Puasa, Haji dan Umrah

Puasa Haji Dan Umrah Menurut istilah, puasa berarti menahan dari sesuatu yang membatalkannya

Puasa, Haji dan Umrah

 Nama kitab: Terjemah Mirqatus Suud Syarah Sulam Taufiq (bahasa Indonesia, Melayu)
Judul lengkap: Mirqotus Su’ud at-Tashdiq Fi Syarhi Sullam at-Taufiq Ila Mahabbatillah ‘Ala at-Tahqiq, Mirqat Su'ud al-Tashdiq fi Sharh Sullam al-Taufiq ila Mahabbat Allah ala al-Tahqiq.
Judul asal dalam teks Arab: مرقاة صعود التصديق فى شرح سلم التوفيق الى محبة الله على التحقيق
Makna: Tangga naik menuju keimanan komentar atas kitab Sullamut Taufiq (tangga pertolongan) menuju cinta Allah secara benar.
Penulis, pengarang: Syekh Nawawi bin Umar Al-Bantani
Nama yang dikenal di Arab: محمد بن عمر بن عربي بن علي نووي الجاوي أبو عبد المعطي
Kelahiran: 1813 M, Kecamatan Tanara, Banten
Meninggal: 1897 M, Mekkah, Arab Saudi
Bidang studi: Akidah, fikih, tauhid
Penerjemah:

Daftar isi

  1. Bagian Kedua Puluh Tiga: Fasal Puasa
  2. Bagian Kedua Puluh Empat: Fasal Haji Dan Umrah
  3. Kembali ke: Terjemah Mirqotus Su'ud

ﻓﺼﻞ( ﻓﻰ اﻟﺼﻴﺎم وﻣﺎ ﻳﺬﻛﺮ ﻣﻌﻪ

BAGIAN KEDUA PULUH TIGA (FASAL) PUASA
A.    Pensyariatan dan Dalil Puasa
Menurut bahasa, puasa berarti menahan. Menurut istilah, puasa berarti menahan dari sesuatu yang membatalkannya dengan cara tertentu.157
Puasa dalam Islam termasuk salah satu syariat-syariat terdahulu. Hanya saja tata cara seperti yang kita ketahui merupakan kekhususan bagi umat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Puasa difardhukan pada bulan Sya’ban tahun 2 Hijriah. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama berpuasa di 9 (sembilan) bulan Ramadhan, tetapi hanya 1 (satu) Ramadhan saja beliau berpuasa penuh satu bulan, sedangkan 8 (delapan) Ramadhan sisanya beliau berpuasa tidak penuh. Barangkali hikmah mengapa beliau berpuasa demikian adalah karena untuk menghibur hati sebagian umatnya yang berpuasa kurang optimal dan mengingatkan sebagian lain dari mereka bahwa pahala yang dihasilkan dari asal puasa Ramadhan itu sendiri adalah sama antara mereka yang berpuasa secara kurang optimal dan yang sudah optimal. (Yang dimaksud dengan kurang optimal bukan berarti puasa Ramadhan secara bolong-bolong.)158

Dasar atau dalil tentang kewajiban puasa Ramadhan sebelum ijmak adalah Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman. Telah difardhukan atas kalian berpuasa sebagaimana telah difardhukan pula atas orang-orang


157وﻫﻮ ﻟﻐﺔ ﻣﻄﻠﻖ اﻻﻣﺴﺎك وﺷﺮﻋﺎ اﻣﺴﺎك ﻋﻦ اﳌﻔﻄﺮات ﻋﻠﻰ وﺟﻪ ﳐﺼﻮصﻛﺬا ﰱ ﻓﺘﺢ اﻟﻌﻼم 158وأﺻﻞ اﻟﺼﻮم ﻣﻦ اﻟﺸﺮاﺋﻊ اﻟﻘﺪﳝﺔ وأﻣﺎ  ﺬﻩ اﻟﻜﻴﻔﻴﺔ ﻓﻤﻦ ﺧﺼﻮﺻﻴﺎت ﻫﺬﻩ اﻷﻣﺔ وﻓﺮض ﰱ ﺷﻌﺒﺎن اﻟﺴﻨﺔ اﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻣﻦ اﳍﺠﺮة ﻓﺼﺎم ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﺗﺴﻊ رﻣﻀﺎﻧﺎت واﺣﺪا ﻛﺎﻣﻼ وﲦﺎﻧﻴﺔ ﻧﻮاﻗﺺ وﻟﻌﻞ
اﳊﻜﻤﺔ ﰱ ذﻟﻚ ﺗﻄﻤﲔ ﻧﻔﻮس ﻣﻦ ﻳﺼﻮﻣﻪ ﻧﺎﻗﺼﺎ ﻣﻦ أﻣﺘﻪ واﻟﺘﻨﺒﻴﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺴﺎواة اﻟﻨﺎﻗﺺ ﻟﻠﻜﺎﻣﻞ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ اﻟﺜﻮاب اﳌﱰﺗﺐ ﻋﻠﻰ أﺻﻞ ﺻﻮم رﻣﻀﺎن ﻻ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﻣﺎ زاد ﺑﻪ اﻟﻜﺎﻣﻞ ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺎﻗﺺ ﻣﻦ ﺻﻮم اﻟﻴﻮم اﻟﺰاﺋﺪ وﻓﻄﺮﻩ وﺳﺤﻮرﻩ ﻓﺈن ذﻟﻚ أﻣﺮ ﻳﻔﺮق ﺑﻪ اﻟﻜﺎﻣﻞ ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺎﻗﺺ واﻷﺻﻞ ﻓﻴﻪ ﻗﺒﻞ اﻹﲨﺎع ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ ﻳﺂأﻳﻬﺎ اﻟﺬﻳﻦ آﻣﻨﻮا ﻛﺘﺐ ﻋﻠﻴﻜﻢ اﻟﺼﻴﺎم أى ﻓﺮض وﻗﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﺑﲎ اﻹﺳﻼم ﻋﻠﻰ ﲬﺲ إﱃ أن ﻗﺎل وﺻﻮم رﻣﻀﺎن ﻛﺬا ﰱ ﺣﺎﺷﻴﺔ اﻟﺒﺎﺟﻮرى ﻋﻠﻰ اﺑﻦ ﻗﺎﺳﻢ اﻟﻐﺰى ص. ٢٨٦ ﻃﻪ ﻓﻮﺗﺮا

ﲰﺎراع

 
sebelum kalian agar kalian bertakwa,”159 dan sabda Rasulullah shollallahu
‘alaihi wa sallama, “Islam dibangun atas 5 (lima) perkara,    puasa Ramadhan.”

B.    Hal-hal yang Mewajibkan Puasa
Puasa Ramadhan diwajibkan dengan salah satu dari 5 (lima) perkara berikut ini:
1)    Menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari.
2)    Melihat hilal Ramadhan di malam hari bagi orang yang melihatnya meskipun ia adalah orang fasik.
3)    Adanya keputusan dari pemerintah atas rukyah hilal bagi orang- orang yang tidak melihatnya dengan dasar kesaksian satu orang laki-laki merdeka yang adil syahadah, meskipun menurut hisab menunjukkan tidak terjadinya rukyah hilal.
4)    Adanya berita dari orang yang adil riwayah (mencakup laki-laki, budak, perempuan) yang terpercaya, baik hati membenarkannya atau tidak, atau yang tidak terpercaya tetapi hati membenarkannya.
5)    Menyangkan masuknya bulan Ramadhan melalui ijtihad bagi orang yang tidak mengetahui secara jelas apakah Ramadhan telah masuk atau belum, seperti; orang-orang yang ditawan, dipenjara, dan lain-lain. 160

Tidak wajib dan tidak boleh berpuasa dengan berpedoman pada perkataan ahli perbintangan atau ahli nujum, tetapi bagi masing-masing dari dua ahli tersebut wajib mengamalkan hisabnya, artinya, ia wajib berpuasa menurut hisabnya. 161
159 QS. Al-Baqoroh: 183

ﺻﻮم رﻣﻀﺎن ﺑﺄﺣﺪ أﻣﻮر ﲬﺴﺔ أﺣﺪﻫﺎ ﺑﻜﻤﺎل ﺷﻌﺒﺎن ﺛﻼﺛﲔ ﻳﻮﻣﺎً وﺛﺎﻧﻴﻬﺎ ﺑﺮؤﻳﺔ اﳍﻼل ﰲ رآﻩ وإن ﻛﺎن ﻓﺎﺳﻘﺎً وﺛﺎﻟﺜﻬﺎ ﺑﺜﺒﻮﺗﻪ ﰲ ﺣﻖ ﻣﻦ ﱂ ﻳﺮﻩ ﺑﻌﺪل ﺷﻬﺎدة وراﺑﻌﻬﺎ ﺑﺈﺧﺒﺎر ﻋﺪل رواﻳﺔ 160ﳚﺐ ﺑﻪ ﺳﻮاء وﻗﻊ ﰲ اﻟﻘﻠﺐ ﺻﺪﻗﻪ أم ﻻ أو ﻏﲑ ﻣﻮﺛﻮق ﺑﻪ إن وﻗﻊ ﰲ اﻟﻘﻠﺐ ﺻﺪﻗﻪ وﺧﺎﻣﺴﻬﺎ ﺑﻈﻦ ﺣﻖ ﻣﻦ ﻣﻮﺛﻮق
دﺧﻮل رﻣﻀﺎن ﺑﺎﻻﺟﺘﻬﺎد ﻓﻴﻤﻦ اﺷﺘﺒﻪ ﻋﻠﻴﻪ ذﻟﻚﻛﺬا ﻛﺘﺒﻪ ﺻﺎﺣﺐ ﻣﱳ ﺳﻔﻴﻨﺔ اﻟﻨﺠﺎ ص. ١١٥-١١٤ 161 )ﺗﻨﺒﻴﻪ( ﻻ ﳚﺐ اﻟﺼﻮم وﻻ ﳚﻮز ﺑﻘﻮل اﳌﻨﺠﻢ وﻫﻮ ﻣﻦ ﻳﻌﺘﻘﺪ أن أول اﻟﺸﻬﺮ ﻃﻠﻮع اﻟﻨﺠﻢ اﻟﻔﻼﱐ ﻟﻜﻦ ﳚﺐ ﻋﻠﻴﻪ أن ﻳﻌﻤﻞ ﲝﺴﺎﺑﻪ، وﻛﺬﻟﻚ ﻣﻦ ﺻﺪﻗﻪ ﻛﺎﻟﺼﻼة ﻓﺈﻧﻪ إذا اﻋﺘﻘﺪ دﺧﻮل وﻗﺖ اﻟﺼﻼة ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻌﻤﻞ ﺑﺬﻟﻚ، وﻣﺜﻞ اﳌﻨﺠﻢ اﳊﺎﺳﺐ وﻫﻮ ﻣﻦ ﻳﻌﺘﻤﺪ أي ﻳﺘﻜﻞ وﻳﺘﻤﺴﻚ ﲟﻨﺎزل اﻟﻘﻤﺮ ﰲ ﺗﻘﺪﻳﺮ ﺳﲑﻩ
ﻛﺬا ﰱ ﻛﺎﺷﻔﺔ اﻟﺴﺠﺎ ص. ١١٦-١١٥

 
C.    Syarat-syarat Wajib Puasa

ﺑﺎﻟﻜﺘﺎب واﻟﺴﻨﺔ واﻻﲨﺎع وﻫﻮ ﻣﻌﻠﻮم ﻣﻦ اﻟﺪﻳﻦ ﺑﺎﻟﻀﺮورة
 

)ﳚﺐ ﺻﻮم ﺷﻬﺮ رﻣﻀﺎن(
 
)ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣﺴﻠﻢ ﻣﻜﻠﻒ( ﻓﻼ ﳚﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻜﺎﻓﺮ اﻷﺻﻠﻰ وﻻ ﻋﻠﻰ ﳎﻨﻮن ﻣﺎ ﱂ ﻳﺘﻌﺪ ﲟﺰﻳﻞ ﻋﻘﻠﻪ ﺑﺸﺮاب أو ﻏﲑﻩ ﻓﻴﺠﺐ وﻳﻠﺰﻣﻪ ﻗﻀﺎؤﻩ ﺑﻌﺪ اﻓﺎﻗﺘﻪ وﻻ ﳚﺐ ﻋﻠﻰ ﺻﱮ إﻻ أﻧﻪ ﻳﺆﻣﺮ ﺑﻪ ﻟﺴﺒﻊ إن أﻃﺎﻗﻪ وﻳﻀﺮب ﻋﻠﻰ ﺗﺮﻛﻪ ﻟﻌﺸﺮ ﻛﺎﻟﺼﻼة ﻓﺈن ﺑﻠﻎ ﰱ أﺛﻨﺎء ﻳﻮم وﻛﺎن ﺻﺎﺋﻤﺎ ﻟﺰﻣﻪ
اﲤﺎﻣﻪ ﺑﻼ ﻗﻀﺎء أﻓﺎد ذﻟﻚ اﻟﺮﻣﻠﻰ


Puasa di bulan Ramadhan diwajibkan berdasarkan ketetapan al- Quran, as-Sunah, dan ijmak. Ia termasuk hukum syariat yang maklum min ad-din bi dhoruroh, artinya, baik orang khusus atau awam telah mengetahuinya.162
1.    Islam

Puasa diwajibkan atas setiap orang muslim yang mukallaf. Jadi, puasa tidak diwajibkan atas orang kafir asli,163 orang gila selama ia tidak sengaja menghilangkan akalnya sendiri, dan shobi atau anak kecil (dan shobiah). Bagi orang yang sengaja membuat dirinya gila berkewajiban mengqodho puasa setelah ia sadar. Adapun shobi maka ia wajib diperintahkan untuk berpuasa ketika sudah berusia genap 7 (tujuh) tahun genap dan sudah tamyiz dan ia dipukul karena meninggalkannya ketika

162Oleh karena itu, orang yang meninggalkan puasa karena mengingkari kewajibannya akan menjadi kufur, kecuali kalau ia memang baru masuk Islam atau hidup jauh dari para ulama. Adapun orang yang meninggalkan puasa tanpa udzur, tetapi bukan karena mengingkari kewajibannya, maka dipenjara dan tidak diberi makanan dan minuman di siang hari agar ia seperti orang berpuasa, karena barangkali ia mau berniat puasa.

ﻓﻴﻜﻔﺮ ﺟﺎﺣﺪﻩ إﻻ إن ﻛﺎن ﻗﺮﻳﺐ اﻹﺳﻼم أو ﻧﺸﺄ ﺑﻌﻴﺪا ﻋﻦ اﻟﻌﻠﻤﺎء وﻣﻦ ﺗﺮﻛﻪ ﻏﲑ ﺟﺎﺣﺪ ﻟﻮﺣﻮﺑﻪ ﻣﻦ

ﻏﲑ ﻋﺬر ﺣﺒﺲ وﻣﻨﻊ ﻣﻦ اﻟﻄﻌﺎم واﻟﺸﺮاب  ﺎرا ﻟﻴﺤﺼﻞ ﻟﻪ ﺻﻮرة اﻟﺼﻮم ورﲟﺎ ﲪﻠﻪ ذﻟﻚ ﻋﻠﻰ أن ﻳﻨﻮﻳﻪ ﻓﻴﺤﺼﻞ ﻟﻪ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﺣﻘﻴﻘﺘﻪ ﻛﺬا اﳌﻜﺘﻮب ﰱ ﺣﺎﺷﻴﺔ اﻟﺒﺎﺟﻮرى ﻋﻠﻰ اﺑﻦ ﻗﺎﺳﻢ اﻟﻐﺰى

163Diharamkan bagi kita memperlakukan orang kafir dengan perlakuan yang diharamkan atas kita saat berpuasa, seperti menyuguhi makanan atau minuman kepadanya di siang hari.

وﳛﺮم اﻋﺎﻧﺔ اﻟﻜﺎﻓﺮ ﰱ رﻣﻀﺎن ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻻ ﳛﻞ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﻛﺎﻷﻛﻞ واﻟﺸﺮب ﰱ اﻟﻨﻬﺎر ﺑﻀﻴﺎﻓﺔ أو ﻏﲑﻫﺎ ﻛﻤﺎ ﰱ اﻟﺸﺮﻗﺎوى وﻣﻦ ذﻟﻚ اﻋﻄﺎؤﻩ اﻟﻘﻬﻮة واﻷﻣﺮ ﺑﻪ ﻛﺬا ﰱ ﻓﺘﺢ اﻟﻌﻼم ص. ٩ ج. ٤ دار اﺑﻦ ﺣﺰم

 
telah berusia 9 tahun genap dan memasuki usia 10 tahun, seperti memerintah atau memukul dalam hal sholat. Apabila shobi memasuki baligh di tengah-tengah siang hari padahal ia sedang berpuasa maka wajib atasnya meneruskan puasanya tanpa harus mengqodho, seperti yang difaedahkan oleh ar-Romli.
2.    Suci dari Haid dan Nifas

)وﻻ ﻳﺼﺢ( أى اﻟﺼﻮم )ﻣﻦ ﺣﺎﺋﺾ وﻧﻔﺴﺎء( ﻷن ﺧﺮوج اﻟﺪم ﻣﻀﻌﻒ ﻟﻠﺒﺪن واﻟﺼﻮم ﻣﻀﻌﻒ ﻟﻪ أﻳﻀﺎ ﻓﻠﻮ أﻣﺮت ﺑﺎﻟﺼﻮم ﻻﺟﺘﻤﻊ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻣﻀﻌﻔﺎن واﻟﺸﺎرع ﻧﺎﻇﺮ ﳊﻔﻆ اﻟﺼﺤﺔ

 

ﺑﻌﺪ اﻧﻘﻄﺎﻋﻪ وﻗﺒﻞ اﻟﻐﺴﻞ وﻫﻮ ﺑﺄﻣﺮ ﺟﺪﻳﺪ أﻓﺎد
 
اﻟﻘﻀﺎء(
 
أﻓﺎدﻩ اﻟﺮﻣﻠﻰ )ﳚﺐ ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ
 
ذﻟﻚ اﻟﺮﻣﻠﻰ ﻷﻧﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ أﻣﺮ ﻋﺎﺋﺸﺔ رﺿﻰ اﷲ ﻋﻨﻬﺎ ﺑﻘﻀﺎء اﻟﺼﻮم


Puasa tidak sah dari perempuan haid dan nifas karena keluarnya darah menyebabkan tubuh lemah sedangkan puasa sendiri juga menyebabkannya lemah sehingga andaikan mereka diperintahkan untuk berpuasa maka mereka akan mengalami dua pelemah tubuh, padahal syarik (Rasulullah) menganjurkan untuk mementingkan kesehatan, seperti yang difaedahkan oleh ar-Romli.
Perempuan haid atau nifas diwajibkan mengqodho puasa. Kewajiban qodho ini merupakan perintah hukum baru,164 seperti yang difaedahkan oleh ar-Romli. Dasarnya adalah bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama memerintahkan Aisyah rodhiyallahu ‘anha untuk mengqodho puasa.


164Maksud kata perintah baru berawal dari pernyataan bahwa puasa Ramadhan memang tidak sah dari perempuan haid, tetapi tidak diketahui apa makna ketidakabsahan darinya tersebut karena toharoh tidak disyaratkan dalam puasa. Kemudian muncul pertanyaan, “Apakah puasa pada awalnya diwajibkan atas perempuan haid, kemudian kewajiban tersebut digugurkan, atau apakah dari awal memang tidak diwajibkan sama sekali dan perintah mengqodho hanya atas dasar perintah baru?” Paling ashoh dari dua pertanyaan tersebut adalah bahwa dari awal memang tidak diwajibkan sama sekali.

) و ( اﻟﺴﺎدس ) اﳊﻴﺾ ( ﻟﻺﲨﺎع ﻋﻠﻰ ﲢﺮﳝﻪ وﻋﺪم ﺻﺤﺘﻪ ﻗﺎل اﻹﻣﺎم وﻛﻮن اﻟﺼﻮم ﻻ ﻳﺼﺢ ﻣﻨﻬﺎ ﻻ ﻳﺪرك ﻣﻌﻨﺎﻩ ﻷن اﻟﻄﻬﺎرة ﻟﻴﺴﺖ ﻣﺸﺮوﻃﺔ ﻓﻴﻪ وﻫﻞ وﺟﺐ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﰒ ﺳﻘﻂ أو ﱂ ﳚﺐ أﺻﻼ وإﳕﺎ ﳚﺐ اﻟﻘﻀﺎء ﺑﺄﻣﺮ ﺟﺪﻳﺪ وﺟﻬﺎن أﺻﺤﻬﻤﺎ اﻟﺜﺎﱐ ﻗﺎل ﰲ اﻟﺒﺴﻴﻂ وﻟﻴﺲ ﳍﺬا اﳋﻼف ﻓﺎﺋﺪة ﻓﻘﻬﻴﺔ ﻛﺬا ﰱ

اﻹﻗﻨﺎع ﻟﻠﺸﺮﺑﻴﲎ ص. ٢٠٥

 
    Puasa Musafir, Orang Sakit, dan Ibu Hamil

)وﳚﻮز اﻟﻔﻄﺮ ﳌﺴﺎﻓﺮ ﺳﻔﺮ ﻗﺼﺮ( ﺑﺄن ﻳﻜﻮن ﻃﻮﻳﻼ وﻓﺎرق اﻟﻌﻤﺮان وﳓﻮﻩ ﻗﺒﻞ اﻟﻔﺠﺮ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ أﻓﺎدﻩ اﻟﺮﻣﻠﻰ وذﻟﻚ ﺑﺎﻟﻨﺺ واﻻﲨﺎع دون ﺳﻔﺮ ﻗﺼﲑ وﺳﻔﺮ ﻣﻌﺼﻴﺔ وﻛﻞ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺒﻴﺢ
اﻟﻘﺼﺮ أﻓﺎد ذﻟﻚ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ )وإن ﱂ ﻳﺸﻖ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻮم(


Diperbolehkan berbuka (tidak berpuasa) bagi musafir yang melakukan perjalanan sejauh perjalanan qosor sholat (16 farsakh atau 48 mil atau 76 km) sebelum fajar, menurut keterangan yang difaedahkan oleh ar-Romli.165 Kebolehan baginya berbuka adalah berdasarkan dalil nash (al- Quran dan as-Sunah) dan ijmak. Adapun musafir yang melakukan perjalanan dekat, maksiat, dan segala hal yang tidak diperbolehkan mengqosor sholat maka tidak boleh berbuka, seperti yang difaedahkan oleh Ibnu Hajar. Musafir yang memenuhi syarat memang diperbolehkan untuk berbuka meskipun sebenarnya ia tidak merasa keberatan untuk berpuasa.

ﻓﻠﻮ أﺻﺒﺢ ﻣﻘﻴﻤﺎ ﰒ ﺳﺎﻓﺮ ﻓﻼ ﻳﻔﻄﺮ ﻷﻧﻪ ﻋﺒﺎدة اﺟﺘﻤﻊ ﻓﻴﻬﺎ اﳌﺴﺎﻓﺮ واﳊﻀﺮ ﻓﻐﻠﺒﻨﺎ اﳊﻀﺮ وﻗﺎل اﳌﺰﱏ ﳚﻮز ﻟﻪ اﻟﻔﻄﺮ ﻗﻴﺎﺳﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ أﺻﺒﺢ ﺻﺎﺋﻤﺎ ﻓﻤﺮض
ﻧﻌﻢ ﻟﻮ أﺻﺒﺢ اﳌﺴﺎﻓﺮ ﺻﺎﺋﻤﺎ ﻓﻠﻪ اﻟﻔﻄﺮ ﻷن اﻟﺴﺒﺐ اﳌﺮﺧﺺ ﻣﻮﺟﻮد وﻗﻴﻞ ﻻ ﳚﻮز وﻟﻮ أﻗﺎم اﳌﺴﺎﻓﺮ ﺣﺮم اﻟﻔﻄﺮ ﻋﻠﻰ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻟﺰوال ﺳﺒﺐ اﻻﺑﺎﺣﺔ وﻣﺜﻞ ااﳌﺴﺎﻓﺮ ﰱ اﳊﻜﻢ

اﳌﺮﻳﺾ أﻓﺎد ذﻟﻚ ﻛﻠﻪ اﳊﺼﲎ

Al-Hisni memberikan faedah;

    Apabila ia bermukim di pagi harinya, kemudian melakukan perjalanan, maka tidak boleh baginya berbuka karena pada saat itu ia berstatus sebagai musafir dan bukan musafir (hadhor), maka kita mengunggulkan statusnya sebagai yang bukan musafir, sedangkan

165Apabila musafir adalah orang yang selalu melakukan perjalanan (seperti: sopir bus antar kota) maka tidak diperbolehkan baginya berbuka karena ia melakukan perkara yang terus-terusan menggugurkan kewajiban puasa, yaitu bepergian.

وﻳﺴﺘﺜﲎ ﻣﻦ اﳌﺴﺎﻓﺮ ﻣﺪﱘ اﻟﺴﻔﺮ ﻓﻼ ﳚﻮز ﻟﻪ اﻟﻔﻄﺮ ﻷﻧﻪ ﻳﺆدى إﱃ إﺳﻘﺎط اﻟﻮﺟﻮب ﺑﺎﻟﻜﻠﻴﺔ ﻧﻌﻢ إن ﻗﺼﺪ اﻟﻘﻀﺎء ﰱ أﻳﺎم أﺧﺮ ﰱ ﺳﻔﺮﻩ ﺟﺎز ﻟﻪ اﻟﻔﻄﺮ ﻗﺎﻟﻪ اﻟﺸﺮﻗﺎوى واﻟﺴﻴﺪ أﺑﻮ ﺑﻜﺮ واﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ اﻟﻜﺮﱘ
ﻛﺬا ﰱ ﻓﺘﺢ اﻟﻌﻼم ص. ٢١-٢٠ ج. ٤ دار اﺑﻦ ﺣﺰم

 
menurut al-Muzni, ia diperbolehkan berbuka karena mengqiyaskannya dengan orang yang pagi harinya berpuasa, kemudian ia sakit.
    Apabila musafir di pagi harinya telah berpuasa, kemudian ia melakukan perjalanan, maka boleh baginya berbuka karena murokkhis atau faktor yang memperbolehkannya terjadi saat itu. Menurut qill, ia tidak musafir demikian itu dan tidak boleh berbuka.
    Apabila musafir bermukim maka diharamkan baginya berbuka menurut pendapat shohih karena murokhis telah hilang.
Rincian hukum bagi musafir diatas juga berlaku bagi marid (orang yang sakit).

 
أى ﻋﺎدة ﻋﻨﺪ
 
)ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻣﺸﻘﺔ ﻻ ﲢﺘﻤﻞ(
 
أى اﻟﺼﻮم
 
)وﳌﺮﻳﺾ وﺣﺎﻣﻞ وﻣﺮﺿﻌﺔ ﻳﺸﻖ(
 
اﻟﺰﻳﺎدى أو ﻣﺸﻘﺔ ﺗﺒﻴﺢ اﻟﺘﻴﻤﻢ ﻋﻨﺪ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ واﻟﺮﻣﻠﻰ ﻛﺄن ﺧﺸﻰ ﻣﻦ اﻟﺼﻮم ﺑﻂء ﺑﺮء )اﻟﻔﻄﺮ( وﻳﻠﺰم ﻛﻞ ﻣﱰﺧﺺ ﺑﺎﻟﻔﻄﺮ ﻧﻴﺔ اﻟﱰﺧﺺ ﻟﻴﺘﻤﻴﺰ اﻟﻔﻄﺮ اﳌﺒﺎح ﻋﻦ ﻏﲑﻩ ﻧﺒﻪ ﻋﻠﻰ ذﻟﻚ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﰱ ﻓﺘﺢ اﳉﻮاد )وﳚﺐ ﻋﻠﻴﻬﻢ اﻟﻘﻀﺎء( أى ﻋﻨﺪ زوال أﻋﺬارﻫﻢ
Orang sakit, hamil, dan menyusui yang merasa berat berpuasa sekiranya menurut az-Ziyadi rasa berat tersebut tidak bisa ditanggung karena diluar kebiasaan (adat), dan sekiranya rasa berat tersebut memperbolehkan tayamum, menurut Ibnu Hajar dan ar-Romli, seperti; takut sembuhnya lama kalau berpuasa, maka diperbolehkan bagi mereka berbuka. Setiap mutarokhis (yang mendapat izin diperbolehkan) berbuka diwajibkan berniat tarokhus dengan tujuan membedakan berbuka yang diperbolehkan dan yang tidak, seperti yang ditanbihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathu al- Jawad. Wajib atas mereka mengqodho puasa jika telah hilang udzur-udzur mereka.

D.    Rukun-rukun dan Perkara-perkara yang Membatalkan Puasa
1.    Niat

)وﳚﺐ اﻟﺘﺒﻴﻴﺖ واﻟﺘﻌﻴﲔ ﰱ اﻟﻨﻴﺔ( ﻓﺄﻣﺎ اﻟﺘﺒﻴﻴﺖ ﻓﻬﻮ اﻳﻘﺎع اﻟﻨﻴﺔ ﺑﲔ آﺧﺮ اﻟﻐﺮوب وأول ﻃﻠﻮع اﻟﻔﺠﺮ ﻓﺈن ﻗﺎرﻧﺖ أﺣﺪﳘﺎ أو ﺷﻚ ﻋﻨﺪﻫﺎ ﰱ اﳌﻘﺎرﻧﺔ ﱂ ﻳﻜﻒ ﲞﻼف ﻣﺎ ﻟﻮ ﺷﻚ
ﻓﻴﻬﺎ ﺑﻌﺪ اﻟﻨﻴﺔ أو ﺷﻚ ﺎرا ﻫﻞ ﻧﻮى ﻟﻴﻼ وﺗﺬﻛﺮ ﻗﺒﻞ اﻟﻐﺮوب
 
Diwajibkan tabyit dan ta’yin di dalam niat berpuasa. Pengertian tabyit adalah menjatuhkan niat (melakukannya) di waktu antara akhir terbenam matahari dan awal terbit fajar. Apabila niat puasa berbarengan dengan salah satu dari akhir terbenam matahari atau awal terbit fajar, atau ragu apakah niat berbarengan dengan salah satu dari keduanya, maka niat belum mencukupi. Berbeda dengan apabila setelah berniat, kemudian ragu apakah niatnya berbarengan dengan salah satu dari dua waktu itu, atau setelah berniat, kemudian di siang harinya seseorang ragu apakah ia telah berniat di malam hari, kemudian ia ingat sebelum terbenam matahari, maka niatnya sudah mencukupi.

وأﻣﺎ اﻟﺘﻌﻴﲔ ﻓﻬﻮ أن ﻳﻌﲔ اﳌﻨﻮى ﻣﻦ ﻓﺮض ﻛﺮﻣﻀﺎن أو ﻧﺬر أو ﻛﻔﺎرة وﻣﻦ ﻧﻔﻞ ﻟﻪ ﺳﺒﺐ ﻛﺼﻮم اﺳﺘﺴﻘﺎء ﺑﻐﲑ أﻣﺮ اﻹﻣﺎم أو ﻣﺆﻗﺖ ﻛﺼﻮم ﻳﻮم اﻻﺛﻨﲔ ﻓﻠﻮ ﻧﻮى اﻟﺼﻮم ﻋﻦ ﻓﺮﺿﻪ ﻣﻦ ﻏﲑ ﺗﻌﻴﲔ أو ﻋﻦ ﻓﺮض وﻗﺘﻪ ﱂ ﻳﻜﻒ ﻛﻤﺎ ﰱ اﻟﺼﻼة أﻓﺎد ذﻟﻚ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ
Adapun takyin adalah seseorang mentakyin atau mengkhususkan manwi atau puasa yang diniatkan, apakah itu fardhu, seperti; Ramadhan, nadzar, kafarot, atau apakah itu sunah yang memiliki sebab, seperti; puasa istisqo yang tanpa didasari oleh perintah imam, atau apakah itu sunah yang muaqqot (dilakukan di waktu-waktu tertentu), seperti; puasa hari Senin. Jadi, apabila seseorang akan berpuasa fardhu tanpa mentakyinnya (Ramadhan, nadzar, kafarot) atau akan berpuasa fardhu tanpa mentakyin waktunya makan niatnya tidak mencukupi, sebagaimana kewajiban- kewajiban niat di dalam sholat, seperti yang difaedahkan oleh Ibnu Hajar.

