Bab Muamalah Jual Beli | Al-Yaqut An-Nafis
Nama kitab: Terjemah Al-Yaqut Al-Nafis Fi Madzhabi Ibni Idris (Artinya: Permata Mulia dalam Madzhab Ibn Idris)Ki Madzhab Ibn Idris (الياقوت النفيس في مذهب ابن إدريس)
Nama penulis: Ahmad bin Umar ibn Iwadh al-Syatiri ( أحمد بن عمر بن عوض الشاطري)
Lahir: Tahun 1312 H,
Tempat lahir: Tarim, Yaman.
Wafat: 1360 H di Maqbarah Zanbal, Tarim, Yaman,
Bidang studi: Fiqih madzhab Syafi'i
Ringkasan: buku yang menjelaskan tentang fikih ubudiyyah (ibadah), muamalah, munakahah, jinayat dan imamah.
Daftar isi
- Bab Jual Beli
- Jual-Beli
- Riba
- Salam
- Gadai
- Hutang (Qardh)
- Hajr
- Shuluh
- Hiwalah
- Dhaman
- Syirkah
- Wakalah
- Ikrar
- Ariyah
- Ghasab
- Syuf'ah
- Qiradh
- Musaqah
- Ijarah
- Ihyaul Mawat
- Waqaf
- Hibah
- Luqatah (Barang Temuan)
- Laqith
- Ju'alah / Ja'alah / Ji'alah
- Wadi'ah
- Faraidh (Hukum Waris)
- Wasiat
- Isha' (Pewasiatan)
- Kembali ke: Terjemah Al-Yaqut al-Nafis
BAB JUAL BELI
البيع
وهو: لغة: مقابلة شيء بشيء.
و شرعاً: عقد معاوضة
مالية تفيد ملك عين، أو منفعة على التأبيد.
* أركان البيع ثلاثة:
1
- عاقدان؛ وهما: البائع و المشتري.
2 - ومعقود عليه؛ وهو: الثمن و
المثمن.
3 - وصيغة؛ وهي: الإيجاب والقبول.
* شروط العاقدين
أربعة:
1 - إطلاق التصرف.
2 - و عدم الإكراه بغير حق.
3
- و إسلام من يشترى له نحو مصحف أو مسلم أو مرتد لا يعتق عليه.
4 - و
عدم حرابة من يشترى له عدة حرب.
* شروط المعقود عليه خمسة:
1
- كونه طاهراً؛ أو يمكن تطهيره بالغسل.
2 - و كونه نافعاً.
3
- وكونه مقدوراً على تسليمه.
4 - و ولاية البائع عليه.
5 -
و علم للعاقدين به عيناً و قدراً و صفة.
* شروط صيغة البيع ثلاثة
عشر:
1 - أن لا يتخلل بين الإيجاب و القبول كلام أجنبي.
2
- و أن لا يتخلل بينهما سكوت طويل.
3 - و أن يتوافقا في المعنى.
4
- و عدم التعليق.
5 - و عدم التأقيت.
6 - و أن لا يتغير
الأول قبل الثاني.
7 - و أن يتلفظ بحيث يسمعه من بقربه.
8
- و بقاء الأهلية إلى وجود الشق الآخر.
9 - و الخطاب.
10 -
و أن يتم المخاطب.
11 - و أن يذكر المبتدئ الثمن.
12 - و
أن يضيف البيع لجملته.
13 - و أن يقصد اللفظ لمعناه.
*
صورة البيع:
أن يقول زيد لعمرو: بعتك هذه الدار بألف دينار.
فيقول
عمرو: قبلت.
JUAL-BELI
Kata Bai’ (jual-beli) menurut bahasa adalah “menukar sesuatu
dengan sesuatu”. Sedangkan menurut syariat, Bai’ (jual-beli) adalah akad dalam
tukar-menukar harta yang berfungsi untuk dapat memiliki harta atau manfaat
dari harta tersebut selamanya.
Rukun Jual-Beli
Rukun jual-beli ada tiga:
- Dua orang yang melakukan akad, yaitu: penjual dan pembeli.
- Ma’qud ‘alaih (yang diperjual-belikan), yaitu: harga dan barang.
- Sighat, yaitu: ijab dan qabul.
Syarat Dua Orang yang Melakukan Akad Syarat dua orang yang melakukan akad
ada empat:
- Boleh melakukan transaksi jual-beli secara mutlak (yaitu orang yang: sudah baligh, berakal, dan bijak dalam menggunakan harta).
- Tidak ada paksaan yang tidak dibenarkan dalam transaksi. (contoh paksaan yang dibenarkan adalah: Hakim memaksa orang yang punya banyak hutang untuk menjual barangnya, agar ia bisa membayar hutangnya).
- Islamnya pembeli untuk barang-barang tertentu, seperti: Mushaf/Al-Quran, budak muslim, atau budak murtad tidak akan dimerdekakan.
- Tidaklah menjual perlengkapan perang kepada musuh yang akan memerangi umat Islam. (Haram menjual senjata kepada musuh islam)
Syarat-syarat Barang Yang Diperjual-belikan
Syarat-syarat barang yang diperjual-belikan ada lima:
-
Barang harus suci atau masih memungkinkan untuk disucikan dengan cara
dicuci.
