Bab Takwa | Nashaihud Diniyah
Wasiat Keagamaan Siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah? Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu
Nama kitab: Terjemah Nashoihud Diniyah, Nashaih al-Diniyah, Nasaihud Diniyah
Judul kitab asal: Nashaih ad-Diniyah wa al-Washaya al-Imaniyah (النصائح الدينية والوصايا الإيمانية)
Pengarang: Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad ( الحبيب عبدالله بن علوي الحداد الحضرمي الشافعي)
Kelahiran: Tarim, Yaman. 5 Shaffar - 1044 H.
Wafat: 7 Dzulqaidah 14 - 1132 H
Bidang studi: Akhlak, tasawuf
Daftar isi
- Bab Takwa
- Kembali ke: Terjemah Nashaihud Diniyah
Takwa
وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا )
Artinya: "Dan siapakah orang yang lebih benar perkataannya daripada Allah?" (Qs. an-Nisaa' ayat: 87).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلًا )
Artinya: "Dan siapakah orang yang lebih dipercaya perkataannya daripada Allah?" (Qs. an-Nisaa' ayat: 122).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا
تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ
جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ
كُنتُمْ أَعْدَاءُ فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ
إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا
كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءٰايَتِهِ، لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (٣)
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأَوْلٰىِٔكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا
جَاءَهُمُ الْبَيِّنَتُ وَأَوْلَىِٔكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ ()
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya. Dan janganlah sekali-kali engkau mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kalian semuanya kepada (tali) Agama Allah, dan janganlah kalian bercerai berai. Ingatlah atas nikmat Allah kepadamu, ketika engkau dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hatimu. Lalu menjadilah kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara, dan engkau telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkanmu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kalian mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kalian menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datangnya keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat." (QS.Ali Imran ayat: 102 - 105).
Firman Allah swt yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya." Merupakan perintah dari Allah swt kepada para hamba-Nya yang beriman untuk bertakwa kepada-Nya. Seakan-akan dalam hal ini Allah swt telah mengumpulkan seluruh kebaikan dunia akhirat dalam ketakwaan. Kepada orang-orang yang beriman, Allah SWT perintahkan untuk bertakwa agar mereka mendapat kebaikan dan kebahagiaan yang Allah swt himpun di dalamnya sebagai tanda kasih sayang-Nya bagi para hamba-Nya yang beriman. Dan sesungguhnya Allah SWT Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.
Takwa merupakan wasiat Allah SWT, Tuhan alam semesta untuk seluruh makhluk dari generasi yang pertama maupun yang paling akhir. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:
وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَبَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ
أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ
Artinya: "Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi Kitab sebelum kami dan juga kepadamu. Maka dari itu bertakwalah kepada Allah." (Qs. an-Nisaa' ayat: 131).
Jadi, tidak ada suatu kebaikan pun di dunia dan akhirat, yang dzahir maupun yang batin melainkan ketakwaan adalah jalan satu-satunya untuk mencapainya. Demikian pula tiada keburukan di dunia dan akhirat, yang dzahir maupun batin, melainkan ketakwaan adalah benteng yang kokoh untuk melindungi diri darinya dan selamat dari mara bahayanya.
Berapa banyak Allah swt mensejajarkan dalam Kitab-Nya yang mulia, tentang ketakwaan dengan keberuntungan, serta kebahagiaan yang besar. Diantaranya kebersamaan Allah swt dalam penjagaan-Nya yang lembut. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ ))
Artinya: "Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa." (Qs. al-Baqarah ayat: 19-4).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ )
Artinya: "Dan bertakwalah kepada Allah, maka Allah akan mengajarkanmu." (Qs. al-Baqarah ayat: 282).
Diantaranya kita bisa membedakan saat timbulnya kesamaran serta kebingungan, adanya penghapusan kesalahan dan pengampunan dosa. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:
يَأَيُّها الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا
وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ
الْعَظِيمِ ()
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (Qs. al-Anfaal ayat: 29).
Dalam hal ini, Allah swt berfirman:
وَإِن مِنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا ()
ثُمَّ نُنَحِي الَّذِينَ اتَّقَواْ وَنَذَرُ الظَّلِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا.
Artinya: "Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa. Dan membiarkan orang-orang yang dzalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut." (Qs. Maryam ayat: 71 - 72).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
وَيُنَجِّى اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ
السُّوءُ وَلَا هُمْ يحْزَنُونَ )
Artinya: “Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka. Ketahuilah, bahwa mereka tiada disentuh oleh adzab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita." (Qs. az-Zumar ayat: 61).
Diantara manfaat bertakwa adalah solusi serta jalan keluar dari berbagai macam kesulitan, dan juga dapat mendatangkan rezeki yang tiada terduga-duga, serta kemudahan dan pahala yang besar.
Sebagaimana firman Allah swt
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا
تَحْتَسِبُ
Artinya: "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar. Dan memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (Qs. ath-Thalaq ayat: 2 - 3).
Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ، يُسْرًا ( )
Artinya: "Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam segala macam urusannya." (Qs. ath-Thalaq ayat: 4).
Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ، وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
()
Artinya: "Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menutupi segala kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya." (Qs. ath-Thalaq ayat: 5).
Diantara kebaikan itu adalah jaminan Allah swt untuk mendapatkan surga. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:
تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِى نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَن كَانَ تَقِيًّا ()
Artinya: “Itulah surga yang akan Kami berikan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa." (Qs. Maryam ayat: 63).
Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:
مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ
Artinya: "(Apakah) perumpamaan (penghuni)surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Muhammad ayat: 15).
Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:
وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ ()
Artinya: "Dan (di hari itu) didekatkan surga kepada orang-orang yang bertakwa." (Qs. asy-Syuaraa' ayat: 90).
Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّتِ النَّعِيمِ ()
Artinya: "Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa, akan disediakan surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya." (Qs. al-Qalam ayat: 34).
Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّتِ وَهَرِ فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِندَ مَلِيكِ
مُقْتَدِرٍ
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat itu yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa." (Qs. al-Qamar ayat: 54 - 55).
Di antara juga kita akan mendapat kemuliaan di dunia dan di akhirat. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَنَكُمْ
Artinya: "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kalian." (Qs. al-Hujurat ayat: 13).
Jadi, kemuliaan disisi Allah swt hanyalah diukur dengan ketakwaan. Bukanlah karena nasab, harta benda, ataupun yang lainnya. Berapa banyak Allah swt dan Rasul-Nya menjanjikan akan kebaikan, kebahagiaan, derajat yang tinggi, serta beberapa banyak keberuntungan yang tidak terhitung yang dapat diperoleh melalui jalan ketakwaan.
Betapa indahnya gubahan syair mengenai hal ini:
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka itulah orang yang digiring kepadanya segala perdagangan yang menguntungkan."
Penyair lain berkata: “Barangsiapa yang mengenal Allah, akan tetapi tidak cukup baginya pengenalan Allah, maka itulah orang yang celaka. Tidak akan berbahaya bagi orang yang taat apa yang ia peroleh dan apa yang ia jumpai dalam menjalankan taat kepada Allah. Apa yang akan diperbuat hamba dengan kekayaan sedangkan segala kemuliaan hanyalah diperuntukkan bagi yang bertakwa."
Beberapa Nasehat Para Ulama Tentang Takwa
Wasiat Ulama Tentang Takwa
Para ulama ra berkata: "Takwa ibarat menjalankan segala perintah Allah swt dan menjauhi segala larangan-Nya yang dzahir maupun batin, disertai rasa pengagungan kepada Allah swt dan takut kepada-Nya."
Sebagian ulama ahli tafsir menerangkan firman Allah swt yang artinya: "Bertakwalah kepada Allah SWT dengan takwa yang sebenar-benarnya kepada-Nya." Artinya, Allah SWT ditaati dan tidak boleh ditentang, selalu diingat dan tidak boleh dilupakan, disyukuri dan tidak boleh diingkari.
Seorang hamba Allah swt, meskipun memiliki sejuta nyawa dan sejuta umur. Ketahuilah bahwa ia tidak akan mampu bertakwa kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya, meskipun ia menghabiskan semuanya untuk taat kepada Allah swt. Hal ini karena hak Allah swt atas para hamba-Nya sangatlah besar, juga karena keagungan Allah swt sangatlah besar dan tinggi.
Hamba paling sempurna menunaikan hak Allah swt adalah Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana beliau saw mengatakan dalam untaian do'anya sebagai tanda pengakuan kelemahan beliau SAW dalam menunaikan syukur yang sepenuhnya kepada Allah SWT:
أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتشكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ،
وَأَعُوْذُ بكَ مِنْكَ لاَ أَحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ
عَلَى نَفْسِكَ
Artinya: "Aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu, berlindung kepada-Mu dari diriMu. Wahai Allah, aku tidak mampu menghitung pujian atas-Mu sebagaimana Engkau memuji atas Dzat-Mu sendiri."
Allah swt menciptakan malaikat semenjak diciptakan oleh-Nya, mereka selalu ruku,' sujud, bertasbih, dan membesarkan nama-Nya. Mereka tidak pernah berhenti dan tidak pernah sibuk dengan yang lain.
Jikalau tiba hari kiamat mereka berkata: "Maha Suci Engkau, hanyalah untuk-Mu segala pujian. Maafkanlah kami, karena kami belum mengenal-Mu dengan sebenar-benarnya dan kami belum menyembah-Mu dengan ibadah yang sebenar-benarnya."
Dalam hal ini, seorang ulama ra berkata: "Sesungguhnya firman Allah swt, yang artinya: "Bertakwalah kalian kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya." Telah dihapus dengan firman-Nya:
“Bertakwalah kalian kepada Allah swt dengan semampumu."
Ulama lain berkata: "Ayat yang kedua menjelaskan arti ayat pertama bukan menghapusnya." Dan inilah pendapat yang benar insyaAllah
Allah swt Yang Maha terpuji tidak memaksa seseorang kecuali semampunya. Meskipun ia berhak melakukannya, namun jikalau Allah swt menghendaki dan memerintahkannya. Karena Allah swt boleh berbuat apapun dalam kekuasaan-Nya, tetapi Allah swt telah memberi keringanan dan kemudahan bagi para hamba-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt:
يُرِيدُ اللَّهُ أَن تُخَفِّفَ عَنكُمْ وَخُلِقَ الْإِنسَنُ ضَعِيفًا )
Artinya: "Allah hendak memberikan keringanan kepadamu. Karena manusia diciptakan dengan sifat lemah." (Qs. an-Nisaa' ayat: 28).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
Artinya: "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." (Qs. al-Baqarah ayat: 185).
al-Imam Hujjatul Islam al-Ghazali ra menyebutkan dalam Kitab Ihya' 'Ulumuddin: "Ketika turun firman Allah swt:
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِن تُبْدُوا مَا فِي
أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللَّهُ
Artinya: "Milik Allah lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika engkau melahirkan apa yang ada di dalam hatimu, atau engkau menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan denganmu tentang perbuatanmu itu." (Qs. al-Baqarah ayat: 284).
Ayat ini sangatlah berat bagi para Sahabat Rasulullah SAW. Setelah turunnya ayat ini, para sahabat mendatangi beliau SAW dan
berkata: “Wahai Rasulullah, apakah kami dipaksa melakukan sesuatu di luar kemampuan kami?" Mereka memahami dari ayat ini bahwa mereka akan diperhitungkan meski lintasan hati mereka.
Maka Nabi Muhammad SAW dengan bijaknya bersabda: "Apakah kalian ingin mengatakan seperti yang dikatakan Bani Israil: 'Kami telah mendengar dan kami tidak mematuhi. Tetapi katakanlah: 'Kami telah mendengar dan akan kami taati. Kami memohon ampunan-Mu wahai Tuhan kami dan hanya kepada-Mu kami kembali.”
Setelah mereka mengucapkan hal ini, kemudian Allah SWT menurunkan ayat selanjutnya:
ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ، وَالْمُؤْمِنُونَ
Artinya: "Rasul telah beriman kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman." (QS. al-Baqarah ayat: 285).
Dia menceritakan tentang mereka dan do'a yang mereka panjatkan setelahnya, yaitu agar Allah swt tidak memperhitungkan kelupaan dan ketidak sengajaan mereka. Dan juga agar tidak menulis dosa atas mereka sampai akhir yang Allah SWT firmankan tentang mereka.
Kemudian Allah swt pun mengabulkan do'a mereka dan memberi keringanan, serta mengangkat kesulitan mereka.
Ketahuilah, bahwa segala pujian hanyalah untuk-Nya. Hal ini juga dijelaskan oleh sabda Nabi Muhammad SAW:
تُحُوِّزَ لِي عَنْ أُمَّتِي الْحَطَأُ وَالنِّسْيانُ وَمَا اسْتَكْرِهُوا
عَلَيْهِ، وَمَا حَدَّثُوا بِهِ أَنْفُسَهُمْ مَالَمْ يَقُولُوا أَوْ
يَعْمَلُوا
Artinya: "Dimaafkan untuk umatku atas ketidak sengajaan, kelupaan dan keterpaksaan mereka. Serta apa yang mereka simpan dalam
benak mereka selama mereka tidak mengucapkannya atau melakukannya."
