Keistimewaan Al-Quran

Kitab suci Alquran memiliki keistimewaan-keistimewaan yang dapat dibedakan dari kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya, di antaranya ialah:

Keistimewaan Al-Quran

Nama kitab: Terjemah Tibyan Nawawi, At-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur'an, al-Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran
Judul kitab asal: At-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur'an ( التبيان في آداب حملة القرآن)
Nama penulis: Imam Nawawi.
Nama lengkap: Al-Imam Al-Hafizh Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Murri An-Nawawi, (يحيى بن شرف النووي محي الدين أبو زكريا
Lahir, Tempat lahir: October 1233; bulan Muharram tahun 631 H; Nawa, Syria / Suriah.
Wafat: December 21, 1277 (usia 44 tahun); 24 Rajab 676 H, Nawa, Syria / Suriah
Bidang studi: Ulumul Quran, Sunnah, fikih

Daftar isi

  1. Pengantar Penerbit
    1. Al-Quran Adalah Kitab Samawi Terakhir
    2. Keistimewaan Al-Quran
  2. Pendahuluan Pentahqiq
  3. Riwayat Biografi Imam Nawawi
  4. Mukadimah Imam Nawawi
  5. Kembali ke: Tibyan Nawawi (At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran)

PENGANTAR PENERBIT

AL-QURAN ADALAH KITAB SAMAWI TERAKHIR

Sidang pembaca rahimakumullah ...
Segala puji dan puja hanya patut ditujukan kepada Allah Azza wa Jalla yang menurunkan kitab suci kepada hamba-hamba Nya yaitu Al-Qur' an. Sholawat serta salam patut ditujukkan kepada kekasihNya yaitu penghulu kita Nabi Muhammad saw. Demikian juga kepada ahlul bait dan para sahabatnya sekalian.

Allah Taala berfirman, "Allah tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri. Dia menurunkan kitab Alquran padamu (Muhammad) dengan sebenarnya, membenarkan kitab-kitab yang telah lebih dulu daripadanya dan juga menurunkan kitab Taurat dan Injil sebelum (Alquran diturunkan, Taurat dan Injil itu) menjadi petunjuk bagi manusia. Dan Dia menurunkan Al-Furqan (Alquran)." (Q.S. Ali Imran 3:24)

KEISTIMEWAAN ALQURAN

Kitab suci Alquran memiliki keistimewaan-keistimewaan yang dapat dibedakan dari kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya, di antaranya ialah:

1.    Al quran memuat ringkasan dari ajaran-ajaran ketuhanan yang pernah dimuat kitab-kitab suci sebelumnya seperti Taurat, Zabur, Injil dan lain-lain. Juga ajaran-ajaran dari Tuhan yang berupa wasiat. Alquran juga mengokohkan perihal kebenaran yang pernah terkandung dalam kitab-kitab suci terdahulu yang berhubungan dengan peribadatan kepada Allah Yang Maha Esa, beriman kepada para rasul, membenarkan adanya balasan pada hari akhir, keharusan menegakkan hak dan keadilan, berakhlak luhur serta berbudi mulia dan lain-lain.

Allah Taala berfirman, "Kami menurunkan kitab Alquran kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya, untuk membenarkan dan menjaga kitab yang terdahulu sebelumnya. Maka dari itu, putuskanlah hukum di antara sesama mereka menurut apa yang diturunkan oleh Allah. Jangan engkau ikuti nafsu mereka yang membelokkan engkau dari kebenaran yang sudah datang padamu. Untuk masing-masing dari kamu semua Kami tetapkan aturan dan jalan." (Q.S. Al-Maidah:48)

Jelas bahwa Allah swt. sudah menurunkan kitab suci Alquran kepada Nabi Muhammad saw. dengan disertai kebenaran mengenai apa saja yang terkandung di dalamnya, juga membenarkan isi kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah Taala sebelum Alquran sendiri yakni kitab-kitab Allah yang diberikan kepada para nabi sebelum Rasulullah saw. Bahkan sebagai pemeriksa, peneliti, penyelidik dari semuanya. Oleh sebab itu Alquran dengan terus terang dan tanpa ragu-ragu menetapkan mana  yang  benar, tetapi juga menjelaskan mana yang merupakan pengubahan, pergantian, penyimpangan dan pertukaran dari yang murni dan asli.

Selanjutnya dalam ayat di atas disebutkan pula bahwa Allah Taala memerintahkan kepada nabi supaya dalam memutuskan segala  persoalan yang timbul di antara seluruh umat manusia ini dengan menggunakan hukum dari Alquran, baik orang-orang yang beragama Islam atau pun golongan ahlul kitab (kaum Nasrani dan Yahudi) dan jangan sampai mengikuti hawa nafsu mereka sendiri saja.

Dijelaskan pula bahwa setiap umat oleh Allah swt. diberikan syariat dan jalan dalam hukum-hukum amaliah yang sesuai dengan persiapan serta kemampuan mereka.

Adapun yang  berhubungan dengan persoalan akidah, ibadah, adab, sopan santun serta halal dan haram, juga yang ada hubungannya dengan sesuatu yang tidak akan berbeda karena perubahan masa dan tempat, maka semuanya dijadikan seragam dan hanya satu macam, sebagaimana yang tertera dalam agama-agama lain yang bersumber dari wahyu Allah swt.

Allah Taala berfirman, "Allah telah menetapkan agama untukmu semua yang telah diwasiatkan oleh-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, (yang semua serupa saja) yakni hendaklah kamu semua menegakkan agama yang benar dan janganlah kamu sekalian berpecah-belah." (Q.S. Asy-Syura: 13)

Seterusnya lalu dibuang beberapa  hukum yang berhubungan dengan amaliah yang dahulu dan diganti dengan syariat Islam yang merupakan syariat terakhir yang kekal serta sesuai untuk diterapkan dalam segala waktu dan tempat. Oleh sebab itu, maka akidah pun menjadi satu macam, sedangkan syariat berbeda disesuaikan dengan kondisi zaman masing­ masing umat.