-
Bermanfaat (meskipun manfaatnya mendatang, seperti: keledai yang masih
kecil).
- Dapat diserahkan.
-
Penguasaan penjual terhadap barang yang dijual. (penjual adalah pemilik
barang, atau wakil dari pemiliknya, atau orang yang diberi izin oleh
syariat)
- Penjual dan pembeli mengetahui barang yang diperjual-belikan, yaitu: bentuk, ukuran, dan sifatnya.
Syarat-syarat Sighat Jual Beli
Syarat-syarat sighat jual beli ada tiga belas:
- Antara ijab dan qabul tidak dijeda dengan perkataan yang lain. (sekiranya perkataan tersebut bukan termasuk hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan jual-beli ataupun sunnahsunnahnya).
-
Antara ijab dan qabul tidak dijeda dengan diam, dalam waktu yang lama.
- Keduanya sesuai dalam makna.
- (ijab dan qabul harus sesuai dalam jenisnya, bentuknya, sifatnya, jumlahnya, dan temponya. Jika Penjual berkata: Aku jual barang ini dengan harga 1000 dinar, lalu pembeli berkata: aku beli barang tersebut dengan harga 1000 dirham, maka tidak sah).
-
Tidak mengkaitkan ijab-qabul dengan suatu perkara. (contoh: “Aku jual barang
ini, jika zaid datang”)
- Tidak memberi batas waktu. (contoh: “Aku jual rumah ini kepadamu untuk kau miliki selama sebulan”. Maka tidak sah, sebab jual-beli adalah kepemilikan untuk selamanya)
-
Lafadz orang yang memulai akad pertama tidak boleh berubah, sebelum dijawab
oleh orang yang kedua. (contoh jika yang memulai akad adalah penjual, lalu
ia berkata: “Aku jual buku ini seharga 1000, atau 1500”, maka tidak sah
karena ia merubah lafadznya. Jika pembeli mengucap: “Ya, saya beli”, maka
akan timbul pertentangan diantara mereka, sebab belum ada harga yang
disepakati oleh mereka, apakah 1000 atau 1500 ?)
-
Mengucap lafadz hingga sekiranya terdengar oleh orang yang ada di dekatnya.
-
Penjual dan pembeli tetap dalam keadaan yang layak untuk melakukan tranksasi
sampai sempurnanya ijab-qabul. (jika ditengah aqad, salah satu dari penjual
atau pembeli meninggal, atau mendadak gila, maka batal transaksinya).
-
Menggunakan Lafadz “Khithab” (berkomunikasi dengan lawan bicara yang dituju
dengan kata ganti orang kedua, contoh: “Aku jual buku ini kepada-mu”. Namun
jika ia berkata: “Aku jual buku ini kepada-nya”, maka tidak sah, karena
“nya” adalah kata ganti untuk orang ketiga).
- Qabul dilakukan oleh Mukhathab (yaitu pihak kedua).
-
Pihak pertama yang mengucapkan shighat, harus menyebutkan harganya.
Menujukan transaksi kepada diri orang yang berakad secara keseluruhan.
(misal, jika penjual berkata: “Aku jual rumah ini kepada batang hidungmu”,
maka tidak sah, karena penjual bertransaksi kepada batang hidungnya pembeli
saja, bukan dirinya secara keseluruhan, seharusnya ia berkata: “kepadamu”)
- Bermaksud mengucapkan lafadz sesuai maknanya. (jika ia tidak bermaksud/tidak sengaja mengucapkannya, maka tidak sah Contoh: seseorang ingin menjual bukunya seharga 10.000 namun di saat akad ia tidak sengaja mengucap 1.000 , maka tidak sah)
Contoh Jual-Beli
Zaid berkata kepada Amer: “Aku jual
kepadamu rumah ini dengan harga seribu dinar.” Lalu, Amer menjawab: “Ya, aku
terima’,
RIBA
الربا
* وهو:
لغة: الزيادة.
و شرعاً: عقد
على عوض مخصوص غير معلوم التماثل في معيار الشرع حالة العقد، أو مع تأخير في
البدلين أو أحدهما.
* حكم الربا: التحريم.
ولا يكون إلا:
في بيع النقدين بعضهما ببعض، و مطعومات الآدمي كذلك؛ إذا نقصت شروط صحته.
*
شروط صحة بيع الذهب بالذهب والفضة بالفضة و المطعوم بجنسه زيادة على شروط البيع
المارة ثلاثة:
1 - الحلول
2 - و التقايض في مجلس العقد.
3
- و التماثل
* وشروط صحة بيع الذهب بالفضة وعكسه والمطعوم بغير جنسه
من المطعومات اثنان:
1 - الحلول
2 - و التقابض في مجلس
العقد.
* صورة الربا:
- أن يقول زيد لعمرو: بعتك هذا
الخاتم بضعفه وزناً من الذهب.
فيقول عمرو: قبلت.
