Tafsir al-Ibriz

Tafsir al-Ibriz KH. Bisri Mustofa, ayahanda Gus Mus (KH. Mustofa Bisri) dilahirkan di desa Pesawahan, Rembang, Jawa Tengah, pada tahun 1915 dengan na


Tafsir al-Ibriz KH. Bisri Mustofa

Nama kitab: Tafsir al-Ibriz
Nama penafsir / mufassir: BISRI MUSTHOFA
Nama lengkap: KH. Bisri Mustofa, ayahanda Gus Mus (KH. Mustofa Bisri)
Lahir: Pesawahan, Rembang, Jawa Tengah, pada tahun 1915
Wafat:
Etnis: Jawa
Penerjemah ke Bahasa Indonesia:
Bidang studi: Tafsir Al-Quran

Daftar isi

  1. Biografi Pengarang Tafsir al-Ibriz
  2. Profil Tafsir Al-Ibriz
  3. Download Tafsir al-Ibriz
  4. Terjemah Tafsir lain:
    1. Terjemah Tafsir Tabari
    2. Terjemah Tafsir Jalalain
    3. Terjemah Tafsir Ibnu Katsir
    4. Terjemah Tafsir al-Munir Wahbah Zuhaili 
    5. Tafsir al-Mishbah Quraish Shihab
    6. Tafsir Al-Azhar Hamka
    7. Tafsir An-Nur Hasbi Ash-Shiddieqy 
    8. Tafsir al-Ibriz Bisri Mustofa 
    9. Tafsir al-Quran Kemenag 
    10. Tafsir Quran Karim Mahmud Yunus
    11. Terjemah Al-Quran berdasar Juz
  5. Tafsir terbaru

BIOGRAFI  KH. BISRI MUSTHOFA

KH. Bisri Mustofa
KH. Bisri Musthofa dilahirkan di desa Pesawahan, Rembang, Jawa Tengah, pada tahun 1915 dengan
nama asli Masyhadi. Nama Bisri ia pilih sendiri setelah kembali menunaikan ibadah haji di kota suci Mekah. Ia adalah putra pertama dari empat bersaudara pasangan H. Zaenal Musthofa dengan isteri keduanya yang bernama Hj. Khatijah. Tidak diketahui jelas silsilah kedua orangtua KH. Bisri Musthofa ini, kecuali dari catatannya yang menyatakan bahwa kedua orangtuanya tersebut  sama-sama cucu dari Mbah Syuro, seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai tokoh kharismatik di Kecamatan Sarang. Namun, sayang sekali,mengenai Mbah Syuro ini pun tidak ada informasi yang pasti dari mana asal usulnya.

KH. Bisri Musthofa, orang mengenalnya dengan Mbah Bisri Rembang, bukan Mbah Bisri Syansuri Jombang atau pendiri NU. KH.Bisri Musthofa tinggal di Pondok Raudlat al-Thalibin Leteh Rembang kota. Nama KH. Bisri tidak bisa dilupakan oleh generasi enam puluhan. Serpihan-serpihan cerita yang masih lekat mengatakan bahwa KH. Bisri Musthofa terkenal sebagai singa podium. Pada pemilu tahun 1977, kedahsyatan orasinya dapat menguras air mata massa dan sekejap kemudian membuka mulut mereka untuk terpingkal-pingkal bersama di depan panggung tempat ia menyampaikan pidato kampanye.

Di antara guru-gurunya terdapat ulama-ulama asal Indonesia yang telah lama mukim di Mekah. Secara keseluruhan, guru-gurunya di Mekah adalah: (1) Shaykh Baqir, asal Yogyakarta. Kepadanya, Bisri belajar kitab Lubb al-Ushûl, „Umdât al-Abrâr, Tafsîr al-Kashshâf; (2) Syeikh „Umar Hamdan al- Maghribî. Kepadanya, Bisri belajar kitab hadis Shahih Bukhârî dan SahîhMuslim; (3) Syeikh „Alî Malîkî. Kepadanya, Bisri belajar kitab al-Ashbah wa al-Nad}â‟ir dan al-Aqwâl al-Sunan al-Sittah; (4) Sayyid Amin. Kepadanya, Bisri belajar kitab Ibn „Aqîl; (5) Shaykh Hassan Massath. Kepadanya, Bisri belajar kitab Minhaj Dzaw al-Nadhar; (6) Kepada beliau, Bisri belajar tafsir al-Qur‟an al-Jalalain; (7) KH. Abdullah Muhaimin. Kepada beliau, Bisri belajar kitab Jam„ al-Jawâmi„