2.    Ajaran-ajaran yang termuat dalam Alquran adalah kalam Allah yang terakhir untuk memberikan petunjuk dan bimbingan yang  benar  kepada umat manusia, inilah yang dikehendaki oleh Allah Taala supaya tetap sepanjang masa, kekal untuk selama-lamanya. Maka dari itu jagalah kitab Alquran agar tidak dikotori oleh tangan-tangan yang hendak mengotori kesuciannya, hendak mengubah kemurniannya, hendak mengganti isi yang sebenarnya atau pun hendak menyusupkan sesuatu dari luar atau mengurangi kelengkapannya.

Allah Taala berfirman, "Sesungguhnya Alquran adalah kitab yang mulia. Tidak akan dihinggapi oleh kebatilan (kepalsuan), baik dari hadapan atau pun dari belakangnya. Itulah wahyu yang turun dari Tuhan yang Maha Bijaksana lagi Terpuji." (Q.S. Fushshilat:41-42) Allah Taala berfirman pula, "Sesungguhnya Kami (Allah) menurunkan peringatan (Alquran) dan sesungguhnya Kami pasti melindunginya (dari kepalsuan)." (Q.S. Al-Hijr:9)

Adapun tujuan menjaga dan melindungi Alquran dari kebatilan, kepalsuan dan pengubahan tidak lain hanya agar supaya hujah Allah akan tetap tegak di hadapan seluruh manusia, sehingga Allah Taala dapat mewarisi bumi ini dan siapa yang ada di atas permukaannya.

3.    Kitab Suci Alquran yang dikehendaki oleh Allah Taala akan kekekalannya, tidak mungkin pada suatu hari nanti akan terjadi bahwa suatu ilmu pengetahuan akan mencapai titik hakikat yang bertentangan dengan hakikat yang tercantum di dalam ayat Alquran. Sebabnya tidak lain karena Alquran adalah firman Allah Taala, sedang keadaan yang terjadi di dalam alam semesta ini semuanya merupakan karya Allah Taala pula. Dapat dipastikan bahwa firman dan amal perbuatan Allah tidak mungkin bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Bahkan yang dapat terjadi ialah bahwa yang satu akan membenarkan yang lain. Dari sudut inilah, maka kita menyaksikan sendiri betapa banyaknya kebenaran yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern ternyata sesuai dan cocok dengan apa yang terkandung dalam Alquran. Jadi apa yang ditemukan adalah memperkokoh dan merealisir kebenaran dari apa yang sudah difirmankan oleh Allah swt. sendiri.

Dalam hal ini baiklah kita ambil firman-Nya, "Akan Kami (Allah) perlihatkan kepada mereka kelak bukti-bukti kekuasaan Kami disegenap penjuru dunia ini dan bahkan pada diri mereka sendiri, sampai jelas kepada mereka bahwa Alquran adalah benar. Belum cukupkah bahwa  Tuhanmu Maha Menyaksikan segala sesuatu?" (Q.S. Fushshilat:53)

4.    Allah swt. berkehendak supaya kalimat-Nya disiarkan dan disampaikan kepada semua akal pikiran dan pendengaran, sehingga menjadi suatu kenyataan dan perbuatan. Kehendak semacam ini tidak mungkin berhasil, kecuali jika kalimat-kalimat itu sendiri benar-benar mudah diingat, dihafal serta dipahami. Oleh karena itu  Alquran sengaja diturunkan oleh Allah Taala dengan suatu gaya bahasa yang istimewa, mudah, tidak sukar bagi siapa pun untuk memahaminya dan tidak sukar pula mengamalkannya, asal disertai dengan keikhlasan hati dan kemauan yang kuat.

Allah Taala berfirman, "Sungguh Kami (Allah) telah membuat mudah pada Alquran untuk diingat dan dipahami. Tetapi adakah orang yang mengambil pelajaran?" (Q.S. Al-Qamar: 17)

Di antara bukti kemudahan bahasa yang digunakan oleh Alquran ialah banyak sekali orang-orang yang hafal di luar kepala, baik dari kaum lelaki, wanita, anak-anak, orang-orang tua, orang kaya atau miskin dan lain-lain sebagainya. Mereka mengulang-ulangi bacaannya di rumah atau mesjid. Tidak    henti-hentinya     suara    orang-orang    yang    mencintai    Alquran berkumandang di seluruh penjuru bumi. Sudah barang tentu tidak ada satu kitab pun yang mendapatkan keistimewaan melebihi Alquran.

Bahkan dengan berbagai keistimewaan di atas, jelas Alquran tidak ada bandingannya dalam hal pengaruhnya terhadap hati atau kehebatan pimpinan dan cara memberikan petunjuknya, juga tidak dapat dicarikan persamaan dalam hal kandungan serta kemuliaan tujuannya. Oleh sebab itu dapat diyakini bahwa Alquran adalah mutlak sebaik-baik kitab yang ada.

Kitab ini ini membahas perkara-perkara yang sangat penting diketahui oleh setiap orang Islam karena kitab ini membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan adab kita menjalin interaksi dengan kitab suci kita -Al­ Qur'an al-Karim.

Dalam garis besarnya, kitab ini mengandung sembilan bagian dan sebuah mukadimah yang menjelaskan secara ringkas latar-belakang dan kandungan kitab ini secara keseluruhan. Kemudian diteruskan dengan riwayat hidup Imam Nawawi.

Adapun kesembilan bagian yang menjadi inti kitab ini adalah:

    Bagian 1: Keutamaan Membaca Dan Mengkaji Al- Qur'an.
    Bagian 2: Kelebihan Orang Yang Membaca Al- Qur'an.
    Bagian   3:    Menghormati Golongan Al-Qur' An. Dan    Memuliakan
    Bagian  4:    Panduan    Mengajar    Dan    Belajar    Al- Qur'an.
    Bagian 5: Panduan Menghafal Al-Qur' An.
    Bagian 6: Adab Dan Etika Membaca Al-Qur' An.
    Bagian 7: Adab Berinteraksi Dengan Al-Qur' An.
    Bagian   8:    Ayat    Dan    Surah    Yang    Diutamakan Membacanya Pada Waktu Tertentu.
    Bagian 9: Riwayat Penulisan Mushaf Al-Qur' An.