- أو يقول
له: بعتك هذا الوسق الحنطة بوسقين من الذرة مؤجلين إلى شهر.
فيقول
عمرو: قبلت.
- أو يقول له: بعتك هذا الوسق الحنطة بهذا الوسق
الحنطة.
فيقول عمرو: قبلت.
و يتفرقا قبل التقابض.
Riba menurut bahasa artinya “tambahan”. Sedangkan menurut syariat, Riba
adalah “Akad jual-beli pada barang tertentu (yaitu: emas, perak, dan makanan)
yang tidak diketahui tamatsulnya (kesamaan takaran, timbangan, atau jumlahnya)
berdasarkan kriteria syariat pada saat akad, atau dengan mengakhirkan
serahterima dari kedua barang yang dipertukarkan atau salah satunya.
Hukum
Riba dan Barang yang memiliki unsur Ribawi
Hukum
Riba adalah haram. Riba terdapat pada jual-beli emas dan perak, dan juga bahan
makanan manusia, apabila salah satu syarat sahnya tidak terpenuhi.
Syarat
Sah Jual Beli Emas, Perak, dan Bahan Makanan
Syarat
sah jual beli emas dengan emas, perak dengan perak, dan bahan pangan dengan
jenis bahan pangan yang sama ada tiga, sebagai tambahan dari syarat jual beli
yang sudah ada.
Ketiganya adalah:
- Kontan.
- Serah terima di majelis akad.
- Tamatsul (sama dalam takaran, timbangan atau jumlahnya).
Adapun Syarat sah jual-beli emas dengan perak, perak
dengan emas, atau bahan makanan dengan bahan makanan yang berbeda jenis ada
dua:
- Kontan.
- Serah terima di majelis akad.
(Ket: uang kertas/koin yang biasa kita pakai dalam jual-beli sehari-hari
itu dihukumi seperti emas, maka harus tamatsul saat ditukarkan dengan
sejenisnya, seperti: rupiah dengan rupiah, atau dolar dengan dolar. Sedangkan
untuk penukaran uang asing, tidak disyaratkan tamatsul karena berbeda jenis,
seperti: rupiah ditukarkan dolar atau sebaliknya. Namun wajib kontan dan serah
terima di majelis akad)
Contoh Riba
Zaid berkata kepada Amer, “Aku jual kepadamu cincin emas inj dengan emas yang
beratnya dua kali darinya.” Lalu, Amer menjawab, “Ya, aku terima.” (ini contoh
Riba al-fadhl)
Atau Zaid
berkata, “Aku menjual kepadamu 1 wasaq gandum ini dengan 2 wasaq jagung,
keduanya secara tempo sampai 1 bulan.” Lalu Amer berkata, “Ya, aku terima.”
(ini contoh Riba an-nasa’)
Atau Zaid berkata, “Aku menjual kepadamu 1 wasaq biji gandum ini dengan 1
wasaq biji gandum.” Lalu, Amer berkata, “Aku terima.” Kemudian mereka berpisah
sebelum melakukan serahterima barangnya. (ini contoh Riba al-yadd)
(Ket:
Riba ada 4 macam: ;
- Riba Al-Fadhl, yaitu jual-beli benda ribawi sesama jenis (emas dengan emas, perak dengan perak, uang rupiah dengan uang rupiah, beras dengan beras), dengan melebihkan salah satu dari kedua benda tersebut.
- Riba Al-Yadd, yaitu jual-beli benda ribawi meski berbeda jenis, namun serah-terimanya di akhirkan dari Majelis akad. Dinamakan al-yadd, sebab mereka biasanya hanya berjabat tangan tanpa menerima barang di majelis akad.
- Riba An-Nasa, yaitu jual-beli benda ribawi, meski berbeda jenis secara tempo.
- Riba Al-Qardh, yaitu setiap hutang-piutang yang menghasilkan manfaat bagi yang memberi hutang, selain akad “gadai”).
SALAM (MEMESAN/INDEN)
السلم
* السَّلَمُ:
لغة: الاستعجال و التقديم.
و
شرعاً: بيع شيء موصوف في الذمة بلفظ السلم أو السلف.
* أركان السلم
خمسة:
1 - مسلم
2 - ومسلم إليه
3 - و مسلم
فيه
4 - و رأس مال
5 - و صيغة.
* شروط صحة
السلم زيادة على شروط البيع؛ ستة:
1 - حلولُ رأسِ المال.
2
- و تسليمُه في المجلس.
3 - و بيانُ مكانِ التسليم:
- إن
أسلم بمحل غير صالح له.
- أو كان الْمُسلَمُ فيه مؤجلاً، و لحمله إلى
مكان مئونةٌ.
4 - و القدرة على التسليم وقت وجوبه.
5 - و
العلم للعاقدين وعدلَين بالأوصاف التي يختلف بها الغرض اختلافاً ظاهراً
6
- و ذِكرُها في العقد بلغةٍ يعرفها العاقدان وعدلان.
* صورة السلم:
أن
يقول زيد لعمرو: أسلمت إليك هذه المائة الدينار في عبد زنجي ابن خمس سنين طوله
خمسة أشبار تسلمه لي غرة شهر كذا في بلد كذا.
