Buku Membongkar Skandal Ilmiyah sejarah dan Genealogi Ba’alwi (Habaib) oleh Kyai Imaduddin
Nama kitab / buku: Membongkar Skandal Ilmiyah sejarah dan Genealogi Ba’alwi: Finalisasi Keterputusan Genealogi Ba’alwi Kepada Nabi Muhammad Saw.
Penulis: KH. Imaduddin Utsman Al-Bantani, pengasuh pesantren Nahdlatul Ulum, Banten
Cetakan pertama: 1445 H./2024 M.
Penerbit: Maktabah Nahdlatul Ulum Banten Cet. 1/1445 H./2024 M.
Kitab sebelumnya: Menakar kesahihan Nasab Habib Di Indonesia
Bidang studi: Sejarah Baalawi, ilmu nasab, sejarah Islam
Daftar isi
- Download (pdf)
- Biografi Penulis, KH Imaduddin Utsman Al-Bantani
- Pendahuluan
- Ahmad bin ‘Isa Tidak Pernah Hijrah Ke Hadramaut
- Makam Ahmad bin Isa
- Ahmad bin Isa tidak Bergelar al-Muhajir
-
Ahmad Bin Isa Tidak Mempunyai Anak Bernama Abdullah atau Ubaidillah
- Nasab Syarif Abil Jadid dari Kabilah Alu Abi Alwi
- Keluarga Abdurrahman Al-Saqqaf mengaku sebagai Alu Abi Alwi
- Alwi Menjadi Saudara Syarif Abul Jadid
- Berita Hijrah Muhamad bin Sulaiman Menjadi Tidak Singkron
- Ubaidillah dan Nama-Nama Fiktif dari Keluarga Ba’alwi
- Glorifikasi Leluhur Ba’alwi
- Interpolasi dan Moral Ilmiyah Ba’alwi
- Kesimpulan
- Daftar Pustaka
- Buku KH Imad yang lain:
- Menakar kesahihan Nasab Habib Di Indonesia
- Terputusnya Nasab Habib Kepada Nabi Muhammad Saw
- Buku Membongkar Skandal Ilmiyah sejarah dan Genealogi Ba’alwi
- Buku Metode Menetapkan Nasab Menurut Kitab Rasa'il fi Ilm al-Ansab
- Buku Literatur Kitab-Kitab Nasab Abad Ke-3-13 Hijriyah Bukti Terputusnya Nasab Ba'alwi
- Buku Manuskrip-Manuskrip Palsu Ba'alwi Versi Rumail Abbas
-
Kembali ke kitab:
Kitab Nasab
Pendahuluan
Abad ke-19 adalah masa gelombang migrasi besar-besaran keluarga
Ba’alwi dan imigran Yaman lainnya ke Nusantara. Menurut Jajat Burhanuddin, ini
menyusul perubahan kebijakan Kolonial Belanda yang secara perlahan menjadikan
wilayah Jawa dan kepulauan lain di Nusantara terbuka bagi pasar internasional.
