Terjemah Miftah Daris Sa'adah Ibnu Qayyim
Nama kitab: Terjemah Miftah Daris Saadah, (kunci kebahagiaan dunia dan akhirat)
Judul kitab asal: Miftah Dar al-Sa'adah wa Mansyur Wilayat al-Ilm wa Al-Iradah (مفتاح دار السعادة ومنشور ولاية العلم والإرادة) - 3 juz
Penulis: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (Ibnul Qoyyim, Ibn al-Qayyim)
Nama lengkap: Syamsuddin Muhammad bin Abi Bakar bin Ayyub ibn al-Qayyim al-Jauziyah (شمس الدين محمد بن أبي كر بن أيوب ،ابن القيم الجوزية ابن القيم)
Lahir: 691 H (1292/3 M) Damaskus
Wafat: 751 H (1349/50 M) Damaskus
Bidang studi: Tasawuf, akhlak, sufi, tarekat
Daftar Isi
- Biografi Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
- Riwayat hidup
- Kedalaman ilmu dan akhlaknya
- Karya-karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
- Wafatnya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah
- Profil Kitab Miftah Daris Saadah
- Download Terjemah
- Download Kitab versi Arab
-
Kembali ke:
Kitab Tasawuf dan Akhlak
BIOGRAFI PENGARANG: IBNUL QAYYIM AL-JAUZIYAH
1. Riwayat hidup
Nama lengkap Ibnu Qayim Al- Jauiziyah ialah Muhammad bin Abu Bakr bin
Sa‟ad bin Hariz Az-Zar‟i Ad Dimasqi. Gelarnya ialah Syamsudin. Kunyayhnya
ialah Abu Abdullah. Ia lebih dikenal dengan panggilan Ibnu Qayiyim
Aljauziyyah. Al- Jauziyyah ialah nama salah satu sekolah di Damaskus yang
dibangun oleh Muhyidin bin Hafizh bin Faraj Abdurahman Al- Jauzi. Ayah Ibnu
Qayyimm Al-JAuziyyah ialah salah seorang pengurusnya.1 Adapun Al-Jauzi ialah
nisabat kepada sebuah nama tempat di Bashrah. Dan, ada yang mengatakan jika
nama ini dinisbatkan kepada kepompong (ulat sutera) serta penjualannya.2
Ia dilahirkan di kota Damaskus pada tahun 691 H/1292 serta meninggal di Damaskus juga pada tahun 751/1350.3 Ibnu Qayyim Al-Jauziyah ialah tipekal orang yang hatinya bersih, lapang dada, serta menyayangi orang miskin serta orang-orang yang baik. Ia tidak pernah iri hati pada orang lain serta tidak pernah mencaci maki orang lain ataupun menyakiti mahluk apapun.
