Bab Takwa | Nashaihud Diniyah

Wasiat Keagamaan Siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah? Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu

Wasiat Keagamaan

Nama kitab:  Terjemah Nashoihud Diniyah, Nashaih al-Diniyah, Nasaihud Diniyah
Judul kitab asal:  Nashaih ad-Diniyah wa al-Washaya al-Imaniyah  (النصائح الدينية والوصايا الإيمانية)
Pengarang: Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad ( الحبيب عبدالله بن علوي الحداد الحضرمي الشافعي)
Kelahiran: Tarim, Yaman. 5 Shaffar - 1044 H.
Wafat: 7 Dzulqaidah 14 - 1132 H
Bidang studi: Akhlak, tasawuf 

Daftar isi

    1. Bab Takwa
      1. Wasiat Ulama Tentang Takwa
      2. Bersikap lunak kepada kaum Mukminin
      3. Beriman kepada Qadha dan Qadar
    2. Kembali ke: Terjemah Nashaihud Diniyah

    Takwa

    Allah swt berfirman:

    وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا )

    Artinya: "Dan siapakah orang yang lebih benar perkataannya daripada Allah?" (Qs. an-Nisaa' ayat: 87).

    Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
    وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلًا )

    Artinya: "Dan siapakah orang yang lebih dipercaya perkataannya daripada Allah?" (Qs. an-Nisaa' ayat: 122).

    Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:

    يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءُ فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءٰايَتِهِ، لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (٣) وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأَوْلٰىِٔكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَتُ وَأَوْلَىِٔكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ ()

    Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya. Dan janganlah sekali-kali engkau mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kalian semuanya kepada (tali) Agama Allah, dan janganlah kalian bercerai berai. Ingatlah atas nikmat Allah kepadamu, ketika engkau dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hatimu. Lalu menjadilah kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara, dan engkau telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkanmu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kalian mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kalian menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datangnya keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat." (QS.Ali Imran ayat: 102 - 105).

    Firman Allah swt yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya." Merupakan perintah dari Allah swt kepada para hamba-Nya yang beriman untuk bertakwa kepada-Nya. Seakan-akan dalam hal ini Allah swt telah mengumpulkan seluruh kebaikan dunia akhirat dalam ketakwaan. Kepada orang-orang yang beriman, Allah SWT perintahkan untuk bertakwa agar mereka mendapat kebaikan dan kebahagiaan yang Allah swt himpun di dalamnya sebagai tanda kasih sayang-Nya bagi para hamba-Nya yang beriman. Dan sesungguhnya Allah SWT Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.

    Takwa merupakan wasiat Allah SWT, Tuhan alam semesta untuk seluruh makhluk dari generasi yang pertama maupun yang paling akhir. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:

    وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَبَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ

    Artinya: "Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi Kitab sebelum kami dan juga kepadamu. Maka dari itu bertakwalah kepada Allah." (Qs. an-Nisaa' ayat: 131).

    Jadi, tidak ada suatu kebaikan pun di dunia dan akhirat, yang dzahir maupun yang batin melainkan ketakwaan adalah jalan satu-satunya untuk mencapainya. Demikian pula tiada keburukan di dunia dan akhirat, yang dzahir maupun batin, melainkan ketakwaan adalah benteng yang kokoh untuk melindungi diri darinya dan selamat dari mara bahayanya.

    Berapa banyak Allah swt mensejajarkan dalam Kitab-Nya yang mulia, tentang ketakwaan dengan keberuntungan, serta kebahagiaan yang besar. Diantaranya kebersamaan Allah swt dalam penjagaan-Nya yang lembut. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:

    وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ ))

    Artinya: "Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa." (Qs. al-Baqarah ayat: 19-4).

    Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:

    وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ )

    Artinya: "Dan bertakwalah kepada Allah, maka Allah akan mengajarkanmu." (Qs. al-Baqarah ayat: 282).

    Diantaranya kita bisa membedakan saat timbulnya kesamaran serta kebingungan, adanya penghapusan kesalahan dan pengampunan dosa. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:

    يَأَيُّها الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ ()

    Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (Qs. al-Anfaal ayat: 29).

    Dalam hal ini, Allah swt berfirman:

    وَإِن مِنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا () ثُمَّ نُنَحِي الَّذِينَ اتَّقَواْ وَنَذَرُ الظَّلِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا.

    Artinya: "Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa. Dan membiarkan orang-orang yang dzalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut." (Qs. Maryam ayat: 71 - 72).

    Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:

    وَيُنَجِّى اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ السُّوءُ وَلَا هُمْ يحْزَنُونَ )

    Artinya: “Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka. Ketahuilah, bahwa mereka tiada disentuh oleh adzab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita." (Qs. az-Zumar ayat: 61).

    Diantara manfaat bertakwa adalah solusi serta jalan keluar dari berbagai macam kesulitan, dan juga dapat mendatangkan rezeki yang tiada terduga-duga, serta kemudahan dan pahala yang besar.

    Sebagaimana firman Allah swt

    وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَحْتَسِبُ

    Artinya: "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar. Dan memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (Qs. ath-Thalaq ayat: 2 - 3).

    Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:

    وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ، يُسْرًا ( )

    Artinya: "Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam segala macam urusannya." (Qs. ath-Thalaq ayat: 4).

    Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:

    وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ، وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا ()

    Artinya: "Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menutupi segala kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya." (Qs. ath-Thalaq ayat: 5).

    Diantara kebaikan itu adalah jaminan Allah swt untuk mendapatkan surga. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:

    تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِى نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَن كَانَ تَقِيًّا ()

    Artinya: “Itulah surga yang akan Kami berikan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa." (Qs. Maryam ayat: 63).

    Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:

    مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ

    Artinya: "(Apakah) perumpamaan (penghuni)surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Muhammad ayat: 15).

    Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:

    وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ ()

    Artinya: "Dan (di hari itu) didekatkan surga kepada orang-orang yang bertakwa." (Qs. asy-Syuaraa' ayat: 90).

    Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:

    إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّتِ النَّعِيمِ ()

    Artinya: "Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa, akan disediakan surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya." (Qs. al-Qalam ayat: 34).

    Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:

    إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّتِ وَهَرِ فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِندَ مَلِيكِ مُقْتَدِرٍ

    Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat itu yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa." (Qs. al-Qamar ayat: 54 - 55).

    Di antara juga kita akan mendapat kemuliaan di dunia dan di akhirat. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:

    إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَنَكُمْ

    Artinya: "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kalian." (Qs. al-Hujurat ayat: 13).

    Jadi, kemuliaan disisi Allah swt hanyalah diukur dengan ketakwaan. Bukanlah karena nasab, harta benda, ataupun yang lainnya. Berapa banyak Allah swt dan Rasul-Nya menjanjikan akan kebaikan, kebahagiaan, derajat yang tinggi, serta beberapa banyak keberuntungan yang tidak terhitung yang dapat diperoleh melalui jalan ketakwaan.

    Betapa indahnya gubahan syair mengenai hal ini:

    "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka itulah orang yang digiring kepadanya segala perdagangan yang menguntungkan."

    Penyair lain berkata: “Barangsiapa yang mengenal Allah, akan tetapi tidak cukup baginya pengenalan Allah, maka itulah orang yang celaka. Tidak akan berbahaya bagi orang yang taat apa yang ia peroleh dan apa yang ia jumpai dalam menjalankan taat kepada Allah. Apa yang akan diperbuat hamba dengan kekayaan sedangkan segala kemuliaan hanyalah diperuntukkan bagi yang bertakwa."
    Beberapa Nasehat Para Ulama Tentang Takwa

    Wasiat Ulama Tentang Takwa

    Para ulama ra berkata: "Takwa ibarat menjalankan segala perintah Allah swt dan menjauhi segala larangan-Nya yang dzahir maupun batin, disertai rasa pengagungan kepada Allah swt dan takut kepada-Nya."

    Sebagian ulama ahli tafsir menerangkan firman Allah swt yang artinya: "Bertakwalah kepada Allah SWT dengan takwa yang sebenar-benarnya kepada-Nya." Artinya, Allah SWT ditaati dan tidak boleh ditentang, selalu diingat dan tidak boleh dilupakan, disyukuri dan tidak boleh diingkari.

    Seorang hamba Allah swt, meskipun memiliki sejuta nyawa dan sejuta umur. Ketahuilah bahwa ia tidak akan mampu bertakwa kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya, meskipun ia menghabiskan semuanya untuk taat kepada Allah swt. Hal ini karena hak Allah swt atas para hamba-Nya sangatlah besar, juga karena keagungan Allah swt sangatlah besar dan tinggi.

    Hamba paling sempurna menunaikan hak Allah swt adalah Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana beliau saw mengatakan dalam untaian do'anya sebagai tanda pengakuan kelemahan beliau SAW dalam menunaikan syukur yang sepenuhnya kepada Allah SWT:

    أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتشكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بكَ مِنْكَ لاَ أَحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

    Artinya: "Aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu, berlindung kepada-Mu dari diriMu. Wahai Allah, aku tidak mampu menghitung pujian atas-Mu sebagaimana Engkau memuji atas Dzat-Mu sendiri."

    Allah swt menciptakan malaikat semenjak diciptakan oleh-Nya, mereka selalu ruku,' sujud, bertasbih, dan membesarkan nama-Nya. Mereka tidak pernah berhenti dan tidak pernah sibuk dengan yang lain.

    Jikalau tiba hari kiamat mereka berkata: "Maha Suci Engkau, hanyalah untuk-Mu segala pujian. Maafkanlah kami, karena kami belum mengenal-Mu dengan sebenar-benarnya dan kami belum menyembah-Mu dengan ibadah yang sebenar-benarnya."

    Dalam hal ini, seorang ulama ra berkata: "Sesungguhnya firman Allah swt, yang artinya: "Bertakwalah kalian kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya." Telah dihapus dengan firman-Nya:

    “Bertakwalah kalian kepada Allah swt dengan semampumu."

    Ulama lain berkata: "Ayat yang kedua menjelaskan arti ayat pertama bukan menghapusnya." Dan inilah pendapat yang benar insyaAllah

    Allah swt Yang Maha terpuji tidak memaksa seseorang kecuali semampunya. Meskipun ia berhak melakukannya, namun jikalau Allah swt menghendaki dan memerintahkannya. Karena Allah swt boleh berbuat apapun dalam kekuasaan-Nya, tetapi Allah swt telah memberi keringanan dan kemudahan bagi para hamba-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt:

    يُرِيدُ اللَّهُ أَن تُخَفِّفَ عَنكُمْ وَخُلِقَ الْإِنسَنُ ضَعِيفًا )

    Artinya: "Allah hendak memberikan keringanan kepadamu. Karena manusia diciptakan dengan sifat lemah." (Qs. an-Nisaa' ayat: 28).

    Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:

    يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

    Artinya: "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." (Qs. al-Baqarah ayat: 185).

    al-Imam Hujjatul Islam al-Ghazali ra menyebutkan dalam Kitab Ihya' 'Ulumuddin: "Ketika turun firman Allah swt:

    لِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِن تُبْدُوا مَا فِي أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللَّهُ

    Artinya: "Milik Allah lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika engkau melahirkan apa yang ada di dalam hatimu, atau engkau menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan denganmu tentang perbuatanmu itu." (Qs. al-Baqarah ayat: 284).

    Ayat ini sangatlah berat bagi para Sahabat Rasulullah SAW. Setelah turunnya ayat ini, para sahabat mendatangi beliau SAW dan

    berkata: “Wahai Rasulullah, apakah kami dipaksa melakukan sesuatu di luar kemampuan kami?" Mereka memahami dari ayat ini bahwa mereka akan diperhitungkan meski lintasan hati mereka.

    Maka Nabi Muhammad SAW dengan bijaknya bersabda: "Apakah kalian ingin mengatakan seperti yang dikatakan Bani Israil: 'Kami telah mendengar dan kami tidak mematuhi. Tetapi katakanlah: 'Kami telah mendengar dan akan kami taati. Kami memohon ampunan-Mu wahai Tuhan kami dan hanya kepada-Mu kami kembali.”

    Setelah mereka mengucapkan hal ini, kemudian Allah SWT menurunkan ayat selanjutnya:

    ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ، وَالْمُؤْمِنُونَ

    Artinya: "Rasul telah beriman kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman." (QS. al-Baqarah ayat: 285).

    Dia menceritakan tentang mereka dan do'a yang mereka panjatkan setelahnya, yaitu agar Allah swt tidak memperhitungkan kelupaan dan ketidak sengajaan mereka. Dan juga agar tidak menulis dosa atas mereka sampai akhir yang Allah SWT firmankan tentang mereka.

    Kemudian Allah swt pun mengabulkan do'a mereka dan memberi keringanan, serta mengangkat kesulitan mereka.

    Ketahuilah, bahwa segala pujian hanyalah untuk-Nya. Hal ini juga dijelaskan oleh sabda Nabi Muhammad SAW:

    تُحُوِّزَ لِي عَنْ أُمَّتِي الْحَطَأُ وَالنِّسْيانُ وَمَا اسْتَكْرِهُوا عَلَيْهِ، وَمَا حَدَّثُوا بِهِ أَنْفُسَهُمْ مَالَمْ يَقُولُوا أَوْ يَعْمَلُوا

    Artinya: "Dimaafkan untuk umatku atas ketidak sengajaan, kelupaan dan keterpaksaan mereka. Serta apa yang mereka simpan dalam

    benak mereka selama mereka tidak mengucapkannya atau melakukannya."

