Terjemah Simtudduror
Nama kitab: Terjemah Kitab Maulid Simtudduror (Simtud Durar, Simtut Duror) karya Habib Ali Bin Muhammad Bin Husein Al Habsyi Tema: shalawat, akhlak
Nama kitab: Terjemah Kitab Maulid Simtudduror (Simtud Durar, Simtut Duror)
Judul kitab asal: Maulid Simtud Duror Fi Akhbar Maulid Khair Al-Basyar Wa Ma Lahu Min Akhlaq Wa Ausaf Wa Siyar (مولد سِمْط الدُّرَر في أخبار مولد خير البشر وما له من أخلاق و أوصاف وسير)
Penulis: Habib Ali Al Habsyi
Nama lengkap: Habib Ali Bin Muhammad Bin Husein Al Habsyi ( علي بن محمد بن حسين الحبشي )
Lahir: Tarim, Hadramaut, 1259 H / 1839 M
Wafat: Seiwun, Hadhramaut, 1333 H / 1913 M.
Bidangstudi: shalawat dan pujian pada Nabi, akhlak, Tasawuf, sejarah Nabi, .
Daftar isi
- Biografi Pengarang Simtutduror, Habib Ali bin Husein Al-Habsyi
- Profil Kitab Simtutduror
- Ya Rabbi Shalli ala Muhammad
- Alhamdulillahil Qawiyyi Sultonuh
-
Tajallal Haqqu fi Alami Qudsihil Wasi'
- Wa Asyhadu an La Ilaha illallah
- Amma Ba'du Falamma Ta'allaqat Izadatullah
- Wa Qad Ana Lil Qolami
- Wa Mundzu Aliqat bihi Hadzihid Durrah
- Fa Hina Qoruba
- Asyraqal Kawnu Ibtihaja
- Wa Hina Baraza
- Tsumma Innahu
- Fa Nasya'a
- Tsumma Innahu
- Wa Minasy Syaraf
- Wa Haitsu Tasyarrafat
- Wa Laqod Ittasofa
- Alhamdulillah
-
Download (Unduh) Terjemah Maulid Simtudduror (pdf)
- Download Maulid Simtudduror versi Arab (pdf)
- Kitab Maulid Nabi lain:
- Terjemah Maulid Diba'i
- Terjemah Burdah
- Terjemah Maulid Simtudduror
-
Terjemah Husnul Maqsid fi Amalil Maulid (Hukum Merayakan
Maulid)
- Kembali ke: Kitab Sejarah
BIOGRAFI PENGARANG SIMTUTDUROR, HABIB ALI BIN MUHAMMAD BIN HUSEIN AL-HABSYI
Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi yang merupakan penyusun maulid ini
adalah seorang ulama besar asal Hadramaut, Tarim, Yaman. Habib
Ali lahir pada tahun 1259 H / 1839 M dan wafat pada tahun 1333 H / 1913 M. Habib Ali mengarang maulid ini pada usianya yang ke 68 tahun. berkat
karyanya ini Habib Ali Habsyi dijuluki sahibul maulid Simthudduror. Kitab
maulid simthudduror ini berisi syair syair tentang kisah perjalanan hidup dan
pujian kepada Baginda Rasulullah SAW dengan bahasa yang indah dan penuh
makna.
Pada tanggal 14-16 November 2022 Kawasan Masjid Ar-Riyad Pasar Kliwon Solo selalu menjadi pusat kegiatan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dan sekaligus Haul Solo. Di belakang Masjid A-Riyad bersemayam 3 makam ulama yakni makam Habib Alwi bin Ali, Habib Ahmad bin Alwi, dan Habib Anis bin Alwi. Mereka adalah keturunan Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.
Pada tanggal 14-16 November 2022 Kawasan Masjid Ar-Riyad Pasar Kliwon Solo selalu menjadi pusat kegiatan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dan sekaligus Haul Solo. Di belakang Masjid A-Riyad bersemayam 3 makam ulama yakni makam Habib Alwi bin Ali, Habib Ahmad bin Alwi, dan Habib Anis bin Alwi. Mereka adalah keturunan Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.
Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi yang lahir pada tanggal 24 Syawal 1259 Hijriah atau pada tahun 1839 Masehi di
Desa Qosam, Hadhramaut, Yaman. Habib Ali terlahir dari pasangan Habib Muhammad
bin Husein Al-Habsyi dan Habibah Alawiyah binti Husein bin Ahmad Al-Hadi
Al-Jufri.
Dalam manaqib tersebut diceritakan bahwa ketika Habib Ali berusia tujuh tahun, ayahnya pindah ke Kota Makkah bersama ketiga anaknya yang sudah dewasa yakni Abdullah, Ahmad, dan Husein. Ketika Habib Ali berumur 11 tahun, bersama sang ibu hijrah ke Seiwun untuk memperdalam ilmu Fiqih dan ilmu-ilmu lainnya. Kepindahan tersebut sesuai apa yang diperintahkan Habib Umar bin Hasan bin Abdullah Al-Haddad.
Habib Ali dibesarkan di bawah asuhan dan pengawasan kedua orang tuanya; ayahandanya, Al-Imam Al-Arif Billah Muhammad bin Husin bin Abdullah Al-Habsyi dan ibundanya; As-Syarifah Alawiyyah binti Husain bin Ahmad Al-Hadi Al-Jufri yang pada masa itu terkenal sebagai seorang wanita yang salihah yang amat bijaksana.
Pada usia yang amat muda, Habib Ali Al-Habsyi telah mempelajari dan mengkhatamkan Al-Qur'an dan berhasil menguasai ilmu-ilmu dzahir dan batin sebelum mencapai usia yang biasanya diperlukan untuk itu. Oleh karenanya, sejak itu dirinya diizinkan oleh para guru dan pendidiknya untuk memberikan ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian di hadapan khalayak ramai, sehingga dengan cepat sekali, dia menjadi pusat perhatian dan kekaguman serta memperoleh tempat terhormat di hati setiap orang. Kepadanya diserahkan tampuk kepimpinan tiap majelis ilmu, lembaga pendidikan serta pertemuan-pertemuan besar yang diadakan pada masa itu.
Habib Ali melaksanakan tugas-tugas suci yang dipercayakan padanya dengan sebaik-baiknya. Menghidupkan ilmu pengetahuan agama yang sebelumnya banyak dilupakan. Mengumpulkan, mengarahkan, dan mendidik para siswa agar menuntut ilmu, di samping membangkitkan semangat mereka dalam mengejar cita-cita yang tinggi dan mulia.
Untuk menampung mereka, dibangunnya Masjid 'Riyadh' di kota Seiwun (Hadhramaut), pondok-pondok dan asrama-asrama yang diperlengkapi dengan berbagai sarana untuk memenuhi keperluan mereka, termasuk soal makan-minum, sehingga mereka dapat belajar dengan tenang dan tenteram, bebas dari segala pikiran yang mengganggu, khususnya yang bersangkutan dengan keperluan hidup sehari-hari.
Bimbingan dan asuhan beliau seperti ini telah memberinya hasil kepuasan yang tak terhingga dengan menyaksikan banyak sekali di antara murid-muridnya yang berhasil mencapai apa yang dicitakannya, kemudian meneruskan serta menyiarkan ilmu yang telah mereka peroleh, bukan saja di daerah Hadhramaut, tetapi tersebar luas di beberapa negeri lainnya – di Afrika dan Asia, termasuk di Indonesia.
Di tempat-tempat itu, mereka mendirikan pusat-pusat dakwah dan penyiaran agama, mereka sendiri menjadi perintis dan pejuang yang gigih, sehingga mendapat tempat terhormat dan disegani di kalangan masyarakat setempat. Pertemuan-pertemuan keagamaan diadakan pada berbagai kesempatan. Lembaga-lembaga pendidikan dan majelis-majelis ilmu didirikan di banyak tempat, sehingga manfaatnya benar-benar dapat dirasakan dalam ruang lingkup yang luas sekali.
Habib Ali meninggal dunia di Kota Seiwun, Hadhramaut, pada hari Ahad 20 Rabiul Akhir 1333 H dan meninggalkan beberapa orang putera yang telah memperoleh pendidikan sebaik-baiknya dari beliau sendiri yang meneruskan cita-cita beliau dalam berdakwah dan menyiarkan agama.