Jumlah tulisan KH. Bisri Musthofa yang ditinggalkan mencapai lebih kurang 54 buah judul, meliputi: tafsir, hadis, aqidah, fikih, sejarah Nabi, balâghah, nahwU, sharaf, kisah-kisah, syi‟iran, doa, tuntunan modin,naskah sandiwara, khutbah-khutbah dan lain-lain. Karya-karya tersebut dicetak oleh beberapa perusahaan percetakan yang biasa mencetak buku-buku pelajaran santri atau kitab kuning, di antaranya percetakan Salim Nabhan Surabaya, Progresif Surabaya, Toha Putera Semarang, Raja Murah Pekalongan, al-Ma‟arif Bandung dan yang terbanyak dicetak oleh Percetakan Menara Kudus. Karyanya yang paling monumental adalah Tafsîr al-Ibrîz, di samping kitab Sulam al-Afham.14 Karya-karya KH. Bisri Musthofa yang lain adalah sebagai berikut: Tafsir Surat Yasin, al-Iksier, al-Azwad al Mustafawîyah, al-Manzamat al-Baiqûnî, Rawihat al-Aqwâm, Durar al-Bayân,19 Sullam al-Afham li Ma'rifat al-Adillat al-Ahkâm fî Bulûgh al-Maram, Qawâ‟id Bahîyah, Tuntunan Shalat dan Manasik Haji, Islam dan Shalat. Akhlak/Tasawuf, Wasâya al-Abâ‟ lil Abnâ‟, Syi‟ir Ngudi Susilo, Mitra Sejati, Qasîdah al-Ta‟liqat al-Mufîdah, Tarjamah Sullam al-Munawwaraq, al-Nibrasy, Târikh al-Anbiyâ', Târikh al-Awliyâ'.

PROFIL  TAFSÎR AL-IBRÎZ

Tafsir al-Ibrîz dicetak tiga puluh jilid, sama dengan jumlah juz dalam al-Qur‟an. Kalau mengandalkan bentuk cetakannya, mungkin kita bisa tertipu dengan tampilannya. Bentuknya agak berbeda dengan kebanyakan kitab tafsir atau kitab kuning.23 Orang yang biasa membuka-buka kitab tafsir boleh jadi tidak akan percaya kalau al-Ibrîz adalah kitab tafsir. Belum lagi dengan memperhatikan format halamannya yang agak nyeleneh. 

Ayat al-Qur‟an yang diberi makna gandul ditulis di dalam kotak segi empat, bagian pinggirnya(biasanya disebut hâmish) dipakai untuk menulis tafsir bahasa Jawa, yang ditulis dengan huruf Arab pegon. Walaupun kitab ini dibuat dalam tigapuluh jilid, tapi penomeran halamannya menyambung terus pada setiap jilidnya. Halaman pertama jilid ketiga dimulai dengan nomor 100 (karena jilid kedua selesai dengan 99 halaman), sedang jilid keempat dimulai dengan nomer 145 (karena jilid ketiga cuma sampai halaman 144) begitu pula seterusnya sampai jilid ke tigapuluh, yang diahiri dengan nomer 2347. Tafsir ini memang menggunakan bahasa Jawa ngoko, walau kadang-kadang dicampur sedikit dengan istilah Indonesia, seperti kata “nenek moyang”, “pembesar”, “terpukul”,25 atau kata “berangkat” dan “mempelajari”.

DOWNLOAD TAFSIR IBRIZ

  1. AL-IBRIZ JUZ 1
  2. AL-IBRIZ JUZ 2 
LihatTutupKomentar