Tafsir Hidayatul Insan bi Tafsir al-Quran
Nama kitab: Tafsir Hidayatul Insan Bi Tafsir Alquran, Hidayat-ul-Insan bi Tafsir-il-Quran
Judul lengkap: Tafsir Al-Quran Al-Karim Hidayatul Insan Bi Tafsir Al Quran: Petunjuk bagi Manusia dengan Tafsir al-Quran
Penulis: Marwan bin Musa
Nama lengkap: Abu Yahya Marwan Hadidi bin Musa ( مروان حديدي بن موسي)
Lahir, : Jakarta, 3 Januari 1985 / 10 Rabi' Tsani 1450 H
Bahasa pengantar asal: Bahasa Indonesia (Indonesian, اللغة الإندونيسية)
Bidang studi: Tafsir Al-Quran
Daftar isi
- Biografi Marwan bin Musa, Pengarang Tafsir
- Profil Tafsir Hidayatul Insan
- Download Tafsir Hidayatul Insan (pdf)
- Kitab Tafsir Lain
- Terjemah Tafsir Tabari
-
Terjemah Tafsir al-Qurtubi
- Terjemah Tafsir Jalalain
- Terjemah Tafsir Ibnu Katsir
- Terjemah Tafsir al-Munir Wahbah Zuhaili
-
Terjemah Tafsir Fathul Qadir al-Syaukani
- Terjemah Tafsir Fi Zhilalil Quran Sayid Qutub
- Tafsir al-Mishbah Quraish Shihab
-
Tafsir Al-Azhar Hamka
- Tafsir An-Nur Hasbi Ash-Shiddieqy
- Tafsir al-Ibriz Bisri Mustofa
- Tafsir al-Quran Kemenag
- Tafsir Quran Karim Mahmud Yunus
- Tafsir Hidayatul Insan
- Terjemah Al-Quran berdasar Juz
- Kembali ke Terjemah kitab lain
Biografi Marwan bin Musa, Pengarang Tafsir
Marwan bin Musa nama aslinya adalah Marwan Hadidi, adapun Musa adalah nama ayah kandung beliau maka dengan itu beliau sering menisbatkan nama beliau dengan kata "bin Musa" agar lebih bisa dikenal, beliau memiliki nama kunyah Abu Yahya mka dengan itu juga beliau sering dipanggil dengan Ustadz Abu Yahya. Adapun tempat dan tanggal lahir beliau, beliau lahir pada tanggal 3 Januari 1985 atau bertepatan dengan tanggal 10 Rabi' Tsani 1450 H dari pasangan beragama islam Bapak Musa dan Ibu Saira di Ibu Kota Negara Indonesia yaitu Kota Jakarta.
Marwan bin Musa juga telah banyak menyalurkan ilmu dan karya beliau, beliau telah berdakwah tentang ajaran aqidah dan islam dengan mengikuti tuntunan Rasulullah, di antaranya beliau mempunyai beberapa pengalaman mengajar, beliau juga mempunyai karya-karya yang bagus untuk dibaca dan dipelajari terkhusu di dalam ranah Agama Islam, ada beberapa penelitian dari skripsi-skripsi beberapa mahasiswa nusantara yang membahas dan meneliti terhadap tafsir beliau tafsir hidayatul insan bi tafsir Alquran. Abu Yahya Marwan bin Musa memiliki pemikiran Salaf yang mana beliau sangat kuat dalam berpegang teguh terhadap pemahaman para Salafus shalih yaitu para sahabat Nabi, dilihat juga dari penafsiran beliau terhadap ayat-ayat sifat Allah tanpa sedikitpun ia menggunakan "takwil" dalam ayat-ayat sifat Allah tersebut, beliau menggunakan metode bersandar kepada tekstual lafazd ayat jika ayat-ayat tersebut bersangkutan dengan nama dan sifat Allah.