Di antara putera-putera beliau yang dikenal di Indonesia ialah puteranya yang bongsu; Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi, pendiri Masjid 'Riyadh' di Kota Solo. Dia dikenal sebagai pribadi yang amat luhur budi pekertinya, lemah-lembut, sopan-santun, serta ramah-tamah terhadap siapapun terutama kaum yang lemah, fakir miskin, yatim piatu dan sebagainya. Rumah kediamannya selalu terbuka bagi para tamu dari berbagai golongan dan tidak pernah sepi dari pengajian dan pertemuan-pertemuan keagamaan. Habib Alwi meninggal dunia di Kota Palembang pada tanggal 20 Rabiul Awal 1373 H dan dimakamkan di Kota Solo.
Banyak sekali ucapan Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi yang telah dicatat dan dibukukan, di samping tulisan-tulisannya yang berupa pesan-pesan ataupun surat-menyurat dengan para ulama di masa hidupnya, juga dengan keluarga dan sanak kerabat, kawan-kawan serta murid-murid beliau, yang semuanya itu merupakan perbendaharaan ilmu dan hikmah yang tiada habisnya.
Dalam manaqib tersebut diceritakan bahwa ketika Habib Ali berusia tujuh tahun, ayahnya pindah ke Kota Makkah bersama ketiga anaknya yang sudah dewasa yakni Abdullah, Ahmad, dan Husein. Ketika Habib Ali berumur 11 tahun, bersama sang ibu hijrah ke Seiwun untuk memperdalam ilmu Fiqih dan ilmu-ilmu lainnya. Kepindahan tersebut sesuai apa yang diperintahkan Habib Umar bin Hasan bin Abdullah Al-Haddad.
Habib Ali dibesarkan di bawah asuhan dan pengawasan kedua orang tuanya; ayahandanya, Al-Imam Al-Arif Billah Muhammad bin Husin bin Abdullah Al-Habsyi dan ibundanya; As-Syarifah Alawiyyah binti Husain bin Ahmad Al-Hadi Al-Jufri yang pada masa itu terkenal sebagai seorang wanita yang salihah yang amat bijaksana.
Pada usia yang amat muda, Habib Ali Al-Habsyi telah mempelajari dan mengkhatamkan Al-Qur'an dan berhasil menguasai ilmu-ilmu dzahir dan batin sebelum mencapai usia yang biasanya diperlukan untuk itu. Oleh karenanya, sejak itu dirinya diizinkan oleh para guru dan pendidiknya untuk memberikan ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian di hadapan khalayak ramai, sehingga dengan cepat sekali, dia menjadi pusat perhatian dan kekaguman serta memperoleh tempat terhormat di hati setiap orang. Kepadanya diserahkan tampuk kepimpinan tiap majelis ilmu, lembaga pendidikan serta pertemuan-pertemuan besar yang diadakan pada masa itu.
Habib Ali melaksanakan tugas-tugas suci yang dipercayakan padanya dengan sebaik-baiknya. Menghidupkan ilmu pengetahuan agama yang sebelumnya banyak dilupakan. Mengumpulkan, mengarahkan, dan mendidik para siswa agar menuntut ilmu, di samping membangkitkan semangat mereka dalam mengejar cita-cita yang tinggi dan mulia.
Untuk menampung mereka, dibangunnya Masjid 'Riyadh' di kota Seiwun (Hadhramaut), pondok-pondok dan asrama-asrama yang diperlengkapi dengan berbagai sarana untuk memenuhi keperluan mereka, termasuk soal makan-minum, sehingga mereka dapat belajar dengan tenang dan tenteram, bebas dari segala pikiran yang mengganggu, khususnya yang bersangkutan dengan keperluan hidup sehari-hari.
Bimbingan dan asuhan beliau seperti ini telah memberinya hasil kepuasan yang tak terhingga dengan menyaksikan banyak sekali di antara murid-muridnya yang berhasil mencapai apa yang dicitakannya, kemudian meneruskan serta menyiarkan ilmu yang telah mereka peroleh, bukan saja di daerah Hadhramaut, tetapi tersebar luas di beberapa negeri lainnya – di Afrika dan Asia, termasuk di Indonesia.