Sedangkan firman Allah SWT yang artinya: "Dan janganlah sekali-kali engkau wafat melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
Perintah dari Allah swt agar kita meninggal dalam keadaan Islam yang merupakan agama Allah swt yang telah Allah SWT kabarkan dalam Kitab-Nya, bahwa Islam adalah agama yang Allah SWT ridhai dan Allah SWT pula tidak akan menerima dari siapapun selain agama ini serta inilah agama yang Allah SWT ridhai untuk Rasul-Nya dan hamba-hamba-Nya yang beriman. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
إنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Artinya: "Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam." (Qs. Ali Imran ayat: 19).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي
الْآخِرَةِ مِنَ الْخَسِرِينَ )
Artinya: "Barangsiapa mencari agama selain Agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan ia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (Qs. Ali Imran ayat: 85).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفِ لِإِثْمٍ
Artinya: "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan kelak Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (Qs. al-Maidah ayat: 3).
Seseorang tidak dapat memilih mati dalam keadaan Islam dengan sendirinya, akan tetapi Allah swt telah menjadikan jalan baginya untuk mewujudkannya. Jikalau sang hamba telah menempuhnya, berarti ia telah menjalankan prosedurnya dan segala macam perintah-Nya. Yaitu memilih mati dalam keadaan Islam dengan penuh pengharapan dan tekad yang bulat. Ia membenci mati dalam keadaan selain Islam dan ia selalu memohon kepada Allah SWT agar ia dimatikan dalam keadaan Islam. Demikianlah Allah SWT mensifatkan para nabi-Nya dan hamba-hamba-Nya yang shaleh.
Sebagaimana Allah SWT mengabarkan tentang Nabi Allah Yusuf bin Ya'qub as:
أَنتَ وَلِي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي
بِالصَّلِحِينَ )
Artinya: "Engkaulah Pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang yang shaleh." (Qs. Yusuf ayat: 101).
Juga tentang para penyihir ketika mereka beriman dan mendapat ancaman hukuman dari Fir'aun:
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ (۳)
Artinya: "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)." (Qs. al-A'raaf ayat: 126).
Allah swt menceritakan tentang Nabi Allah Ibrahim as bahwa ia berwasiat kepada anaknya. Demikian juga Nabi Allah Ya'qub as yang berwasiat kepada anaknya agar meninggal dalam keadaan Islam. Dalam firman Allah SWT:
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَنبَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ
اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Artinya: "Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): 'Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah engkau wafat kecuali dalam memeluk agama Islam." (Qs. al-Baqarah ayat: 132).
Oleh karena itu, hendaknya seseorang berusaha menjaga dan memperteguh keislamannya dengan menjalankan perintah Allah. SWT. Karena orang yang meninggalkan perintah Allah SWT, maka ia rentan mati di luar Islam. Ia melakukan pelanggaran itu sebagai bukti bahwa ia meremehkan agama, maka hendaknya seorang muslim berhati-hati dalam hal ini.
Hendaknya ia juga menghindari kemaksiatan dan perbuatan dosa. Karena kemaksiatan dapat melemahkan Islam, mengguncang tatanannya dan dapat menyebabkan keimanannya rentan tercabut menjelang kematian, hal ini sebagaimana yang banyak dialami oleh para pelaku kemaksiatan. Dalam Kitab Suci al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
ثُمَّ كَانَ عَقِبَةَ الَّذِينَ أَسَتُوا السُّوَأَى أَن كَذَّبُوا بِنَايَتِ
اللَّهِ وَكَانُواْ مَا يَسْتَهْزِءُونَ )
Artinya: "Kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (adzab) yang lebih buruk. Karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya." (Qs. ar-Ruum ayat: 10).
Hendaknya hal ini dijadikan bahan renungan. Oleh karenanya, ajaklah dirimu untuk menjalankan segala perintah Allah swt dan menjauhi segala macam larangan-Nya. Jika engkau terjerumus dalam suatu kemaksiatan, maka segeralah bertaubat kepada Allah swt dan janganlah sekali-kali tetap berkecimpung di dalamnya.
Memohonlah selalu kepada Allah swt untuk khusnul khatimah, Karena kami telah mendengar, bahwa setan terlaknat berkata: “Telah mematahkan punggungku orang yang memohon kepada Allah SWT khusnul khatimah, seraya ia berkata: 'Kapan ia merasa takjub dengan amal perbuatannya, aku takut kalau ia sudah pandai."
Perbanyaklah membaca kalimat tahmid dan bersyukur kepada Allah swt atas kenikmatan Islam, karena hal itu adalah kenikmatan terbesar. Andaikan Allah SWT memberikan dunia seisinya kepada seorang hamba, tetapi Allah swt tidak memberinya nikmat Islam, maka sudah pasti segala macam kenikmatan yang diperolehnya itu adalah bencana baginya.
Dan seandainya ia hanya dianugerahi kenikmatan Islam, namun ia sama sekali tidak diberi kenikmatan duniawi, maka hal ini tidaklah menjadi bencana baginya. Sebab orang yang pertama, jikalau mati, maka ia akan berakhir di neraka. Sedangkan orang
yang kedua, jikalau mati, maka ia akan masuk surga (Karena tiket untuk masuk surga adalah Islam)
Hendaknya engkau selalu merasa cemas dan takut mengalami su'ul khatimah' Karena Allah SWT lah yang membolak-balikkan hati. Allah SWT memberi hidayah kepada siapa saja yang
Dia kehendaki dan menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki.
Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis shahih
وَالَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ
الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ
عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلٍ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنْ
أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّ مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ
وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ
أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا
Artinya: "Demi Dzat yang tiada Tuhan selain Dia sesungguhnya seorang dari kalian melakukan amalan penduduk surga hingga jarak antara ia dengan surga tinggal sehasta. Kemudian telah didahului ketentuan Kitab (takdir), lalu ia melakukan amalan penduduk neraka, maka akhirnya ia pun memasukinya.
Sesungguhnya seorang dari kalian melakukan amalan penduduk neraka, hingga jarak antara ia dengan neraka tinggal sehasta, kemudian didahului ketentuan Kitab (takdir) lalu ia melakukan amalan penduduk surga, maka akhirnya ia memasukinya."
Isi hadis ini sangatlah merisaukan orang-orang yang bertakwa dan lurus, apalagi orang-orang yang suka lalai dalam urusan agama. Salah seorang salafunasshalihin berkata: "Demi Allah, tidaklah seseorang merasa aman keimanannya dari pencabutan melainkan pasti tercabut."
Dahulu para salafunasshalihin dengan keshalehan amal mereka dan sedikitnya dosa-dosa mereka karena kehati-hatian mereka dalam bertindak, itu pun mereka masih merasa ketakutan mati dalam keadaan su'ul khatimah. Sehingga salah seorang mereka berkata:
"Andaikan aku ditawari meninggal dalam keadaan Islam di pintu kamarku atau mati syahid di depan pintu rumah, maka pasti aku pilih mati dalam keadaan Islam di pintu kamar ketimbang mati syahid di depan pintu rumah. Karena aku tidak tahu apa yang akan melintas dalam hatiku dari pintu kamar sampai pintu rumah."
Dalam sebuah kesempatan lain, salah seorang salafunasshalihin berkata kepada saudaranya: "Jikalau aku telah dijemput ajal, maka duduklah di sebelah kepalaku dan lihatlah apa yang terjadi. Apabila engkau melihatku meninggal dalam keadaan Islam, maka ambillah seluruh yang aku miliki, lalu juallah kemudian belilah manisan dan kacang-kacangan lalu bagikan kepada anak-anak.
Namun apabila engkau melihatku meninggal di luar itu, beritahukanlah orang-orang agar yang menshalatiku adalah orang-orang yang ingin menshalati dalam keadaan sadar."
Ia telah memberitahukan kepadanya tanda-tanda untuk membedakan dua hal ini, orang itu berkata: “Aku mendapatinya meninggal dunia dalam keadaan Islam." Lalu ia melakukan pesannya agar menyedekahkan pada anak-anak kecil." Ketahuilah, bahwa cerita mereka mengenai hal ini banyak sekali.
Ketahuilah, bahwa kebanyakan orang yang mati dalam keadaan su'ul khatimah adalah yang suka meremehkan shalat wajib, zakat wajib, suka mencari keburukan orang lain, mengurangi timbangan, menipu orang lain, mengelabuhi mereka dalam urusan agama dan duniawi, mendustakan para auliya' Allah SWT dan mengingkari mereka tanpa alasan yang benar, dan mengaku-ngaku mencapai derajat para wali tanpa kebenaran, serta karena melakukan perbuatan keji lainnya.
Orang yang paling dikhawatirkan mengalami su'ul khatimah adalah orang yang melakukan bid'ah dalam agama, juga memendam keraguan terhadap Allah swt, Rasul-Nya dan hari akhir. Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim sangat berhati-hati dalam masalah ini. Karena tiada yang dapat terlindungi dari ketentuan Allah SWT kecuali orang-orang yang diberi rahmat.
Ya Allah, wahai Dzat Yang Maha Pengasih kami memohon kepada-Mu demi cahaya wajah-Mu yang mulia. Matikanlah kami dalam keadaan Islam dan ikutkanlah kami dalam golongan orang-keadaan selamat. Kabulkanlah orang yang shaleh dalam. permohonan kami ini wahai Tuhan alam semesta. Firman Allah swt:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai.
Bersikap lunak terhadap kaum mukminin
Bersikap lunak terhadap kaum mukminin bisa terwujud
melalui kasih sayang dan penuh perhatian kepada mereka.
Ketahuilah, bahwa hal ini termasuk akhlak terbaik. Bahkan bahkan
Allah swt mensifatkan Rasul-Nya dengan sifat ini. Hal ini
sebagaimana firman Allah swt dalam al-Our'an:
r kd
- Í ” > 5 2 £ Dan 1! 3 - » f PE Kai EF
e < 2 KENA z377 A 22,
Ear LoL ale
Artinya: “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari
á 2
GP IS La
DA
ve
kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderilaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang
terhadap orang-orang mukmin.” (Os. at-Taubah ayat: 128).
Rasulullah saw bersabda:
2 SME DIK A BAN aa Ta á|
SPAN ye tara SAN
Artinya: “Orang-orang yang penyayang akan disayang Tuhan
yang Maha Penyayang. Barangsiapa yang tidak menyayangi orang lain
tidak akan disayang.”
Nabi saw juga bersabda:
e KF Kan pi i 23 NA
Artinya: “Sesungguhnya hara wali abdal dikalangan umatku
bukan memasuki surga karena banyaknya shalat maupun puasa. Akan
tetapi mereka masuk surga karena hati yang bersih, jiwa yang derma dan
menyayangi setiap muslim.”
Hadits ini tidak berarti para abdal itu bukan orang yang
banyak shalat dan puasanya justru mereka adalah orang-orang yang
banyak menjalankan kedua ibadah itu dan ibadah lainnya, tetapi
sifat-sifat mereka yang disebutkan oleh Nabi saw itulah yang lebih
mendekatkan mereka kepada Allah swt. Karena kemuliaan sifat-sifat
itu dibanding amal shaleh mereka lainnya karena termasuk amalan
hati dan sifat-sifatnya.
Ketahuilah apabila ditimbang amalan hati tidak dapat
ditandingi oleh amalan fisik baik dalam kebaikan dan keburukan
melainkan yang akan unggul adalah amalan hati ketimbang amalan
fisik dengan hasil yang lebih nampak.
Oleh karena itulah para ulama tasawuf lebih menitik
beratkan pada perkara kebersihan hati dan mengutamakan
menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji dan amalan shaleh
En aaa aa an a naa ES
HS
<>
ketimbang kalangan ulama dan para ahli ibadah lainnya yang tidak
terlalu memperhatikan urusan batin seperti yang dilakukan oleh
ulama tasawuf.
Akan tetapi keutamaan ada ditangan Allah swt yang akan
Allah swt berikan kepada siapa saja yang Allah swt kehendaki dan
hanyalah Allah swt yang Maha Luas pengetahuan-Nya.
Mengasihani umat Islam suatu perkara yang wajib terutama
kaum dhuafa,” miskin dan korban bencana. Barangsiapa yang tidak
memiliki keprihatinan dan iba ketika melihat kaum muslimin yang
dhuafa' dan korban bencana, maka berarti ia berhati keras, telah
tercabut kasih sayang darinya dan kasih sayang tidak akan tercabut
kecuali dari orang yang celaka seperti yang telah dijelaskan oleh
Nabi saw.
Disamping itu jika ia juga merasa sombong dan risih untuk
terjun kepada kaum dhuafa' dan miskin berarti ia sangat jauh dan
dimurkai oleh Allah swt. Ia merelakan dirinya untuk terusir dari
pintu Allah swt dan ia termasuk dalam golongan orang-orang
sombong yang menentang Allah swt. Dalam hal ini, Nabi
Muhammad saw bersabda:
o o 07 9 gi <a LE E A
g 2 A g “3 PA rr r
Artinya: “Tidak akan masuk surga seseorang yang didalam
hatinya terdapat rasa sombong meski sebesar atom.”
