Berpegang Teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah | Risalah Muawanah

Hendaknya Berpegang Teguh Dengan Al-Qur’an dan Sunnah Menghindari Bid’ah dan Perkara Baru Bertanya Kepada Ulama Memperbaiki dan Memperkuat Aqidah Menj

 

Berpegang Teguh Dengan Al-Qur’an dan Sunnah | Risalah Muawanah

Judul kitab/buku: Terjemah Risalah Muawanah, Risalatul Muawanah, Risalat al-Muawanah
Judul asal kitab: Risalah al-Muawanah wa al-Muzhaharah wa al-Muwazarah li al-Raghibin min al-Mukminin fi Suluk Thariq al-Akhirah
Judul asal dalam teks Arab: رسالة المعاونة والمظاهرة والموازرة  للراغبين من المؤمنين في سلوك طريق الآخرة
Judul bahasa Inggris:The Message of  God's favour
Penulis/pengarang: Abdullah al-Haddad
Nama lengkap: Al-Habib Abdullah ibn Alawi al-Hadad al-Hadrami al-Syafi'i (عبدالله بن علوي بن محمد الحداد)
Tempat, tahun lahir: Tarim, Hadramaut, Yaman pada Malam Kamis, 5 Safar 1044 H/ 30 Juli 1634 M.
Tempat, tahun wafat: Tarim, Hadramaut, Yaman pada Malam Selasa, 7 Dzulqa'adah 1132 H/ 10 September 1720 M (usia 86 tahun).
Bidang studi: Tasawuf
Penerjemah:

Daftar Isi

  1. Larangan Memikirkan Dzat Allah Ta’ala
  2. Hendaknya Berpegang Teguh Dengan Al-Qur’an dan Sunnah
  3. Menghindari Bid’ah dan Perkara Baru
  4. Bertanya Kepada Ulama
  5. Memperbaiki dan Memperkuat Aqidah
  6. Menjalankan Segala Kewajiban dan Perintah Allah dan Menjauhi Larangan-Nya
  7. Membersihkan Mulut, Merapihkan Rambut, dsb.
  8. Menjaga Diri dari Najis
  9. Senantiasa Memperbaharui Wudhu 
  10. Kembali ke: Terjemah Risalah Muawanah

21. Larangan Memikirkan Dzat Allah Ta’ala

(وإياك) والتفكر في ذات الله تعالى وصفاته من حيث تطلب الماهية وتعقل الكيفية، فقلما ولع بذلك أحد إلا وهوى في مهاوي التعطيل أو تورط في تورطات التشبيه، وقد روي مرفوعاً إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم: “تفكروا في آيات الله ولا تتفكروا في ذات الله، فإن لن تقدروه حق قدره”.

Seluruh ciptaan Allah adalah sumber obyek tafakkur yg dapat mempengaruhi dan memperkokoh keimanan yg mendalam di dalam hati. Dan jangan sekali-kali kau pikirkan Dzat Allah dan Sifat²Nya dengan penyelidikan dan perbincangan hakikatnya secara mendalam. Karena hal itu sangat tidak sesuai dengan keterbatasan otak dan akal manusia yg tak mampu menjangkaunya.

Sabda Rasulullah Saw.:

تَفَكًّرُوْافِىْ آيَاتِ اللَّهِ وَلَا تَفَكَّرُوْافِى اللَّهِ فَإِنَّكُمْ لَمْ تُقَدِّرُوْهُ حَقَّ قَدْرِهِ.

“Pikirkanlah kekuasaan² Allah dan janganlah kau pikirkan Dzat-Nya. Sesungguhnya kamu tak akan mampu memikirkan hakikat-Nya.” (HR. Ibnu Hibban)


22. Hendaknya Berpegang Teguh Dengan Al-Qur’an dan Sunnah

(وعليك) بالتمسك بالكتاب والسنة
والاعتصام بهما، فإنهما دين الله القويم وصراطه المستقيم، من أخذ بهما سلم وغنم ورشد وعصم، ومن حاد عنهما ضل وندم وحاد وقصم، فاجعلهما حاكمين عليك ومتصرفين فيك وارجع إليهما في كل أمرك ممتثلاً لوصية الله ووصية رسوله.

Hendaklah engkau selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits karena keduanya adalah inti agama, dan petunjuk jalan yg lurus.

Oleh karena itu, barangsiapa berpegang teguh pada keduanya, maka ia akan beruntung dan selamat serta mendapatkan hidayah dan selalu berada dalam lindungan Allah Ta’ala. Sebaliknya, barangsiapa berpaling dari keduanya, maka ia akan tersesat, menyesal, dan menemui kehancuran.

Jadikanlah keduanya sebagai hakimmu serta mempunyai hak dalam memerintahmu. Kembalikanlah segala permasalahan pada keduanya, sebagaimana yg diwasiatkan Allah dan Rasul-Nya.

قال الله تعالى: (يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر ذلك خير وأحسن تأويلاً) ومعنى قوله: فردوه إلى الله والرسول أي إلى الكتاب والسنة.

وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم “أوصيكم بما إن اعتصمتم به لن تضلوا أبداً كتاب الله وسنتي”.

Firman Allah Ta’ala:

يَأَيُّهَاالَّذِيْنَ ءَامَنُوْاأَطِيْعُوْاللَّهَ وَأَطِيْعُوْالرَّسُوْلَ وَأُوْلِى الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوْهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُوْلِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللَّهِ وْالْيَوْمِ الْأَخِرِذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْرِيْلًا.

“Wahai orang² yg beriman, taatlah kepada Allah, Rasul-Nya dan penguasa pemerintahanmu (jika yg memerintah taat kepada Allah dan Rasul-Nya). Apabila kamu berselisih pendapat tentang suatu masalah, kembalikanlah kepada Allah (yakni Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (ketika Beliau hidup dan kepada hadits sesudah Beliau wafat) jika kamu benar² beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu daripada berbeda pendapat) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’: 59)

Sabda Rasulullah Saw.:

أُوْصِيْكُمْ بِمَااِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوْاأَبَدًاكِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِىْ.

“Aku berwasiat kepadamu dengan sesuatu. Apabila kamu berpegang dengannya, selamanya kamu tidak akan tersesat, (sesuatu itu adalah) Al-Qur’an dan Hadits.”