    Sedangkan firman Allah SWT yang artinya: "Dan janganlah sekali-kali engkau wafat melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

    Perintah dari Allah swt agar kita meninggal dalam keadaan Islam yang merupakan agama Allah swt yang telah Allah SWT kabarkan dalam Kitab-Nya, bahwa Islam adalah agama yang Allah SWT ridhai dan Allah SWT pula tidak akan menerima dari siapapun selain agama ini serta inilah agama yang Allah SWT ridhai untuk Rasul-Nya dan hamba-hamba-Nya yang beriman. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:

    إنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

    Artinya: "Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam." (Qs. Ali Imran ayat: 19).

    Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:

    وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَسِرِينَ )

    Artinya: "Barangsiapa mencari agama selain Agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan ia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (Qs. Ali Imran ayat: 85).

    Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:

    فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفِ لِإِثْمٍ

    Artinya: "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan kelak Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (Qs. al-Maidah ayat: 3).

    Seseorang tidak dapat memilih mati dalam keadaan Islam dengan sendirinya, akan tetapi Allah swt telah menjadikan jalan baginya untuk mewujudkannya. Jikalau sang hamba telah menempuhnya, berarti ia telah menjalankan prosedurnya dan segala macam perintah-Nya. Yaitu memilih mati dalam keadaan Islam dengan penuh pengharapan dan tekad yang bulat. Ia membenci mati dalam keadaan selain Islam dan ia selalu memohon kepada Allah SWT agar ia dimatikan dalam keadaan Islam. Demikianlah Allah SWT mensifatkan para nabi-Nya dan hamba-hamba-Nya yang shaleh.

    Sebagaimana Allah SWT mengabarkan tentang Nabi Allah Yusuf bin Ya'qub as:

    أَنتَ وَلِي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّلِحِينَ )

    Artinya: "Engkaulah Pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang yang shaleh." (Qs. Yusuf ayat: 101).

    Juga tentang para penyihir ketika mereka beriman dan mendapat ancaman hukuman dari Fir'aun:

    رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ (۳)

    Artinya: "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)." (Qs. al-A'raaf ayat: 126).

    Allah swt menceritakan tentang Nabi Allah Ibrahim as bahwa ia berwasiat kepada anaknya. Demikian juga Nabi Allah Ya'qub as yang berwasiat kepada anaknya agar meninggal dalam keadaan Islam. Dalam firman Allah SWT:

    وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَنبَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

    Artinya: "Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): 'Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah engkau wafat kecuali dalam memeluk agama Islam." (Qs. al-Baqarah ayat: 132).

    Oleh karena itu, hendaknya seseorang berusaha menjaga dan memperteguh keislamannya dengan menjalankan perintah Allah. SWT. Karena orang yang meninggalkan perintah Allah SWT, maka ia rentan mati di luar Islam. Ia melakukan pelanggaran itu sebagai bukti bahwa ia meremehkan agama, maka hendaknya seorang muslim berhati-hati dalam hal ini.

    Hendaknya ia juga menghindari kemaksiatan dan perbuatan dosa. Karena kemaksiatan dapat melemahkan Islam, mengguncang tatanannya dan dapat menyebabkan keimanannya rentan tercabut menjelang kematian, hal ini sebagaimana yang banyak dialami oleh para pelaku kemaksiatan. Dalam Kitab Suci al-Qur'an, Allah SWT berfirman:

    ثُمَّ كَانَ عَقِبَةَ الَّذِينَ أَسَتُوا السُّوَأَى أَن كَذَّبُوا بِنَايَتِ اللَّهِ وَكَانُواْ مَا يَسْتَهْزِءُونَ )

    Artinya: "Kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (adzab) yang lebih buruk. Karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya." (Qs. ar-Ruum ayat: 10).

    Hendaknya hal ini dijadikan bahan renungan. Oleh karenanya, ajaklah dirimu untuk menjalankan segala perintah Allah swt dan menjauhi segala macam larangan-Nya. Jika engkau terjerumus dalam suatu kemaksiatan, maka segeralah bertaubat kepada Allah swt dan janganlah sekali-kali tetap berkecimpung di dalamnya.

    Memohonlah selalu kepada Allah swt untuk khusnul khatimah, Karena kami telah mendengar, bahwa setan terlaknat berkata: “Telah mematahkan punggungku orang yang memohon kepada Allah SWT khusnul khatimah, seraya ia berkata: 'Kapan ia merasa takjub dengan amal perbuatannya, aku takut kalau ia sudah pandai."

    Perbanyaklah membaca kalimat tahmid dan bersyukur kepada Allah swt atas kenikmatan Islam, karena hal itu adalah kenikmatan terbesar. Andaikan Allah SWT memberikan dunia seisinya kepada seorang hamba, tetapi Allah swt tidak memberinya nikmat Islam, maka sudah pasti segala macam kenikmatan yang diperolehnya itu adalah bencana baginya.

    Dan seandainya ia hanya dianugerahi kenikmatan Islam, namun ia sama sekali tidak diberi kenikmatan duniawi, maka hal ini tidaklah menjadi bencana baginya. Sebab orang yang pertama, jikalau mati, maka ia akan berakhir di neraka. Sedangkan orang

    yang kedua, jikalau mati, maka ia akan masuk surga (Karena tiket untuk masuk surga adalah Islam)

    Hendaknya engkau selalu merasa cemas dan takut mengalami su'ul khatimah' Karena Allah SWT lah yang membolak-balikkan hati. Allah SWT memberi hidayah kepada siapa saja yang

    Dia kehendaki dan menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki.

    Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis shahih

    وَالَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلٍ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنْ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّ مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا

    Artinya: "Demi Dzat yang tiada Tuhan selain Dia sesungguhnya seorang dari kalian melakukan amalan penduduk surga hingga jarak antara ia dengan surga tinggal sehasta. Kemudian telah didahului ketentuan Kitab (takdir), lalu ia melakukan amalan penduduk neraka, maka akhirnya ia pun memasukinya.

    Sesungguhnya seorang dari kalian melakukan amalan penduduk neraka, hingga jarak antara ia dengan neraka tinggal sehasta, kemudian didahului ketentuan Kitab (takdir) lalu ia melakukan amalan penduduk surga, maka akhirnya ia memasukinya."

    Isi hadis ini sangatlah merisaukan orang-orang yang bertakwa dan lurus, apalagi orang-orang yang suka lalai dalam urusan agama. Salah seorang salafunasshalihin berkata: "Demi Allah, tidaklah seseorang merasa aman keimanannya dari pencabutan melainkan pasti tercabut."

    Dahulu para salafunasshalihin dengan keshalehan amal mereka dan sedikitnya dosa-dosa mereka karena kehati-hatian mereka dalam bertindak, itu pun mereka masih merasa ketakutan mati dalam keadaan su'ul khatimah. Sehingga salah seorang mereka berkata:

    "Andaikan aku ditawari meninggal dalam keadaan Islam di pintu kamarku atau mati syahid di depan pintu rumah, maka pasti aku pilih mati dalam keadaan Islam di pintu kamar ketimbang mati syahid di depan pintu rumah. Karena aku tidak tahu apa yang akan melintas dalam hatiku dari pintu kamar sampai pintu rumah."

    Dalam sebuah kesempatan lain, salah seorang salafunasshalihin berkata kepada saudaranya: "Jikalau aku telah dijemput ajal, maka duduklah di sebelah kepalaku dan lihatlah apa yang terjadi. Apabila engkau melihatku meninggal dalam keadaan Islam, maka ambillah seluruh yang aku miliki, lalu juallah kemudian belilah manisan dan kacang-kacangan lalu bagikan kepada anak-anak.

    Namun apabila engkau melihatku meninggal di luar itu, beritahukanlah orang-orang agar yang menshalatiku adalah orang-orang yang ingin menshalati dalam keadaan sadar."

    Ia telah memberitahukan kepadanya tanda-tanda untuk membedakan dua hal ini, orang itu berkata: “Aku mendapatinya meninggal dunia dalam keadaan Islam." Lalu ia melakukan pesannya agar menyedekahkan pada anak-anak kecil." Ketahuilah, bahwa cerita mereka mengenai hal ini banyak sekali.

    Ketahuilah, bahwa kebanyakan orang yang mati dalam keadaan su'ul khatimah adalah yang suka meremehkan shalat wajib, zakat wajib, suka mencari keburukan orang lain, mengurangi timbangan, menipu orang lain, mengelabuhi mereka dalam urusan agama dan duniawi, mendustakan para auliya' Allah SWT dan mengingkari mereka tanpa alasan yang benar, dan mengaku-ngaku mencapai derajat para wali tanpa kebenaran, serta karena melakukan perbuatan keji lainnya.

    Orang yang paling dikhawatirkan mengalami su'ul khatimah adalah orang yang melakukan bid'ah dalam agama, juga memendam keraguan terhadap Allah swt, Rasul-Nya dan hari akhir. Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim sangat berhati-hati dalam masalah ini. Karena tiada yang dapat terlindungi dari ketentuan Allah SWT kecuali orang-orang yang diberi rahmat.

    Ya Allah, wahai Dzat Yang Maha Pengasih kami memohon kepada-Mu demi cahaya wajah-Mu yang mulia. Matikanlah kami dalam keadaan Islam dan ikutkanlah kami dalam golongan orang-keadaan selamat. Kabulkanlah orang yang shaleh dalam. permohonan kami ini wahai Tuhan alam semesta. Firman Allah swt:

    وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
     
    Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.
     

    Bersikap lunak terhadap kaum mukminin

    Bersikap lunak terhadap kaum mukminin bisa terwujud
    melalui kasih sayang dan penuh perhatian kepada mereka.
    Ketahuilah, bahwa hal ini termasuk akhlak terbaik. Bahkan bahkan
    Allah swt mensifatkan Rasul-Nya dengan sifat ini. Hal ini


    sebagaimana firman Allah swt dalam al-Our'an:


    r kd


    - Í ” > 5 2 £ Dan 1! 3 - » f PE Kai EF
    e < 2 KENA z377 A 22,
    Ear LoL ale


    Artinya: “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari


    á 2


    GP IS La


    DA
    ve


    kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderilaanmu, sangat menginginkan
    (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang
    terhadap orang-orang mukmin.” (Os. at-Taubah ayat: 128).

    Rasulullah saw bersabda:

    2 SME DIK A BAN aa Ta á|
    SPAN ye tara SAN

    Artinya: “Orang-orang yang penyayang akan disayang Tuhan
    yang Maha Penyayang. Barangsiapa yang tidak menyayangi orang lain
    tidak akan disayang.”





    Nabi saw juga bersabda:


    e KF Kan pi i 23 NA

    Artinya: “Sesungguhnya hara wali abdal dikalangan umatku

    bukan memasuki surga karena banyaknya shalat maupun puasa. Akan
    tetapi mereka masuk surga karena hati yang bersih, jiwa yang derma dan


    menyayangi setiap muslim.”


    Hadits ini tidak berarti para abdal itu bukan orang yang
    banyak shalat dan puasanya justru mereka adalah orang-orang yang
    banyak menjalankan kedua ibadah itu dan ibadah lainnya, tetapi
    sifat-sifat mereka yang disebutkan oleh Nabi saw itulah yang lebih
    mendekatkan mereka kepada Allah swt. Karena kemuliaan sifat-sifat
    itu dibanding amal shaleh mereka lainnya karena termasuk amalan


    hati dan sifat-sifatnya.


    Ketahuilah apabila ditimbang amalan hati tidak dapat
    ditandingi oleh amalan fisik baik dalam kebaikan dan keburukan
    melainkan yang akan unggul adalah amalan hati ketimbang amalan
    fisik dengan hasil yang lebih nampak.

    Oleh karena itulah para ulama tasawuf lebih menitik


    beratkan pada perkara kebersihan hati dan mengutamakan


    menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji dan amalan shaleh


    En aaa aa an a naa ES


    HS
     <>


    ketimbang kalangan ulama dan para ahli ibadah lainnya yang tidak
    terlalu memperhatikan urusan batin seperti yang dilakukan oleh


    ulama tasawuf.


    Akan tetapi keutamaan ada ditangan Allah swt yang akan
    Allah swt berikan kepada siapa saja yang Allah swt kehendaki dan
    hanyalah Allah swt yang Maha Luas pengetahuan-Nya.


    Mengasihani umat Islam suatu perkara yang wajib terutama
    kaum dhuafa,” miskin dan korban bencana. Barangsiapa yang tidak
    memiliki keprihatinan dan iba ketika melihat kaum muslimin yang
    dhuafa' dan korban bencana, maka berarti ia berhati keras, telah
    tercabut kasih sayang darinya dan kasih sayang tidak akan tercabut
    kecuali dari orang yang celaka seperti yang telah dijelaskan oleh


    Nabi saw.


    Disamping itu jika ia juga merasa sombong dan risih untuk
    terjun kepada kaum dhuafa' dan miskin berarti ia sangat jauh dan
    dimurkai oleh Allah swt. Ia merelakan dirinya untuk terusir dari
    pintu Allah swt dan ia termasuk dalam golongan orang-orang
    sombong yang menentang Allah swt. Dalam hal ini, Nabi


    Muhammad saw bersabda:


    o o 07 9 gi <a LE E A
    g 2 A g “3 PA rr r
    Artinya: “Tidak akan masuk surga seseorang yang didalam


    hatinya terdapat rasa sombong meski sebesar atom.”


    SG pesen e asian IHAN AADDAD
    BA

    Termasuk kelunakan hati adalah khusyunya hati dan
    banyaknya menangis karena takut kepada Allah swt hal ini sifat


    mulia lagi terpuji. Allah swt mensifatkan para Nabi-Nya dan para


    hamba-Nya yang shaleh dengan sifat ini:


    aa Ma ATAS AA Tg AN A
    Ct ANY [Abu YA ala A p Ii
    Artinya: “Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha


    Pemurah kepada mereka, maka mereka tersungkur dengan bersujud dan


    menangis.” (Os. Maryam ayat: 58).


    Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:


    gam
    14


    ar PAT MRI aa
    BI Ab Aman UBS 093


    =,


    Artinya: “Dan mereka tersungkur di atas muka mereka sambil


    menangis dan mereka bertambah khusyu'.” (Os. al-Israa' ayat: 109).


