Manuskrip Palsu Andalan Kaum Habib
Judul buku: Manuskrip-Manuskrip Palsu Ba'alwi Versi Rumail Abbas
Penulis: K.H. Imaduddin Utsman Al-Bantanie
Cetakan: ke-1
Jumlah halaman: 24 Ukuran Kertas: B5
Penerbit: Maktabah Nahdlatul Ulum Banten
Tahun Terbit: 2024 M.
Alamat: Tangerang Banten Indonesia
Bidang studi: sejarah, Ilmu nasab, genealogi
Daftar isi
- Kata Pengantar
- Bab I: Pendahuluan
- Bab II Manuskrip-Manuskrip Rumail Abbas
- Manuskrip Hasan al-Allal (w. 460 H)
- Manuskrip Umar bin Sa'ad al-Din al-Dzifari (w. 667 H)
- Manuskrip ljazah Kitab Sunan Turmudzi Tahun 589 H.
- Kitab Tuhfat al-Murid Wa Uns al-Mustafid (w. 630 H)
- Manuskrip Abul Qasim al-Naffath (w. 581 H).
- Sanad Muhammad Aqilah dan Manuskrip Assegaf
- Manuskrip Kitab Musnad Ubadillah al-Tamimi al-Iraqi (w. 488 H.)
- Manuskrip Sanad Abdul Haq al-Isybili Ibnu al-Kharrath
- Manuskrip Sanad Ali al-Syanini
- Manuskrip Al-Thurfat al-Gharibat (w. 845 H.)
- Bab III Penutup
- Download Buku (pdf)
-
Buku Nasab Karya Kyai Imaduddin Usman yang lain:
- Buku Menakar kesahihan Nasab Habib Di Indonesia
- Buku Terputusnya Nasab Habib Kepada Nabi Muhammad Saw
- Buku Membongkar Skandal Ilmiyah sejarah dan Genealogi Ba’alwi
- Metode Menetapkan Nasab Menurut Kitab Rasa'il
- Literatur Kitab-Kitab Nasab Abad Ke-3-13 Hijriyah Bukti Terputusnya Nasab Ba'alwi
- Manuskrip-Manuskrip Palsu Ba'alwi Versi Rumail Abbas
- Buku lain karya KH Imaduddin
KATA PENGANTAR
Buku kecil yang ada di tangan pembaca ini, adalah buku yang
menyajikan beberapa manu skrip yang ditampilkan Rumail Abbas dalam berbagai
kesempatan terkait nasab Ba'alwi. Manuskrip itu disajikan sebagai jawaban atas
tesis penulis tentang keterputusan sejarah dan nasab Ba'alwi yang tidak
tereportase kitab nasab dan sejarah dari mulai abad ke-4 sampai ke-9
Hijriyah.
Untuk mempertahankan nasab Ba'alwi, Rumail Abbas berusaha
mencari mansukrip abad ke-5 sampai abad ke-9 Hijriyah . Namun tampaknya ,
usaha itu akan sia-sia. Algoritma dari historiografi abad ke-9 Hijriah di
Yaman dan wilayah lain yang berkaitan dengan Ahmad bin Isa, mengunci berbagai
kemungkinan tersambungnya keluarga Ba'alwi kepada genealogi Ahmad bin Isa dan
terus sampai Rasulullah . Dengan semua hal itu , Rumail Abbas mengklaim
menemukan beberapa mansukrip yang dapat menolong nasab Ba'alwi.
Klaim
penemuan manuskrip itu sebagiannya ditampilkan , dan sebagaiannya lagi hanya
isinya yang berupa sanad-sanad hadits. Dalam buku ini penulis akan buktikan
bahwa klaim-klaim Rumail itu tidak terbukti dan
manuskrip-manuskrip yang katanya ditulis abad ke-6 dan sekitarnya itu adalah
manuksrip palsu , serta sanad-sanad hadits itu pun tertolak oleh disiplin
Kritik Hadits.
Kresek, 16 September 2024 Imaduddin Utsman
Al-Bantanie
BAB I PENDAHULUAN
Sebuah pristiwa di masa-lalu, bisa dikatakan benar-benar pristiwa historis,
bila dikonfirmasi oleh sumber sejarah sezaman, atau paling tid ak, sumber
sejarah yang yang mendekatinya. Yang demikian itu, ad alah prosedur stand ar
dalam ilmu sejarah. Nasab yang merupakan bagian dari Ilmu Sejarah, ketika
historiografinya diteliti maka prosedur dan metode yang dipakai sama dengan
prosedur dan metode sejarah.