فإن سرك أن تكون على الهدى سالكاً للمحجة البيضاء التي لا عِوج فيها ولا أمتاً فاعرض جميع نياتك وأخلاقك وأعمالك وأقوالك على الكتاب والسنة، فخذ ما وافق ودع ما خالف، واعمل على الاحتياط، واتبع الأحسن أبداً، ولا تبتدع في الدين، ولا تتبع غير سبيل المؤمنين فتخسر الدنيا والآخرة، ذلك هو الخسران المبين.

Apabila engkau ingin selalu berada dalam jalan kebahagiaan tanpa adanya keraguan dan ketidaklurusan, maka sesuaikanlah segala tujuan, akhlak, aktivitas dan ucapanmu dengan Al-Qur’an dan Hadits. Kerjakanlah segala sesuatu yg sesuai dengan keduanya dan tinggalkan sesuatu yg bertentangan dengan keduanya. Berhati-hatilah dalam beramal saleh dan ikutilah jalan² kebaikan selama-lamanya.


23. Menghindari Bid’ah dan Perkara Baru

(وإياك) ومحدثات الأمور
ومختلفات الآراء فقد قال عليه الصلاة والسلام: “كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة” وقال عليه السلام: “من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد”.

Janganlah engkau menciptakan sesuatu yg baru yg tidak terjadi di zaman Rasulullah Saw. dan janganlah engkau ikuti jalan hidup orang² di luar Islam yg akan memberimu kerugian yg nyata di dunia dan akhirat. Hati²lah engkau pada sesuatu yg baru dan tidak sesuai dengan akal.

Rasulullah Saw. bersabda:

كُلُّ مُحَمَّدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍضَلَالَةٌ.

“Setiap yg baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.”

Beliau juga bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِىْ أَمْرِنَاهَذَامَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَرَدٌّ.

“Barangsiapa yg menciptakan sesuatu yg baru di dalam agamaku, padahal sesuatu itu tidak termasuk di dalamnya, maka sesuatu itu tertolak.”

والبدع ثلاث: “بدعة حسنة” وهي ما رآه أئمة الهدى مما يوافق الكتاب والسنة من حيث إيثار الأصلح والأنفع والأحسن،و ذلك كجمع القرآن في مصحف لأبي بكر، ونصب الديوان وصلاة التراويح لعمر، وترتيب المصحف والأذان الأول يوم الجمعة لعثمان، وأحكام قتال البغاة لعلي رضي الله عنه وعن الخلفاء الأربعة.

Bid’ah ada tiga macam, yaitu:
1. Bid’ah hasanah, yaitu bid’ah yg menurut para imam adalah baik dan tidak menyimpang dari Al-Qur’an dan hadits serta membawa manfaat dan kemaslahatan umat. Contohnya:
a. Tindakan Abu Bakar ra. dalam pengumpulan Al-Qur’an dalam satu mushaf.
b. Tindakan Umar bin Khathab ra. dengan mengerjakan salat tarawih.
c. Tindakan Usman bin Affan ra. menertibkan surat² Al-Qur’an mulai Al-Fatihah dan berakhir surat An-Nas, dan adzan dua kami sebelum shalat Jum’at.
d. Tindakan Ali bin Abu Thalib kw. dalam memerangi para pemberontak Negara.

والثانية: “بدعة مذمومة” على لسان الزهد والورع والقناعة فقط وذلك كالتوسع في المالابس والمآكل والمساكن المباحة.

2. Bid’ah madzmumah, yaitu bid’ah yg tercela menurut pandangan ahli zuhud dan qana’ah, tetapi masih diperbolehkan oleh hukum syariat, seperti berpakaian indah, makan makanan yg lezat dan menempati rumah yg serba mewah. Hal ini semua hukumnya mubah.

والثالثة: “بدعة مذمومة مطلقاً” وهي ما خالف نصوص الكتاب والسنة أو خرق إجماع الأمة،

3. Bid’ah madzmumah mutlak, yaitu bid’ah yg tercela secara mutlak, karena bertentangan dengan Al-Qur’an, hadits dan ijma’ pada ulama. Dan tidak berusaha sekuat tenaga untuk mengikuti jejak Rasulullah Saw.

وقد وقع من هذا النوع للمبتدعة كثير في الأصول وقل وقوعه في الفروع، وكل من لم يبالغ في التمسك بالكتاب والسنة، ولم يبذل وسعه في متابعة الرسول، وهو مع ذلك يدعي أن له مكانة من الله تعالى، فلا تلتفت إليه ولا تعرِّج عليه، وإن طار في الهواء ومشى على الماء وطويت له المسافات وخرقت له العادات،

فإن ذلك يقع كثيراً للشياطين والسحرة والكهان والرافين والمنجمين وغيرهم من الضُّلال، ولا يُخرِج مثلَ ذلك عن كونه استدراجاً وتلبيساً إلى كونه كرامة وتأييداً إلا وجود الاستقامة فيمن ظهر عليه،

وهذا المغرور وأمثاله إنما يلبسون على الغوغاء والسفلة الذين يعبدون الله على شك، وأما أولو العقول والألباب فقد علموا أن تفاوت المؤمنين في القرب من الله على حسب تفاوتهم في متابعة الرسول، وأنه كلما كانت المتابعة أكمل كانا لقرب من الله أتم وكانت المعرفة به أجل.

Apabila seseorang mengaku dirinya telah mendapatkan derajat di sisi Allah Ta’ala sedangkan ia tiak berpegang teguh dan berfalsafah kepada Al-Qur’an dan hadits serta tidak menjadikan suri tauladan Rasulullah Saw. patutlah baginya disebut pembual. Maka, janganlah engkau bersimpati kepadanya walaupun ia mampu terbang di udara, berjalan di atas air atau menempuh tempat yg jauh hanya sesaat dan memiliki kekuatan yg luar biasa. Pengakuan semacam itu sering dilakukan oleh setan, tukang sihir, dukun, tukang ramal dan ahli nujum. Pengetahuan dan kesaktian yg mereka miliki bukanlah karamah atau maunah dari Allah, tetapi hanya merupakan iming² dari-Nya. Karena karamah dan maunah Allah hanya dianugrahkan kepada orang² yg ber-istiqamah. Banyak kalangan masyarakat awam yg memiliki keraguan penyembahannya kepada Allah, sering tertipu dengan ulah seseorang yg berkedok telah mendapatkan karamah dan maunah dari Allah Ta’ala.