    Nabi Muhammad saw juga menyebutkan diantara tujuh


    orang yang akan dinaungi oleh Allah swt di hari tiada naungan
    kecuali naungan-Nya:
    E E PAN NA Pe an a at A
    ola cmn Ul Al S5 Ya)
    Artinya: “Seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian, lalu air


    matanya mengalir.”


    Dalam kesempatan lain, Baginda Nabi saw bersabda:


    NASENAT & WASIAT IMAM NADDAD


    N o 0 o %2 A irg ES P S, TE s
    eg a AS ya KI i Y, MAN Ap SE oa JS
    w o- . 3 9% 29
    al Je c P3 Lb
    Artinya: “Kelak di hari kiamat semua mata akan menangis


    kecuali mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang
    berjaga di jalan Allah.”


    Maksud dari hadis diatas adalah, bahwasannya di medan
    pertempuran, menangis dengan tulus karena takut kepada Allah swt
    sangatlah jarang, sehingga hal itu derajatnya amat tinggi dalam
    pandangan Allah swt. Padahal banyak sekali orang yang menangis
    tiap hari. Mengenai hal ini, Nabi Muhammad saw bersabda:

    KA AA SA a a



    D a — Can Kah ES
    Artinya: “Tidak aa masa Pan seseorang yang menangis
    karena takut kepada Allah, meskipun susu bisa kembali dalam tetek dan
    unta bisa masuk ke dalam lubang jarum.”
    Dalam riwayat lain disebutkan:


    A PP Oo r


    > D 7 ə A
    NN Sesi
    Artinya: “Tidak akan masuk neraka orang yang keluar dari


    matanya air mata meski sebesar kepala lalat karena takut kepada Allah.”


    AN


    G DASEMAT & WASIAT TMAM HADDAD


    Nabi Muhammad saw menyamakan antara orang yang
    menangis karena takut kepada Allah swt dengan darah yang tumpah


    di jalan Allah swt. Dalam hal ini, Baginda Nabi saw bersabda:


    NG a HP jag S SL T y


    Artinya: “Andaikan dalam sebuah kaum ada satu orang yang


    menangis pasti Allah akan menyayangi mereka berkat tangisannya.”


    Dari penjelasan ini sudah jelas orang yang menangis banyak
    sekali tetapi yang menangis hanya karena takut kepada Allah swt
    sangatlah sedikit, maka menangislah karena takut kepada Allah swt.
    Jikalau tidak dapat menangis, maka usahakan agar dirimu bisa
    menangis. Jauhilah perbuatan riya dan berpura-pura di hadapan
    orang lain karena dengan perbuatan ini engkau akan hina


    dipandangan Allah swt Tuhan alam semesta.


    Jika engkau sulit menangis, maka ingatlah kedahsyatan
    akhirat yang sudah pasti akan engkau akan hadapi jikalau memang
    engkau beriman kepada Allah swt dan ajaran yang dibawa oleh
    Muhammad Rasulullah saw. Jikalau begitu, engkau pasti akan


    menangis apabila engkau memiliki hati dan pikiran yang sadar.


    Namun jikalau tidak sama sekali, maka anggaplah dirimu
    dalam golongan binatang ternak dan binatang lain yang sedang


    merumput di padang rumput. Karena Allah swt hanya berbicara dan


    NASEHAT & WASIAT SHAH AADDAD LB


    mengingatkan orang-orang yang memiliki hati dan akal. Mengenai


    hal ini, Allah swt berfirman:


    - 2 > » 96 ,£ 1. PAS P AN Kai 7 , g
    MI LI Jl al La saj OS oJ CS SN 5 Go!
    Artinya: “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
    terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang
    menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (Os. Oaaf


    ayat: 37).


    Dalam ayat lainnya, Allah swt berfirman:


    — PE 26 Sen PE Sl NN Aa Ea r


    Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu
    penuh dengan berkah agar mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan agar
    mereka mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Qs.


    ash-Shaad ayat: 29).
    Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
    aga, Aino ad AL 7
    DAIN Y i 3
    Artinya: “Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali


    orang-orang yang berakal.” (Qs. al-Baqarah ayat: 269). Dan merekalah


    itu adalah orang-orang berakal, lihatlah bagaimana Allah swt


    BASEMAT e WASIAT IMAM ADD SSS o o ooo


    menolak kalau orang-orang selain mereka dapat mengambil


    pelajaran.


    Allah swt mengkhususkan pelajaran hanya bisa diambil oleh
    orang-orang yang pasrah kepada-Nya, orang-orang yang takut
    kepada-Nya dan orang-orang beriman kepada-Nya, Rasul-Nya,


    janji-Nya dan ancaman-Nya. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:


    A r EZa — Wi 38 r D 5 A Zs A
    ng ALM e, Lagi . 2, 2. s 8 r


    Artinya: “Dia-lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda
    (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezeki dari langit. Dan
    tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada
    Allah).” (Qs. al-Mukmin ayat: 13).


    Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:


    Sa ad D d - x P A a - a D Z

    (Fan | nga | d ES NP 4 5 1. ut
    (TS aya P G) Cs S ilai ol S3
    Artinya: “Oleh sebab itu, berikanlah peringatan, karena


    peringatan itu bermanfaat. Orang yang takut (kepada Allah) akan
    mendapat pelajaran.” (Os. al-A'laa ayat: 9 - 10).


    Allah swt berfirman:


    NASEHAT & WASIAT IMAM HADDAD H3


    Aa E aana agan an aaa aana apaa kaka aka nda a an


    sia e KAGAN an a Pa
    (=) 3 ps GAN Ob s
    Artinya: “Dan tetaplah memberi peringatan. Karena


    sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang


    beriman.” (Qs. adz-Dzaariyat ayat: 55).


    Kemudian Allah menetapkan perintah memberi peringatan
    secara khusus dan menyuruh Rasul-Nya memberi peringatan secara
    umum, dan mengkhususkan manfaatnya hanya bisa diambil oleh


    para hamba-Nya yang beriman, hal ini menjadi bukti bagi mereka.


    Sedangkan bagi mereka yang tidak beriman hal ini menjadi
    bukti untuk menolak propaganda mereak yang batil karena mereka
    berpaling dan mengingkari setelah mengetahui serta tidak mau


    menerima ajaran Allah dan Rasul-Nya:
    Den Gk ai AE a a A
    a a a a bye ban IG Lagi IU,
    r 4 r s » # Ma > r 2.
    Goset La) Jas b DE Ang
    Artinya: “Mereka berkata: ‘Hati kami berada dalam tutupan (yang
    menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada


    sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu.


    Sesungguhnya kami bekerja (pula).” (Os. Fushshilat : 5).


    KOP MASEAAT e WASIAT SHAM ADA


    a
    Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:


    > -ofe P] -ai


    A g S2»... Pn ATP aa KEY #25
    © 5 Y a35 Saath ale Lala LAI Sa
    Artinya: “Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan
    sekuat-kuatnya sumpah. Sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang
    pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari


    salah satu umat-umat (yang lain).


    Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka
    kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya


    mereka dari (kebenaran).” (Os. al-Fathiir ayat: 42).


    Inilah sifat orang-orang yang diseru oleh Tuhan untuk
    mengesakan-Nya dan mentaati-Nya melalui lisan Rasul-Nya tetapi
    ia menolak, mengingkari dan menyombongkan diri. Sedangkan yang
    mengimani secara lisan dan menampakkannya secara dzahir sedang
    hati mengingkarinya dialah orang munafik, ia sama halnya dengan
    orang kafir dan ia juga mendapat murka dan laknat Allah swt yang


    sama seperti yang dialami orang kafir,


    Sedangkan yang beriman dengan hati dan lisan tetapi ia
    tidak menjalankan perintah Allah swt dan melakukan perbuatan
    maksiat yang diharamkan Allah swt, urusanya sangatlah berbahaya
    dan dikhawatirkan. Apabila ia tidak diselamatkan oleh Allah swt


    NASEHAT & WASIAT IMAM AADDAD KD)


    dengan memberinya taufik untuk bertaubat dengan tulus sebelum
    kematiannya ia akan berkumpul bersama orang-orang kafir dan


    munafik di neraka Allah swt yang menyala-nyala.


    Allah swt berfirman:


    -, < pa = 2E %2 7, 17 - Gs . 8,2 10 gu n
    Pu Qa de alan al G yi an


    aa ME SA
    C) iddes IK 3 Ina
    YA t rad


    Artinya: “(Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,
    yang (naik) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas
    mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.” (Os.
    al-Humazah ayat: 6 - 9).

    Karena itu, tetaplah teguh wahai mukmin mentaati perintah
    Tuhanmu, perbanyaklah amalan saleh, bersabar dan jalanilah
    dengan tulus, lakukanlah terus sampai engkau menghadapnya
    hingga engkau membuatnya ridha dan Ia meridhahimu serta


    menempatkanmu di tempat yang mulia.


    Allah swt berfirman:


    : pa . - P Sah Wa. P P
    keli SY G aya Si Oni des ai adi Es 8


    NASEHAT & WASIAT THAM AADDAD

    Artinya: “Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-
    orang yang takwa ialah (seperti taman), mengalir sungai-sungai di
    dalamnya, buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula).
    Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa. Sedang tempat
    kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.” (Os. ar-Ra'ad ayat: 35).


    Wahai mukmin entaslah dirimu dari lubang kemaksiatan,
    bertaubatlah kepada Tuhanmu sebelum ajal menjemputmu kelak jika
    mati engkau akan menemui Tuhanmu dalam keadaan kotor dan


    celaka, engkau akan menjadi seperti yang difirmankan Allah swt:


    x pA fay Das 4 A ; g 6 Z 2g 3g f, > 315
    RE NG G Dan Y Ae Ad UP La, san DL uya a)
    Artinya: “Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya

    dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia


    tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.” (Qs. Thahaa ayat: 74).


    Jangan merasa tenang dari siksa yang akan Allah swt
    turunkan padamu jika engkau tidak segera bertaubat dari dosa-
    dosamu, karena orang-orang yang berdosa kepada Tuhannya
    sewaktu-waktu terbuka bagi mereka peluang menerima siksa-Nya,


    tidakkah engkau mendengar firman Allah swt:


    DASENAT & WASIAT SHAM AADDAD <


    D
    “A
    A P P EE T g P Ja». C 3 2, = P 2...
    ma Ld agli 3 AAS JI (SB) OP VE Sai


    Nagan Ot AA a a
    DI DI K3 PRE IS AAS D
    Artinya: “Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang
    jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah
    bersama mereka, atau datangnya adzab kepada mereka dari tempat yang
    tidak mereka sadari, atau Allah mengadzab mereka di waktu mereka


    dalam perjalanan.


    Maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (adzab itu), atau
    Allah mengadzab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa).
    Maka sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Pengasih lagi Maha
    Penyayang.” (Os. an-Nahl ayat: 45 - 47).


    Ya Allah, Yang Maha Mulia jadikanlah kami dapat
    mengambil pelajaran dari peringatan-Mu, mengikuti isi kitab-Mu
    dan Rasul-Mu, berkumpul dalam mentaati-Mu, wahai Tuhan kami,
    matikanlah kami dalam keadaan Islam, ikutkanlah dalam rombongan
    Orang-orang saleh berikut orang tua kami dan orang-orang yang


    kami cintai dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.


    Semoga Allah menyadarkan diriku dan dirimu dari kelalaian,
    memberi petunjuk kepadaku dan kalian untuk bersiap-siap pindah


    dari tempat yang fana menuju tempat yang kekal.


    PAN |
    SG BASAN e WASIAT IHAN ADD


    Ketahuilah, bahwa termasuk perkara yang berbahaya bagi
    manusia adalah angan-angan panjang. Angan-angan yang panjang
    maksudnya, diri merasa hidup kekal di dunia hingga perasaan ini
    menguasai hati dan ia giat memenuhi keinginannya. Dalam hal ini,
    para salafunasshalihin ra berkata: “Barangsiapa yang panjang angan-


    angannya, maka buruklah amal perbuatannya."


    Karena angan-angan panjang membuat sescorang lebih
    mencintai dunia, berusaha untuk memakmurkannya hingga
    seseorang rela menghabiskan siang dan malam memikirkan cara
    membenahinya dan cara untuk mengumpulkannya terkadang
    dengan hati dan terkadang dengan usahanya untuk menikmati
    kenikmatan dhahirnya, hingga pikiran dan anggota tubuhnya
    senantiasa sibuk mengejar dunia, akhirnya ia akan lupa akhirat dan
    berpaling darinya, selalu menunda-nunda amalan akhirat tetapi
    mendahulukan urusan duniawinya, padahal seharusnya ia membalik
    keadaan itu dengan giat beramal untuk akhiratnya yang merupakan


    empat tinggalnya yang abadi.


    Allah swt dan Rasul-Nya telah memberitahu bahwa surga
    tidak dapat dicapai tanpa kesungguhan dan keteguhan untuk


    meraihnya.


    Adapun dunia adalah tempat yang akan hancur dan binasa,
    dalam waktu dekat ia akan berpindah dari dunia menuju akhirat dan


    ia akan meninggalkan harta bendanya, ia tidak diperintah untuk


    MASA a Wasiat IMAM Map K


    mencari dan mencintainya, bahkan hal ini dilarang dalam Ktabullah


    dan sunnah Rasul-Nya saw.


    Bagian yang sudah ditetapkan untuknya tidak akan lari
    meski ia tidak mencarinya, tetapi karena ia dihinggapi olch angan-
    angan yang panjang, maka ia senantiasa mengejar materi duniawi
    dan selalu menunda-nunda urusan akhirat. Ia tidak pernah teringat
    akan datangnya kematian dan kewajibannya untuk bersiap-siap


    menghadapinya dengan berbagai rangkaian amal shaleh.