)ﻟﻜﻞ ﻳﻮم( ﻷن ﻛﻞ ﻳﻮم ﻋﺒﺎدة ﻣﺴﺘﻘﻠﺔ ﻓﻠﻮ ﻧﻮى ﻟﻴﻠﺔ أول رﻣﻀﺎن ﺻﻮم ﲨﻴﻌﻪ ﱂ ﻳﻜﻒ
ﻟﻐﲑ اﻟﻴﻮم اﻷول
Niat puasa Ramadhan harus dilakukan setiap hari karena setiap harinya adalah ibadah tersendiri. Oleh karena itu, apabila seseorang berniat di malam pertama Ramadhan dengan niatan berpuasa seluruh Ramadhan maka tidak mencukupi, kecuali hanya mencukupi untuk hari pertama saja.166


166 Pada awal bulan Ramadhan, disunahkan meniati puasa satu bulan penuh. Demikian ini dianggap mencukupi dari memperbaharui niat di setiap malamnya menurut Imam Malik, sehingga menurut kalangan Syafiiah, berniat puasa satu bulan penuh di awal Ramadhan dihukumi sunah, karena terkadang barang kali seseorang lupa untuk mentabyit niat di salah satu malam dari bulan Ramadhan sehingga ia bisa bertaklid kepada Imam Malik.
 
2.    Menahan Diri dari Perkara-perkara yang Membatalkan Puasa

 
ﺑﺎدﺧﺎل ﺣﺸﻔﺔ أو ﻗﺪرﻫﺎ ﻣﻦ
 
)اﳉﻤﺎع(
 
اﳌﻔﻄﺮ ﺷﺮﻋﺎ ﻣﻦ
 
ﳚﺐ )اﻻﻣﺴﺎك ﻋﻦ(
 
(و)
 
ﻓﺎﻗﺪﻫﺎ ﻓﺮﺟﺎ وﻟﻮ دﺑﺮا ﻣﻦ آدﻣﻰ أو ﻏﲑﻩ
Wajib menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa menurut syariat, yaitu:
a.    Jimak

Yaitu dengan memasukkan hasyafah atau perkiraannya (bagi orang yang tidak memiliki hasyafah) ke dalam farji, baik qubul atau dubur, baik farji manusia atau selainnya.167

 



b.    Istimnak atau onani.168
 
)و( ﻣﻦ )اﻻﺳﺘﻤﻨﺎء( ﺑﻴﺪﻫﺎ أو ﻏﲑﻫﺎ
 

 
Dalam puasa sunah, tidak diwajibkan mentabyit niat di malam harinya, bahkan sah berpuasa sunah dengan niata puasa yang dilakukan sebelum tergelincirnya matahari selama belum melakukan perkara-perkara yang membatalkan puasa, seperti; belum makan, minum, atau yang lainnya.

وﻳﺴﻦ ﰱ أول اﻟﺸﻬﺮ أن ﻳﻨﻮي ﺻﻮم ﲨﻴﻌﻪ وذﻟﻚ ﻳﻐﲎ ﻋﻦ ﲡﺪﻳﺪﻫﺎ ﰱﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ ﻋﻨﺪ اﻹﻣﺎم ﻣﺎﻟﻚ ﻓﻴﺴﻦ ذﻟﻚ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﻷﻧﻪ رﲟﺎ ﻧﺴﻲ اﻟﺘﺒﻴﻴﺖ ﰱ ﺑﻌﺾ اﻟﻠﻴﺎﱃ ﻓﻴﻘﻠﺪ اﻹﻣﺎم ﻣﺎﻟﻜﺎ وﻻ ﳚﺐ اﻟﺘﺒﻴﻴﺖ ﰱ ﻧﻔﻞ اﻟﺼﻮم
ﺑﻞ ﺗﺼﺢ ﻧﻴﺘﻪ ﻗﺒﻞ اﻟﺰوال ﺑﺸﺮط أن ﻳﺴﺒﻘﻬﺎ ﻣﻨﺎف ﻟﻠﺼﻮم ﻛﺬا ﰱ ﻗﻮت اﳊﺒﻴﺐ اﻟﻐﺮﻳﺐ ﻟﻠﺸﺎرح ص.
١١١
167 Tidak ada perbedaan dalam hal farji, qubul atau dubur, yang dimasuki hasyafah, baik itu farji manusia atau binatang. Berbeda dengan pendapat Imam Abu Hanifah. Beliau mengatakan bahwa puasa tidak batal dengan liwat (memasukkah hasyafah ke dalam dubur) dan memperkosa binatang selama tidak mengeluarkan sperma. Mengecualikan dengan pernyataan memasukkan adalah bahwa ketika istri menaiki suami, kemudian istri memasukkan hasyafah suaminya ke dalam farji, sedangkan suami tidak bergerak sama sekali, maka puasa suaminya tidak batal.

وﻻ ﻓﺮق ﰱ اﻟﻔﺮج ﺑﲔ أن ﻳﻜﻮن ﻗﺒﻼ أو دﺑﺮا ﻣﻦ آدﻣﻰ أو ﻣﻦ ﻏﲑﻩ اﻩ ﺧﻼﻓﺎ ﻷﰉ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﺣﻴﺚ ﻗﺎل ﻻ ﻳﻔﻄﺮ ﺑﺎﻟﻠﻮاط واﺗﻴﺎن اﻟﺒﻬﺎﺋﻢ ﻣﺎ ﱂ ﻳﻨﺰل ﻛﻤﺎ ﰱ اﻟﺒﺠﲑﻣﻰ إﱃ أن ﻗﺎل وﺧﺮج ﺑﺎﻻدﺧﺎل وﻫﻮ اﻟﻔﻌﻞ ﻣﺎ ﻟﻮ ﻋﻠﺖ ﻋﻠﻴﻪ اﳌﺮأة وﱂ ﳛﺼﻞ ﻣﻨﻪ ﺣﺮﻛﺔ ﻓﻼ ﻳﺒﻄﻞ ﺻﻮﻣﻪ إﻻ إن أﻧﺰل وأﻣﺎ ﻫﻰ ﻗﻴﺒﻄﻞ ﺻﻮﻣﻬﺎ ﻛﺬا ﰱ ﻓﺘﺢ
اﻟﻌﻼم
 
Onani, baik dengan tangan istri atau selainnya dapat membatalkan
puasa.
)و( ﻣﻦ )اﻻﺳﺘﻘﺎءة( أى ﺗﻌﻤﺪ اﻟﻘﻴﺊ ﻓﻴﻔﻄﺮ ذﻟﻚ ﻣﻊ اﻟﻌﻠﻢ واﻻﺧﺘﻴﺎر وإن ﺗﻴﻘﻦ اﻧﻪ ﱂ ﻳﺮﺟﻊ ﻣﻨﻪ ﺷﻴﺊ إﱃ اﳉﻮف ﻛﺄن ﺗﻘﺎﻳﺄ ﻣﻨﻜﻮﺳﺎ ﻷن اﻻﺳﺘﻘﺎءة ﻣﻔﻄﺮة ﻟﻌﻴﻨﻬﺎ ﻻ ﻟﻌﻮد ﺷﻴﺊ
d.    Istiqoah

Yaitu menyengaja muntah. Oleh karena itu, apabila seseorang tahu kalau muntah dapat membatalkan puasa dan ia tidak dipaksa untuk muntah, kemudian ia sengaja muntah, maka puasanya batal, meskipun diyakini kalau

168Kesimpulannya adalah bahwa keluar mani atau sperma sebab onani, yaitu sengaja mengeluarkannya, maka puasa menjadi batal secara mutlak, baik onani dengan tangannya sendiri, atau tangan istrinya, atau selain keduanya, baik menggunakan penghalang (hail, seperti; kain) atau tidak, baik dengan syahwat atau tidak.

Adapun apabila keluar mani bukan sebab onani, maka terkadang sebab mubasyaroh atau saling bersentuhan kulit dan terkadang tanpa mubasyaroh. Apabila dengan mubasyaroh, seperti; keluar mani karena ihtilam (mimpi basah), melihat atau memikirkan hal-hal mesum, maka tidak membatalkan puasa meskipun disertai dengan syahwat. Akan tetapi apabila seseorang biasanya dengan melihat atau memikirkan hal-hal mesum atau mengulang-ulang keduanya mengeluarkan sperma maka puasanya batal, menurut pendapat mu’tamad, seperti yang tertulis dalam Bujairami ‘ala al-Khotib. Disebutkan dalam kitab an-Nihayah sebuah kutipan dari al-Adzrui bahwa apabila seseorang merasa kalau spermanya akan keluar dan hendak keluar sebab melihat hal-hal mesum, kemudian ia terus saja melihatnya hingga sperma keluar maka puasanya batal.

Yang dimaksud dengan syahwat adalah menyengaja merasakan kenikmatan tanpa menyengaja keluar sperma.

واﳊﺎﺻﻞ أن ﺧﺮوج اﳌﲎ إن ﻛﺎن ﺑﺎﺳﺘﻤﻨﺎء أى اﺳﺘﺨﺮاج ﻟﻪ ﻓﻬﻮ ﻣﻔﻄﺮ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﺳﻮاء ﻛﺎن ﺑﻴﺪﻩ أو ﺑﻴﺪ ﺣﻠﻴﻠﺘﻪ أو ﻏﲑﳘﺎ ﲝﺎﺋﻞ أو ﻻ ﺑﺸﻬﻮة أو ﻻ وإن ﻛﺎن ﺑﻐﲑ اﺳﺘﻤﻨﺎء ﻓﺘﺎرة ﻳﻜﻮن ﲟﺒﺎﺷﺮة وﺗﺎرة ﻳﻜﻮن ﺑﻐﲑﻫﺎ ﻓﺈن ﻛﺎن ﺑﻐﲑﻫﺎ ﻛﺄن ﺧﺮج ﺑﺎﺣﺘﻼم وﻛﺬا ﺑﻨﻈﺮ أو ﻓﻜﺮ ﻓﻼ ﻓﻄﺮ وﻟﻮ ﺑﺸﻬﻮة ﻧﻌﻢ إن ﻛﺎﻧﺖ ﻋﺎدﺗﻪ اﻹﻧﺰال
 ﻤﺎ أو ﻛﺮرﳘﺎ ﺣﱴ أﻧﺰل أﻓﻄﺮ ﻋﻠﻰ اﳌﻌﺘﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﰱ اﻟﺒﺠﲑﻣﻰ ﻋﻠﻰ اﳋﻄﻴﺐ وﰱ اﻟﻨﻬﺎﻳﺔ ﻧﻘﻼ ﻋﻦ اﻷذرﻋﻰ ﻳﻨﺒﻐﻰ أﻧﻪ ﻟﻮ أﺣﺲ ﺑﺎﻧﺘﻘﺎل اﳌﲎ و ﻴﺌﻪ ﻟﻠﺨﺮوج ﺑﺴﺒﺐ اﺳﺘﺪاﻣﺔ اﻟﻨﻈﺮ ﻓﺎﺳﺘﺪاﻣﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻔﻄﺮ ﻗﻄﻌﺎ واﻋﺘﻤﺪﻩ اﻟﺸﱪاﻣﻠﺴﻰ - إﱃ أن ﻗﺎل - واﳌﺮاد ﺑﺎﻟﺸﻬﻮة أن ﻳﻘﺼﺪ ﳎﺮد اﻟﻠﺬة ﻣﻦ ﻏﲑ أن ﻳﻘﺼﺪ
ﺧﺮوج اﳌﲎ وإﻻ ﻛﺎن اﺳﺘﻤﻨﺎء وﻫﻮ ﻣﻔﻄﺮ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﻛﻤﺎ ﻋﻠﻤﺖ ﻛﺬا ﰱ ﻓﺘﺢ اﻟﻌﻼم ص. ٣٢-٢١ دار اﺑﻦ
ﺣﺰم
 
tidak ada muntahan yang kembali lagi ke dalam perut, misalnya: ia sengaja muntah dalam posisi telungkup, karena istiqoah merupakan perkara yang membatalkan sendiri, bukan karena kembalinya sesuatu ke dalam perut.169

)و( اﻻﻣﺴﺎك )ﻋﻦ اﻟﺮدة( وﻟﻮ ﳊﻈﺔ ﻓﻠﻮ ﻃﺮأت ﰱ أﺛﻨﺎء اﻟﺼﻮم ﺑﻄﻞ ﻟﻠﺨﺮوج ﻋﻦ أﻫﻠﻴﺔ
اﻟﻌﺒﺎدة
e.    Murtad.
Murtad dapat membatalkan puasa meskipun hanya terjadi selama waktu yang sebentar. Jadi, apabila seseorang murtad di tengah-tengah berpuasa maka puasanya batal karena ia telah keluar dari status ahli ibadah.

)و( اﻻﻣﺴﺎك )ﻋﻦ دﺧﻮل ﻋﲔ( ﻻ أﺛﺮ ﻛﺮاﺋﺤﺔ ﻣﺸﻤﻮم وإن ﻗﻠﺖ ﺗﻠﻚ اﻟﻌﲔ ﻛﺴﻤﺴﻤﺔ
وﳓﻮﻫﺎ وﻟﻮ ﻣﻦ ﻏﲑ ﻣﺄﻛﻮل )ﺟﻮﻓﺎ( أى ﰱ ﻣﺴﻤﻰ ﺟﻮف وإن ﱂ ﻳﻜﻦ ﻓﻴﻪ ﻗﻮة ﺗﻐﲑ
اﻟﻐﺪاء واﻟﺪواء )إﻻ رﻳﻘﻪ اﳋﺎﻟﺺ( اﺑﺘﻠﻌﻪ )اﻟﻄﺎﻫﺮ ﻣﻦ ﻣﻌﺪﻧﻪ( وﻫﻮ ﲨﻴﻊ اﻟﻔﻢ وﻟﻮ ﺑﻌﺪ ﲨﻌﻪ وﻟﻮ ﺑﻨﺤﻮ ﻣﺼﻄﻜﻰ ﻟﻌﺴﺮ اﻟﺘﺤﺮز ﻋﻨﻪ ﲞﻼف اﳌﺨﺘﻠﻂ ﺑﻄﺎﻫﺮ آﺧﺮ ﻛﺮﻃﻮﺑﺔ ﺳﻮاك وﺻﺒﻎ ﺧﻴﻂ ﻳﻔﺘﻠﻪ وﲞﻼف اﳌﺘﻨﺠﺲ ﻣﻦ دم ﻟﺜﺘﻪ وإن أﺑﻴﺾ رﻳﻘﻪ أﻓﺎد ذﻟﻚ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ
f.    Masuknya dzat benda ke dalam lubang tubuh (Jauf)

Masuknya dzat benda,170 meskipun sedikit dan bukan makanan, seperti; biji kecil, ke dalam jauf maka membatalkan puasa. Mengecualikan

169Adapun apabila seseorang mengeluarkan lendir (Jawa: riyak) dari perut maka tidak membatalkan puasa karena demikian itu merupakan pengecualian dari muntah. Menurut as- Syarqowi, mengeluarkan riyak tidak disebut dengan muntah sehingga tidak membatalkan puasa.

ﺗﻨﺒﻴﻪ ﻟﻮ اﻗﺘﻠﻊ ﳔﺎﻣﺔ ﻣﻦ اﻟﺒﺎﻃﻦ إﱃ اﻟﻈﺎﻫﺮ ﱂ ﻳﻀﺮ ﻓﻼ ﻳﻔﻄﺮ ﺑﻪ ﻷﻧﻪ ﻣﺴﺘﺜﲎ ﻣﻦ اﻟﻘﻴﺊ ﻛﻤﺎ ﰱ اﻟﺒﺠﲑﻣﻰ
ﻧﻘﻼ ﻋﻦ اﳊﻠﱮﻛﺬا ﰱ ﻓﺘﺢ اﻟﻌﻼم ص. ٣٢ ج. ٤ دار اﺑﻦ ﺣﺰم
170Termasuk dzat benda adalah asap yang sampai saat ini dikenal dengan nama tembakau (rokok). Maka puasa menjadi batal karena merokoknya. Pada awalnya, az-Ziyadi berfatwa kalau rokok tidak membatalkan puasa karena tidak diketahui hakikatnya. Tetapi saat ia melihat adanya bekas yang menempel di pipa rokok maka ia mencabut fatwanya tersebut dan berfatwa dengan keputusan baru bahwa rokok dapat membatalkan puasa. Adapun asap yang berupa uap maka tidak membatalkan puasa.

Tidak termasuk dzat benda adalah bau yang sampai masuk ke otak dan rasa makanan yang sampai masuk ke dalam tenggorokan maka tidak membatalkan puasa. Misalnya;
 
dengan dzat benda adalah bau, sehingga apabila seseorang menghirup bau maka puasanya tidak batal. Yang dimaksud dengan jauf adalah lubang yang ada pada tubuh meskipun di dalam lubang tersebut tidak ada kekuatan atau fungsi lubang yang dapat mencerna makanan atau obat.
Dikecualikan dari pernyataan di atas adalah ludah suci yang keluar dari sumbernya (seluruh mulut), yang ditelan, meskipun hanya sebagai mut- mutan, maka tidak membatalkan puasa, karena sulit menghindari untuk tidak menelannya. Berbeda dengan ludah suci yang telah tercampur dengan benda suci lain, seperti; cairan siwak, pewarna benang yang diemutnya, maka apabila menelannya maka puasanya menjadi batal. Begitu juga apabila ludah telah menjadi najis, seperti; tercampur dengan darah gusi meskipun ludah yang tercampur dengannya masih berwarna putih, maka puasa menjadi batal dengan menelannya, seperti yang difaedahkan oleh Ibnu Hajar.

 
)ﳊﻈﺔ( )و( ﳚﺐ
 
ﻛﺎن اﳉﻨﻮن
 
)وﻟﻮ(
 
أى اﻟﺼﺎﺋﻢ
 
)أن ﻻ ﳚﻦ(
 
ﳚﺐ وﻳﺸﱰط
 
(و)
 
وﻳﺸﱰط )أن ﻻ ﻳﻐﻤﻰ ﻋﻠﻴﻪ( وأن ﻻ ﻳﺴﻜﺮ ﺳﻮاء ﺑﺘﻌﺪ أم ﻻ )ﻛﻞ اﻟﻴﻮم( ﻓﻠﻮ ﻃﺮأ اﻻﻏﻤﺎء
 
اﻓﺎق ﳊﻈﺔ ﻣﻦ
 
ﻋﻠﻰ اﻟﺼﺎﺋﻢ ﻧﻈﺮ ﻓﺈن اﺳﺘﻐﺮق ﲨﻴﻊ اﻟﻨﻬﺎر ﻓﻼ ﻳﺼﺢ ﺻﻮﻣﻪ وإﻻ إن
اﻟﻨﻬﺎر ﺻﺢ
 

d.    Hilang akal.

seseorang mencium bau lem, kemudian bau tersebut membuat otaknya sedikit pusing (tidak sampai mabuk) atau ia mencicipi sayuran, kemudian sayuran tersebut ia buang, tetapi ludah masih merasakan rasanya, kemudian ia menelannya, maka puasa dalam dua contoh ini tidak batal.

اﻋﻠﻢ أن ﻣﻦ اﻟﻌﲔ اﻟﺪﺧﺎن اﳊﺎدث اﻵن اﳌﺴﻤﻰ ﺑﺎﻟﺘﱳ ﻟﻌﻦ اﷲ ﻣﻦ أﺣﺪﺛﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ اﻟﺒﺪع اﻟﻘﺒﻴﺤﺔ ﻓﻴﻔﻄﺮ ﺑﻪ، وﻗﺪ أﻓﱴ اﻟﺰﻳﺎدي أوﻻً ﺑﺄﻧﻪ ﻻ ﻳﻔﻄﺮ ﻷﻧﻪ أذن ﱂ ﻳﻜﻦ ﻳﻌﺮف ﺣﻘﻴﻘﺘﻪ ﻓﻠﻤﺎ رأى أﺛﺮﻩ ﺑﺎﻟﺒﻮﺻﺔ
اﻟﱵ ﻳﺸﺮب ﺎ رﺟﻊ وأﻓﱴ ﺑﺄﻧﻪ ﻳﻔﻄﺮ ﻛﺬا ﰱ ﻛﺎﺷﻔﺔ اﻟﺴﺠﺎ ﻟﻠﺸﺎرح ص. ١١٨ وﻣﻦ اﻟﻌﲔ اﻟﺪﺧﺎن
اﳌﻌﺮوف ﻓﻴﻔﻄﺮ ﻷن ﻟﻪ أﺛﺮا ﳛﺲ ﻛﻤﺎ ﻳﺸﺎﻫﺪ ﰱ ﺑﺎﻃﻦ اﻟﻌﻮد أو ﻓﻢ اﻟﺴﺠﺎرة اﻟﺬى ﻳﺸﺮب ﺑﻪ وﻣﺜﻠﻪ دﺧﺎن اﻟﺘﻨﺒﺎك ﻷﻧﻪ ﻳﻈﻬﺮ ﻟﻪ أﺛﺮ أﻳﻀﺎ ﰱ اﻟﺸﻴﺸﻴﺔ وﻓﻬﻤﺎ أﻣﺎ اﻟﺪﺧﺎن اﻟﺒﺨﻮر ﻓﻼ ﻳﻔﻄﺮ ﺑﻪ وإن ﺗﻌﻤﺪ ﻓﺘﺢ ﻓﻴﻪ ﻟﻪ ﻷﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻋﻴﻨﺎ ﻋﺮﻓﺎ أﻓﺎد ذﻟﻚ ﻛﻠﻪ اﻟﺸﺮﻗﺎوى ﻣﻊ ﺑﻌﺾ زﻳﺎدة – إﱃ أن ﻗﺎل - وﺧﺮج ﺑﺎﻟﻌﲔ اﻷﺛﺮ ﻛﻮﺻﻮل اﻟﺮﻳﺢ ﺑﺎﻟﺸﻢ إﱃ اﻟﺪﻣﺎغ ووﺻﻮل اﻟﻄﻌﻢ ﺑﺎﻟﺬوق إﱃ اﳊﻠﻖ ﻣﻦ ﻏﲑ وﺻﻮل ﻋﲔ اﳌﺬوق ﻓﻼ ﻓﻄﺮ
ﺑﺬﻟﻚ ﻛﺬا ﰱ ﻓﺘﺢ اﻟﻌﻼم ص. ٣٤ دار اﺑﻦ ﺣﺰم
 
Orang yang berpuasa disyaratkan tidak mengalami gila, ayan, dan mabuk di seluruh siang puasa. Apabila ia mengalami gila meskipun hanya sebentar maka puasanya batal. Apabila ia mengalami ayan maka jika ayannya terjadi di seluruh siang maka puasanya batal dan jika tidak, artinya, ia sembuh dari ayannya di siang itu juga, meskipun sebentar, maka puasanya sah. Apabila ia mabuk, baik ceroboh atau tidak, maka puasanya batal.

E.    Puasa-puasa yang Diharamkan
Puasa-puasa yang diharamkan di antaranya yaitu:
1.    Puasa di dua hari raya

)وﻻ ﻳﺼﺢ ﺻﻮم اﻟﻌﻴﺪﻳﻦ( أى ﻋﻴﺪ اﻟﻔﻄﺮ واﻷﺿﺤﻰ ﺑﺎﻻﲨﺎع وﳛﺮم ﻋﻠﻴﻪ ذﻟﻚ وﻫﻮ آﰒ
ﻷن ﻧﻔﺲ اﻟﻌﺒﺎدة ﻋﲔ اﳌﻌﺼﻴﺔ وﰱ اﻟﺼﺤﻴﺢ  ﻰ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻋﻦ ﺻﻴﺎم ﻳﻮﻣﲔ ﻳﻮم اﻟﻔﻄﺮ وﻳﻮم اﻷﺿﺤﻰ وﻻ ﻓﺮق ﺑﲔ أن ﻳﺼﻮﻣﻬﻤﺎ ﺗﻄﻮﻋﺎ أو ﻋﻦ واﺟﺐ أو ﻋﻦ ﻧﺬر ﻓﻠﻮ ﻧﺬر ﺻﻮﻣﻬﻤﺎ ﱂ ﻳﻨﻌﻘﺪ ﻧﺬرﻩ ﺣﱴ ﻧﻘﻞ اﻹﻣﺎم ﻋﻦ اﻟﻘﻔﺎل أن اﻷوﻗﺎت
اﳌﻨﻬﻰ ﻋﻨﻬﺎ ﻻﺑﺪ أن ﻳﺄﺗﻰ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻨﺎف ﻟﻠﺼﻮم ﺣﻜﻰ ذﻟﻚ اﳊﺼﲎ

Tidak sah berpuasa di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha berdasarkan ijmak ulama. Selain tidak sah, berpuasa di dua hari raya tersebut dihukumi haram dan berdosa karena status puasanya adalah sebagai maksiat. Di dalam hadis shohih disebutkan bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama melarang berpuasa di dua hari, yaitu hari Idul Fitri dan Idul Adha, baik berpuasa sunah, wajib, atau nadzar, bahkan apabila seseorang bernadzar berpuasa di salah satu dari dua hari raya maka nadzarnya tidak sah. Al-Imam mengutip keterangan dari al-Qofal bahwa ketika seseorang berpuasa di waktu-waktu yang diharamkan berpuasa maka ia wajib melakukan perkara yang dapat membatalkan puasa, seperti yang diceritakan oleh al-Hisni.171


171Apabila seseorang tidak makan dan minum, dan juga tidak melakukan perkara- perkara yang membatalkan puasa di dua hari raya Idul Fitri atau Idul Adha, tetapi ia tidak berniat puasa, maka tidak diharamkan.

ﻓﺎﳊﺮام إﳕﺎ ﻫﻮ اﻹﻣﺴﺎك ﺑﻨﻴﺔ اﻟﺼﻮم وأﻣﺎ إذا اﺗﻔﻖ أﻧﻪ ﱂ ﻳﺘﻌﺎط ﻣﻔﻄﺮا ﻣﻦ ﻏﲑ ﻧﻴﺔ اﻟﺼﻮم ﻓﻼ ﳛﺮم ﻛﺬا
ﰱ ﺣﺎﺷﻴﺔ اﻟﺒﺎﺟﻮرى ﻋﻠﻰ اﺑﻦ ﻗﺎﺳﻢ اﻟﻐﺰى ص. ٢٩٤
 
2.    Hari Tasyrik

)وأﻳﺎم اﻟﺘﺸﺮﻳﻖ( وﻫﻰ ﺛﻼﺛﺔ أﻳﺎم ﺑﻌﺪ ﻳﻮم اﻟﻨﺤﺮ وﻫﺬا ﻫﻮ اﳉﺪﻳﺪ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻷن اﻟﻨﱮ ﺻﻠﻰ
اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻳﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﺻﻴﺎﻣﻬﺎ رواﻩ أﺑﻮ داود وﰱ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ أ ﺎ أﻳﺎم أﻛﻞ وﺷﺮب وذﻛﺮ اﷲ ﺗﻌﺎﱃ وﰱ اﻟﻘﺪﱘ أﻧﻪ ﳚﻮز ﻟﻠﻤﺘﻤﺘﻊ اﻟﻌﺎدم ﻟﻠﻬﺪى أن ﻳﺼﻮم أﻳﺎم اﻟﺘﺸﺮﻳﻖ أﻓﺎد
ذﻟﻚ اﳊﺼﲎ
Hari tasyrik adalah 3 (tiga) hari setelah hari raya kurban (Idul Adha), yaitu tanggal 11, 12, 13 Dzulhijah.172 Keharaman berpuasa di hari tasyrik adalah berdasarkan qoul jadid yang shohih karena Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama melarang untuk berpuasa di hari tasyrik, seperti hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud. Di dalam Shohih Muslim disebutkan bahwa hari tasyrik adalah hari-hari makan, minum, dan berdzikir Allah.
Menurut qoul qodim, berpuasa di hari tasyrik dihukumi boleh bagi orang yang berhaji tamattuk yang tidak mendapati hadiah, seperti yang difaedahkan oleh al-Hisni.

3.    Separuh terakhir dari Bulan Syakban

)وﻛﺬا اﻟﻨﺼﻒ اﻷﺧﲑ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎن( ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ إذا اﻧﺘﺼﻒ ﺷﻌﺒﺎن ﻓﻼ
ﺻﻴﺎم ﺣﱴ ﻳﻜﻮن رﻣﻀﺎن رواﻩ اﻟﱰﻣﺬى
Maksudnya diharamkan berpuasa di separuh terakhir, yaitu tanggal 16, 17, 18, dst di bulan Sya’ban, karena sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama, “Ketika bulan Sya’ban telah mencapai separuhnya maka tidak diperbolehkan berpuasa sampai menjelang bulan Ramadhan,” hadis ini diriwayatkan oleh Turmudzi.

4.    Hari Syak

)وﻳﻮم اﻟﺸﻚ( وﻫﻮ ﻳﻮم اﻟﺜﻼﺛﲔ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎن إذا ﲢﺪث اﻟﻨﺎس ﺑﺮؤﻳﺔ اﳍﻼل وﱂ ﻳﻌﻠﻢ ﻣﻦ رآﻩ وﱂ ﻳﺸﻬﺪ  ﺎ أﺣﺪ أو أﺧﱪ  ﺎ ﻋﺪد ﻣﻦ ﺻﺒﻴﺎن أو ﻋﺒﻴﺪ أو ﻓﺴﻘﺔ أو ﻧﺴﺎء أو ﻛﻔﺎر

172Sedangkan tiga imam, yaitu Imam Malik, Hanafi, Hanbali, berpendapat bahwa hari tasyrik adalah 2 (dua) hari setelah hari raya kurban, yaitu tanggal 11 dan 12 Dzulhijah. Demikian ini disebutkan oleh al-Bajuri dalam Hasyiahnya.
 
ﻟﻘﻮل ﻋﻤﺎر ﺑﻦ ﻳﺴﺎر رﺿﻰ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻣﻦ ﺻﺎم ﻳﻮم اﻟﺸﻚ ﻓﻘﺪ ﻋﺼﻰ أﺑﺎ اﻟﻘﺎﺳﻢ ﺻﺤﺤﻪ
اﻟﱰﻣﺬى واﺑﻦ ﺣﺒﺎن واﳊﺎﻛﻢ
Hari syak adalah hari tanggal 30 Sya’ban. Ketika orang-orang membicarakan tentang melihat atau rukyah hilal di tanggal 30 Sya’ban tetapi tidak diketahui siapa yang melihatnya dan tidak ada seorangpun yang memberikan kesaksian (syahadah) tentang rukyah hilal, maka hari tersebut dinamakan hari syak dan diharamkan berpuasa. Atau ketika banyak orang dari kalangan anak kecil, atau para budak, atau orang-orang fasik, atau para perempuan, atau orang-orang kafir memberitahukan tentang rukyah hilal di tanggal 30 Sya’ban, maka hari tersebut juga dinamakan dengan hari syak dan diharamkan berpuasa. Keharaman berpuasa di hari syak adalah berdasarkan hadis Imar bin Yasar yang dishohihkan oleh Turmudzi, Ibnu Hiban, dan Hakim, “Barang siapa berpuasa di hari syak maka sungguh ia telah mendurhakai Abu Qosim (Rasulullah).”