Dalam Kitab Uslwlu 'Jlmi al Nasab Wa
al-Mufadlalah Bain al-Ansab Fuad bin Abduh bin Abil Gaits al-Jaizani
dikatakan:
"Ketika kita akan mentahqiq nasab maka referensi yang memungkinkan kita
mengambil darinya wajib berupa kitab-kitab nasab terdahulu yang ditulis
sebelum masa modern, yaitu ketika manusia lebih dekat mengetahui leluhur
mereka" (h. 76- 77).
Sumber sejarah terbagi menjadi sumber primer
dan sumber sekunder. Sumber primer ad alah sumber yang struktur aslinya
berasal d ari masa lampau, yaitu masa sezaman dengan objek
penelitian, seperti inskripsi (prasasti) yang dibuat oleh seorang
raja. Contohnya inskripsi Batu tulis di Bogar yang berangka tahun 1533 M, ia
ad alah sumber primer untuk sosok raja Sri Baduga Maharaja. Prasasti ini telah
membuktikan Sribaduga Maharaj a ad alah sosok historis di tahun 1533 M. Sumber
primer memungkinkan peneliti untuk sedekat mungkin dengan peristiwa yang
sebenarnya terjadi selama peristiwa sejarah atau periode waktu tertentu.
Sejarawan mengerahkan kemampuan terbaiknya dalam menggunakan sumber-sumber
sejarah primer untuk memahami masa lalu dengan caranya sendiri, bukan melalui
lensa modem.
Selain inskripsi, sumber primer bisa berupa koin,
tembikar, dsb. Untuk zaman modem ini, jika kita ingin dianggap tid ak berdusta
mengaku hadir pad a pertandingan final antara Brazil dan Italia tahun 1994,
maka kita harus mempunyai bukti primer akan hal itu. Bukti itu
diantaranya ad alah karcis masuk stadion Rose Bowl, California,
Amerika Serikat. Selain itu, dibuktikan dengan catatan
eksternal d ari stadion tersebut yang mencatat nama-nama seluruh penonton.
Jika kita ingin dipercaya hadir di pertandingan tersebut, lalu kita tid ak
bisa menyuguhkan bukti apapun, lalu berd asar apa orang lain harus
mempercayainya?
Sumber sejarah sekunder ad alah sumber sejarah yang
berupa buku yang menggambarkan kejadian yang telah terjadi di masa lalu.
Semakin dekat masanya dengan peristiwa, maka ia semakin dapat dipercaya.
Sumber sekunder biasanya menggunakan sumber primer sebagai bukti, atau sumber
sekunder lainnya yang paling dekat dengan pristiwa. Sumber
sekunder yang lebih jauh, substansinya harus memiliki
keterhubungan dengan sumber yang lebih dekat. urgensi sumber sekunder akan
hilang, jika berlawanan dengan sumber yang lebih dekat. Jika
sumber yang jauh berlawanan informasinya dengan sumber yang lebih
dekat, namun sumber yang lebih jauh ini memiliki bukti primer, maka sumber
yang jauh harus didahulukan d ari sumber yang dekat yang bertentangan dengan
sumber primer.
Nasab dan sejarah Ba'alwi yang diklaim sebagai
keturunan Nabi Muhammad SAW melalui Ahmad bin Isa (w. 345 H.) tid ak
mempunyai bukti berupa sumber primer maupun sekunder sebelum abad ke-9
H. Ahmad bin Isa yang hidup di abad ke-3 dan ke-4 Hijriah tercatat dalam
kitab-kitab hanya mempunyai anak tiga: Muhammad, Ali dan Husain, sementara
Ba'alwi mengklaim mereka keturunan Ahmad bin Isa d ari anak ke-4 yaitu
Abdullah atau Ubaidillah. Klaim ini muncul baru abad ke-9 Hijriah tanpa ad a
bukti historis sama sekali di abad sebelumnya.
Rumail Abas mencoba
menelusuri kemungkinan ditemukannya bukti-bukti itu. Dalam beberapa kesempatan
ia menampilkan hasil penelusurannya yang akan penulis bahas dalam bab
selanjutnya.[]
DOWNLOAD BUKU (PDF)