    Hanya saja ia berjanji pada diri sendiri setelah selesai dari
    urusan duniawi kelak di masa datang ia akan meluangkan diri untuk
    ibadah, ia menganggap ajalnya ada di tangannya hingga ia bisa mati
    kapan saja ia mau.

    Semuanya ini dampak buruk dari angan-angan yang panjang,
    oleh karena itu hindarilah hal ini dan jadikanlah penundaan itu
    dalam urusan duniawi saja sedangkan untuk urusan akhirat
    sibukkanlah dirimu dan segeralah melakukannya, sebagaimana


    sabda Nabi Muhammad saw:


    Kela ENG OF J dat aaa Y i aga J


    Artinya: “Berbuatlah untuk duniamu A engkau tidak
    Artinya: “Berbuatlah untuk duniamu seakan-akan engkau tidak


    akan mati untuk selamanya dan berbuat untuk akhiratmu seakan-akan


    engkau akan mati besok.”


    Qy seame osm mmo ——


    | Renungkanlah dekatnya ajal. Hal ini sebagaimana yang


    disebutkan dalam hadis, bahwasannya Baginda Nabi Muhammad
    saw bersabda:
    PAETE
    a
    Artinya: “Perkara ghaib paling dekat yang ditunggu-tunggu.”
    Mana tahu manusia! Bisa jadi umurnya tinggal sedikit saja
    sedangkan ia sibuk dengan dunia dan berpaling dari akhirat, kalau
    ajal menjemputnya sedangkan ia dalam keadaan yang demikian ia
    kembali kepada Allah swt dalam keadaan belum siap menghadap
    kepada-Nya, bahkan ia masih ingin diberi tangguhan ketika ajal
    menjemputnya tetapi keinginannya ditolak, seperti yang dijelaskan


    oleh Allah swt:


    Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:


    sye ok ve E EEE z Sa A ssb aa - St.
    r Dorz wi Adel IS) GG


    ha Ta »-—


    Jl Fa Kagak aa MANA LS Ul SE unta


    D 3 Pa af

    T

    Artinya: “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga
    apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya


    NASA WASIAT IMAM AMPAH


    Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh
    terhadap yang telah aku tinggalkan.

    Sekali-kali tidak, karena sesungguhnya itu adalah perkataan yang
    diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari
    mereka dibangkitkan.” (Os. al-Mukminuun ayat: 99 - 100).

    Maka tidaklah seseorang berangan-angan panjang,
    menunda-nunda amal perbuatan dan lupa mempersiapkan diri
    menghadapi kematian kecuali orang bodoh dan tertipu. Hal ini


    sebagaimana sabda Rasulullah saw:


    i Pasy a B KA
    Ga G


    Pi
    P 2 r 2.


    Artinya: “Orang yang pandai adalah yang selalu menahan diri
    dan beramal untuk bekal setelah kematian, dan orang yang lemah adalah
    orang yang menuruti hawa nafsunya dan berangan-angan kosong
    terhadap Allah.” Jadi, angan-angan yang panjang termasuk menuruti
    hawa nafsu dan tertipu oleh angan-angannya yang dusta.

    Dalam hal ini, salah seorang salafunasshalihin ra berkata:
    “Andaikan kalian melihat ajal dan perjalanannya, maka pastilah kalian


    akan membenci angan-angan dan tipuannya.”"


    Dalam kesempatan lain, diantara mereka berkata: “Berapa


    banyak orang yang menyambut datangnya hari, namun ia tidak sempat


    DASEHAT & WASIAT IMAM HADDAD


    melaluinya. Dan berapa banyak orang yang mengharapkan hari esok,


    namun ia tidak bisa mengalaminya.”


    Ada pula yang berkata: “Bisa jadi seseorang tertawa terbahak-
    bahak, padahal kain kafannya telah keluar dari penjahit.”


    Disebutkan dalam hadis:


    0 Ba Z


    mb. 9 ee BAN o2 si - BE o3 o-
    LP bal Mg a Ja yl L ayi aia Jal a


    Artinya: “Generasi pertama umat ini selamat dengan zuhud dan
    keyakinan dan generasi terakhir binasa karena cinta harta benda dan


    angan-angan panjang.”


    Dalam kesempatan ini, Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra
    berkata: “Perkara yang amat engkau khawatirkan atas kalian adalah
    menueuti hawa nafsu dan angan-angan panjang, karena mengikuti
    hawa nafsu akan menghalangi dari kebenaran sedangkan angan-


    angan panjang akan membuat diri lupa akan akhirat.


    Barangsiapa yang lupa akhirat, maka ia tidak akan berbuat
    untuknya sedangkan yang tidak berbuat untuknya ia akan datang di
    akhirat dalam keadaan tidak membawa amal shaleh yang mana tidak


    ada keselamatan di akhirat tanpanya.


    Jika di saat itu ia meminta agar dikembalikan ke dunia untuk


    mengerjakan satu amal shaleh saja, niscaya ia akan dihalangi.


    NASEHAT & WASIAT TMAM DDD PP


    oo yaaa Pen aa mean a Mangka a


    Dengan demikian, maka ia akan sangat menyesal di saat
    penyesalannya tidak berguna lagi baginya.”
    Dalam wasiat Rasulullah saw kepada Ibnu Umar ra


    disebutkan:
    or A rofa o? 2 EH 23 j
    t a

    Artinya: “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang yang asing
    atau orang yang melewati jalan.”

    Hadis ini berisi anjuran untuk memperpendek angan-angan
    dan sedikit berharap pada materi duniawi, Ibnu Umar berkata: “Jika
    engkau di pagi hari, maka janganlah engkau menunggu sore. Apabila di
    sore hari, maka janganlah menunggu sampai pagi. Ambillah dari hidupmu


    bekal untuk kematianmu dan dari masa sehatmu untuk masa sakitmu.”


    Ketaruilah dalam berangan-angan manusia terbagi menjadi


    tiga golongan:


    Golongan pertama, adalah golongan terdepan yaitu para
    nabi dan shidd:gin mereka tidak memiliki angan-angan sama sekali,
    mereka selalu mewaspadai datangnya ajal, mereka bersiap-siap
    menghadapinya dengan senantiasa terjun dalam aktifitas ibadah
    kepada Allah swt, tidak menyibukkan diri dalam urusan duniawi


    Secara keseluruhan kecuali yang memang mereka butuhkan untuk


    JAN
    L seks a o —


    diri mereka sendiri atau untuk orang-orang yang berada di bawah
    tanggungannya.

    Mereka telah berada di puncak kesenangan dalam beribadah
    kepada Allah swt dan persiapan menuju akhirat sehingga bila ada
    yang berkata kepada salah seorang mereka: “Engkau besok akan
    mati.” Ncaya ia tidak dapat menambah ibadahnya lagi karena mereka
    telah berada di puncak teratas yang tiada lagi tingkatan di atasnya
    dan tidak menemukan sesuatupun untuk disisakan karena ia telah
    meninggalkan segala sesuatu yang tidak ia inginkan kala ajal
    menjemput ia dalam keadaan menggelutinya, yang kami sebutkan


    ini telah diisyaratkan dalam sabda Nabi saw:
    Pa Kd di A
    eo B PPE Na


    A A +


    & 3 Tn As a
    Aina “Demi jiwaku yang T dalam genggaman-Nya
    tidaklah aku mengangkat kakiku lalu aku menyangka bisa meletakkannya


    tiba-tiba dicabut nyawaku, dan tidaklah aku suapkan makanan lalu aku


    menyangka dapat menelannya tiba-tiba kerongkonganku tersumbat karena


    telah dijemput ajal.”


    Bahkan terkadang Baginda Nabi Muhammad saw
    bertayamum, sedangkan air ada berada di dekat beliau. Kemudian
    beliau saw ditanya mengenai hal ini. Dengan bijaksana beliau saw


    menjawab: “Entahlah apa aku bisa mencapainya.”


    DAN



    KE no aaa Bea


    Golongan kedua, adalah golongan orang-orang baik yang
    bersifat menengah dengan angan-angan yang pendek yang tidak
    membuat mereka lalai akan Allah swt dan mengingat-Nya, tidak
    membuat mereka melupakan akhirat, tidak menyibukkan mereka
    dari persiapan menghadapi kematian, tidak mendesak mereka untuk
    terlalu memakmurkan duniawi, ataupun tertipu dengan kemewahan
    dan kesenangannya yang akan hancur dalam waktu dekat, tetapi
    mereka tidak diberi kekuaatan seperti yang diberikan pada golongan
    pertama yaitu selalu mewaspadai kematian setiap waktunya,
    andaikan mereka mengalaminya pastilah urusan kehidupan mereka
    yang wajib atas mereka akan berantakan, bahkan bisa
    mengakibatkan urusan akhirat mereka juga berantakan karena
    tekanan jiwa dan pikiran terhadap perkara yang dahsyat itu, karena
    senantiasa mewaspadai datangnya ajal merupakan perkara berat
    yang tidak dapat dipikul kecuali pangkat kenabian atau
    shiddigiyyah.


    Oleh karena itu dikatakan: “Sesungguhnya di antara angan-
    angan adalah rahmat maksudku harapan yang andaikan hal ini tidak
    ada pasti urusan agama dan dunia akan goncang, hal ini juga
    diisyaratkan dalam sebuah riwayat bahwa Allah ketika menciptakan
    anak cucu Adam dari punggungnya, para malaikat melihat betapa
    banyaknya jumlah mereka, mereka bertanya: “Wahai Tuhan kami,
    dunia tidak akan cukup menampung mereka! Allah swt menjawab:


    “Sesungguhnya Aku jadikan kematian bagi mereka.” mereka berkata:


    DASENAT e WASIAT IMAM HADDAD


    “Kalau begitu tidaklah nyaman kehidupan mereka.” Allah swt


    berkata: “Aku menjadikan cita-cita dan semangat pada mereka.”


    Diriwayatkan dari Nabi saw: A


    WA PE a | Al Bo Tae Se | 5
    Spa A Tn Lae Si

    > A | t 5

    Artinya: “Sesungguhnya para malaikat mengatakan pada
    keluarga mayit ketika mereka keluar meninggalkan pemakaman: “Pergilah


    kalian ke urusan duniawi kalian semoga Allah membuat kalian lupa akan


    kematian.”


    Para malaikat as tidak mendo'akan keburukan bagi orang
    beriman yang berarti angan-angan panjang yang tercela itu tetapi
    mereka mendoakan kebaikan yaitu angan-angan pendek yang tidak
    membuat mereka lalai akan urusan akhirat tetapi yang cukup untuk


    melakukan kepentingan kehidupan yang mereka butuhkan.


    Golongan ketiga, adalah orang-orang bodoh dan tertipu
    yang berangan-angan panjang hingga membuat mereka lalat akan
    akhirat dan tidak teringat kematian, mereka mencintai dunia
    sepenuh hat, berjuang untuk menghiasinya, mengumpulkan harta
    bendanya, tertipu oleh kemewahannya dan memandang pada


    kesenangannya, padahal Allah swt sendiri telah melarang nabi-Nya


    OMSET WASIAT IMAM AAPDAD


    saw mengalihkan pandangan kepadanya. Hal ini sebagaimana firman


    Allah swt:


    2A? |


    SU UÍ ah aj E sas AE a SAN


    = R A a H3 Ta Telan
    DE en Ab LI
    Artinya: “Dan janganlah engkau tunjukkan kedua matamu kepada
    apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai
    bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka. Dan karunia Tuhanmu


    adalah lebih baik dan lebih kekal.” (Os. Thaha ayat: 131).


    Engkau lihat seorang dari mereka hampir tidak pernah
    mengingat masalah akhirat ataupun memikirkannya apalagi
    mengingat kematian dan dekatnya ajal, kalaupun ingat itupun
    kadang-kadang dan tidak membekas di hatinya, kalau ia khawatir
    hal itu membekas di hatinya ia segera mengalihkan perhatiannya
    kepada hal lain yang dapat membuatnya melupakan kematian agar ia
    tidak terganggu dalam menggeluti urusan duniawi dan menikmati


    hemewahannya.


    Angan-angan inilah yang tercela secara mutlak, dan
    pelakunya tergolong orang-orang merugi yang telah dibuat lalai
    Oleh harta dan anak-anak mereka daripada mengingat Allah swt,


    kelak saat ajal menjemput dan ia menyaksikan akhirat ia berkata:


    > DASEMAT & WASIAT IMAM HADDAD


    JAN -575 Aa
    Artinya: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
    (kematian)ku sampai waktu yang dekat.” (Qs. al-Munafiquun ayat: 10).


    Hal ini seperti yang Allah jelaskan dalam firman-Nya:

    I io nd GIA KP Tiar ah
    Ca bih © bodel a US j 4
    e a T Gho ga oa a
    Dl SG A pa


    Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-
    hartamu dan anak-anakmu melalaikanmu dari mengingat Allah swt.
    Barangsiapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang


    yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan


    kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kalian.


    Lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak
    menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan
    aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?” (Os. al
    Munafiguun ayat: 9 - 11).


    Aa G


    Kami telah mendengar riwayat bahwa malaikat maut akan
    menampakkan diri pada seseorang ketika ajalnya tinggal sedikit,
    malaikat memberitahukan kematiannya lalu orang itu berkata:
    “Wahai malaikat maut, tangguhkan sedikit lagi usiaku agar aku
    dapat bertaubat dan meminta ampun kepada Tuhanku.” Malaikat
    berkata: “Engkau telah lama sekali mendapat jatah tangguhan umur
    tetapi engkau enggan bertaubat dan kembali ke jalan Tuhanmu


    hingga saat ini, sekarang waktu telah habis dan sudah tiba ajal yang


    Allah swt tetapkan bagimu, tiada jalan lain untuk menundanya.”