Dengan pengantar yang amat singkat ini, kami dengan bangga mempersembahkan kepada Anda sebuah kitab besar - Al-Ad zkaar Zin Nawawi dan At-Tibyaan fii Aadaabi Hamalatil Quran - karya ulama besar - Abu Z akariya Yahya Muhyiddin bin Syaraf bin Hizam An-Nawawi atau yang amat dikenal sebagai Iman Nawawi. Semoga Anda menjadi insan kamil - insan yang benar-benar sempurna sebagaimana tujuan asali  kita  semua  diciptakan. Selamat  membaca.  Semoga  Allah  swt  selalu  bersama  kita.  Amin  ya Rabbi' alamin.
Penerbit

PENDAHULUAN

 حمدا لله على نعمائه، وشكرا له على مزيد الائمة، وصلاة وسلاما على سيدنا وحبيبنا محمد القائل: أدبني ربي فأحسن تأديبي، ورضي الله عن الصحابة الكرام، الذين لم يألوا جهدا في خدمتة القرآن، بل بذلوا وسعهم في تحقيق ما أمروا به، فجمعوه بعد شتات ونقلوه من الصدور إلى السطور، وهذا أمر ليس بالميسور، فجزا هم الله عن هذه الامة خيرا.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Segala puji dan dan puja patut kita haturkan hanya kepada Allah swt. Kita semua sudah selayaknya memuji Dia serta memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kita memohon perlindungan  kepada Allah swt daripada godaan syetan terkutuk, kejahatan yang kita buat sendiri dan keburukan segala amal serta perbuatan kita.

Barangsiapa diberi petunjuk Allah swt, maka tidak ada satupun kekuatan  yang  dapat  menyesatkannya.  Dan  Barangsiapa  yang  disesatkan oleh Allah swt, maka tidak ada kekuatan pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.

Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi­ Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba terpilih dan Rasul­ Nya.

Selanjutnya, Allah Azza wa Jalla telah memuliakan kepada kita semua dengan Al-Qur' an yang berisi khabar umat-umat sebelumnya ataupun sesudahnya dan memberi keputusan di antara mereka.

Al-Qur' an adalah pemisah antara yang haq dan yang batil. Tidaklah seorang yang sombong meninggalkannya kecuali Allah swt mematahkannya. Barangsiapa    mencari    petnjuk    selain  Al-Qur'an,  maka    Allah    swt menyesatkannya.  Al-Qur' an adalah tali Allah Yang teguh dan dzikir yang bijaksana serta jalan yang lurus.

Dengan tuntuan Al-Qur' an, kita tidak akan menyimpang, lidah orang­ orang yang lemah tidak menjadi tumpul dan para ulama tidak merasa kenyang untuk menimba ilmu-ilmu langit darinya. 

Al-Qur' an tidak menjadi usang meskipun diulang-ulang, keajaibannya tidak pernah habis. Begitu hebatnya Al-Qur'an sampai-sampai bangsa jin ketika mendengarnya mengatakan, "Sesungguhnya kami telah mendengar Al-Qur' an yang menakjubkan, yang memberi petunjuk ke jalan yang benar, kemudian kami beriman kepadanya."

Barangsiapa yang berkata berdasarkan Al-Qur' an, maka dia berkata benar. Barangsiapa mengamalkannya, maka dia pasti akan mendapatkan pahala yang berlipat dan tidak disangka-sangka.

Barangsiapa memutuskan perkara dengannya, maka dia telah berlaku adil dan Barangsiapa menyeru kepadanya, maka dia akan diberi petunjuk menuju jalan yang lurus.

Allah swt telah mengemukakan dalam Al-Qur' an berbagai nasihat dan perumpamaan, adab dan hukum serta sejarah tentang orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian. Di samping itu, Allah swt juga menyuruh kita untuk memerhatikan dan mengamalkan adab-adabnya.

Para ulama telah menuliskan kitab tentang masalah ini dan membahas secara mendalam. Kemudian datang Imam An-Nawawi rahimaullahu ta'ala, mengumpulkan serta meringkaskannya ke dalam kitab ini. Kandungan kitab ini meliputi adab-adab membaca, belajar Al-Qur'an, sifat-sifat  penghafaz, keterangan keutamaan membacanya, adab-adab bagi murid dan ustadz, panduan mengamalkan dan menjalankan tuntutan dan hukumnya supaya para penuntut Al-Qur' an mendapatkan manfaat sebesar-besarnya.

Di akhir kitab ini, Imam An-Nawawi juga menjelaskan nama-nama dan kata-kata asing yang terdapat dalam Al-Qur' an, serta menyinggung sejumlah kaedah dan faedahnya. Maka jadilah, ini sebuah kitab yang berguna bagi penuntut ilmu dan pengkaji Al-Qur'an. Mudah-mudahan Allah swt membalasnya dengan kebaikan atas jasanya kepada seluruh muslimin dan muslimah dan mudah-mudahan Allah swt memasukkan sang Imam dan kita ke  dalam   golongan  ahli  Al-Qur' an  dan  yang  mendapat   keistimewaan darinya.

Naskah Tulisan Tangan

Penulisan kitab ini berasal dari naskah tulisan tangan yang tersimpan di Daarul Kutub Azh-Zhahiriyah di Damasyiq bernomor 326 tahun (37) Qiraat. Ia naskah yang lengkap, teliti dan memiliki sistem penulisan yang baik serta naskah terbaik yang pernah tersimpan di Daarul Kutub Azh­ Zhahariyah di Damsyiq. Ia termasuk kitab-kitab yang diwakafkan oleh penguasa Syam pada tahun ke-12 Hijriyah, As'ad Basya Al-Azhm, pemilik museum terkenal di Damsyiq kepada ayahnya, Ismail Basya Al-Azhm.

Naskah itu sendiri telah mengalami berbagai kerusakan sehingga lembar keempat dan kelima tidak bisa ditemukan. Namun, kekurangan itu diperbaiki dengan tulisan baru yang berbeda dengan salinan dan syakal saya. Bagian-bagian dan fasal-fasal serta judul fasalnya tertulis dengan dakwat merah.