SG pesen e asian IHAN AADDAD
BA
Termasuk kelunakan hati adalah khusyunya hati dan
banyaknya menangis karena takut kepada Allah swt hal ini sifat
mulia lagi terpuji. Allah swt mensifatkan para Nabi-Nya dan para
hamba-Nya yang shaleh dengan sifat ini:
aa Ma ATAS AA Tg AN A
Ct ANY [Abu YA ala A p Ii
Artinya: “Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha
Pemurah kepada mereka, maka mereka tersungkur dengan bersujud dan
menangis.” (Os. Maryam ayat: 58).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
gam
14
ar PAT MRI aa
BI Ab Aman UBS 093
=,
Artinya: “Dan mereka tersungkur di atas muka mereka sambil
menangis dan mereka bertambah khusyu'.” (Os. al-Israa' ayat: 109).
Nabi Muhammad saw juga menyebutkan diantara tujuh
orang yang akan dinaungi oleh Allah swt di hari tiada naungan
kecuali naungan-Nya:
E E PAN NA Pe an a at A
ola cmn Ul Al S5 Ya)
Artinya: “Seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian, lalu air
matanya mengalir.”
Dalam kesempatan lain, Baginda Nabi saw bersabda:
NASENAT & WASIAT IMAM NADDAD
N o 0 o %2 A irg ES P S, TE s
eg a AS ya KI i Y, MAN Ap SE oa JS
w o- . 3 9% 29
al Je c P3 Lb
Artinya: “Kelak di hari kiamat semua mata akan menangis
kecuali mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang
berjaga di jalan Allah.”
Maksud dari hadis diatas adalah, bahwasannya di medan
pertempuran, menangis dengan tulus karena takut kepada Allah swt
sangatlah jarang, sehingga hal itu derajatnya amat tinggi dalam
pandangan Allah swt. Padahal banyak sekali orang yang menangis
tiap hari. Mengenai hal ini, Nabi Muhammad saw bersabda:
KA AA SA a a
—
D a — Can Kah ES
Artinya: “Tidak aa masa Pan seseorang yang menangis
karena takut kepada Allah, meskipun susu bisa kembali dalam tetek dan
unta bisa masuk ke dalam lubang jarum.”
Dalam riwayat lain disebutkan:
A PP Oo r
> D 7 ə A
NN Sesi
Artinya: “Tidak akan masuk neraka orang yang keluar dari
matanya air mata meski sebesar kepala lalat karena takut kepada Allah.”
AN
G DASEMAT & WASIAT TMAM HADDAD
Nabi Muhammad saw menyamakan antara orang yang
menangis karena takut kepada Allah swt dengan darah yang tumpah
di jalan Allah swt. Dalam hal ini, Baginda Nabi saw bersabda:
NG a HP jag S SL T y
Artinya: “Andaikan dalam sebuah kaum ada satu orang yang
menangis pasti Allah akan menyayangi mereka berkat tangisannya.”
Dari penjelasan ini sudah jelas orang yang menangis banyak
sekali tetapi yang menangis hanya karena takut kepada Allah swt
sangatlah sedikit, maka menangislah karena takut kepada Allah swt.
Jikalau tidak dapat menangis, maka usahakan agar dirimu bisa
menangis. Jauhilah perbuatan riya dan berpura-pura di hadapan
orang lain karena dengan perbuatan ini engkau akan hina
dipandangan Allah swt Tuhan alam semesta.
Jika engkau sulit menangis, maka ingatlah kedahsyatan
akhirat yang sudah pasti akan engkau akan hadapi jikalau memang
engkau beriman kepada Allah swt dan ajaran yang dibawa oleh
Muhammad Rasulullah saw. Jikalau begitu, engkau pasti akan
menangis apabila engkau memiliki hati dan pikiran yang sadar.
Namun jikalau tidak sama sekali, maka anggaplah dirimu
dalam golongan binatang ternak dan binatang lain yang sedang
merumput di padang rumput. Karena Allah swt hanya berbicara dan
NASEHAT & WASIAT SHAH AADDAD LB
mengingatkan orang-orang yang memiliki hati dan akal. Mengenai
hal ini, Allah swt berfirman:
- 2 > » 96 ,£ 1. PAS P AN Kai 7 , g
MI LI Jl al La saj OS oJ CS SN 5 Go!
Artinya: “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang
menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (Os. Oaaf
ayat: 37).
Dalam ayat lainnya, Allah swt berfirman:
— PE 26 Sen PE Sl NN Aa Ea r
Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu
penuh dengan berkah agar mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan agar
mereka mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Qs.
ash-Shaad ayat: 29).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
aga, Aino ad AL 7
DAIN Y i 3
Artinya: “Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali
orang-orang yang berakal.” (Qs. al-Baqarah ayat: 269). Dan merekalah
itu adalah orang-orang berakal, lihatlah bagaimana Allah swt
BASEMAT e WASIAT IMAM ADD SSS o o ooo
menolak kalau orang-orang selain mereka dapat mengambil
pelajaran.
Allah swt mengkhususkan pelajaran hanya bisa diambil oleh
orang-orang yang pasrah kepada-Nya, orang-orang yang takut
kepada-Nya dan orang-orang beriman kepada-Nya, Rasul-Nya,
janji-Nya dan ancaman-Nya. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:
A r EZa — Wi 38 r D 5 A Zs A
ng ALM e, Lagi . 2, 2. s 8 r
Artinya: “Dia-lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda
(kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezeki dari langit. Dan
tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada
Allah).” (Qs. al-Mukmin ayat: 13).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
Sa ad D d - x P A a - a D Z
(Fan | nga | d ES NP 4 5 1. ut
(TS aya P G) Cs S ilai ol S3
Artinya: “Oleh sebab itu, berikanlah peringatan, karena
peringatan itu bermanfaat. Orang yang takut (kepada Allah) akan
mendapat pelajaran.” (Os. al-A'laa ayat: 9 - 10).
Allah swt berfirman:
NASEHAT & WASIAT IMAM HADDAD H3
Aa E aana agan an aaa aana apaa kaka aka nda a an
sia e KAGAN an a Pa
(=) 3 ps GAN Ob s
Artinya: “Dan tetaplah memberi peringatan. Karena
sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang
beriman.” (Qs. adz-Dzaariyat ayat: 55).
Kemudian Allah menetapkan perintah memberi peringatan
secara khusus dan menyuruh Rasul-Nya memberi peringatan secara
umum, dan mengkhususkan manfaatnya hanya bisa diambil oleh
para hamba-Nya yang beriman, hal ini menjadi bukti bagi mereka.
Sedangkan bagi mereka yang tidak beriman hal ini menjadi
bukti untuk menolak propaganda mereak yang batil karena mereka
berpaling dan mengingkari setelah mengetahui serta tidak mau
menerima ajaran Allah dan Rasul-Nya:
Den Gk ai AE a a A
a a a a bye ban IG Lagi IU,
r 4 r s » # Ma > r 2.
Goset La) Jas b DE Ang
Artinya: “Mereka berkata: ‘Hati kami berada dalam tutupan (yang
menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada
sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu.
Sesungguhnya kami bekerja (pula).” (Os. Fushshilat : 5).
KOP MASEAAT e WASIAT SHAM ADA
a
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
> -ofe P] -ai
A g S2»... Pn ATP aa KEY #25
© 5 Y a35 Saath ale Lala LAI Sa
Artinya: “Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan
sekuat-kuatnya sumpah. Sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang
pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari
salah satu umat-umat (yang lain).
Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka
kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya
mereka dari (kebenaran).” (Os. al-Fathiir ayat: 42).
Inilah sifat orang-orang yang diseru oleh Tuhan untuk
mengesakan-Nya dan mentaati-Nya melalui lisan Rasul-Nya tetapi
ia menolak, mengingkari dan menyombongkan diri. Sedangkan yang
mengimani secara lisan dan menampakkannya secara dzahir sedang
hati mengingkarinya dialah orang munafik, ia sama halnya dengan
orang kafir dan ia juga mendapat murka dan laknat Allah swt yang
sama seperti yang dialami orang kafir,
Sedangkan yang beriman dengan hati dan lisan tetapi ia
tidak menjalankan perintah Allah swt dan melakukan perbuatan
maksiat yang diharamkan Allah swt, urusanya sangatlah berbahaya
dan dikhawatirkan. Apabila ia tidak diselamatkan oleh Allah swt
NASEHAT & WASIAT IMAM AADDAD KD)
dengan memberinya taufik untuk bertaubat dengan tulus sebelum
kematiannya ia akan berkumpul bersama orang-orang kafir dan
munafik di neraka Allah swt yang menyala-nyala.
Allah swt berfirman:
-, < pa = 2E %2 7, 17 - Gs . 8,2 10 gu n
Pu Qa de alan al G yi an
aa ME SA
C) iddes IK 3 Ina
YA t rad
Artinya: “(Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,
yang (naik) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas
mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.” (Os.
al-Humazah ayat: 6 - 9).
Karena itu, tetaplah teguh wahai mukmin mentaati perintah
Tuhanmu, perbanyaklah amalan saleh, bersabar dan jalanilah
dengan tulus, lakukanlah terus sampai engkau menghadapnya
hingga engkau membuatnya ridha dan Ia meridhahimu serta
menempatkanmu di tempat yang mulia.
Allah swt berfirman:
: pa . - P Sah Wa. P P
keli SY G aya Si Oni des ai adi Es 8
NASEHAT & WASIAT THAM AADDAD
Artinya: “Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-
orang yang takwa ialah (seperti taman), mengalir sungai-sungai di
dalamnya, buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula).
Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa. Sedang tempat
kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.” (Os. ar-Ra'ad ayat: 35).
Wahai mukmin entaslah dirimu dari lubang kemaksiatan,
bertaubatlah kepada Tuhanmu sebelum ajal menjemputmu kelak jika
mati engkau akan menemui Tuhanmu dalam keadaan kotor dan
celaka, engkau akan menjadi seperti yang difirmankan Allah swt:
x pA fay Das 4 A ; g 6 Z 2g 3g f, > 315
RE NG G Dan Y Ae Ad UP La, san DL uya a)
Artinya: “Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya
dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia
tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.” (Qs. Thahaa ayat: 74).
Jangan merasa tenang dari siksa yang akan Allah swt
turunkan padamu jika engkau tidak segera bertaubat dari dosa-
dosamu, karena orang-orang yang berdosa kepada Tuhannya
sewaktu-waktu terbuka bagi mereka peluang menerima siksa-Nya,
tidakkah engkau mendengar firman Allah swt:
DASENAT & WASIAT SHAM AADDAD <
D
“A
A P P EE T g P Ja». C 3 2, = P 2...
ma Ld agli 3 AAS JI (SB) OP VE Sai
Nagan Ot AA a a
DI DI K3 PRE IS AAS D
Artinya: “Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang
jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah
bersama mereka, atau datangnya adzab kepada mereka dari tempat yang
tidak mereka sadari, atau Allah mengadzab mereka di waktu mereka
dalam perjalanan.
Maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (adzab itu), atau
Allah mengadzab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa).
Maka sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.” (Os. an-Nahl ayat: 45 - 47).
Ya Allah, Yang Maha Mulia jadikanlah kami dapat
mengambil pelajaran dari peringatan-Mu, mengikuti isi kitab-Mu
dan Rasul-Mu, berkumpul dalam mentaati-Mu, wahai Tuhan kami,
matikanlah kami dalam keadaan Islam, ikutkanlah dalam rombongan
Orang-orang saleh berikut orang tua kami dan orang-orang yang
kami cintai dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.
Semoga Allah menyadarkan diriku dan dirimu dari kelalaian,
memberi petunjuk kepadaku dan kalian untuk bersiap-siap pindah
dari tempat yang fana menuju tempat yang kekal.
PAN |
SG BASAN e WASIAT IHAN ADD
Ketahuilah, bahwa termasuk perkara yang berbahaya bagi
manusia adalah angan-angan panjang. Angan-angan yang panjang
maksudnya, diri merasa hidup kekal di dunia hingga perasaan ini
menguasai hati dan ia giat memenuhi keinginannya. Dalam hal ini,
para salafunasshalihin ra berkata: “Barangsiapa yang panjang angan-
angannya, maka buruklah amal perbuatannya."
Karena angan-angan panjang membuat sescorang lebih
mencintai dunia, berusaha untuk memakmurkannya hingga
seseorang rela menghabiskan siang dan malam memikirkan cara
membenahinya dan cara untuk mengumpulkannya terkadang
dengan hati dan terkadang dengan usahanya untuk menikmati
kenikmatan dhahirnya, hingga pikiran dan anggota tubuhnya
senantiasa sibuk mengejar dunia, akhirnya ia akan lupa akhirat dan
berpaling darinya, selalu menunda-nunda amalan akhirat tetapi
mendahulukan urusan duniawinya, padahal seharusnya ia membalik
keadaan itu dengan giat beramal untuk akhiratnya yang merupakan
empat tinggalnya yang abadi.
Allah swt dan Rasul-Nya telah memberitahu bahwa surga
tidak dapat dicapai tanpa kesungguhan dan keteguhan untuk
meraihnya.
Adapun dunia adalah tempat yang akan hancur dan binasa,
dalam waktu dekat ia akan berpindah dari dunia menuju akhirat dan
ia akan meninggalkan harta bendanya, ia tidak diperintah untuk
MASA a Wasiat IMAM Map K
mencari dan mencintainya, bahkan hal ini dilarang dalam Ktabullah
dan sunnah Rasul-Nya saw.