    Sebagian ulama berkata: “Andaikan seseorang memiliki dunia
    seisinya dan dengannya ia bisa membeli umur meski sesaat agar ia


    bisa bertaubat kepada Allah swt saat itu pasti akan ia lakukan.”


    Melalaikan akhirat dan berpaling darinya secara
    keseluruhan juga mencintai dan menyibukkan diri menggeluti
    materi duniawi terkadang penyebabnya adalah angan-angan panjang
    Seperti yang telah kami jelaskan, tetapi bisa jadi dissebabkan
    kerguanyya terhadap akhirat apakah akhirat itu nyata adanya hal ini


    merupakan bentuk kekafiran terhadap Allah swt dan Rasul-Nya.


    Titik perbedaan antara orang yang melalaikan akhiratnya
    karena faktor angan-angan yang panjang atau ragu akan akhirat
    yaitu orang yang lalai karna faktor angan-angan panjang kalau ia
    sakit atau terkena suatu musibah dimana ia yakin ajal bakal


    menjemputnya kala itu ia banyak mengingat akhirat dan menyesali


    BASEMAT E WASIAT IMAM MMDDAD UU


    masa hidupnya yang tidak ia gunakan untuk persiapan akhiratnya
    bahkan ia berharap bisa sembuh agar dapat beramal shaleh,
    sedangkan orang yang lalai karena meragukan akhirat kala ia sakit
    tidak nampak padanya tanda-tanda yang telah kami sebutkan tadi
    tetapi yang nampak padanya adalah keputus asaannya karena ia
    berpisah dengan dunianya, mengkhawatirkan anak-anak dan
    hartanya akan sirna sepeninggalnya dan hal-hal lain yang
    menunjukkan betapa sempit pandangannya dan jiwanya telah


    terbelenggu oleh cinta duniawi.


    Oleh karena itu, renungkanlah hal ini pada dirimu juga
    berilah pereunungan pada orang lainyang akan engkau nasehati jika
    engkau mencium darinya gelagat keraguan akan akhirat karena
    meragukan akhirat lebih tercela dan lebih berbahaya daripada
    anganp-angan yang panjang, meskipun angan-angan yang dapat


    melalaikan akhirat juga sama tercelanya.


    Ketahuilah bahwa banyak mengingat kematian meruapakan
    perkara yang sunnah dan sangat dianjurkan, hal ini sangat besar
    manfaatnya diantaranya membuat angan-angan yang pendek,
    mengurangi kecintaaan pada dunia, membuat hati rela dengan rezeki
    seadanya, lebih menyemangatkan diri untuk berbekal dengan amal


    shaleh menuju akhirat.


    Dalam hal ini, Rasulullah saw bersabda:


    | Pen ena DASEHAT & WASIAT IMAM HADDAD


    AI GaS i AN


    Artinya: “Perbanyaklah mengingat penghancur kani aken


    Yaitu kematian.
    Bahkan Nabi saw bangun di malam hari beliau berseru:
    se yaa TI Sa aan TARI E NS
    adal JI ga doel Jl Koplo cad Si lor
    Artinya: “Telah datang kematian dengan segala keadaannya,
    telah datang tiupan sangkakala yang diikuti tiupan kebangkitan.”
    Ketika Nabi saw ditanya siapakah orang-orang yang pandai?
    Beliau saw menjawab:
    PKS a | da A HN [> yel) ah NS
    a7 ai an pi
    EAI pan AN dan 3
    Artinya: “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan
    yang paling baik mempersiapkan diri menghadapinya merekalah orang-


    orang pandai, mereka pergi (meninggalkan dunia) dengan membawa


    kemuliaan di dunia dan kenikmatan akhirat.”


    Cara mengingat yang bermanfaat bukan hanya sebatas
    ucapan seseorang : “Mati, .mati saja,” hal ini sedikit sekali
    manfaatnya meskipun ia banyak menyebutnya tetapi yang harus ia


    lakukan adalah merenungkan dalam hati saat ia mengucapkannya


    PR
    dengan lisan, bagaimana keadaannya saat kematian,
    kedahsyatannya, sekaratnya dan saat ia menyaksikan hal-hal akhirat,
    berapa yang etersisa dari ajalnya dan akan diakhiri dengan apa, juga
    merenung bagaimana keadaan teman-teman yang telah
    mendahuluinya saat menjelang kematian, kemana mereka pergi! Dan
    cara berpikir serta renungan lainnya yang meninggalkan kesan


    dalam hatinya.


    Salah seorang salafunasshalihin ra berkata: “Lihatlah, segala
    sesuatu yang engkau menginginkan kematian mendatangimu
    sedangkan engkau dalam keadaan melakukannya, maka teruslah
    melakukannya dan begitu juga segala sesuatu yang kamu tidak ingin
    kematian menjemputmu dikala engkau melakukannya, maka jauhilah


    sejak sekarang.”


    Renungkanlah nasehat ini karena sangatlah berguna bagi


    yang mengamalkannya, hanyalah Allah swt yang dapat memberi


    taufik dan pertolongan tiada Tuhan selain Dia.

    Membenci kematian suatu perkara yang alami hampir tiada
    seseorang yang terlepas darinya, karena kematian itu menyakitkan
    dirinya dan memisahkannya dengan orang-orang yang ia kasihi juga
    kebiasaannya semasa hidup di dunia.

    Ketika Rasulullah saw bersabda:


    nan E P3 Mm £
    PN) oS Al AH TET sú ai oal al Ah A


    Ca


    At
    DASERAT & WASIAT IMAM HADDAD Ke


    Artinya: “Barangsiapa yang senang bertemu dengan Allah, maka
    Allah pun senang bertemu dengannya, dan barangsiapa yang tidak senang
    bertemu dengan Allah, maka Allahpun tidak senang bertemu dengannya.”


    Sayyidah Aisyah ra bertanya kepada Baginda Rasulullh saw:
    “Wahai Rasulullah, bukannya kita semua membenci kematian?”
    Kemudian Nabi saw bersabda:


    4 aa DaN ăi Ka a gal as p D 2


    A
    i.


    ai Sin Pa DAE Jan | AS g y Io
    23 3 n Ál sa J


    Artinya: “Sesungguhnya seorang mukmin apabila telah tiba
    ajalnya, maka ia dihibur dengan kasih sayang Allah sehingga ia senang
    bertemu dengan Allah dan Allahpun senang bertemu dengannya.


    Sedangkan orang kafir, apabila telah dijemput ajal, maka ia
    diberitahu akan siksa Allah sehingga ia idak senang bertemu dengan Allah
    dan Allah pun tidak senang bertemu dengannya.”

    Mengenai sifat seorang mukmin yang tercinta ini disebutkan


    dalam sebuah hadis qudsi:


    5 o s2” $“ a G
    9y PAN A
    Artinya: “Tidaklah orang-orang yang dekat itu mendekatkan diri


    kepada-Ku.”


    SP kaseh c wasiat IMAN ADD


    Dalam sebuah hadis qudsi lainnya disebutkan:


    Pd
    | 0077 7


    A ap Un
    kin a ARI DA


    2


    SAS | a aa


    Artinya: “Aku tidak pernah ragu dalam suatu perkara yang
    hendak Aku lakukan seperti keraguan-Ku dalam mencabut nyawa seorang
    hamba-Ku mukmin, ia benci kematian sedang Aku tidak ingin


    menyakitinya tetapi beginilah seharusnya.”


    Lihatlah bagaimana Allah swt mensifatkan si mukmin
    membenci kematian meski keimanannya telah sempurna dan
    kedudukannya tinggi di sisi-Nya agar engkau tahu kebenaran yang


    kami sampaikan.


    Dalam riwayat Nabi Allah Musa as beliau menampar
    malaikat maut hingga keluar kedua matanya sewaktu


    mendatanginya untuk mencabut nyawanya.


    Memang terkadang benci terhadap kematian tersembunyi
    hingga tidak terasa manakala kuatnya pancaran cahaya ma'rifat dan


    keyakinan dalam diri seseorang dimasa-masa tertentu pula.


    Tetapi pada umumnya perasaan orang yang beriman mereka
    mencintai kematian karena di dalamnya terdapat pertemuan dengan
    Allah swt, berpindah ke tempat yang abadi dan keluar dari dunia


    yang merupakan tempat penuh ujian dan fitnah, tetapi disamping itu


    Dasekar & Wasiat THAM ADD E


    Le — SY


    mereka membenci kematian secara tabiat manusiawi karena
    kematian menyakitkan dan memisahkan diri dengan kesenangannya,
    maka setiap kali keimanan semakin kuat, kebencian itu semakin
    berkurang dan tabiatnya semakin lemah, dan begitu juga sebaliknya,


    renungkanlah hal ini semoga Allah swt memberimu petunjuk.
    Adapun usia yang panjang dalam keadaan taat kepada Allah
    swt suatu perkara yang baik dan dicari. Hal ini sebagaimana sabda


    Nabi saw:


    33933 ’, 27 09 407


    $

    Ia AN DA

    alas PI 0 pas Jb- Sa P.
    Artinya: “Sebaik-baik orang diantara kalian adalah yang


    berumur panjang dan baik amalannya.”


    Setiap kali umur semakin panjang dalam keadaan taat kepada
    Allah swt semakin banyak pula pahala kebaikan dan derajat tinggi
    yang diraih, namun apabila umur yang panjang bukan dalam
    keadaan taat kepada Allah swt itu adalah bencana dan keburukan,


    hanya memperbanyak dosa dan kejelekan.


    Barangsiapa yang beranggapan ia senang hidup lama di
    dunia untuk memperbanyak amalan shaleh yang mendekatkan
    kepada Allah swt, kalau memang ia benar-benar memelihara dan
    bersungguh-sungguh menjalankannya, menjauhi hal-hal duniawi
    yang menghalanginya dari amalan saleh berarti ia menyerupai


    orang-orang yang jujur, tetapi apabila ia malas dan suka menunda-


    DASEMAT e WASIAT IMAM MADYANG


    nunda amal shaleh berarti ia pembohong yang memakai alasan yang
    tidak benar karena barangsiapa yang ingin menetap karena suatu
    tujuan pasti ia bersungguh-sungguh menjalaninya karena khawatir
    ia kehilangan hal itu atau terhalangi untuk meraihnya, terutama
    amalan shaleh hanya bisa dicapai di dunia tidak terbayang
    keberadaannya di selain dunia karena akhirat adalah tempat balasan
    amal perbuatan bukan tempat beramal, oleh karena itu pikirkanlah
    hal ini dengan baik semoga Allah swt memberimu manfaat dengan
    renungan ini, selain itu mintalah pertolongan Allah swt sambil
    bersabar, tekunilah amalan shaleh dan segeralah beramal sebelum
    engkau tidak menemukan jalan untuk melakukannya, pergunakanlah
    waktu luang yang ada sebelum engkau dikejutkan oleh kematian
    karena engkau rentan mendapat cobaan, dan target utama anak
    panah kematian, dan satu-satunya modalmu yang bisa engkau


    gunakan untuk membeli kebahagiaan abadi dari Allah swt adalah


    umurmu Ini.


    Maka janganlah engkau habiskan waktunya, hari-harinya
    dan nafas-nafasnya pada hal-hal yang tidak bermanfaat atau
    membawa kebaikan karena akan besar sekali penyesalanmu kelak
    setelah kematian saat engkau mengetahui nilai umur yang anda sia-
    siakan.


    Diriwayatkan kelak di akhirat akan ditampilkan pada


    manusia a í | l i í | 1
    amalan kesehariannya baik yang 1a lakukan pada siang hari


    NASEHAT & WASIAT IMAM HADDAD


    maupun malam hari dalam bentuk kotak-kotak, sehari semalam
    banyaknya dua puluh empat jam, maka dalam sehari semalam dalam
    bentuk dua puluh empat kotak, setiap jamnya ada satu kotak sendiri,
    ia akan menyaksikan masa yang ia gunakan untuk taat kepada Allah
    swt berupa kotak yang dipenuhi cahaya sedangkan yang ia habiskan
    untuk berbuat kemaksiatan berupa kotak yang gelap gulita dan
    busuk, sedangkan waktu yang tidak ia gunakan untuk berbuat apa-
    apa yang baik ataupun yang buruk ia dapati berupa kotak yang
    kosong tidak berisi apapun, tatkala ia melihat kotak ini ia sangat
    menyesal kenapa tidak sampai mengisinya dengan ketaatan supaya


    dipenuhi cahaya.


    Adapun kotak yang ia jumpai penuh dengan kegelapan
    seandainya ia ditakdirkan mati ketika melihatnya karena penyesalan


    pasti ia akan mati hanya saja tidak ada kematian lagi di akhirat.


    Jadi, orang yang melakukan ketaatan kepada Allah swt kelak
    di akhirat ia akan selalu bergembira dan ceria, kegembiraannya dan


    kesenangannya akan semakin bertambah sepanjang masa.


    Sedangkan yang melakukan kemaksiatan ia akan susah dan
    sengsara, kesusahan dan kesengsaraannya semakin bertambah tanpa
    ada batas, maka pilihlah yang baik untuk dirimu selama engkau
    masih berada di tempat bisa memilih, karena setelah engkau mati


    segala sesuatu berada di luar kendalimu.


    3


    aaa Kaga a ag a a a a a AU D ga aaa aana ah


    PN
    KE DAGAN & WASIAT SHAH AADDAD


    Segeralah beramal dan janganlah menunda-nunda karena
    menunda-nunda adalah perbuatan buruk sedangkan manusia rentan


    terkena bencana dan mengalami kesibukan yang banyak.
    Dalam hal ini, Nabi saw bersabda:
    Ôn 7 A Fra i
    2 Ae P r se. BF
    J AA aj Ji Du, Ba ge 2 2
    a? -
    Ken
    <
    Artinya: “Gunakanlah lima perkara sebelum datangnya lima
    perkara: Masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum
    sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, masa kayamu sebelum
    masa kefakiranmu, masa hidupmu sebelum kematianmu.”