فيقول عمرو: قبلت.
Salam menurut bahasa artinya “menyegerakan dan – mendahulukan”.
Sedangkan menurut pengertian syariat, salam (memesan/inden) adalah menjual
barang yang disifati dalam tanggungan penjual, dengan lafadzh “salam” atau
“salaf”. (dinamakan salam, karena pembeli lebih dahulu menyerahkan uang/modal
di majelis akad, untuk memesan barang sesuai yang telah disifatkan)
Rukun-rukun Akad Salam
Rukun-rukun akad salam ada lima:
- Pembeli (yang memesan).
- Penjual (yang menerima pesanan).
- Barang yang dipesan.
- Uang/Modal.
- Shighat.
Syarat Sah Akad Salam
Syarat sah
akad salam lebih banyak dari syarat sah jual-beli, yaitu dengan ditambah enam
syarat dari syarat sah jual-beli pada umumnya, sebagai berikut:
Modal (diberikan secara kontan).
- Modal diserahkan oleh pemesan di majelis akad.
- Menjelaskan tempat serah-terima barang yang dipesan jika menyerahkannya di tempat yang tidak layak untuk dijadikan sebagai tempat serah-terima barang, atau barang tersebut diserahkan secara tempo, dan memerlukan biaya untuk menyerahkannya kepada pembeli.
-
Mampu menyerahkan barang yang dipesan saat tiba masanya.
- Harus ada dua pihak yang berakad dan dua orang yang adil mengetahui tentang sifat-sifat barang yang dimaksud sehingga bisa dibedakan secara jelas.
- Menyebutkan sifat-sifat barang tersebut di dalam akad dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh kedua pihak yang bertransaksi dan juga bisa dipahami oleh dua orang yang adil.
Contoh Akad Salam
Zaid berkata pada Amer, “Aku memesan kepadamu,
dengan 100 dinar ini, budak negro yang berumur 5 tahun dengan tinggi 5 jengkal
yang engkau serahkan kepadaku di awal bulan ini di daerah ini.” Kemudian Amer
berkata, “Ya, aku terima”.
RAHN (GADAI)
الرهن
* الرهن:
لغة: الثبوت.
وشرعاً: جعل
عين مالية وثيقة بدين يستوفى منها عند تعذر وفائه.
* أركان الرهن
أربعة: 1 - مرهون 2 - و مرهون به 3 - و عاقدان؛ و هما: الراهن و المرتهن.
4
- و صيغة.
* شروط المرهون اثنان:
1 - أن يكون عينا.
2
- و أن يصح بيعه.
* شروط المرهون به أربعة:
1 - كونه
ديناً.
2 - كونه معلوماً للعاقدين قدراً و صفة.
3 - و كونه
ثابتاً.
4 - و كونه لازماً أو آيلاً إلى اللزوم بنفسه.
*
شروط الراهن و المرتهن اثنان:
1 - الاختيار.
2 - و أهلية
التبرع.
* شروط صيغة الرهن:
هي شروط صيغة البيع.
*
صورة الرهن:
أن يكون لزيد على عمرو ألف دينار ديناً لازماً. فيقول
عمرو لزيد: رهنتك داري بالألف الذي لك علي. فيقول زيد: قبلت.
Rahn (gadai) menurut bahasa, berarti “menetap”. Sedangkan menurut
syariat, Rahn adalah “menjadikan suatu harta sebagai pegangan/jaminan atas
hutang, sehingga harta tersebut dapat dijadikan sebagai pembayaran hutang
ketika orang yang berhutang tidak mampu membayarnya.
Rukun
Gadai Rukun gadai ada empat:
Barang yang
digadaikan.
- Hutang
- Dua orang yang berakad, yaitu: orang yang menggadaikan barangnya (Rohin) dan penerima gadai (Murtahin).
- Shighat.
Syarat Barang yang digadaikan
Syarat barang yang digadaikan
ada dua:
- Barangnya dapat dilihat nyata. (maka tidak sah menggadaikan manfaat atau menggadaikan hutang)
- Barang yang sah dijual.
Syarat Hutang dengan Gadai
Syarat hutang dengan gadai ada
empat:
- Berupa hutang. (menggadaikan barang hanya untuk berhutang, tidak untuk meminjam barang)
- Kedua pihak mengetahui kadar dan sifat hutangnya.
- Hutang tersebut telah menetap/ada sebelumnya. (bukan hutang yang akan datang, karena syaratnya: berhutang dulu, baru menggadaikan barang)
- Hutang tersebut bersifat lazim atau akan berubah menjadi lazim dengan sendirinya, (seperti: seorang yang membeli barang dengan berhutang, dan berlaku baginya masa khiyar. Maka penjual boleh meminta barang jaminan/gadaian terhadap harga barang, karena harga barang tersebut akan menjadi lazim jika habis masa khiyar)
Syarat Orang yang Menggadaikan dan Penerima Gadai
Syarat
orang yang menggadaikan dan penerima gadai ada dua:
- Mempunyai kebebasan bertransaksi (tidak dipaksa).