Bagian yang sudah ditetapkan untuknya tidak akan lari
meski ia tidak mencarinya, tetapi karena ia dihinggapi olch angan-
angan yang panjang, maka ia senantiasa mengejar materi duniawi
dan selalu menunda-nunda urusan akhirat. Ia tidak pernah teringat
akan datangnya kematian dan kewajibannya untuk bersiap-siap
menghadapinya dengan berbagai rangkaian amal shaleh.
Hanya saja ia berjanji pada diri sendiri setelah selesai dari
urusan duniawi kelak di masa datang ia akan meluangkan diri untuk
ibadah, ia menganggap ajalnya ada di tangannya hingga ia bisa mati
kapan saja ia mau.
Semuanya ini dampak buruk dari angan-angan yang panjang,
oleh karena itu hindarilah hal ini dan jadikanlah penundaan itu
dalam urusan duniawi saja sedangkan untuk urusan akhirat
sibukkanlah dirimu dan segeralah melakukannya, sebagaimana
sabda Nabi Muhammad saw:
Kela ENG OF J dat aaa Y i aga J
Artinya: “Berbuatlah untuk duniamu A engkau tidak
Artinya: “Berbuatlah untuk duniamu seakan-akan engkau tidak
akan mati untuk selamanya dan berbuat untuk akhiratmu seakan-akan
engkau akan mati besok.”
Qy seame osm mmo ——
| Renungkanlah dekatnya ajal. Hal ini sebagaimana yang
disebutkan dalam hadis, bahwasannya Baginda Nabi Muhammad
saw bersabda:
PAETE
a
Artinya: “Perkara ghaib paling dekat yang ditunggu-tunggu.”
Mana tahu manusia! Bisa jadi umurnya tinggal sedikit saja
sedangkan ia sibuk dengan dunia dan berpaling dari akhirat, kalau
ajal menjemputnya sedangkan ia dalam keadaan yang demikian ia
kembali kepada Allah swt dalam keadaan belum siap menghadap
kepada-Nya, bahkan ia masih ingin diberi tangguhan ketika ajal
menjemputnya tetapi keinginannya ditolak, seperti yang dijelaskan
oleh Allah swt:
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
sye ok ve E EEE z Sa A ssb aa - St.
r Dorz wi Adel IS) GG
ha Ta »-—
Jl Fa Kagak aa MANA LS Ul SE unta
D 3 Pa af
T
Artinya: “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga
apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya
NASA WASIAT IMAM AMPAH
Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak, karena sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari
mereka dibangkitkan.” (Os. al-Mukminuun ayat: 99 - 100).
Maka tidaklah seseorang berangan-angan panjang,
menunda-nunda amal perbuatan dan lupa mempersiapkan diri
menghadapi kematian kecuali orang bodoh dan tertipu. Hal ini
sebagaimana sabda Rasulullah saw:
i Pasy a B KA
Ga G
Pi
P 2 r 2.
Artinya: “Orang yang pandai adalah yang selalu menahan diri
dan beramal untuk bekal setelah kematian, dan orang yang lemah adalah
orang yang menuruti hawa nafsunya dan berangan-angan kosong
terhadap Allah.” Jadi, angan-angan yang panjang termasuk menuruti
hawa nafsu dan tertipu oleh angan-angannya yang dusta.
Dalam hal ini, salah seorang salafunasshalihin ra berkata:
“Andaikan kalian melihat ajal dan perjalanannya, maka pastilah kalian
akan membenci angan-angan dan tipuannya.”"
Dalam kesempatan lain, diantara mereka berkata: “Berapa
banyak orang yang menyambut datangnya hari, namun ia tidak sempat
DASEHAT & WASIAT IMAM HADDAD
melaluinya. Dan berapa banyak orang yang mengharapkan hari esok,
namun ia tidak bisa mengalaminya.”
Ada pula yang berkata: “Bisa jadi seseorang tertawa terbahak-
bahak, padahal kain kafannya telah keluar dari penjahit.”
Disebutkan dalam hadis:
0 Ba Z
mb. 9 ee BAN o2 si - BE o3 o-
LP bal Mg a Ja yl L ayi aia Jal a
Artinya: “Generasi pertama umat ini selamat dengan zuhud dan
keyakinan dan generasi terakhir binasa karena cinta harta benda dan
angan-angan panjang.”
Dalam kesempatan ini, Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra
berkata: “Perkara yang amat engkau khawatirkan atas kalian adalah
menueuti hawa nafsu dan angan-angan panjang, karena mengikuti
hawa nafsu akan menghalangi dari kebenaran sedangkan angan-
angan panjang akan membuat diri lupa akan akhirat.
Barangsiapa yang lupa akhirat, maka ia tidak akan berbuat
untuknya sedangkan yang tidak berbuat untuknya ia akan datang di
akhirat dalam keadaan tidak membawa amal shaleh yang mana tidak
ada keselamatan di akhirat tanpanya.
Jika di saat itu ia meminta agar dikembalikan ke dunia untuk
mengerjakan satu amal shaleh saja, niscaya ia akan dihalangi.
NASEHAT & WASIAT TMAM DDD PP
oo yaaa Pen aa mean a Mangka a
Dengan demikian, maka ia akan sangat menyesal di saat
penyesalannya tidak berguna lagi baginya.”
Dalam wasiat Rasulullah saw kepada Ibnu Umar ra
disebutkan:
or A rofa o? 2 EH 23 j
t a
Artinya: “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang yang asing
atau orang yang melewati jalan.”
Hadis ini berisi anjuran untuk memperpendek angan-angan
dan sedikit berharap pada materi duniawi, Ibnu Umar berkata: “Jika
engkau di pagi hari, maka janganlah engkau menunggu sore. Apabila di
sore hari, maka janganlah menunggu sampai pagi. Ambillah dari hidupmu
bekal untuk kematianmu dan dari masa sehatmu untuk masa sakitmu.”
Ketaruilah dalam berangan-angan manusia terbagi menjadi
tiga golongan:
Golongan pertama, adalah golongan terdepan yaitu para
nabi dan shidd:gin mereka tidak memiliki angan-angan sama sekali,
mereka selalu mewaspadai datangnya ajal, mereka bersiap-siap
menghadapinya dengan senantiasa terjun dalam aktifitas ibadah
kepada Allah swt, tidak menyibukkan diri dalam urusan duniawi
Secara keseluruhan kecuali yang memang mereka butuhkan untuk
JAN
L seks a o —
diri mereka sendiri atau untuk orang-orang yang berada di bawah
tanggungannya.
Mereka telah berada di puncak kesenangan dalam beribadah
kepada Allah swt dan persiapan menuju akhirat sehingga bila ada
yang berkata kepada salah seorang mereka: “Engkau besok akan
mati.” Ncaya ia tidak dapat menambah ibadahnya lagi karena mereka
telah berada di puncak teratas yang tiada lagi tingkatan di atasnya
dan tidak menemukan sesuatupun untuk disisakan karena ia telah
meninggalkan segala sesuatu yang tidak ia inginkan kala ajal
menjemput ia dalam keadaan menggelutinya, yang kami sebutkan
ini telah diisyaratkan dalam sabda Nabi saw:
Pa Kd di A
eo B PPE Na
A A +
& 3 Tn As a
Aina “Demi jiwaku yang T dalam genggaman-Nya
tidaklah aku mengangkat kakiku lalu aku menyangka bisa meletakkannya
tiba-tiba dicabut nyawaku, dan tidaklah aku suapkan makanan lalu aku
menyangka dapat menelannya tiba-tiba kerongkonganku tersumbat karena
telah dijemput ajal.”
Bahkan terkadang Baginda Nabi Muhammad saw
bertayamum, sedangkan air ada berada di dekat beliau. Kemudian
beliau saw ditanya mengenai hal ini. Dengan bijaksana beliau saw
menjawab: “Entahlah apa aku bisa mencapainya.”
DAN
KE no aaa Bea
Golongan kedua, adalah golongan orang-orang baik yang
bersifat menengah dengan angan-angan yang pendek yang tidak
membuat mereka lalai akan Allah swt dan mengingat-Nya, tidak
membuat mereka melupakan akhirat, tidak menyibukkan mereka
dari persiapan menghadapi kematian, tidak mendesak mereka untuk
terlalu memakmurkan duniawi, ataupun tertipu dengan kemewahan
dan kesenangannya yang akan hancur dalam waktu dekat, tetapi
mereka tidak diberi kekuaatan seperti yang diberikan pada golongan
pertama yaitu selalu mewaspadai kematian setiap waktunya,
andaikan mereka mengalaminya pastilah urusan kehidupan mereka
yang wajib atas mereka akan berantakan, bahkan bisa
mengakibatkan urusan akhirat mereka juga berantakan karena
tekanan jiwa dan pikiran terhadap perkara yang dahsyat itu, karena
senantiasa mewaspadai datangnya ajal merupakan perkara berat
yang tidak dapat dipikul kecuali pangkat kenabian atau
shiddigiyyah.
Oleh karena itu dikatakan: “Sesungguhnya di antara angan-
angan adalah rahmat maksudku harapan yang andaikan hal ini tidak
ada pasti urusan agama dan dunia akan goncang, hal ini juga
diisyaratkan dalam sebuah riwayat bahwa Allah ketika menciptakan
anak cucu Adam dari punggungnya, para malaikat melihat betapa
banyaknya jumlah mereka, mereka bertanya: “Wahai Tuhan kami,
dunia tidak akan cukup menampung mereka! Allah swt menjawab:
“Sesungguhnya Aku jadikan kematian bagi mereka.” mereka berkata:
DASENAT e WASIAT IMAM HADDAD
“Kalau begitu tidaklah nyaman kehidupan mereka.” Allah swt
berkata: “Aku menjadikan cita-cita dan semangat pada mereka.”
Diriwayatkan dari Nabi saw: A
WA PE a | Al Bo Tae Se | 5
Spa A Tn Lae Si
> A | t 5
Artinya: “Sesungguhnya para malaikat mengatakan pada
keluarga mayit ketika mereka keluar meninggalkan pemakaman: “Pergilah
kalian ke urusan duniawi kalian semoga Allah membuat kalian lupa akan
kematian.”
Para malaikat as tidak mendo'akan keburukan bagi orang
beriman yang berarti angan-angan panjang yang tercela itu tetapi
mereka mendoakan kebaikan yaitu angan-angan pendek yang tidak
membuat mereka lalai akan urusan akhirat tetapi yang cukup untuk
melakukan kepentingan kehidupan yang mereka butuhkan.
Golongan ketiga, adalah orang-orang bodoh dan tertipu
yang berangan-angan panjang hingga membuat mereka lalat akan
akhirat dan tidak teringat kematian, mereka mencintai dunia
sepenuh hat, berjuang untuk menghiasinya, mengumpulkan harta
bendanya, tertipu oleh kemewahannya dan memandang pada
kesenangannya, padahal Allah swt sendiri telah melarang nabi-Nya
OMSET WASIAT IMAM AAPDAD
saw mengalihkan pandangan kepadanya. Hal ini sebagaimana firman
Allah swt:
2A? |
SU UÍ ah aj E sas AE a SAN
= R A a H3 Ta Telan
DE en Ab LI
Artinya: “Dan janganlah engkau tunjukkan kedua matamu kepada
apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai
bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka. Dan karunia Tuhanmu
adalah lebih baik dan lebih kekal.” (Os. Thaha ayat: 131).
Engkau lihat seorang dari mereka hampir tidak pernah
mengingat masalah akhirat ataupun memikirkannya apalagi
mengingat kematian dan dekatnya ajal, kalaupun ingat itupun
kadang-kadang dan tidak membekas di hatinya, kalau ia khawatir
hal itu membekas di hatinya ia segera mengalihkan perhatiannya
kepada hal lain yang dapat membuatnya melupakan kematian agar ia
tidak terganggu dalam menggeluti urusan duniawi dan menikmati
hemewahannya.
Angan-angan inilah yang tercela secara mutlak, dan
pelakunya tergolong orang-orang merugi yang telah dibuat lalai
Oleh harta dan anak-anak mereka daripada mengingat Allah swt,
kelak saat ajal menjemput dan ia menyaksikan akhirat ia berkata:
> DASEMAT & WASIAT IMAM HADDAD
JAN -575 Aa
Artinya: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat.” (Qs. al-Munafiquun ayat: 10).
Hal ini seperti yang Allah jelaskan dalam firman-Nya:
I io nd GIA KP Tiar ah
Ca bih © bodel a US j 4
e a T Gho ga oa a
Dl SG A pa
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-
hartamu dan anak-anakmu melalaikanmu dari mengingat Allah swt.
Barangsiapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang
yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kalian.
Lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan
aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?” (Os. al
Munafiguun ayat: 9 - 11).
Aa G
Kami telah mendengar riwayat bahwa malaikat maut akan
menampakkan diri pada seseorang ketika ajalnya tinggal sedikit,
malaikat memberitahukan kematiannya lalu orang itu berkata:
“Wahai malaikat maut, tangguhkan sedikit lagi usiaku agar aku
dapat bertaubat dan meminta ampun kepada Tuhanku.” Malaikat
berkata: “Engkau telah lama sekali mendapat jatah tangguhan umur
tetapi engkau enggan bertaubat dan kembali ke jalan Tuhanmu
hingga saat ini, sekarang waktu telah habis dan sudah tiba ajal yang
Allah swt tetapkan bagimu, tiada jalan lain untuk menundanya.”