Sedangkan orang yg berakal dan berpikiran sehat tidak akan terperdaya dengan tipuan tersebut, karena ia tahu letak perbedaan hamba yg dekat dengan Allah tergantung kesempurnaannya mengikuti jejak Rasulullah Saw. oleh sebab itu dapat dipastikan bahwa orang yg taat kepada Rasulullah Saw., maka ia pun taat kepada Allah.

وقد قصد أبو يزيد البسطامي إلى زيارة رجل يوصف بالولاية فقعد له في المسجد فلما خرج حضرته نُخامة فرمى بها في حائط المسجد فرجع أبو يزيد ولم يجتمع به وقال كيف يؤمن على أسرار الله من لم يحسن المحافظة على آداب الشريعة.

Pada suatu hari Syaikh Abu Yazid Al-Busthami berkunjung ke tempat seseorang yg sudah dikenal kewaliannya. Setelah sampai di tempat itu, Beliau menunggu sambil duduk di masjid. Kemudian keluarlah laki² itu dan meludah pada tembok masjid. Setelah melihat kejadian itu Abu Yazid segera pulang dan tidak jadi menemui orang itu lalu Abu Yazid berkata: “Bagaimana orang seperti itu dapat dipercaya mampu mengemban rahasia² Allah sedangkan ia sendiri tidak berpegang teguh pada adab² hukum syariat.”

وقال الجنيد رحمه الله كل الطرق مسدودة إلا على من اقتفى أثر الرسول صلى الله عليه وسلم.
وقال سهل بن عبد الله رحمه الله لا معين إلا الله ولا دليل إلا رسول الله صلى الله عليه وسلم ولا زاد إلا التقوى ولا عمل إلا الصبر عليها.

Syaikh Junayd Al-Baghdadi berkata: “Seluruh jalan menuju kemakrifatan Allah senantiasa tertutup kecuali kepada mereka yg mengikuti jejak Rasulullah.”
Sahal bin Abdullah rahimahullah berkata: “Tiada satu pun yg dapat memberi pertolongan kecuali Allah dan tiada pemberi petunjuk selain Rasulullah. Tak ada bekal yg baik kecuali takwa. Dan tak ada perkerjaan yg terbaik kecuali sabar dalam pekerjaan itu.”


24. Bertanya Kepada Ulama

(واعلم) أنه لا يستقل بعرض جميع أموره التي تقع له في ظاهره وباطنه على الكتاب والسنة كل أحد، فإن ذلك مخصوص بالعلماء الراسخين فإن عجزت عن شيء من ذلك، فعليك بالرجوع إلى من أمرك الله بالرجوع إليه في قوله تعالى: (فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون) وأهل الذكر هم العلماء بالله وبدينه العاملون بعلمهم ابتغاء وجه الله تعالى الزاهدون في الدنيا الذين لا تلهيهم تجارة ولا بيع عن ذكر الله تعالى الداعون إلى الله على بصيرة المكاشفون بأسرار الله.

Ketahuilah, bahwa tak seorang pun mampu menyelesaikan segala persoalannya sendiri baik lahir dan batin sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits, karena kemampuan tersebut hanya dimiliki oleh ulama yg ilmunya sudah mendalam.

Jika engkau menghadapi suatu masalah yg tak mampu engkau selesaikan sendiri, maka kembalikanlah permasalahan itu pada orang² yg dipilih Allah sebagai tempat kembali (ulama).

Allah Ta’ala berfirman:

فَسْئَلُواأَهْلَ الذِّكْرِإِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

“Maka bertanyalah kepada ahli dzikir, jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43)

Yg dimaksud ahli dzikir adalah ulama yg mengetahui dan memahami Sifat² Allah dan agama-Nya, mengamalkan ilmu yg dimilikinya, selalu mencari keridhaan Allah, zuhud terhadap keduniaan, selalu ingat pada-Nya, tidak terganggu oleh perniagaan dan jual beli, berdakwah ke jalan Allah Ta’ala dengan akal dan kearifan sehingga terbuka baginya rahasia² Allah. Ahli dzikir inilah yg patut menyandang identitas ulama’ur-rashihin.

وقد عز على بسيط الأرض وجود واحد من هؤلاء حتى لقد زعم جماعة من الأكابر أنهم مفقودون، والحق أنهم موجودون ولكن قد سترهم الله برداء الغيرة وضرب عليهم سرادقات الإخفاء، لغفلة الخاصة وإعراض العامة، فمن طلبهم بصدق وجد في ذلك لم يعوزه -إن شاء الله تعالى- وجود واحد منهم، فالصدق سيف لا يوضع على شيء إلا قطعه، والأرض لا تخلو من قائم لله بحجة. وقد قال عليه الصلاة والسلام: “لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق لا يضرهم من ناوأهم حتى يأتي أمر الله”.

Namun ulama seperti ini sudah sangat langka keberadaannya sehingga beberapa ulama besar berpendapat bahwa ulama’ur-rashihin ini sudah tidak ada lagi.

Tetapi, pada hakikatnya, ulama’ur-rashihin itu masih ada. Hanya saja mereka ditutupi oleh Allah dengan tirai sifat kemuliaan-Nya dan di rahasiakan, karena perbuatan orang² tertentu dan berpalingnya orang² awam dari mereka.

Barangsiapa yg ingin mencari ulama’ur-rashihin, hendaklah bersungguh², Insya Allah dapat menemukan salah satu di antara mereka. Karena kesungguhan itu laksana pedang, bila diletakkan pada sesuatu, maka ia akan memotongnya. Dan juga di bumi ini tidak akan sunyi dari orang² yg berjuang dan menegakkan agama Alalh, sebagaimana sabda Rasulullah Saw.:

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِىْ ظَاهِرِيْنَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ نَاوَأَهُمْ حَتَّى يَأْتِىَ أَمْرُاللَّهِ.

“Segolongan umatku senantiasa menyampaikan kebenaran, tidak goyah atas tindakan orang² yg menentang mereka hingga hari kiamat.”

