Tafsir Qur'an Karim Mahmud Yunus
Nama kitab: Tafsir Qur'an Karim, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Tafsir Mahmud Yunus
Nama penafsir / mufassir: Prof. Dr. H. Mahmud Yunus (ejaan lama: Mahmoed Joenoes)
Nama lengkap: Kementerian Agama, Departemen Agama
Lahir: 10 Februari 1899 Nagari Sungayang, Tanah Datar, Minangkabau
Wafat: 16 Januari 1982 Jakarta, Indonesia
Etnis: Padang,Indonesia.
Bahasa kitab: Bahasa Indonesia:
Bidang studi: Tafsir Al-Quran
Daftar isi
- Biografi Mahmud Yunus
- Profil Tafsir Quran Karim
- Download Tafsir Mahmud Yunus
- Terjemah Tafsir lain:
- Terjemah Tafsir Tabari
- Terjemah Tafsir al-Qurtubi
- Terjemah Tafsir Jalalain
- Terjemah Tafsir Ibnu Katsir
- Terjemah Tafsir al-Munir Wahbah Zuhaili
-
Terjemah Tafsir Fathul Qadir al-Syaukani
- Terjemah Tafsir Fi Zhilalil Quran Sayid Qutub
- Tafsir al-Mishbah Quraish Shihab
-
Tafsir Al-Azhar Hamka
- Tafsir An-Nur Hasbi Ash-Shiddieqy
- Tafsir al-Ibriz Bisri Mustofa
- Tafsir al-Quran Kemenag
-
Tafsir Quran Karim Mahmud Yunus
- Terjemah Al-Quran berdasar Juz
- Tafsir yang Lain
BIOGRAFI MAHMUD YUNUS
Mahmud Yunus dilahirkan pada tanggal 10 Februari 1899 M bertepatan
dengan 30 Ramadhan 1316 H, di desa Sungayang Batusangkar, Kabupaten Tanah
Datar Sumatera Barat dan ia wafat pada tanggal pada hari sabtu tanggal 16
Januari 1982 M bertepatan 20 Rabi’ul Awal 1402 H.1 Tanah kelahiran Mahmud
Yunus
berada kurang lebih 7 KM dari Kota Batusangkar sebagai pusat ibu kota
Kabupaten Tanah Datar dan 12 KM dari Nagari Pagaruyung sebagai pusat Kerajaan
Minangkabau dahulunya. Secara adat dan budaya, tanah kelahiran beliau ini
senantiasa memegang teguh nilai-nilai adat dan agamanya dalam kehidupan
sehari-hari. Mahmud Yunus dilahirkan dari keluarga terkemuka di Nagari
Sungayang dan memiliki nuansa keagamaan yang kuat. Ayahnya adalah seorang
petani bernama Yunus bin Incek dari suku Mandailing dan ibunya bernama Hafsah
binti M Thahir dari suku Chaniago. Ayah Mahmud Yunus merupakan alumni pelajar
surau dan mempunyai ilmu keagamaan yang cukup memadai, sehingga ia diangkat
menjadi Imam Nagari. Jabatan tersebut pada waktu itu diberikan secara adat
oleh anak nagari kepada salah satu warganya yang pantas untuk mendudukinya
atas dasar ilmu agama yang dimiliki. Disamping itu Yunus bin Incek juga
dikenal sebagai seorang yang jujur dan lurus.
Sejak kecil, Mahmud Yunus sudah memperlihatkan minat dan kecenderungannya yang
kuat untuk memperdalam ilmu agama Islam. Melihat hal itu, saudara lelaki
Hafsah (ibu Mahmud Yunus) bernama Ibrahim dengan gelar Dt. Sinaro Sati seorang
saudagar kaya di Batusangkar pada masa itu sangat
memperhatikan bakat
serta kecerdasan yang dimiliki oleh anak lelaki dari saudara perempuannya,
yakni Mahmud Yunus (di Minangkabau disebut dengan “kamanakan”). Ibrahim yang
mendorong Mahmud Yunus untuk melanjutkan pendidikan dan belajar ke luar negeri
dengan disertai sokongan perbelanjaan
untuk keperluan itu
Yunus memulai kuliahnya di Universitas Al-Azhar pada awal 1924. Di Mesir,
Yunus bergabung dengan Al-Jami'ah Al-Khairiah pimpinan Djanan Tajib dan ikut
mengelola majalah organisasi Seruan Azhar. Edisi pertama majalah itu memuat
editorial Mahmud Yunus berisi seruan agar penduduk Indonesia dan Tanah Melayu
dan Indonesia sebagai satu bangsa serumpun bersatu-padu untuk berjuang
mencapai kemajuan dan kemakmuran bersama.[16] Indonesia dan Tanah Melayu
adalah satu umat, satu bangsa, satu adat, satu adab sopan, "apalagi hampir
kesemuanya adalah satu agama".[17]
Yunus menyelesaikan kuliahnya
pada 1925 dengan menggondol ijazah Syahadah Alimiyah.[11] Ia tercatat sebagai
orang Indonesia kedua yang lulus di Al-Azhar setelah Djanan Tajib. Mengikuti
saran gurunya di Al-Azhar, ia melanjutkan kuliah ke Darul Ulum (kini berada
dalam Universitas Kairo). Ia diterima sebagai sebagai mahasiswa di kelas
bagian malam; seluruh mahasiswanya berkebangsaan Mesir kecuali ia
sendiri. Ia lulus setelah empat tahun di Darul Ulum dan memperoleh
diploma guru di bidang ilmu kependidikan pada Mei 1930.