1 Perpindahan mereka ke Nusantara didorong factor kemiskinan.2 Negeri
Hadramaut pada akhir abad ke-19 itu mengalami perang saudara antara Al-Quwaiti
dan Al- Khatir> i, mereka memperebutkan kekuasaan di Hadramaut. Bahkan
kekayaan Hadramaut tahun 1930 hanya dapat memenuhi kebutuhan seperempat
penduduknya. Padahal, penting dicatat, pada tahun itu 20 sampai 30% penduduk
Hadramaut tinggal diberbagai Negara Lautan India.3
Di Nusantara, mereka bekerja di bidang perkebunan, karyawan pabrik, tukang
kebun, kurir dan lain-lain. Selain itu, ada juga yang bekerja pada
pemerintahan kolonial Belanda seperti Utsman bin Yahya yang diangkat menjadi
mufti (yang bertugas berfatwa) Belanda di Batavia. Utsman pulalah yang
kemudian mengalami benturan dengan ulama-ulama Banten yang merupakan
murid-murid Syekh Nawawi dan Syekh Abdul Karim. Hal itu, dikarenakan fatwa
keagamaan Utsman tentang haramnya memberontak kepada Belanda, dan mereka yang
melakukannya dianggap terkena delusi agama. Fatwa itu terkait
pemeberontakan rakyat Banten pada tahun 1888 M. Fatwa ini termaktub dalam
kitab Manhaj al- Istiqa>mat fi al-Di>n bi al –Sala>mat yang dikarang
oleh Utsman pada tahun 1889 M.4 Beberapa peristiwa ini pulalah yang
mengakibatkan sedikitnya keluarga Ba’alwi belakangan ini yang tinggal di
Banten, berbeda dengan beberapa daerah lain di Indonesia. Menurut Jajat
Burhanudin lagi, setelah dilantik sebagai pegawai Snouck Hurgronje, Utsman
membuat do’a khusus untuk Ratu Belanda, Wilhelmina, seraya memuji ‚Sang Ratu‛
dengan menyebut Ratu Belanda itu sebagai ‚Ratu yang baik‛. Doa itu dibacakan
tanggal 2 September 1898 di masjid Pekojan setelah solat jum’at. 5
Seperti
di Pulau Jawa, di Aceh juga tidak jauh berbeda, terjadi penghianatan dari
oknum Ba’alwi terhadap perjuangan rakyat Aceh dalam melawan Belanda, bahkan
lebih mengenaskan. Van den Berg menyebutkan, seorang Ba’alwi, Abdurrahman
al-Zahir, yang diberikan kedudukan tinggi dalam Kerajaan Aceh, malah kemudian
menggembosi perjuangan rakyat Aceh dari dalam. Ia yang didiberikan
amanah sebagai salah seorang panglima perang, kemudian
malah bekerjasama dengan Belanda dengan bersedia meninggalkan pasukannya dalam
gerilya asalkan mendapat gajih seumur hidup sebanyak 30.000 Gulden.6 M. Adil
Abdullah dalam sebuah artikel mengatakan:
‚Sebagai ‚hadiah‛
terhadap sikap lunak Habib Abdurrahman, dia pada tanggal 13 Oktober 1878
bersama teman temannya Teuku Muda Baet memilih menyerah kepada Belanda di Kuta
Raja. Sebagai imbalannya Gubernur Hindia Belanda (Indonesia) Jenderal Van
Lansberge di Batavia (Jakarta) bersedia memberangkatkan Habib Abdurrachman Az
Zahir dan pengikutnya ke Jeddah dengan kapal NV Cuaracao. Dia sendiri, menurut
para peneliti sejarah, telah mendapat pensiun dari pemerintah Belanda 10.000
dollar per bulan atas jasa ‚menjual bangsanya‛ kepada Belanda. …‛7
Setelah
kemerdekaan Indonesia tahun 1945, keluarga Ba’alwi banyak yang aktif dalam
perpolitikan Indonesia, diantaranya D.N. Aidit yang menjadi Ketua Partai
Komunis Indonesia (PKI). Pengakuan bahwa Aidit adalah marga Ba’alwi
diungkapkan oleh anak Aidit, Ilham Aidit.8 Aidit kemudian dihukum mati
di Boyolali pada 23 November 1965 karena pengkhiantan kepada Negara