Setelah ia berhasil dalam pendidikan dasar, ia meneruskan pelajaran serta berguru kepada beberapa ulama terkemuka di daerahnya. Dalam usia yang relatif beliau, sekitar umur tujuh tahun, Imam Ibnul Qayyim telah mulai menyimakan hadits serta ilmu ilmu lainnya di majlis-majlis para syaikh/guru beliau. Pada jenjang usia ini beliau rahimahullah telah menyimak beberapa juz berhubungan dengan Ta‟bir ar-Ruyaa (tafsir mimpi) dari syaikh beliau Syihabuddin al-Abir. serta juga beliau telah mematangkan ilmu Nahwu serta ilmu-ilmu bahasa Arab lainnya pada Syaikh beliau Abu al-Fath al-Ba‟labakki, semisal Alfiyah Ibnu Malik serta selainnya. Beliau juga telah melakukan perjalanan ke Mekah serta Madinah selama musim haji. serta beliau berdiam di Mekah. Juga beliau mengadakan perjalanan menuju Mesir sebagaimana yang beliau isyaratkan dalam kitab beliau Hidayah al-Hiyaraa serta pada kitab Ighatsah al-Lahafaan.4
Dalam riwayat pendidikannya, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berguru kepada banyak ulama untuk memperdalam berbagai bidang keislaman. Di antara sekian banyak gurunya itu, yang paling berpengaruh ialah Syekhal-Islam Ibn Taimiyah. Adapun sang guru, ia mempunyai tulisan-tulisan yang umumnya termasuk kritik terhadap berbagai paham serta tradisi yang berkembang ketika ituyang menurut pendapatnya menyimpang dari ajaran isalam. Secara umum, dalam tulisan-tulisannya,ia menetang pendapat ulama tentang persoalan-persoalan kalam serta tasawuf. Sementara Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengikuti metode sang guru tersebut, sama-sama menentang serta memerang orangorang yang menyimpang dari agama.5
2. Kedalaman ilmu dan akhlaknya
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mempunyai akhlak yang mulia, mempunyai
perangai lembut dalam pergaulan, mempunyai semangat tinggi, wawasan luas,
termasuk orang besar dalam sisi karakteristik, kebaikan, keilmuan, keutamaa,
tahajud serta ibadah.6 Dan ia mempunyai tekad yang luar biasa dalam mengkaji
serta menelaah sejak masih muda belia. Ia memulai perjalanan ilmiahnya pada
usia tujuh tahun. Allah memberi karunia serta bakat yang ditopang dengan
daya akal luas, pikiran cemerlang, daya hafal mengagumkan, serta energi yang
luar biasa.Karena itu, tidak mengherankan jika beliau ikut berpartisipasi
aktif dalam berbagai lingkaran ilmiah para gurunya dengan semangat keras, jiwa
energis untuk menyembuhkan rasa haus serta memuaskan obsesinya terhadap ilmu
pengetahuan. Sebab itu, ia menimba ilmu dari setiap ulama spesialis, sehingga
ia menjadi ahli dalam ilmu- ilmu Islam serta mempunyai andil besar dalam
berbagai disiplin ilmu.
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan, diantaranya: ilmu ushul fiqih serta fiqih yang beliau pelajari syaikh Shafiyuddin al-Hindi, syaikh Ibnu Taimiyah, syaikh Ismail ibn Muhammad al-Harrani. Ia membaca kepada mereka kitab ar-Raudhah karya Ibnu Quddamah alMaqdisi, al-ihkam karya al-Amidi, al-Muhasal, alMaushul dan al-Arba’in karya ar-Razi serta al-Muharraz karya Ibnu Taimiyah.7
Ilmu-ilmu bahasa Arab dipelajari dari Ibnu Abi al-Fath alBa‟li, beliau membaca
kitab kepadanya, kitab al-Mulakhas karya Abu al-Baqa‟, kitab alJurjaniyah,
lalu Alfiyah Ibnu Malik. Beliau membacakan pula sebagian besar kitab
al-Kafiyah asy-Syafi’iyah serta sebagian kitab at-Tashil. Setelah itu, beliau
membaca kepada syaikh Majduddin at-Tunisi beberapa bagian kitab alMuqarrab
karya Ibnu al-Ushfur. Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah juga belajar hadis dari
Asy-Syihab an-Nablisi, Al-Qadhi Taqiyuddin ibn Sulaiman, Abu Bakr ibn
Abdudda‟im, Isa al-Mu‟thim, Ismail ibn Maktum, Fatimah binti Jauhar.8
Disiplin
ilmu yang didalami serta dikuasainya hampir meliputi semua ilmu syariat serta
ilmu alat. Ibnu Tughri Burdi berkata, "Ia menguasai beberapacabang ilmu, di
antaranya tafsir, fikih, sastra serta tata bahasa Arab, hadits, ilmu-ilmu
ushul serta furu'. Ia telah mendampingi syaikh Ibnu Taimiyyah sekembalinya
dari Kairo, tahun 712 H. Menyerap darinya banyak ilmu. Karena itu, Beliau
menjadi salah satu tokoh zamannya serta memberi manfaat kepada umat manusia.9
Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah memanfaatkan seluruh waktunya untuk menuntut ilmu serta memperdalam pokok-pokok ajaran Islam. Seluruh hidupnya dihabiskan untuk memerangi masalah syubhat yang berkembang di sekitar Islam. Memegang teguh akidah para ulama‟ salaf. Ia sangat gigih memerangi taklid buta serta menyerukan kebebasan berpikir, namun tetap berpegang teguh pada pokok-pokok ajaran Islam serta akidah para ulama‟ salaf.
Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah ialah seorang ulama yang menjalankan agama dengan sebenarnya, mencintai Allah serta Rasul-Nya, serta tidak pernah takut dalam membela agama Allah. Ia ialah sosok yang berjiwa tenang, kuat kepribadianya. Seperti yang diceritakan oleh Ibnu Katsir (w. 1372 M), Ibnu Qayyim ialah seorang yang sangat baik bacaan serta akhlaknya. Seorang yang sangat penyayang, tidak pernah dengki kepada orang lain serta tidak pernah pula menyakiti mereka. Dia tidak pernah menzalimi serta mengejek orang lain. Dia sangat tawadhu‟, banyak kebaikannya serta mempunyai akhlak yang sangat terpuji.10
Ibnu Rajab (w.795 H) mengatakan, ia pakar dalam tafsir serta tak tertandingi,
ahli dalam bidang ushuluddin serta ilmu ini mencapai puncak di tangannya, ahli
dalam fikih serta ushul fikih, ahli dalam bidang bahasa Arab serta mempunyai
kontribusi besar di dalamnya, ahli dalam bidang ilmu kalam, serta juga ahli
dalam bidang tasawuf. Dia berkata juga, "Saya tidak melihat adaorang yang
lebih luasilmunya serta yang lebih mengetahui makna alQur'an, Sunnah serta
hakekat iman daripada Ibn al-Qayyim.Ia tidak makshum (terjaga dari dosa) tapi
memang saya tidak melihat ada orang yang menyamainya.11
Ibn al-Qayyim
al-Jauziyyah ialah sosok ulama yang banyak beribadah serta bertahajud, selalu
berdzikir serta amat mencintai serta fakir kepada Allah. Ia juga ulama‟ yang
amat memberi perhatian terhadap penyakit hati, sambal memberi terapi tentang
cara mengobatinya serta menghilangkan penyakit ini dari hati, dengan cara
mujahadah, latihan rohani, banyak berdzikir kepada Allah, bertawakkal
kepada-Nya, serta mencintai para kekasih serta wali-Nya.
Mempunyai pengetahuan tentang tasawuf secara mendalam, bukan diperoleh dari gurunya, melainkan sebagai titik berangkat untuk beribadah serta sebagai arah untuk berzuhud, serta untuk memahami isi agama dalam pengertian wara‟. Dalam kitab Madārij al-Sālikīn, Ibn al-Qayyim alJauziyyah menggabungkan ilmu hakikat serta ilmu syari‟at, sehingga mendapatkan pemahaman keagamaan yang lurus, pemikiran yang tegak serta akhlak yang mulia.
Kecenderungan yang ditempuh oleh Ibnu Qayyim al- Jauziyyah ini, membuat sebagian ulama serta peneliti memasukkanya sebagai seorang ulama tasawuf. Diantarasifatnya yang menonjol dalam dirinya ialah sifat tawadhu’nyakepada para sahabatnya yang seiman. Meskipun ia mempunyai ilmuyang banyak serta hujjah yang kuat. Ia selalu melihat dirinya sebagai sosok yang banyak berbuat salah serta banyak berdosa, serta ilmunya ini bakal menjadi hujjah baginya, jika tidak mendapatkan rahmat dari Allah serta anugrah-Nya.
Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah memegang jabatan imam di Jauziyyah, juga menjadi pengajar di Madrasah Shadriyyah.Ia menulis banyak sekali karangan, dalam pelbagai ilmu pengetahuan. Ia ialah sosok yang sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia mempunyai banyak sekali kitab yang tidak dimiliki orang lain. Sehingga putranya, perlu waktu lama untuk menjual kitabkitab yang tidak diperlukan, selain kitab-kitab yang mereka pilih untuk diri mereka sendiri.12
3. Karya-karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Ibnu qayyim al-jauziyyah telah meninggalkan kekayaan ilmiah yang besar.
Kitab-kitab karyanya, bukanlah hasil dari perdebatan seperti layaknya
mayoritas kaarya gurunya. Tulisan-tulisan beliau juga merangkum cahaya salaf
dan hikmah ulama terdahulu. Beliau sering kali berhujjah dengan kata-kata
ulama salaf as-shalih, seperti kalangan sahabat dan tabiin. Ibnu qayyim
al-jauziyyah telah menyusun karya sangat banyak dalam berbagai disiplin ilmu,
diantaranya:
1. Dalam bidang ilmu fiqih dan ushuul fiqih
a. I’lam al-Muwaqqi’in an Arabbi al-Alamin
b.
Ath-Thuruq al-Hukmiyah fi as-Siyasah asy-Ariyah
c.
Ighasat al-Lahfan fi Maka’id asy-Syaithan
2. Dalam bidang ilmu kalam:
a.
Al-Kafiyah al-Syafiah fi al-Intishar li al-Farq al-Najiyah
b.
Al-Syifa al-Aqil fi Masail al-Qadha wa al-Qadr wa al- Hikmah
4. Wafatnya ibnu qayyim al-jauziyyah
Ibnu qayyim al-jauziyyah dengan berbekal keberaniannya, tidak pernah
takut terhadap orang-orang yang menyimpan dari aqidah dan agama islam,
walaupun jiwa raga ibnu qayyim al-jauziyyah dalam ancaman, tetapi ia tidak
gentar untuk menghadapinya dan memberikan ajaran ajaran yang berlandaskan
al-Qur‟an dan Hadits, ajaran-ajaran itu berlangsung sampai ia meninggal dunia.
Ibnu Qayyim al-jauziyyah wafat pada malam kamis tanggal 13 Rajab tahun 751
Hijriyah, dengan demikian usianya genap enam puluh tahun. Ia dishalatkan
keesokan harinya setelah dzuhur di masjid Jarah dan dimakamkan dikuburan al-
Bab ash- Shagir, berdampingan dengan ibundanya yang disaksikan oleh banyak
orang.13
Footnote
1 Ibnu Qayyim Al-Jauziyah,
Cerdas Ala Rasulullah SAW, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2011), h. 3
2 Syaikh Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf,
(Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2006), h. 822
3Mansyur.H.M.Laily,
Ajaran serta teladan para
sufi, (Jakarta: PT Raja
Grapindo
Persada, 1999), h. 220
4 Rishky Abu Zakariya, Jakarta, Biografi Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, 01
Agustus 2013. http://kisahmuslim.com. (di akses pada 25 mei 2022)
5
Ulin Na‟mah,Ibnu Qayyim Al-Jauziyah serta
Pendapatnya Tentang Tradisi Kalam,Vol.. 9, No.1 (Januari, 2015),
h.67.