Yunus menerima gelar doktor kehormatan di bidang tarbiyah dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Namanya diabadikan pada UIN Mahmud Yunus, Batusangkar dan jalan menuju kampus UIN Imam Bonjol, Padang.
Mahmud Yunus adalah penulis yang cukup produktif. Banyak bukunya telah diterbitkan dan tersebar di tanah air. Buku-buku tersebut meliputi berbagai bidang ilmu, di antaranya bidang pendidikan, hukum Islam (fiqh), tafsir, akhlak, ilmu jiwa, sejarah Islam dan lain-lain. Bukunya itu antara lain:
1. Bidang Pendidikan Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia
(Penerbit Mutiara Jakarta, 1997), Pendidikan di Negara negara Islam dan
Intisari Pendidikan Barat (CV. Al-Hidayah Jakarta, 1968), Pengetahuan Umum
dan Ilmu Mendidik: Methodik Khusus Pendidikan Agama (PT. Hidakarya Agung
Jakarta, 1980), Pengembangan Pendidikan
Islam di Indonesia; Pokok-pokok
Pendidikan dan Pengajaran (PT. Hidakarya Agung Jakarta, 1978),
Al-Tarbiyah wal Ta’lim (Pendidikan dan Pengajaran).
2. Bidang Bahasa
Arab
Pelajaran Bahasa Arab I, Pelajaran Bahasa Arab II, Pelajaran Bahasa
Arab III, Pelajaran Bahasa Arab IV, Durus Al-Lughat Methodik Khusus
Bahasa Arab: Kamus Arab Indonesia:Contoh Tulisan Arab, (17) Muthall’ah wa
Mahfuzhar (Bedah Buku dan Kata Mutiara): Darus Al-Lughat al-’Arabiyah II
(PT. Hidakarya Agung Jakarta, 1980): Durus Al-Lughat Al-Arabiyah III (PT.
Hidakarya Agung Jakarta, 1980): Muhadatsat Al-Arabiyah/ Percakapan: Bahasa
Arab (PT. Hidakarya Agung Jakarta, 1981):Al-Muktarat Lil Muthalla’ah wal
Mahfuzhat (Kapita Selekta Bedah Buku dan Kata Mutiara).
3. Bidang
Fiqh (Hukum Islam)
Bukunya Antara lain: Marilah Sembahyang I
(Hidakarya Agung, Jakarta, 1979), Marilah Sembahyang II (Hidakarya
Agung Jakarta, 1979), Puasa dan Zakat (Hidakarya Agung Jakarta, 1979),
Haji ke Mekkah (Hidakarya Agung Jakarta, 1979), Hukum Warisan dalam Islam
(Hidakarya Agung, Jakarta 1974), Hukum Perkawinan dalam Islam 4 Mazhab
(Hidakarya Agung, Jakarta 1979), Pelajaran Sembahyang untuk Orang Dewasa: Soal jawab Hukum Islam:
Fiqh Al-Wadhih I: Al-Fiqh Al-Wadhih II (Hidakarya Agung, Jakarta, 1935),
Al- Fiqh Al-Wadhih III (Hidakarya Agung Jakarta,1936), Mabadi’ al- Fiqh
Al-Tsanawiy:Tarikh Al-Fiqh Al-Islamiy (Sejarah Fiqh Islam), Al-Masail
Al-Fiqhiyah ’ala Madzahib Al-Arab’ah (Masalah Masalah Fiqh Empat
Madzhab).