أﻣﺎ إذا ﱂ ﻳﺘﺤﺪﺛﻮا ﺑﺮؤﻳﺘﻪ وﱂ ﻳﺸﻬﺪ  ﺎ أﺣﺪ أو أﺧﱪ  ﺎ واﺣﺪ ﳑﻦ ذﻛﺮ ﻓﻠﻴﺲ اﻟﻴﻮم ﻳﻮم اﻟﺸﻚ ﺑﻞ ﻫﻮ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎن وإن اﻃﺒﻖ اﻟﻐﻴﻢ ﻓﻴﺤﺮم ﺻﻮﻣﻪ ﻟﻜﻮﻧﻪ ﺑﻌﺪ اﻟﻨﺼﻒ ﻻ ﻟﻜﻮﻧﻪ ﻳﻮم
ﺷﻚ
Adapun ketika orang-orang belum membicarakan tentang rukyah hilal di tanggal 30 Sya’ban dan tidak ada seorangpun yang memberikan kesaksian tentangnya, atau ada satu orang dari kalangan anak kecil, atau para budak, atau orang-orang fasik, atau para perempuan, atau orang-orang kafir memberitahukan tentang rukyah hilal di tanggal 30 Sya’ban, maka hari tersebut tidak dinamakan dengan hari syak, melainkan ia termasuk hari dari bulan Sya’ban meskipun tertutup oleh mendung, maka diharamkan berpuasa di hari tersebut, tetapi keharamannya adalah karena ia termasuk separuh terakhir dari bulan Sya’ban, bukan karena ia adalah hari syak.

ﻗﺎل اﳊﺼﲎ وﻟﻮ ﺻﺎم ﻳﻮم اﻟﺸﻚ ﱂ ﻳﺼﺢ ﰱ اﻷﺻﺢ ﻗﻴﺎﺳﺎ ﻋﻠﻰ ﺻﻮم ﻳﻮم اﻟﻌﻴﺪ ﲜﺎﻣﻊ اﻟﺘﺤﺮﱘ وﻗﻴﻞ ﻳﺼﺢ ﻷﻧﻪ ﻗﺎﺑﻞ ﻟﻠﺼﻮم ﰱ اﳉﻤﻠﺔ ﲞﻼف ﻳﻮم اﻟﻌﻴﺪ وﻟﻮ ﻧﺬر ﺻﻮم ﻳﻮم
اﻟﺸﻚ ﱂ ﻳﺼﺢ ﰱ اﻷﺻﺢ اﻧﺘﻬﻰ
Al-Hisni berkata, “Apabila seseorang berpuasa di hari syak maka puasanya tidak sah karena diqiyaskan dengan puasa di hari raya. Ketidakabsahannya adalah karena puasa di dua hari tersebut (hari syak dan
 
hari raya) sama-sama diharamkan. Menurut pendapat qiil, puasa di hari syak dihukumi sah karena hari tersebut secara umum menerima untuk dipuasai, berbeda dengan hari raya. Apabila seseorang bernadzar untuk berpuasa di hari syak maka nadzarnya tidak sah menurut pendapat ashoh.”

)إﻻ أن ﻳﺼﻠﻪ( أى اﳌﺬﻛﻮر ﻣﻦ اﻟﻨﺼﻒ اﻷﺧﲑ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎن وﻳﻮم اﻟﺸﻚ )ﲟﺎ ﻗﺒﻠﻪ( أى ﺑﺄن ﻳﺼﻮم ﺧﺎﻣﺲ ﻋﺸﺮﻩ وﺗﺎﻟﻴﻪ وﻳﺴﺘﻤﺮ ﻓﻠﻮ اﻓﻄﺮ ﺑﻌﺪﻩ ﻳﻮﻣﺎ وﻟﻮ ﺑﻌﺬر ﻛﺴﻔﺮ أو ﻣﺮض أو ﺣﻴﺾ اﻣﺘﻨﻊ اﻟﺼﻮم ﺑﻌﺪﻩ وذﻟﻚ ﻷن ﺑﺎﻟﻮﺻﻞ ﻳﻨﺘﻔﻰ ﻗﺼﺪ اﻟﺘﺤﺮى ﻟﺮﻣﻀﺎن )أو( ﻳﺼﻮﻣﻪ ﻟﻘﻀﺎء( وﻟﻮ ﻟﻨﻔﻞ ﺑﺄن ﺷﺮع ﰱ ﻧﻔﻞ وأﻓﺴﺪﻩ أﻓﺎدﻩ اﻟﺰﻳﺎدى )أو ﻧﺬر( ﺑﺄن ﻧﺬر ﺻﻮم ﻳﻮم ﻓﻮاﻓﻖ ﻳﻮم اﻟﺸﻚ أﻣﺎ ﻟﻮ ﻧﺬر ﺻﻮم ﻳﻮم اﻟﺸﻚ اﺑﺘﺪاء ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﻨﻌﻘﺪ ﻷﻧﻪ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﻛﻨﺬر اﻟﻌﻴﺪﻳﻦ واﻟﺘﺸﺮﻳﻖ أﻓﺎدﻩ اﻟﺸﺮﻗﺎوى أى ﻓﻴﺤﻞ ﺻﻮﻣﻪ ﻟﻠﻘﻀﺎء واﻟﻨﺬر ﺑﻼ ﻛﺮاﻫﺔ ﻣﺴﺎرﻋﺔ إﱃ
ﺑﺮاءة اﻟﺬﻣﺔ وﻷن ﻟﻪ ﺳﺒﺒﺎ ﻓﺠﺎز ﻛﻨﻈﲑﻩ ﻣﻦ اﻟﺼﻠﻮات ﰱ اﻷوﻗﺎت اﳌﻜﺮوﻫﺔ وﻟﻴﺲ ﻣﻦ
اﻷﺳﺒﺎب اﻻﺣﺘﻴﺎط ﻟﺮﻣﻀﺎن ﺑﻼ ﺧﻼف أﻓﺎدﻩ اﳊﺼﲎ )أو ورد( وﻫﻮ ﻣﺎ ﻳﻌﺘﺎد ﺻﻮﻣﻪ
ﺗﻄﻮﻋﺎ ﺳﻮاء ﻛﺎن ﻳﺴﺮد اﻟﺼﻮم ﺑﺄن اﻋﺘﺎد ﺻﻮم اﻟﺪﻫﺮ أو ﻳﺼﻮم ﻳﻮﻣﺎ ﻣﻌﻴﻨﺎ ﻛﺎﻻﺛﻨﲔ واﳋﻤﻴﺲ أو ﻳﺼﻮم ﻳﻮﻣﺎ وﻳﻔﻄﺮ ﻳﻮﻣﺎ ﻓﻮاﻓﻖ ﺻﻮﻣﻪ ذﻟﻚ اﻟﻴﻮم ﻓﻠﻪ ﺻﻴﺎﻣﻪ وﺗﺜﺒﺖ ﻋﺎدﺗﻪ
اﳌﺬﻛﻮرة ﲟﺮة

Puasa di separuh terakhir dari bulan Sya’ban dan di hari syak
diperbolehkan;
a.    apabila disambung dengan hari sebelumnya, misalnya; seseorang berpuasa di tanggal 15 Sya’ban dan seterusnya tanpa putus sampai hari tanggal 30 Sya’ban. Apabila puasanya putus, meskipun sebab udzur, seperti; berpergian, sakit, atau haid, maka tidak boleh meneruskan puasa setelahnya. Misalnya; seseorang berpuasa di tanggal 15 Sya’ban dan seterusnya, kemudian ia sakit dan membatalkan puasanya di tanggal 25 Sya’ban, maka ia tidak boleh meneruskan berpuasa di tanggal 26, 27, 28, 29, dan 30 Sya’ban. Alasan mengapa diperbolehkan berpuasa di separuh terakhir dari bulan Sya’ban dan di hari syak dengan syarat disambung dengan hari-hari sebelumnya adalah karena tidak adanya tujuan meneliti bulan Ramadhan.
b.    apabila berpuasa karena mengqodho, artinya, diperbolehkan berpuasa di hari syak dengan tujuan mengqodho puasa, baik sunah (atau nadzar), seperti yang difaedahkan oleh az-Ziyadi.
c.    apabila berpuasa karena nadzar, artinya, diperbolehkan berpuasa di hari syak apabila seseorang sebelumnya telah bernadzar akan berpuasa
 
di suatu hari, tiba-tiba hari tersebut jatuh pada hari syak. Berbeda apabila ia bernadzar akan berpuasa di hari syak maka puasanya tidak sah karena termasuk maksiat, sebagaimana bernadzar berpuasa di dua hari raya dan hari tasyrik, seperti yang difaedahkan oleh asy- Syarqowi.
Maksud item (b) dan (c) yaitu, seseorang diperbolehkan tanpa kemakruhan untuk berpuasa di hari syak atas dasar sebab mengqodho atau bernadzar karena mempercepat terbebas dari tanggungan, lagi pula puasa yang dilakukannya tersebut memiliki sebab sehingga diperbolehkan, seperti kasus dalam sholat, yaitu diperbolehkan melakukan sholat yang memiliki sebab-sebab di waktu-waktu yang diharamkan untuk sholat. Selain itu, puasa di hari syak karena sebab mengqodho atau bernadzar tidak memiliki tujuan untuk berihtiyat pada bulan Ramadhan, seperti yang difaedahkan oleh al-Hisni.
d.    apabila berpuasa karena wirid, yaitu puasa sunah yang biasa dilakukan, baik seseorang berpuasa terus menerus, seperti; puasa sepanjang masa (shoum ad-dahri), atau hanya pada hari tertentu, seperti; puasa Senin atau Kamis, atau puasa Daud, yaitu sehari berpuasa, kemudian sehari berbuka, dan seterusnya, tiba-tiba puasa sunahnya tersebut jatuh di hari syak, maka ia diperbolehkan berpuasa, meskipun kebiasaannya hanya terjadi satu kali.173

وﺣﺠﺔ ذﻟﻚ174 ﻗﻮﻟﻪ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼة واﺳﻼم ﻻ ﺗﻘﺪﻣﻮا رﻣﻀﺎن ﻳﺼﻮم ﻳﻮم وﻻ ﻳﻮﻣﲔ إﻻ رﺟﻞ ﻛﺎن ﻳﺼﻮم ﻳﻮﻣﺎ ﻓﻠﻴﺼﻤﻪ رواﻩ اﻟﺸﻴﺨﺎن ﻓﻘﻮﻟﻪ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼم ﻻ ﺗﻘﺪﻣﻮا ﻫﻮ ﺑﻔﺘﺢ أوﻟﻪ


173Maksudnya; pada umumnya, sesuatu disebut biasa apabila dilakukan lebih dari 2, 3, atau 4 kali, dan seterusnya. Tetapi disini, sesuatu disebut biasa meskipun hanya pernah melakukannya 1 kali dalam seumur hidup.

وﺗﺜﺒﺖ اﻟﻌﺎدة وﻟﻮ ﲟﺮة ﰲ ﻋﻤﺮﻩ اﳌﺎﺿﻲ ق ل ﻋﻠﻰ اﶈﻠﻲ ﻛﺬا ﰱ ﺣﺎﺷﻴﺔ اﳉﻤﻞ وﻗﺎل اﻟﺒﺎﺟﻮرى )ﻗﻮﻟﻪ ﻳﻮاﻓﻖ ﻋﺎدة ﻟﻪ( أى وﻟﻮ ﲟﺮة ﻷن اﻟﻌﺎدة ﺗﺜﺒﺖ ﲟﺮة وﻟﻮ ﻃﺎل اﻟﺰﻣﻦ ﺑﻌﺪﻫﺎ اﻧﺘﻬﻰ ﻗﻮﻟﻪ ﰱ ﺣﺎﺷﻴﺘﻪ ﻋﻠﻰ اﺑﻦ ﻗﺎﺳﻢ اﻟﻐﺰى

174Isim Isyarah ‘’ kembali pada diperbolehkannya puasa syak karena mengqodho, bernadzar, atau wirid, seperti mafhum dari pernyataan di dalam kitab Iqnak Li as-Syarbini;

) إﻻ أن ﻳﻮاﻓﻖ ( ﺻﻮﻣﻪ ) ﻋﺎدة ﻟﻪ ( ﰲ ﺗﻄﻮﻋﻪ ﻛﺄن ﻛﺎن ﻳﺴﺮد اﻟﺼﻮم أو ﻳﺼﻮم ﻳﻮﻣﺎ وﻳﻔﻄﺮ ﻳﻮﻣﺎ أو اﻻﺛﻨﲔ واﳋﻤﻴﺲ ﻓﻮاﻓﻖ ﺻﻮﻣﻪ ﻳﻮم اﻟﺸﻚ وﻟﻪ ﺻﻮﻣﻪ ﻋﻦ ﻗﻀﺎء أو ﻧﺬر ﻛﻨﻈﲑﻩ ﻣﻦ اﻟﺼﻼة ﰲ اﻷوﻗﺎت اﳌﻜﺮوﻫﺔ ﳋﱪ ﻻ ﺗﻘﺪﻣﻮا رﻣﻀﺎن ﺑﺼﻮم ﻳﻮم أو ﻳﻮﻣﲔ إﻻ رﺟﻞ ﻛﺎن ﻳﺼﻮم ﺻﻮﻣﺎ ﻓﻠﻴﺼﻤﻪ وﻗﻴﺲ ﺑﺎﻟﻮارد اﻟﺒﺎﻗﻲ ﲜﺎﻣﻊ اﻟﺴﺒﺐ ﻓﻠﻮ ﺻﺎﻣﻪ ﺑﻼ ﺳﺒﺐ ﱂ ﻳﺼﺢ ﻛﻴﻮم اﻟﻌﻴﺪ ﲜﺎﻣﻊ اﻟﺘﺤﺮﱘ
وﺛﺎﻧﻴﻪ وﺛﺎﻟﺜﻪ واﻟﺪال ﻣﺸﺪدة ﻷﻧﻪ ﻣﻀﺎرع أﺻﻠﻪ ﺗﺘﻘﺪﻣﻮا وﻟﻜﻦ ﺣﺬﻓﺖ ﻣﻨﻪ اﺣﺪى اﻟﺘﺎءﻳﻦ ﻫﻜﺬا أﻓﺎدﻩ ﳏﻤﺪ اﻟﻜﺮدى واﳊﺼﲎ وﻗﺎل ﻋﻄﻴﺔ ﻗﻮﻟﻪ ﻻ ﺗﻘﺪﻣﻮا ﺑﻔﺘﺢ اﻟﺘﺎء أﺻﻠﻪ ﺑﺘﺎءﻳﻦ

أو ﺑﻀﻢ اﻟﺘﺎء وﻛﺴﺮ اﻟﺪال وﻗﻮﻟﻪ إﻻ رﺟﻞ ﺑﺪل ﻣﻦ اﻟﻮاو اﻧﺘﻬﻰ

Dalil diperbolehkannya berpuasa di hari syak karena mengqodoh, bernadzar, atau wirid adalah sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama, “Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu hari atau dua hari, kecuali seseorang yang berpuasa satu hari sebelumnya, maka berpuasalah,” hadis ini diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim. Dalam teks asli, lafadz ‘ﺗﻘﺪﻣﻮا ﻻ’ adalah dengan fathah pada huruf /ت/, /ق/, dan /د/.Huruf /د/ ditasydid karena lafadz ‘ﺗﻘﺪﻣﻮا ﻻ’ adalah fi’il mudhorik yang asalnya adalah ‘ﺗﺘﻘﺪﻣﻮا ﻻ’, tetapi salah satu dari dua huruf /ت/ dibuang, demikian ini difaedahkan oleh Muhammad al-Kurdi dan al-Hisni. Syeh Athiah berkata, “Lafadz ‘ﺗﻘﺪﻣﻮا ﻻ’ adalah dengan dengan fathah pada huruf
/ت/ dan asalnya adalah ‘ﺗﺘﻘﺪﻣﻮا ﻻ’, atau dengan dhomah pada huruf /ت/ dan
kasroh pada huruf /د/. Lafadz ‘رﺟﻞ إﻻ’ adalah badal dari dhomir jamak /و/.”

F.    Membayar Kafarot dan Mengqodho

)وﻣﻦ أﻓﺴﺪ ﺻﻮم ﻳﻮم( واﺣﺪ ﺑﺄن ﻳﺴﺘﻤﺮ أﻫﻼ ﻟﻠﺼﻮم ﺑﻘﻴﺔ اﻟﻴﻮم )ﻣﻦ رﻣﻀﺎن وﻻ رﺧﺼﺔ
ﻟﻪ ﰱ ﻓﻄﺮﻩ( ﺑﺄن أﰒ ﺑﺴﺒﺐ اﻟﺼﻮم )ﲜﻤﺎع( ﺗﺎم وﻟﻮ ﻟﻮاﻃﺎ واﺗﻴﺎن  ﻴﻤﺔ أو ﻣﻴﺖ وإن ﱂ ﻳﻨﺰل )ﻓﻌﻠﻴﻪ اﻻﰒ( أى ﺟﺰاؤﻩ وﻫﻮ اﻟﺘﻌﺰﻳﺮ )واﻟﻘﻀﺎء ﻓﻮرا( أى ﺑﻌﺪ اﻣﻜﺎﻧﻪ )وﻛﻔﺎرة ﻇﻬﺎر( ﻣﺘﻜﺮرة ﺑﺘﻜﺮار اﻻﻓﺴﺎد وإن ﱂ ﻳﻜﻔﺮ ﻋﻦ اﻟﺴﺎﺑﻖ أى ﻫﺬﻩ اﻟﻜﻔﺎرة ﻣﺮﺗﺒﺔ ﻛﻜﻔﺎرة ﻇﻬﺎر
ﻓﻬﻰ ﻋﺘﻖ رﻗﺒﺔ ﻣﺆﻣﻨﺔ ﺳﻠﻴﻤﺔ ﻓﺈن ﻋﺠﺰ ﺣﺎل اﻷداء وإن ﻗﺪر ﺣﺎل اﻟﻮﺟﻮب ﻓﺼﻮم ﺷﻬﺮﻳﻦ ﻣﺘﺘﺎﺑﻌﲔ ﻓﺈن ﱂ ﻳﺴﺘﻄﻊ اﻟﺼﻮم أو ﺗﺘﺎﺑﻌﻪ وﻟﻮ ﻟﺸﺪة ﻏﻠﻤﺔ أى ﺣﺎﺟﺔ إﱃ اﻟﻮطء ﻓﺎﻃﻌﺎم
ﺳﺘﲔ ﻣﺴﻜﻴﻨﺎ أو ﻓﻘﲑا ﻛﻼ ﻣﺪا ﳑﺎ ﻳﻜﻮن ﻓﻄﺮة
ﻓﺈذا ﻋﺠﺰ ﻋﻦ ذﻟﻚ ﻛﻠﻪ اﺳﺘﻘﺮت اﻟﻜﻔﺎرة ﻣﺮﺗﺒﺔ ﰱ ذﻣﺘﻪ ﻓﺈذا ﻗﺪر ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﺧﺼﻠﺔ ﻓﻌﻠﻬﺎ ﻷ ﺎ ﺑﺴﺒﺐ ﻣﻨﻪ ﲞﻼف اﻟﻔﻄﺮة ﻓﺈ ﺎ ﺗﺴﻘﻂ ﺑﺎﻟﻌﺠﺰ ﻋﻨﻬﺎ وﻗﺖ وﺟﻮ ﺎ ﻷ ﺎ ﻻ
ﺑﺴﺒﺐ ﻣﻨﻪ ﻛﻤﺎ أﻓﺎدﻩ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ


Seseorang yang ahli berpuasa ketika ia membatalkan puasa satu hari saja di bulan Ramadhan padahal tidak ada rukhsoh (kemurahan) untuk
 
berbuka dimana ia membatalkannya sebab jimak yang sempurna,175 artinya, dengan memasukkan seluruh khasyafah, meskipun ke dalam dubur (disebut liwat), ke dalam farji binatang ternak, atau mayit, dan meskipun tidak sampai mengeluarkan sperma, maka tetap baginya (1) dosa, (2) takzir, dan
(3) diwajibkan atasnya mengqodho sesegera mungkin, dan (4) membayar kafarot dzihar sebanyak puasa yang dibatalkan sebab jimak, artinya, jika ia membatalkan satu puasa maka ia membayar satu kafarot dzihar dan jika ia membatalkan 2 puasa maka ia membayar 2 kafarot dzihar, dan seterusnya, meskipun tidak urut.176
Inti dari paragraf di atas adalah bahwa kafarat karena sengaja membatalkan puasa sebab jimak adalah seperti kafarat dzihar dalam urutannya, yaitu: (1) memerdekakan budak laki-laki atau perempuan (amat) yang Islam dan yang selamat dari aib. Apabila tidak mampu memerdekakannya pada waktu membayar kafarot meskipun mampu pada waktu wajib maka (2) berpuasa dua bulan berturut-turut tanpa putus.177

175Mengecualikan dengan membatalkan puasa dengan jimak adalah membatalkannya dengan perkara-perkara selainnya, seperti; makan, minum, meskipun saat makan atau minum sambil jimak atau setelah makan dan minum melakukan jimak. Demikian ini merupakan rekaan untuk menggugurkan atau menghindari membayar kafarot, tetapi tetap berdosa.

وﺧﺮج ﺑﺎﻟﻮطء ﺳﺎﺋﺮ اﳌﻔﻄﺮات ﻛﺎﻷﻛﻞ واﻟﺸﺮب وإن وطء ﺑﻌﺪﻩ أو ﻣﻌﻪ وﻫﺬﻩ ﺣﻴﻠﺔ ﰱ اﺳﻘﺎط اﻟﻜﻔﺎرة

دون اﻹﰒ ﻛﺬا ﰱ ﺣﺎﺷﻴﺔ اﻟﺒﺎﺟﻮرى ﻋﻠﻰ اﺑﻦ ﻗﺎﺳﻢ اﻟﻐﺰى

176Artinya, banyaknya membayar kafarot dzihar disesuaikan dengan berapa banyak puasa yang dibatalkan sebab jimak, meskipun ia membayar kafarot dzihar dari jimak yang kedua terlebih dahulu, kemudian dari jimak yang pertama, atau sebaliknya, atau dari jimak yang ketiga terlebih dahulu, kemudian dari yang pertama, kemudian dari yang kedua, dan seterusnya.

)ﻗﻮﻟﻪ وإن ﱂ ﻳﻜﻔﺮ ﻋﻦ اﻟﺴﺎﺑﻖ( ﻏﺎﻳﺔ ﰱ ﺗﻜﺮارﻫﺎ ﺑﺬﻟﻚ أى أ ﺎ ﺗﺘﻜﺮر ﺑﺘﻜﺮار اﻻﻓﺴﺎد ﻣﻄﻠﻘﺎ ﺳﻮاء ﻛﻔﺮ

ﻋﻦ اﻟﻮطء اﻷول ﻗﺒﻞ اﻟﺜﺎﱏ أم ﻻ ﻛﺬا اﻟﺸﺮح ﻋﻠﻰ ﻗﻮﻟﻪ وإن ﱂ ﻳﻜﻔﺮ ﻋﻦ اﻟﺴﺎﺑﻖ ﰱ إﻋﺎﻧﺔ اﻟﻄﺎﻟﺒﲔ ص.

٣٣

177Ketidakmampuan membayar kafarot adakalanya karena tidak mampu menurut hissi, seperti; tidak mendapati budak sejauh jarak diperbolehkan mengqosor sholat, dan adakalanya karena tidak mampu menurut syariat, seperti; harga budak yang mahal yang melebihi biaya yang dapat memenuhi kebutuhan orang-orang yang wajib di biayai seumur hidup pada umumnya.
Karena diharuskan berturut-turut dalam berpuasa selama dua bulan, maka apabila puasanya batal, meskipun puasa di hari yang terakhir, maka wajib mengulangi dari awal, meskipun batalnya tersebut sebab udzur; seperti lupa niat, bepergian, atau sakit. Berbeda apabila batalnya sebab haid, nifas, gila, ayan, maka tidak perlu mengulangi dari awal.

) وﻗﻮﻟﻪ ﻣﻊ اﻟﺘﺘﺎﺑﻊ ( أي اﻟﺘﻮاﱄ ﻓﺈن أﻓﺴﺪ ﻳﻮﻣﺎ وﻟﻮ اﻟﻴﻮم اﻷﺧﲑ وﻟﻮ ﺑﻌﺬر ﻛﻨﺴﻴﺎن ﻧﻴﺔ وﺳﻔﺮ وﻣﺮض اﺳﺘﺄﻧﻒ اﻟﺸﻬﺮﻳﻦ ﻧﻌﻢ ﻻ ﻳﻀﺮ اﻟﻔﻄﺮ ﲝﻴﺾ وﻧﻔﺎس وﺟﻨﻮن وإﻏﻤﺎء ﻣﺴﺘﻐﺮق ﻷن ﻛﻼ ﻣﻨﻬﺎ ﻳﻨﺎﰲ اﻟﺼﻮم

 
Apabila tidak mampu berpuasa, atau tidak mampu berturut-turutnya, meskipun karena sangat butuh melakukan jimak, maka (3) memberi makan 60 orang miskin atau fakir dimana masing-masing makanan seberat 1 (satu) mud (3,1 liter).
Ketika tidak mampu membayar kafarot sama sekali maka kafarot tetap menjadi tanggungannya sehingga sewaktu-waktu ia mampu maka wajib membayarnya. Berbeda dengan zakat fitrah, maka kewajibannya menjadi gugur sebab tidak mampu pada saat berkewajiban zakat, seperti yang difaedahkan oleh Ibnu Hajar.

ﻣﻊ ﻛﻮﻧﻪ اﺿﻄﺮارﻳﺎ – إﱃ أن ﻗﺎل - ) وﻗﻮﻟﻪ إن ﻋﺠﺰ ﻋﻨﻪ ( أي ﻋﻦ ﻋﺘﻖ اﻟﺮﻗﺒﺔ إﻣﺎ ﺣﺴﺎ ﻛﺄن ﱂ ﺗﻮﺟﺪ ﰲ ﻣﺴﺎﻓﺔ اﻟﻘﺼﺮ أو ﺷﺮﻋﺎ ﻛﺄن ﱂ ﻳﻘﺪر ﻋﻠﻰ ﲦﻦ اﻟﺮﻗﺒﺔ زاﺋﺪا ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻳﻔﻲ ﲟﻤﻮﻧﻪ ﺑﻘﻴﺔ اﻟﻌﻤﺮ اﻟﻐﺎﻟﺐﻛﺬا
ﰱ إﻋﺎﻧﺔ اﻟﻄﺎﻟﺒﲔ ص. ٢٤٠

 ﻓﺼﻞ( ﻓﻰ اﻟﻨﺴﻚ

BAGIAN KEDUA PULUH EMPAT (FASAL) IBADAH HAJI DAN UMRAH
A.    Pengertian, Dalil, dan Pensyariatan Haji
Kata haji dalam Bahasa Arab ditulis dengan 'اﻟﺤﺞ', yaitu dengan fathah dan kasroh pada huruf /ح/. Menurut bahasa, haji berarti menyengaja. Menurut istilah, haji adalah menyengaja Ka'bah disertai melakukan amalan- amalan tertentu yang akan dijelaskan nanti.

Kata umrah dalam Bahasa Arab ditulis 'اﻟﻌﻤﺮة'. Menurut bahasa umrah berarti berziarah atau mengunjungi. Sedangkan menurut istilah, umrah seperti pengertian haji menurut istilah, hanya saja tanpa melakukan wuquf di Arofah.
Imam Syafii berkata di dalam kitabnya al-Umm halaman 93 bahwa dalil kewajiban haji dikhususkan di dalam al-Quran, kemudian di dalam Sunah Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallama. Allah menyebutkan masalah haji tidak hanya dalam satu tempat, melainkan banyak tempat di dalam al-Quran. Dia berkata kepada Ibrahim:
اﻟﻨﱠﺎ ِس ﺑِﺎ ْﳊَ ﱢﺞ ﻳَﺄْﺗُﻮَك ِر َﺟﺎﻻً َو َﻋﻠَﻰ ُﻛ ﱢﻞ َﺿﺎِﻣٍﺮ ﻳَﺄْﺗِ َﲔ ِﻣﻦ ُﻛ ﱢﻞ ﻓَ ﱟﺞ َﻋﻤﻴٍِﻖ )اﳊﺞ: (٢٧ َوأَذﱢن ِﰲ
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.178

 
Dia ta’aala berfirman:
َﺷ َﻌﺂﺋَِﺮ اﻟﻠﱠِﻪ َوﻻَ اﻟ ﱠﺸ ْﻬَﺮ ا ْﳊََﺮاَم )اﳌﺎﺋﺪة: (٢
 

ﻻَ ُِﲢﻠﱡﻮاْ
 
Hai orang-orang yang beriman. Janganlah kalian melanggar syiar-syiar Allah dan jangan kalian melanggar kehormatan bulan-bulan Haram.179
Imam Syafii mengatakan bahwa ayat yang mengandung kewajiban berhaji bagi orang yang diwajibkan atasnya adalah Firman-Nya di dalam Surat Ali Imran: 97:




178QS. Al-Haj: 27
179QS. Al-Maidah: 2
 
َوَﻣﻦ َﻛَﻔَﺮ ﻓَِﺈ ﱠن اﷲ َﻏِﲏﱞ َﻋ ِﻦ اﻟَْﻌﺎﻟَِﻤ َﲔ )آل ﻋﻤﺮان: َﺳﺒِﻴﻼً
(٩٧
 
َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺎ ِس ِﺣ ﱡﺞ اﻟْﺒَـﻴْ ِﺖ َﻣ ِﻦ ا ْﺳﺘَﻄَﺎعَ إِﻟَﻴِْﻪ َوﻟﻠﱠِﻪ
 
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam. (QS. Ali Imran: 97)

 

ayat;
 
Diriwayatkan dari Ikrimah bahwa ia berkata, "Ketika diturunkan

َوَﻣ ْﻦ ﻳَـﺒْﺘَِﻎ َﻏﻴْـَﺮ اِْﻷ ْﺳﻼِم ِدﻳﻨﺎً ﻓَـﻠَ ْﻦ ﻳـُْﻘﺒَ َﻞ ِﻣﻨْﻪُ )آل ﻋﻤﺮان: (٨٥
 
Barang siapa mencari agama selain Islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya ...180
maka orang-orang Yahudi berkata, ‘Kami adalah orang-orang muslim.’ Kemudian Allah berfirman kepada Nabi-Nya, ‘Perintahkanlah mereka (orang-orang Yahudi) untuk berhaji.’ Kemudian Nabi shollallahu 'alaihi wa sallama berkata kepada mereka, ‘Berhajilah!’ Mereka menjawab, "Kami belum pernah diwajibkan untuk berhaji,’ dan mereka enggan melakukannya. Setelah itu, Allah berfirman;
َوَﻣﻦ َﻛَﻔَﺮ ﻓَِﺈ ﱠن اﷲ َﻏِﲏﱞ َﻋ ِﻦ اﻟَْﻌﺎﻟَ ِﻤ َﲔ )آل ﻋﻤﺮان: (٩٧
“Barang siapa mengingkari kewajiban haji maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.”181
Demikian semua ini merupakan ta’liq atau catatan dari Muhammad al-Jabbar atas Fathu al-Alam.

