Bab 8 Ujian Berat Bagi Kaum Muslimin Setelah Rasulullah Wafat
Nama kitab: Terjemah Sirah Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam
Judul lengkap: Al-Sirah al-Nabawiyah li Ibn Hisyam (السيرة النبوية لابن هشام)
Penulis: Ibnu Hisyam (عبد الملك بن هشام أو ابن هشام)
Nama lengkap: Abu Muhammad 'Abd al-Malik bin Hisham ibn Ayyub al-Himyari al-Mu'afiri al-Baṣri ( أبو محمد عبد الملك ابن هشام بن أيوب الحميري)
Lahir: Basrah, Iraq
Wafat: 7 Mei 833 M / 218 H, Fustat, Mesir
Penerjemah:
Era: Zaman keemasan Islam, Islamic golden age; (khilafah Abbasiyah)
Bidang studi: Sejarah Nabi Muhammad, sirah Rasulullah
Daftar Isi
- Bab 8 Ujian Berat Bagi Kaum Muslimin Setelah Rasulullah Wafat
- Kembali ke: Terjemah Sirah Ibnu Hisyam
Bab 8 Ujian Berat Bagi Kaum Muslimin Setelah Rasulullah Wafat
Ibnu Ishaq berkata: Pasca kepulangan Rasulullah keharibaan
Tuhannya, kaum Muslimin mendapatkan musibah besar karena kekosongan
kepemimpinan. Aisyah Radhiyallahu Anha, sebagaimana dituturkan kepadaku,
berkata: "Tatkala Rasulullah wafat, orang-orang Arab ada yang kembali murtad,
orang-orang Yahudi dan Nashrani mengintai untuk melakukan penggulingan,
kemunafikan tampak jelas, dan kaum Muslimin menjadi seperti sekawanan domba
yang kehujanan di malam dingin yang menggiris di musim dingin karena
kehilangan Nabi mereka, setelah itu Allah menghimpun mereka melalui Abu
Bakar."
Ibnu Hisyam berkata: Abu Ubaidah dan ulama-ulama lain bercerita
kepadaku bahwa pada saat Rasulullah wafat hampir mayoritas penduduk Makkah
ingin kembali menjadi kafir. Sampai-sampai Attab bin Asid, gubernur kota
Mekkah khawatir terhadap mereka dan bersembunyi. Suhail bin Amr berdiri,
kemudian mengucapkan puji-puji kepada Allah, menyebutkan tentang wafatnya
Rasulullah seraya berkata: "Sesungguhnya hal ini malah semakin menambah
kekuatan Islam. Oleh karena itu, bila ada yang murtad maka kami tidak
segan-segan untuk mengabisi mereka."
Orang-orang Makkah pun segera
tersadar dan tidak jadi melangkahkan kaki mereka pada kekafiran. Setelah itu,
muncullah Attab bin Asid ke tengah publik. Itulah tempat yang di maksud
Rasulullah dalam sabdanya kepada Umar bin Khaththab: "Semoga Suhail bin Amr
berdiri di tempat yang mulia sekali."
Syair Hassan bin Tsabit Radhiyallahu Anhu Menangisi Rasulullah Shalallahu
'alaihi wa Sallam
Ibnu Ishaq berkata: Hassan bin Tsabit menyenandungkan beberapa syair
menangisi wafatnya Rasulullah seperti dikatakan Ibnu Hisyam dari Abu Zaid
Al-Anshari:
Di Thaybah, ada jejak-jejak abadi dan tempat milik Sang Rasul
yang gemilang, kini lenyap dan lusuh sudah
Tanda-tanda dari negeri haram
tiada kan lenyap sirna
Di sana ada mimbar tempat sang pemberi petunjuk
berada Ada jejak-jejak nan jelas dan bekas rambu-rambu abadi Rumah miliknya
dengan mushalla dan masjid
Ada kamar-kamar yang di tengah-tengahnya
cahaya dari Allah turun Yang menjadi suluh dan penerang
Tak kan hilang
ditelan zaman tanda-tanda tersebut Walau pernah dapat musibah namun dia ada
kembali
Di sana, aku tahu jejak-jejak, nasehat dan kuburan Sang Rasul
Jenazahnya dimasukkan ke dalam bumi oleh pembawa jenazah Tiada henti aku
menangisi Sang Rasul
Dan semua mata ikut pula menangis tersedu
Mereka
semua mengingatkanku pada nikmat-nikmat Sang Rasul
Maka tiada orang yang
peduli akan diriku, karena diriku demikian lusuh Hatiku diguncang gundah
gulana karena perginya Ahmad
Tiada henti menghitung-hitung nikmat-nikmat
Sang Rasul Walau tidak sepersepuluhpun aku mampu menjalani jejaknya Namun
hatiku dilanda duka mendalam
Lama kuberdiri bersimbahkan air mata
Di
atas gundukan kuburan merah dimana Ahmad terbaring abadi di sana Engkau
diberkahi, wahai kubur Sang Rasul
Diberkahi pula negeri yang mendekap
erat pemberi petunjuk yang benar Semoga diberkahi liang kuburmu yang
mengandung kebaikan
Di atasnya ada bangunan dari batu lebar berlapis
Tangan-tangan
yang lunglai menaburkan tanah ke atas bangunan itu Sementara keberuntungan
telah meresap masuk ke tanahmu
Mereka menguburkan kesopanan, ilmu dan
kasih sayang di suatu malam Menutup atasnya dengan tanah tanpa sandaran
bantal
Mereka pulang bersama duka melilit karena Nabi tak lagi bersama
mereka Lemah lunglailah tulang punggung dan lengan mereka
Menangisi
seorang manusia yang ditangisi langit di hari itu juga Bumi dan manusia pasti
lebih berduka durja
Adakah duka kematian di suatu hari
Yang setara
duka di hari Muhammad wafat?