Muhammad bin Ali bin Umar Al-Baysuni menulisnya untuk dirinya pada tahun 891H. Di bagian akhir, terdapat ijazah atas nama Usman bin Muhammad tertanggal tahun 986H.

Naskah itu tersusun dalam Mujallad kecil, jumlah halamannya ada 151 lembar dimana dalam setiap lembarnya ada sebelas baris berukuran 18x13cm. Ia adalah naskah yang dibaca silih berganti oleh para ulama. Di bagian tepi halamannya, terdapat koreksi-koreksi, faedah-faedah dan tulisan-tulisan baru yang berbeda dan tidak ada hubungannya dengan kitab ini.

Sejarah  Penyesuaian

Saya berusahan mentashih teks dan menyesuaikannya dengan naskah yang bertuliskan tangan. Saya berusaha sekuat tenaga memberi nomor dan penjelasan, menulis syakal pada ayat-ayatnya dan mengeluarkan hadits­ haditsnya serta menunjukkan tempat-tempat rujukan bagi orang-orang yang ingin mendalaminya lebih jauh. Saya meletakkan nomor-nomor pada nama­ nama dan kata-kata asing yang diterangkan pengarang aslinya di akhir kitab untuk memudahkan pembaca merujuk kepadanya.

Di akhir kitab, saya letakkan hadits-hadits, nama-nama orang, tempat­ tempat, kitab-kitab dan obyek-obyeknya yang disebutkan pengarang aslinya. Semua itu untuk memudahkan pembaca  merujuk kembali tanpa harus mengalami kesulitan. Saya berharap bahwa saya telah menunaikan sebagian kewajiban saya dengan ringkasan ini dengan harapan sekiranya cetakan ini akan tampak lebih baik daripada cetakan-cetakan sebelumnya. Saya mohon kepada Allah Azza wa Jalla agar ini menjadi amalan saya dan tidak ada tujuan lain semata­ mata untuk mendapat ridha-Nya. Sesungguhnya Dialah yang memberi taufik.

Akhirul kalam, alhamdulillahi Rabbil 'Alamiin. Damsyiq, 1 Muharram 1403 H.
Abdul Qadir Al-Arnauth

RIWAYAT IMAM NAWAWI

Disamping gelar Al-Imam, beliau juga menjadat gelar sebagai Al­ Hafiz, Al-Faqih, Al-Muhaddith, pembela As-Sunnah, penentang bid'ah, pejuang ilmu-ilmu agama. Nama lengkapnya adalah Abu Zakariya bin Syaraf bin Mari bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum'ah bin Hizam An­ Nawawi Ad-Dimasyqi.

Beliau dilahirkan di desa Nawa yang termasuk wilayah Hauran pada tahun 631H. Kakek tertuanya Hizam singgah di Golan menurut adat Arab, kemudian tinggal di sana dan Allah swt memberikan keturunan yang banyak, salah satu diantara adalah Imam Nawawi.

Banyak orang terkemuka di sana yang melihat anak kecil memiliki kepandaian dan kecerdasan. Mereka menemui ayahnya dan memintanya agar memperhatikannya dengan lebih seksama. Ayahnya mendorong sang Imam menghafazkan Al-Qur'an dan ilmu. Maka An-Nawawi mulai menghafaz Al-Qur' an dan dididik oleh orang-orang terkemuka dengan pengorbanan harus meninggalkan masa bermain-mainnya karena harus menekuni Al-Qur' an dan menghafaznya. Sebagain gurunya pernah melihat bahwa  Imam  Nawawi  bersama  anak-anak  lain dan memintanya  bermain bersama-sama. Karena sesuatu terjadi diantara mereka, dia lari meninggalakn mereka sambil menangis karena merasa dipaksa. Dalam keadaan yang demikian itu dia tetap membaca Al-Qur'an.

Demikianlah, sang Imam tetap terus membaca Al-Qur' an sampai dia mampu menghafaznya ketika mendekati usia baligh. Ketika berusia 9 tahun, ayahnya membawa dia ke Damsyiq untuk menuntut ilmu lebih dalam lagi. Maka tinggallah dia di Madrasah Ar-Rawahiyah pada tahun 649H. Dia hafal kitab At-Tanbiih dalam tempo empat setengah bulan dan belajar Al­ Muhadzdzab karangan Asy-Syirazi dalam tempo delapan bulan pada tahun yang sama. Dia menuntaskan ini semua berkat bimbingan gurunya Al-Kamal Ishaq bin Ahmad bin Usman Al-Maghribi Al-Maqdisi. Dia adalah guru pertamanya dalam ilmu fiqh dan menaruh memperhatikan muridnya ini dengan sungguh-sungguh. Dia merasa kagum atas ketekunanannya belajar dan ketidaksukaanya bergaul dengan anak-anak yang seumur. Sang guru amat mencintai muridnya itu dan akhirnya mengangkat dia sebagai pengajar untuk sebagian besar jamaahnya.

Guru-guru Imam Nawawi
Sang Imam belajar pada guru-guru yang amat terkenal seperti Abdul Aziz bin Muhammad Al-Ashari, Zainuddin bin Abdud Daim, Imaduddin bin Abdul Karim Al-Harastani, Zainuddin Abul Baqa, Khalid bin Yusuf Al­ Maqdisi An-Nabalusi dan Jamaluddin  lbn  Ash-Shairafi,  Taqiyyuddin  bin Abul Yusri, Syamsuddin bin Abu Umar. Dia belajar fighul hadits pada Asy­ Syeikh Al-Muhaqqiq Abu Ishaq Ibrahim bin Isa Al-Muradi Al-Andalusi. Kemudian belajar fiqh pada Al-Kamal Ishaq bin Ahmad bin usman Al­ Maghribi Al-Maqdisi, Syamsuddin Abdurrahman bin Nuh dan Izzuddin Al­ Arbili serta guru-guru lainnya.

Imam Nawawi tekun menuntut ilmu-ilmu agama, mengarang, menyebarkan ilmu, beribadah, berdzikir, sabar menjalani hidup yang amat sederhana dan berpakaian tanpa berlebihan.