Disebutkan di dalam kitab Busyro al-Karim oleh Sa’id bin Muhammad Ba’syan dan Hasyiah al-Bajuri bahwa haji dan umrah termasuk salah satu dari syariat-syariat rasul terdahulu sebelum Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Orang yang pertama kali melakukan haji adalah Nabi Adam ‘alaihi as-salam. Ia telah melakukan haji sebanyak 40 kali dari India dengan berjalan kaki. Ketika ia berhaji, Malaikat Jibril mendatanginya dan berkata, “Sesungguhnya para malaikat selalu towaf di Ka’bah selama 7000 tahun lamanya sebelum kamu.” Adapun yang dikhususkan bagi umat Rasulullah adalah towaf atau tatacara dalam haji dan umrah.
Haji difardhukan pada tahun 6 Hijriah. Ia termasuk aturan syariat yang maklum bi dhorurot min ad-din, sehingga orang yang mengingkari

180QS. Ali Imran: 85
181QS. Ali Imran: 97
 
kewajibannya dihukumi kafir. Sedangkan umrah diwajibkan berdasarkan pendapat adzhar, seperti yang akan disebutkan oleh Syarih.

B.    Hukum Haji dan Umrah

)ﳚﺐ اﳊﺞ واﻟﻌﻤﺮة( وﺟﻮب ﻋﲔ ﺑﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ وأﲤﻮا اﳊﺞ واﻟﻌﻤﺮة ﷲ وﲞﱪ أﻧﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل ﻟﻠﺴﺎﺋﻞ ﺣﺞ ﻋﻦ أﺑﻴﻚ واﻋﺘﻤﺮ ﺻﺤﺤﻪ ﲨﻊ ﻣﻦ اﳊﻔﺎظ ﻣﻨﻬﻢ اﳊﺎﻛﻢ ﺣﻜﺎﻩ اﻟﺮﻣﻠﻰ )ﰱ اﻟﻌﻤﺮ( وإن ﻃﺎل )ﻣﺮة( واﺣﺪة وﻗﺪ ﲡﺐ اﻟﺰﻳﺎدة ﻟﻌﺎرض ﻛﻨﺬر وﻗﻀﺎء
وﻛﺬا ﺑﺎﻟﺸﺮوع ﰱ ﻧﻔﻞ
Haji dan umrah diwajib ‘ainkan dilakukan sekali dalam seumur hidup berdasarkan Firman Allah, “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah ...,”182 dan jawaban Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama kepada orang yang menanyainya, “Berhajilah sebagai ganti dari bapakmu dan berumrahlah.”183 Hadis ini dishohihkan oleh segolongan ahli hufadz hadis, diantaranya adalah Hakim, seperti yang diceritakan oleh ar- Romli.184

182QS. Al-Baqoroh. 196.
183 Turmudzi meriwayatkan hadis dan ia mengatakan bahwa hadis ini adalah hasan dan shohih, “Sesungguhnya Abu Rozin al-Uqoili mendatangi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Ia bertanya, ‘Sesungguhnya bapakku sudah tua dan tidak mampu berhaji, berumrah, dan berangkat (pergi).’ Rasulullah berkata, “Berhajilah kamu sebagai ganti dari bapakmu dan berumrahlah.’”
 
َﺻ ِﺤﻴ ٌﺢ أَ ﱠن أَﺑَﺎ َرِزﻳ ٍﻦ اﻟْﻌَُﻘﻴْﻠِ ﱠﻲ أﺗﻰ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎل إ ﱠن أﰊ
 
َﺣ َﺴ ٌﻦ
 
َوَرَوى اﻟﺘﱢـْﺮِﻣ ِﺬ ﱡي وﻗﺎل
 
ﻳَ ْﺴﺘَ ِﻄﻴ ُﻊ ا ْﳊَ ﱠﺞ َوَﻻ اﻟْﻌُ ْﻤَﺮةَ َوَﻻ اﻟﻈﱠْﻌ َﻦ ﻗﺎل ُﺣ ﱠﺞ ﻋﻦ أَﺑِﻴﻚ َوا ْﻋﺘَ ِﻤْﺮ َﺷﻴْ ٌﺦ َﻛﺒِﲑٌ َﻻ
184Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa haji diwajibkan secara ijmak karena ia termasuk aturan syariat yang ma’lum min ad-din bi dhorurot. Sedangkan umrah diwajibkan berdasarkan qoul adzhar, karena ada hadis yang shohih dari Aisyah rodhiyallahu ‘anha, “Wahai Rasulullah. Apakah diwajibkan atas perempuan untuk berjihad?” Rasulullah menjawab, “Iya. Diwajibkan atas mereka untuk berjihad yang tidak ada peperangan disana, yaitu haji dan umrah.”
Haji dan umrah dihukumi fardhu kifayah di setiap tahun karena menghidup- hidupkan Ka’bah (ihya al-ka’bah) atas orang-orang yang merdeka dan yang baligh.
Haji dan umrah dihukumi sunah bagi para budak, para shobi (anak kecil), dan para
majnun.
Kewajiban berhaji dan berumrah tidaklah secara faur, artinya, tidak harus segera,
melainkan tarokhi. Apabila ada dua pilihan antara haji terlebih dahulu atau menikah terlebih dahulu, maka bagi yang tidak kuatir jatuh ke perzinahan maka yang lebih utama adalah mendahulukan haji, sedangkan bagi yang kuatir jatuh ke perzinahan maka yang lebih utama adalah menikah, bahkan wajib mendahulukan menikah jika memang nyata atau memiliki sangkaan kuat akan terjatuh ke perzinahan. Andai orang yang seharusnya mendahulukan menikah tiba-tiba mati sebelum sempat berhaji maka ia tidak berdosa.
 
Terkadang haji dan umrah diwajibkan lebih dari satu kali, yaitu karena hal lain (‘aridh), seperti; nadzar dan qodho. Begitu juga, haji dan umrah bisa dihukumi sunah.

C.    Orang yang Diwajibkan Berhaji dan Berumrah

)ﻋﻠﻰ اﳌﺴﻠﻢ اﳊﺮ اﳌﻜﻠﻒ اﳌﺴﺘﻄﻴﻊ ﲟﺎ ﻳﻮﺻﻠﻪ وﻳﺮدﻩ إﱃ وﻃﻨﻪ ﻓﺎﺿﻼ ﻋﻦ دﻳﻨﻪ وﻣﺴﻜﻨﻪ وﻛﺴﻮﺗﻪ اﻟﻼﺋﻘﲔ ﺑﻪ وﻣﺆﻧﺔ ﻣﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﺆﻧﺘﻪ ﻣﺪة ذﻫﺎﺑﻪ وإﻳﺎﺑﻪ( أى وإﻗﺎﻣﺘﻪ ﲟﻜﺔ واﳌﺪﻳﻨﺔ ﻓﻼ ﳚﺒﺎن ﻋﻠﻰ ﻛﺎﻓﺮ وﻟﻮ ﻣﺮﺗﺪا ﻗﺒﻞ اﻻﺳﺘﻄﺎﻋﺔ أﻣﺎ ﺑﻌﺪﻫﺎ ﻓﻼ ﻳﺴﻘﻄﺎن ﻋﻨﻪ ﻓﺈن أﺳﻠﻢ ﻣﻌﺴﺮا اﺳﺘﻘﺮ ﰱ ذﻣﺘﻪ ﺗﻠﻚ اﻻﺳﺘﻄﺎﻋﺔ أو ﻣﻮﺳﺮا وﻣﺎت ﻗﺒﻞ اﻟﺘﻤﻜﻦ ﻓﻌﻼ ﻋﻨﻪ ﻣﻦ ﺗﺮﻛﺘﻪ وﻻ ﳚﺒﺎن أﻳﻀﺎ ﻋﻠﻰ رﻗﻴﻖ ﻷن ﻣﻨﺎﻓﻌﻪ ﻣﺴﺘﺤﻘﺔ ﻟﺴﻴﺪﻩ وﻻ ﻋﻠﻰ ﳎﻨﻮن وﺻﱮ ﻟﻌﺪم ﺗﻜﻠﻴﻔﻬﻤﺎ وﺧﺮج ﺑﻘﻴﺪ اﻟﻌﲔ وﺟﻮب اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ ﻓﺈﻧﻪ ﻋﻠﻰ اﻷﻣﺔ ﻛﻞ ﺳﻨﺔ أﻓﺎد ذﻟﻚ اﻟﺮﻣﻠﻰ
Syarat orang-orang yang diwajibkan ainkan berhaji dan umrah adalah:

1.    Islam

Oleh karena itu, orang kafir tidak diwajibkan berhaji dan umrah.
Adapun orang murtad, jika ia belum mampu maka tidak diwajibkan berhaji dan berumrah, tetapi jika ia telah mampu maka kewajiban berhaji dan berumrah tidak gugur darinya. Kemudian apabila ia kembali masuk Islam dalam keadaan tidak mampu (melarat) maka ia tetap

) ﻗﻮﻟﻪ ﳚﺒﺎن إﱁ ( أي وﺟﻮﺑﺎ ﻋﻴﻨﻴﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ذﻛﺮ أﻣﺎ اﳊﺞ ﻓﺈﲨﺎﻋﺎ ﺑﻞ ﻣﻌﻠﻮم ﻣﻦ اﻟﺪﻳﻦ ﺑﺎﻟﻀﺮورة وﻣﻦ أرﻛﺎن اﻹﺳﻼم وأﻣﺎ اﻟﻌﻤﺮة ﻓﻌﻠﻰ اﻷﻇﻬﺮ ﳌﺎ ﺻﺢ ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻬﺎ ﻗﺎﻟﺖ ﻳﺎ رﺳﻮل اﷲ ﻫﻞ ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺴﺎء ﺟﻬﺎد ﻗﺎل ﻧﻌﻢ ﺟﻬﺎد ﻻ ﻗﺘﺎل ﻓﻴﻪ اﳊﺞ واﻟﻌﻤﺮة وﳚﺒﺎن أﻳﻀﺎ وﺟﻮﺑﺎ ﻛﻔﺎﺋﻴﺎ ﻛﻞ ﺳﻨﺔ ﻹﺣﻴﺎء اﻟﻜﻌﺒﺔ اﳌﺸﺮﻓﺔ ﻋﻠﻰ اﻷﺣﺮار اﻟﺒﺎﻟﻐﲔ وﻻ ﻳﺴﻘﻂ ﺑﻔﻌﻞ ﻏﲑﻫﻢ وﻗﻴﻞ ﻳﺴﻘﻂ ﻗﻴﺎﺳﺎ ﻋﻠﻰ اﳉﻬﺎد وﺻﻼة
اﳉﻨﺎزة وﻳﺴﻨﺎن ﻣﻦ اﻷرﻗﺎء واﻟﺼﺒﻴﺎن وا ﺎﻧﲔﻛﺬا ﰱ اﻋﺎﻧﺔ اﻟﻄﺎﻟﺒﲔ ص. ٢٨٠ ج. ٢ ﻃﻪ ﻓﻮﺗﺮا
ووﺟﻮﺑﻪ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﻋﻠﻰ اﻟﱰاﺧﻰ إﱃ أن ﻗﺎل وﻟﻮ ﺗﻌﺎرض اﳊﺞ واﻟﻨﻜﺎح ﻓﺎﻷﻓﻀﻞ ﳌﻦ ﱂ ﳜﻒ اﻟﻌﻨﺖ ﺗﻘﺪﱘ اﳊﺞ وﳋﺎﺋﻒ اﻟﻌﻨﺖ ﺗﻘﺪﱘ اﻟﻨﻜﺎح ﺑﻞ ﳚﺐ ﻋﻠﻴﻪ ذﻟﻚ إن ﲢﻘﻖ أو ﻏﻠﺐ ﻋﻠﻰ ﻇﻨﻪ اﻟﻮﻗﻮع ﰱ اﻟﺰﻧﺎ وﻟﻮ ﻣﺎت ﻗﺒﻞ اﳊﺞ ﰱ ﻫﺬﻩ اﳊﺎﻟﺔ ﱂ ﻳﻜﻦ ﻋﺎﺻﻴﺎ إﱃ أن ﻗﺎل وﻣﺜﻞ اﳊﺞ اﻟﻌﻤﺮة ﻓﻬﻰ واﺟﺒﺔ ﰱ اﻟﻌﻤﺮ ﻣﺮة
واﺣﺪة ﻋﻠﻰ اﻟﱰاﺧﻰ ﻛﺬا ﰱ ﻓﺘﺢ اﻟﻌﻼم ص. ١٣٦ ج. ٤ دار اﺑﻦ ﺣﺰم
 
menanggung kewajiban berhaji dan berumrah sebab ia pernah mampu. Atau apabila ia kembali masuk Islam dalam keadaan mampu (kaya), tetapi tiba- tiba ia mati sebelum melakukan haji dan umrah maka harta tinggalannya wajib digunakan untuk berhaji dan berumrah sebagai ganti darinya.
2.    Merdeka
Oleh karena itu, berhaji dan berumrah tidak wajib atas budak karena manfaat-manfaatnya adalah hak bagi tuannya.

3.    Mukallaf
Oleh karena itu, berhaji dan berumrah tidak wajib atas majnun dan
shobi karena mereka bukanlah mukallaf.

Mengecualikan dengan pernyataan “diwajib ainkan” adalah wajib kifayah. Maka berhaji dan berumrah diwajib kifayahkan atas seluruh umat di setiap tahun (karena menghidup-hidupkan atau meramaikan Ka’bah), seperti yang difaedahkan oleh ar-Romli.
4.    Mampu185

185Syeh Muhammad Syato menyimpulkan bahwa mampu (istito’ah) dalam bab haji dan umrah dibagi menjadi dua, yaitu:
1.    Istito’ah Mubasyaroh
Yaitu kemampuan yang berkaitan dengan tubuh dan harta. Kemampuan ini memiliki 11 (sebelas syarat), yaitu:
1)    Adanya biaya untuk pergi dan pulang.
2)    Adanya kendaraan serta mampu menggotong barang-barang bawaan.
3)    Keamanan perjalanan.
4)    Adanya air dan bekal di tempat-tempat yang biasanya harus membayar saat membawa air dan bekal tersebut.
5)    Adanya suami atau mahrom jika orang yang berhaji adalah perempuan.
6)    Fasilitas kendaraan yang mencukupi sekiranya nyaman di atas kendaraan.
7)    Adanya air atau bekal yang dapat memenuhi kebutuhan selama perjalanan dan beribadah.
8)    Waktu yang mencukupi untuk menuju Mekah, sehingga apabila seseorang yang mampu tidak punya waktu yang cukup untuk berangkat ke Mekah, sekiranya diperkirakan sampai disana waktu haji telah habis, maka ia tidak mampu.
9)    Adanya jamaah atau rombongan jika ia tidak aman kalau sendirian.
10)    Semua biaya adalah milik sendiri.
11)    Menemukan penuntun jalan meskipun harus menyewa bagi mereka yang berhaji atau berumrah dengan keadaannya yang buta.
2.    Istito’ah bi Inabati al-Ghoir ‘Anhu
Yaitu kemampuan yang berkaitan dengan harta saja. Kemampuan ini berlaku bagi mayit dan orang lumpuh, misalnya, yang berkewajiban berhaji atau berumrah.
 
Maksudnya, orang yang diwajibkan berhaji dan berumrah adalah orang yang mampu atas biaya untuk pergi dan pulang ke daerah asal, serta biaya tersebut melebihi biaya kewajiban membayar hutang, memberi sandang, pangan, dan papan kepada orang-orang yang wajib dibiayai selama kepergiannya, kepulangannya, dan mukimnya di Mekah dan Madinah.

1)    Apabila mayit memiliki tanggungan kewajiban berhaji atau berumrah (misalnya; sebab nadzar) maka harta tinggalannya wajib atas ahli waris digunakan untuk berhaji atau berumrah sebagai ganti dari mayit, meskipun tanpa izin dari kerabat-kerabat lain yang juga ahli warisnya.
2)    Apabila seseorang berkewajiban berhaji atau berumrah, tetapi ia tidak mampu sebab lumpuh atau sakit yang tidak diharapkan kesembuhannya, maka wajib atasnya menyewa atau memberi izin orang lain atau kerabat untuk berhaji atau berumrah sebagai ganti darinya dengan syarat biaya yang dimiliki oleh orang yang tidak mampu tersebut melebihi dari biaya yang ia butuhkan selama menyewa, misalnya, dan melebihi dari nafakah kepada dirinya sendiri dan keluarganya.

ﰒ إن اﻻﺳﺘﻄﺎﻋﺔ ﻧﻮﻋﺎن أﺣﺪﳘﺎ اﺳﺘﻄﺎﻋﺔ ﻣﺒﺎﺷﺮة وﻫﺬﻩ ﻳﻘﺎل ﳍﺎ اﺳﺘﻄﺎﻋﺔ ﺑﺎﻟﺒـﺪن واﳌـﺎل وﳍـﺎ أﺣـﺪ ﻋﺸـﺮ ﺷﺮﻃﺎ ﻳﺆﺧﺬ ﻏﺎﻟﺒﻬﺎ ﻣﻦ ﻛﻼم اﳌﺼـﻨﻒ رﲪـﻪ اﷲ ﺗﻌـﺎﱃ اﻷول وﺟـﻮد ﻣـﺆن اﻟﺴـﻔﺮ ذﻫﺎﺑـﺎ وإﻳﺎﺑـﺎ اﻟﺜـﺎﱐ وﺟـﻮد اﻟﺮاﺣﻠــﺔ ﻣــﻊ وﺟــﻮد ﺷــﻖ ﳏﻤــﻞ ﳌــﻦ ﻻ ﻳﻘــﺪر ﻋﻠــﻰ اﻟﺮاﺣﻠــﺔ اﻟﺜﺎﻟــﺚ أﻣــﻦ اﻟﻄﺮﻳــﻖ اﻟﺮاﺑــﻊ وﺟــﻮد اﳌــﺎء واﻟــﺰاد ﰲ اﳌﻮاﺿﻊ اﻟﱵ ﻳﻌﺘﺎد ﲪﻠﻬﻤﺎ ﻣﻨﻬﺎ ﺑﺜﻤﻦ ﻣﺜﻠﻪ اﳋﺎﻣﺲ ﺧﺮوج زوج أو ﳏﺮم ﻣﻊ اﳌـﺮأة اﻟﺴـﺎدس أن ﻳﺜﺒـﺖ ﻋﻠـﻰ اﻟﺮاﺣﻠــﺔ ﺑــﻼ ﻣﺸــﻘﺔ ﺷــﺪﻳﺪة اﻟﺴــﺎﺑﻊ وﺟــﻮد ﻣــﺎ ﻣــﺮ ﻣــﻦ اﻟــﺰاد وﻏــﲑﻩ وﻗــﺖ ﺧــﺮوج اﻟﻨــﺎس ﻣــﻦ ﺑﻠــﺪﻩ اﻟﺜــﺎﻣﻦ أن ﻳﺒﻘﻰ ﺑﻌﺪ اﻻﺳﺘﻄﺎﻋﺔ زﻣﻦ ﳝﻜﻨﻪ اﻟﻮﺻﻮل ﻓﻴﻪ إﱃ ﻣﻜﺔ ﺑﺎﻟﻴﺴﺮ اﳌﻌﺘﺎد اﻟﺘﺎﺳﻊ أن ﳚـﺪ رﻓﻘـﺔ ﺣﻴـﺚ ﱂ ﻳـﺄﻣﻦ وﺣﺪﻩ اﻟﻌﺎﺷﺮ أن ﳚﺪ ﻣﺎ ﻣﺮ ﲟﺎل ﺣﺎﺻﻞ ﻋﻨﺪﻩ أو ﺑﺪﻳﻦ ﺣﺎل ﻋﻠﻰ ﻣﻠـﻰء اﳊـﺎدي ﻋﺸـﺮ أن ﳚـﺪ اﻷﻋﻤـﻰ ﻗﺎﺋﺪا ﻳﻘﻮدﻩ وﻳﻬﺪﻳﻪ ﻋﻨﺪ رﻛﻮﺑﻪ وﻧﺰوﻟﻪ وﻟﻮ ﺑﺄﺟﺮة ﻣﺜﻞ ﻗﺪر ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺛﺎﻧﻴﻬﻤﺎ اﺳﺘﻄﺎﻋﺔ ﺑﺈﻧﺎﺑـﺔ اﻟﻐـﲑ ﻋﻨـﻪ وﻫـﺬﻩ
ﻳﻘﺎل ﳍﺎ اﺳﺘﻄﺎﻋﺔ ﺑﺎﳌﺎل ﻓﻘﻂ وإﳕﺎ ﺗﻜﻮن ﰲ ﻣﻴﺖ وﻣﻌﻀﻮب وﻗﺪ ﺑﻴﻨﻬﺎ ﺑﻘﻮﻟﻪ ﻓـﺮع ﲡـﺐ إﻧﺎﺑـﺔ إﱁ ﰒ إﻧـﻪ
إذا اﺳــﺘﻄﺎع ﰒ اﻓﺘﻘــﺮ ﻟﺰﻣــﻪ اﻟﺘﻜﺴــﺐ واﳌﺸــﻲ إن ﻗــﺪر ﻋﻠﻴــﻪ وﻻ ﻳﻠﺰﻣــﻪ اﻟﺴــﺆال ﺧﻼﻓــﺎ ﻟﻺﺣﻴــﺎء واﻟﻔــﺮق أن
أﻛﺜــﺮ اﻟﻨﻔــﻮس ﺗﺴــﻤﺢ ﺑﺎﻟﺘﻜﺴــﺐ ﻻ ﺳــﻴﻤﺎ ﻋﻨــﺪ اﻟﻀــﺮورة دون اﻟﺴــﺆال ﻛــﺬا ﰱ اﻋﺎﻧــﺔ اﻟﻄــﺎﻟﺒﲔ ص. ٢٨٠ ج. ٢ ﻃﻪ ﻓﻮﺗﺮا ﲰﺎراع ) ﻓﺮع ( ﲡﺐ إﻧﺎﺑﺔ ﻋﻦ ﻣﻴﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻧﺴـﻚ ﻣـﻦ ﺗﺮﻛﺘـﻪ ﻛﻤـﺎ ﺗﻘﻀـﻰ ﻣﻨـﻪ دﻳﻮﻧـﻪ ﻓﻠـﻮ ﱂ ﺗﻜﻦ ﻟﻪ ﺗﺮﻛﺔ ﺳﻦ ﻟﻮارﺛﻪ أن ﻳﻔﻌﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻓﻠﻮ ﻓﻌﻠﻪ أﺟﻨﱯ ﺟﺎز وﻟﻮ ﺑﻼ إذن وﻋﻦ آﻓﺎﻗﻲ ﻣﻌﻀـﻮب ﻋـﺎﺟﺰ ﻋـﻦ اﻟﻨﺴـــﻚ ﺑﻨﻔﺴـــﻪ ﻟﻨﺤـــﻮ زﻣﺎﻧـــﺔ أو ﻣـــﺮض ﻻ ﻳﺮﺟـــﻰ ﺑـــﺮؤﻩ ﺑـــﺄﺟﺮة ﻣﺜـــﻞ ﻓﻀـــﻠﺖ ﻋﻤـــﺎ ﳛﺘﺎﺟـــﻪ اﳌﻌﻀـــﻮب ﻳـــﻮم اﻻﺳﺘﺌﺠﺎر وﻋﻤﺎ ﻋﺪا ﻣﺆﻧﺔ ﻧﻔﺴﻪ وﻋﻴﺎﻟﻪ ﺑﻌﺪﻩ وﻻ ﻳﺼﺢ أن ﳛﺞ ﻋﻦ ﻣﻌﻀﻮب ﺑﻐﲑ إذﻧﻪ ﻷن اﳊﺞ ﻳﻔﺘﻘﺮ
ﻟﻠﻨﻴﺔ واﳌﻌﻀﻮب أﻫﻞ ﳍﺎ وﻟﻺذنﻛﺬا ﰱ ﻓﺘﺢ اﳌﻌﲔ
 
D.    Rukun-rukun Haji dan Syarat-syaratnya

)وأرﻛﺎن اﳊﺞ( ﲬﺴﺔ أوﳍﺎ )اﻻﺣﺮام( وﻫﻮ ﻧﻴﺔ اﻟﺪﺧﻮل ﰱ اﻟﻨﺴﻚ ﻟﻼﲨﺎع وﻳﻄﻠﻖ أﻳﻀﺎ ﻋﻠﻰ اﻟﺪﺧﻮل ﰱ ﺣﺮﻣﺔ أﻣﻮر ﺑﻨﻴﺔ اﻟﻨﺴﻚ وﻫﺬا ﻣﺮادﻫﻢ ﺑﻘﻮﳍﻢ ﻳﻨﻌﻘﺪ اﻻﺣﺮام ﺑﺎﻟﻨﻴﺔ واﻷول
ﻫﻮ اﳌﺮاد ﺑﻘﻮﳍﻢ اﻻﺣﺮام رﻛﻦ أﻓﺎد ذﻟﻚ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ
Rukun-rukun haji ada 5 (lima), yaitu:

1.    Ihram
Pengertian ihram adalah berniat masuk ke dalam ibadah-ibadah haji (umrah). Kewajiban ihram berdasarkan ijmak para ulama. Ada juga yang mendefinisikan ihram sebagai masuk ke dalam keharaman perkara-perkara tertentu dengan niat ibadah-ibadah haji (umrah). Definisi kedua ini adalah maksud dari perkataan para ulama, “Ihram menjadi sah dengan niat.” Sedangkan defini pertama adalah maksud dari perkataan mereka, “Ihram adalah salah satu rukun (haji atau umrah),” seperti yang difaedahkan oleh Ibnu Hajar.

ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ إﳕﺎ اﻷﻋﻤﺎل ﺑﺎﻟﻨﻴﺎت وﻻ ﻳﺸﱰط ﻧﻴﺔ اﻟﻔﺮﺿﻴﺔ وﲰﻴﺖ ﺗﻠﻚ
اﻟﻨﻴﺔ اﺣﺮاﻣﺎ ﻷ ﺎ ﲤﻨﻊ ﻣﻦ اﶈﺮﻣﺎت
Dalil diwajibkannya ihram adalah sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama, “Keabsahan amal-amal hanya tergantung pada niat- niat.” Dalam ihram tidak disyaratkan meniatkan fardhiah atau sifat kefardhuan. Niat masuk ke dalam ibadah-ibadah haji atau umrah (manasik) disebut dengan istilah ihram karena niat tersebut mencegah atau melarang perkara-perkara yang diharamkan.

وﳚﺐ أن ﻳﻜﻮن اﻻﺣﺮام ﻣﻦ اﳌﻴﻘﺎت وﻫﻮ زﻣﺎﱏ وﻣﻜﺎﱏ ﻓﺰﻣﺎن اﻻﺣﺮام ﺑﺎﳊﺞ ﻣﻦ اﺑﺘﺪاء ﺷﻮال إﱃ ﺻﺒﺢ ﻳﻮم اﻟﻨﺤﺮ وأﻣﺎ زﻣﺎن اﻻﺣﺮام ﺑﺎﻟﻌﻤﺮة ﻓﺠﻤﻴﻊ اﻟﺴﻨﺔ إﻻ ﻣﻦ ﺑﻘﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﺷﻴﺊ ﻣﻦ أﻋﻤﺎل اﳊﺞ ﻓﻼ ﺗﻨﻌﻘﺪ ﻋﻤﺮﺗﻪ وﻣﻜﺎن اﻻﺣﺮام ﲝﺞ ﳌﻦ ﲟﻜﺔ ﻏﺮﻳﺒﻴﺎ ﻣﻜﺔ ﻻ ﺳﺎﺋﺮ اﳊﺮم وﻣﻜﺎن اﻻﺣﺮام ﺑﺎﻟﻌﻤﺮة ﳌﻦ ﺑﺎﳊﺮم اﳊﻞ ﻓﻴﺨﺮج ﻣﻦ اﳊﺮم إﱃ اﶈﻞ واﳉﻌﺮاﻧﺔ
أوﱃ ﰒ اﻟﺘﻨﻌﻴﻢ ﰒ اﳊﺪﻳﺒﻴﺔ
 
Ihram wajib dilakukan dari miqot186, baik miqot zamani atau miqot makani.
Waktu melakukan ihram haji adalah dari permulaan bulan Syawal sampai waktu Subuh di hari Kurban (10 Dzulhijah). Adapun waktu melakukan ihram umrah maka sepanjang tahun, kecuali bagi orang yang masih memiliki tanggungan kewajiban melakukan amalan-amalan haji, oleh karena itu tidak sah umrahnya.

Adapun tempat ihram haji bagi orang yang berada di Mekah adalah Mekah itu sendiri, bukan tempat-tempat lain yang masih masuk dalam wilayah tanah Haram. Tempat ihram umrah bagi orang yang berada di tanah Haram adalah tempat Halal, artinya tempat-tempat yang sudah berada di luar batas tanah Haram, tetapi yang lebih utama adalah Ju’ranah, Tan’im, kemudian Hudaibiah.

186Ihram dari miqot merupakan salah satu kewajiban-kewajiban haji (umrah). Miqot menurut bahasa berarti batasan. Sedangkan menurut istilah dalam haji atau umrah, miqot berarti waktu beribadah atau tempatnya.
Miqot dibagi menjadi dua, yaitu miqot zamani (waktu beribadah haji/umrah) dan miqot makani (tempat beribadah haji/umrah). Miqot zamani dalam ibadah haji adalah bulan Syawal (dari permulaannya), Dzulqo’dah, dan 10 malam dari bulan Dzulhijah. Apabila seseorang berihram haji tidak sesuai pada waktunya maka ihram tersebut menjadi sah sebagai ihram umrah, seperti yang disebutkan dalam Busyro al-Karim dan Fathu al-Alam. Adapun miqot makani dalam ibadah haji maka dirinci sebagai berikut:
1.    Miqot makani bagi orang-orang yang sedang berada di dalam tanah Mekah.
1)    Mekah, yaitu tempat ihram bagi orang-orang yang tinggal di Mekah, baik penduduk asli atau afaqi (bukan penduduk asli), sehingga mereka bisa berihram haji dari rumah masing-masing setelah mandi dan sholat dua rakaat, demikian ini dikatakan oleh al-Bajuri dalam Hasyiahnya. Adapun dalam berihram umrah, maka miqot makani bagi mereka adalah tempat yang sudah berada di luar batas tanah Haram.
2)    Miqot makani bagi orang-orang yang datang dari luar Mekah.
1)    Dzul-Hulaifah, yaitu tempat ihram haji atau umrah bagi orang-orang yang datang dari Madinah dan yang searah dengan Madinah. Jarak antara Dzul- Hulaifah dengan Mekah adalah 10 Marhalah (403, 200 Km), seper  dalam Hasyiah al-Bajuri.
2)    Juhfah, yaitu tempat ihram haji atau umrah bagi orang-orang yang datang dari Syam, Mesir, Maghribi, dan tempat-tempat yang searah. Juhfah adalah suatu kampung besar yang terletak di antara Mekah dan Madinah. Jarak antara Juhfah dan Mekah sendiri adalah 4 Marhalah (161,280 km).
3)    Yalamlah, yaitu tempat ihram haji atau umrah bagi orang-orang yang datang dari Yaman, India, Indonesia, dan negara-negara yang searah. Yalamlam adalah nama gunung yang berada di dataran rendah. Jarak antara Yalamlam dan Mekah sendiri adalah 2 marhalah (80,640 km).
4)    Dzatu Irqin, yaitu tempat ihram haji atau umrah bagi orang-orang yang datang dari Irak dan negara-negara yang searah. Dzatu Irqin adalah nama suatu kampung yang berjarak sekitar 2 marhalah (80,640 km) dari Mekah.
Keterangan di atas ini, kami ringkas dari keterangan Hasyiah al-Bajuri dan Fiqih Islam.
 