Wahyu terputus dari mereka karena Sang Rasul
wafat
Dia bersinar hingga dataran rendah Al-Ghur dan dataran tinggi Najd
Dia tunjukkan kepada Ar-Rahman siapa saja yangikut
Selamatkan manusia
dari bahaya kehinaan dan memberi petunjuk
Dialah imam yang menunjukkan
manusia pada kebenaran dengan semangat tiada tara Pengajar kejujuran, jika
taat padanya bahagia kan bersama mereka
Memaafkan kesalahan dan menerima
dengan lapang maaf mereka Bila mereka berbuat baik, sungguh Allah Maha
Dermawan
dengan kebaikan
Bila terjadi sesuatu dan mereka tiada sanggup memikul
bebannya Kemudahan akan datang darinya untuk meringankan beban kesulitan
Tatkala mereka sedang berada dalam nikmat Allah
Dialah pemandu mereka
pada jalan jelas pasti yang dituju
Sang Nabi begitu sedih apabila mereka
menyimpang dari petunjuk Ingin sekali mereka tetap lurus dan mendapatkan
petunjuk
Lemah lembutpada mereka, tidak pupus kasih sayangnya Dalam kasih
sayangnya mereka meniti jalan yang pasti Saat mereka menikmati cahayanya nan
indah
Panah kematian tiba-tiba membidik cahaya mereka
Akhirnya, Sang
Mahmud (Sang Terpuji) kembali ke haribaan Allah Sementara malaikat menangisi
dan memujinya
Negeri-negeri haram setatkala menjadi sepi senyap Karena
hilangnya wahyu dari mereka kecuali
Hang lahad yang dia masuki
Dia
telah pergi tuk selamanya dan ditangisi Balath dan pohon Gharqad
Masjidnya
lengang sunyi setelah Sang Rasul pergi Padahal di sana ada tempat berdiri dan
duduknya
Negeri-negeri dan tanah kosong menjadi sepi tanpa penghuni
Wahai
mata, tangisi Rasulullah dengan simbahan airmatamu
Jangan sampai aku
lihat air matamu terhenti karena berlalunya waktu Mengapa tiada tangis pada
pemilik nikmat pada manusia
Yang demikian sempurna dan meliputi semua
manusia
Dermawanlah engkau dengan linangan air mata padanya dan sedu
sedanlah Tuk seorang yang tidak ada tandingannya sepanjang masa
Tidak ada
orang di masa lalu yang mati bagaikan Muhammad Tidak ada orang yang
menyamainya hingga Hari Kiamat
Dia suci dan menanggung tanggungan demi
tanggungan Banyak pemberiannya tanpa mengharap balas
Selalu memberi
dengan harta baru dan harta lama Saat seseorang kikir dengan harta lamanya
Dialah
manusia paling terhormat dan dibincangkan di rumah-rumah Dari keturunan
terhormat dan terpandang di kota Mekkah (Abthah) Dia berada di puncak
ketinggian nan kokoh
Berdiri di atas pilar-pilar yang menjulang nan kokoh
kuat Kokoh akar, cabang dan kayunya
Yang disirami awan hingga kehidupan
berdenyut
Tuhan Yang Mahamulia mendidiknya sejak masa kecilnya Hingga dia
menjadi sempurna dalam segala tindak-tanduknya Seluruh wasiat kaum Muslimin
berakhir di telapak tangannya
Tidak ada ilmu yang disembunyikan dan tiada
pendapat yang dicemoohkan Aku katakan dan ucapanku ini tidak dicela pencela
manusia
Kecuali orang yang berakal rendah dan kehilangan rasa Tiada henti
akan memuji dirinya
Dengan sebuah harap kekal di surga bersama
Al-Musthafa
Tuk menggapainya semua aku berusaha dengan sungguh-sungguh
penuh keringat
Hassan bin Tsabit Radhiyallahu Anhu juga berkata
menangisi Rasulullah dalam untaian syairnya,
Kenapa matamu tidak terpejam
tidur pulas? Seakan dicelaki dengan celak penyakit mata
Karena berduka
terhadap pemberi petunjuk yang kini wafat
Wahai orang terbaik yang
menginjak kerikil, janganlah engkau pergi menjauh Wajahku melindungimu dari
gundukan tanah
Andai aku dikubur sebelum dirimu di Baqi' Al-Gharqad
Ayah
ibuku menjadi tebusan orang yang aku lihat saat dia wafat Sang Nabi pemberi
petunjuk pada hari Senin
Tiada henti duka hatiku setelah wafatnya
Hatiku