Sebagian ulama berkata: “Andaikan seseorang memiliki dunia
seisinya dan dengannya ia bisa membeli umur meski sesaat agar ia
bisa bertaubat kepada Allah swt saat itu pasti akan ia lakukan.”
Melalaikan akhirat dan berpaling darinya secara
keseluruhan juga mencintai dan menyibukkan diri menggeluti
materi duniawi terkadang penyebabnya adalah angan-angan panjang
Seperti yang telah kami jelaskan, tetapi bisa jadi dissebabkan
kerguanyya terhadap akhirat apakah akhirat itu nyata adanya hal ini
merupakan bentuk kekafiran terhadap Allah swt dan Rasul-Nya.
Titik perbedaan antara orang yang melalaikan akhiratnya
karena faktor angan-angan yang panjang atau ragu akan akhirat
yaitu orang yang lalai karna faktor angan-angan panjang kalau ia
sakit atau terkena suatu musibah dimana ia yakin ajal bakal
menjemputnya kala itu ia banyak mengingat akhirat dan menyesali
BASEMAT E WASIAT IMAM MMDDAD UU
masa hidupnya yang tidak ia gunakan untuk persiapan akhiratnya
bahkan ia berharap bisa sembuh agar dapat beramal shaleh,
sedangkan orang yang lalai karena meragukan akhirat kala ia sakit
tidak nampak padanya tanda-tanda yang telah kami sebutkan tadi
tetapi yang nampak padanya adalah keputus asaannya karena ia
berpisah dengan dunianya, mengkhawatirkan anak-anak dan
hartanya akan sirna sepeninggalnya dan hal-hal lain yang
menunjukkan betapa sempit pandangannya dan jiwanya telah
terbelenggu oleh cinta duniawi.
Oleh karena itu, renungkanlah hal ini pada dirimu juga
berilah pereunungan pada orang lainyang akan engkau nasehati jika
engkau mencium darinya gelagat keraguan akan akhirat karena
meragukan akhirat lebih tercela dan lebih berbahaya daripada
anganp-angan yang panjang, meskipun angan-angan yang dapat
melalaikan akhirat juga sama tercelanya.
Ketahuilah bahwa banyak mengingat kematian meruapakan
perkara yang sunnah dan sangat dianjurkan, hal ini sangat besar
manfaatnya diantaranya membuat angan-angan yang pendek,
mengurangi kecintaaan pada dunia, membuat hati rela dengan rezeki
seadanya, lebih menyemangatkan diri untuk berbekal dengan amal
shaleh menuju akhirat.
Dalam hal ini, Rasulullah saw bersabda:
| Pen ena DASEHAT & WASIAT IMAM HADDAD
AI GaS i AN
Artinya: “Perbanyaklah mengingat penghancur kani aken
Yaitu kematian.
Bahkan Nabi saw bangun di malam hari beliau berseru:
se yaa TI Sa aan TARI E NS
adal JI ga doel Jl Koplo cad Si lor
Artinya: “Telah datang kematian dengan segala keadaannya,
telah datang tiupan sangkakala yang diikuti tiupan kebangkitan.”
Ketika Nabi saw ditanya siapakah orang-orang yang pandai?
Beliau saw menjawab:
PKS a | da A HN [> yel) ah NS
a7 ai an pi
EAI pan AN dan 3
Artinya: “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan
yang paling baik mempersiapkan diri menghadapinya merekalah orang-
orang pandai, mereka pergi (meninggalkan dunia) dengan membawa
kemuliaan di dunia dan kenikmatan akhirat.”
Cara mengingat yang bermanfaat bukan hanya sebatas
ucapan seseorang : “Mati, .mati saja,” hal ini sedikit sekali
manfaatnya meskipun ia banyak menyebutnya tetapi yang harus ia
lakukan adalah merenungkan dalam hati saat ia mengucapkannya
PR
dengan lisan, bagaimana keadaannya saat kematian,
kedahsyatannya, sekaratnya dan saat ia menyaksikan hal-hal akhirat,
berapa yang etersisa dari ajalnya dan akan diakhiri dengan apa, juga
merenung bagaimana keadaan teman-teman yang telah
mendahuluinya saat menjelang kematian, kemana mereka pergi! Dan
cara berpikir serta renungan lainnya yang meninggalkan kesan
dalam hatinya.
Salah seorang salafunasshalihin ra berkata: “Lihatlah, segala
sesuatu yang engkau menginginkan kematian mendatangimu
sedangkan engkau dalam keadaan melakukannya, maka teruslah
melakukannya dan begitu juga segala sesuatu yang kamu tidak ingin
kematian menjemputmu dikala engkau melakukannya, maka jauhilah
sejak sekarang.”
Renungkanlah nasehat ini karena sangatlah berguna bagi
yang mengamalkannya, hanyalah Allah swt yang dapat memberi
taufik dan pertolongan tiada Tuhan selain Dia.
Membenci kematian suatu perkara yang alami hampir tiada
seseorang yang terlepas darinya, karena kematian itu menyakitkan
dirinya dan memisahkannya dengan orang-orang yang ia kasihi juga
kebiasaannya semasa hidup di dunia.
Ketika Rasulullah saw bersabda:
nan E P3 Mm £
PN) oS Al AH TET sú ai oal al Ah A
Ca
At
DASERAT & WASIAT IMAM HADDAD Ke
Artinya: “Barangsiapa yang senang bertemu dengan Allah, maka
Allah pun senang bertemu dengannya, dan barangsiapa yang tidak senang
bertemu dengan Allah, maka Allahpun tidak senang bertemu dengannya.”
Sayyidah Aisyah ra bertanya kepada Baginda Rasulullh saw:
“Wahai Rasulullah, bukannya kita semua membenci kematian?”
Kemudian Nabi saw bersabda:
4 aa DaN ăi Ka a gal as p D 2
A
i.
ai Sin Pa DAE Jan | AS g y Io
23 3 n Ál sa J
Artinya: “Sesungguhnya seorang mukmin apabila telah tiba
ajalnya, maka ia dihibur dengan kasih sayang Allah sehingga ia senang
bertemu dengan Allah dan Allahpun senang bertemu dengannya.
Sedangkan orang kafir, apabila telah dijemput ajal, maka ia
diberitahu akan siksa Allah sehingga ia idak senang bertemu dengan Allah
dan Allah pun tidak senang bertemu dengannya.”
Mengenai sifat seorang mukmin yang tercinta ini disebutkan
dalam sebuah hadis qudsi:
5 o s2” $“ a G
9y PAN A
Artinya: “Tidaklah orang-orang yang dekat itu mendekatkan diri
kepada-Ku.”
SP kaseh c wasiat IMAN ADD
Dalam sebuah hadis qudsi lainnya disebutkan:
Pd
| 0077 7
A ap Un
kin a ARI DA
2
SAS | a aa
Artinya: “Aku tidak pernah ragu dalam suatu perkara yang
hendak Aku lakukan seperti keraguan-Ku dalam mencabut nyawa seorang
hamba-Ku mukmin, ia benci kematian sedang Aku tidak ingin
menyakitinya tetapi beginilah seharusnya.”
Lihatlah bagaimana Allah swt mensifatkan si mukmin
membenci kematian meski keimanannya telah sempurna dan
kedudukannya tinggi di sisi-Nya agar engkau tahu kebenaran yang
kami sampaikan.
Dalam riwayat Nabi Allah Musa as beliau menampar
malaikat maut hingga keluar kedua matanya sewaktu
mendatanginya untuk mencabut nyawanya.
Memang terkadang benci terhadap kematian tersembunyi
hingga tidak terasa manakala kuatnya pancaran cahaya ma'rifat dan
keyakinan dalam diri seseorang dimasa-masa tertentu pula.
Tetapi pada umumnya perasaan orang yang beriman mereka
mencintai kematian karena di dalamnya terdapat pertemuan dengan
Allah swt, berpindah ke tempat yang abadi dan keluar dari dunia
yang merupakan tempat penuh ujian dan fitnah, tetapi disamping itu
Dasekar & Wasiat THAM ADD E
Le — SY
mereka membenci kematian secara tabiat manusiawi karena
kematian menyakitkan dan memisahkan diri dengan kesenangannya,
maka setiap kali keimanan semakin kuat, kebencian itu semakin
berkurang dan tabiatnya semakin lemah, dan begitu juga sebaliknya,
renungkanlah hal ini semoga Allah swt memberimu petunjuk.
Adapun usia yang panjang dalam keadaan taat kepada Allah
swt suatu perkara yang baik dan dicari. Hal ini sebagaimana sabda
Nabi saw:
33933 ’, 27 09 407
$
Ia AN DA
alas PI 0 pas Jb- Sa P.
Artinya: “Sebaik-baik orang diantara kalian adalah yang
berumur panjang dan baik amalannya.”
Setiap kali umur semakin panjang dalam keadaan taat kepada
Allah swt semakin banyak pula pahala kebaikan dan derajat tinggi
yang diraih, namun apabila umur yang panjang bukan dalam
keadaan taat kepada Allah swt itu adalah bencana dan keburukan,
hanya memperbanyak dosa dan kejelekan.
Barangsiapa yang beranggapan ia senang hidup lama di
dunia untuk memperbanyak amalan shaleh yang mendekatkan
kepada Allah swt, kalau memang ia benar-benar memelihara dan
bersungguh-sungguh menjalankannya, menjauhi hal-hal duniawi
yang menghalanginya dari amalan saleh berarti ia menyerupai
orang-orang yang jujur, tetapi apabila ia malas dan suka menunda-
DASEMAT e WASIAT IMAM MADYANG
nunda amal shaleh berarti ia pembohong yang memakai alasan yang
tidak benar karena barangsiapa yang ingin menetap karena suatu
tujuan pasti ia bersungguh-sungguh menjalaninya karena khawatir
ia kehilangan hal itu atau terhalangi untuk meraihnya, terutama
amalan shaleh hanya bisa dicapai di dunia tidak terbayang
keberadaannya di selain dunia karena akhirat adalah tempat balasan
amal perbuatan bukan tempat beramal, oleh karena itu pikirkanlah
hal ini dengan baik semoga Allah swt memberimu manfaat dengan
renungan ini, selain itu mintalah pertolongan Allah swt sambil
bersabar, tekunilah amalan shaleh dan segeralah beramal sebelum
engkau tidak menemukan jalan untuk melakukannya, pergunakanlah
waktu luang yang ada sebelum engkau dikejutkan oleh kematian
karena engkau rentan mendapat cobaan, dan target utama anak
panah kematian, dan satu-satunya modalmu yang bisa engkau
gunakan untuk membeli kebahagiaan abadi dari Allah swt adalah
umurmu Ini.
Maka janganlah engkau habiskan waktunya, hari-harinya
dan nafas-nafasnya pada hal-hal yang tidak bermanfaat atau
membawa kebaikan karena akan besar sekali penyesalanmu kelak
setelah kematian saat engkau mengetahui nilai umur yang anda sia-
siakan.
Diriwayatkan kelak di akhirat akan ditampilkan pada
manusia a í | l i í | 1
amalan kesehariannya baik yang 1a lakukan pada siang hari
NASEHAT & WASIAT IMAM HADDAD
maupun malam hari dalam bentuk kotak-kotak, sehari semalam
banyaknya dua puluh empat jam, maka dalam sehari semalam dalam
bentuk dua puluh empat kotak, setiap jamnya ada satu kotak sendiri,
ia akan menyaksikan masa yang ia gunakan untuk taat kepada Allah
swt berupa kotak yang dipenuhi cahaya sedangkan yang ia habiskan
untuk berbuat kemaksiatan berupa kotak yang gelap gulita dan
busuk, sedangkan waktu yang tidak ia gunakan untuk berbuat apa-
apa yang baik ataupun yang buruk ia dapati berupa kotak yang
kosong tidak berisi apapun, tatkala ia melihat kotak ini ia sangat
menyesal kenapa tidak sampai mengisinya dengan ketaatan supaya
dipenuhi cahaya.
Adapun kotak yang ia jumpai penuh dengan kegelapan
seandainya ia ditakdirkan mati ketika melihatnya karena penyesalan
pasti ia akan mati hanya saja tidak ada kematian lagi di akhirat.
Jadi, orang yang melakukan ketaatan kepada Allah swt kelak
di akhirat ia akan selalu bergembira dan ceria, kegembiraannya dan
kesenangannya akan semakin bertambah sepanjang masa.
Sedangkan yang melakukan kemaksiatan ia akan susah dan
sengsara, kesusahan dan kesengsaraannya semakin bertambah tanpa
ada batas, maka pilihlah yang baik untuk dirimu selama engkau
masih berada di tempat bisa memilih, karena setelah engkau mati
segala sesuatu berada di luar kendalimu.
3
aaa Kaga a ag a a a a a AU D ga aaa aana ah
PN
KE DAGAN & WASIAT SHAH AADDAD
Segeralah beramal dan janganlah menunda-nunda karena
menunda-nunda adalah perbuatan buruk sedangkan manusia rentan
terkena bencana dan mengalami kesibukan yang banyak.
