalnya رَمَيَ ikut pada wazan فَعَلَ. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi رَمَيَ. (*Alif pada lafazh رَمَىْ dinamakan Alif Layyinah).
Perhatian: “Kaidah ini berlaku pada Wau atau Ya’ dengan Harkah asli. Apabila harkah keduanya bukan asli atau baru, maka tidak boleh dirubah. Contoh دَعَوُاالْقَوْمَ .
Dan apabila setelah wawu atau ya’ itu ada huruf mati/sukun, maka diklarifikasikan sbb:
a. Jika Wawu atau Ya’ tsb bukan pada posisi Lam Fi’il, maka tidak boleh di-I’lal, karena dihukumi seperti Huruf Shahih. Contoh: بَيَانٌ, طَوِيْلٌ, خَوَرْنَقٌ.
b. Jika Wawu dan Ya’ tsb berada pada posisi Lam Fi’il, maka tetap berlaku Kaidah I’lal ini. Contoh يَخْشَوْنَ asalnya يَخْشَيُوْنَ . Namun disyaratkan huruf yg mati/sukun setelah Wawu dan Ya’ tsb bukan huruf Alif dan huruf Ya’ tasydid, maka yang demikian juga tidak boleh di-I’lal. Contoh: رَمَيَا, عَلَوِيٌّ, غَزَوَا.