Profil Tafsir Hidayatul Insan Bi Tafsir Al-Quran
Tafsir Hidayatul Insan Bi Tafsir Alquran adalah tafsir 30 juz yang ditulis oleh Abu Yahya Marwan Bin Musa, Maksud dari penamaan Marwan bin Musa terhadap tafsir beliau dengan nama "Tafsir Hidayatul Insan bi Tafsir Alquran", adalah bahwa makna dari kata "Hidayah" berarti "petunjuk" dari lafadz "Huda", adapaun "Al-Insan" adalah kata yang berarti "manusia" dengan diawali dengan Alif lam istigroqiyyah yang menunjukkan arti "semua manusia" dalam bahasa arab. Adapun penisbatan kata "Hidayah" kepada kata "Al-Insan" adalah bermakna "Lil" yang menunjukkan kepada "untuk", bukan bermakna "Min" yang berarti "dari". Maka makna hidayatul insan bukan "hidayah dari manusia" akan tetapi bermakna "hidayah untuk manusia". Kemudian disambung dengan kata "bi" yang berarti "dengan", kemudian kata "Tafsir Alquran" bermakna "dengan tafsir Alquran". Maka kesimpulan dalam nama tafsir beliau dengan nama "Tafsir Hidayatul Insan Bi Tafsir Alquran" itu berarti "Tafsir sebuah hidayah untuk manusia dengan tafsir Alquran".
Kitab Tafsir Hidayatul Insan bi Tafsir Alquran ini menggunakan metode Tafsir bil Ma'tsur dikarenakan penafsiran dari tafsir ini sangat banyak menggunakan Alquran dan Hadist, Tafsir Hidayatul Insan bi Tafsir Alquran karya Abu Yahya Marwan bin Musa ini mempunyai corak penafsiran Tafsir I'tiqadiy, adapun kelebihan tafsir ini yaitu mengikuti metode penafsiran dan pemahaman para Salafus Shalih, yang mana penafsiran beliau tidak masuk kepada takwil kecuali di dasar dengan dalil yang lain dari Alquran dan sunnah. Juga menggabungkan antara metodologi penafsiran Tahlili dan penafsiran ijmali, beliau menggunakan metode Tahlili jika dikira membutuhkan penjelasan yang lebih terperinci, memakai metode Ijmali jika dikira tidak memerlukan pembahasan yang panjang.
4.1 Metodologi Penafsiran Marwan Bin Musa Dalam Tafsir
Hidayatul Insan Pada Ayat-Ayat Sifat
Ada beberapa metodologi yang dipakai
oleh Marwan bin Musa dalam menafsirkan ayat-ayat sifat Allah, terkhusus disini
adalah ketika menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah.
Di antaranya, Dalam Tafsir Hidayatul Insan bi Tafsir Alquran, Marwan bin Musa
menafsirkan seluruh sifat-sifat Allah sesuai dzohir atau tekstual lafadz pada
ayat tersebut. Seperti pada surat Toha ayat 5, Disebutkan oleh Marwan bin Musa
dalam Tafsir Hidayatul Insan: "Bersemayam di atas 'Arsy adalah salah satu
sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan
keagungan-Nya. 'Arsy adalah makhluk yang paling tinggi, paling besar dan
paling luas".
Marwan bin Musa menafsirkan seluruh sifat-sifat Allah tanpa
di Takwil dan Tafwidh, seperti pada surat Al-Qashas ayat Disebutkan oleh
Marwan bin Musa dalam Tafsir Hidayatul Insan: "Yakni segala sesuatu akan
binasa kecuali Allah Ta'ala, wajah-Nya tetap kekal, dan jika wajah-Nya kekal,
maka berarti Zat-Nya juga kekal. Apabila segala sesuatu selain Allah akan
binasa, maka berarti beribadah kepada selain Allah, di mana dia akan binasa
adalah perkara yang sangat batil dan rusak". Adapun ahlu sunnah
Al-Asy'ariyyah, meyakini keharusan mentafwid dan takwil sebagaimana yang telah
kita sebutkan sebelumnya, Ibrahim Al-Laqaani berkata dalam kitabnya "Jauhar
Tauhid".