)و( ﺛﺎﻧﻴﻬﺎ )اﻟﻮﻗﻮف ﺑﻌﺮﻓﺔ( أى اﳊﻀﻮر ﳚﺰء ﻣﻦ أرض ﻋﺮﻓﺎت وإن ﻛﺎن ﻣﺎرا ﰱ ﻃﻠﺐ آﺑﻖ وﳓﻮﻩ ﻷﻧﻪ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم أﻣﺮ ﻣﻨﺎدﻳﺎ ﻳﻨﺎدى اﳊﺞ ﻋﺮﻓﺔ وﻣﻌﲎ اﳊﺞ ﻋﺮﻓﺔ أى
ﻣﻌﻈﻢ أرﻛﺎﻧﻪ ﻋﺮﻓﺔ
وﻳﺸﱰط ﻛﻮن اﳊﻀﻮر  ﺎ ﺑﲔ زوال ﻳﻮم ﺗﺎﺳﻊ ذى اﳊﺠﺔ وﻗﺒﻞ ﻓﺠﺮ ﻳﻮم اﻟﻨﺤﺮ وأن ﻳﻜﻮن ﺑﻌﺪ ﻧﻴﺔ اﻟﺪﺧﻮل ﰱ اﻟﻨﺴﻚ ﺑﺎﻟﻘﻠﺐ وﺷﺮط اﺟﺰاء اﻟﻮﻗﻮف أن ﻳﻜﻮن اﻟﻮاﻗﻒ أﻫﻼ ﻟﻠﻌﺒﺎدة وﻟﻮ دﺧﻞ ﻋﺮﻓﺎت ﻗﺒﻞ وﻗﺖ اﻟﻮﻗﻮف وﻧﺎم ﺣﱴ ﺧﺮج اﻟﻮﻗﺖ أﺟﺰأﻩ ﻋﻠﻰ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻟﺒﻘﺎء
 



2.    Wukuf.
 
ﻨﻮن أﻓﺎد ذﻟﻚ اﳊﺼﲎ
 
اﻟﺘﻜﻠﻴﻒ ﻋﻠﻴﻪ ﲞﻼف ا
 

Wukuf adalah hadir ke tanah Arofah meskipun hanya lewat karena mencari budak yang melarikan diri dan lainnya, karena Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama memerintahkan seseorang yang sedang memanggil-manggil, “Haji adalah Arofah,” artinya termasuk rukun haji adalah wuquf di Arofah.187

187Hikmah wukuf adalah menyerupakan dan mengingatkan para jamaah haji tentang keadaan wukuf (berhenti)nya para makhluk di Hadapan Allah kelak di Hari Kiamat dalam keadaan telanjang, tanpa memakai alas kaki, kepala terbuka, berteriak-teriak menangis dan meratap, dan berdoa sebagai hamba-hamba yang hina.
Tempat wukuf disebut dengan nama Arofah adalah karena disana Adam dan Hawa saling ta’arafa atau mengenal setelah sekian lama mereka berpisah sejak diturunkan dari surga, Adam diturunkan di India dan Hawa di Jedah. Jarak antara Arofah dan Mekah adalah 3 farsakh (sekitar 240 km) karena jarak Mekah dan Mina adalah 1 farsakh (80 km) dan antara Mina dan Muzdalifah adalah 1 farsakh dan antara Muzdalifah dan Arofah adalah 1 farsakh, seperti yang difaedahkan oleh ar-Romli dan al-Qulyubi. Telah disebutkan bahwa wukuf sah dilakukan dimana saja, asalkan masih dalam lingkup tanah Arofah, tetapi yang lebih utama adalah wukuf di tempat wukuf Rasulullah shollallahu 'alahi wa sallama yang terkenal dengan sebutan mauqif al-mahamil.
Naik ke gunung Jabal Rahmah karena wukuf disana merupakan suatu bid'ah, bahkan ada yang mengatakan tentang kemakruhannya. Begitu juga, dihukumi bid'ah adalah naik ke gunung-gunung lain yang ada di tanah Arofah.
Orang yang wukuf disunahkan dalam keadaan naik kendaraan, menghadap Kiblat dalam kondisi suci dari hadas dan najis, menutup aurat, tidak berpuasa dan berpanas-panasan di bawah terik matahari, khuduk, khusyuk, khudur al-qolbi, menangis atau berusaha menangis (ditangis-tangiskan). Disunahkan baginya memperbanyak doa, membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar, talbiah, membaca al-Quran, bersholawat atas Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallama sejak mulai wukuf sampai pergi.
Di dalam kitab al-Anwar disebutkan bahwa termasuk doa yang dianjurkan saat wukuf adalah:
 
. Syarat-syarat wukuf adalah:
a.    Dilakukan di waktu antara tergelincirnya matahari pada tanggal 9 (sembilan) Dzulhijah dan sebelum terbit fajar pada hari Kurban atau 10 Dzulhijah.


 
َﺣ ﱡﻰ َﻻ
 
ُﺖ َوُﻫَﻮ
 
َوُﳝِْﻴ ُْﳛِﲕ
 
ُﻚ * َوﻟَﻪُ ا ْﳊَ ْﻤ ُﺪ *
 
َﻚ ﻟَﻪُ * ﻟَﻪُ اﻟْ ُﻤْﻠ َﺷِﺮﻳْ
 
إِﻟَﻪَ إِﱠﻻ اﷲُ َو ْﺣ َﺪﻩُ َﻻ َﻻ
 
* اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﺟ َﻌ ْﻞ ِﰱ ﻗَـﻠِْﱮ ﻧـُْﻮًرا َوِﰱ ﺑَ َﺼِﺮى ﻧـُْﻮًرا * َﺷﻴْ ٍﺊ ﻗَ ِﺪﻳْـٌﺮ
 
ُﻛﻞﱢ َﻋﻠَﻰ
 
ُت ﺑِﻴَ ِﺪﻩِ ا ْﳋَْﻴـُﺮ َوُﻫَﻮ َﳝُْﻮ
 
ِ ْﱃ َﺻ ْﺪ ِر ْى * َوﻳَ ﱢﺴْﺮ ِ ْﱃ أَْﻣِﺮ ْى * اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ﻳَﺎ َرﻓِْﻴ َﻊ اﻟ ﱠﺪَر َﺟﺎ ِت َوُﻣﻨْ ِﺰَل اﻟْﺒَـَﺮَﻛﺎ ِت َوﻳَﺎ اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﺷَﺮْح
 
ْﺴﺄَﻟُ َﻚ ﻧَ
 
ِت * اﻟﻠﱡﻐَﺎ
 
ﺑِ ُﺼﻨُـْﻮ ِف
 
اْﻷَ ْﺻَﻮا ُت
 
َﻚ إِﻟَﻴْ
 
َﺿ ﱠﺠ ْﺖ
 
َواﻟ ﱠﺴ َﻤَﻮا ِت *
 
اْﻷَْر ِﺿْ َﲔ
 
ﻓَﺎ ِﻃَﺮ
 
إِذَا ﻧَ ِﺴْﻴِﲎ أَْﻫﻞُ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ * اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠ َﻚ َدا ِر اﻟْﺒِﻠَﻰ
 
ﺗَـْﻨ َﺴﺎِﱏ ِﰱ َﻻ
 
َﺣﺎ َﺟِﱴ أَ ْن َو
 
ا ْﳊَﺎ َﺟﺎ ِت *
 
ٌﺊ ِﻣ ْﻦ أَْﻣِﺮى * أَﻧَﺎ َﺷﻴْ
 
ﻋَﻠَْﻴ َﻚ َﳜَْﻔﻰ
 
ْى َو َﻋَﻼﻧِﻴَِْﱴ َوَﻻ ِﺳﱢﺮ
 
َﻤ ُﻊ َﻛَﻼِﻣﻰ َوﺗَـَﺮى َﻣ َﻜﺎِﱏ َوﺗَـ ْﻌﻠَ ُﻢ ﺗَ ْﺴ
 
ْﺴﺌَـﻠَﺔَ َﻣ
 
ْﺳﺄَﻟُ َﻚ أَ
 
ﺑَِﺬﻧْﺒِِﻪ
 
اﻟْ ُﻤ ْﻌَِﱰ ُف
 
اﻟْ ُﻤ ْﺸِﻔ ُﻖ
 
اﻟَْﻮِﺟﻞُ
 
اﻟْ ُﻤ ْﺴﺘَ ِﺠْﻴـُﺮ
 
ُﻤ ْﺴﺘَﻐِْﻴ ُﺚ اﻟْ
 
اﻟَْﻔِﻘْﻴـُﺮ
 
ُﺲ اﻟْﺒَﺎﺋِ
 
ُد َﻋﺎءَ َﻣ ْﻦ
 
ﱠﻀِﺮﻳِْﺮ
 
َﻋﺎءَ ا ْﳋَﺎﺋِ ِﻒ اﻟ ُد
 
َﻚ اِﺑْﺘِ َﻬﺎ َل اﻟْ ُﻤ ْﺬﻧِ ِﺐ اﻟ ﱠﺬﻟِﻴْ ِﻞ * َوأَْدﻋُ ْﻮَك
 
ْﺴﻜِ ْ ِﲔ َوأَﺑْـﺘَ ِﻬﻞُ إِﻟَْﻴ اﻟْ ِﻤ
 
َوَرِﻏ َﻢ ﻟَ َﻚ أَﻧْـُﻔﻪُ * اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َﻻ َﲡْ َﻌْﻠِﲎ َﺟْﺒـ َﻬﺘُﻪُ
 
َوذَ ﱠل ﻟَ َﻚ َﻋْﺒـَﺮﺗُﻪُ
 
ْﺖ ﻟَ َﻚ
 
ْﺖ ﻟَ َﻚ َرﻗَـﺒَﺘُﻪُ َوﻓَﺎ َﺿ
 
َﺧ َﻀ َﻌ
 
َﻤ ْﺴُﺆْوﻟِْ َﲔ َوأَ َﻛْﺮَم اﻟْ ُﻤ ْﻌ ِﻄْ َﲔ * َرﺑـﱠﻨَﺎ َﺧْﻴـَﺮ اﻟْ
 
* َوُﻛ ْﻦ ِﰉ َرُؤْوﻓًﺎ َرِﺣْﻴ ًﻤﺎ * ﻳَﺎ َﺷِﻘﻴﺎ
 
ﺑِ ُﺪ َﻋﺎﺋِ َﻚ َر ﱢب
 
ُﺖ ﻧـَْﻔ ِﺴﻰ
 
َب اﻟﻨﱠﺎ ِر * اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِ ﱢﱏ ﻇَﻠَ ْﻤ َﻋ َﺬا
 
َوﻗِﻨَﺎ
 
َﺴﻨَﺔً َﺣ
 
اْﻵ ِﺧَﺮةِ َوِﰱ
 
َﺴﻨَﺔً َﺣ
 
ِﰱ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ
 
آﺗِﻨَﺎ
 
ِﺪ َك َواْرَﲪِْﲎ ِﻋْﻨ
 
َﻣﻐِْﻔَﺮةً ِﻣ ْﻦ
 
َوإِﻧﱠﻪُ َﻻ ﻳَـﻐِْﻔُﺮ اﻟ ﱡﺬﻧـُْﻮ َب إِﱠﻻ أَﻧْ َﺖ ﻓَﺎ ْﻏِﻔْﺮ ِﱃ َﻛﺒِْﻴـًﺮا *
 
َﻛﺜِْﻴـًﺮا
 
ﻇُْﻠ ًﻤﺎ
 
اﻟﱠﺮِﺣْﻴ ُﻢ * اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻏِﻔْﺮ ِﱃ َﻣ ْﻐِﻔَﺮةً ﺗُ ْﺼﻠِ ُﺢ َﺎ َﺷﺄِْﱏ ِﰱ اﻟ ﱠﺪاَرﻳْ ِﻦ َواْرَﲪِْﲎ َرْﲪَﺔً إِﻧﱠ َﻚ أَﻧْ َﺖ اﻟْﻐَُﻔْﻮُر
 
َﺳﺒِﻴْﻞَ
 
ِﺰْﻣِﲎ َواَﻟْ
 
* أَﺑًَﺪا
 
أَﻧْ ُﻜﺜُـ َﻬﺎ
 
ﻧَ ُﺼْﻮ ًﺣﺎ َﻻ ﺗَـْﻮﺑَﺔً
 
ﱠﻲ َﻋﻠَ
 
ْﺐ َوﺗُ
 
ِﰱ اﻟ ﱠﺪاَرﻳْ ِﻦ
 
َوا ِﺳ َﻌﺔً أَ ْﺳ َﻌ ُﺪ َﺎ
 
ْﻛِﻔِﲎ َوا
 
اﻟﻄﱠﺎﻋَِﺔ ِﻋﱢﺰ
 
ذُ ﱢل اﻟْ َﻤ ْﻌ ِﺼﻴَِﺔ إِ َﱃ ِﻣ ْﻦ
 
ُﻎ ﻋَْﻨـ َﻬﺎ أَﺑًَﺪا * اَﻟﻠﱠُﻬ ﱠﻢ اﻧْـُﻘْﻠِﲎ َﻻ أَِزﻳْ
 
اِْﻻ ْﺳﺘَِﻘﺎَﻣِﺔ
 
ُﻛﻠﱢِﻪ
 
َوﻧَـﱢﻮْر ﻗَـْﻠِﱮ َوﻗَـِْﱪى َوأَ ِﻋ ْﺬِﱏ ِﻣ َﻦ اﻟ ﱠﺸﱢﺮ ِﺳَﻮا َك
 
َﻋ ﱠﻤ ْﻦ
 
َﻚ ْﻀﻠِ
 
َﻚ َوا ْﻏﻨِِﲎ ﺑَِﻔ َﺣَﺮاِﻣ
 
َﻚ ﻋَ ْﻦ ِﲝََﻼﻟِ
 
* اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِ ﱢﱏ أَ ْﺳﺄَﻟُ َﻚ ا ْﳍَُﺪى َواﻟﺘﱡـَﻘﻰ واَﻟْ َﻌَﻔﺎ َف َواﻟْﻐِ َﲎ * اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ اْرُزﻗِْﲎ اﻟْﻴُ ْﺴَﺮى َوا ْﲨَ ْﻊ ِﱃ ا ْﳋَْﻴـَﺮ
 
َو َﺧَﻮاﺗِْﻴ َﻢ
 
َوأََﻣﺎﻧَِﱴ
 
ﻟِﻠﱠِﻪ ِدﻳِْﲎ
 
* أَ ْﺳﺘَـْﻮِدﻋُ َﻚ َﻣﺎ أَﺑْـَﻘْﻴﺘَِﲎ
 
ﻃَﺎﻋَﺘَ َﻚ َواْرُزﻗِْﲎ
 
* َو َﺟﻨﱢﺒِْﲎ اﻟْﻌُ ْﺴَﺮى *
 
ﱠﻲ َوﻋَﻠَْﻴ ِﻬ ْﻢ َﻋﻠَ
 
َﺖ ﺑِِﻪ
 
َوﻧـَْﻔ ِﺴ ْﻰ َوأَْﻫﻠِﻰ َوأَ ْﺣﺒَﺎِ ْﰉ َو َﺳﺎﺋَِﺮ اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻤْ َﲔ َو َِﲨْﻴ َﻊ َﻣﺎ أَﻧْـ َﻌ ْﻤ َﻋ َﻤﻠِ ْﻰ َوﺑََﺪِﱏْ
ِﻣ ْﻦ أُُﻣْﻮِر اﻵ ِﺧَﺮةِ َواﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ
 
Kemudian dilanjutkan dengan pergi ke Muzdalifah dengan tenang dan anteng sambil membaca talbiah dan memperbanyak berdzikir Allah. hindarilah berdesakan di jalan. Demikian ini semua dituliskan di dalam Fathu al-Alam.
 
b.    Dilakukan setelah niat dengan hati masuk ke dalam ibadah-ibadah haji/umrah (ihram).
c.    Orang yang wukuf adalah ahli ibadah.188 Apabila seseorang hadir di tanah Arofah sebelum waktu wukuf, kemudian ia tidur sampai waktu wukuf habis, maka sudah mencukupi menurut pendapat shohih, karena ia tetap disebut sebagai mukallaf. Berbeda apabila seseorang hadir di tanah Arofah sebelum waktu wukuf, kemudian ia gila sampai waktu wukuf habis, maka belum mencukupi, seperti yang difaedahkan oleh al-Hisni.

)و( ﺛﺎﻟﺜﻬﺎ )اﻟﻄﻮاف ﺑﺎﻟﺒﻴﺖ( اﳌﺴﻤﻰ ﺑﺎﻻﻓﺎﺿﺔ وﺑﺎﻟﺮﻛﻦ وﺑﺎﻟﺰﻳﺎدة وﺑﺎﻟﺼﺪر ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ
وﻟﻴﻄﻮﻓﻮا ﺑﺎﻟﺒﻴﺖ اﻟﻌﺘﻴﻖ
3.    Towaf
Towaf adalah memutari Ka’bah. Towaf yang dimaksud disini adalah towaf yang disebut dengan towaf ifadhoh, towaf rukun, towaf ziyadah, dan towaf shodr. Kewajiban towaf berdasarkan Firman Allah, “Bertowaflah mereka di Baitul ‘Atiq (Ka’bah).”189

ﻓﻴﺠﺐ ﻛﻮﻧﻪ ﺑﻌﺪ اﻻﺣﺮام واﻟﻮﻗﻮف وﻫﻮ أﻓﻀﻞ اﻷرﻛﺎن ﺣﱴ ﻣﻦ اﻟﻮﻗﻮف أﻓﺎدﻩ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ وأن ﻳﻜﻮن ﺑﻌﺪ اﻧﺘﺼﺎف ﻟﻴﻠﺔ اﻟﻨﺤﺮ وﺷﺮط ﺻﺤﺘﻪ وﻟﻮ ﻧﻔﻼ ﺳﱰ اﻟﻌﻮرة ﻛﺎﻟﺼﻼة وﻃﻬﺎرة اﳊﺪث واﻟﻨﺠﺲ ﰱ اﻟﺒﺪن واﻟﺜﻮب واﳌﻜﺎن إﻻ أﻧﻪ ﻳﻌﻔﻰ ﻋﻤﺎ ﺗﻌﻢ ﺑﻪ اﻟﺒﻠﻮى ﻣﻦ زرق اﻟﻄﻴﻮر ﺑﺎﳌﻄﺎف ﺣﻴﺚ ﻻ رﻃﻮﺑﺔ وﱂ ﻳﺘﻌﻤﺪ اﳌﺸﻰ ﻋﻠﻰ ذﻟﻚ وﱂ ﳚﺪ ﻋﻨﻪ ﻣﻌﺪﻻ وﻗﻴﺎﺳﻪ
اﻟﻌﻔﻮ ﻋﻨﻪ ﰱ اﻟﺜﻴﺎب أﻳﻀﺎ ﺣﺎﻟﺔ اﻟﻄﻮاف وﻻﺑﺪ ﰱ ﺻﺤﺘﻪ أﻳﻀﺎ ﻣﻦ ﻣﻦ أن ﻳﺒﺪأ ﺑﺎﳊﺠﺮ اﻷﺳﻮد وأن ﳚﻌﻠﻪ اﻟﺒﻴﺖ ﻋﻦ ﻳﺴﺎرﻩ ﻧﻌﻢ
اﳊﺠﺮ ﻋﻨﺪ اﺑﺘﺪاﺋﻪ ﻗﺎﺋﻼ ﺑِ ْﺴ ِﻢ اﷲِ اَﷲُ أَ ْﻛﺒَـُﺮ اَﻟﻠﱠُﻬ ﱠﻢ إِْﳝَﺎﻧًﺎ ﺑِ َﻚ َوﺗَ ْﺼ ِﺪﻳْـًﻘﺎ ﻳﻨﺪب اﺳﺘﻘﺒﺎل
 
َﺳﻠﱠ َﻢ وﻳﻘﺒﻠﻪ إن أﻣﻜﻨﻪ َو
 
َﻋﻠَﻴِْﻪ
 
اﷲُ َﺻﻠﱠﻰ
 
ُﳏَ َﻤ ٍﺪ
 
ًﻋﺎ ﻟِ ُﺴﻨﱠِﺔ ﻧَﺒِﻴﱢ َﻚ َواِﺗْـﺒَﺎ
 
َوَوﻓَﺎءً ﺑَِﻌ ْﻬ ِﺪ َك
 
َﻚ ﺑِﻜِﺘَﺎﺑِ
 
ﺗﻘﺒﻴﻠﻪ وﻳﺴﺘﻘﺒﻠﻪ إﱃ اﻧﺘﻬﺎﺋﻪ ﰒ ﳚﻌﻞ اﻟﺒﻴﺖ ﻋﻦ ﻳﺴﺎرﻩ وﳝﺸﻰ ﻓﺈذا وﺻﻞ إﱃ اﳊﺠﺮ وأﻣﻜﻨﻪ ﺗﻘﺒﻴﻠﻪ ﻗﺒﻠﻪ ورﺟﻼﻩ ﻗﺎرﻧﺎن ﰒ ﻳﻌﻮد إﱃ ﺣﺎﻟﺘﻪ اﻷوﱃ وﻳﻠﺘﻔﺖ ﻋﻦ ﻳﺴﺎرﻩ ﰒ ﳝﺸﻰ


188 Tidak gila, ayan, atau hilang akal sebab mabuk.
189QS. Al-Hajj: 29
 
ﻓﺈن ﻗﺒﻠﻪ وﻣﺸﻰ ﻗﺒﻞ ﻋﻮدﻩ إﱃ ﺣﺎﻟﺘﻪ اﻷوﱃ ﻛﻤﺎ ﻳﻔﻌﻠﻪ ﻛﺜﲑ ﻣﻦ اﻟﻌﻮام ﱂ ﺗﺼﺢ ﻃﻮﻓﺘﻪ ﻟﻄﻮاﻓﻪ ﰱ ﺟﺰء ﻣﻦ ﻫﻮاء اﻟﺒﻴﺖ وأن ﻳﻄﻮف ﺳﺒﻌﺎ داﺧﻞ اﳌﺴﺠﺪ وﻟﻮ ﺑﻌﻴﺪا ﻋﻦ اﻟﺒﻴﺖ ﻏﲑ
أن ﻗﺮﺑﻪ ﻣﻨﻪ أﻓﻀﻞ أﻓﺎد ذﻟﻚ اﻟﺮﻣﻠﻰ ﰱ ﺷﺮح ﻫﺪﻳﺔ اﻟﻨﺎﺻﺢ وﻳﺸﱰط ﻟﺼﺤﺘﻪ أﻳﻀﺎ ﻋﺪم ﺻﺮﻓﻪ ﻛﻄﻠﺐ ﻏﺮﱘ ﻓﺈن ﺻﺮﻓﻪ اﻧﻘﻄﻊ وﻳﺸﱰط أﻳﻀﺎ ﻧﻴﺘﻪ إن ﱂ ﻳﺸﻤﻠﻪ ﻧﺴﻚ وﰱ ﻃﻮاف اﻟﻮداع ﺧﻼف وأﲝﺎث واﻟﺬى ﻳﺘﺠﻪ اﻋﺘﻤﺎدﻩ أﻧﻪ إن وﻗﻊ ﻋﻘﺐ اﻟﻨﺴﻚ ﱂ ﲡﺐ ﻟﻪ ﻧﻴﺔ ﻷﻧﻪ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﻣﻦ ﺗﻮاﺑﻊ اﻟﻨﺴﻚ ﻓﻬﻮ ﻛﺎﻟﺘﺴﻠﻴﻤﺔ اﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻣﻦ اﻟﺼﻼة وﺣﻴﻨﺌﺬ ﻓﻼ ﻳﻨﺎﰱ ﻛﻮﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻣﻦ اﳌﻨﺎﺳﻚ ﻋﻨﺪ اﻟﺸﻴﺨﲔ وإن ﱂ ﻳﻘﻊ ﻋﻘﺒﻪ وﺟﺒﺖ اﻟﻨﻴﺔ
ﻷﻧﻪ ﻣﺴﺘﻘﻞ أﻓﺎد ذﻟﻚ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﰱ ﻓﺘﺢ اﳉﻮاد

Kewajiban-kewajiban dalam towaf ifadhoh adalah:

a.    Dilakukan setelah ihram dan wukuf. Towaf adalah rukun haji yang paling utama bahkan daripada wukuf, seperti yang difaedahkan oleh Ibnu Hajar.
b.    Dilakukan setelah separuh malam hari raya Kurban.
c.    Baik towaf ifadhoh atau towaf sunah harus dilakukan dalam keadaan menutup aurat, seperti sholat.
d.    Suci dari hadas dan najis pada tubuh, pakaian, dan tempat, kecuali najis yang dima’fu pada tempat karena umum al-balwa (umum dan sulit dihindari), seperti; najis kotoran burung yang ada di tempat towaf sekiranya tidak ada basah-basah ketika mengenainya, tidak sengaja berjalan mengenainya, dan tidak mendapati tempat suci untuk berpindah. Selain najis tersebut dihukumi ma’fu pada pakaian, diqiyaskan juga dengan dihukumi ma’fu pada pakaian saat melakukan towaf.
e.    Agar towaf menjadi sah, maka harus dimulai dari sisi hajar aswad dan menjadikan Ka’bah di sebelah kiri, (berarti towaf dilakukan dengan berputar ke arah kanan). Akan tetapi disunahkan menghadap ke arah hajar aswad saat memulai towaf sambil membaca;
 
ْﺼ ِﺪﻳْـًﻘﺎ ﺑِﻜِﺘَﺎﺑِ َﻚ َوَوﻓَﺎءً ﺑَِﻌ ْﻬ ِﺪ َك
 
َﻚ َوﺗَ
 
ْﺴ ِﻢ اﷲِ اَﷲُ أَ ْﻛﺒَـُﺮ اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِْﳝَﺎﻧًﺎ ﺑِ ﺑِ
 
َﻋﻠَْﻴِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ
 
اﷲُ َﺻﻠﱠﻰ
 
َﻚ ُﳏَ َﻤ ٍﺪ
 
َواِﺗْـﺒَﺎ ًﻋﺎ ﻟِ ُﺴﻨﱠِﺔ ﻧَﺒِﻴﱢ
 
dan mencium hajar aswad jika memungkinkan, dan menghadapnya lagi ketika telah selesai dari setiap satu putaran, kemudian menjadikan Ka’bah di sisi kirinya, kemudian berjalan maju, dan ketika telah sampai lagi ke hajar aswad maka disunahkan menciumnya lagi jika
 
memungkinkan sambil menghadap ke arahnya dengan posisi kedua kaki sejajar (satu kaki tidak maju atau mundur). Setelah itu kembali ke posisi semula (berdiri tegak), lalu membelokkan tubuh ke kanan, lalu berjalan maju lagi dengan Ka’bah di sebelah kiri. Apabila seseorang mencium hajar aswad dan berjalan sebelum kembali ke posisi semula (berdiri tegak), seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang awam maka towafnya tidak sah karena ia towaf pada sebagian dari awang- awang Ka’bah.
f.    Towaf dilakukan sebanyak 7 (tujuh) kali di dalam Masjid al-Haram meskipun jauh dari Ka’bah, tetapi dekat darinya adalah yang lebih utama, seperti yang difaedahkan oleh ar-Romli dalam Syarah Hadiah an-Nashih.
g.    Tidak berpaling dari towaf, seperti berpaling dari towaf karena mencari ghorim atau orang yang menghutangi. Apabila seseorang berpaling dari towaf maka towafnya terputus.
h.    Berniat towaf apabila ihram belum mencakupnya. Adapun niat dalam masalah towaf wadak maka masih ada perselisihan pendapat dan pembahasan, menurut pendapat yang diunggulkan mu’tamadnya adalah bahwa apabila towaf wadak jatuh tidak lama setelah ibadah- ibadah haji maka tidak wajib berniat karena sudah termasuk dari ibadah-ibadah haji itu sendiri, sehingga analoginya seperti salam kedua dalam sholat, dengan demikian tidak menafikan kalau towaf wadak tidaklah termasuk dari manasik, menurut Nawawi dan Rofii. Sedangkan apabila towaf wadak tidak jatuh setelah manasik maka wajib berniat karena termasuk ibadah sendiri, seperti yang difaedahkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathu al-Jawad.

 
ﻷﻧﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ اﺳﺘﻘﺒﻞ اﻟﻘﺒﻠﺔ ﰱ
 
)اﻟﺴﻌﻰ ﺑﲔ اﻟﺼﻔﺎ واﳌﺮوة(
 
راﺑﻌﻬﺎ
 
(و)
 



4.    Sa’i190
 
اﳌﺴﻌﻰ وﻗﺎل ﻳﺎ أﻳﻬﺎ اﻟﻨﺎس اﺳﻌﻮا ﻓﺈن اﻟﺴﻌﻰ ﻗﺪ ﻛﺘﺐ ﻋﻠﻴﻜﻢ
 



 
190Asalnya, kata sa’i berarti mempercepat, tetapi dalam haji atau umrah, sa’i berarti berjalan, baik cepat atau pelan. Bagi laki-laki, disunahkan berlari ketika telah sampai di tengah-tengah jalur antara Sofa dan Marwa. Bagi orang yang telah melakukan sa’i setelah towaf qudum, maka tidak disunahkan sa’i lagi setelah towaf ifadhoh. Dalam sa’i tidak disyaratkan suci dari hadas dan najis. Baik laki-laki, perempuan, atau khuntsa, saat sa’i disunahkan membaca doa (yang berharokat):
واﻷﺻﻞ اﻟﺴﻌﻰ اﻻﺳﺮاع واﳌﺮاد ﺑﻪ ﻫﻨﺎ ﻣﻄﻠﻖ اﳌﺸﻰ وﻳﺴﻦ أن ﳝﺸﻰ ﻋﻠﻰ ﻫﻴﻨﺔ أول اﻟﺴﻌﻰ وآﺧﺮﻩ وﻳﻌﺪو ﻟﺬﻛﺮ أى ﻳﺴﻌﻰ ﺳﻌﻴﺎ ﺷﺪﻳﺪا ﰱ اﻟﻮﺳﻂ إﱃ أن ﻗﺎل وﻳﺴﻦ أن ﻳﻘﻮلﻛﻞ ﻣﻨﻬﻢ ﰱ ﺳﻌﻴﻪ
 
Rukun haji yang keempat adalah sa’i atau berlari-lari kecil antara bukit Sofa dan Marwa karena Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama pernah menghadap Kiblat di tempat sa’i, kemudian beliau bersabda, “Hai orang-orang. Bersa’ilah karena sa’i telah diwajibkan atas kalian.