Indonesia.9 Selain Aidit, marga Ba’alwi yang menjadi anggota PKI juga adalah
Ahmad Sofyan Baroqbah. Ia dieksekusi mati pada
19 Januari 1974, setelah diburu Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia selama bertahun-tahun di
rimba Kalimantan Barat.10 Seorang marga Ba’alwi di Kalimantan
Timur,Fahrul Baraqbah, juga anggota PKI yang ditangkap pasca meletusnya
peristiwa 1965.11
Marga Ba’alwi mengaku sebagai keturunan Nabi Besar Muhammad Saw. yang di mulai dari datuk mereka yang bernama ‘Alwi bin ‘Ubaidillah. Menurut mereka, ayah ‘Alwi, ‘Ubaidillah, adalah anak Ahmad bin ‘Isa. Nasab lengkap ‘Alwi kepada Nabi Muhammad Saw., menurut mereka, adalah sebagai berikut: ‘Alwi (w.400 H.) bin ‘Ubaidillah (w.383 H.) bin Ahmad (w.345 H.) bin ‘Isa al- Naqib (w.300 H.) bin Muhammad al-Naqib (w.250 H.) bin ‘Ali al-‘Uraidi (w.210 H.) bin Ja’far al-Sadiq (w.148 H.) bin Muhammad al-Baqir (w.114 H.) bin Ali Zaenal Abidin (w.97 H.) bin Sayidina Husain (w.64 H.) bin Siti Fatimah al-Zahra (w.11 H.) binti Nabi Muhammad Saw. (w.11 H.).12
Sayangnya, nasab seperti di atas tersebut, tidak terkonfirmasi dalam kitab-kitab nasab primer yang mu’tabar (yang diakui oleh ahli). Kesimpulan seperti itu bisa dijelaskan, karena kitab-kitab nasab yang ditulis berdekatan dengan masa hidupnya Ubaidillah tidak mencatat namanya sebagai anak dari Ahmad bin Isa, sebagaimana akan penulis jelaskan di depan.
CATATAN AKHIR
1 Jajat Burhanuddin, Diaspora Hadrami di Indonesia, (Studia
Islamika, Vol. V No. 1 1999)
2 Tim Peduli Sejarah Islam Indonesia, Tubagus M. Nurfadil Satya (ed.), Sejarah Ba Alawi Indonesia: Dari Konflik Dengan Al-irsyad Hingga Dengan Keluarga Walisongo, (Tim peduli Sejarah Indonesia, Serang) h.29
3 Jajat, Diaspora hadrami di Indonesia… h. 189
4 Utsman bin Yahya, Manhaj al- Istiqa>mat fi al Diin bi al –Sala>mat, (Maktabah Al- Madaniyah, Jakarta, t.t. ) h. 22.
5 Jajat Burhanuddin, Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elit Muslim dalam Sejarah Indonesia, (Mizan, Jakarta, 2012) h. 180.
6 Lihat L.W.C. Van den Berg, Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara,
judul asli: Le
Hadramaut et Les Colonies Arabes Dan I’Achipel Indien
(INIS, Jakarta, 1989) h.130-133
7 M. Adil Abdullah, Tgk Imuem Lueng Bata Ultimatum Habib Abdurrahman Az Zahir, (Catatan Aceh yang Tercecer), http://www.serambinews.com/news/catatan-aceh-yang- tercecer
8 Simpang
Siur
Kabar
DN
Aidit
Keturunan Rasulullah,
(https://republika.co.id/berita/selarung/breaking-history/pi8mbw282/simpang-siur-kabar-
dn-aidit-keturunan-rasulullah-part1).
9 Jasir Hadibroto dan
Eksekusi Mati D.N. Aidit, dalam Tirto.id. (https://tirto.id/cPvz)
10 Sayid Komunis yang Diburu Tentara Baret Merah, dalam Tirto.id. (https://tirto.id/chz3)
11 Sayid Komunis yang Diburu Tentara Baret Merah, dalam Tirto.id. (https://tirto.id/chz3)
12 Tahun wafat yang penulis sebutkan tersebut penulis ambil dari sebuah artikel yang berjudul ‚Inilah Silsilah Habib Rizieq Shihab. Keturunan Ke-38 Nabi Muhammad?‛ (https://artikel.rumah123.com/inilah-silsilah-habib-rizieq-shihab-keturunan-ke-38-nabi-muhammad-124800). Angka tahun versi Ba’lawi penting ditampilkan untuk mengukur konsistensi dan keakuratan data mereka untuk dikomparasi data dari sumber lainnya.
DOWNLOAD (PDF)