أولئك نجوم الأرض وحمال الأمانة ونواب المصطفى وورثة الأنبياء، رضي الله عنهم ورضوا عنه، أولئك حزب الله ألا إن حزب الله هم المفلحون.

Mereka laksana bintang yang bertaburan di atas bumi ini, pemegang amanah, pengganti Rasulullah Saw., pewaris para Nabi dan prajurit Allah. Ketahuilah bahwa prajurit Allah adalah orang² yg berbahagia.


25. Memperbaiki dan Memperkuat Aqidah

(وعليك) بتحسين معتقدك وإصلاحه
وتقويمه على منهاج “الفرقة الناجية” وهي المعروفة بين سائر الفرق الإسلامية بأهل السنة والجماعة وهم المتمسكون بما كان عليه رسول الله صلى الله عليه وسلم وأصحابه، وأنت إذا نظرت بفهم مستقيم عن قلب سليم في نصوص الكتاب والسنة المتضمنة لعلوم الإيمان، وطالعت سير السلف الصالح من الصحابة والتابعين، علمت وتحققت أن الحق مع الفرقة الموسومة بالأشعرية نسبة إلى الشيخ “أبي الحسن الأشعري” رحمه الله فقد رتب قواعد عقيدة أهل الحق وحرر أدلتها،

Hendaklah engkau selalu memperbaiki dan memperkuat akidahmu yg sesuai dengan golongan yg selamat yg disebut ahlus sunnah wal jama’ah. Karena golongan ini selalu berpegang teguh dan mengikuti jejak Rasulullah Saw. dan para sahabatnya.

Jika engkau mampu menggunakan pemahaman yg lurus dan benar tentang Al-Qur’an dan hadits yg menguraikan keimanan, sejarah kaum salaf, para sahabat dan tabi’in, maka engkau akan mengetahui dan dapat membuktikan kebenaran ahlus sunnah wal jama’ah (Asy’ariyah) yg dinisbatkan pada Abu Hasan Al-Asy’ari. Kebenaran yg akan sesuai di setiap masa dan tempat.

وهي العقيدة التي إجتمعت عليها الصحابة ومن بعدهم من خيار التابعين، وهي عقيدة أهل الحق من أهل كل زمان و مكان وهي عقيدة جملة أهل التصوف كما حكى ذلك أبو القاسم القشيري في أول رسالته.

وهي بحمد الله عقيدتنا، وعقيدة إخواننا من السادة الحسينيين المعروفين بآل أبي علوي، وعقيدة أسلافنا من لدن رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى يومنا هذا،

Rumusan Abu Hasan ini juga merupakan standar para sufi, sebagaimana diutarakan Abu Qasim Al-Qusyairy di awal risalahnya. Dan ia juga, adalah akidah kami, keluarga kami dan para sayyid dari keturunan sayyid Husein (Alawiyyin) adalah akidah leluhur kami dari zaman Rasulullah Saw. hingga saat ini.

وكان الإمام المهاجر إلى الله جد السادة المذكورين سيدي “أحمد بن عيسى بن محمد بن علي ابن الإمام جعفر الصادق” رضي الله عنهم لما رأى ظهور البدع وكثرة الأهواء واختلاف الآراء بالعراق هاجر منها ولم يزل -نفع الله تعالى به- يتنقل في الأرض، حتى أتي أرض “حضرموت” فأقام بها إلى أن توفي، فبارك الله في عقبه، حتى اشتهر منهم الجم الغفير العلم والعبادة والولاية والمعرفة ولم يعرض لهم ما عرض لجماعات من أهل البيت النبوي من انتحال البدع واتباع الأهواء المضلة ببركات نية هذا الإمام المؤتمن وفراره بدينه من مواضع الفتن، فالله تعالى يجزيه عنا أفضل ما جزى والداً عن ولده ويرفع درجته مع آبائه الكرام في عليين ويلحقنا بهم في خير وعافية غير مبدلين ولا مفتونين إنه أرحم الراحمين. والماتريدية كالأشعرية في جميع ما تقدم.

Al-Imam Muhajirin Syaikh Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Al-Imam Ja’far as-Shadiq ra. ketika menyaksikan munculnya bid’ah, diobralnya hawa nafsu, dan perbedaan pendapat makin menghangat, maka Beliau hijrah dari negaranya (Iraq) dari tempat yg satu ke tempat yg lain hingga sampai di Hadramaut, Beliau bermukim di sana hingga wafat.

Dan Allah memberkahi keturunannya hingga banyak di antara mereka yg terkenal dengan ilmu, ibadah, kewalian dan makrifatnya. Dan mereka terpelihara dari bid’ah dan perbuatan sesat berkat niat suci imam yg terpercaya ini, dan hijrah Beliau dari negeri yg penuh fitnah (Iraq).

Semoga Allah memberinya balasan yg sebaik-baiknya dan berkah pada kami, sebagaimana seorang ayah memberi anaknya, dan mengangkat derajatnya beserta leluhur²nya yg mulia ke tempat tertinggi, dan mengikutsertakan kami menuju kebaikan dan kesejahteraan serta selamat dari segala ujian dan cobaan. Karena Dialah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

وينبغي لكل مؤمن أن يحصن معتقده بحفظ عقيدة من عقائد الأئمة المجمع على جلالتهم ورسوخهم في العلم. ولا أحسب مبتغي ذلك يصادف عقيدة جامعة واضحة بعيدة عن الشُّبَه مثل عقيدة الإمام الغزالي رضي الله عنه التي أوردها في الفصل الأول من كتاب قواعد العقائد من الإحياء، فعليك بها فإن تشوفت إلى مزيد فانظر في الرسالة القدسية التي أوردها في الفصل الثالث من الكتاب المذكور.

ولا تتوغل في علم الكلام ولا تكثر من الخوض فيه لمجرد طلب التحقيق في المعرفة فإنك لا تظفر بهذا المطلوب من هذا العلم.

Wajib bagi orang beriman menjaga akidahnya dan mengikuti para ulama yg agung dan berpegang teguh dalam ilmunya, akidah yg jelas terhindar dari syubhat atau keraguan. Hal ini sesuai dengan akidah Imam Ghazali yg telah dijelaskan pada bab Qawaisil Aqaid, pasal pertama dan ketiga dalam kitab Ihya Ulumuddin.