6 Hujaeni, “ Perspektif Ibnu
Qayyim Al-Jauziyah tentang Tazkiyatul Qalbi”
Skripsi,
Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2013”, h.21-22
7 Ibn Qayyim al-Jauziyyah, Zadul Ma’ad Bekal Perjalanan Akhirat ..., h. 14
8
Al-Jauziyah, Zadul Ma’ad Bekal Perjalanan Akhirat,...h. 15
9Ibnu Qayyim
al-Jauziyyah, Kunci Kebahagiaan …, h. 5
10 Farid, 60 Biografu Ulama Salaf, …. H. 826
11 Ibnul Qayyim
al-Jauziyyah, Tobat Kembali Kepada Allah, h. 27
12 Al-Jauziyah,Tobat Kembali Kepada Allah …h.27
13 Ibnu Qayyim
al-Jauziyyah, al-Fawaid, Terj. Dzulhikmah, Terapi Mensucikan Jiwa (Jakarta:
Qisthi Press, 2013), h. 2
PROFIL KITAB MIFTAH DAR AL-SA'ADAH
Kitab Miftahu Daar As Sa’adah merupakan salah satu buku yang ditulis oleh
seorang pengarang besar yaitu Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Sebuah tulisan yang
sarat dengan faedah, ilmu, dan nasehat-nasehat yang banyak diambil oleh para
ulama sesudahnya, dipelajari para ahli fikih, dan disinggung oleh para khatib
dalam khutbahnya. Dia menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan, ustadz dalam
ilmu fikih, menguasai ilmu aqidah, seorang kritikus karena menguasai ilmu Jarh
wa Ta’di’l, seorang yang zuhud dan wara’, argumentasinya sangat memuaskan
lawan, juga menguasai bidang ilmu falak, dan pengetahuan alam secara umum.
Tulisannya
ini merupakan tulisan yang cukup besar di antara tulisannya yang lainnya. Dia
berbicara secara detail tentang rahasia Allah dalam menurunkan Adam ke bumi,
setelah dikeluarkan dari surga-Nya, serta menjelaskan tentang surga yang
dihuni oleh Adam. Dia seorang mufassir besar ketika bicara masalah tafsir.
Dan
dalam tulisannya ini, dia memperlihatkan kecerdasannya ketika memberikan
penafsiran tentang ayat-ayat Allah dalam surat Thaha yang berkaitan dengan
masalah Adam dan keturunannya. Dia membedah tempat kebahagiaan hakiki (surga)
dalam kitab yang ia namakan dengan itu. Dia berbicara tentang kebahagiaan yang
datang karena ilmu, dan kehendak serta berbagai macam keutamaan dan kemuliaan
ilmu tersebut, bahwasanya ia lebih utama dibanding dengan harta dan
argumentasi yang sangat memukau. Selanjutnya Ibnu Qayyim masuk ke dalam
bahasan penting lainnya. Yaitu tentang penciptaan manusia, penciptaan alam,
bintang gemintang, dan penciptaan bumi, serta membongkar rahasia diciptakannya
neraka.
Buku Miftah Daris Sa'adah (kunci kebahagiaan dunia dan akhirat) ini adalah
salah satu karya Ibnul Qayyim yang masyhur, amat tekernal. Terkandung di
dalamnya mutiara-mutiara pesan yang berharga lagi istimewa, yang disajikan
dengan ungkapan indah nan mempesona.
DOWNLOAD TERJEMAH AL-MIFTAH IBNUL QAYYIM
- Terjemah Kitab Miftāhu Dāris Sa'ādah
-
Terjemah Miftah Daris Sa'adah
(link alternatif)
DOWNLOAD KITAB AL-MIFTAH IBNUL QAYYIM VERSI ARAB
-
Miftah Dar al-Sa'adah wa Mansyur Wilayat al-Ilm wa Al-Iradah (مفتاح دار
السعادة ومنشور ولاية العلم والإرادة) Juz 1
-
Miftah Dar al-Sa'adah wa Mansyur Wilayat al-Ilm wa Al-Iradah (مفتاح دار
السعادة ومنشور ولاية العلم والإرادة) Juz 2
-
Miftah Dar al-Sa'adah wa Mansyur Wilayat al-Ilm wa Al-Iradah (مفتاح دار
السعادة ومنشور ولاية العلم والإرادة) Juz 3