وﺷﺮوﻃﻪ ﺳﺒﻌﺔ اﻷول أن ﻳﻘﻊ ﺑﻌﺪ ﻃﻮاف رﻛﻦ ﺻﺤﻴﺢ إذا وﻗﻒ ﺑﻌﺮﻓﺔ أو ﻗﺪوم ﻣﺎ ﱂ ﻳﻘﻒ ﺑﻌﺮﻓﺔ ﻻ ﻏﲑ ﻻﳓﺼﺎرﻩ ﻓﻴﻤﺎ ﺑﻌﺪ أﺣﺪﳘﺎ اﻟﺜﺎﱏ أن ﻳﺒﺪأ ﰱ اﳌﺮة اﻷوﱃ ﻣﻦ اﻟﺼﻔﺎ وﰱ اﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻣﻦ اﳌﺮوة وﻫﻜﺬا اﻟﺜﺎﻟﺚ أن ﳚﺎوز ﲟﺮورﻩ ﲨﻴﻊ اﳌﺴﻌﻰ ﻗﺎل اﻟﺮﻣﻠﻰ وﻳﺸﱰط اﻟﺼﺎق اﳌﺎﺷﻰ ﻋﻘﺒﻪ واﻟﺮاﻛﺐ ﺣﺎﻓﺮ داﺑﺘﻪ ﺑﺄﺻﻞ ﻛﻞ ﻣﻦ اﻟﺼﻔﺎ واﳌﺮوة اﻟﺮاﺑﻊ أن ﻳﺴﻌﻰ ﺳﺒﻌﺎ ﻳﻘﻴﻨﺎ وﻟﻮ ﻣﺘﻔﺮﻗﺔ ﻓﺬﻫﺎﺑﻪ ﻣﻦ ﻛﻞ ﻟﻶﺧﺮ ﰱ اﳌﺴﻌﻰ ﻣﺮة وﻳﺄﺧﺬ اﻟﺸﺎك ﰱ اﻟﻌﺪد ﺑﺎﻷﻗﻞ ﻛﺎﻟﻄﻮاف واﳋﺎﻣﺲ ﻛﻮﻧﻪ ﰱ ﺑﻄﻦ اﻟﻮادى اﻟﺴﺎدس ﻋﺪم اﻟﺼﺎرف ﻋﻨﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﻔﻌﻠﻪ ﺟﻬﻠﺔ اﻟﻌﻮام ﻣﻦ اﳌﺴﺎﺑﻘﺔ اﻟﺴﺎﺑﻊ أن ﻻ ﻳﻜﻮن ﻣﻨﻜﻮﺳﺎ وﻻ ﻣﻌﱰﺿﺎ ﻫﻜﺬا ﰱ اﻟﺸﺮﻗﺎوى ﺧﻼﻓﺎ ﻻﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺣﻴﺚ ﻗﺎل وﳚﺰئ ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻨﻜﻮﺳﺎ أو ﻛﺎن ﳝﺸﻰ اﻟﻘﻬﻘﺮى ﻋﻠﻰ اﻷوﺟﻪ ﻷن اﻟﻘﺼﺪ ﻗﻄﻊ اﳌﺴﺎﻓﺔ ﻋﻠﻰ أى وﺟﻪ ﻓﺮض وﻳﺴﻦ ﻓﻴﻪ اﻟﻄﻬﺎرة واﻟﺴﱰ واﳌﺸﻰ وﲢﺮى
اﻟﺴﻌﻰ واﳌﻮاﻻة ﻓﻴﻪ وﺑﻴﻨﻪ وﺑﲔ اﻟﻄﻮاف اﻩ






 
َﺣﺠﺎ َﻣْﺒـُﺮْوًرا أَْو
 
َﻋ ﱠﻤﺎ ﺗَـ ْﻌﻠَ ُﻢ إِﻧﱠ َﻚ أَﻧْ َﺖ اْﻷَ َﻋﱡﺰ اْﻷَ ْﻛَﺮمُ اَﻟﻠﱠُﻬ ﱠﻢ ا ْﺟ َﻌْﻠﻪُ
 
ﱢب ا ْﻏِﻔْﺮ َواْر َﺣ ْﻢ َوَﲡَﺎَوْز َر
 
اَﷲُ أَ ْﻛﺒَـُﺮ اَﷲُ َﻏُﻔْﻮُر
 
ﻳَﺎ َﻋِﺰﻳْـُﺰ
 
َﺳ ْﻌﻴًﺎ َﻣ ْﺸ ُﻜْﻮًرا َوِﲡَﺎَرةً ﻟَ ْﻦ ﺗَـﺒُـْﻮَر ﻳَﺎ
 
ْﻤَﺮةً َﻣْﺒـُﺮْوَرةً َوذَﻧْـﺒًﺎ َﻣ ْﻐُﻔْﻮًرا أَْو ﻋُ
 
َﻣﺎ أَْوَﻻﻧَﺎ َﻻ إِﻟَﻪَ إِﱠﻻ َﻋﻠَﻰ
 
َﺪاﻧَﺎ َوا ْﳊَ ْﻤ ُﺪ ﻟِﻠﱠِﻪ َﻫ
 
َﻣﺎ َﻋﻠَﻰ
 
اَﷲُ أَ ْﻛﺒَـُﺮ َوﻟِﻠﱠِﻪ ا ْﳊَ ْﻤ ُﺪ اَﷲُ أَ ْﻛﺒَـُﺮ أَ ْﻛﺒَـُﺮ
 
إِﱠﻻ اﷲُ َﻻ إِﻟَﻪَ
 
َﺷْﻴ ٍﺊ ﻗَ ِﺪﻳْـٌﺮ
 
ُﻛﻞﱢ
 
ﻋَﻠَﻰ َوُﻫَﻮ
 
َوﻟَﻪُ ا ْﳊَ ْﻤ ُﺪ
 
َﻚ ﻟَﻪُ ﻟَﻪُ اﻟْ ُﻤْﻠ ُﻚ َﺷِﺮﻳ
 
اﷲُ َو ْﺣ َﺪﻩُ َﻻ
 
اْﻷَ ْﺣَﺰا َب َو ْﺣ َﺪﻩُ َﻻ إِﻟَﻪَ إِﱠﻻ اﷲُ َوَﻻ ﻧـَ ْﻌﺒُ ُﺪ ُﺟْﻨ َﺪﻩُ َوَﻫَﺰَم
 
َﺪﻩُ َوأَ َﻋﱠﺰ َﻋْﺒ
 
َﺪ َق َو ْﻋ َﺪﻩُ َوﻧَ َﺼَﺮ َﺻ
 
َو ْﺣ َﺪﻩُ
 
إِﱠﻻ إِﻳﱠﺎﻩُ ُﳐْﻠِ ِﺼْ َﲔ ﻟَﻪُ اﻟ ﱢﺪﻳْ َﻦ َوﻟَْﻮ َﻛِﺮﻩَ اﻟْ َﻜﺎﻓُِﺮْو َن
إﱃ أن ﻗﺎل وﻻ ﻳﺴﻦ ﳌﻦ ﺳﻌﻰ ﺑﻌﺪ ﻃﻮاف اﻟﻘﺪوم أن ﻳﻌﻴﺪﻩ ﺑﻌﺪ ﻃﻮاف اﻹﻓﺎﺿﺔ وﻻ ﻳﺸﱰط ﻟﻪ ﻃﻬﺮ وﻻ
ﺳﱰ وﻏﲑﳘﺎ ﻛﺬا ﰱ ﺣﺎﺷﻴﺔ اﻟﺒﺎﺟﻮرى ﻋﻠﻰ اﺑﻦ ﻗﺎﺳﻢ اﻟﻐﺰى
 
Syarat-syarat sa’i ada 7 (tujuh), yaitu:
1)    Sa’i dilakukan setelah melakukan towaf ifadhoh yang sah jika ia telah wukuf di Arofah, atau dilakukan setelah towaf qudum ketika ia belum wukuf di Arofah. Sa’i tidak bisa dilakukan di selain salah satu dari dua waktu tersebut.
2)    Memulai lari pertama dari Sofa dan lari kedua dari Marwa, dan seterusnya.191
3)    Melewati batas awal dan akhir tempat sa’i. Ar-Romli mengatakan bahwa orang yang sa’i dengan berlari kaki atau naik kendaraan (unta dll) maka harus menempelkan tumit kaki atau teracak kendaraannya dengan batas Sofa dan Marwa.
4)    Sa’i dilakukan sebanyak 7 (tujuh) kali secara yakin meskipun terpisah-pisah. Dari Sofa ke Marwa dihitung sebagai lari yang pertama, kemudian dari Marwa ke Sofa dihitung sebagai lari yang kedua, dan seterusnya. Apabila seseorang ragu apakah ia telah berlari yang ketiga atau keempat, maka ia meyakini hitungan yang terkecil, yaitu yang ketiga, dan apabila ia ragu apakah ia telah berlari yang keenam atau ketujuh, maka ia meyakini hitungan yang keenam, sebagaimana kasus ragu tentang hitungan towaf.
5)    Sa’i dilakukan di area antara garis batas lebar. (Lebar areanya adalah 35 dzirok.)
6)    Tidak ada perkara yang memalingkan dari sa’i, seperti apa yang biasa dilakukan oleh orang-orang bodah dimana mereka berlari karena balapan (atau berlari karena mengejar seseorang, dan lain- lain. Ini adalah pendapat yang mu’tamad).
7)    Tidak berlari dengan merangkak (Jawa: brangkang), menyamping, dan lain-lainnya, seperti yang dijelaskan oleh Syarqowi. Berbeda dengan pendapat yang dikatakan oleh Ibnu Hajar, “Sa’i sudah mencukupi dengan cara merangkak atau berlari mundur menurut pendapat aujah, karena tujuan asal dari sa’i sendiri adalah melintasi arena bagaimanapun bentuk melewatinya. Dalam rukun sa’i disunahkan bersuci, menutup aurat, berlari dengan kaki (tidak naik kendaraan, semisal; unta), fokus, muwalah antara pelarian


191Disunahkan seseorang melakukan sa’i dengan kedua kakinya, tetapi diperbolehkan jika ia melakukannya dengan naik kendaraan. Disunahkan pula untuk muwalah antara pelarian pertama dengan kedua dan seterusnya (tidak berhenti beristirahat, misalnya, ketika telah sampai pada garis finis di Sofa atau Marwa) dan muwalah antara sa’i dan towaf. Adapun apabila berhenti di tengah-tengah sa’i karena mengobrol atau lainnya maka dimakruhkan.
وأن ﻳﺴﻌﻰ ﻣﺎﺷﻴﺎ وﳚﻮز راﻛﺒﺎ وأن ﻳﻮاﱃ ﺑﲔ ﻣﺮات اﻟﺴﻌﻰ وﺑﻴﻨﻪ وﺑﲔ اﻟﻄﻮاف وﻳﻜﺮﻩ ﻟﻠﺴﺎﻋﻰ أن ﻳﻘﻒ
ﰱ أﺛﻨﺎء ﺳﻌﻴﻪ ﳊﺪﻳﺚ أو ﻏﲑﻩ ﻛﺬا ﰱ ﺣﺎﺷﻴﺔ اﻟﺒﺎﺟﻮرى
 
pertama dan kedua, kedua dan ketiga, ketiga dan keempat, dan seterusnya, dan muwalah antara sa’i dan towaf.

)و( ﺧﺎﻣﺴﻬﺎ )اﳊﻠﻖ أو اﻟﺘﻘﺼﲑ( وﻛﻮﻧﻪ رﻛﻨﺎ ﻫﻮ اﳌﻌﺘﻤﺪ ﻓﻴﺜﺎب ﻋﻠﻴﻪ وﻗﻴﻞ ﻫﻮ اﺳﺘﺒﺎﺣﺔ
ﳏﻈﻮر ﻻ ﺛﻮاب ﻋﻠﻴﻪ أﻓﺎدﻩ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ

5.    Halqu atau Taqsir.192


192Pengertian halqu adalah menghilangkan rambut sampai pada akarnya (menggundul) dengan gunting. Sedangkan taqsir adalah menghilangkan rambut tidak sampai pada akarnya (mencukur). Dalam rukun haji atau umrah, halqu atau taqsir tidak menjadi patokan, tetapi yang menjadi patokan adalah menghilangkan rambut dengan model bagaimanapun, baik dengan halqu, taqsir, dicabut, dibakar dengan api, atau dipangkas.

) ﻗﻮﻟﻪ ﲝﻠﻖ ( ﻫﻮ اﺳﺘﺌﺼﺎل اﻟﺸﻌﺮ ﺑﺎﳌﻮﺳﻰ ) وﻗﻮﻟﻪ أو ﺗﻘﺼﲑ ( ﻫﻮ ﻗﻄﻊ اﻟﺸﻌﺮ ﻣﻦ ﻏﲑ اﺳﺘﺌﺼﺎل واﳊﻠﻖ واﻟﺘﻘﺼﲑ ﻟﻴﺴﺎ ﻣﺘﻌﻴﻨﲔ ﻓﺎﳌﺪار ﻋﻠﻰ إزاﻟﺔ اﻟﺸﻌﺮ ﺑﺄي ﻧﻮع ﻣﻦ أﻧﻮاع اﻹزاﻟﺔ ﺣﻠﻘﺎ أو ﺗﻘﺼﲑا أو ﻧﺘﻔﺎ
أو إﺣﺮاﻗﺎ أو ﻗﺼﺎ ﻛﺬا ﰱ إﻋﺎﻧﺔ اﻟﻄﺎﻟﺒﲔ ص. ٢٩١
Kesunahan-kesunahan dalam menghilangkan rambut:
    Menghadap Kiblat.
    Memulai dengan mencukur rambut bagian kanan dari kepala.
    Halqu bagi laki-laki dan taqsir bagi perempuan.
    Taqsir bagi perempuan adalah sekiranya rambutnya tersisa sepanjang jari-jari tangan, kecuali jambul atau poni maka tidak perlu dipotong karena menyebabkannya jelek (tidak pantas). Dimakruhkan baginya halqu, bahkan haram jika suaminya atau tuannya tidak mengizinkan atau memang ia menyengaja menyerupai laki-laki.
    Mengoleskan minyak misik dengan tangan pada ubun-ubun.
    Membaca takbir tiga kali secara pelan berbisik.
    Membaca:
 
َﺷ ْﻌَﺮةٍ ﻧـُْﻮًرا ﻳـَْﻮَم اﻟِْﻘﻴَﺎَﻣِﺔ َوا ْﻏِﻔْﺮ ِﱃ ذُﻧـُْﻮِﰉ
    Setelah selesai mencukur, membaca:
 
ِﺻﻴَِﱴ ﺑِﻴَ ِﺪ َك ﻓَﺎ ْﺟ َﻌ ْﻞ ِﱃ ﺑِ ُﻜﻞﱢ َﻫ ِﺬﻩِ ﻧَﺎ
 
ﱠﻢ إِ ﱠن اَﻟﻠﱠُﻬ
 
َﺟﺔً َوا ْﻏِﻔْﺮ ِﱃ َدَر
 
َواْرﻓَ ْﻊ ِﱃ َﺎ َﺳﻴﱢﺌَﺔً
 
َﺎ َﻋﱢﲎ
 
َﺣ َﺴﻨَﺔً َواْﻣ ُﺢ
 
َﺷ ْﻌَﺮةٍ
 
ﱠﻢ آﺗِِﲎ ﺑِ ُﻜﻞﱢ اَﻟﻠﱠُﻬ
 


    Memotong kuku dan kumis.
    Memakai wewangian dan pakaian.
    Memendam kuku dan rambut.
 
َﻦ َوِﳉَِﻤْﻴ ِﻊ اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻤْ َﲔ ﱢﺼِﺮﻳْ
 
َوﻟِْﻠ ُﻤ ْﺤﻠِِﻘْ َﲔ ُواﻟْ ُﻤَﻘ
 
    Sebaiknya orang yang mencukur adalah orang muslim.
    Suci dari hadas dan najis.
    Mengupahi orang yang mencukur.
 
Menurut pendapat mu’tamad, halqu atau taqsir merupakan salah satu rukun-rukun haji/umrah sehingga jika dilakukan akan berpahala. Menurut qiil, halqu atau taqsir bukanlah rukun melainkan istibahah mahdzur, yaitu ritual yang dilakukan agar memperbolehkan perkara-perkara yang sebelumnya diharamkan, sehingga jika dilakukan tidak berpahala, seperti yang difaedahkan oleh Ibnu Hajar.

وﳚﺐ أن ﻳﻜﻮن ﻣﻦ ﺷﻌﺮ اﻟﺮأس ﻓﻼ ﳚﺰئ ﺷﻌﺮ ﻏﲑﻩ وﻳﺸﱰط ﻛﻮﻧﻪ ﺑﻌﺪ اﻟﻮﻗﻮف وﺑﻌﺪ
اﻧﺘﺼﺎف ﻟﻴﻠﺔ اﻟﻨﺤﺮ
Kewajiban-kewajiban dalam halqu atau taqsir:
    Rambut yang dihilangkan adalah rambut kepala sehingga belum mencukupi kalau yang dihilangkan adalah rambut selain kepala.
    Dilakukan setelah wukuf.
    Dilakukan setelah separuh malam hari kurban.193



)ﻓﺮوع( ﻳﺴﺘﺤﺐ اﺳﺘﻘﺒﺎل اﻟﻘﺒﻠﺔ ﺣﺎل إزاﻟﺔ اﻟﺸﻌﺮ واﻟﺒﺪاءة ﺑﺎﻟﺸﻖ اﻷﳝﻦ واﺳﺘﻴﻌﺎب اﻟﺮأس ﺑﺎﳊﻠﻖ ﻟﻠﺬﻛﺮ وﺑﺎﻟﺘﻘﺼﲑ ﻟﻸﻧﺜﻰ وﻳﻜﻮن ﺑﻘﺪر اﻷﳕﻠﺔ إﻻ اﻟﺬواﺋﺐ ﻓﻼ ﺗﻘﻄﻊ ﻣﻨﻬﺎ ﺷﻴﺌﺎ ﻷن ذﻟﻚ ﻳﺸﻴﻨﻬﺎ وﻳﻜﺮﻩ ﳍﺎ اﳊﻠﻖ ﺑﻞ ﳛﺮم إن ﱂ ﻳﺄذن ﳍﺎ ﻓﻴﻪ زوﺟﻬﺎ أو ﺳﻴﺪﻫﺎ أو ﻗﺼﺪت اﻟﺘﺸﺒﻪ ﺑﺎﻟﺮﺟﺎل وﻳﺴﺘﺤﺐ ﻣﺴﻚ اﻟﻨﺎﺻﻴﺔ
واﻟﺘﻜﺒﲑ ﺛﻼﺛﺎ ﻧﺴﻔﺎ وﻗﻮل اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِ ﱠن َﻫ ِﺬﻩِ ﻧَﺎ ِﺻﻴَِﱴ ﺑِﻴَ ِﺪ َك ﻓَﺎ ْﺟ َﻌ ْﻞ ِﱃ ﺑِ ُﻜ ﱢﻞ َﺷ ْﻌَﺮةٍ ﻧـُْﻮًرا ﻳَـْﻮَم ﺑﺎﻟﻴﺪ ﻋﻨﺪ اﻹزاﻟﺔ
 
َﺳﻴﱢﺌَﺔً
 
َﺎ َﻋﱢﲎ
 
َﺣ َﺴﻨَﺔً َواْﻣ ُﺢ
 
َﺷ ْﻌَﺮةٍ
 
َوا ْﻏِﻔْﺮ ِﱃ ذُﻧـُْﻮِﰉ وﻳﺴﺘﺤﺐ ﺑﻌﺪ اﻟﻔﺮاغ أن ﻳﻘﻮل اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ آﺗِِﲎ ﺑِ ُﻜ ﱢﻞ اﻟِْﻘﻴَﺎَﻣِﺔ
 
َﺟﺔً َوا ْﻏِﻔْﺮ ِﱃ َوﻟِﻠْ ُﻤ ْﺤﻠِِﻘْ َﲔ ُواﻟْ ُﻤَﻘ ﱢﺼِﺮﻳْ َﻦ َو ِﳉَ ِﻤﻴْ ِﻊ اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻤْ َﲔ وأن ﻳﻘﺺ أﻇﻔﺎرﻩ وﺷﺎرﺑﻪ وأن َواْرﻓَ ْﻊ ِﱃ َﺎ َدَر
ﻳﻄﻴﺐ وﻳﻠﺒﺲ وأن ﻳﺪﻓﻦ اﻷﻇﺎﻓﺮ وﻛﺬا اﻟﺸﻌﺮ واﳊﺴﻦ ﻣﻨﻪ آﻛﺪ ﻟﺌﻼ ﻳﺘﺨﺬ ﻟﻠﻮﺻﻞ وﻳﺴﻦ أن ﻳﻜﻮن اﳊﺎﻟﻖ ﻣﺴﻠﻤﺎ وأن ﻳﻜﻮن ﻃﺎﻫﺮا ﻋﻦ اﳊﺪث واﳋﺒﺚ واﻷوﱃ ﻟﻠﻤﺤﻠﻮق ﻛﻮﻧﻪ ﻛﺬﻟﻚ وﻳﺴﻦ ﻟﻪ أن ﻻ
ﻳﺸﺎرط اﳊﺎﻟﻖ ﺑﻞ ﻳﻌﻄﻴﻪ اﻷﺟﺮة اﻟﱴ ﺗﻄﻴﺐ ﺎ ﻧﻔﺴﻪ ﻣﻌﺠﻠﺔﻛﺬا ﰱ ﻓﺘﺢ اﻟﻌﻼم ص. ٢٤١-٢٤٠
193Waktu menghilangkan rambut mulai masuk pada separuh malam hari kurban bagi orang yang telah wukuf sebelumnya dan tidak ada batas akhir waktu. Yang lebih utama, menghilangkan rambut dilakukan pada waktu dhuha hari kurban setelah melempar jumrah aqobah, menyembelih kurban, dan sebelum towaf ifadhoh. Tempat menghilangkan rambut tidak ditentukan, tetapi yang lebih utama saat berada di Mina bagi orang yang beribadah haji, sedangkan bagi yang umrah maka yang lebih utama adalah di Marwa.
)ﺗﻨﺒﻴﻪ( ﻳﺪﺧﻞ وﻗﺖ إزاﻟﺔ اﻟﺸﻌﺮ ﺑﻨﺼﻒ ﻟﻴﻠﺔ اﻟﻨﺤﺮ ﳌﻦ وﻗﻒ ﻗﺒﻞ ذﻟﻚ وﻻ آﺧﺮ ﻟﻮﻗﺘﻬﺎ واﻷﻓﻀﻞ أن ﺗﻜﻮن ﻳﻮم اﻟﻨﺤﺮ ﺿﺤﻮة اﻟﻨﻬﺎر ﺑﻌﺪ رﻣﻰ ﲨﺮة اﻟﻌﻘﺒﺔ واﻟﺬﺑﺢ وﻗﺒﻞ ﻃﻮاف اﻹﻓﺎﺿﺔ وﻻ ﲣﺘﺺ ﲟﻜﺎن
ﻟﻜﻦ اﻷﻓﻀﻞ أن ﺗﻜﻮن ﲟﲎ أﻣﺎ اﳌﻌﺘﻤﺮ ﻓﺒﺎﳌﺮوة ﻛﺬا ﰱ ﻓﺘﺢ اﻟﻌﻼم ص. ٢٤١
 
ﻗﺎل اﻟﺮﻣﻠﻰ وأﻗﻠﻪ ﺛﻼث ﺷﻌﺮات ﻧﺘﻔﺎ أو ﻗﺼﺎ أو اﺣﺮاﻗﺎ وﻣﻦ ﻻ ﺷﻌﺮ ﺑﺮأﺳﻪ ﻳﻨﺪب ﻟﻪ اﻣﺮار اﳌﻮﺳﻰ ﻋﻠﻰ رأﺳﻪ وﻟﻮ ﻛﺎن ﺑﺮأﺳﻪ ﻋﻠﺔ ﻻ ﳝﻜﻦ ﺑﺴﺒﺒﻬﺎ اﻟﺘﻌﺮض ﻟﻠﺸﻌﺮ ﺻﱪ إﱃ اﻻﻣﻜﺎن وﻻ ﻳﻔﺪى واﳊﻠﻖ ﻟﻠﺬﻛﺮ أﻓﻀﻞ ﻣﻦ اﻟﺘﻘﺼﲑ وﻟﻸﻧﺜﻰ ﺑﺎﻟﻌﻜﺲ ﻓﻤﺎﻫﻴﺔ اﳊﺞ أى ﺣﻘﻴﻘﺘﻪ ﻣﺮﻛﺒﺔ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ اﳋﻤﺴﺔ ﻓﻤﱴ اﺧﺘﻞ واﺣﺪ ﻣﻨﻬﺎ ﱂ ﻳﺼﺢ ﺣﺠﻪ وﻻ ﳚﱪ ﺗﺮﻛﻪ ﺑﺪم اﻩ
Ar-Romli mengatakan bahwa minimal rambut yang dihilangkan adalah 3 (tiga) helai, baik dengan cara dicabut, dipangkas, atau dibakar dengan api. Barang siapa yang tidak memiliki rambut kepala maka disunahkan baginya memainkan gunting di atas kepala layaknya mencukur. Apabila dikepalanya terdapat penyakit yang karenanya tidak memungkinkan mencukur rambut maka ditunggu terlebih dahulu sampai memungkinkan, jadi kewajiban menghilangkan rambut tidak gugur darinya sehingga ia tidak boleh menggantinya dengan membayar fidyah. Halqu adalah yang lebih utama bagi laki-laki daripada taqsir sedangkan taqsir adalah yang lebih utama bagi perempuan daripada halqu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hakikat haji tersusun dari 5 (lima) rukun (ihram, wukuf, towaf, sa’i, dan menghilangkan rambut) sehingga apabila salah satu dari 5 (lima) ini terlewatkan maka hajinya tidak sah dan tidak bisa diganti dengan membayar dam (denda).”

E.    Rukun-rukun Umrah

)وﻫﻰ( أى اﳋﻤﺴﺔ اﻷرﻛﺎن )إﻻ اﻟﻮﻗﻮف أرﻛﺎن ﻟﻠﻌﻤﺮة( ﻷﻧﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﻌﻠﻬﺎ
 
)ﻻﺑﺪ
 
ﻋﻄﻒ ﺗﻔﺴﲑ
 
)ﻓﺮوض وﺷﺮوط(
 
اﳋﻤﺴﺔ
 
)وﳍﺬﻩ اﻷرﻛﺎن(
 
ﺑﺪوﻧﻪ أﻓﺎدﻩ اﻟﺮﻣﻠﻰ
 
ﻣﺮاﻋﺎ ﺎ( وﻫﻰ ﻣﻌﻠﻮﻣﺔ ﲟﺎ ﻗﺪﻣﻨﺎﻩ ﰱ اﻟﺸﺮح
Rukun-rukun umrah ada 4 (empat), yaitu:
1.    Ihram
2.    Towaf
3.    Sa’i
4.    Menghilangkan rambut (izalah asy-sya’ri)

Rukun-rukun yang berjumlah 5 (lima), yaitu; ihram, wukuf, towaf, sa’i, dan izalah asy-sya’ri, memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut telah kami jelaskan sebelumnya.
 
F.    Perkara-perkara yang Diharamkan bagi Orang Ihram Laki-laki dan Perempuan

)وﺣﺮم ﻋﻠﻰ ﻣﻦ أﺣﺮم( ﺑﺎﻟﻨﺴﻚ )ﻃﻴﺐ( أى اﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪ ذﻛﺮا ﻛﺎن أو أﻧﺜﻰ وﻟﻮ أﺧﺸﻢ ﰱ
ﺑﺪن أو ﻣﻠﺒﻮس أو ﻃﻌﺎم أو ﺷﺮاب
Perkara-perkara yang diharamkan bagi orang ihram.
1.    Wewangian,

Maksudnya diharamkan atas orang yang ihram, baik laki-laki atau perempuan, menggunakan wewangian, baik wewangian itu dipakaikan pada tubuh, pakaian, makanan, atau minuman.194

)ودﻫﻦ رأس وﳊﻴﺔ( وﻟﻮ أﻧﺜﻰ ﺑﺪﻫﻦ وإن ﱂ ﻳﻜﻦ ﻣﻄﻴﺒﺎ وﻟﻮ ﻟﺸﻌﺮ ﳏﻠﻮق وﻻ ﻳﻜﺮﻩ ﻏﺴﻞ رأﺳﻪ ﺑﻨﺤﻮ ﺧﻄﻤﻰ وﻻ اﻛﺘﺤﺎل ﺑﻼ زﻳﻨﺔ ﻓﻴﻪ وﻻ ﻃﻴﺐ ﻓﺈن ﻛﺎن ﻓﻴﻪ زﻳﻨﺔ ﻛﺮﻩ أﻓﺎد ذﻟﻚ
اﻟﺮﻣﻠﻰ
2.    Meminyaki rambut kepala atau jenggot

Maksudnya, diharamkan atas orang yang ihram, baik laki-laki atau perempuan, meminyak-rambuti rambut kepala dan jenggot, meskipun minyaknya tidak wangi dan meskipun rambut yang diminyaki itu adalah rambut yang telah dicukur.
Tidak dimakruhkan mengolesi kepalanya dengan daun kelor, dan memakai celak mata yang bukan untuk berhias dan yang tidak wangi, apabila memakai celak mata yang biasa untuk berhias maka dimakruhkan, seperti yang difaedahkan oleh ar-Romli.


194Keharaman memakai wewangian disebabkan oleh menyengaja menjadikan wangi. Berbeda dengan masalah apabila tidak sengaja menjadikan wangi, seperti; memakan makanan yang asalnya memang wangi, seperti; apel, damar, tanaman karanfel, sunbul, dan lain-lain, meskipun untuk tujuan berobat, maka tidak diharamkan karena tujuannya adalah memakannya.
وﺧﺮج ﺑﺬﻟﻚ ﻣﺎ ﻳﻘﺼﺪ ﻣﻨﻪ اﻷﻛﻞ وﻟﻮ ﻟﻠﺘﺪاوى وإن ﻛﺎن ﻟﻪ راﺋﺤﺔ ﻃﻴﺒﺔ ﻛﺎﻟﺘﻔﺎح واﳌﺼﻄﻜﻰ واﻟﻘﺮﻧﻔﻞ واﻟﺴﻨﺒﻞ واﳋﺰاﻣﻰ وﺳﺎﺋﺮ اﻷﺑﺎزﻳﺮ اﻟﻄﻴﺒﺔ ﻓﻼ ﳛﺮم اﺳﺘﻌﻤﺎل ﺷﻴﺊ ﻣﻦ ذﻟﻚ وﻻ ﻓﺪﻳﺔ ﻷﻧﻪ ﱂ ﻳﻘﺼﺪ ﻣﻨﻪ
راﺋﺤﺔ اﻟﻄﻴﺐ وإﳕﺎ ﻗﺼﺪ أﻛﻠﻪ وﻟﻮ ﻟﻠﺘﺪاوى ﻛﺬا ﰱ ﺣﺎﺷﻴﺔ اﻟﺒﺎﺟﻮرى ص. ٣٢٦
 
)وإزاﻟﺔ ﻇﻔﺮ( ﻣﻦ ﻳﺪﻩ أو رﺟﻠﻪ )وﺷﻌﺮ( ﻣﻦ رأس أو ﻏﲑﻩ ﲝﻠﻖ أو ﻏﲑﻩ وﲡﺐ اﻟﻔﺪﻳﺔ ﰱ ﺛﻼث ﺷﻌﺮات أو ﺛﻼﺛﺔ أﻇﻔﺎر وﻻء ﺳﻮاء ﻛﺎن ﻋﺎﻣﺪا أو ﻧﺎﺳﻴﺎ ﻋﺎﳌﺎ أم ﺟﺎﻫﻼ ﻓﻼ ﻓﺪﻳﺔ ﻫﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﳏﻨﻮن وﻣﻐﻤﻰ ﻋﻠﻴﻪ وﺻﱮ ﳑﻴﺰ أزال ذﻟﻚ وﰱ اﻟﺸﻌﺮة أو اﻟﻈﻔﺮ ﻣﺪ وﰱ اﻻﺛﻨﲔ
 
أو ﺣﺮ أو ﺟﺮاﺣﺔ أن ﳛﻠﻖ وﻳﻔﺪى أﻓﺎد ذﻟﻚ
 
ﻣﺪان وﳌﻌﺬور ﺑﻨﺤﻮ ﻗﻤﻞ أو رﺳﺦ أو
اﻟﺮﻣﻠﻰ
 

3.    Memotong kuku tangan atau kaki dan rambut, baik rambut kepala atau lainnya, baik dengan halqu atau lainnya.

Diwajibkan membayar fidyah [sebesar 1 (satu) mud/3,1 liter] sebab menghilangkan 3 (tiga) helai rambut dan kuku secara mutawaliah,195 baik orang yang ihram itu sengaja atau lupa dan tahu atau bodoh. Oleh karena itu, dalam hal pelanggaran menghilangkan rambut, tidak diwajibkan membayar fidyah karenanya atas orang gila, ayan, dan shobi yang tamyiz.