Janganlah engkau gegabah dalam membahas ilmu Tauhid serta memperdebatkannya semata-mata hanya karena untuk memperoleh pemahaman yg sempurna.

ولكن إن أردت التحقق في المعرفة فعليك بسلوك طريقه وهي التزام التقوى ظاهراً وباطناً، وتدبر الآيات والأخبار، والنظر في ملكوت السماوات والأرض على قصد الاعتبار، وتهذيب أخلاق النفس وتلطيف كثافاتها بحسن الرياضة، وتصقيل مرآة القلب بملازمة الذكر والفكر، والإعراض عما يشغل عن التجرد لهذا الأمر. فهذا سبيل التحصيل إن سلكته عثرت -إن شاء الله تعالى- على المطلوب، وظفرت بالأمر المرغوب، والصوفية إنما جاهدوا نفوسهم وبالغوا في رياضتها وقطعوها عن عاداتها ومألوفاتها لعلمهم بتوقف حصول كمال المعرفة على ذلك، وعلى كمال المعرفة يتوقف التحقق بمقام العبودية الذي هو بغية العارفين وأمنية المحققين رضي الله عنهم أجمعين.

Karena engkau tak akan mampu memahami ilmu Tauhid kecuali jika engkau mengikuti jalan keselamatan dengan bertasawuf, yakni senantiasa bertakwa lahir batin, merenungi ayat² Allah dan hadits, memikirkan ciptaan Allah yg ada di bumi dan langit dengan tujuan untuk memantapkan keimanan dan konsekuen dalam bertauhid, menghiasi diri dengan perangai yg terpuji, jauh dari akhlak yg tercela dengan membersihkan hati, beristiqamah dalam berdzikir, bertafakkur dan mampu melepaskan diri dari sesuatu yg mengganggu untuk memperoleh pemahaman dalam ilmu Tauhid.

Insya Allah dengan metode ini engkau mampu memahami ilmu Tauhid secara mendalam dan benar.

Kaum Sufi misalnya, senantiasa memerangi hawa nafsu mereka dan bersungguh² dalam beribadah. Semua itu mereka jalankan hingga mencapai derajat ahli ibadah yg merupakan dambaan dan harapan setiap orang makrifat dan hakikat.


26. Menjalankan Segala Kewajiban dan Perintah Allah dan Menjauhi Larangan-Nya

(وعليك) بأداء الفرائض واجتناب المحرمات
، والإكثار من النوافل. فإنك إن فعلت ذلك مخلصاً لوجه الله الكريم حصلت على غاية القرب من الله وخلعت عليك خلعة المحبة التي تصير عندها جميع حركاتك وسكناتك لله وبالله، وهي خلعة الولاية بل خلعة الخلافة، وقد أشار إليها رسول الله صلى الله عليه وسلم بقوله فيما يرويه عن ربه تعالى

Hendaknya engkau selalu menjalankan segala kewajiban dan menjauhi setiap larangan serta memperbanyak ibadah sunnah karena Allah semata. Jika itu semua sudah engkau laksanakan, maka engkau akan mencapai tempat yg paling dekat di sisi Allah dan engkau pun akan diselimuti dengan selubung mahabbah oleh-Nya. Dengan demikian, setiap diam dan gerakmu hanya karena-Nya, inilah selimut para waliyullah dan khalifatullah (perwakilan Allah).

قال: “ما تقرب إلي عبدي بشيء أحب إلي مما افترضت عليه ولا يزال عبدي يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع به وبصره الذي يبصر به ويده التي يبطش بها ورجله التي يمشي بها فبي يسمع وبي يبصر وبي يبطش وبي يمشي ولئن سألني لأعطينه ولئن استعاذني لأعيذنه وما ترددت في شيء أنا فاعله ترددي في قبض نفس عبدي المؤمن يكره الموت وأنا أكره مساءته ولا بد له من الموت”.

Allah berfirman dalam hadits qudsi:

مَاتَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِىْ بِشَيْئٍ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّاافْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَلَا يَزَالُ عَبْدِىْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَاأَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِىْ يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُبِهِ وَيَدَهُ الَّتِىْ يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِىْ بِهَاوَلَئِنْ سَأَلَنِىْ لَأُعْطِيَنَّهُ وَإِنِ اسْتَعَاذَنِىْ لَأُعِيْذَنَّهُ وَمَاتَرَدَّدْتُ فِى شَيْئٍ أَنَافَاعِلُهُ تَرَدُّدِىْ فِىْ قَبْضِ نَفْسْ عَبْدِىْ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَاأَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ وَلَا بُدَّلَهُ مِنْهُ.

“Tidaklah seseorang hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan sesuatu amal yg lebih Aku sukai daripada apa yg telah Ku fardhukan kepadanya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal² sunnah hingga akhirnya Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yg ia mendengar dengannya, penglihatannya yg ia melihat dengannya, tangannya yg ia memegang dengannya, dan menjadi kakinya yg ia berjalan dengannya. Jika ia meminta kepada-Ku, niscaya akan Kuberi. Jika ia berlindung kepada-Ku, niscaya akan Kulindungi. Dan Aku tidak pernah ragu dalam sesuatu yg Aku lakukan seperti ragu-Ku dalam mencabut nyawa hamba-Ku yg mukmin. Ia tidak menyukai mati, sedangkan Aku tidak menyukai perbuatan buruknya. Dan bagaimanapun ia harus mati.” (HR. Bukhari dari Abi Hurairah)

فانظر -رحمك الله- إلى ما انطوى عليه هذا الحديث القدسي من الأسرار والمعارف وتأمل ما أومأ إليه من الدقائق واللطائف وما وصل هذا العبد الموفق إلى هذه المرتبة العظيمة التي صار فيها ما يحبه محبوباً لله وما يكرهه مكروهاً عند الله إلا بأداء ما فرضه عليه والإكثار من النوافل ابتغاء الزلفى لديه فالسباق السباق إن كانت لك همة في الوصول إلى مراتب الكمال ورغبة في بلوغ درجات الرجال فقد وضح لك الطريق وبد لك شعاع التحقيق.