Para Penerus Imam Nawawi
Tidak sedikit ulama yang datang untuk belajar ke Iman Nawawi. Diantara mereka adalah Al-Katib Shadrudin Sulaiman Al-Ja'fari, Syihabuddin Al-Arbadi, Shihabuddin bin Ja'Waan, 'Alaudin Al-Athaar dan yang meriwayatkan hadits darinya lbnu Abil Fath, Al-Mazi dan lainnya.

Kesungguhan dan Ijtihadnya
Setiap hari sang imam harus membaca dan mempelajari 12 pelajaran pada guru-gurunya. Ini menjadi kewajiban dan syaratnya. Pelajaran-pelajaran yang harus dikuasainya antara lain:s
•    Dua pelajaran berkenaan dengan Al-Wasiith.
•    Satu  pelajaran    berkenaan    dengan   Al-Muhadzdzab    oleh    Asy­ Syirazi.
•    Satu pelajaran  berkenaan  dengan Al-Jam'u  baina  Ash-Shahihain oleh Al-Humaidi.
•    Satu pelajaran berkenaan dengan Shahih Muslim.
•    Satu pelajaran berkenaan dengan Al-Luma' oleh Ibnu Jana.
•    Satu pelajaran berkenaan dengan Ishaahul Mantiq oleh Ibnu Sikkit.
•    Satu pelajaran berkenaan dengan Tashrif.
•    Satu pelajaran berkenaan dengan Ushulul Figh.
•    Satu pelajaran berkenaan dengan nama-nama perawi hadits.
•    Satu pelajaran berkenaan dengan Ushuluddin.

Beliau membuat catatan atas semua hal yang berkaitan dengan apa yang dipelajari dengan cara memberi penjelasan atas bagian-bagian yang rumit baik itu dengan memberinya ibarat atau ungkapan yang lebih jelas dan mudah dipelajari, termasuk pula perbaikan dan pembenaran dari segi bahasanya.

Beliau tidak mau menghabiskan waktunya kecuali menuntut ilmu. Bahkan ketika beliau pergi ke manapun, dalam perjalanan hingga pulang ke rumah, beliau sibuk mengulangi hafalan-hafalan dan bacaan-bacaannya. Beliau bermujadalah dan mengamalkan ilmunya dengan penuh warak dan membersihkan jiwa dari pengaruh-pengaruh buruk sehingga dalam waktu yang singkat baliau telah hafal hadits-hadits dan berbagai disiplin ilmu hadits.

Tidak bisa dipungkiri dia adalah seorang alim dalam ilmu-ilmu Fiqh dan Ushuludin. Beliau telah mencapai puncak pengetahuan madzhab Imam Asy-Syafi'i ra dan imam-imam lainnya. Belaiu juga memimpin Yayasan Daarul Hadits Al-Asyrafiyyah Al-Ulla dan mengajar di sana tanpa mengambil bayaran sedikitpun.

Tentu saja Allah swt amat berkenan dengan apa yang beliau lakukan sehingga beliau selalu mendapat dukunganNya sehingga yang jauh menjadi dekat, yang sulit menjadi mudah baginya. Di samping keahlian itu, beliau juga mendapatkan tiga hal penting:

a)    Kedamaian pikiran dan waktu yang luang. Imam rahimaullah mendapat bagian yang banyak dari keduanya karena tidak ada hal-hal duniawi yang menyibukkannya sehingga terlena dalam hal-hal yang tidak bermanfaat.

b)    Bisa mengumpulkan kitab-kitab yang digunakan untuk memeriksa dan mengetahui pendapat para ulama lainnya.

c)    Memiliki niat yang baik, kewarakan dan zuhud yang banyak serta amal-amal sholeh yang bersinar.

Imam Nawawi sungguh amat beruntung memiliki semua itu sehingga hasil besar dicapainya ketika beliau baru berusia relatif muda dan dalam waktu yang bisa dikatakan amat singkat yaitu tidak lebih dari 45 tahun, tapi penuh dengan kebaikan dan keberkatan dari Allah swt.

Kitab-kitab yang dipelajarinya dari guru-gurunya antara lain: Kitab hadits yang enam yaitu Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan Nasa'I, Sunan Ibn Majah dan Muwatta'nya Imam Malik, Musnad Asy-Syafi'i, musnad Ahma bin Hanbal, Sunan Ad-Daarimi, Sunan Daruquthi, Sunan Baihaqi, Syarhus Sunan oleh Al-Baghawi dan kitab Ma'alimut Berita dalam tafsir Al-Baghawi juga, 'Amalul Yaumi Wallailah oleh Ibnu As-Sunni, Al-Jaami'li Aadaabir Al-Qusyairiyah dan Al-Ansaab oleh Az-Zubair bin Bakar serta banyak lagi.

Pribadi Dan Perilaku Imam Nawawi
Imam Nawawi mempunyai penguasaan ilmu yang luas, derajat tekun yang mengagumkan, senantiasa hidup warak, zuhud dan sabar dalam kesederhana hidupnya. Pada waktu yang sama, beliau juga dikenal mempunyai kesungguhan yang luar-biasa dan berbagai kebaikan lainnya. Beliau tidak rela menghabiskan satu menit dalam kehidupannya tanpa ketaatan kepada Rabnya. Beliau mengandalkan kehidupan dari sumbangan atau amal jariyah yang diberikan orang-orang kepada madrasah Ar­ Rawahiyah yang dipimpinnya dan dari apa yang diwariskan oleh ibu bapaknya. Sekalipun demikian, kadang-kadang beliau bersedekah dari hartanya yang tidak berlebihan itu.

Beliau banyak memanfaatkan waktu malam hari semata-mata untuk beribadah dan menulis kitab-kitab agama dan tidak lupa menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah kemungkaran.

Sebagai seorang penegak kebenaran, beliau dengan gagah berani menghadapi kedzaliman para penguasa dengan nasihat-nasihat yang bestari dan mengingkari mereka atas pelanggaran yang mereka lakukan sebagai seorang penguasa. Belaiu tidak terpengaruh oleh celaan orang-orang yang mencelanya dalam menegakkan agama Allah swt. Jika tidak mungkin menghadapi mereka secara langsung, beliau akan menulis surat-surat yang ditujukan kepada mereka sebagai media dakwahnya. Beliau senantiasa diliputi ketenangan dan kewibawaan ketika membahas masalah-masalah agama bersama para ulama dengan mengikuti warisan Salafus Sholeh dan Ahli Sunnah wal Jama' ah.