Marwan bin Musa menafsirkan ayat sebagian dengan metode Tahlili dan Sebagian Dengan Metode Ijmali, Jika kita lihat pada Tafsir Hidayatul Insan bi Tafsir Alquran, maka kita akan mendapati bahwa penafsiran Marwan bin Musa mempunyai metodologi Tahlili pada sebagian tafsir, dan juga mempunyai metodologi Ijmali bada sebagian lagi. Sebagaimana tafsir beliau pada awal surat Al-Qamar, Disebutkan oleh Marwan bin Musa dalam Tafsir Hidayatul Insan: "Tirmidzi meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ma'mar dari Qatadah dari Anas ia berkata, "Penduduk Mekah pernah meminta bukti kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka bulan pun terbelah di Mekah dua kali, ketika itu turunlah ayat, "Iqtarabatis saa'atu wan syaqqal qamar." Sampai ayat, "sihrum mustamir. "yakni sihir yang akan hilang. (Tirmidzi berkata, "Hadits ini hasan shahih."). Telah datang pula sebab turunnya ayat ini dari hadits Ibnu Mas'ud". Penjelasan yang sangat mendetail ini menujukkan bahwa beliau menafsirkan dengan metodologi tahili, adapun pada sebagian ayat beliau menafsirkan dengan metodologi Ijmali, sebagaimana tafsir beliau pada surat Al-Syura ayat 44, Disebutkan oleh Marwan bin Musa dalam Tafsir Hidayatul Insan: "Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa Dia yang sendiri memberi hidayah dan menyesatkan. Disebabkan kezalimannya. Yang memberikan hidayah kepadanya. Menampakkan penyesalan dan kesedihan yang mendalam. Ketika telah tampak keadaan akhir manusia, dan tampak jelas orang yang benar dan orang yang salah".
4.2 Penafsiran Marwan Bin Musa Dalam Tafsir Hidayatul Insan
Pada Ayat- Ayat Sifat
Untuk sifat-sifat Allah yang akan di paparkan dan
dijelaskan oleh peneliti, peneliti akan menghuksuskan mengambil 6 sifat dari
20 sifat Allah, yang mana kita ketahui bahwa sifat Allah yaitu Wujud, Qidam,
Baqa', Mukhalafatu lilHawadist, Qiyamuhu biNafsihi, Wahdaniyyah, Qudrah,
Iradat, Ilmu, Sam'u, Bashar, Kalam, Qadir, Murid, Aliman, Hayyan, Sami'an,
Bashiran, Mutakalliman. Ini seperti yang disebutkan oleh Imam Al-Mujahid Abu
Hasan Ali Al-Nury dalam kitabnya "Aqidah Nuriyyah". Adapun yang akan peneliti
bahas pada kesempatan ini ada beberapa sifat, yaitu:
1)
Al-Wujud
2) Al-Baqa'
3) Al-Qiyam
bi Nafsihi
4) Al-Kalam
5)
Mukhalafatu lil Hawadist
6) Al-Ilmu
Pada
pembahasan sifat-sifat ini peneliti akan menyebutkan pengertiannya terlebih
dahulu, kemudian penafsiran-penafsiran Marwan bin
Musa dalam
tafsirnya, kemudian permasalahan atau perbedaan pemahaman dalam sifat
tersebut.
Sumber biografi dan profil kitab oleh Muzakkir, Imam Fikri, UINSU dalam Jurnal Ibn Abbas, UINSU
Download Tafsir Al Quran Al Karim Hidayatul Insan
- Tafsir Al Quran Al Karim Hidayatul Insan Jilid 1
- Tafsir Al Quran Al Karim Hidayatul Insan Jilid 2
- Tafsir Al Quran Al Karim Hidayatul Insan Jilid 3
- Tafsir Al Quran Al Karim Hidayatul Insan Jilid 4
- Tafsir Al Quran Al Karim Hidayatul Insan Jilid 5