Dalam hal ini, Nabi saw bersabda:
Ôn 7 A Fra i
2 Ae P r se. BF
J AA aj Ji Du, Ba ge 2 2
a? -
Ken
<
Artinya: “Gunakanlah lima perkara sebelum datangnya lima
perkara: Masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum
sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, masa kayamu sebelum
masa kefakiranmu, masa hidupmu sebelum kematianmu.”
Dalam hadis lainnya, Nabi saw bersabda:
0
NG Pa Bi 4 # ga
a si Lo) l gleis 3
|
J SL JUN Tool
Ta 7 ya RT
Artinya: “Segeralah beramal shaleh sebelum kalian tersibukkan
dan sambunglah hubungan antara kalian dengan Tuhan kalian dengan
memperbanyak dzikir kepada-Nya.”
Nabi saw bersabda:
NASENAT & WASIAT IMAM KADDAD
z P 3g » bn Ho l 0, a an s+ 9
E | | WI Ga m3 tag O pra Ola
Artinya: “Dua kenikmatan yang mana kebanyakan orang sering
terperdaya di dalamnya adalah kesehatan dan waktu luang.”
Maksud orang yang terperdaya di dalamnya adalah
seseorang yang diberi kedua nikmat ini ia hidup dalam keadaan
sehat dan memiliki waktu luang, akan tetapi ia menggunakan
kesehatan dan waktu luangnya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat
dan sia-sia atau menggeluti urusan duniawi yang membuatnya lalai
mengingat Allah swt dan mengabaikan amalan shaleh.
Ia akan merasa jikalau ia tertipu, setelah ia meninggal tatkala
menyaksikan derajat tinggi yang tidak bisa ia raih yang mana
seandaianya ia gunakan kesehatan dan waktu luangnya untuk
memperolehnya, niscaya ia dapat meraihnya dan di akahirat kelak
itu sebagai tabungannya.
Dalam hal ini, Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra berkata:
“Kebanyakan manusia tertidur lelap dalam kelalaian dan ia baru sadar
setelah kematian menjemputnya kelak."
Allah berfirman:
La
àe
Ke MtppPp—
nga
Artinya: “(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah
mengumpulkanmu pada hari pengumpulan (untuk dihisab). Dan itulah
hari (waktu itu) dinampakkan segala macam kesalahan.” (Os. at-
Taghabun ayat: 9).
Mengenai hal ini, Nabi saw bersabda:
3 0 z 7 # s, 9 7 z 4 4
y 3 . 8 9 e WA a47 - Mai 08 Jp z zaa o
IS ada a Eka Sa JAN KI pas
2 P g pa
A
waktu sesaat vang mereka lalui tanba berdzikir kebada Allah di
Artinya: “Tiada yang disesali oleh penduduk surga melainkan
waktu sesaat yang mereka lalui tanpa berdzikir kepada Allah di
»
dalamnya.” Karena kala itu mereka melihat kedekatan dan
kenikmatan yang tidak mereka gapai saat itu karena kelalaiannya.
Adapun orang yang menggunakan kesehatan dan waktu
luangnya untuk melakukan perbuatan dosa ia adalah orang yang
merugi dan dibenci bukannya orang yang terperdaya. Karena orang
yang terperdaya adalah yang menggunakannya untuk pekerjaan
mubah yang sia-sia.
Jiga Tari! nori, t ini $ 1 1
sisa Jadi terperdaya dini diartikan sescorang tidak emndapat
kedua kenikmatan ini, ia diuji dengan berbagai penyakit atau tubuh
ang lem an banyak sesibuk; 4 ikian ia tidak
yang lemah dan banyaknya kesibukan, dengan demikian ia tidak
dapat melakuk halch sebaik or
pat melakukan amal shaleh sebaik or ang-orang yang schat dan
memiliki waktu luang.
NASENAT & WASIAT IMAM KADDAD
Olch karena itu, renungkanlah firman Allah swt berikut ini:
Sa eer
zu £ NG r A Wa 5 14 SE
CE) Lea a ga Je gga) a Jera
Artinya: “Dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas
orang yang duduk dengan pahala yang besar.” (Qs. an-Nisaa' ayat: 95).
Dalam hal ini, Nabi saw bersabda:
cow o 3 Pa A > A 2 DA Aor w Kn 5 eJ
NYA Oya je CP dk ag 2 SERI P. Sa PA
a f f ae aU ai
o o- a h $ 2 - KN ah - ik (- 2 or .
“Has Yg AU asuh Sata L Fru DAN
TEA TENG NE NA aa a Aa Nagi an Sn Ka
Le p 3 LI „le gl Lag al) A A AR SL
l To Te nan Gua Ki
E
Artinya: “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai
oleh Allah daripada mukmin yang lemah tetapi semuanya mendapat
kebaikan, jadi berusahalah untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat
bagimu, mintalah pertolongan Allah dan jangan merasa lemah.
Seandainya engkau mengalami kegagalan, maka katakanlah:
Inilah ketentuan Allah dan apa yang Allah swt kehendaki akan Allah
lakukan. Jauhilah ucapan: "Seandainya." Karena kalimat seandainya akan
membuka pintu gangguan setan.”
Menurut saya, karena biasanya kata-kata seandainya tidak
akan diucapkan kecuali oleh orang yang lemah dan malas, rela
P DASEMAT e WASIAT IMAM AIPDAP.. UL
melepaskan amal kebaikan saat ia mampu untuk melakukannya
hanya karena malas saja atau orang yang bergantung pada
kekuatannya, usaha kerasnya dan siasatnya, ia mengira dengan
kehati-hatiannya dan usahanya ia akan lolos dari takdir Allah swt.
Dalam hal ini, Nabi saw bersabda:
Pa s ? Da 2 K
J y > AN
# - z
Artinya: “Tidak bermanfaat kewaspadaan orang yang telah
mendapat keputusan takdir.”
Perhatikanlah isi hadis ini karena di dalamnya terkandung
makna yang sangat besar dan ilmu yang banyak, segala sesuatunya
akan kembali pada Allah swt.
Adapun mengharapkan ampunan dan bercita-cita masuk
surga tanpa beramal untuk mewujudkannya seperti melakukan
perintah-Nya, segera beramal saleh dan meninggalkan larangan-
Nya, berarti ia adalah orang yang bodoh, tertipu dan menuruti
godaan setan terlaknat, tunduk pada tipu dayanya yang mengubah
gambaran keburukan dalam bentuk kebaikan.
Dalam hal ini, Allah swt berfirman:
Ka
GLAC jan LAN 3 ag baaiz
sa, NG 4 LA Paan a 4 ng ea 3 =
D D NI lata) ag G5 Tn mada)
——— se E ASIAT Ad KP
Artinya: “Barangsiapa yang menjadikan setan menjadi pelindung
“selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. Setan
itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-
angan kosong kepada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada
mereka selain dari tipuan belaka.” (Qs. an-Nisaa' ayat: 119 - 120).
Barangsiapa yang ia berdosa lalu ia tidak bertaubat kepada
Allah swt dengan sungguh-sungguh lalu ia beranggapan Allah swt
akan mengampuninya sedangkan ia malas berbuat taat dan malah
sibuk dengan urusan duniawi, ia juga merasa dengan ini Allah swt
akan memuliakannya dan mengangkat kedudukannya di surga
bersama orang-orang yang baik berarti ia orang yang berkhayal dan
tertipu, yang lemah dan bodoh, karena Allah swt telah menegaskan
dalam firman-Nya yang benar:
AP 3 sa EN KW >- -ÁI = a a ra - Fa
AE Les Il call SPI II yaa) à L a
eaa a parta Man t
(EJ LE | gam | ell SA
Artinya: “Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi alasan kepada orang-
orang yang berbuat jahat terhadap apa yang mereka kerjakan dan memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih
baik (surga).” (Qs. an-Najm ayat: 31).
DASEKAT & WASIAT IMAM KADDAD
Kemudian Allah swt menjelaskan sifat orang-orang yang
baik dalam firman-Nya:
3 Ar o] ai
Artinya: “(Yaitu) orang yang menjauhi doa-dosa besar dan
perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya,
Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya.” (Qs. an-Najm ayat: 32).
Allah swt berfirman:
sE „E 5 2 yeh P PA ag $ 3 ag ma Tina
AP Yá Amia ~ A | kasa gala a Jasa)
Artinya: “Patutkah Kami menganggap orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang
yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami
menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang
berbuat maksiat?” (Qs. ash-Shaad ayat: 28).
Maksudnya, kamia tidak akan menyamakan mereka di dunia
maupun di akhirat, seperti yang Allah swt firmankan juga:
DASEHAT & WASIAT IMAM NADDAP XA
Pd
D)
a SA
= aa, KAR Na dna aô 96 m y 2
DI SE kebang sabaya sana)
Artinya: “Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu
menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh, yaitu sama antara
kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka
itu.” (Os. al-Jasiyah ayat: 21).
Allah swt menggagalkan angan-angan dan impian mereka dan ia
mencela prasangka mereka itu yaitu anggapan mereka bahwa mereka
akan disamaratakan oleh Allah swt dengan orang-orang baik.
Allah swt telah mensifatkan para malaikat, para nabi dan
para hamba-Nya beriman dalam kitab-Nya bahwa mereka selalu
tekun beramal shaleh dan bersegera dalam melakukannya disertai
rasa takut dan cemas, selalu khawatir dan gemetar, Allah berfirman
mengenai para malaikat:
o a 1 ka o” 1 = aii 17073 sn s1”
sojah mag Si ua YG) Lose OLS Uk
5 ana on anne Ajar am Yaar
| gadis a Új Gal uu ba kaa agar
KEP BASAN & asi SHAH HADDAD
——
Artinya: “Sebenarnya (Malaikat-malaikat itu), adalah hamba-
hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan
perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.
Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (Malaikat)
dan yang dibelakang mereka. Dan mereka tiada memberi syafa'at melainkan
kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena
takut kepada-Nya.” (Qs. al-Anbiyaa' ayat: 26 - 28).
Ia berirman mengenai sifat para nabi:
men dn Au ta a 2. -
PN ee na Ii ai
Z $ arz g L ara E Ta E = A Aa Na Rn KN PG
Dyis ob Eb Dls ol pe er To pls Pen Opa
Artinya: “Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri
mencari Jalan kepada Tuhan mereka, siapa diantara mereka yang paling
dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan
adzab-Nya. Sesungguhnya adzab Tuhanmu adalah suatu yang (harus)
ditakuti.” (Os. al-Israa' ayat: 57).
Allah swt berfirman:
E Pn
Isu Ag sa) D Lo Hu a) T A Seat
HAN,
KAN! PN IMAM HADDAD <
Artinya: “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu
bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan
mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah
orang-orang yang khusyu' kepada Kami.” (Qs. al-Anbiyaa' ayat: 90).
Dan Allah swt menjelaskan sifat orang-orang beriman,
sebagaimana yang difirmankan dalam al-Qur'an:
P S
BD Za FES 3 sei 0933 De Bs 3a);
EES
A SEN Ta a aa
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa
dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi semua
orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang takut akan (adzab)
Tuhan mereka sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa
takut akan (tibanya) hari kiamat.” (Qs. al-Anbiyaa' ayat: 48 - 49).
Sse
MI = salin ah ip; (joyis TI iga LA D ea Al
U osy Gali, GLOFA ape zali Boh
G OE ps Saji (UI ma dl ik {ies egals igsi;
Goi Sa
+
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena
takut akan (adzab) Tuhan mereka, dan orang-orang yang beriman dengan
ayat-ayat Tuhan mereka, dan orang-orang yang tidak mempersekutukan
dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), dan orang-orang yang
memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut,
(karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada
Tuhan mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapatkan kebaikan-
kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (Os.
al-Mukminuun ayat: 57 - 61).
Ketika Aisyah ra bertanya kepada Rasulullah saw mengenai
firman Allah :
an an Laga te
mess Ila Log oi
Artinya: “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah
mereka berikan, dengan hati yang takut.” (Os. al-Mukminuun ayat: 60).
Apakah orang itu berzina dan mencuri lalu ja takut? Nabi
saw bersabda :
t JAN of tg Ga BA JLN KA KN
Artinya: “Bukan demikian tetapi justru ia orang yang rajin
shalat, puasa dan bersedekah tetapi ia takut kalau amalannya tidak
diterima.”
NASGAAT & WASIAT IMAM HADDAD
Ketika Allah mensifatkan sebagian musuh-musuhnya dengan
tipu daya dan angan-angan kosong, Ia menjelaskan tentang seorang
dari musuh-Nya:
E E en ia, Na en aa en
Lgm pen 03 TS, J! 533) BA dg ASLI SSI f)
sen E
5) Ulan,
Artinya: “Dan sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku,
pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-
kebun itu.” (Os. al-Kahfi ayat: 36).
Yakni lebih baik dari kebun-kebunnya yang ia senangi dan ia
lalai nikmat Allah swt kepadanya, ia merasa sombong dengan kebun
itu di hadapan para hamba Allah swt yang lebih baik darinya, coba
lihatlah ayat ini dalam rangkuman cerita yang Allah swt kisahkan
dan mengenai hamba yang shaleh dalam firman-Nya :
Pe: 2 o-i z Pd - # Anna 273 € 7 af a > a EA
a Mada A AA mA Aa
Artinya: “Dan berikanlah kepada sebuah perumpamaan dua
orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang diantara keduanya (yang
kafir) dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun dengan
< PE MASCAT & WASIAT IMAN AADDAD
pohon-pohon kurma dan diantara kebun itu Kami buatkan ladang.Os.
al-Kahfi ayat: 32).