Tidak perlu disinggung lagi kalau beliau amat rajin membaca Al­ Qur'an, berdzikir dengan nama-nama Allah Yang Agung (Asmaul Husna), berpaling dari dunia dan memusatkan perhatian dalam urusan-urusan dunia yang memiliki konsekuensi akhirati.

Kitab-kitab Imam Nawawi
Beliau telah menghasilkan banyak kitab, diantaranya: Syarah Muslim, Al-Irsyad dan At-Taqrib berkenaan dengan segi-segi umum hadits, Tahdzibul Asmaa'wal Lughaat, Al-Manaasik Ah-Shughra dan Al-Manaasik Al-Kubra, Minhajut Taalibin, Bustaanul 'Arifiin, khulaasahtul Ahkaam fi Muhimmaaatis Sunan wa Qawaa'idil Islam, Raudhatut Taalibiin fii 'Umdatil Muftiin, Hulyatul Abrar wa Syi'aarul Akhyaar fii Talkhiishid Da'awaat wal Adzkaar yang lebih dikenal dengan nama Al-Adzkaar lin Nawawi dan At-Tibyaan fii Aadaabi Hamalatil Quran yaitu kitab yang sekrang pembaca simak serta karangan-karangan lain yang berfaedah dan bermanfaat bagi syiar Islam.

Imam Nawawi Meninggal Dunia
Di penghujung usianya, Imam Nawawi bertolak ke negeri kelahirannya dan berziarah ke  Al-Quds dan Al-Khalil. Kemudian beliau kembali ke Nawa dan ketika itulah beliau sakit di samping ayah bundanya. Imam Nawawi rahimaullah wafat pada malam Rabu 24 Rajab tahun 676H dan dimakamkan di Nawa. Kuburan beliau sangat terkenal dan selalu diziarahi orang-orang yang mengagumi perjuangannya dalam menegakkan agama Islam.

Kepergian sang Imam telah menyebabkan kesedihan tiada terhingga bagi penduduk Damsyiq. Mudah-mudahan Allah swt selalu menganugerahi rahmatNya dan meninggikan derajatnya di syurga.

MUKADIMAH

 بسم الله الرحمن الرحيم قال الشيخ (٢) الفقيه (٣) الإمام العالم الورع الزاهد (٤) الضابط المتقن (١) أبو زكريا يحيى محيى الدين بن شرف بن حزام النوي - رحمه الله تعالى - (٢) .

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Asy-Syeikh Al-Faqih Imam yang alim, warak, zahid, teliti dan cermat ini, Abu Zakariya Yahya Muhyiddin bin Syaraf bin Hizam An-Nawawi rahimaullah, berkata:

 الحمد لله (٣) الكريم. المنان ذي الطول (٤)، الفضل، والإحسان، الذي هدانا للإيمان، وفضل ديننا على سائر الاديان، ومن علينا بإرساه إلينا أكرم خلقه عليه، وأفضلهم لديه، حبيبه وخليله، وعبده ورسوله، محمدا ﷺ

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pemberi Anugerah, Dialah yang memiliki kekayaan, keagungan dan kebaikan yang memberi kita petunjuk agar selalu beriman. Dia melebihkan agama Islam dibanding agama-agama lainnya dan memberi kita anugerah yang  amat besar karena kepada kita diutuslah makhluk-Nya yang paling mulia dan paling utama disisi-Nya, kekasih dan Khalil-Nya, hamba dan rasul-Nya - Muhammad saw. 

فمحا به عبادة الاوثان، وأكرمه ﷺ بالقرآن المعجزة المستمرة على تعاقب الأزمان، التي يتحدى (٥) بها الإنس والجان بأجمعهم، وأفحم (٦) بها جميع أهل الزيغ والطغيان

Dengan perantara kekasih-Nya ini, Dia menghapuskan penyembahan terhadap berhala-berhala tak berdaya. Allah swt memuliakannya dengan Al­ Qur'an sebagai mukjizat yang kekal dari zaman ke zaman. Dengannya Dia mengajar seluruh makhluk, manusia dan jin dan mendiamkan orang-orang yang menyimpang dan sombong,

وجعله ربيعا لقلوب أهل البصائر والعرفان، 

 serta menjadikannya penyubur bagi hati orang-orang yang memiliki mata hati dan ma'rifat.

لا يخلق (١) على كثرة التردد وتغاير الأحيان (٢)،

Al-Qur' an tidak akan pernah menjadi usang, meskipun selalu diulang­-ulang atau perubahan zaman. 

 ويسره للذكر حتى استظهره (٣) صغار الولدان، وضمن حفظه من تطرق التغير إلى والحدثان (٤)، وهو محفوظ بحمد الله وفضله ما اختلف الملوان (٥)، ووفق للإعتناء بعلومه من اصطفاه من أهل الحذق والإتقان، فجمعوا فيها من كل فن ما ينشرح له صدر أهل الإيقان،

Allah swt memudahkannya untuk diingat dan dihafal oleh anak-anak kecil dan menjamin keasliannya dari segala bentuk perubahan dan kejadian yang akan mengubahnya. Al-Qur'an tetap dipelihara dengan pujian Allah swt dan anugerah-Nya sepanjang masa. Dia memilih orang-orang yang pandai dan cakap untuk memelihara ilmu-ilmu Al-Qur'an dan mengumpulkan di dalamnya setiap ilmu yang dapat melapangkan dada orang-orang yang mempunyai keyakinan. 

 أحمده على ذلك وغيره من نعمه التي لا تحصى خصوصا على نعمة الايمان، وأسأله المنة علي وعلى سائر أحبابي وسائر المسلمين بالرضوان،

Saya memuji-Nya atas semua itu dan nikmat-nikmat lainnya yang tidak terhitung banyaknya, lebih-lebih lagi nikmat berupa keimanan yang teguh. Saya memohon kepada-Nya agar selalu mencurahkan  anugerah kepadaku dan kepada orang-orang yang  saya cintai serta kaum muslimin tanpa pengecualian di muka bumi ini. Mudah-mudahan kita semua memperoleh rahmat dan ridha-Nya. 

  وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، شهادة محصلة للغفران، منقذة صاحبها من النيران، موصلة له إلى سكنى الجنان (٦)

Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah swt, tidak ada sekutu bagi-Nya, dengan kesaksian yang semoga diberikan ampunan dan yang sanggup menyelamatkan saya dari api neraka serta mengantarkan saya ke tempat tinggal yang mulia dalam syurga. 

[أما بعد] فإن الله ﷾ من على هذه الأمة - زادها الله تعالى شرفا (٧) - بالدين الذي ارتضاه دين الإسلام (٨)، وأرسل إليها محمدا خير الأنام، عليه منه أفضل الصلاة والبركات والسلام، 

Sesungguhnya, Allah swt telah menganugerahkan kepada umat ini - mudah-mudahan Allah swt menambah kemuliaan pad umat ini - agama Islam yang diridhai-Nya dan mengutus manusia terbaikNya - Muhammad saw - kepada mereka sebagai penerang jalan. Mudah-mudahan Allah swt melimpahkan kepadanya sholawat, berkat dan salam yang paling utama. 

وأكرمها بكتابه  أفضل الكلام، وجمع فيه ﷾ جميع ما يحتاج إليه من أخبار الاولين والاخرين، والمواعظ والأمثال، والآداب، وضروب الأحكام، والحجج القاطعات الظاهرات، في الدلالة على وحدانيته، وغير ذلك مما جاءت به رسله صلوات الله عليهم وسلامه الدامغات (١) لأهل الإلحاد الضلال الطغام (٢)،

Allah swt memuliakan umat ini dengan kitab Al-Qur'an sebagai kalam terbaik dan Allah swt mengumpulkan di dalamnya segala yang diperlukan berupa kabar orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian, nasihat­ nasihat, berbagai perumpaan, adab dan kepastian hukum, serta hujah-hujah yang kuat dan jelas sebagai bukti keesaan-Nya dan perkara-perkara lainnya yang berkenaan dengan yang dibawa oleh rasul-rasul-Nya. Mudah-mudahan sholawat dan salam Allah swt tetap atas mereka dan dapat mengalahkan orang-orang yang mulhid, sesat dan jahil. 

 وضاعف الأجر في تلاوته، وأمرنا بالإعتناء به والإعظام، وملازمة الآداب معه، وبذل الوسع في الاحترام.

Allah swt pasti akan melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang membaca Al-Qur'an dan pada waktu yang sama memerintahkan kita memperhatikan, mengamalkannya, mematuhi adab serta mencurahkan segenap tenaga untuk memuliakannya. 

 وقد صنف في فضل تلاوته جماعة من الاماثل (٣) والأعلام، كتبا معروفة عند أولي النهي والأحلام (٤)، لكن ضعفت الهممن عن حفظها، بل عن مطالعتها، فصار لا ينتفع بها إلا أفراد من أولي الإفهام

Sejumlah ulama terkemuka telah menulis kitab-kitab yang telah dikenal orang-orang yang mau menggunakan anugerah akalnya tentang keutamaan dan kemuliaan membaca Al-Qur' an dan anugerah yang Allah swt berikan kepada mereka yang membacanya.  Tetapi ada sebagian besar manusia yang semangat menghafalnya amat lemah, bahkan untuk menelaahnyapun mereka tidak mau karena miskinnya keinginan dalam hati mereka. Dengan demikian, Al-Qur' an tidak akan pernah menandatangkan manfaat apapun, kecuali bagi mereka yang mempunyai pemahaman yang baik dan mau mengamalkannya dalam ritunitas ibadah sehari-hari. 

  ورأيت أهل بلدتنا دمشق - حماها الله تعالى وصانها وسائر بلاد الإسلام - مكثرين من الإعتناء بتلاوة القرآن العزيز: تعلما وتعليما، وعرضا ودراسة، في جماعات وفرادى، مجتهدين في ذلك بالليالي والأيام، زادهم الله حرصا عليه، وعلى جميع أنواع الطاعات، مريدين وجه الله ذي الجلال والإكرام،

Saya melihat penduduk kota kami, Damsyiq - mudah-mudahan Allah swt melindungi dan menjaganya, demikian juga kota-kota Islam lainnya - amat menaruh perhatian yang besar untuk menghormati Al-Qur' an dengan cara belajar, mengajar, membahas dan mengkajinya secara berkelompok ataupun sendirian. Mereka sungguh-sungguh dalam mempelajarinya tidak peduli malam ataupun siang, mudah-mudahan Allah swt menambah bagi mereka kegemaran untuk mencintai Al-Qur' an dan melakukan segalanya hanya dengan mengharapkan keridhaan Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia. 

فدعاني ذلك إلى جمع مختصر في آداب حملته، وأوصاف حفاظه وطلبته،

ltulah mendorong saya mengumpulkan ringkasan adab-adab berinteraksi dengan Al-Qur' an dan sifat-sifat penghafal dan pelajarnya. 

 فقد أوجب الله النصح لكتابه، ومن النصيحة له بيان آداب حملته وطلابه، وإرشادهم إليها، وتنبيههم عليها، وأوثر فيه الاختصار، وأحاذر التطويل والإكثار، وأقتصر في كل باب على طرف من أطرافه،  وأرمز (١) من كل ضرب من آدابه إلى بعض أصنافه،

Allah swt mewajibkan kita agar bersikap baik terhadap Kitab-Nya dan termasuk perlakuan ini ialah menjelaskan adab-adab pengkaji dan pelajarnya serta membimbing mereka melaksanakannya dan mengingatkan mereka dengan nasihat yang baik. Saya usahakan meringkas dan memendekkannya untuk menghindari pembahasan yang terlalu panjang. Saya batasi dalam setiap bagian hanya membahas satu aspek dan saya menyinggung setiap macam adabnya pada satu pembahasan yang tersendiri. 