- Layak melakukan transaksi (Berakal, Baligh dan merdeka).
Syarat Shighat Gadai
Syarat
shighat gadai sama seperti syarat-syarat sighat jual-beli.
Contoh
Akad Gadai
Amer telah berhutang kepada Zaid
sejumlah 1.000 dinar. Maka, Amer berkata kepada Zaid, “Aku gadaikan kepadamu
rumahku ini dengan 1.000 dinar yang merupakan hutangku kepadamu.” Lalu, Zaid
berkata, “Ya, aku terima.”
QARDH / QARD (HUTANG PIUTANG)
القرض
* القرض
لغة: القطع.
و شرعاً:
تمليك الشيء برد بدله.
* أركان القرض أربعة: مقرِض، و مقترض، ومقرض،
وصيغة.
* شروط المقرض اثنان: الاختيار و أهلية التبرع فيما يقرضه.
*
شروط المقترض اثنان: الاختيار، و أهلية المعاملة.
* شروط المقرض: أن
يصح فيه السلم.
* شروط صيغة القرض: هي شروط صيغة البيع.
*
صورة القرض:
أن يقول زيد لعمرو: أقرضتك هذا الدينار.
فيقول
عمرو: قبلت.
Secara bahasa, Qardh artinya “pemotongan”. Sedangkan dalam pengertian
syariat, Qardh (Hutang-Piutang) adalah “upaya memiliki suatu barang dengan
mengembalikan gantinya”.
Rukun-rukun Qardh Rukun
gardh (Hutang-Piutang) ada empat:
Orang yang menghutangi.
Orang yang berhutang.
Harta yang dihutangkan.
Shighat.
Syarat
Pemberi Hutang
Syarat Orang yang menghutangi ada
dua:
Mempunyai kebebasan bertransaksi (tidak
dipaksa).
Layak melakukan transaksi (Berakal, Baligh
dan merdeka) dalam harta yang akan dia pinjamkan.
Syarat
Orang yang berhutang Syarat orang yang berhutang ada dua:
Mempunyai kebebasan bertransaksi (tidak dipaksa).
Layak melakukan transaksi (Berakal, Baligh dan merdeka).
Syarat
Barang yang dihutangkan
Syarat barang yang
dihutangkan adalah barang tersebut dapat dijadikan sebagai objek akad
salam.
Syarat Shighat Akad Qardh
Syarat
shighat akad hutang-piutang adalah sebagaimana syarat sighat jual-beli.
Contoh
Akad Hutang-Piutang
Zaid berkata kepada Amer,
“Aku menghutangi kamu satu dinar ini.’ Maka Amer berkata, “Aku terima.”
HAJR (LARANGAN MENGELOLA HARTA)
الحجر
* الحجر:
لغة: المنع.
و شرعاً:
المنع من تصرف خاص بسبب خاص.
* أنواع الحجر اثنان:
1 - ما
شرع لمصلحة المحجور عليه، و تحته أفراد.
2 - و ما شرع لمصلحة غيره
وتحته أفراد.
فمن أفراد الأول: الحجر في المال على السفيه وهو المبذر
لماله.
و من أفراد الثاني: الحجر على المفلس في أعيان ماله.
و
هو شرعاً: من زاد دينه الحال اللازم لآدمي على ماله.
* صورة الحجر على
السفيه:
أن يبذر عمرو لماله بعد رشده، فيقول الحاكم: منعت عمراً من
التصرف في ماله.
* صورة الحجر على المفلس:
أن يكون لزيد
على عمرو ألف دينار حالة لازمة زائدة على ماله، فيطلب زيد أو عمرو أو هما من
الحاكم الحجر على عمرو فيقول الحاكم: منعت عمراً من التصرف في أعيان ماله.
Hajr menurut bahasa artinya “mencegah”. Sedangkan menurut pengertian syariat,
Hajr adalah “mencegah seseorang dalam mengelola harta tertentu karena sebab
tertentu’.
Macam-macam Hajr
Macam-macam
hajr ada dua:
Hajr yang
dilakukan untuk kepentingan orang yang di-hajr itu sendiri. Ada beberapa orang
yang termasuk dalam hal ini.
Hajr yang dilakukan untuk kepentingan pihak lain. Ada beberapa orang yang
termasuk dalam hal ini.
-Contoh dari golongan
yang pertama adalah hajr yang dilakukan terhadap orang yang dungu yang sering
menghamburkan hartanya.
-Contoh dari golongan
yang kedua adalah hajr yang dilakukan kepada orang yang bangkrut dalam
sebagian besar hartanya.
Sedangkan Orang yang
bangkrut menurut syariat adalah orang yang memiliki hutang kepada orang lain,
yang telah jatuh tempo dan harus harus dibayar, sementara hutangnya lebih
banyak daripada harta yang dia miliki.