Allah menerangkan musuh lainnya yang tertipu dalam
firman-Nya :
“3 a o Z - tg Lt.
BD lajan YU Ss a SIN
Artinya: “Pasti aku akan diberi harta dan anak.” (9s. Maryam
ayat: 77).
Yakni kelak di akhirat, Allah swt menyanggahnya dan
mengancammnya dengan siksaan.
Allah swt menjelaskan musuh lainnya:
Sen Sita an Cpe Nan 3 E
al ose dolus dlo oyi
Artinya: “Dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku, maka
sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan pada sisi-Nya.” (Qs.
Fushshilat ayat: 50).
Sekarang lihatlah bagaimana perbedaan kedua sifat yang
Allah swt menjelaskan antara kekasih-Nya dan orang-orang yang Ia
benci, golongan mana yang akan engkau ikuti dan engkau tiru, maka
engkau akan dikumpulkan bersamanya karena orang yang meniru
suatu kaum berarti ia tergolong dari mereka seperti yang
diriwayatkan dalam hadits.
Sudah jelas bagimu sifat para malaikat Allah swt, para nabi-
Nya dan para hamba-Nya yang saleh bahwa mereka selalu bersegera
melakukan kebaikan dan mereka tekun beramal saleh serta menjauhi
kemaksiatan dan dosa diiringi dengan rasa takut kepada Allah swt,
sedangkan sifat musuh-musuh-Nya bertolak belakang dengan yang
di atas yaitu mereka selalu melakukan dosa, tidak berbuat kebaikan,
terperdaya oleh angan-angan dan merasa aman dari makar Allah
swt, maka pilihlah golongan terbaik untuk engkau kumpuli dan
engkau tiru dalam tingkah laku mereka, insya Allah engkau akan
bersama mereka.
Ketahuilah bahwa mengharapkan ampunan Allah swt
disertai dengan kemalasan dan kelalaian merupakan perkara yang
sangat berbahaya bagi manusia, hal ini sering diucapkan oleh
penduduk zaman ini yang suka mencampur adukkan kebaikan dan
keburukan, oleh karena itu kami bahas panjang lebar dengan
harapan semoga Allah memberi hidayat bagi kalangan mereka yang
membacanya, hingga ia sadar dari kelalaiannya tatkala ia mengerti
bahwa para nabi dan orang-orang saleh adalah orang-orang yang
takut kepada Allah swt, bahkan Nabi Muhammad saw bersabda :
A
A E
aw) SIA
Z
2 r eey A
WA) pg Li Sa
a Kl ds Ed AG
E
DASEMAT e WASIAT IMAM ADA)
Artinya: “Andaikan Allah menuntut aku dan Isa bin Maryam
atas dosa yang diperbuat oleh kedua jari ini (telunjuk dan ibu jari), pasti
Allah akan menyiksa kami dan (meski demikian) Ia tidak mendzalimi
kami sedikitpun.”
Padahal tidak diragukan lagi para nabi dan para wali lebih
mengenal Allah swt, mengenal karunia-Nya yang agung dan
rahmat-Nya yang luas daripada orang lain sudah sedemikian
takutnya, apalagi orang-orang yang mencampur adukkan antara
amal baik dan kejelekan sudah sepatutnya lebih takut kepada Allah
swt dalam segala hal dan keadaan.
Ketahuilah bahwa orang yang berangan-angan kosong dan
tertipu oleh diri sendiri tidak memiliki alasan yang kuat dan dapat
dipatahkan dengan argumen yang paling mudah, misal jika ia
mengatakan: “Sesungguhnya Allah swt tidak mendapat mudarat dari
perbuatan dosaku dan juga tidak mendapat manfaat dari ketaatanku
selain itu Ia tidak membutuhkanku dan amalanku,” alasan ini bisa
dijawab: “Ucapanmu benar tetapi justru perbuatan dosalah yang
membawa mudarat bagimu dan amal kebaikanlah yang bermanfaat
bagimu sedangkan engkau sangat membutuhkan amal saleh, sekarang
cobalah duduk santai tidak usah bekerja untuk mencari penghidupan
karena Allah swt sudah menjamin rezekimu dan sudah pasti segala
sumber kenikmatan di langit dan bumi dalam kekuasan-Nya.”
NASEHAT & wasiat THAM MAD DAP KÅ
Nanti ia bakal mengatakan: “Memang ucapanmu benar tetapi
segala sesuatu membutuhkan upaya dan usaha, bahkan jarang sekali
kami jumpai sesuatu bisa didapat tanpa adanya usaha,” kalau begitu
katakan padanya: “Sesungguhnya urusan duniawi saja yang Allah
swt perintahkan kepadamu untuk meninggalkannya dan
melarangmu untuk berambisi mendapatkannya, dan Ia sudah
menjamin akan memberimu porsi yang cukup, itu saja tidak bisa
kamu dapat kecuali dengan usaha dan upaya apalagi masalah akhirat
yang Allah swt sendiri menganjurkanmu untuk mencintainya,
menyuruhmu untuk menuntutnya dan memberitahukan kepadamu
dalam kitab-Nya juga melalui lisan Nabi-Nya bahwa engkau tidak
dapat selamat dari siksa-Nya atau mendapat pahala dari-Nya kecuali
engkau berusaha dalam meraihnya, tetapi kami melihatmu malah
meremehkan hal ini dan mengabaikannya, berarti anda hanyalah
orang yang ragu atau orang bodoh yang tertipu, karena anda
memutar balikkan kenyataan dan meletakkan segala sesuatu bukan
pada tempatnya, kalau sudah demikian alasan apalagi yang akan
“ kamu bawa menghadap kepada Allah swt dan Rasul-Nya yang
diutus kepadamu untuk menyerumu dari urusan duniawi menuju
urusan ukhrawi?!” Dengan demikian argumennya telah terpatahkan
dan ia tidak tahu harus berkata apa.
Ketahuilah dengan penuh keyakinan bahwa setipa kali
keimanan dan amal saleh lebih kuat berarti rasa takutpun lebih
banyak, dan setiap kali keimanan melemah dan amal saleh
$ &
NASENAT e WASIAT IMAM MADHA ~ ~~ o aaa
memburuk berarti rasa takutpun berkurang dan hati merasa lebih
aman (dari siksa-Nya) dan terperdaya oleh diri sendiri, oleh karena
itu jadikanlah hal ini sebagai pelajaran bagimu dan bagi orang lain.
Jadi, seorang mukmin yang sejati adalah yang beramal saleh
dengan tulus dan mengharap amalannya dikabulkan juga pahalanya dari
kemurahan Allah swt, menjauhi dosa-dosa, khwatir terjerumus di
dalamnya, takut akan hukuman apabila melakukannya dan menggarap
ampunan dari Allah swt setelah ia bertaubat dan kembali kepada-Nya.
Barangsiapa dari kalangan orang beriman yang tidak
memiliki sifat ini berarti ia adalah orang yang mencampur adukkan
antara kebaikan dan keburukan, dan keadaan dirinya sangatlah
berbahaya, karena itu pahamilah masalah ini dan tuntutlah dirimu
untuk mewujudkannya semoga engkau beruntung insya Allah.
Ketahuilah tanda-tanda kebahagiaan adalah Allah swt
memberi taufik kepada seorang hamba untuk beramal saleh dalam
hidupnya dan memberinya kemudahan dalam melakukannya,
sedangkan tanda-tanda kesengsaraan adalah ia tidak diberi
kemudahan untuk beramal shaleh bahkan diuji dengan berbuat dosa,
Rasulullah saw bersabda :
-2 3 G 2
Ja Jas A A
nn sena & WASIAT INAH dn K?
Artinya: “Berbuatlah kalian karena setiap orang dimudahkan
melakukan apa yang ditakdirkan untuknya, barangsiapa yang ditakdirkan
untuk surga ia diberi kemudahan untuk melakukan amalan penduduk
surga dan barangsiapa yang ditakdirkan untuk neraka ia diberi
kemudahan untuk melakukan amalan penduduk neraka.”
Ketika Allah swt menggenggam kedua golongan ini, Ia berkata
kepada golongan yang berbahagia: “Mereka ditakdirkan untuk surga dan
mereka akan melakukan amalan penduduk surga,” dan berkata kepada
golongan yang sengsara: “Mereka ditakdirkan untuk neraka dan hanyalah
pekerjaan penduduk neraka yang mereka lakukan.”
Ketahuilah bahwa seorang mukmin yang mengerti agama
dan kokoh dalam ilmu dan keyakinannya dialah orang yang
memperbaiki amalannnya karena Allah swt, ia berusaha dengan
segala upaya untuk mewujudkannya kemudian bersandar kepada
karunia Allah swt dan tidak bersandar kepada amal baiknya.
Inilah sifat para nabi, para ulama, para salafunasshalihin dan
Juga khlalaf terdahulu semoga Allah swt memberi rahmat dan
keridhaan atas mereka semua.
Hal ini dijelaskan oleh sabda Nabi saw:
E f ` P P 2 |
2 w os - d s 1 or 9
Pra A
|
= ats
se Wasiat IMAM tipi
Artinya: “Seseorang tidak dapat masuk surga dengan amal
perbuatannya,” para sahabat bertanya: ‘Meskipun anda wahai
Rasulullah? Beliau saw menjawab: “Meskipun aku hanya saja Allah
menyelimuti aku dengan rahmat-Nya.”
“Sebagai contohnya beliau saw sendiri amar rajin
mengerjakan amal saleh hingga kedua kakinya membengkak karena
lamanya berdiri shalat di malam hari.
Adapun orang yang rajin beramal shaleh sedangkan ia
bergantung pada amalannya berarti ia orang takjub pada diri
sendiri, lancang terhadap Tuhannya, bisa jadi ia ditimpa ujian agar
ia mengerti kelemahannya dan ketidak mampuannya beramal shaleh
kalau bukan karena karunia Allah swt.
Allah swt berfirman:
jan - 9 “3g z ~r r r e -07
Da papa alla ES ya S a
Artinya: “Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-
Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih
(dari perbuatan keji dan munkar) selamanya, tetapi Allah membersihkan
siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (Os. an-Nuur ayat: 2 1).
NASEHAT & WASIAT IMAM HADDAD Ina
aa aa aa A AA Aga a
Dikisahkan ada seorang hamba beribadah kepada Allah swt
selama lima ratus tahun. Kemudian ketika hari kiamat, Allah swt
berkata kepadanya: “Wahai hamba-Ku, masuklah surga karena
rahmat-Ku.” Kemudian si hamba menjawab: “Wahai Tuhan, justru
karena amalanku.”
Kemudian Allah swt menyuruh agar ditimbang amalanannya
dengan nikmat penglihatan dan ternyata seluruh amal ibadahnya
sirna sedangkan masih banyak nikmat Allah swt yang ada padanya,
lalu Allah swt menyuruh agar ia dibawa ke neraka, ia berkata:
“Wahai Tuhan, masukkanlah aku dalam surga karena rahmat-Mu.”
Kemudian Allah swt menyuruh agar ia dimasukan ke dalam
surga, iapun memuji dan bersyukur kepada-Nya. Dari sini
nampaklah yang harus dikerjakan adalah dua hal: Memperbaiki amal
perbuatan dan bergantung kepada Allah bukan pada amalannya.
Sungguh indah untaian nasehat asy-Syeikh Muhyiddin
Abdul Qadir al-Jaelani ra mengenai hal ini: “Denganmu kami tidak
bisa sampai tetapi harus melaluimu.”
Yakni kita semua tidak dapat sampai dengan amal saleh saja
tanpa karunia Allah swt tetapi kita harus beramal semata-mata
karena taat kepada Allah swt.
asy-Syeikh Abu Sa'id al-Kharraz ra berkata: “Barangsiapa
yang mengira ia akan sampai karena amal perbuatannya berarti 1a
ASe onsena awns aoo LL:
telah memaksakan diri. Dan barangsiapa yang mengira tanpa amal
shaleh ia akan sampai kepada Allah swt berarti ia orang yang
berangan-angan kosong.”
Hal ini adalah kebodohan dan tipuan karena tidak dibenarkan
pasrah kepada Allah swt dan karunia-Nya melainkan harus disertai
dengan amal shaleh seperti yang telah kami jelaskan.
al-Imam Hasan al-Bashri ra berkata: “Sesungguhnya harapan
akan ampunan Allah swt telah mempermainkan sebagian orang hingga
mereka keluar dari dunia dalam keadaan bangkrut dari amal shaleh.”
Dalam kesempatan lain, beliau ra juga berkata:
“Sesungguhnya seorang mukmin menggabungkan antara amal baik
dan kecemasannya sedangkan orang munafik menggabungkan
kemaksiatan dan seraya merasa aman dari Allah swt.”
Menurutku hal ini sangatlah menakjubkan karena
semestinya orang yang berdosa haru lebih takut sebab dengan
dosanya ia mengundang murka Allah swt. $ Sedangkan jika ia merasa
tenteram, meskipun telah berdosa hal ini tak lain karena hatinya
yang terbalik dan hati nuraninya yang buta.