    Dalam hadis lainnya, Nabi saw bersabda:


    0


    NG Pa Bi 4 # ga
    a si Lo) l gleis 3


    |


    J SL JUN Tool
    Ta 7 ya RT


    Artinya: “Segeralah beramal shaleh sebelum kalian tersibukkan


    dan sambunglah hubungan antara kalian dengan Tuhan kalian dengan


    memperbanyak dzikir kepada-Nya.”


    Nabi saw bersabda:


    NASENAT & WASIAT IMAM KADDAD


    z P 3g » bn Ho l 0, a an s+ 9
    E | | WI Ga m3 tag O pra Ola
    Artinya: “Dua kenikmatan yang mana kebanyakan orang sering


    terperdaya di dalamnya adalah kesehatan dan waktu luang.”


    Maksud orang yang terperdaya di dalamnya adalah
    seseorang yang diberi kedua nikmat ini ia hidup dalam keadaan
    sehat dan memiliki waktu luang, akan tetapi ia menggunakan
    kesehatan dan waktu luangnya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat
    dan sia-sia atau menggeluti urusan duniawi yang membuatnya lalai


    mengingat Allah swt dan mengabaikan amalan shaleh.


    Ia akan merasa jikalau ia tertipu, setelah ia meninggal tatkala
    menyaksikan derajat tinggi yang tidak bisa ia raih yang mana
    seandaianya ia gunakan kesehatan dan waktu luangnya untuk
    memperolehnya, niscaya ia dapat meraihnya dan di akahirat kelak
    itu sebagai tabungannya.

    Dalam hal ini, Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra berkata:
    “Kebanyakan manusia tertidur lelap dalam kelalaian dan ia baru sadar


    setelah kematian menjemputnya kelak."


    Allah berfirman:


    La


    àe


    Ke MtppPp—


    nga


    Artinya: “(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah
    mengumpulkanmu pada hari pengumpulan (untuk dihisab). Dan itulah


    hari (waktu itu) dinampakkan segala macam kesalahan.” (Os. at-


    Taghabun ayat: 9).


    Mengenai hal ini, Nabi saw bersabda:


    3 0 z 7 # s, 9 7 z 4 4

    y 3 . 8 9 e WA a47 - Mai 08 Jp z zaa o

    IS ada a Eka Sa JAN KI pas
    2 P g pa


    A


    waktu sesaat vang mereka lalui tanba berdzikir kebada Allah di
    Artinya: “Tiada yang disesali oleh penduduk surga melainkan


    waktu sesaat yang mereka lalui tanpa berdzikir kepada Allah di


    »


    dalamnya.” Karena kala itu mereka melihat kedekatan dan


    kenikmatan yang tidak mereka gapai saat itu karena kelalaiannya.


    Adapun orang yang menggunakan kesehatan dan waktu
    luangnya untuk melakukan perbuatan dosa ia adalah orang yang
    merugi dan dibenci bukannya orang yang terperdaya. Karena orang
    yang terperdaya adalah yang menggunakannya untuk pekerjaan


    mubah yang sia-sia.


    Jiga Tari! nori, t ini $ 1 1

    sisa Jadi terperdaya dini diartikan sescorang tidak emndapat
    kedua kenikmatan ini, ia diuji dengan berbagai penyakit atau tubuh
    ang lem an banyak sesibuk; 4 ikian ia tidak
    yang lemah dan banyaknya kesibukan, dengan demikian ia tidak


    dapat melakuk halch sebaik or
    pat melakukan amal shaleh sebaik or ang-orang yang schat dan


    memiliki waktu luang.


    NASENAT & WASIAT IMAM KADDAD


    Olch karena itu, renungkanlah firman Allah swt berikut ini:


    Sa eer


    zu £ NG r A Wa 5 14 SE
    CE) Lea a ga Je gga) a Jera
    Artinya: “Dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas


    orang yang duduk dengan pahala yang besar.” (Qs. an-Nisaa' ayat: 95).


    Dalam hal ini, Nabi saw bersabda:


    cow o 3 Pa A > A 2 DA Aor w Kn 5 eJ

    NYA Oya je CP dk ag 2 SERI P. Sa PA
    a f f ae aU ai

    o o- a h $ 2 - KN ah - ik (- 2 or .

    “Has Yg AU asuh Sata L Fru DAN

    TEA TENG NE NA aa a Aa Nagi an Sn Ka

    Le p 3 LI „le gl Lag al) A A AR SL

    l To Te nan Gua Ki

    E


    Artinya: “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai
    oleh Allah daripada mukmin yang lemah tetapi semuanya mendapat
    kebaikan, jadi berusahalah untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat


    bagimu, mintalah pertolongan Allah dan jangan merasa lemah.


    Seandainya engkau mengalami kegagalan, maka katakanlah:
    Inilah ketentuan Allah dan apa yang Allah swt kehendaki akan Allah
    lakukan. Jauhilah ucapan: "Seandainya." Karena kalimat seandainya akan


    membuka pintu gangguan setan.”


    Menurut saya, karena biasanya kata-kata seandainya tidak


    akan diucapkan kecuali oleh orang yang lemah dan malas, rela


    P DASEMAT e WASIAT IMAM AIPDAP.. UL


    melepaskan amal kebaikan saat ia mampu untuk melakukannya
    hanya karena malas saja atau orang yang bergantung pada
    kekuatannya, usaha kerasnya dan siasatnya, ia mengira dengan


    kehati-hatiannya dan usahanya ia akan lolos dari takdir Allah swt.


    Dalam hal ini, Nabi saw bersabda:


    Pa s ? Da 2 K
    J y > AN
    # - z
    Artinya: “Tidak bermanfaat kewaspadaan orang yang telah
    mendapat keputusan takdir.”


    Perhatikanlah isi hadis ini karena di dalamnya terkandung
    makna yang sangat besar dan ilmu yang banyak, segala sesuatunya


    akan kembali pada Allah swt.


    Adapun mengharapkan ampunan dan bercita-cita masuk
    surga tanpa beramal untuk mewujudkannya seperti melakukan
    perintah-Nya, segera beramal saleh dan meninggalkan larangan-
    Nya, berarti ia adalah orang yang bodoh, tertipu dan menuruti
    godaan setan terlaknat, tunduk pada tipu dayanya yang mengubah


    gambaran keburukan dalam bentuk kebaikan.


    Dalam hal ini, Allah swt berfirman:


    Ka


    GLAC jan LAN 3 ag baaiz


    sa, NG 4 LA Paan a 4 ng ea 3 =
    D D NI lata) ag G5 Tn mada)


    ——— se E ASIAT Ad KP


    Artinya: “Barangsiapa yang menjadikan setan menjadi pelindung
    “selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. Setan
    itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-
    angan kosong kepada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada


    mereka selain dari tipuan belaka.” (Qs. an-Nisaa' ayat: 119 - 120).


    Barangsiapa yang ia berdosa lalu ia tidak bertaubat kepada
    Allah swt dengan sungguh-sungguh lalu ia beranggapan Allah swt
    akan mengampuninya sedangkan ia malas berbuat taat dan malah
    sibuk dengan urusan duniawi, ia juga merasa dengan ini Allah swt
    akan memuliakannya dan mengangkat kedudukannya di surga
    bersama orang-orang yang baik berarti ia orang yang berkhayal dan
    tertipu, yang lemah dan bodoh, karena Allah swt telah menegaskan


    dalam firman-Nya yang benar:
    AP 3 sa EN KW >- -ÁI = a a ra - Fa
    AE Les Il call SPI II yaa) à L a
    eaa a parta Man t
    (EJ LE | gam | ell SA
    Artinya: “Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit
    dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi alasan kepada orang-
    orang yang berbuat jahat terhadap apa yang mereka kerjakan dan memberi


    balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih


    baik (surga).” (Qs. an-Najm ayat: 31).


    DASEKAT & WASIAT IMAM KADDAD


    Kemudian Allah swt menjelaskan sifat orang-orang yang


    baik dalam firman-Nya:


    3 Ar o] ai


    Artinya: “(Yaitu) orang yang menjauhi doa-dosa besar dan
    perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya,


    Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya.” (Qs. an-Najm ayat: 32).


    Allah swt berfirman:
    sE „E 5 2 yeh P PA ag $ 3 ag ma Tina
    AP Yá Amia ~ A | kasa gala a Jasa)


    Artinya: “Patutkah Kami menganggap orang-orang yang
    beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang
    yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami
    menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang


    berbuat maksiat?” (Qs. ash-Shaad ayat: 28).


    Maksudnya, kamia tidak akan menyamakan mereka di dunia


    maupun di akhirat, seperti yang Allah swt firmankan juga:


    DASEHAT & WASIAT IMAM NADDAP XA


    Pd
    D)


    a SA
    = aa, KAR Na dna aô 96 m y 2

    DI SE kebang sabaya sana)

    Artinya: “Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu
    menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang
    yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh, yaitu sama antara


    kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka


    itu.” (Os. al-Jasiyah ayat: 21).


    Allah swt menggagalkan angan-angan dan impian mereka dan ia
    mencela prasangka mereka itu yaitu anggapan mereka bahwa mereka


    akan disamaratakan oleh Allah swt dengan orang-orang baik.


    Allah swt telah mensifatkan para malaikat, para nabi dan
    para hamba-Nya beriman dalam kitab-Nya bahwa mereka selalu
    tekun beramal shaleh dan bersegera dalam melakukannya disertai
    rasa takut dan cemas, selalu khawatir dan gemetar, Allah berfirman


    mengenai para malaikat:


    o a 1 ka o” 1 = aii 17073 sn s1”
    sojah mag Si ua YG) Lose OLS Uk
    5 ana on anne Ajar am Yaar

    | gadis a Új Gal uu ba kaa agar


    KEP BASAN & asi SHAH HADDAD


    ——


    Artinya: “Sebenarnya (Malaikat-malaikat itu), adalah hamba-
    hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan


    perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.


    Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (Malaikat)
    dan yang dibelakang mereka. Dan mereka tiada memberi syafa'at melainkan
    kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena
    takut kepada-Nya.” (Qs. al-Anbiyaa' ayat: 26 - 28).


    Ia berirman mengenai sifat para nabi:


    men dn Au ta a 2. -

    PN ee na Ii ai
    Z $ arz g L ara E Ta E = A Aa Na Rn KN PG
    Dyis ob Eb Dls ol pe er To pls Pen Opa


    Artinya: “Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri
    mencari Jalan kepada Tuhan mereka, siapa diantara mereka yang paling
    dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan
    adzab-Nya. Sesungguhnya adzab Tuhanmu adalah suatu yang (harus)
    ditakuti.” (Os. al-Israa' ayat: 57).


    Allah swt berfirman:


    E Pn


    Isu Ag sa) D Lo Hu a) T A Seat


    HAN,
    KAN! PN IMAM HADDAD <


    Artinya: “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu
    bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan
    mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah


    orang-orang yang khusyu' kepada Kami.” (Qs. al-Anbiyaa' ayat: 90).
    Dan Allah swt menjelaskan sifat orang-orang beriman,


    sebagaimana yang difirmankan dalam al-Qur'an:


    P S


    BD Za FES 3 sei 0933 De Bs 3a);


    EES


    A SEN Ta a aa


    Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa
    dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi semua
    orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang takut akan (adzab)
    Tuhan mereka sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa
    takut akan (tibanya) hari kiamat.” (Qs. al-Anbiyaa' ayat: 48 - 49).


    Sse


    MI = salin ah ip; (joyis TI iga LA D ea Al
    U osy Gali, GLOFA ape zali Boh
    G OE ps Saji (UI ma dl ik {ies egals igsi;


    Goi Sa


    +





    Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena
    takut akan (adzab) Tuhan mereka, dan orang-orang yang beriman dengan
    ayat-ayat Tuhan mereka, dan orang-orang yang tidak mempersekutukan
    dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), dan orang-orang yang
    memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut,
    (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada
    Tuhan mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapatkan kebaikan-
    kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (Os.


    al-Mukminuun ayat: 57 - 61).


    Ketika Aisyah ra bertanya kepada Rasulullah saw mengenai


    firman Allah :


    an an Laga te
    mess Ila Log oi
    Artinya: “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah


    mereka berikan, dengan hati yang takut.” (Os. al-Mukminuun ayat: 60).


    Apakah orang itu berzina dan mencuri lalu ja takut? Nabi


    saw bersabda :


    t JAN of tg Ga BA JLN KA KN

    Artinya: “Bukan demikian tetapi justru ia orang yang rajin

    shalat, puasa dan bersedekah tetapi ia takut kalau amalannya tidak
    diterima.”


    NASGAAT & WASIAT IMAM HADDAD


    Ketika Allah mensifatkan sebagian musuh-musuhnya dengan
    tipu daya dan angan-angan kosong, Ia menjelaskan tentang seorang


    dari musuh-Nya:


    E E en ia, Na en aa en
    Lgm pen 03 TS, J! 533) BA dg ASLI SSI f)
    sen E
    5) Ulan,


    Artinya: “Dan sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku,
    pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-
    kebun itu.” (Os. al-Kahfi ayat: 36).


    Yakni lebih baik dari kebun-kebunnya yang ia senangi dan ia
    lalai nikmat Allah swt kepadanya, ia merasa sombong dengan kebun
    itu di hadapan para hamba Allah swt yang lebih baik darinya, coba
    lihatlah ayat ini dalam rangkuman cerita yang Allah swt kisahkan


    dan mengenai hamba yang shaleh dalam firman-Nya :


    Pe: 2 o-i z Pd - # Anna 273 € 7 af a > a EA
    a Mada A AA mA Aa
    Artinya: “Dan berikanlah kepada sebuah perumpamaan dua


    orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang diantara keduanya (yang
    kafir) dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun dengan


    < PE MASCAT & WASIAT IMAN AADDAD


    pohon-pohon kurma dan diantara kebun itu Kami buatkan ladang.Os.


    al-Kahfi ayat: 32).