(Ket:
Golongan yang pertama hanya ada 3: Hajr pada orang yang dungu yang
menghamburkan hartanya, Hajr pada anak kecil hingga ia baligh, dan Hajr pada
orang gila hingga ia sembuh. Sementara Golongan yang kedua sangatlah banyak,
bahkan ada yang menyatakan lebih dari 70 macam, diantaranya: Hajr pada orang
yang bangkrut, Hajr pada orang yang menggadaikan barangnya, Hajr pada budak
tanpa ijin dari tuan-nya, Hajr pada orang sakit keras yang berwasiat melebihi
1/3 hartanya, Hajr pada orang murtad, dll)
Contoh
Hajr terhadap Orang yang Dungu
Contoh: Amer
menghambur-hamburkan hartanya padahal sebelumnya ia adalah orang berpikiran
sehat, maka hakim berkata padanya,’Aku meng-hajr Amer melakukan transaksi
dengan hartanya.”
(Ket: “Safih” adalah orang yang
menghambur-hamburkan hartanya dan tidak bisa mengatur harta yang dia miliki.
Sementara kebalikannya adalah “Rasyid”, yaitu orang yang bisa membenahi urusan
agama maupun urusan duniawi-nya.)
Contoh Hajr
Terhadap Orang yang Bangkrut/Pailit
Contoh: Amer
mempunyai hutang kepada Zaid sebesar 1.000 dinar yang telah jatuh tempo dan
harus dibayar, sementara nilai hutang tersebut melebihi jumlah hartanya. Maka
Zaid, atau Amer, atau keduanya meminta kepada hakim untuk melakukan _ hajr
kepada Amer. Lalu hakim berkata, “Aku meng-hajr Amer melakukan . transaksi
dengan harta/aset yang ia miliki.”
SHULH (BERDAMAI)
الصلح
* الصلح:
لغة: قطع النزاع.
و
شرعاً: يحصل به ذلك.
* أقسام الصلح اثنان: صلح حطيطة و صلح معاوضة.
فالأول:
هو الصلح من المدعى على بعضه عيناً كان أو ديناً.
والثاني: هو الصلح
من المدعى على غيره عيناً كان المدعى أو ديناً.
* شروط صحة الصلح
اثنان:
1 - سبق خصومة.
2 - و إقرار الخصم.
*
صورة الصلح:
أن يدعي زيد على عمرو داراً أو عشرين ديناراً في ذمته
فينكر عمرو.
ثم يقر فيقول له زيد: صالحتك من هذه الدار على نصفها أو
على هذا الثوب، فيقول: عمرو: قبلت.
Secara. bahasa, kata shulh berarti “menghentikan perselisihan’”.
Sedangkan menurut syariat, Shulh adalah “sebuah akad (damai) yang dapat
menghentikan perselisihan’.
Macam-macam Shulh /
Damai Macam Shublh ada dua, yaitu: Hathithah dan Mu’awadhah.
Hathithah, yaitu akad perdamaian atas sesuatu yang diaky; menjadi haknya
dengan hanya mengambil sebagiannya saja, baik berupa barang atau hutang.
Mu’awadhah, yaitu akad perdamaian atas sesuatu yang diakui menjadi haknya,
dengan memberi ganti yang lainnya, baik yang diakuinya tersebut berupa barang
ataupun hutang.
Syarat-Syarat Shulh
Syarat-syarat
shulh ada dua:
Didahului oleh persengketaan.
Terjadi pengakuan dari salah satu pihak.
Contoh
Akad Shulh
Zaid mengklaim bahwa ia memiliki rumah
yang ada pada kekuasan Amer, atau mengklaim bahwa ia memiliki hak dua puluh
dinar yang harus dibayar oleh Amer. Namun Amer mengingkarinya. Tak lama
kemudian, Amer mengakuinya. Maka, Zaid berkata kepada Amer, “Aku berdamai
denganmu atas rumah ini, dengan separuh harganya, atau dengan pakaian ini”.
Atau “Aku berdamai atas dua puluh dinar ini dengan setengahnya, atau dengan
pakaian ini”. Lalu Amer berkata, “Ya, aku terima.”
HAWALAH (PEMINDAHAN HUTANG PIUTANG)
الحوالة
* الحوالة لغة: التحول و الانتقال.
و شرعاً: عقد
يقتضي نقل دين من ذمة إلى ذمة أخرى.
* أركان الحولة سبعة:
محيل،
و محتال، و محال عليه، و دين للمحيل على المحال عليه، و إيجاب و قبول.
*
يشترط:
في المحيل و المحتال: ما يشترط في البائع و المشتري.
و
في الإيجاب و القبول: ما يشترط في صيغة البيع.
* شروط الدينين
أربعة:
1 - ثبوتهما.
2 - و صحة الاعتياض عنهما.
3
- و علم العاقدَين بهما قدراً و جنساً و صفة و حلولاً و تأجيلاً.
4 -
و تساويهما فيها.
* صورة الحوالة:
أن يكون لزيد على عمرو
ألف دينار حالة صحيحة و لعمرو على بكر مثلها.
فيقول عمرو لزيد: أحلتك
بالألف التي لك علي على بكر.
فيقول زيد: قبلت.