4. Bidang Tafsir
Tafsir Al-Qur’an Karim 30 Juz Tafsir
Al-Fatihah (Sa’adiyah Putra, Padang Panjang Jakarta, 1971), Tafsir Ayat
Akhlak (Al-Hidayah Jakarta, 1975), Juz ’Amma dan Terjemahnya
(Hidakarya Agung, Jakarta, 1978), Tafsir Al-Qur’an Juz 110-, Pelajaran
Huruf Al-Qur’an I-II, 1973: Kesimpulan Isi Al-Qur’an, Tahun 1978, Alif
Ba Ta wa Juz ’Amma Muhadharat Al-Israiliyat fi Tafsir wal Hadits (Cerita
Israiliyat dalam tafsir dan hadist), Tafsir Al-Qur’an Karim Juz II 20,
1973, Tafsir Al-Qur’an Karim juz 211973 ,30-, Kamus Al-Qur’an I: Kamus
Al-Qur’an II Kamus Al-Qur’an Juz 130- (Hidakarya Agung Jakarta, 1978:
Surat Yasin dan Terjemahannya, 1977).
5. Bidang Akhlak
Keimanan
dan Akhlak I (1979): Keimanan dan Akhlak II (1979): Keimanan dan Akhlak
III (1979): Keimanan dan Akhlak II (1979): Beriman dan Berbudi Pekerti
(Hidakarya Agung, Jakarta 1981): Lagu-lagu Baru Pendidikan Agama/ Akhlak
Bahasa Indonesia: Moral Pembangunan dalam Islam: Akhlak (1978).
6.
Bidang Sejarah Islam
Sejarah Islam di Minangkabau tahun 1971: Tarikh
Al-Islam (Hidakarya Agung, Jakarta, 1971).
7. Bidang
Perbandingan Agama
Ilmu Perbandingan Agama (Hidakarya Agung, Jakarta,
1978), Al-Adyan (agama-agama).
8. Bidang Dakwah
Pedoman Dakwah
Islamiyah (Hidakarya Agung, Jakarta, 1978).
9. Bidang Ushul Fiqh
Mudzakarat
ushul Al-Fiqh
10. Bidang Tauhid
Durus Al-Tauhid (pelajaran
tauhid)
11. Bidang Ilmu Jiwa
Buku Tentang Doa seperti: Kumpulan Do’a
(Hidakarya Agung Jakarta, 1976), Doa-doa Rasulullah (Hidakarya Agung,
Jakarta, 1979).
12. Buku tentang Pemikiran
Mari Kembali ke
Al-Qur’an (Hidakarya Agung Jakarta, 1971) dan Al-Syuhur Al-Arabiyah fil
Bilad Al-Islamiyah
13. Buku tentang Kisah
Beberapa Kisah Nabi dan
Khalifahnya (Hidakarya Agung, Jakarta, 1980), Khulashah Tarikh Hayat
Al-Ustadz Mahmud Yunus (Ringkasan Biografi Mahmud Yunus).
14. Buku
tentang Pelajaran Agama
Pemimpin Pelajaran Agama I: Pemimpin Pelajaran
Agama II: Pemimpin Pelajaran Agama III (Al-Hidayah Jakarta).
PROFIL TAFSIR QURAN KARIM
Tafsir Quran Karim menurut keterangan penulisnya merupakan hasil penyelidikan selama kurang lebih 53 tahun, yaitu sejak penulisnya berusia 20 tahun hingga 73 tahun. Dalam rentang waktu yang cukup lama ini, reaksi keras dan protes terus bermunculan, baik dari kalangan umat Islam secara umum maupun dari kalangan ulama terkemuka sekalipun. Hal ini disebabkan kegiatan penfsiran ketika itu dianggap sebagai perbuatan langka yang diharamkan.
Penulisan Tafsir Qur’an Karim dimulai pada tahun 1922 dan berhasil diterbitkan untuk juz pertama, kedua dan ketiga. Pada tahun 1924, Usaha penulisan untuk sementara waktu berhenti karena penulisnya memutuskan melanjutkan pendidikan ke al-Azhar, Mesir
Mahmud Yunus melanjutkan usaha ini pada tahun 1354 H / 1935 M dan yang
terpenting pada saat itu ialah ia berikan nama Tafsir Quran Karim.
Kegiatan penafsiran tersebut diterbitkan 1 juz tiap 2 bulan. Adapun dalam
menerjemahkan juz 7 sampai juz 18 dibantu oleh AlMarhum H.M.K. Bakry.
Pada bulan april 1938 tammatlah 30 juz.
DOWNLOAD