    Allah menerangkan musuh lainnya yang tertipu dalam


    firman-Nya :


    “3 a o Z - tg Lt.
    BD lajan YU Ss a SIN
    Artinya: “Pasti aku akan diberi harta dan anak.” (9s. Maryam
    ayat: 77).


    Yakni kelak di akhirat, Allah swt menyanggahnya dan


    mengancammnya dengan siksaan.


    Allah swt menjelaskan musuh lainnya:


    Sen Sita an Cpe Nan 3 E

    al ose dolus dlo oyi

    Artinya: “Dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku, maka
    sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan pada sisi-Nya.” (Qs.


    Fushshilat ayat: 50).


    Sekarang lihatlah bagaimana perbedaan kedua sifat yang
    Allah swt menjelaskan antara kekasih-Nya dan orang-orang yang Ia
    benci, golongan mana yang akan engkau ikuti dan engkau tiru, maka
    engkau akan dikumpulkan bersamanya karena orang yang meniru
    suatu kaum berarti ia tergolong dari mereka seperti yang


    diriwayatkan dalam hadits.





    Sudah jelas bagimu sifat para malaikat Allah swt, para nabi-
    Nya dan para hamba-Nya yang saleh bahwa mereka selalu bersegera
    melakukan kebaikan dan mereka tekun beramal saleh serta menjauhi
    kemaksiatan dan dosa diiringi dengan rasa takut kepada Allah swt,
    sedangkan sifat musuh-musuh-Nya bertolak belakang dengan yang
    di atas yaitu mereka selalu melakukan dosa, tidak berbuat kebaikan,
    terperdaya oleh angan-angan dan merasa aman dari makar Allah
    swt, maka pilihlah golongan terbaik untuk engkau kumpuli dan
    engkau tiru dalam tingkah laku mereka, insya Allah engkau akan


    bersama mereka.


    Ketahuilah bahwa mengharapkan ampunan Allah swt
    disertai dengan kemalasan dan kelalaian merupakan perkara yang
    sangat berbahaya bagi manusia, hal ini sering diucapkan oleh
    penduduk zaman ini yang suka mencampur adukkan kebaikan dan
    keburukan, oleh karena itu kami bahas panjang lebar dengan
    harapan semoga Allah memberi hidayat bagi kalangan mereka yang
    membacanya, hingga ia sadar dari kelalaiannya tatkala ia mengerti
    bahwa para nabi dan orang-orang saleh adalah orang-orang yang


    takut kepada Allah swt, bahkan Nabi Muhammad saw bersabda :


    A


    A E
    aw) SIA


    Z
    2 r eey A


    WA) pg Li Sa
    a Kl ds Ed AG


    E


    DASEMAT e WASIAT IMAM ADA)


    Artinya: “Andaikan Allah menuntut aku dan Isa bin Maryam
    atas dosa yang diperbuat oleh kedua jari ini (telunjuk dan ibu jari), pasti
    Allah akan menyiksa kami dan (meski demikian) Ia tidak mendzalimi
    kami sedikitpun.”

    Padahal tidak diragukan lagi para nabi dan para wali lebih
    mengenal Allah swt, mengenal karunia-Nya yang agung dan
    rahmat-Nya yang luas daripada orang lain sudah sedemikian
    takutnya, apalagi orang-orang yang mencampur adukkan antara
    amal baik dan kejelekan sudah sepatutnya lebih takut kepada Allah


    swt dalam segala hal dan keadaan.


    Ketahuilah bahwa orang yang berangan-angan kosong dan
    tertipu oleh diri sendiri tidak memiliki alasan yang kuat dan dapat
    dipatahkan dengan argumen yang paling mudah, misal jika ia
    mengatakan: “Sesungguhnya Allah swt tidak mendapat mudarat dari
    perbuatan dosaku dan juga tidak mendapat manfaat dari ketaatanku
    selain itu Ia tidak membutuhkanku dan amalanku,” alasan ini bisa
    dijawab: “Ucapanmu benar tetapi justru perbuatan dosalah yang
    membawa mudarat bagimu dan amal kebaikanlah yang bermanfaat
    bagimu sedangkan engkau sangat membutuhkan amal saleh, sekarang
    cobalah duduk santai tidak usah bekerja untuk mencari penghidupan
    karena Allah swt sudah menjamin rezekimu dan sudah pasti segala


    sumber kenikmatan di langit dan bumi dalam kekuasan-Nya.”


    NASEHAT & wasiat THAM MAD DAP KÅ


    Nanti ia bakal mengatakan: “Memang ucapanmu benar tetapi
    segala sesuatu membutuhkan upaya dan usaha, bahkan jarang sekali
    kami jumpai sesuatu bisa didapat tanpa adanya usaha,” kalau begitu
    katakan padanya: “Sesungguhnya urusan duniawi saja yang Allah
    swt perintahkan kepadamu untuk meninggalkannya dan
    melarangmu untuk berambisi mendapatkannya, dan Ia sudah
    menjamin akan memberimu porsi yang cukup, itu saja tidak bisa
    kamu dapat kecuali dengan usaha dan upaya apalagi masalah akhirat
    yang Allah swt sendiri menganjurkanmu untuk mencintainya,
    menyuruhmu untuk menuntutnya dan memberitahukan kepadamu
    dalam kitab-Nya juga melalui lisan Nabi-Nya bahwa engkau tidak
    dapat selamat dari siksa-Nya atau mendapat pahala dari-Nya kecuali
    engkau berusaha dalam meraihnya, tetapi kami melihatmu malah
    meremehkan hal ini dan mengabaikannya, berarti anda hanyalah
    orang yang ragu atau orang bodoh yang tertipu, karena anda
    memutar balikkan kenyataan dan meletakkan segala sesuatu bukan
    pada tempatnya, kalau sudah demikian alasan apalagi yang akan
    “ kamu bawa menghadap kepada Allah swt dan Rasul-Nya yang
    diutus kepadamu untuk menyerumu dari urusan duniawi menuju


    urusan ukhrawi?!” Dengan demikian argumennya telah terpatahkan
    dan ia tidak tahu harus berkata apa.

    Ketahuilah dengan penuh keyakinan bahwa setipa kali
    keimanan dan amal saleh lebih kuat berarti rasa takutpun lebih


    banyak, dan setiap kali keimanan melemah dan amal saleh
    $ &


    NASENAT e WASIAT IMAM MADHA ~ ~~ o aaa


    memburuk berarti rasa takutpun berkurang dan hati merasa lebih
    aman (dari siksa-Nya) dan terperdaya oleh diri sendiri, oleh karena


    itu jadikanlah hal ini sebagai pelajaran bagimu dan bagi orang lain.


    Jadi, seorang mukmin yang sejati adalah yang beramal saleh
    dengan tulus dan mengharap amalannya dikabulkan juga pahalanya dari
    kemurahan Allah swt, menjauhi dosa-dosa, khwatir terjerumus di
    dalamnya, takut akan hukuman apabila melakukannya dan menggarap


    ampunan dari Allah swt setelah ia bertaubat dan kembali kepada-Nya.


    Barangsiapa dari kalangan orang beriman yang tidak
    memiliki sifat ini berarti ia adalah orang yang mencampur adukkan
    antara kebaikan dan keburukan, dan keadaan dirinya sangatlah
    berbahaya, karena itu pahamilah masalah ini dan tuntutlah dirimu


    untuk mewujudkannya semoga engkau beruntung insya Allah.


    Ketahuilah tanda-tanda kebahagiaan adalah Allah swt
    memberi taufik kepada seorang hamba untuk beramal saleh dalam
    hidupnya dan memberinya kemudahan dalam melakukannya,
    sedangkan tanda-tanda kesengsaraan adalah ia tidak diberi
    kemudahan untuk beramal shaleh bahkan diuji dengan berbuat dosa,
    Rasulullah saw bersabda :


    -2 3 G 2


    Ja Jas A A


    nn sena & WASIAT INAH dn K?


    Artinya: “Berbuatlah kalian karena setiap orang dimudahkan
    melakukan apa yang ditakdirkan untuknya, barangsiapa yang ditakdirkan
    untuk surga ia diberi kemudahan untuk melakukan amalan penduduk
    surga dan barangsiapa yang ditakdirkan untuk neraka ia diberi


    kemudahan untuk melakukan amalan penduduk neraka.”


    Ketika Allah swt menggenggam kedua golongan ini, Ia berkata
    kepada golongan yang berbahagia: “Mereka ditakdirkan untuk surga dan
    mereka akan melakukan amalan penduduk surga,” dan berkata kepada
    golongan yang sengsara: “Mereka ditakdirkan untuk neraka dan hanyalah


    pekerjaan penduduk neraka yang mereka lakukan.”


    Ketahuilah bahwa seorang mukmin yang mengerti agama
    dan kokoh dalam ilmu dan keyakinannya dialah orang yang
    memperbaiki amalannnya karena Allah swt, ia berusaha dengan
    segala upaya untuk mewujudkannya kemudian bersandar kepada


    karunia Allah swt dan tidak bersandar kepada amal baiknya.


    Inilah sifat para nabi, para ulama, para salafunasshalihin dan
    Juga khlalaf terdahulu semoga Allah swt memberi rahmat dan
    keridhaan atas mereka semua.
    Hal ini dijelaskan oleh sabda Nabi saw:
    E f ` P P 2 |
    2 w os - d s 1 or 9


    Pra A
    |


    = ats


    se Wasiat IMAM tipi


    Artinya: “Seseorang tidak dapat masuk surga dengan amal
    perbuatannya,” para sahabat bertanya: ‘Meskipun anda wahai
    Rasulullah? Beliau saw menjawab: “Meskipun aku hanya saja Allah
    menyelimuti aku dengan rahmat-Nya.”

    “Sebagai contohnya beliau saw sendiri amar rajin
    mengerjakan amal saleh hingga kedua kakinya membengkak karena


    lamanya berdiri shalat di malam hari.


    Adapun orang yang rajin beramal shaleh sedangkan ia
    bergantung pada amalannya berarti ia orang takjub pada diri
    sendiri, lancang terhadap Tuhannya, bisa jadi ia ditimpa ujian agar
    ia mengerti kelemahannya dan ketidak mampuannya beramal shaleh


    kalau bukan karena karunia Allah swt.


    Allah swt berfirman:


    jan - 9 “3g z ~r r r e -07
    Da papa alla ES ya S a

    Artinya: “Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-
    Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih
    (dari perbuatan keji dan munkar) selamanya, tetapi Allah membersihkan


    siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
    Mengetahui.” (Os. an-Nuur ayat: 2 1).


    NASEHAT & WASIAT IMAM HADDAD Ina


    aa aa aa A AA Aga a


    Dikisahkan ada seorang hamba beribadah kepada Allah swt
    selama lima ratus tahun. Kemudian ketika hari kiamat, Allah swt
    berkata kepadanya: “Wahai hamba-Ku, masuklah surga karena
    rahmat-Ku.” Kemudian si hamba menjawab: “Wahai Tuhan, justru


    karena amalanku.”


    Kemudian Allah swt menyuruh agar ditimbang amalanannya
    dengan nikmat penglihatan dan ternyata seluruh amal ibadahnya
    sirna sedangkan masih banyak nikmat Allah swt yang ada padanya,
    lalu Allah swt menyuruh agar ia dibawa ke neraka, ia berkata:


    “Wahai Tuhan, masukkanlah aku dalam surga karena rahmat-Mu.”


    Kemudian Allah swt menyuruh agar ia dimasukan ke dalam
    surga, iapun memuji dan bersyukur kepada-Nya. Dari sini
    nampaklah yang harus dikerjakan adalah dua hal: Memperbaiki amal
    perbuatan dan bergantung kepada Allah bukan pada amalannya.


    Sungguh indah untaian nasehat asy-Syeikh Muhyiddin
    Abdul Qadir al-Jaelani ra mengenai hal ini: “Denganmu kami tidak
    bisa sampai tetapi harus melaluimu.”

    Yakni kita semua tidak dapat sampai dengan amal saleh saja
    tanpa karunia Allah swt tetapi kita harus beramal semata-mata
    karena taat kepada Allah swt.

    asy-Syeikh Abu Sa'id al-Kharraz ra berkata: “Barangsiapa


    yang mengira ia akan sampai karena amal perbuatannya berarti 1a


    ASe onsena awns aoo LL:


    telah memaksakan diri. Dan barangsiapa yang mengira tanpa amal
    shaleh ia akan sampai kepada Allah swt berarti ia orang yang
    berangan-angan kosong.”

    Hal ini adalah kebodohan dan tipuan karena tidak dibenarkan
    pasrah kepada Allah swt dan karunia-Nya melainkan harus disertai


    dengan amal shaleh seperti yang telah kami jelaskan.


    al-Imam Hasan al-Bashri ra berkata: “Sesungguhnya harapan
    akan ampunan Allah swt telah mempermainkan sebagian orang hingga


    mereka keluar dari dunia dalam keadaan bangkrut dari amal shaleh.”


    Dalam kesempatan lain, beliau ra juga berkata:
    “Sesungguhnya seorang mukmin menggabungkan antara amal baik
    dan kecemasannya sedangkan orang munafik menggabungkan


    kemaksiatan dan seraya merasa aman dari Allah swt.”


    Menurutku hal ini sangatlah menakjubkan karena
    semestinya orang yang berdosa haru lebih takut sebab dengan
    dosanya ia mengundang murka Allah swt. $ Sedangkan jika ia merasa
    tenteram, meskipun telah berdosa hal ini tak lain karena hatinya


    yang terbalik dan hati nuraninya yang buta.