Hawalah menurut bahasa artinya “berubah dan berpindah’. Sedangkan
definisi Hawalah menurut syariat adalah, “Akad yang menyebabkan perpindahan
hutang dari tanggungan seseorang menjadi tanggungan orang lain”.
Rukun-rukun
Hawalah
Rukun-rukun Hawalah ada tujuh:
Muhil (Orang yang berhutang kepada Muhtal dan memindahkan tanggungan hutang
tersebut kepada Muhal ‘Alaih).
Muhtal (Orang yang
setuju piutangnya dipindahkan kepada Muhal ‘Alaih).
Muhal ‘Alaih (Orang yang menanggung hutangnya Muhil kepada Muhtal, sebab ia
telah berhutang kepada Muhil).
Hutangnya Muhil kepada
Muhtal.
Hutangnya Muhal ‘Alaih kepada Muhil.
Ijab. .
Qabul.
Syarat
Muhil, Muhtal, Ijab, dan Qabul.
Disyaratkan bagi
orang yang memindahkan hutang (Muhil) dan orang yang menerima piutangnya
dipindahkan (Muhtal) sebagaimana syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
penjual dan pembeli. Sedangkan syarat dalam ijab dan qabul Hawalah adalah
sebagaimana syarat-syarat dalam sighat ijab qabul jual beli.
Syarat
Dua Hutang Dalam Akad Hawalah
Syarat dua hutang
dalam akad hawalah ada empat, yaitu:
Kedua
hutang tersebut tetap.
Keduanya dapat
dipertukarkan.
Masing-masing pihak yang berakad
mengetahui kadar, jenis, sifat, waktu jatuh temponya.
dan kesamaan kedua hutang tersebut dalam kadar, jenis, sifat, dan temponya.
(Kecuali jika Muhal ‘Alaih ridho terhadap waktu temponya, atau jenisnya meski
tak sama, maka tak menjadi masalah)
Contoh
Hawalah
Amer berhutang kepada Zaid seribu dinar
yang jatuh tempo dengan sah, sementara Bakar juga memiliki hutang kepada Amer
dengan jumlah yang sama dan juga jatuh tempo. Maka, Amer berkata kepada Zaid,
“Aku pindahkan seribu dinar yang menjadi hutangku kepadamu kepada Bakar.”
Maka, Zaid menjawab, “Aku terima!”
(Ket: Amer
adalah Muhil, Zaid adalah Muhtal, dan Bakar adalah Muhal ‘Alaih)
DHAMAN (JAMINAN)
الضمان
* الضَّمانُ لغة: الالتزام.
و شرعاً: التزام
حق ثابت في ذمة الغير، أو إحضار عين مضمونة، أو بدن من يستحق حضوره.
*
أركان الضمان خمسة:
ضامن، و مضمون له، و مضمون عنه، و مضمون، و
صيغة.
(1) شروط الضامن أربعة:
1 - أن يكون فيه أهلية
التبرع.
2 - و أن يكون مختاراً.
3 - و أن يأذن له المضمون
أو وليه في ضمان البدن.
4 - و أن يكون قادراً على انتزاع العين في
ضمان ردها، أو يأذن له المضمون عنه.
(2) شرط المضمون له: أن يعرفه
الضامن بعينه.
(3) شرط المضمون عنه: كونه مديناً.
(4) شروط
المضمون ثلاثة:
1 - ثبوته.
2 - و لزومه.
3 - و
علم الضَّامن به جنساً و قدراً و صفة و عيناً.
(5) شروط صيغة الضمان
ثلاثة:
أن تكون بلفظ يشعر بِـ:
1 - الالتزام.
2
- و عدم التعليق.
3 - و عدم التأقيت.
* [صُوَرُ الضَّمان]
:
1 - صورة ضمان الدين:
أن يكون لزيد على عمرو مائة دينار
ديناً لازماً، فيقول بكر لزيد: ضمنت دينك على عمرو.
2 - صورة ضمان رد
العين:
أن يضع زيد يده غصباً على دابة لعمرو فيقول بكر لعمرو: ضمنت رد
دابتك التي غصبها منك زيد.
3 - صورة ضمان البدن - الْمُسَمَّى
بالكفالة:
أن يكون لزيد على عمرو حق مالي، أو قصاص، أو حد قذف. فيقول
بكر لزيد: تكفلت لك ببدن عمرو.
Secara bahasa, Dhaman berarti “pertanggungjawaban atau jaminan”. Dan
menurut Syariat, Dhaman adalah: Menanggung kewajiban yang menjadi tanggungan
orang lain atau menghadirkan barang atau badan yang dipertanggungjawabkan
untuk dihadirkan.
Rukun Dhaman (Jaminan)
Rukun
Dhaman ada lima:
Penjamin.
Orang yang mendapat jaminan (atas harta yang dihutangkannya/ berpiutang).
Orang yang dijamin hutangnya (orang yang berhutang).
Hal yang dijamin (yaitu hutang).
Sighat.
Syarat-syarat
Penjamin
Syarat-syarat penjamin ada empat:
1,
Layak melakukan transaksi (Berakal, Baligh dan merdeka).