(واعلم) أن الله قد جعل فضله ورحمته في النوافل جبراً لما يقع من الخلل في الفرائض. ولكن لا يجبر خلل الفريضة إلا بنفل من نوعها كالصلاة بالصلاة، والصيام بالصيام، والفرض هو الأصل والنفل تابع له، والذي يؤدي الفرائض ويجتنب المحارم ولا يتنفل أحسن حالاً ممن يتعاطى النوافل ويقع في إهمال بعض الفرائض، فإياك أن تعرض عن شيء من الفرائض اشتغالاً بشيء من النوافل فتأثم بترك الفريضة ولا يتقبل الله منك النافلة وتقع في ذلك مثل من يشتغل بتحصيل العلم الذي هو في حقه فضيله ويترك الاشتغال بتحصيل ما هو عليه من العلم فريضة في ظاهره وباطنه، ومن يقعد عن الكسب مع القدرة عليه اشتغالاً بنوافل العبادات ويترك عياله يتكففون الناس فقس على هاتين الصورتين ما عداهما مما في معناهما.

(واعلم) أنك لا تصل إلى القيام بامتثال ما فرض الله عليك من طاعته واجتناب ما حرم الله عليك من معصيته وإلى العمل بما شرع لك من النوافل التي تقربك إليه زلفى إلا بالعلم، فعليك بطلبه فقد قال عليه الصلاة والسلام: “طلب العلم فريضة على كل مسلم”.

Ketahuilah, bahwa engkau tak akan dapat menjalankan ketaatan yg difardhukan Allah, menjauhi kemaksiatan yg diharamkan Allah, apalagi ibadah sunnah yg berfungsi mendekatkan diri kepada Allah, kecuali dengan ilmu. Karena itu tuntutlah ilmu!

Ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw.:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.

“Menuntut ilmu itu wajib atas semua orang Islam.” (HR. Baihaqi dari Anas)

وبالعلم تعرف كون الواجب واجباً والمندوب مندوباً، والمحرم محرماً، وتعرف كيف تؤدي الواجب وتفعل المندوب وتترك المحرم فإذن لا بد لك من العلم ولا غنى لك عنه، وعليه وعلى اعمل به مدار سعادتك في الدنيا والآخرة.

Dengan ilmu engkau dapat mengetahui sesuatu yg wajib, sunnah dan haram. Dengan ilmu itu pula engkau mengetahui tata cara melaksanakan kewajiban dan hal yg sunnah, serta mengetahui bagaimana cara menjauhi keharaman.

Karena begitu besar peranan ilmu, maka diwajibkan menuntut dan mengamalkannya. Dengan mengamalkan ilmu engkau dapat memperoleh kesukseksan dunia dan akhirat.

(واعلم) أن من عبد الله بغير علم كان الضرر العائد عليه بسبب عبادته أكثر من النفع الحاصل له بها، وكم من عابد قد أتعب نفسه في العبادة وهو مع ذلك مصر على معصية يرى أنها طاعة أو أنها غير معصية. وقد حكى الشيخ العارف بالله محمد بن عربي في باب الوصايا من الفتوحات عن رجل من أهل المغرب أنه كان كثير الاجتهاد في العبادة وأنه اشترى أتاناً(1) ولم يستعملها في شيء،

فسأله إنسان عن سبب إمساكها، قال: ما أمسكتها إلا لأحصن بها فرجي! وكان لا يعلم تحريم إتيان البهائم، فلما عرفه بتحريمه أشفق وبكى بكاءً شديداً. انتهت الحكاية بمعناها.

Ketahuilah, orang yg beribadah tanpa ilmu akan menimbulkan bermacam² bahaya yg akan menimpa dirinya sendiri, dan bahayanya jauh lebih besar dari manfaatnya. Berapa banyak orang yg bersusah payah dalam beribadah, tetapi tidak mendapatkan pahala karena ibadahnya tidak didasari dengan ilmu. Bahkan ia masih tetap melakukan maksiat, sebab ia menganggap itu adalah perbuatan taat atau bukan maksiat.

Ulama yg makrifatullah, Muhammad bin ‘Arabiy, dalam Kitabnya Al-Futuhat pada bagian Al-Washaya. Bercerita:

Bahwa ada seorang laki² dari Maghrib yg tekun beribadah, suatu hari ia mambeli keledai betina. Tetapi keledai itu tidak digunakan untuk bekerja dan lain sebagainya. Lalu datanglah seseorang bertanya kepadanya, “Mengapa engkau tidak menggunakan keledaimu untuk bekerja?”. “Karena aku hanya menggunakannya untuk memelihara kemaluanku”, jawab laki² itu.

Sesungguhnya laki² itu tidak mengetahui bahwa berhubungan seksual dengan binatang itu haram. Ketika ia mengetahui keharamannya, ia pun menangis tersedu-sedu. Itulah akibat dari seseorang yg hanya selalu beribadah tanpa didasari ilmu.

والعلم الواجب على كل مسلم هو أن يعلم وجوب جميع الفرائض التي فرضهن الله عليه وتحريم جميع المحرمات التي حرمهن الله عليه. وأما العلم بكيفية فعل الشيء الواجب فلا يجب إلا عند إرادة مباشرته فمن بلغ أو أسلم في شهر المحرم مثلاً كان الواجب عليه فوراً أن يتعلم معنى الشهادتين وينطق بهما،

ويتعلم وجوب الصلوات الخمس وما يجب من معرفة أركانها وأحكامها، ومن الواجب عليه أن يعرف وجوب الصوم والزكاة والحج وغيرها من الواجبات العينية ويعرف تحريم الزنى وشرب الخمر وأخذ أموال الناس بالباطل وغيرها من المحرمات الشريعة ولكن لا يجب عليه أن يتعلم كيفية الصيام والحج إلا عند مجيء رمضان وإرادة الحج، ولا كيفية الزكاة إلا حتى يملك مالاً يزكى ويجيء وقت إخراج الزكاة والله أعلم.

Ilmu yg wajib dituntut oleh setiap muslim, yaitu ilmu yg menjelaskan tentang ketentuan yg diwajibkan oleh Allah Ta’ala dan keharaman yg diharamkan-Nya.

Hendaklah engkau selalu menjalankan kewajiban sesuai dengan tata caranya. Tidak wajib mengetahui sesuatu, kecuali ketika hendak melaksanakan sesuatu tersebut, seperti orang yg akil baligh di bulan Muharram, wajib baginya segera mengetahui makna dua kalimat syahadat serta mengucapkannya. Dan wajib pula mempelajari syarat, rukun dan hukum shalat lima waktu.