Di tempat-tempat itu, mereka mendirikan pusat-pusat dakwah dan penyiaran agama, mereka sendiri menjadi perintis dan pejuang yang gigih, sehingga mendapat tempat terhormat dan disegani di kalangan masyarakat setempat. Pertemuan-pertemuan keagamaan diadakan pada berbagai kesempatan. Lembaga-lembaga pendidikan dan majelis-majelis ilmu didirikan di banyak tempat, sehingga manfaatnya benar-benar dapat dirasakan dalam ruang lingkup yang luas sekali.
Habib Ali meninggal dunia di Kota Seiwun, Hadhramaut, pada hari Ahad 20 Rabiul Akhir 1333 H dan meninggalkan beberapa orang putera yang telah memperoleh pendidikan sebaik-baiknya dari beliau sendiri yang meneruskan cita-cita beliau dalam berdakwah dan menyiarkan agama.
Di antara putera-putera beliau yang dikenal di Indonesia ialah puteranya yang bongsu; Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi, pendiri Masjid 'Riyadh' di Kota Solo. Dia dikenal sebagai pribadi yang amat luhur budi pekertinya, lemah-lembut, sopan-santun, serta ramah-tamah terhadap siapapun terutama kaum yang lemah, fakir miskin, yatim piatu dan sebagainya. Rumah kediamannya selalu terbuka bagi para tamu dari berbagai golongan dan tidak pernah sepi dari pengajian dan pertemuan-pertemuan keagamaan. Habib Alwi meninggal dunia di Kota Palembang pada tanggal 20 Rabiul Awal 1373 H dan dimakamkan di Kota Solo.
Banyak sekali ucapan Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi yang telah dicatat dan dibukukan, di samping tulisan-tulisannya yang berupa pesan-pesan ataupun surat-menyurat dengan para ulama di masa hidupnya, juga dengan keluarga dan sanak kerabat, kawan-kawan serta murid-murid beliau, yang semuanya itu merupakan perbendaharaan ilmu dan hikmah yang tiada habisnya.
Dan di antara karangan Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi yang sangat terkenal
dan dibaca pada berbagai kesempatan di mana-mana, termasuk di kota-kota di
Indonesia, ialah risalah kecil yang berisi kisah maulid Nabi Besar Muhammad
SAW dan diberinya judul 'Simthudduror Fi Akhbar Maulid Khairil Basyar wa Ma
Lahu min Akhlaq wa Aushaf wa Siyar (Untaian Mutiara Kisah Kelahiran Manusia
Utama; Akhlak, Sifat dan Riwayat Hidupnya). Habib Ali mengarang kitab tersebut
pada Kamis 26 Safar 1327 H dan disempurnakan pada 10 Rabiul Awal 1327 H.
(*)
PROFIL KITAB SIMTUTDUROR
Simtudduror adalah sebuah kitab sastra arab yang berisikan tentang kehidupan
Rasulullah SAW yang ditulis oleh Al-Imam Al-Allamah Alhabib Ali bin Muhammad
Alhabsyi. Bagi warga kebanyakan nahdhliyin kitab Maulid Simtudduror merupakan
kitab yang sering dibaca terutama pada bulan arab tertentu seperti bulan
Rabiul Awal atau sering disebut Mauludan, dan bagi pesantren-pesantren yang
berafiliasi ke NU, kitab maulid Simtudduror merupakan hafalan wajib bagi
santri yang harus dibaca setiap malam jum'at dan diiringi oleh bacaan Marhaba
(marhabanan).
Kitab Simtudduror terbagi dalam beberapa pasal yang semuanya terdiri dari 14
pasal. Setiap pasal menerangkan tentang Nabi Muhammad SAW secara berurutan.
Kitab Maulid Simtudduror merupakan salah satu kitab yang memuat tentang akhlak
kenabian, yaitu akhlak nabi Muhammad SAW.
Kitab Simtudduror ada sebagai aktualisasi kecintaan Al-Habib Ali kepada
Rasulullah SAW. Beliau menulis Simtudduror ketika usianya menginjak 68
tahun. Al-Habib Ali mendiktekan paragraf awal dari maulid Simtudduror
pada hari kamis 26 Syafar 1327 H. Simtudduror dalam penulisannya selalu
mendapatkan penyempurnaan dari Al-Habib Ali dan pada hari kamis, 10 Rabi'ul
Awwal beliau telah menyempurnakan semuanya.