Jika tidak secara mutawaliah, maka dalam 1 (satu) rambut atau kuku dikenai fidyah 1 (satu) mud (3,1 liter), 2 (dua) rambut atau kuku dikenai fidyah 2 mud.
Diperbolehkan mencukur, kemudian membayar fidyah, bagi orang yang diudzurkan sebab berkutu, kotor, panas, atau luka, seperti yang difaedahkan oleh ar-Romli.


195Pengertian mutawaliah dalam pelanggaran menghilangkan rambut dan lainnya adalah sekiranya orang yang ihram menghilangkan rambutnya dalam satu waktu dan satu tempat. Pengertian satu waktu adalah sekiranya waktu ketika menghilangkan rambut pertama atau kuku pertama tidak terpisah lama dari waktu ketika menghilangkan rambut kedua atau kuku kedua. Yang dimaksud dengan satu tempat adalah sekiranya orang yang ihram menghilangkan rambut-rambutnya atau kuku-kukunya di tempat yang sama. Apabila ia menghilangkannya di tempat yang berbeda-beda atau waktu yang berbeda-beda maka setiap rambut atau kuku atau sebagiannya wajib ditunaikan fidyahnya, yaitu sebesar 1 (satu) mud.
وﻣﻌﲎ اﻟﺘﻮاﱃ ﻫﻨﺎ وﻓﻴﻤﺎ ﻳﺄﺗﻰ اﲢﺎد اﻟﺰﻣﺎن واﳌﻜﺎن ﻋﺮﻓﺎ وﻣﻌﲎ اﲢﺎد اﻟﺰﻣﺎن ﻋﺪم ﻃﻮل اﻟﻔﺼﻞ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ واﳌﺮاد ﺑﺎﳌﻜﺎن ﻋﻠﻰ اﳌﻌﺘﻤﺪ اﳌﻜﺎن اﻟﺬى أزال ﻓﻴﻪ ﻻ ﳏﻞ اﳌﺰال وﻫﻮ اﻟﻌﻀﻮ ﻓﺈن اﺧﺘﻠﻒ اﻟﺰﻣﺎن أو اﳌﻜﺎن وﺟﺐ ﰱ ﻛﻞ ﺷﻌﺮة أو ﺑﻌﻀﻬﺎ ﻛﺬﻟﻚ ﻣﺪ ه ﻣﻦ اﻟﺪﻟﻴﻞ اﻟﺘﺎم ﻛﺬا ﻗﺎﻟﻪ ﳏﻤﺪ اﳉﺒﺎر ﰱ ﺗﻌﻠﻴﻘﻪ
ﻋﻠﻰ ﻓﺘﺢ اﻟﻌﻼم ص٣٢٥.
 
)وﲨﺎع( ﺳﻮاء ﻛﺎن ﳏﺮﻣﺎ ﲝﺞ أو ﻋﻤﺮة أو ﻗﺮان وﺳﻮاء ﻛﺎن ﰱ ﻗﺒﻞ أم دﺑﺮ ﰱ آدﻣﻰ أم  ﻴﻤﺔ ﲝﺎﺋﻞ أم ﻻ وﺗﻔﺴﺪ ﺑﻪ ﻋﻤﺮة ﻣﻔﺮدة وﺣﺞ وﻟﻮ ﻗﺎرﻧﺎ ﻗﺒﻞ ﲢﻠﻠﻪ اﻷول وﲡﺐ ﺑﻪ ﺑﺪﻧﺔ
ﻋﻠﻰ ذﻛﺮ ﻻ أﻧﺜﻰ وأﻣﺎ ﺑﻌﺪ ﲢﻠﻠﻪ ﻓﺸﺎة أﻓﺎد ذﻟﻚ اﻟﺮﻣﻠﻰ

4.    Jimak.
Diharamkan bagi orang yang ihram, baik laki-laki atau perempuan, melakukan jimak, baik ia berihram haji, atau umrah, atau qiron (berihram haji dan umrah), baik ia menjimak qubul atau dubur, baik yang dijimak manusia atau binatang ternak, baik ketika menjimak dengan penghalang atau tidak.

Apabila seseorang hanya berihram umrah, kemudian ia melakukan jimak, maka umrahnya tersebut fasid (rusak). Begitu juga, apabila seseorang berihram haji, meskipun haji qiron sebelum tahallul196 yang pertama, kemudian ia melakukan jimak, maka hajinya menjadi fasid.

196Tahallul adalah keluar dari ibadah-ibadah (nusuk) sehingga apabila seseorang telah bertahallul maka dihalalkan baginya melakukan perkara-perkara yang diharamkan sebab ihram. Di bawah ini dijelaskan tentang tahallul dalam haji dan umrah. Penjelasan ini merupakan terjemahan dari ibarot yang tertulis dalam kitab Busyro al-Karim dalam fasal tahallul:
Haji memiliki 2 (dua) tahallul karena haji dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan karena banyaknya amalan-amalan di dalamnya. Adapun umrah hanya memiliki 1 (satu) tahallul, yaitu ketika telah selesai dari semua rukun-rukunnya.
Tahallul pertama dalam haji bisa terjadi apabila telah melakukan 2 (dua) perkara dari 3 ( ga) perkara, yaitu (1) melempar jumroh aqobah, (2) menghilangkan 3 ( ga) helai rambut atau lebih, dan (3) towaf ifadhoh yang disusul dengan sa’i bagi orang yang belum melakukan sa’i setelah towaf qudum. Orang yang berihram diperbolehkan mendahulukan dan mengakhirkan 3 perkara tersebut sesuai dengan keinginannya, artinya, apakah ia ingin mendahulukan melempar jumroh aqobah daripada towaf ifadhoh atau apakah mendahulukan selainnya.
Tahallul kedua dalam haji bisa terjadi apabila telah melakukan perkara yang ketiga.

Dengan tahallul pertama, seseorang diperbolehkan melakukan perkara-perkara yang diharamkan sebab ihram, kecuali jimak, akad nikah, dan bersentuhan kulit dengan syahwat.
Dengan tahallul kedua, ia diperbolehkan melakukan semua perkara-perkara yang diharamkan sebab ihram tanpa terkecuali.

Dengan demikian, apabila seseorang telah melempar jumroh aqobah dan menghilangkan 3 ( ga) helai rambut maka ia boleh memakai minyak wangi, pakaian yang berjahit, dan lain-lain kecuali jimak, akad nikah, dan bersentuhan kulit,
 
Laki-laki atau perempuan yang telah merusak haji atau umrah dengan jimak diwajibkan membayar kafarot berupa unta jantan atau betina (badanah). Sedangkan mereka yang merusak haji setelah tahallul pertama dan sebelum tahallul kedua diwajibkan membayar kafarot berupa kambing, seperti yang difaedahkan oleh ar-Romli.

وﻣﻘﺪﻣﺎﺗﻪ أى اﳉﻤﺎع ﻛﻘﺒﻠﺔ وﻧﻈﺮ وﳌﺲ ﺑﺸﻬﻮة وﳚﺐ ﲟﺎ ﺳﻮى اﻟﻨﻈﺮ اﻟﻔﺪﻳﺔ أﻓﺎد ذﻟﻚ
 
إﻻ ﰱ اﻟﻘﺒﻠﺔ ﲝﺎﺋﻞ واﻟﻨﻈﺮ
 
اﻟﺮﻣﻠﻰ وﻗﺎل ﻋﻄﻴﺔ وﳚﺐ اﻟﺪم ﰱ اﳌﻘﺪﻣﺎت وإن ﱂ ﻳﻨﺰل
ﺑﺸﻬﻮة ﻓﻼ ﳚﺐ اﻟﺪم وإن أﻧﺰل
 

5.    Muqoddimah jimak.

Mukaddimah jimak adalah seperti; berciuman, melihat, dan bersentuhan kulit dengan syahwat. Selain dalam melihat, diwajibkan membayar fidyah, seperti yang difaedahkan oleh ar-Romli. Athiah berkata, “Diwajibkan membayar dam sebab melakukan mukaddimah jimak meskipun tidak sampai mengeluarkan sperma kecuali berciuman dengan menggunakan penghalang dan melihat dengan syahwat maka tidak diwajibkan membayar dam meskipun sampai mengeluarkan sperma.”

)وﻋﻘﺪ اﻟﻨﻜﺎح( ﻓﻴﺤﺮم ﻋﻠﻰ اﶈﺮم أن ﻳﺰوج أو ﻳﺘﺰوج ﺳﻮاء ﻛﺎن ذﻟﻚ ﺑﺎﻟﻮﻻﻳﺔ أو ﺑﺎﻟﻮﻛﺎﻟﺔ وﻛﻞ ﻧﻜﺎح ﻛﺎن اﻟﻮﱃ ﻓﻴﻪ ﳏﺮﻣﺎ أو اﻟﺰوج أو اﻟﺰوﺟﺔ ﻓﻬﻮ ﺑﺎﻃﻞ وﲡﻮز اﻟﺮﺟﻌﺔ ﰱ اﻻﺣﺮام ﻋﻠﻰ اﻷﺻﺢ ﻟﻜﻦ ﺗﻜﺮﻩ وﳚﻮز أن ﻳﻜﻮن اﶈﺮم ﺷﺎﻫﺪا ﰱ ﻧﻜﺎح اﳊﻼﻟﲔ ﻋﻠﻰ اﻷﺻﺢ وﺗﻜﺮﻩ ﺧﻄﺒﺔ اﳌﺮأة ﰱ اﻻﺣﺮام وﻻ ﲢﺮم أﻓﺎد ذﻟﻚ اﻟﻨﻮوى ﰱ اﻻﻳﻀﺎح
6.    Akad Nikah

Orang yang berihram diharamkan berakad nikah, baik menikahkan atau menikahi, baik akad tersebut dengan perwalian atau perwakilan. Setiap pernikahan yang dilakukan dimana wali nikah, atau calon suami atau istri adalah orang yang berihram maka pernikahan tersebut batal. Adapun merujuk (roj’ah) pada saat ihram hukumnya boleh menurut pendapat ashoh,

sedangkan apabila ia telah melempar jumroh aqobah, menghilangkan 3 ( ga) helai rambut, dan towaf ifadhoh maka ia boleh melakukan jimak, akad nikah, dan semua perkara yang diharamkan sebab ihram. Ketika ia berada di antara 2 (dua) tahallul maka disunahkan baginya memakai wewangian, minyak rambut, pakaian yang berjahit.
 
tetapi dimakruhkan. Menurut pendapat ashoh disebutkan bahwa orang yang berihram diperbolehkan menjadi saksi dalam pernikahan antara laki-laki halal dan perempuan halal. Syeh Nawawi memberikan faedah dalam kitab al-Idhoh bahwa melamar perempuan pada saat ihram hukumnya makruh dan tidak haram.

)واﺻﻄﻴﺎد ﺻﻴﺪ ﻣﺄﻛﻮل ﺑﺮى( وﻣﺘﻮﻟﺪ أى ﻣﺼﻴﺪ ﻣﻦ ﻣﺄﻛﻮل وﻏﲑﻩ ﻋﻠﻰ ﳏﺮم وﻟﻮ ﺧﺎرج
اﳊﺮم وﻋﻠﻰ داﺧﻠﻪ وﻟﻮ ﺣﻼﻻ
7.    Berburu

Orang yang berihram diharamkan berburu binatang darat, meskipun juga dapat hidup di air, yang liar dan yang halal dimakan dan berburu binatang peranakan antara binatang darat liar yang halal dimakan dan yang tidak halal dimakan, meskipun binatang-binatang tersebut berada diluar wilayah tanah Haram. Adapun binatang yang berada di tanah Halal (diluar tanah Haram) maka diharamkan diburu ketika telah berada di tanah Haram saja jika yang memburu buka orang yang berihram.

G.    Perkara-perkara yang Diharamkan bagi Orang Ihram Laki-laki

 
وﻟﻮ ﺑﻌﻀﻪ ﲟﺎ ﻳﻌﺪ ﺳﺎﺗﺮا ﻋﺮﻓﺎ ﻛﻘﻠﻨﺴﻮة وﻃﲔ
 
ﳛﺮم أﻳﻀﺎ )ﻋﻠﻰ رﺟﻞ ﺳﱰ رأﺳﻪ(
 
(و)
 
ﺛﺨﲔ إﻻ أن ﳛﺘﺎج ﻟﺬﻟﻚ ﻟﻨﺤﻮ ﺣﺮ أو ﺑﺮد أو ﻣﺪاواة ﻓﻴﺠﻮز ﻣﻊ اﻟﻔﺪﻳﺔ أﻓﺎد ذﻟﻚ اﻟﺮﻣﻠﻰ
1.    Menutup kepala.
Laki-laki yang berihram diharamkan menutup kepalanya meskipun hanya sebagian saja dengan tutup yang menurut ‘urf disebut dengan penutup, seperti; kopyah dan lumpur kental. Adapun jika karena hajat, seperti; panas, dingin, sedang dalam proses terapi pengobatan, maka ia boleh menutup kepala atau sebagiannya disertai membayar fidyah, seperti yang difaedahkan oleh ar-Romli.
)وﻟﺒﺲ ﳐﻴﻂ( ﲞﻴﺎﻃﺔ أو ﻏﲑﻫﺎ ﻛﻘﻤﻴﺺ وﺧﻒ وﺧﺮﻳﻄﺔ ﻟﻠﺤﻠﻴﺔ وﺳﺮاوﻳﻞ وﺗﺒﺎن ﻋﻠﻰ
اﻟﻮﺟﻪ اﳌﻌﺘﺎد ﻟﺒﺴﻪ ﻓﻴﻪ ﻣﺎ ﱂ ﳛﺘﺞ ﻟﻪ وإﻻ ﻓﻴﺠﻮز وﻳﻔﺪى وﻟﻮ ﱂ ﳚﺪ ﻣﺎ ﻳﺴﺘﱰ ﺑﻪ ﻟﺒﺲ اﻟﺴﺮاوﻳﻞ ﺑﻼ ﻓﺪﻳﺔ وﻻ ﻳﻠﺰﻣﻪ ﻗﻄﻌﺎ وإن أﻣﻜﻦ وﻟﻪ ﻟﺒﺲ ﺧﻒ ﱂ ﻳﺴﱰ ﻛﻌﺒﻪ ﺣﻴﺚ ﻓﻘﺪ ﻧﻌﻼ وﻟﻪ ﻟﺒﺲ ﻗﺒﻘﺎب وﻣﺪاس ﻣﻌﺮوف وإن وﺟﺪ ﻏﲑﳘﺎ أﻓﺎ ذﻟﻚ اﻟﺮﻣﻠﻰ
 
2.    Memakai barang yang berjahit.
Laki-laki yang berihram diharamkan memakai barang yang berjahit dengan benang atau lainnya, seperti; baju kurung, muzah, kantong perhiasan, celana, dan celana dalam yang biasa dipakai. Keharaman ini jika memang barang berjahit tersebut tidak dibutuhkan, jika dibutuhkan maka boleh memakainya dan membayar fidyah.

Apabila laki-laki yang berihram tidak mendapati penutup auratnya maka ia boleh memakai celana tanpa harus membayar fidyah serta tidak wajib memotongnya meskipun memungkinkan. Ia juga boleh mengenakan muzah yang tidak sampai menutupi mata kakinya jika ia tidak memiliki alas kaki. Begitu juga, jika ia tidak memiliki alas kaki maka boleh memakai bakiak (Jawa: teklek) dan sepatu meskipun ia mendapati selain keduanya, seperti yang difaedahkan oleh ar-Romli.

H.    Perkara-perkara yang Diharamkan atas Orang Ihram Perempuan

)وﻋﻠﻴﻬﺎ( أى وﳛﺮم ﻋﻠﻰ اﳌﺮأة وﻟﻮ أﻣﺔ )ﺳﱰ وﺟﻬﻬﺎ( وﻟﻮ ﻗﻠﻴﻼ إﻻ ﳊﺎﺟﺔ ﻓﻴﺠﻮز ﻣﻊ اﻟﻔﺪﻳﺔ وﳍﺎ أن ﺗﺴﺪل ﻋﻠﻰ وﺟﻬﻬﺎ ﺛﻮﺑﺎ ﻣﺘﺠﺎﻓﻴﺎ ﲞﺸﺒﺔ وﳓﻮﻫﺎ ﻓﺈن ﺳﻘﻂ ﻋﻠﻰ وﺟﻬﻬﺎ
ﺑﻐﲑ اﺧﺘﻴﺎرﻫﺎ ورﻓﻌﺘﻪ ﺣﺎﻻ ﻓﻼ ﻓﺪﻳﺔ
1.    Menutup wajah

Perempuan yang berihram, meskipun amat, diharamkan menutup wajah meskipun sedikit, kecuali apabila karena hajat maka boleh menutupnya disertai keharusan membayar fidyah.
Perempuan yang berihram boleh menaungi wajahnya dengan kain yang disangga dengan kayu atau lainnya asalkan tidak sampai menempel padanya, sedangkan apabila kain tersebut jatuh dan menempel pada wajah tanpa disengaja, kemudian ia seketika itu langsung mengangkatnya, maka tidak wajib atasnya membayar fidyah.

)وﻗﻔﺎز( أى ﻟﺒﺴﻪ وﻫﻮ ﺷﻴﺊ ﻳﻌﻤﻞ ﻟﻠﻜﻒ وﻫﻮ ﺧﺎص ﺑﺎﳌﺮأة ﲟﻌﲎ أﻧﻪ ﳚﻮز ﳍﺎ ﻟﺒﺲ ﻏﲑﻩ ﻣﻦ أﻧﻮاع اﳌﺨﻴﻂ وإﻻ ﻓﺎﻟﺮﺟﻞ ﳛﺮم ﻋﻠﻴﻪ ﻟﺒﺴﻪ وﺧﺮج ﺑﺬﻟﻚ ﻣﺎ ﻳﻌﻤﻞ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﻓﻴﺠﻮز ﳍﺎ ﻟﺒﺲ اﳋﻔﲔ ﰱ اﻟﺮﺟﻠﲔ وإن أﺷﺒﻬﺎ اﻟﻘﻔﺎزﻳﻦ واﳊﺎﺻﻞ أﻧﻪ ﻻ ﳛﺮم ﻋﻠﻴﻬﺎ إﻻ اﻟﻘﻔﺎزان وﺳﱰ
 
ﺑﻌﺾ وﺟﻬﻬﺎ ﲟﺎ ﻳﻌﺪ ﺳﺎﺗﺮا ﻋﺮﻓﺎ وﻟﻮ ﻏﲑ ﳐﻴﻂ ﻛﻄﲔ وﺣﺸﻴﺶ ﻻ ﺳﱰﻩ ﲟﺎء وﻟﻮ ﻛﺪرا
أﻓﺎد ذﻟﻚ اﻟﺸﺮﻗﺎوى
2.    Memakai Sarung Tangan

Perempuan yang berihram diharamkan memakai sarung tangan. Adapun memakai barang berjahit yang selain sarung tangan maka diperbolehkan. Sarung tangan merupakan barang yang khusus dipakai perempuan (di luar ihram) karena jika tidak maka memakainya pun akan diharamkan atas laki-laki. Mengecualikan dengan barang yang dikhususkan dipakai oleh perempuan adalah barang yang dikhususkan bagi laki-laki, seperti dua muzah, oleh karena itu, perempuan ihram boleh memakainya meskipun bentuknya seperti dua sarung tangan.
Syarqowi memberikan faedah, “Intinya, perempuan yang berihram hanya diharamkan memakai dua sarung tangan dan menutup sebagian wajah dengan tutup yang menurut ‘urf disebut penutup meskipun tidak berjahit, seperti; lumpur, rumput; bukan air, meskipun keruh.”

I.    Konsekuensi    bagi    Muhrim    yang    Melanggar    Keharaman- keharaman Ihram

ﻓﻤﻦ ﻓﻌﻞ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ اﶈﺮﻣﺎت ﻓﻌﻠﻴﻪ اﻹﰒ واﻟﻜﻔﺎرة( أى اﻟﻔﺪﻳﺔ إﻻ ﻋﻘﺪ اﻟﻨﻜﺎح ﻓﻼ ﳚﺐ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻔﺪﻳﺔ ﻟﻌﺪم ﺣﺼﻮل اﳌﻘﺼﻮد ﻣﻨﻪ وﻫﻮ اﻻﻧﻌﻘﺎد ﲞﻼف ﺑﺎﻗﻰ اﶈﺮﻣﺎت ﻷﻧﻪ
اﺳﺘﻤﺘﻊ ﲟﺎ ﻫﻮ ﳏﺮم ﻋﻠﻴﻪ أﻓﺎد ذﻟﻚ اﳊﺼﲎ

Barang siapa melakukan salah satu dari perkara-perkara yang diharamkan, seperti yang telah disebutkan, maka ia menanggung dosa dan fidyah, kecuali apabila melanggar keharaman akad nikah pada saat ihram maka tidak diwajibkan membayar fidyah karena hasil atau tujuan dari akad nikah tersebut tidak tercapai, maksudnya keabsahannya tidak tercapai. Berbeda dengan perkara-perkara haram selain akad nikah, maka melanggarnya diwajibkan membayar fidyah sebab orang ihram yang melanggarnya menikmati hasil atau tujuannya. Demikian ini difaedahkan oleh al-Hisni.

وﻗﺎل اﻟﻨﻮوى ﰱ اﻻﻳﻀﺎح وﳚﺐ ﻋﻠﻰ اﶈﺮم اﻟﺘﺤﻔﻆ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ اﶈﺮﻣﺎت إﻻ ﰱ ﻣﻮاﺿﻊ اﻟﻌﺬر اﻟﱴ ﻧﺒﻬﻨﺎ ﻋﻠﻴﻬﺎ ورﲟﺎ ارﺗﻜﺐ ﺑﻌﺾ اﻟﻌﺎﻣﺔ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ اﶈﺮﻣﺎت وﻗﺎل أﻓﺘﺪى
 
ﻣﺘﻮﳘﺎ أﻧﻪ ﺑﺎﻟﺘﺰام اﻟﻔﺪﻳﺔ ﻳﺘﺨﻠﺺ ﻣﻦ وﺑﺎل اﳌﻌﺼﻴﺔ وذﻟﻚ ﺧﻄﺄ ﺻﺮﻳﺢ وﺟﻬﻞ ﻗﺒﻴﺢ ﻓﺈﻧﻪ ﳛﺮم ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻔﻌﻞ وإذا أﰒ ووﺟﺒﺖ اﻟﻔﺪﻳﺔ وﻟﻴﺴﺖ اﻟﻔﺪﻳﺔ ﻣﺒﻴﺤﺔ ﻟﻼﻗﺪام ﻋﻠﻰ اﻟﻔﻌﻞ اﶈﺮم وﺟﻬﺎﻟﺔ ﻫﺬا اﻟﻘﺎﺋﻞ ﻛﺠﻬﺎﻟﺔ ﻣﻦ ﻳﻘﻮل أﻧﺎ أﺷﺮب اﳋﻤﺮ وأزﱏ واﳊﺪ ﻳﻄﻬﺮﱏ وﻣﻦ ﻓﻌﻞ
ﺷﻴﺌﺎ ﳑﺎ ﳛﻜﻢ ﺑﺘﺤﺮﳝﻪ ﻓﻘﺪ أﺧﺮج ﺣﺠﻪ ﻣﻦ أن ﻳﻜﻮن ﻣﱪورا اﻩ

Nawawi berkata dalam kitab Idhoh, “Diwajibkan atas orang ihram untuk menghindari perkara-perkara yang diharamkan saat ihram ini kecuali pada saat kondisi udzur seperti yang telah kami tanbihkan. Terkadang sebagian orang awam melakukan satu dari perkara-perkara haram ini dan ia dengan entengnya berkata, ‘Aku akan membayar fidyah,’ dengan memiliki anggapan kalau pembayaran fidyahnya nanti dapat menyelamatkannya dari dosa kemaksiatan. Jelas-jelas perkataannya tersebut salah dan merupakan suatu kebodohan yang teramat sangat, karena melanggar jelas-jelas diharamkan atasnya. Jelas-jelas ketika ia berbuat dosa dan membayar fidyah maka fidyah tersebut statusnya bukan sebagai sesuatu yang memperbolehkannya untuk melakukan keharaman. Kebodohan orang yang mengatakan demikian itu adalah seperti kebodohan orang yang berkata, ‘Aku minum khomr dan berzina. Had yang aku terima akan mensucikanku.’ Barang siapa melakukan salah satu dari perkara-perkara yang diharamkan saat ihram maka status hajinya telah keluar dari kemabruran.”

)وﻳﺰﻳﺪ اﳉﻤﺎع( ﻋﻠﻰ ذﻟﻚ )ﺑﺎﻻﻓﺴﺎد( إذا ﻛﺎن ﻗﺒﻞ اﻟﺘﺤﻠﻠﲔ ﻻ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ وﻗﺎل اﻟﻨﻮوى ﰱ اﻻﻳﻀﺎح ﻫﺬا إذا ﺟﺎﻣﻊ ﻋﺎﻣﺬا ﻋﺎﳌﺎ ﺑﺎﻟﺘﺤﺮﱘ ﻓﺈن ﻛﺎن ﻧﺎﺳﻴﺎ أو ﺟﺎﻫﻼ ﺑﺎﻟﺘﺤﺮﱘ أو ﺟﻮﻣﻌﺖ اﳌﺮأة ﻣﻜﺮﻫﺔ ﱂ ﻳﻔﺴﺪ اﳊﺞ ﻋﻠﻰ اﻷﺻﺢ وﻻ ﻓﺪﻳﺔ أﻳﻀﺎ ﻋﻠﻰ اﻷﺻﺢ )ووﺟﻮب اﻟﻘﻀﺎء( أى اﻻﻋﺎدة ﺛﺎﻧﻴﺎ ﳌﺎ أﻓﺴﺪﻩ وﻟﻮ ﺗﻄﻮﻋﺎ ﻣﻦ ﻗﻦ وﺻﱯ ﻓﻠﻮ أﺣﺮم ﺑﺎﻟﻘﻀﺎء ﻋﺸﺮ ﻣﺮات وأﻓﺴﺪ اﳉﻤﻴﻊ ﻟﺰﻣﻪ ﻗﻀﺎء واﺣﺪ ﻋﻦ اﻷول وﻛﻔﺎرة ﻟﻜﻞ واﺣﺪ ﻣﻦ اﻟﻌﺸﺮ أﻓﺎد ذﻟﻚ
اﺑﻦ ﺣﺠﺮ
Apabila orang yang ihram melanggar perkara haram yang berupa
jimak maka selain ia menanggung;
a.    dosa
b.    kewajiban fidyah,
c.    ibadah nusuk (haji atau umrah)-nya juga rusak, dengan catatan, apabila jimak yang ia lakukan sebelum waktu tahallul pertama dan tahallul kedua, bukan ia lakukan di antara waktu tahallul pertama dan kedua. Syeh Nawawi berkata dalam kitab al-Idhoh, “Status
 
nusuk yang rusak sebab jimak adalah ketika orang yang ihram melakukan jimak dalam kondisi menyengaja dan mengetahui keharamannya. Berbeda apabila ia berada dalam kondisi lupa atau tidak tahu menahu tentang keharaman jimak saat ihram atau diperkosa maka hajinya tidak rusak. Ini adalah menurut pendapat asoh. Begitu juga tidak ada kewajiban membayar fidyah menurut pendapat asoh.”
d.    kewajiban mengqodho atau mengulangi nusuk untuk yang kedua kalinya sebab jimak yang merusaknya, meskipun ibadah nusuk yang dilakukan adalah sunah, seperti; ibadah nusuk yang dilakukan oleh budak dan shobi.
Apabila seseorang berihram sebagai qodho sebanyak 10 kali, maksudnya, ia merusak nusuk qodhonya dengan jimak, kemudian ia mengqodho lagi dan merusaknya lagi dengan jimak, hingga terulang 10 kali, maka ia hanya wajib mengqodho nusuk yang pertama kali saja, akan tetapi ia membayar kafarot berlipat 10 kali untuk masing-masing dari 10 nusuk yang rusak itu. Demikian ini difaedahkan oleh Syeh Ibnu Hajar.197

)ﻓﻮرا( ﻓﺈن ﻛﺎن اﻟﻔﺎﺳﺪ ﻋﻤﺮة ﻓﺈﻋﺎد ﺎ ﻓﻮرا ﻇﺎﻫﺮة أو ﺣﺠﺎ ﻓﺘﺼﻮر ﰱ ﺳﻨﺔ اﻻﻓﺴﺎد ﺑﺄن ﳛﺼﺮ ﺑﻌﺪ اﳉﻤﺎع أو ﻗﺒﻠﻪ وﻳﺘﻌﺬر اﳌﻀﻰ ﻓﻴﺘﺤﻠﻞ ﰒ ﻳﺰول اﳊﺼﺮ واﻟﻮﻗﺖ ﺑﺎق ﻓﺈن ﱂ
ﳛﺼﺮ أﻋﺎد ﻣﻦ ﻋﺎم ﻗﺎﺑﻞ أﻓﺎد ذﻟﻚ اﻟﺸﻴﺦ اﻹﺳﻼم ﰱ ﻓﺘﺢ اﻟﻮﻫﺎب

Dalam pelaksanakannya, mengqodho nusuk (haji atau umrah) harus dilakukan dengan segera. Apabila nusuk yang diqodho adalah umrah maka sifat segera dalam mengqodhonya sudah jelas (karena waktu kewajiban umrah adalah sepanjang tahun), sedangkan apabila ibadah nusuk yang diqodho adalah haji maka sifat segera mengqodhonya di tahun merusak haji tersebut dapat dideskripsikan dengan misalnya seseorang tercegah untuk menyempurnakan ibadah haji setelah jimak atau sebelumnya dan sulit baginya untuk melanjutkan manasik hajinya, kemudian ia tahallul, kemudian waktu tercegahnya berlalu dan waktunya masih ada dan di waktu yang masih ada inilah ia mengqodho. Sedangkan apabila ia tidak tercegah maka ia mengqodhonya tahun depan. Demikian ini difaedahkan oleh Syaikhul Islam dalam kitab Fathu al-Wahab.

197واﻟﺘﻌﺒﲑ ﰱ ﺑﺸﺮى اﻟﻜﺮﱘ ﻣﺎ ﻧﺼﻪ وﻟﻮ أﻓﺴﺪ اﻟﻘﻀﺎء ﱂ ﳚﺐ إﻻ ﻗﻀﺎء اﻷول ﻓﻘﻂ إذ
اﳌﻘﻀﻰ واﺣﺪ ﻟﻜﻦ ﳚﺐ ﻛﻔﺎرة ﻣﺘﻌﺪدة ﺑﺘﻌﺪد اﻹﻓﺴﺎد ص: ١١٦ ج. ٢
 
)وإﲤﺎم اﻟﻔﺎﺳﺪ( ﺑﺄن ﻳﺄﰐ ﲜﻤﻴﻊ ﻣﻌﺘﱪاﺗﻪ وﳚﺘﻨﺐ ﲨﻴﻊ ﻣﻨﻬﻴﺎﺗﻪ وإﻻ ﻟﺰﻣﻪ دم ﻟﻜﻞ ﻣﻨﻬﺎ ﻻﻓﺘﺎء ﲨﻴﻊ ﻣﻦ أﻛﺎﺑﺮ اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻬﻢ ﺑﺬﻟﻚ وﻻ ﳐﺎﻟﻒ ﳍﻢ
e.    Setelah itu, orang yang merusak ihramnya dengan jimak diwajibkan menyempurnakan sisa ritual-ritual nusuk (yang rusak) yang belum dilakukan, sekiranya ia memenuhi aturan-aturan nusuknya dan menjauhi larangan-larangan dalam nusuknya. Jika, tidak maka masing-masing dari ritual nusuknya, ia dikenai dam (denda) sebagaimana bunyi fatwa dari seluruh pembesar sahabat rodhiallahu ‘anhum dan tidak ada yang melawani fatwa tersebut.