Wajib bagi orang yg baligh mengetahui kewajiban ‘ainiyah, seperti kewajiban berpuasa, zakat, haji dan lain², serta wajib baginya mengetahui sesuatu yg telah diharamkan oleh syariat, seperti berzina, meminum minuman keras, mengambil harta orang lain dan lain sebagainya.

Tetapi tidak wajib mengetahui tata cara berpuasa dan haji, kecuali ketika sudah datang bulan Ramadhan dan Dzulhijjah. Tidak wajib mengetahui tata cara zakat, kecuali ia memiliki harta yg wajib di zakati, sudah satu nisab, dan telah tiba waktu pengeluarannya.

____
(1) 1 الأتان: أنثى الحمار

والمحرمات والواجبات العينية معروفة بين المسلمين لا تكاد تخفى وإنما المهم معرفة الأحكام. نعم ول يكفه إلا أن يتلقى جميع ذلك من عالم يخشى الله ويدين بالحق. والعامة تخطئ وتصيب فإياك أن تفعل ما يفعلونه وتترك ما يتركونه اقتداء بهم، فإن الاقتداء لا يصح إلا بالعلماء العاملين، وقد عز اليوم عالم يعمل بعلمه. فإذا رأيت العالم في هذا الزمان يفعل شيئاً أو يتركه مما يجهل كونه حقاً أو باطلاً فلا تكتفي بمجرد رؤيته في الفعل أو الترك حتى تسأله عن وجه ذلك في الشرع وحكمه من الدين،

Haram dan wajib sudah diketahui dengan jelas oleh sebagian kaum muslimin. Tetapi, mengetahui hukumnya jauh lebih penting. Belajar dan menerima hukum tidak sah kecuali belajar dan menerima dari orang alim yg beragama Islam dan bertakwa kepada Allah Ta’ala.

Orang² awam ada kalanya salah dan kadang² benar. Oleh karena itu, jangan kau ikuti mereka. Yg patut engkau jadikan suri tauladan hanyalah ulama’ul-amilin, yg keberadaannya sangat langka.

ولا يحتاج المسلم في تحصيل ما هو فرض عليه من العلم إلى طول مدة، ولا يكاد تلحقه مشقة في ذلك لسهولته، ويكفي الطالب الفطن في تعلم ذلك أن يجلس مع العالم المتقن ساعة أو ساعتين من زمان وقد جاء أعرابي إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو يخطب على منبره فسأله أن يعلمه مما علمه الله فنزل عن منبره فعلمه ثم صعد المنبر فأتم خطبته.

Untuk menghasilkan ilmu yg diwajibkan itu umat Islam tak menyita waktu yg lama dan memaksakan diri. Pelajar yg mampu menuntut ilmu cukup duduk dengan orang alim, satu atau dua jam saja, ini sesuai dengan yg diterangkan dalam hadits:

قَدْجَاءَ أَعْرَابِيُّ إِلَى رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَخْطُبُ عَلَى الْمِنْبَرِفَسَأَلَهُ أَنْ يُعَلِّمَهُ مِمَّاعَلَّمَهُ اللَّهُ فَنَزَلَ عَنْ مِنْبَرِهِ فَعَلَّمَهُ ثُمَّ صَعَدَالْمِنْبَرَفَأَتَمَّ خُطْبَتُهُ.

“Seorang Badui mendatangi Rasulullah Saw. yg sedang berpidato di podium, ia memohon agar diberi pelajaran yg telah Allah berikan kepada Beliau. Lalu Beliau turun dari podium untuk mengajarinya, kemudian Beliau naik ke podium lagi untuk menyempurnakan pidato Beliau.” (Al-Hadits)

وعلى الجملة فمن أراد أن يسلم ويغنم فعليه أن لا يدخل في شيء ولا يقيم على فعل شيء قد دخل فيه حتى يعلم ما حكم الله في ذلك الشيء من الوجوب أو الندب أو الإباحة أو التحريم فجميع الأشياء لا تخلو عن أحد هذه الأمور الأربعة، والأشبه أن هذا الأمر واجب على كل مسلم.
ثم إن المؤمنين ينقسمون إلى عموم وخصوص،

فالعموم قد يقعون في ترك الواجبات وفعل المحرمات، وأحسنهم من يبادر بالتوبة والاستغفار، ولا يحرصون على فعل النوافل وينهمكون في المباحات، وأما الخصوص فيؤدون الواجبات ويتركون المحرمات بكل حال ويحافظون على فعل المندوبات ويقتصرون من المباحات على ما يكون وسيلة إلى القيام بامتثال الأوامر واجتناب النواهي وبالله التوفيق.

Secara keseluruhan, barangsiapa ingin selamat dan sukses, maka wajib baginya untuk mempelajari dan mengajarkan sesuatu sebelum ia mengetahui hukum² Allah, yg wajib, sunnah, mubah dan haram. Karena segala sesuatunya tak lepas dari ke empat hukum tersebut, kecuali bila masih diragukan maka dihukumi syubhat.

Secara umum kriteria mukmin terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Mukmin Awam, ialah orang yg masih sempat meninggalkan kewajiban dan melaksanakan hal² haram dan lebih mementingkan hal² yg mubah daripada yg sunnah. Mereka sebaiknya bertobat dan beristighfar.

2. Mukmin Khusus, ialah orang yg menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, senang beribadah sunnah dan membatasi diri dari hal² yg mubah. Itupun ia jalankan semata-mata hanya sebagai perantara untuk mengerjakan beberapa perintah Allah dan menjauhi larangan²Nya.


28. Membersihkan Mulut, Merapihkan Rambut, dsb.

(وعليك) تنظيف فمك بالسواك،
وكونه من الأراك أولى، ويتأكد عند إرادة الدخول في العبادات، وتنظيف ثيابك بالماء كلما تدنست من غير إفراط وتشبه بالمترفين.

Hendaklah engkau selalu membersihkan mulutmu dengan siwak atau gosok gigi dan lebih utama dengan kayu arak. Lebih² sangat dianjurkan ketika hendak menunaikan ibadah.