Ya Allah, berilah kami petunjuk dan jadilah wahai Tuhan
kami sebagai pelindung dan penunjuk kami kepada segala
perbuatan yang Engkau senangi dari kami dan yang Engkau
ridhahi, kami telah berserah diri kepada-Mu, wafatkanlah kami
Nisa awasna man ama
7
dalam keadaan Islam dan masukkanlah kami dari golongan
orang-orang yang shaleh.
Beriman kepada qadha' dan qadar
Seringkali kalangan awam menggunakan alasan, bahwa
mereka berbuat dosa karena sudah merupakan takdir. Ucapan ini
adalah dibawah kendali setan yang terkutuk dan ucapan ini sangatlah berbahaya.
Apabila seorang dari mereka yang meninggalkan suatu
perbuatan wajib atau melakukan perbuatan dosa, jika ditanya:
“Kenapa engkau berbuat demikian. Ketahuilah bahwa engkau menentang
perintah Allah swt dan Rasul-Nya?”
Maka, ia akan menjawab: “Perbuatan ini sudah ditakdirkan oleh
Allah swt atasku.” Ia menggunakan ucapan ini sebagai alasan untuk
menutupi kesalahan dirinya. Yang lebih parah lagi, ia sudah berani
untuk melemparkan kesalahan ini kepada Allah swt yang memiliki
hujjah yang sangat kuat atas makhluk-Nya setiap saat.
Artinya: “Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya,
dan merekalah yang akan ditanyai.” (Os. al-Anbiyaa' ayat: 23).
Menurutku ucapan si pendosa ini lebih berbahaya dari
kemaksiatannya dan lebih menyengsarakan dirinya di dunia dan
akhirat. Karena arti ucapan ini menunjukkan, bahwa orang yang
mengucapkannya lemah akan akidahnya. Lalu kapankah ia akan
Baa NA MAM ARDDA (>
bertaubat dan menyesali perbuatan buruknya? Serta kapan ia akan
memohon ampun kepada-Nya?
Apabila ia tidak merasa berbuat, malah ia beranggapan
dirinya terpaksa, dan tidak memiliki pilihan atau kemampuan.
Keyakinan ini adalah akidah madzhab Jabariyah. Yang mana
golongan ini merupakan sempalan ahli bid'ah yang mengatakan
tidak adanya pilihan bagi manusia. Pendapat ini bertentangan
dengan pendapat Golongan Mu'tazilah, yang merupakan golongan
ahli bid'ah juga.
Sedangkan keyakinan Ahlussunnah Wal Jama'ah berdiri di
tengah-tengah dua golongan ini. Hal ini sebagaimana yang telah
dijelaskan oleh seorang ulama Ahlussunnah Wal Jama'ah:
“Keyakinan Ahlussunnah Wal Jama'ah, ibarat air susu murni yang enak
untuk diminum yang keluar antara kotoran dan darah.”
Semoga Allah swt berkenan menjadikan kita dalam golongan
Ahlussunnah Wal Jama'ah. Karena sesungguhnya tiada sesuatu
yang terjadi, baik itu merupakan hal yang kecil maupun yang besar,
melainkan berdasarkan ketentuan Allah swt dan kehendak-Nya.
Ketahuilah, bahwa keyakinan Ahlusunnah Wal Jama'ah adalah,
perbuatan para hamba yang baik maupun yang buruk adalah ciptaan
Allah swt.
Mereka dituntut untuk mentaati perintah Allah swt dan
mereka tidak membiarkan diri mereka untuk melanggar perintah
D
AN
Allah swt, mengajaknya untuk meninggalkan larangan-Nya secara
keseluruhan. Seandainya mereka terjerumus dalam salah satu
perbuatan dosa mereka, maka segeralah bertaubat dan beristighfar
kepada Allah swt.
Apabila mereka tidak melakukan salah satu kewajiban
agamanya, maka mereka segera menggadhanya dan bertaubat
kepada Allah swt atas kelalaiannya itu. Mereka tidak membuat
sesuatu alasan apapun untuk diri mereka dihadapan Allah swt,
mereka tidak beralasan karena telah didahului takdir bahkan tidak
membenarkan alasan ini untuk siapapun.
Karena Allah swt mensifatkan sebagian musuh-Nya dalam al-
Ouran. Bahwaannya mereka selalu berdalih dengan takdir Allah swt,
lalu Allah swt mengingkari dan mencela mereka atas alasan itu, serta ia
tidak menerima alasan itu dari mereka, bahkan mendustakan mereka.
Dalam hal ini, Allah swt berfirman:
Artinya: “Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan
mengatakan: Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak
kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan
barang sesuatu apapun." Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka
telah mendustakan (para rasul) sampat mereka merasakan siksaan Kami.
Katakanlah: “Adakah engkau mempunyat sesuatu pengetahuan
sehingga dapat engkau mengem ukakannya kepada Kami?” Engkau tidak
HA
WE
aaa aana
mengikuti kecuali prasangka belaka, dan kamu tidak lain hanya berdusta.
Katakanlah: “Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat.” (Qs. al-
An'aam ayat: 149).
Dalam ayat lain Allah swt berfirman:
- Pn pr - AN pan b Aa
pe D bas La Lo il An 3 Td J3
Ga #2 g < PAS - ESP e a m0, Ta
AAN JS AS eli ya 24533 oya Ca NG GSG NG e
or SA JADI JE Dah Ar
Artinya: “Dan berkatalah orang-orang musyrik: “Jika Allah
menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain-
Nya, baik kami Maupun ayah-ayah kami, dan tidak pula kami
mengharamkan sesuatu pun tanpa (izin)Nya.
Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka, maka
tidak adan kewajiban atas para Rasul, selain dari menyam paikan (amanat
Allah) dengan terang.” (Os. an-Nahl ayat: 85).
Janganlah engkau mengikuti orang-orang musyrik yang
membuat dalih dan beralasan dihadapan Allah swt Tuhan alam
semesta. Sudah cukup bagimu mengenai takdir engkau mengimani
yang baik dan buruknya.
Kemudian tuntutlah dirimu untuk menjalankan perintah
Allah swt dan menjauhi larangan-Nya, selalu bertaubatlah atas
A2 MASEMAT & WASIAT SHAH ADD ———
kekuranganmu dalam menjalankan hak-hak-Nya, mintalah
pertolongan Allah swt dan berserah dirilah kepada-Nya.
Dalam hal ini, Bginda Nabi saw bersabda:
Sa a UU
(aan aa S3 II
Artinya: “Apabila disebutkan pembicaraan mengenai takdir, maka
tahanlah.”
Beliau saw melarang kita untuk membahasnya terlalu dalam
karena sangat berbahaya dan berdampak negatif. Dalam sebuah
riwayat diceritakan, ada seorang lelaki bertanya kepada Sayyidina
Ali bin Abi Thalib ra mengenai takdir? Kemudian beliau ra berkata:
“Takdir ibarat lautan yang dalam, maka jangan engkau selami.
Hal itu ibarat jalan yang gelap, maka janganlah engkau lalui. Dan hal itu
merupakan rahasia Allah swt yang tidak engkau ketahut, maka janganlah
engkau membongkarnya.”
Salah seorang penguasa menanyakan masalah takdir kepada
al-Imam Muhammad bin Wasi' ra, beliau menjawab: “Tetanggamu
penduduk kuburan lebih patut engkau pikirkan daripada sibuk masalah
takdir.”
Sudah menjadi sikap golongan kebenaran kalangan salaf dan
khalaf mengimani sepenuhnya masalah takdir yang baik dan buruk,
mereka telah bersepakat akan hal ini sambil menahan diri
DASEAAT & Wasiat THAN ADD KL
KE en ee Aan AA an N
menggunakan masalah takdir sebagai alasan untuk meninggalkan
kewajiban atau mengerjakan larangan.
“Mereka memandang hal ini sebagai dosa terbesar, jadi
apabila engkau termasuk dalam golongan yang benar, maka ikutilah
jalan mereka karena kalau tidak engkau telah mendengar firman
Allah swt tentang orang-orang yang mengikuti selain jalan orang
beriman, kalau belum dengarkanlah sekarang.
Dalam hal ini, Allah swt berfirman:
p
Pa o s> f. Ap Kama aga a
Ja A 3 sad i os La du ya dsl BI yag
de
Fm,
Kep =) ima pa ge ei p Ap oshe
Artinya: “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas
kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang
mukmin, Kami biarkan ia berkuasa terhadap kesesatan yang telah
dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan
Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (Qs. an-Nisaa' ayat: 115).
Ketahuilah, bahwasannya tidak diperkenankan bagi seorang
mukmin meyakini dalam dirinya ia tidak akan mendapat bahaya
maupun dosa apabila meninggalkan kewajiban atau melakukan
perbuatan haram hanya karena alasan ia dikendalikan oleh takdir.
K DASEMAT & WASIAT IMAM HADDAD
Seandainya apabila ia telah melakukan atau meninggalkan
sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah swt, kemudian ia berdalih
menyalahkan takdir yang menguasai dirinya sedangkan ia mampu
memilih dan membedakan, berarti ia telah melakukan suatu dusta
dan dosa yang besar.
Aku takut bencana ini melanda sebagian orang yang
memiliki ilmu dan kesalehan apalagi kalangan awamnya, hal ini bisa
dibuktikan pada mereka yaitu tidak adanya rasa penyesalan kala
mereka melakukan perbuatan yang dicela oleh syari'at. Sebaiknya
seorang mukmin yang merasa demikian pada dirinya takut kepada
Allah swt, berusaha sebisa mungkin untuk mengusirnya dari
dirinya.
Maka hendaknya ia sadar bahwa Allah swt tidak akan
memaafkannya hanya karena alasan takdir dan tidak akan
menerimanya selama ia masih diberi pilihan. Apabila engkau
mendengar seorang muslim memakai alasan yang tidak benar ini,
maka tegurlah ia dan beritahukan padanya bahwa dosanya
menggunakan alasan takdir untuk meninggalkan kewajiban atau
melakukan larangan.
Maka hal itu akan lebih besar daripada dosanya
meninggalkan kewajiban atau melakukan larangan itu sendiri.
Hendaknya ia takut kepada Allah swt dan tidak mengumpulkan dua
BASAN 4 WASIAT TAM ADD LE
bencana sekaligus dalam dirinya serta menggiring dirinya pada
murka Allah swt dari dua sisi ini.
Membahas masalah takdir dan menggunakannnya sebagai
peringatan kala turunnya bencana dan musibah tidak dipandang
salah oleh syari'at. Hal ini sebagai bantahan terhadap diri sendiri
yang berbuat salah dan bukan sebagai pembelaan diri dihadapan
Allah swt. Karena hamba yang terkena musibah, apabila mengetahui
bahwa yang menurunkan musibah kepadanya adalah Tuhannya
sendiri Yang Maha sayang kepadanya.
Dan dengan musibah yang telah Allah swt tetapkan baginya
ini, maka ia yakin bahwa di dalamnya terdapat keberuntungan dan
kebaikan yang banyak baginya. Maka keyakinan ini akan
membuatnya menerima dan pasrah kepada Allah swt yang Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Dari penjelesan ini sudah jelas bagimu bahwa menggunakan
alasan takdir saat meninggalkan kewajiban atau melakukan larangan
merupakan perkara yang berbahaya dan tercela. Maka hindarilah hal
ini dan alasan ini akan bermanfaat saat menghadapi bencana dan
musibah tetapi manfaatnya hanya terbatas bagi orang yang
mengerti tentang Allah swt.
Dalam hal ini, Allah swt berfirman:
23 E A a, WAU 2 e A
Do JE SEA, ASI Vj N3 25B
Sei
Artinya: “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan
(tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
(lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah.
Kami jelaskan yang demikian itu agar engkau jangan terlalu
berduka cita terhadap apa yang luput darimu, dan agar engkau jangan
terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Os.
al-Hadiid ayat: 22 - 23).
Apabila seorang hamba tatkala tertimpa musibah ia teringat
akan derajat tinggi dan penghapusan dosa yang Allah swt janjikan
kepadanya sebagai imbalan atas musibah ini, hal ini baik sekali dan
nasehat semacam ini lebih bermanfaat bagi kalangan awam juga
lebih dekat dengan pemahaman mereka.
Karena penjelasan mengenai ketentuan “azali juga takdir
membutuhkan kecerdasan dan pengertian yang tidak dimiliki oleh
D
DASEHAT & WASIAT IMAM HADDAD LG
kebanyakan orang, berbeda dengan perkara janji akhirat semua
orang bisa memahaminya begitu juga masalah ancamannya.
Oleh karena itu, mengingatkan masalah pahala dan siksa
manfaatnya akan lebih merata dikala turunnya musibah dan
melakukan ibadah dan kemaksiatan. Oleh karena itu, engkau lihat
Kitabullah dan sunah Rasul-Nya saw dipenuhi uraian tentang janji
dan ancaman juga nasehat tentang keduanya.
Perhatikanlah nasehat ini semoga engkau mendapat
petunjuk, pasrahlah kepada Allah swt sesungguhnya Allah swt
mencintai orang-orang yang pasrah, tiada daya maupun kekuatan
kecuali milik Allah swt yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.