أﻣﺎ ﻣﺎ أﻓﺴﺪﻩ ﺑﺮدة ﻓﻼ ﳚﺐ اﲤﺎﻣﻪ وإن أﺳﻠﻢ ﻓﻮرا ﻷ ﺎ أﺣﺒﻄﺘﻪ ﺑﺎﻟﻜﻠﻴﺔ وﻟﺬﻟﻚ ﲡﺐ ﻓﻴﻬﺎ ﻛﻔﺎرة أﻓﺎد ذﻟﻚ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﰱ ﻓﺘﺢ اﳉﻮاد وذﻟﻚ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ وأﲤﻮا اﳊﺞ واﻟﻌﻤﺮة ﷲ وﻏﲑ
اﻟﻨﺴﻚ ﻣﻦ اﻟﻌﺒﺎدات ﻻ ﻳﺘﻢ ﻓﺎﺳﺪﻩ ﻟﻠﺨﺮوج ﻣﻨﻪ ﺑﺎﻻﻓﺴﺎد أﻓﺎد ذﻟﻚ ﺷﻴﺦ اﻹﺳﺎﱂ
Adapun ibadah nusuk yang dirusak sebab murtad maka tidak diwajibkan menyempurnakan sisa ritual-ritualnya yang belum terlaksana meskipun orang yang murtad pada saat itu segera kembali masuk Islam karena murtad sendiri telah menghapus secara keseluruhan ibadah nusuk, baik yang sudah dilakukan ataupun belum. Oleh karena itu diwajibkan atasnya membayar kafarat. Demikian ini adalah seperti yang difaedahkan oleh Syeh Ibnu Hajar dalam kitab Fathu al-Jawab. Begitu juga, alasan murtad menghapus secara keseluruhan dan tidak mewajibkan menyelesaikan ritual-ritual yang belum terlaksana adalah karena Firman Allah, “Dan sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah ...” Sedangkan ibadah-ibadah lain yang rusak yang selain nusuk maka tidak dapat disempurnakan atau diselesaikan terlebih lanjut karena sudah keluar total sebab faktor perusak itu, seperti yang difaedahkan oleh Syaikhul Islam.

J.    Kewajiban-kewajiban dalam Haji dan Umrah

)وﳚﺐ( ﰱ اﳊﺞ واﻟﻌﻤﺮة )أن ﳛﺮم ﻣﻦ اﳌﻴﻘﺎت( وﻟﻮ ﻣﻦ آﺧﺮﻩ وأوﻟﻪ أﻓﻀﻞ وﳛﺮم ﻋﻠﻰ ﻣﺮﻳﺪ اﻟﻨﺴﻚ ﳎﺎوزة ﻣﻴﻘﺎﺗﻪ ﺑﻼ اﺣﺮام ﻓﺈن ﻓﻌﻞ ﻟﺰﻣﻪ اﻟﻌﻮد ﻟﻴﺤﺮم ﻋﻨﻪ إﻻ أن ﻳﻜﻮن ﻣﻌﺬورا ﻟﻀﻴﻖ وﻗﺖ أو ﺧﻮف ﻃﺮﻳﻖ أو اﻧﻘﻄﺎع رﻓﻘﺔ ﻓﻼ ﻟﺰوم وﻋﻠﻴﻪ دم اﻻﺳﺎءة وﻟﻮ أﺣﺮم ﻣﺮﻳﺪ اﻟﻨﺴﻚ ﺑﻌﺪ ﳎﺎوزة ﻣﻴﻘﺎﺗﻪ ﰒ ﻋﺎد ﻗﺒﻞ ﺗﻠﺒﺴﻪ ﺑﻨﺴﻚ ﻓﻼ دم ﻋﻠﻴﻪ أو ﺑﻌﺪ ﻟﺰﻣﻪ وﻏﲑ ﻣﺮﻳﺪ اﻟﻨﺴﻚ إذا ﺟﺎوزﻩ ﰒ أرادﻩ ﻓﻤﻴﻘﺎﺗﻪ ﻣﻮﺿﻌﻪ وﻻ ﻳﻜﻠﻒ اﻟﻌﻮد أﻓﺎد ذﻟﻚ اﻟﺮﻣﻠﻰ
 
Dalam haji dan umrah, diwajibkan beberapa hal sebagai berikut;

1.    Ihram dari miqot

Maksudnya, orang yang berhaji atau umrah harus melakukan ihram dari miqotnya masing-masing, (baik miqot zamani atau makani), meskipun ihramnya dilakukan di akhir miqot, tetapi yang lebih utama adalah di awalnya.

Diharamkan bagi orang yang ingin melakukan nusuk (haji atau umrah) melewati miqot-miqotnya tanpa ada niat ihram. Apabila ia terlanjur demikian ini maka ia wajib kembali agar berihram, kecuali apabila ada udzur, seperti; waktu mepet, takut tidak aman di jalan, atau terpisah dari rombongan. Jika ia mengalami udzur maka tidak wajib atasnya untuk kembali dan ia wajib membayar dam isa-ah.

Apabila orang yang ingin melakukan nusuk telah melewati batas miqot-miqotnya, kemudian ia kembali lagi sebelum memulai ibadah nusuknya maka tidak ada kewajiban membayar dam atasnya, sebaliknya apabila ia sudah memulainya maka diwajibkan atasnya dam.

Adapun orang yang tidak ingin melakukan nusuk, ketika ia telah melewati miqot-miqotnya, kemudian di tengah perjalanan ia ingin melakukan nusuk, maka batas miqotnya adalah tempat dimana ia berada saat itu dan ia tidak dituntut untuk kembali. Demikian ini difaedahkan oleh Syeh Romli.
)و( ﳚﺐ )ﰱ اﳊﺞ ﻣﺒﻴﺖ ﻣﺰدﻟﻔﺔ( وواﺟﺒﻪ ﳊﻈﺔ ﰱ اﻟﻨﺼﻒ اﻟﺜﺎﱏ ﻣﻦ اﻟﻠﻴﻞ ﻓﺈن دﻓﻊ ﻗﺒﻠﻪ ﻟﺰﻣﻪ اﻟﻌﻮد ﻓﺈن ﱂ ﻳﻌﺪ ﺣﱴ ﻃﻠﻊ اﻟﻔﺠﺮ ﻟﺰﻣﻪ دم )وﻣﲎ( وواﺟﺒﻪ ﻣﻌﻈﻢ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ ﻣﻦ ﻟﻴﺎﱃ اﻟﺘﺸﺮﻳﻖ اﻟﺜﻼث ﻳﺄن ﻳﺰﻳﺪ ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺼﻒ وﻟﻮ ﺑﻠﺤﻈﺔ ﻓﺈن ﺗﺮﻛﻪ ﻟﺰﻣﻪ دم وذﻟﻚ ﻣﺎ ﱂ ﻳﻨﻔﺮ ﻗﺒﻞ ﻏﺮوب اﻟﺸﻤﺲ ﰱ اﻟﻴﻮم اﻟﺜﺎﱏ وإﻻ ﺳﻘﻂ ﻣﺒﻴﺖ اﻟﻠﻴﻠﺔ اﻟﺜﺎﻟﺜﺔ
2.    Hadir di Muzdalifah dan Mina

Dalam haji, seseorang diwajibkan hadir di Muzdalifah. Lama hadir yang wajib adalah hanya sebentar sesudah tengah malam pada malam Hari Raya Kurban (setelah wukuf di Arofah karena itbak).
Apabila ia melewati Mina sebelum waktunya maka ia wajib kembali. Kembali. Dan apabila ia tidak kembali ke Muzdalifah sampai terbit fajar maka ia wajib membayar dam.
 
Dalam haji, seseorang diwajibkan pula menghadiri tanah Mina (pada saat perjalanan ke Arofah pada tanggal 9 Dzulhijah). Lama hadir yang wajib adalah selama sebagian besar waktu dari setiap 3 malam tasyrik sekiranya melebihi dari ½ malam. Apabila ia tidak hadir di Mina maka ia wajib membayar dam. Akan tetapi apabila ia pergi dari Mina sebelum terbenam matahari pada siang hari kedua dari hari tasyrik (berarti siang hari tanggal 12 Dzulhijah) maka gugurlah kewajiban hadir di Mina pada malam ketiga hari tasyrik (yaitu malam tanggal 13 Dzulhijah).

)ورﻣﻰ ﲨﺮة اﻟﻌﻘﺒﺔ ﻳﻮم اﻟﻨﺤﺮ( ووﻗﺘﻪ ﻣﻦ ﻧﺼﻒ ﻟﻴﻠﺔ اﻟﻨﺤﺮ وﳜﺮج وﻗﺖ اﻻﺧﺘﻴﺎر ﺑﻐﺮوب
ﴰﺲ ﻳﻮﻣﻪ وﻳﻨﺪب أﺧﺬ ﺳﺒﻊ ﺣﺼﺎت ﻣﻦ اﳌﺰدﻟﻔﺔ ﻟﻴﻼ
3.    Melempar Jumroh Aqobah
Diwajibkan melempar Jumroh Aqobah pada siang hari Kurban (tanggal 10 Dzulhijah). Batas mulai waktu melempar Jumroh adalah setelah tengah Malam pada malam Hari Raya Kurban. Waktu ikhtiar (longgar) berakhir saat matahari tenggelam di siang hari pada hari Kurban.
Disunahkan mengambil 7 kerikil dari Muzdalifah pada malam
harinya.


)ورﻣﻰ اﳉﻤﺮات اﻟﺜﻼث أﻳﺎم اﻟﺘﺸﺮﻳﻖ( ﻛﻞ ﻳﻮم ووﻗﺘﻪ ﻣﻦ اﻟﺰوال وﳜﺮج وﻗﺖ اﻻﺧﺘﻴﺎر ﺑﻐﺮوب اﻟﺸﻤﺲ وﻳﺒﻘﻰ وﻗﺖ اﻷداء إﱃ آﺧﺮ أﻳﺎم اﻟﺘﺸﺮﻳﻖ وﻋﺪد اﻟﺮﻣﻰ ﻟﻜﻞ ﻳﻮم ﻣﻦ أﻳﺎم
اﻟﺘﺸﺮﻳﻖ اﻟﺜﻼث أﺣﺪ وﻋﺸﺮون ﺣﺼﺎة ﻟﻜﻞ ﲨﺮة ﺳﺒﻊ

4.    Melempar Tiga Jumroh.

Maksudnya, melempar 3 Jumroh di setiap siang hari dari hari-hari tasyrik. Waktu melempar dimulai dari zawal (tergelincirnya matahari ke arah barat) dan waktu ikhtiar (longgar) keluar pada saat tenggelamnya matahari. Sedangkan waktu adak (melaksanakan lemparan) berlangsung sampai akhir hari-hari tasyrik.

Jumlah kerikil yang dilempar selama tiga hari tersebut (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah) adalah 21 kerikil dan di setiap harinya melemparkan 7 kerikil.
 
وﻳﺸﱰط أن ﻳﺒﺪأ ﺑﺎﳉﻤﺮ اﻟﻜﱪى وﻫﻰ اﻟﱴ ﺗﻠﻰ ﻣﺴﺠﺪا ﳋﻴﻒ ﰒ ﺑﺎﻟﻮﺳﻄﻰ ﰒ ﲜﺮة اﻟﻌﻘﺒﺔ
اﻟﱴ ﻫﻰ أﺳﻔﻞ ﻣﲎ

Dalam melakukan lemparan jumroh, disyaratkan mengawali dengan Jumroh Kubro, yaitu di dekat masjid Khifa di hari pertama 11 Dzulhijah. Di susul pada tanggal 12 Dzulhijah, melakukan Jumroh Wusto. Dan terakhir pada tanggal 13 Dzulhijah, melakukan Jumroh Aqobah, yakni tempat terendah di tanah Mina.

وأن ﻳﺮﻣﻲ ﺣﺼﺎة ﻓﻠﻮ رﻣﻰ ﺑﻮاﺣﺪة ﺳﺒﻌﺎ أﺟﺰأﻩ وأن ﻳﻜﻮن اﳌﺮﻣﻰ ﺣﺠﺮ وأن ﻳﺴﻤﻰ رﻣﻴﺎ ﻓﻠﻮ وﺿﻊ اﳊﺠﺮ ﻣﻦ ﻏﲑ رﻣﻰ ﱂ ﻳﻜﻒ وأن ﺗﻘﻊ ﰱ اﳌﺮﻣﻰ وﻫﻮ ﳎﺘﻤﻊ اﳊﺼﻰ أﺳﻔﻞ اﻟﺸﺎﺧﺺ وﻳﻘﺼﺪﻩ ﻓﻠﻮ رﻣﻰ إﱃ اﳍﻮاء ﻓﻮﻗﻊ ﻓﻴﻪ أو ﺷﻚ ﰱ وﻗﻮﻋﻪ ﻓﻴﻪ ﱂ ﻳﻜﻒ وﻟﻮ ﺗﺪﺧﺮج ﻋﻨﻪ ﺑﻌﺪ ﺣﺼﻮﻟﻪ ﻓﻴﻪ ﻛﻔﻰ وإذا رﻣﻰ اﻟﻴﻮم اﻟﺜﺎﱏ وﻧﻔﺮ ﻗﺒﻞ ﻏﺮوب ﴰﺴﻪ ﺟﺎز
وﺳﻘﻄﺎ ﻋﻨﻪ ﻣﺒﻴﺖ اﻟﻠﻴﻠﺔ اﻟﺜﺎﻟﺜﺔ ورﻣﻰ ﻳﻮﻣﻬﺎ أﻓﺎد ذﻟﻚ اﻟﺮﻣﻠﻰ
Selanjutnya, diwajibkan melempar dengan benar-benar melempar. Apabila seseorang melempar 7 kerikil dengan sekali lemparan maka sudah mencukupi. Selain itu, kerikil yang dilemparkan harus berupa batu. Apabila ia hanya meletakkan batu tanpa melempar maka belum mencukupi.
Diwajibkan pula 7 kerikil yang dilemparkan benar-benar jatuh sampai bawah sasaran. Dalam melempar, ia harus menyengaja untuk melempar sehingga apabila ia melemparkan kerikil di udara dan jatuh di tempat sasaran atau ragu apakah kerikil yang dilemparkan itu jatuh ke tempat sasaran atau tidak maka belum mencukupi. Apabila kerikil menggelinding menjauh dari tempat sasaran setelah kerikil tersebut telah mengenai target maka sudah mencukupi.

Apabila seseorang melempar di hari kedua (tanggal 12 Dzulhijah), kemudian pada hari itu juga ia pergi meneruskan perjalanan sebelum tenggelam matahari maka diperbolehkan sehingga kewajiban mabit atau hadir pada malam ketiga dan kewajiban melempar pada siang harinya telah gugur, seperti yang difaedahkan oleh Syeh Romli.

)ﻓﺮع( ﺷﺮوط ﺻﺤﺔ اﻟﻨﻔﺮ ﲬﺴﺔ اﻷول أن ﻳﻨﻔﺮ ﰱ اﻟﻴﻮم اﻟﺜﺎﱏ ﻣﻦ أﻳﺎم اﻟﺘﺸﺮﻳﻖ اﻟﺜﺎﱏ أن ﻳﻜﻮن ﺑﻌﺪ اﻟﺰوال اﻟﺜﺎﻟﺚ أن ﻳﻜﻮن ﺑﻌﺪ رﻣﻰ ﻳﻮم اﻟﻨﺤﺮ واﻟﻴﻮﻣﲔ ﺑﻌﺪﻩ اﻟﺮاﺑﻊ أن ﻳﻜﻮن ﻗﺪ
 
ﺑﺎت اﻟﻠﻴﻠﺘﲔ ﻗﺒﻠﻪ ﲟﲎ اﳋﺎﻣﺲ أن ﻳﻨﻮي اﻟﻨﻔﺮ ووﻗﺘﻬﺎ ﺑﻌﺪ ﲤﺎم رﻣﻰ ﲨﺮة اﻟﻌﻘﺒﺔ وﺑﻌﺪ
رﺟﻮﻋﻪ إﱃ ﺣﺪ ﻣﲎ
(CABANG) Syarat-syarat sah pergi meneruskan perjalanan ada 5, yaitu:
1)    Pergi dilakukan pada hari kedua dari hari-hari tasyrik (tanggal 12 Dzulhijah).
2)    Pergi dilakukan setelah waktu zawal (tergelincirnya matahari ke arah barat).
3)    Pergi dilakukan setelah melakukan lemparan Jumroh Aqobah di siang Hari Raya Kurban dan 2 hari setelahnya.
4)    Telah mabit atau menghadiri dua malam di Mina sebelum pergi.
5)    Berniat pergi setelah selesai melakukan Jumroh Aqobah dan setelah pergi pulang sampa batas wilayah Mina.
5.    Towaf Wadak

)وﻃﻮاف اﻟﻮداع( ﳌﻦ أراد اﳋﺮوج ﻣﻦ ﻣﻜﺔ وﻟﻮ دون ﻣﺴﺎﻓﺔ اﻟﻘﺼﺮ ﻓﺈن ﺗﺮﻛﻪ وﻟﻮ ﻣﻜﻴﺎ ﻟﺰﻣﻪ دﻣﻪ ﻧﻌﻢ ﻳﺴﺘﺜﲎ اﳋﺎرج ﻟﻠﺘﻨﻌﻴﻢ ﻟﻠﻌﻤﺮة أو اﳋﺎرج ﻟﻠﱰوﻳﺔ ﺑﻌﺮﻓﺎت ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻃﻮاف ﻋﻠﻴﻪ
ﻟﻜﻦ ﻳﺴﺘﺤﺐ أﻓﺎد ذﻟﻚ اﻟﺮﻣﻠﻰ
Dalam haji dan umrah diwajibkan melakukan towaf wadak bagi orang yang ingin keluar dari Mekah, meskipun masih sejauh di bawah jarak yang diperbolehkan mengqosor sholat (81 km). Apabila seseorang tidak melakukan towaf wadak meskipun ia adalah orang Mekah sendiri maka wajib atasnya membayar dam. Dikecualikan adalah orang yang keluar dari Mekah ke tanah Tan’im (perbatasan antara tanah haram dan tanah halal) atau yang keluar dari Mekah untuk melakukan tarwiah (menetap) di Arofah maka tidak diwajibkan towaf wadah, tetapi disunahkan, seperti yang difaedahkan oleh Syeh Romli.

ﻓﻬﺬﻩ اﳋﻤﺴﺔ واﺟﺒﺎت اﳊﺞ وﳚﱪ اﻟﻮاﺣﺪ ﻣﻨﻬﺎ ﺑﺪم ﻗﺎل اﻟﺸﺮﻗﺎوى وﻋﺪ ﻫﺬا اﻟﻄﻮاف ﻣﻦ واﺟﺒﺎت اﳊﺞ ﻣﺒﲎ ﻋﻠﻰ أﻧﻪ ﻣﻦ اﳌﻨﺎﺳﻚ واﳌﻌﺘﻤﺪ أﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻣﻨﻬﺎ ﺑﻞ ﳚﺐ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ أراد ﻓﺮاق ﻣﻜﺔ ﺳﻮاء ﻛﺎن ﺣﺎﺟﺎ أ ﻣﻌﺘﻤﺮا أم ﻏﲑﳘﺎ ﻫﺬا إن أراد ﻓﺮاﻗﻬﺎ ﳌﻜﺎن ﻋﻠﻰ ﻣﺴﺎﻓﺔ ﻗﺼﺮ ﺳﻮاء ﻗﺼﺪ اﻻﻗﺎﻣﺔ ﻓﻴﻪ أم ﻻ ﻓﺈن أراد ﻓﺮاﻗﻬﺎ ﳌﻜﺎن دون ذﻟﻚ ﻧﻈﺮ إن ﻗﺼﺪ اﻻﻗﺎﻣﺔ ﻓﻴﻪ

ﻟﺰﻣﻪ ﻃﻮاف اﻟﻮداع وإﻻ ﻛﺄن ﺧﺮج ﻟﻠﻌﻤﺮة ﻓﻼ اﻧﺘﻬﻰ

 
5    kewajiban di atas merupakan kewajiban-kewajiban dalam haji (dan juga umrah). Apabila salah satu dari 5 ini tidak terpenuhi maka dapat diganti dengan dam.
Syarqowi berkata, “Menghitung towaf wadak sebagai kewajiban- kewajiban haji adalah berdasarkan alasan bahwa towaf wadak termasuk salah satu dari ritual manasik. Menurut pendapat mu’tamad, towaf wadak tidak termasuk salah satu dari kewajiban-kewajiban haji, melainkan ia hanya diwajibkan atas orang yang hendak meninggalkan Mekah, baik ia adalah orang yang haji, atau umroh, atau selain keduanya. Kewajiban ini berdasarkan keadaan jika seseorang ingin meninggalkan Mekah menuju tempat yang sejauh perjalanan masafah al-qosr (81 km), baik ia hendak mukim disana atau tidak. Apabila ia ingin meninggalkan Mekah dan akan menuju tempat yang masih kurang dari 81 km maka dirinci, yakni apabila ia menyengaja mukim disana maka wajib melakukan towaf wadak dan jika tidak, seperti; keluar dari Mekah untuk Umrah, maka tidak wajib melakukannya.”

وﻋﺎرﻳﺔ
 
أى ﺣﺮم ﻣﻜﺔ واﳌﺪﻳﻨﺔ أى ﺗﻌﺮﺿﻪ وﻟﻮ ﺑﻮﺿﻊ ﻳﺪ ﺑﺸﺮاء
 
)وﳛﺮم ﺻﻴﺪ اﳊﺮﻣﲔ(
 
وودﻳﻌﺔ واﺟﺎرة وﻏﺼﺐ وﻛﺬا دﻻﻟﺔ ﻋﻠﻴﻪ وﻟﻮ ﳊﻼل )وﻧﺒﺎ ﻤﺎ ﻋﻠﻰ ﳏﺮم( ﺑﺎﳊﺞ أو ﺑﺎﻟﻌﻤﺮة
)وﺣﻼل( واﻟﻮج وﻫﻮ واد ﺑﺎﻟﻄﺎﺋﻒ ﻛﺎﳊﺮﻣﲔ ﰱ ﺣﺮﻣﺔ اﻟﺘﻌﺮض ﻟﺼﻴﺪﻩ وﻧﺒﺎﺗﻪ ﻗﺎل ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ان اﺑﺮاﻫﻴﻢ ﺣﺮم ﻣﻜﺔ وإﱏ ﺣﺮﻣﺖ اﳌﺪﻳﻨﺔ ﻣﺎ ﺑﲔ ﻻﺑﺘﻴﻬﺎ ﻻ ﻳﻘﻄﻊ ﺷﺠﺮﻫﺎ رواﻩ اﻟﺸﻴﺨﺎن وزاد ﻣﺴﻠﻢ وﻻ ﻳﺼﺎد ﺻﻴﺪﻫﺎ وروى أﺑﻮ داود أﻧﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل ﻻ ﳜﺘﻠﻰ ﺧﻼﻫﺎ وﻻ ﻳﻨﻔﺮ ﺻﻴﺪﻫﺎ ﻗﻮﻟﻪ ﳜﺘﻠﻰ ﺧﻼﳍﺎ أى ﻻ ﻳﻘﻄﻊ ﺣﺸﻴﺸﻬﺎ اﻟﺮﻃﺐ إﻻ ﻟﺪواء وﻗﺎل ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ أﻻ إن ﺻﻴﺪ وج وﻋﻀﺎﻫﻪ أى ﺷﺠﺮﻩ ﺣﺮام ﳏﺮم رواﻩ أﺑﻮ
داود واﻟﱰﻣﺬى واﻟﻼﺑﺔ وﻫﻰ اﻷرض ذات اﳊﺠﺎرة اﻟﺴﻮد


Diharamkan berburu binatang di tanah Haram Mekah dan Madinah, maksudnya diharamkan merintangi binatang buruan di dua tempat tersebut meskipun hanya dengan meletakkan tangan di atasnya pada saat pembelian, pinjaman, penitipan, persewaan, penggosoban, atau menggiringnya agar menuju tanah Halal.

Diharamkan mencabut tanaman yang tumbuh di tanah Haram Mekah dan Madinah, baik diharamkan atas orang yang ihram haji atau umrah atau pun yang bukan ihram.
 
Begitu juga diharamkan mengganggu binatang buruan dan mencabut tanaman yang ada di Wuj, yaitu sebuah jurang yang ada di tanah Toif.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan Mekah dan Aku mengharamkan Madinah apa-apa yang ada di antara dua labah Madinah, maksudnya janganlah seseorang momotong pohonnya.” Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim. Muslim sendiri menambahkan, “dan janganlah binatang buruannya diburu.” Pengertian labah adalah tanah yang berbatu hitam.
Abu Daud meriwayatkan bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Tidak boleh dipotong tanaman hijau di Madinah dan tidak boleh berburu binatang buruan di Madinah.” Dikecualikan dari larangan memotong tanaman hijau di Madinah selain untuk pengobatan, maka diperbolehkan.

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Ingat. Sesungguhnya binatang buruan dan tanaman di jurang Wuj adalah haram bagi orang ihram.” Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan Turmudzi.

)وﺗﺰﻳﺪ ﻣﻜﺔ( ﻋﻠﻰ اﳌﺪﻳﻨﺔ واﻟﻮج )ﺑﻮﺟﻮب اﻟﻔﺪﻳﺔ( ﻓﻴﻬﺎ دو ﻤﺎ ﻷ ﺎ ﻟﻴﺴﺎ ﳏﻠﲔ ﻟﻠﻨﺴﻚ
ﻓﺈن أﺗﻠﻒ ﺻﻴﺪا ﺿﻤﻨﻪ ﻓﻔﻰ اﻟﻨﻌﺎﻣﺔ ﺑﺪﻧﺔ وﰱ ﺑﻘﺮ اﻟﻮﺣﺶ وﲪﺎرﻩ ﺑﻘﺮة وﰱ اﻟﻐﺰال ﻋﻨﺰ وﻫﻰ أﻧﺜﻰ اﳌﻌﺰ اﻟﱴ ﺳﻢ ﳍﺎ ﺳﻨﺔ واﻷرﻧﺐ ﻋﻨﺎق وﻫﻰ أﻧﺜﻰ اﳌﻌﺰ ﻣﺎ ﱂ ﺗﺒﻠﻎ ﺳﻨﺔ واﻟﲑﺑﻮع ﺟﻔﺮة وﻫﻰ أﻧﺜﻰ اﳌﻌﺰ إذا ﺑﻠﻐﺖ أرﺑﻌﺔ أﺷﻬﺮ وﻓﺼﻞ ﻋﻦ أﻣﻬﺎ واﳊﻤﺎﻣﺔ ﺷﺎة وﻣﺎ ﻻ ﻧﻘﻞ ﻟﻪ ﳛﻜﻢ ﲟﺜﻠﻪ ﻋﺪﻻن وﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻣﺜﻞ ﻟﻪ اﻟﻘﻴﻤﺔ وإن ﻗﻄﻊ ﻧﺒﺎﺗﺎ رﻃﺒﺎ أو ﻗﻠﻌﻪ ﺿﻤﻨﻪ ﰱ اﻟﺸﺠﺮة اﻟﻜﺒﲑة ﺑﻘﺮة واﻟﺼﻐﲑة ﺷﺎة وﳛﻞ أﺧﺬ اﻟﻨﺒﺎت ﻟﻌﻠﻒ أو دواء أﻓﺎد ذﻟﻚ اﻟﺮﻣﻠﻰ
Apabila berburu binatang atau mencabut tanaman di Mekah maka diwajibkan membayar fidyah. Sedangkan berburu dan mencabutnya di Madinah dan Wuj tidak mewajibkan fidyah karena keduanya bukan tempat untuk melakukan manasik.
Apabila seseorang melukai binatang buruan di Mekah maka ia wajib menanggungnya. Apabila ia melukai burung suari maka wajib membayar fidyah berupa unta badanah. Apabila ia melukai sapi alas dan himar alas maka wajib membayar fidyah berupa sapi. Apabila ia melukai
 
kijang maka wajib membayar fidyah berupa kambing kacang betina yang genap berusia setahun. Apabila ia melukai kelinci maka ia wajib membayar fidyah kambing kacang betina yang usianya belum mencapai setahun. Apabila ia melukai marmut maka ia wajib membayar fidyah berupa kambing kacang yang telah berusia 4 bulan. Apabila ia melukai burung dara maka ia wajib membayar fidyah berupa kambing. Adapun binatang yang dilukai yang tidak disebutkan maka membayar fidyah berupa binatang yang sama seperti binatang yang dilukai tersebut berdasarkan kebijakan dari dua orang adil. Apabila melukai binatang yang tidak ada persamaannya maka wajib membayar fidyah berupa nilai harganya.
Apabila memotong tanaman yang masih hijau atau mencabutnya di Mekah maka wajib menanggungnya. Apabila merusak pohon besar maka wajib membayar fidyah berupa sapi. Apabila merusak pohon kecil maka wajib membayar fidyah berupa kambing. Dihalalkan mengambil tanaman Mekah untuk tujuan dijadikan sebagai makanan ternak atau obat, seperti yang telah difaedahkan oleh Syeh Romli.
 

اﳊﻤﺪ ﷲ ﻗﺪ ﰎ ﺑﻌﻮن اﷲ اﳉﻠﺪ اﻷول ﻣﻦ ﺗﺮﲨﺔ ﻛﺘﺎب ﺷﺮح ﺳﻠﻢ اﻟﺘﻮﻓﻴﻖ اﳌﺴﻤﻰ ﲟﺮﻗﺎة ﺻﻌﻮد اﻟﺘﺼﺪﻳﻖ ﰱ ﺷﺮح ﺳﻠﻢ اﻟﺘﻮﻓﻴﻖ إﱃ ﳏﺒﺔ اﷲ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﺤﻘﻴﻖ ﰱ ﻓﺼﻮل اﻟﻌﺒﻮدﻳﺔ ﻏﻔﺮ اﷲ ذﻧﻮب ﻣﺆﻟﻒ اﻷﺻﻞ واﻟﺸﺮح وﲨﻴﻊ اﻟﻌﻠﻤﺎء اﻟﺬﻳﻦ أﻗﻮاﳍﻢ ﻣﻨﻘﻮﻟﺔ ﰱ ﻫﺬا اﻟﺸﺮح ورﲪﻬﻢ وﻧﻔﻌﻨﺎ ﺑﻌﻠﻮﻣﻬﻢ ﰱ اﻟﺪارﻳﻦ آﻣﲔ آﻣﲔ آﻣﲔ ﻳﺎ رب اﻟﻌﺎﳌﲔ
وﻳﻠﻴﻪ اﳉﻠﺪ اﻟﺜﺎﱏ ﰱ ﻓﺼﻮل اﳌﻌﺎﻣﻼت واﻷﺧﻼق إن ﺷﺎء اﷲ
ﺳﺎﻻﺗﻴﺠﺎ ﻛﺎﱃ ﺑﻨﻴﺞ اﳌﻌﻬﺪ ال ﻳﺲ، ٤ أﺑﺮﻳﻞ ٢٠١٨

 

LihatTutupKomentar