Hendaklah engkau selalu membersihkan bajumu yg kotor dengan air. Gunakanlah air secukupnya, dan jangan menggunkan air secara berlebihan, karena perbuatan itu sesuai dengan perbuatan kaum muftarin (orang yg selalu melebihi batas setiap perbuatan).

ومن السنة التابعة للنظافة: دهن شعر اللحية، وترجيلها بالمشط، وكذا كل شعر يقصد تبقيته، والاكتحال بالإثمد في كل عين ثلاثاً، وكان عليه السلام يكتحل في كل ليلة كذلك، واستعمال الطيب والإكثار منه فإنه يستر الروائح الكريهة الثائرة من الإنسان وغيره، ويتأكد عند حضور الجمعة وسائر جموع الإسلام،

وقد كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يحبه ويكثر منه، وربما رئي بريق الطيب على مفرق رأسه وذلك ليستن به وإلا فقد كان عليه السلام له طيب في جسده يستغني به عن الطيب حتى إنهم كانوا يجمعون عرقه فيتطيبون به ويستحب أن يتطيب الرجل بما يظهر ريحه ويخفى لونه والمرأة بضد ذلك

Beberapa hal yg berhubungan dengan kebersihan adalah meminyaki jenggot dan menyisirinya, juga sunnah merapikan setiap rambut yg dipelihara.
Di sunnahkan untuk bercelak tiga kali pada tiap mata, sebagaimana yg telah dilakukan Rasulullah Saw.

Gunakan pula parfum dan wewangian untuk menghilangkan bau tak sedap. Lebih dianjurkan ketika hendak melakukan shalat Jum’at dan ketika menghadiri suatu majelis. Sesungguhnya Rasulullah Saw. sangat suka menggunakan parfum dan wewangian, sampai² kilauan minyak yg ada di kepala Beliau terlihat jelas. Hal itu Beliau lakukan agar umatnya dapat mengikuti jejaknya. Karena, walaupun Beliau tidak memakai wangi-wangian, tubuh Beliau sudah harum bahkan ada sebagian sahabat mengumpulkan keringat Beliau untuk dijadikan wangi-wangian. Disunnahkan bagi kaum laki² menggunakan wewangian yg semerbak harumnya namun tidak tampak warnanya, sedangkan bagi kaum wanita sebaliknya.


29. Menjaga Diri dari Najis

(وعليك) بالاحتراز عن النجاسات كلها،
فإن أصابك شيء منها مع الرطوبة فبادر بغسله، وإذا أصابتك جنابة فبادر بالاغتسال في الحال فإن الجنب مطرود عن حضرة الله ولذلك حرم عليه اللبث في المسجد وتلاوة القرآن.

وقد ورد أن الملائكة لا تدخل البيت الذي فيه جنب وإذا ذهبت الملائكة جاءت الشياطين من كل ناحية.

واحذر أن تأكل أو تنام وأنت جنب فتتعرض بذلك لآفات عديدة فإن عجزت عن الاغتسال في الحال فلا تَعجِز عن غسل الفرج والوضوء.

Jagalah dirimu dari najis! Jika najis itu mengenai sesuatu yg basah, maka cucilah segera. Jika engkau dalam keadaan junub, mandilah dengan segera. Sebab orang yg junub ditolak di hadirat Allah Ta’ala, karena itu ia diharamkan berada di masjid dan membaca Al-Qur’an.

Dalam hadits diterangkan, “Malaikat tak akan masuk ke dalam rumah yg di dalamnya ada orang junub, dan apabila malaikat keluar, setan²lah yg akan masuk dari segala penjuru.”

Janganlah engkau makan atau tidur dalam keadaan junub, karena hal itu dapat membawa dampak negatif. Jika engkau tak sempat mandi seketika, basuhlah alat kelaminmu dan segeralah berwudhu.


30. Senantiasa Memperbaharui Wudhu

(وعليك) بتجديد الوضوء لكل فريضة
واجتهد أن لا تزال على طهارة، وجدد الوضوء كلما أحدثت؛ فإن الوضوء سلاح المؤمن ومتى كان السلاح حاضراً لم يتجاسر العدو على الدنو منك،

Hendaklah engkau memperbarui wudhu setiap mengerjakan salat fardhu. Usahakanlah senantiasa suci dan berwudhu ketika berhadats. Karena wudhu adalah senjata mukmin, apabila senjata sudah ada di tanganmu, musuh pun tak akan pernah berani mendekatimu.

وقد جار رجل إلى الشيخ أبي الحسن الشاذلي رضي الله عنه يسأله أن يعلمه الكيمياء فأمره الشيخ أن يقيم عنده سنة وشرط عليه أن يتوضأ كلما أحدث ويصلي ركعتين ووعده التعليم بعد ذلك، فلما كملت السنة ذهب ذلك الرجل إلى بئر يستقي منها ماء فطلع الدلو مملوءاً ذهباً أو فضة فصبه في البئر؛ زهداً فيه وجاء إلى الشيخ فأخبره فقال له الشيخ: قد صرت الآن كلك كيمياء ونصبه داعياً إلى الله تعالى.

 

Hikayat

Seorang laki² mendatangi Syaikh Abu Hasan asy-Syadzili ra. untuk belajar ilmu kimia. Ia pun diperintahkan untuk bermukim di tempat Beliau selama satu tahun. Beliau mau mendidiknya dengan syarat ia selalu wudhu ketika berhadats, dan setelah wudhu ia menunaikan shalat dua raka’at. Beliau berjanji setelah itu akan mengajarinya.

Setelah genap satu tahun tinggal di tempat Beliau, ketika laki² itu sedang menimba air sumur, tiba² ia melihat timbanya penuh dengan emas dan perak berkilauan. Tetapi anehnya, ketika ia memperoleh emas dan perak itu ia langsung mengembalikannya ke sumur. Karena ia sama sekali tidak lagi cinta pada dunia. Kemudian ia menghadap Syaikh Abu Hasan dan menceritakan peristiwa aneh yg baru saja ia alami itu.

“Seluruh tubuhmu kini telah mengandung kimia”, kata Syaikh Abu Hasan. Kemudian laki² itu diajak Beliau untuk menjadi da’i yg menyeru di jalan Allah Ta’ala.[] 

LihatTutupKomentar