    Ya Allah, berilah kami petunjuk dan jadilah wahai Tuhan
    kami sebagai pelindung dan penunjuk kami kepada segala
    perbuatan yang Engkau senangi dari kami dan yang Engkau


    ridhahi, kami telah berserah diri kepada-Mu, wafatkanlah kami


    Nisa awasna man ama


    7


    dalam keadaan Islam dan masukkanlah kami dari golongan


    orang-orang yang shaleh.

    Beriman kepada qadha' dan qadar


    Seringkali kalangan awam menggunakan alasan, bahwa
    mereka berbuat dosa karena sudah merupakan takdir. Ucapan ini
    adalah dibawah kendali setan yang terkutuk dan ucapan ini sangatlah berbahaya.


    Apabila seorang dari mereka yang meninggalkan suatu
    perbuatan wajib atau melakukan perbuatan dosa, jika ditanya:
    “Kenapa engkau berbuat demikian. Ketahuilah bahwa engkau menentang


    perintah Allah swt dan Rasul-Nya?”


    Maka, ia akan menjawab: “Perbuatan ini sudah ditakdirkan oleh
    Allah swt atasku.” Ia menggunakan ucapan ini sebagai alasan untuk
    menutupi kesalahan dirinya. Yang lebih parah lagi, ia sudah berani
    untuk melemparkan kesalahan ini kepada Allah swt yang memiliki


    hujjah yang sangat kuat atas makhluk-Nya setiap saat.


    Artinya: “Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya,


    dan merekalah yang akan ditanyai.” (Os. al-Anbiyaa' ayat: 23).


    Menurutku ucapan si pendosa ini lebih berbahaya dari
    kemaksiatannya dan lebih menyengsarakan dirinya di dunia dan
    akhirat. Karena arti ucapan ini menunjukkan, bahwa orang yang


    mengucapkannya lemah akan akidahnya. Lalu kapankah ia akan


    Baa NA MAM ARDDA (>


    bertaubat dan menyesali perbuatan buruknya? Serta kapan ia akan


    memohon ampun kepada-Nya?


    Apabila ia tidak merasa berbuat, malah ia beranggapan
    dirinya terpaksa, dan tidak memiliki pilihan atau kemampuan.
    Keyakinan ini adalah akidah madzhab Jabariyah. Yang mana
    golongan ini merupakan sempalan ahli bid'ah yang mengatakan
    tidak adanya pilihan bagi manusia. Pendapat ini bertentangan
    dengan pendapat Golongan Mu'tazilah, yang merupakan golongan
    ahli bid'ah juga.

    Sedangkan keyakinan Ahlussunnah Wal Jama'ah berdiri di
    tengah-tengah dua golongan ini. Hal ini sebagaimana yang telah
    dijelaskan oleh seorang ulama Ahlussunnah Wal Jama'ah:
    “Keyakinan Ahlussunnah Wal Jama'ah, ibarat air susu murni yang enak


    untuk diminum yang keluar antara kotoran dan darah.”


    Semoga Allah swt berkenan menjadikan kita dalam golongan
    Ahlussunnah Wal Jama'ah. Karena sesungguhnya tiada sesuatu
    yang terjadi, baik itu merupakan hal yang kecil maupun yang besar,
    melainkan berdasarkan ketentuan Allah swt dan kehendak-Nya.
    Ketahuilah, bahwa keyakinan Ahlusunnah Wal Jama'ah adalah,
    perbuatan para hamba yang baik maupun yang buruk adalah ciptaan


    Allah swt.


    Mereka dituntut untuk mentaati perintah Allah swt dan


    mereka tidak membiarkan diri mereka untuk melanggar perintah


    D


    AN



    Allah swt, mengajaknya untuk meninggalkan larangan-Nya secara
    keseluruhan. Seandainya mereka terjerumus dalam salah satu


    perbuatan dosa mereka, maka segeralah bertaubat dan beristighfar


    kepada Allah swt.


    Apabila mereka tidak melakukan salah satu kewajiban
    agamanya, maka mereka segera menggadhanya dan bertaubat
    kepada Allah swt atas kelalaiannya itu. Mereka tidak membuat
    sesuatu alasan apapun untuk diri mereka dihadapan Allah swt,
    mereka tidak beralasan karena telah didahului takdir bahkan tidak


    membenarkan alasan ini untuk siapapun.


    Karena Allah swt mensifatkan sebagian musuh-Nya dalam al-
    Ouran. Bahwaannya mereka selalu berdalih dengan takdir Allah swt,
    lalu Allah swt mengingkari dan mencela mereka atas alasan itu, serta ia


    tidak menerima alasan itu dari mereka, bahkan mendustakan mereka.


    Dalam hal ini, Allah swt berfirman:


    Artinya: “Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan
    mengatakan: Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak
    kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan
    barang sesuatu apapun." Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka


    telah mendustakan (para rasul) sampat mereka merasakan siksaan Kami.


    Katakanlah: “Adakah engkau mempunyat sesuatu pengetahuan


    sehingga dapat engkau mengem ukakannya kepada Kami?” Engkau tidak


    HA
     WE


    aaa aana


    mengikuti kecuali prasangka belaka, dan kamu tidak lain hanya berdusta.
    Katakanlah: “Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat.” (Qs. al-
    An'aam ayat: 149).


    Dalam ayat lain Allah swt berfirman:
    - Pn pr - AN pan b Aa
    pe D bas La Lo il An 3 Td J3
    Ga #2 g < PAS - ESP e a m0, Ta
    AAN JS AS eli ya 24533 oya Ca NG GSG NG e


    or SA JADI JE Dah Ar


    Artinya: “Dan berkatalah orang-orang musyrik: “Jika Allah
    menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain-
    Nya, baik kami Maupun ayah-ayah kami, dan tidak pula kami


    mengharamkan sesuatu pun tanpa (izin)Nya.


    Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka, maka
    tidak adan kewajiban atas para Rasul, selain dari menyam paikan (amanat


    Allah) dengan terang.” (Os. an-Nahl ayat: 85).


    Janganlah engkau mengikuti orang-orang musyrik yang
    membuat dalih dan beralasan dihadapan Allah swt Tuhan alam
    semesta. Sudah cukup bagimu mengenai takdir engkau mengimani


    yang baik dan buruknya.


    Kemudian tuntutlah dirimu untuk menjalankan perintah


    Allah swt dan menjauhi larangan-Nya, selalu bertaubatlah atas


    A2 MASEMAT & WASIAT SHAH ADD ———


    kekuranganmu dalam menjalankan hak-hak-Nya, mintalah


    pertolongan Allah swt dan berserah dirilah kepada-Nya.


    Dalam hal ini, Bginda Nabi saw bersabda:


    Sa a UU
    (aan aa S3 II
    Artinya: “Apabila disebutkan pembicaraan mengenai takdir, maka


    tahanlah.”


    Beliau saw melarang kita untuk membahasnya terlalu dalam
    karena sangat berbahaya dan berdampak negatif. Dalam sebuah
    riwayat diceritakan, ada seorang lelaki bertanya kepada Sayyidina


    Ali bin Abi Thalib ra mengenai takdir? Kemudian beliau ra berkata:


    “Takdir ibarat lautan yang dalam, maka jangan engkau selami.
    Hal itu ibarat jalan yang gelap, maka janganlah engkau lalui. Dan hal itu
    merupakan rahasia Allah swt yang tidak engkau ketahut, maka janganlah


    engkau membongkarnya.”


    Salah seorang penguasa menanyakan masalah takdir kepada
    al-Imam Muhammad bin Wasi' ra, beliau menjawab: “Tetanggamu


    penduduk kuburan lebih patut engkau pikirkan daripada sibuk masalah
    takdir.”


    Sudah menjadi sikap golongan kebenaran kalangan salaf dan
    khalaf mengimani sepenuhnya masalah takdir yang baik dan buruk,


    mereka telah bersepakat akan hal ini sambil menahan diri


    DASEAAT & Wasiat THAN ADD KL


    KE en ee Aan AA an N


    menggunakan masalah takdir sebagai alasan untuk meninggalkan


    kewajiban atau mengerjakan larangan.


    “Mereka memandang hal ini sebagai dosa terbesar, jadi
    apabila engkau termasuk dalam golongan yang benar, maka ikutilah
    jalan mereka karena kalau tidak engkau telah mendengar firman
    Allah swt tentang orang-orang yang mengikuti selain jalan orang


    beriman, kalau belum dengarkanlah sekarang.


    Dalam hal ini, Allah swt berfirman:


    p


    Pa o s> f. Ap Kama aga a
    Ja A 3 sad i os La du ya dsl BI yag


    de


    Fm,


    Kep =) ima pa ge ei p Ap oshe


    Artinya: “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas
    kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang
    mukmin, Kami biarkan ia berkuasa terhadap kesesatan yang telah
    dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan


    Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (Qs. an-Nisaa' ayat: 115).


    Ketahuilah, bahwasannya tidak diperkenankan bagi seorang
    mukmin meyakini dalam dirinya ia tidak akan mendapat bahaya
    maupun dosa apabila meninggalkan kewajiban atau melakukan


    perbuatan haram hanya karena alasan ia dikendalikan oleh takdir.


    K DASEMAT & WASIAT IMAM HADDAD


    Seandainya apabila ia telah melakukan atau meninggalkan
    sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah swt, kemudian ia berdalih
    menyalahkan takdir yang menguasai dirinya sedangkan ia mampu
    memilih dan membedakan, berarti ia telah melakukan suatu dusta


    dan dosa yang besar.


    Aku takut bencana ini melanda sebagian orang yang
    memiliki ilmu dan kesalehan apalagi kalangan awamnya, hal ini bisa
    dibuktikan pada mereka yaitu tidak adanya rasa penyesalan kala
    mereka melakukan perbuatan yang dicela oleh syari'at. Sebaiknya
    seorang mukmin yang merasa demikian pada dirinya takut kepada
    Allah swt, berusaha sebisa mungkin untuk mengusirnya dari


    dirinya.


    Maka hendaknya ia sadar bahwa Allah swt tidak akan
    memaafkannya hanya karena alasan takdir dan tidak akan
    menerimanya selama ia masih diberi pilihan. Apabila engkau
    mendengar seorang muslim memakai alasan yang tidak benar ini,
    maka tegurlah ia dan beritahukan padanya bahwa dosanya
    menggunakan alasan takdir untuk meninggalkan kewajiban atau
    melakukan larangan.

    Maka hal itu akan lebih besar daripada dosanya


    meninggalkan kewajiban atau melakukan larangan itu sendiri.


    Hendaknya ia takut kepada Allah swt dan tidak mengumpulkan dua


    BASAN 4 WASIAT TAM ADD LE


    bencana sekaligus dalam dirinya serta menggiring dirinya pada


    murka Allah swt dari dua sisi ini.


    Membahas masalah takdir dan menggunakannnya sebagai
    peringatan kala turunnya bencana dan musibah tidak dipandang
    salah oleh syari'at. Hal ini sebagai bantahan terhadap diri sendiri
    yang berbuat salah dan bukan sebagai pembelaan diri dihadapan
    Allah swt. Karena hamba yang terkena musibah, apabila mengetahui
    bahwa yang menurunkan musibah kepadanya adalah Tuhannya


    sendiri Yang Maha sayang kepadanya.


    Dan dengan musibah yang telah Allah swt tetapkan baginya
    ini, maka ia yakin bahwa di dalamnya terdapat keberuntungan dan
    kebaikan yang banyak baginya. Maka keyakinan ini akan
    membuatnya menerima dan pasrah kepada Allah swt yang Maha


    Bijaksana lagi Maha Mengetahui.


    Dari penjelesan ini sudah jelas bagimu bahwa menggunakan
    alasan takdir saat meninggalkan kewajiban atau melakukan larangan
    merupakan perkara yang berbahaya dan tercela. Maka hindarilah hal
    ini dan alasan ini akan bermanfaat saat menghadapi bencana dan
    musibah tetapi manfaatnya hanya terbatas bagi orang yang


    mengerti tentang Allah swt.


    Dalam hal ini, Allah swt berfirman:


    23 E A a, WAU 2 e A
    Do JE SEA, ASI Vj N3 25B


    Sei


    Artinya: “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan
    (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
    (lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
    demikian itu adalah mudah bagi Allah.


    Kami jelaskan yang demikian itu agar engkau jangan terlalu
    berduka cita terhadap apa yang luput darimu, dan agar engkau jangan
    terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
    tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Os.


    al-Hadiid ayat: 22 - 23).


    Apabila seorang hamba tatkala tertimpa musibah ia teringat
    akan derajat tinggi dan penghapusan dosa yang Allah swt janjikan
    kepadanya sebagai imbalan atas musibah ini, hal ini baik sekali dan
    nasehat semacam ini lebih bermanfaat bagi kalangan awam juga


    lebih dekat dengan pemahaman mereka.


    Karena penjelasan mengenai ketentuan “azali juga takdir


    membutuhkan kecerdasan dan pengertian yang tidak dimiliki oleh


    D
    DASEHAT & WASIAT IMAM HADDAD LG


    kebanyakan orang, berbeda dengan perkara janji akhirat semua


    orang bisa memahaminya begitu juga masalah ancamannya.


    Oleh karena itu, mengingatkan masalah pahala dan siksa
    manfaatnya akan lebih merata dikala turunnya musibah dan
    melakukan ibadah dan kemaksiatan. Oleh karena itu, engkau lihat
    Kitabullah dan sunah Rasul-Nya saw dipenuhi uraian tentang janji


    dan ancaman juga nasehat tentang keduanya.


    Perhatikanlah nasehat ini semoga engkau mendapat
    petunjuk, pasrahlah kepada Allah swt sesungguhnya Allah swt
    mencintai orang-orang yang pasrah, tiada daya maupun kekuatan
    kecuali milik Allah swt yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. 
    LihatTutupKomentar