bingung, andai aku tak pernah dilahirkan ke dunia fana
Adakah
sepeninggalmu, aku akan tetap menetap di Madinah bersama mereka? Andai saja
aku diberi minum racun ular berbisa
Atau Allah beri keputusan kepada kami
lebih cepat Di senja ini atau di besok hari
Kemudian Hari Kiamat terjadi,
lalu kita bertemu orang terbaik Yang wataknya adalah asli
Wahai anak
sulung Aminah yang diberkahi,
Wahai, orang yang lahir dari wanita suci di
Sa'dul As 'ad, Dia adalah cahaya yang menerangi seluruh jagad raya
Barangsiapa
diberi petunjuk pada cahaya yang bertabur berkah, ia memperoleh petunjuk Wahai
Tuhanku, himpunlah kami bersama Sang Nabi
Di surga yang dipalingkan dari
mata-mata pendengki
Di surga Firdaus, tetapkanlah ia untuk
kami
Wahai Dzat yang memiliki keagungan, keperkasaan, dan kemuliaan Demi
Allah, tidaklah aku mendengar orang mati selagi aku hidup Melainkan aku
menangis untuk kematian Muhammad SangNabi Wahai, celakalah para Penolong Nabi
dan kaumnya
Setelah dia dimasukkan di Hang lahad
Terasa sempit
seluruh negeri bagi kaum Anshar Wajah mereka menjadi legam bagaikan batu
serawak
Kami telah melahirkan beliau dan kuburannya ada bersama kami
Bekas-bekas nikmatnya tersisapada kami tiada mungkin kami pungkiri Allah
muliakan dan beri petunjuk kami dengannya
Kamilah penolongnya di semua
medan perang
Semoga Allah dan malaikat-malaikat yang mengitari
Arasy-Nya
Dan orang-orang yang baik menyampaikan shalawat kepada Ahmad,
yang diberkahi
Ibnu Ishaq berkata: Hassan bin Tsabit Radhiyallahu Anhu
juga berkata menangisi Rasulullah dalam syairnya yang lain:
Wartakanlah
pada orang-orang miskin, kebaikan telah beranjak pergi dari mereka Bersama
Nabi yang meninggalkan mereka pada waktu sahur
Siapakah yang mempunyai
pelana, dan membawaku pergi dan rezki keluargaku Apabila mereka tidak
mendapatkan curahan hujan
Siapakah yang kami cela tanpa khawatir akan
kemarahannya Jika lisan berlebih-lebihan atau kepeleset kata saat berucap kata
Dialah sinar dan cahaya yang kami selalu ikuti setelah Allah
Dia
senantiasa mendengar dan melihat
Andaikata pada hari mereka memakamkan
beliau di lahad Dan menimbunkan tanah di atasnya
Allah tiada sisakan
seorangpun di antara kami setelah wafatnya Dan tidak ada yang hidup di antara
kami wanita dan laki-laki Seluruh pundak Bani An-Najjar menjadi lunglai
hina
Namun ini semua adalah ketetapan Allah yang telah ditakdirkan
Tatkala rampasan perang dibagi kepada seluruh manusia
Mereka merusaknya
terang-terangan di antara mereka tiada guna
Hassan bin Tsabit
Radhiyallahu Anhu juga berkata menangisi Rasulullah dalam syairnya yang
lain:
Aku bersumpah bahwa tidak ada orang yang lebih peduli daripadaku
Dalam sumpah yangjujur tanpa ada cela
Demi Allah, wanita tidak akan ada
lagi yang hamil dan melahirkan anak Sebagaimana Sang Rasul, nabi seluruh ummat
dan pemberi petunjuk Allah tidak ciptakan satu makhluk-Nya di antara seluruh
makhluk-Nya Yang lebih memenuhi tanggungan tetangga dan menepati janjinya
Daripada
orang yang berada di tempat kami yang cahayanya senantiasa dicari Perintahnya
berlimpah berkah, adil dan mengarah tepat
Isteri-isterimu mengosongkan
rumah-rumah di hari berduka Mereka tidak lagi memasangpasak di belakang
tirai
Mereka bagaikan biarawati-biarawati yang memakai pakaian usang
Yakin akan berselimutkan kemalangan setelah bergelimang kebahagiaan Wahai
manusia terbaik, sungguh aku kini berada di sebuah sungai
Aku bagaikan
seorang yang haus dalam kesendirian
Ibnu Hisyam berkata: Bagian terakhir
bait kedua bukan berasal dari selain Ibnu Ishaq.
Sekian dan wasalam