Maulid Simtudduror dibacakan pertama kali di rumah Al-Habib
Ali sendiri. Kemudian pada tanggal 12 Rabi'ul Awwal beliau
membacakan kitab maulid Simtud Duror di rumah Al-Habib Umar bin Hamid
murid Al-Habib Ali. Semenjak itulah Al-Habib Ali selalu membaca kitab maulid
karangan beliau sendiri. Kemudian pada tanggal 27 Sya'ban 1327 H Al-Habib Umar
membawakan naskah Simtud Duror untuk dibacakan dihadapan
Nabi Muhammad SAW di Madinah.
Dengan gaya bahasanya yang indah kitab Simtudduror dengan cepat tersebar di
seluruh dunia. Bahkan Indonesia pun menjadi salah satu tempat yang subur akan
perkembangan Simtudduror. Setiap majelis keagamaan seperti ulang tahun,
pernikahan, kelahiran seorang anak dan ritual keagamaan lainnya Simtud Duror
selalu dibacakan dalam acara tersebut. Dengan membaca kitab Simtud Duror
banyak yang merasa hati mereka tenang dan tentram, seakan
merasakan kehadiran Nabi Muhammad SAW. Hal ini menunjukkan bahwa kitab
Simtudduror karangan Al-Habib Ali bin
Muhammad bin Husein Al-Habsyi diterima oleh masyarakat.
DOWNLOAD TERJEMAH SIMTUTDUROR (PDF)
DOWNLOAD SIMTUTDURAR VERSI ARAB (PDF)
YA RABBI SHALLI ALA MUHAMMAD
يا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ أَشْرَف بَدْرٍ فِي الْكَوْنِ اَشْرَقْ
wahai tuhanku berilah rahmat kepada Muhammad. purnama termulia di
semesta yang bersinar
يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ أَكْرَمِ دَاعٍ يَدْعُوْ اِلَى الْحَـقْ
wahai tuhanku berilah rahmat kepada Muhammad. pengajak termulia yang mengajak kepada kebenaran
يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ المُصْطَفَى الصادِقِ الْمُصَدَّقْ
wahai tuhanku berilah rahmat kepada Muhammad. yang terpilih yang benar yang dibenarkan
يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمّدَ ۞ اَحْلَى الْوَرى مَنْطقًا وَاَصْدَقْ
wahai tuhanku berilah rahmat kepada Muhammad. makhluk terindah ucapannya dan terjujur
يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ اَفْضلِ مَـنْ بِالتُّقـى تَحَقَّـقْ
wahai tuhanku berilah rahmat kepada Muhammad. seorang yang menyatakan ketakwaan
يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ مَنْ بِالسخَا والْوَفَـا تَخَلَّـقْ
wahai tuhanku berilah rahmat kepada Muhammad. seorang yang berbudi pekerti dermawan dan memenuhi janji
يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ وَاجْمَعْ مِنَ الشمْلِ مَا تَفَـرَّقْ
wahai tuhanku berilah rahmat kepada Muhammad. dan kumpulkan perkara yang terpisah-pisah
يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ وَاصلِحْ وَسَهِلْ مَا قَدْ تَعَـوَّقْ
wahai tuhanku berilah rahmat kepada Muhammad. dan perbaiki dan mudahkan perkara yang sulit
يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ وَافْتَحْ مِنَ الْخَيْرِ كُلَّ مُغْلَـقْ
wahai tuhanku berilah rahmat kepada Muhammad. dan bukalah setiap kebaikan yang tertutup
يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ وَآلِهْ وَمَـنْ بِالنَّبِـيّ تَعَلَّـقْ
wahai tuhanku berilah rahmat kepada Muhammad. dan orang yang berpegang dengan nabi
يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد وآلِهْ وَمَنْ لِلْحَبِيْـِب يَعْشَـقْ
wahai tuhanku berilah rahmat kepada Muhammad. dan orang yang rindu terhadap kekasih
يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ وَمَـنْ بِحَبْـلِ النَّبِـيّ تَوَثَّـقْ
wahai tuhanku berilah rahmat kepada Muhammad. dan orang yang berpegangan dengan tali nabi
يَا رَبِّ صَـلِّ عَلَى مُحَمَّد ۞ يَا رَبّ صـلّ علَيْـهِ وَسلّـمْ
wahai tuhanku berilah rahmat kepada Muhammad. wahai tuhanku berilah rahmat kepadanya dan ucapkanlah salam
اللهم صل وسلم أشرف الصلاة والتسليم على سيدنا ونبينا محمد الرؤوف الرحيم
Ya Allah berilah selawat dan salam dengan sebaik selawat dan salam untuk junjungan kita dan nabi kita Muhammad yang menyayangi dan mengasihi[]
ALHAMDULILLAHIL QOWIYYI SULTONUH
الحَمْدُ لِلّهِ الْقَوِيِّ سُلْطَانُهْ
اَلْوَاضِحِ
بُرْهَانُهْ
yang jelas bukti kebenaran-Nya
اَلْمَبْسُوْطِ
فِي الْوُجُوْدِ كَرَمُه وَإِحْسَانُهْ
yang terbentang di alam semesta kedermawanan dan kemurahan-Nya
تَعَالى مَجْدُه وَعَظُمَ
شَانُهْ
Maha tinggi kemuliaan-Nya, maha agung kedudukan-Nya
خَلَقَ
الْخَلْقَ لِحِكْمَهْ
menciptakan makhluk karena hikmah
وَطَوى
عَلَيْهَا عِلْمَهْ
dan melipat ilmu-Nya atas hikmah
وَبَسَطَ
لَهُمْ مِنْ فَائِضِ الْمِنَّةِ مَا جَرَتْ بِه فِي أَقْدَارِهِ الْقِسْمَةْ
dan menghamparkan bagi mereka limpahan karunia-Nya yang pembagian berlaku dalam kehendak-Nya
فَأَرْسَلَ إِلَيْهِمْ أَشْرَفَ خَلْقِه وَأَجَلَّ
عَبِيْدِه رَحْمَةْ
maka Ia mengutus makhluk-Nya yang paling mulia dan hamba-Nya yang paling agung karena rahmat
تَعَلَّقَتْ
إِرَادَتُهُ الْأَزَلِيَّةُ بِخَلْقِ هذَا الْعَبْدِ الْمَحْبُوبْ
kehendaknya-Nya yang azali terhubung dengan penciptaan hamba yang dicintai ini
فَانْتَشَرَتْ
أثَارُ شَرَفِه فِي عَوَالِمِ الشَّهَادَةِ وَالْغُيُوبْ
Maka tersebarlah pancaran kemuliaannya di alam nyata dan gaib
فَمَا
اَجَلَّ هذَا الْمَنَّ الَّذِيْ تَكَرَّمَ بِهِ الْمَنَّانْ
betapa agung anugerah ini yang dilimpahkan oleh Maha Pemurah
وَمَا
اَعْظَمَ هذَا الْفَضْلَ الَّذِيْ بَرَزَ مِنْ حَضْرَةِ الْإِحْسَانْ
betapa agung keutamaan ini yang tampak dari sumber kebagusan
صُوْرَةً
كَامِلَةً ظَهَرَتْ فِي هَيْكَلٍ مَحْمُودْ
rupa yang sempurna yang tampak dalam bentuk insan terpuji
فَتَعَطَّرَتْ بِوُجُوْدِهَا
اَكْنَافُ الْوُجُودْ
maka sisi-sisi alam semesta menjadi harum sebab kehadirannya
وَطَرَّزَتْ بُرْدَ الْعَوَالِمِ بِطِرَازِ
التَّكْرِيمْ
dan sisi-sisi tersebut menyulam selimut alam semesta dengan sulaman kemuliaan
اللهم صل وسلم أشرف الصلاة والتسليم على
سيدنا ونبينا محمد الرؤوف الرحيم
Ya Allah berilah selawat dan salam dengan sebaik selawat dan salam untuk junjungan kita dan nabi kita Muhammad yang menyayangi dan mengasihi