فلذلك أكثر ما أذكره بحذف أسانيده. وإن كانت أسانيده بحمد الله عندي من الحاضرة العتيدة (٢)، فإن مقصودي التنبيه على أصل ذلك، والإشارة بما أذكره إلى ما حذفته مما هنالك. والسبب في إيثار اختصاره، إيثاري حفظه وكثرة الإنتفاع به وانتشاره.

Oleh sebab itu, ini salah satu konsekuensinya, sebagian besar yang saya kemukakan tidak ada rujukan sanad-sanadnya. Meskipun saya benar­ benar mempunyai perbendaharaan sanad itu, namun tujuan saya adalah menjelaskan asalnya dan dalam pembahasan itu saya menyinggung berkenaan sanad-sanad yang tidak saya sebutkan dalam penulisannya. Itu terpaksa harus saya ambil, mengingat suatu bahasan dalam bentuk ringkas akan lebih membekas dalam ingatan dan mudah dihafal, diambil manfaat dan gampang disebarkan. 

ثم ما وقع من غريب الاسماء واللغات في باب في آخر الكتاب، ليكمل انتفاع صاحبه، ويزول الشك عن طالبه، ويندرج في ضمن ذلك، وفي خلال الأبواب جمل من القواعد، ونفائس من مهمات الفوائد، 

  وبين الأحاديث الصحيحة والضعيفة مضافات إلى من رواها من الأئمة الأثبات (٣) . وقد ذهلوا عن نادر من ذلك في بعض الحالات.

Kemudian saya jelaskan hadits-hadits shahih dan dha'if, disamping para perawi yang terpercaya sebab mereka kadang-kadang  lupa menyebutkan hal itu. 

 وأعلم أن العلماء من الحديث وغيرهم جوزوا العمل بالضعيف في فضائل الأعمال (٤) ومع هذا، فإني أقتصر على الصحيح، فلا أذكرالضعيف إلا في بعض الأحوال،

Saya tahu bahwa para ulama ahli hadits membolehkan pengamalan hadits dha'if berkenaan dengan keutamaan amalan dan fadilatnya. Meskipun begitu, saya rasa sudah cukup bila saya hanya memasukkan hadits-hadits yang shahih saja sehingga saya tidak menyebut hadits dha'if kecuali dalam keadaan-keadaan tertentu yang amat dibutuhkan. 

 وعلى الله الكريم توكلي واعتمادي، وإليه تفويضي واستنادي، وأسأله سلوك سبيل الرشاد، والعصمة من أهل الزيغ والعناد، والدوام على ذلك وغيره من الخير في ازدياد، وأبتهل إليه - سبحانه - أن يوفقني لمرضاته، وأن يجعلني ممن يخشاه ويتقيه حق تقاته، وأن يهديني بحسن النيات،

Kepada Allah Yang Maha Pemurah saya bertawakal dan berserah diri. Saya mohon kepada-Nya agar saya bisa menempuh jalan yang lurus dan terpelihara dari orang-orang yang menyimpang dan membangkang serta mendapat tambahan kebaikan. Saya mohon dengan penuh kerendahan diri kepada Allah swt agar memberikan keridhaan-Nya kepada saya dan menjadikan  saya  termasuk  orang  yang  takut  dan  bertaqwa  kepada-Nya dengan sebenar-benar taqwa dan memberi saya petunjuk dengan cara yang baik. 

 وييسر لي جميع أنواع الخيرات، ويعينني على أنواع المكرمات، ويديمني على ذلك حتى الممات، وأن يفعل ذلك كله بجيمع أحبابي، وسائر المسلمين والمسلمات،

Saya mohon pula kepada Allah swt agar memudahkan bagi saya setiap bentuk kebaikan dan membantu saya melakukan berbagai perbuatan  baik dan menetapkan saya dalam keadaan seperti itu sampai ajal kematian menjemput saya dan juga melakukan hal yang sama terhadap semua orang yang saya cintai serta kaum muslimin dan muslimat sekalian. 

وحسبي الله ونعم الوكيل، ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم اه -.

Cukuplah Allah swt sebagai penolong saya, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.

ويشتمل هذا الكتاب على عشرة أبواب:
الفهرس الاجمالي:
١٣ - الباب الأول: في أطراف من فضيلة تلاوة القرآن وحملته.
٢٣ - الباب الثاني: في ترجيح القرآن والقاري على غيرهما.
٢٦ - الباب الثالث: في إكرام أهل القرآن، والنهي عنه أذاهم.
٣١ - الباب الرابع: في آداب معلم القرآن ومتعلمه.
٥٤ - الباب الخامس: في آداب حامل القرآن.
٧٠ - الباب السادس: في آداب القرآن، وهو معظم الكتاب ومقصوده.
١٦٣ - الباب السابع: في آداب الناس كلهم مع القرآن.
١٧٦ - الباب الثامن: في الآيات والسور المستحبة في أوقات وأحوال مخصوصة.
١٨٥ - الباب التاسع: في كتابة القرآن وإكرام المصحف.
١٩٩ - الباب العاشر: فط ضبط ألفاظ هذا الكتاب.

Kitab ini Mencakup 10 Bagian:
    Bagian 1: Keutamaan Membaca Dan Mengkaji Al- Qur'an.
    Bagian 2: Kelebihan Orang Yang Membaca Al- Qur'an.
    Bagian   3:    Menghormati Golongan Al-Qur' An. Dan    Memuliakan
    Bagian  4:    Panduan    Mengajar    Dan    Belajar    Al- Qur'an.
    Bagian 5: Panduan Menghafal Al-Qur' An.
    Bagian 6: Adab Dan Etika Membaca Al-Qur' An.
    Bagian 7: Adab Berinteraksi Dengan Al-Qur' An.
    Bagian   8:    Ayat    Dan    Surah    Yang    Diutamakan Membacanya Pada Waktu Tertentu.
    Bagian 9: Riwayat Penulisan Mushaf Al-Qur'an.

Bagian 10: Penjelasan istilah-istilah dan bahasa gharib yang disebutkan dalam kitab.


LihatTutupKomentar