Mempunyai kebebasan bertransaksi (tidak dipaksa). 3. Mendapatkan izin dari
orang yang dijamin atau walinya, jika berupa jaminan badan.
Dalam jaminan pengembalian barang, penjamin mampu mengambil barang tersebut,
atau mendapat izin dari orang yang dijamin.
Syarat
Orang yang Mendapat Jaminan
Syarat orang yang
mendapat jaminan adalah penjamin mengetahui dengan pasti orang yang mendapat
jaminan.
Syarat Orang yang Dijamin
Syarat
orang yang dijamin adalah memiliki hutang.
Syarat-syarat
Hutang yang Dijamin
Syarat-syarat hutang yang
dijamin ada tiga:
Hutang itu tetap.
Bersifat lazim (mengikat, tidak bisa dibatalkan).
Pihak penjamin mengetahui jenis, kadar, sifat, dan macamnya.
Syarat
Sighat Jaminan
Syarat sighat jaminan ada tiga:
Penjaminan dilakukan dengan ungkapan yang menunjukkan jaminan untuk memenuhi
kewajiban.
Tidak menggantungkan dengan keadaan
tertentu.
Tidak terbatas oleh waktu tertentu.
Contoh
Jaminan Hutang .
Contoh jaminan hutang: Amer
mempunyai Hutang kepada. Zaid sebanyak seratus dinar. Lalu, Bakar berkata
kepada Zaid, “Aku menanggung hutangnya Amer kepadamu’.
Contoh
Jaminan Pengembalian Barang
Contoh jaminan
pengembalian barang: Zaid menguasai binatang Amer dengan cara yang tidak
benar/tanpa ijin (ghasab). Maka, Bakar berkata kepada Amer, “Aku menjamin
pengembalian binatang yang dirampas oleh Zaid darimu.”
Contoh
Jaminan Badan
Contoh jaminan badan, yang disebut
juga dengan “Kafalah’. Zaid mempunyai hak harta, qishash, atau hukuman tuduhan
zing atas Amer. Maka, Bakar berkata kepada Zaid, “Aku menjamin akan
menghadirkan badan Amer untukmu.”
SYARIKAH / SYIRKAH
الشركة
* الشركة:
لغة: الاختلاط.
و شرعاً: عقد
يقتضي ثبوت الحق في شيء لاثنين فأكثر على جهة الشيوع.
* أركان الشركة
خمسة: عاقدان، و مالان، و صيغة.
(1) شرط عاقدي الشركة:
-
أهلية التوكيل و التوكل إن تصرفا.
- و إذاً فالتوكل في المتصرف و
التوكيل فقط في غيره.
(2) شروط مالي الشركة أربعة:
1 -
اتفاقهما جنساً و صفة.
2 - و اختلاطهما.
3 - و الإذن في
التصرف فيهما لمن يتصرف.
4 - وكون الربح و الخسران على قدرهما.
(3)
شرط صيغة الشركة:
أن تشعر بالإذن في التصرف لمن يتصرف.
*
صورة الشركة:
أن يأتي زيد بمائة دينار و عمرو بمثلها ثم يخلطها، ثم
يقولا: اشتركنا و أذنا في التصرف.
Secara bahasa, Syarikah berarti “bercampur”. Adapun menurut istilah
syariat, Syarikah adalah: Akad yang menyebabkan tetapnya hak atas suatu
barang, bagi dua orang atau lebih, secara merata.
Rukun-rukun
Syarikah
Rukun-rukun syarikah ada lima:
Pihak pertama.
Pihak kedua.
Harta pihak pertama.
Harta pihak kedua.
Sighat.
Syarat Dua Pelaku Akad Syarikah
Syarat
dua pelaku akad syarikah:
Layak untuk mewakilkan dan layak menjadi wakil, jika keduanya ingin
bertransaksi/mengelola harta syarikah tersebut.
Namun jika ada pihak yang tidak ingin mengelola harta, maka bagi pihak yang
ingin mengelola harta harus layak menjadi wakil, sementara bagi pihak yang
tidak ingin mengelolanya harus layak mewakilkan.
Syarat-syarat
Harta Syirkah
Syarat-syarat harta akad syirkah
ada empat:
Kesamaan jenis dan sifat kedua
harta.
Percampuran kedua harta.
Izin melakukan transaksi (tasharruf) terhadap kedua harta tersebut jika
keduanya bertasharruf (mengelola harta) kepada orang yang akan melakukan
transaksi.
Keuntungan dan kerugian didasarkan pada
kadar (persentase) dari masing-masing harta.
Syarat-syarat
Sighat Syarikah
Syarat-syarat sighat akad
syarikah adalah ungkapan yang menunjukkan izin melakukan transaksi kepada
orang yang diberi hak melakukan transaksi.
Contoh
Akad Syarikah
Zaid membawa 100 dinar, dan Amer
juga membawa harta dengan jumlah yang ,sama. Kemudian mereka berdua
mencampurkannya, lalu keduanya berkata:, “Kita melakukan akad syarikah dan
mengizinkan transaksi padanya (mengelolanya).”
WAKALAH (PERWAKILAN)
الوكالة
* تعريفُ الوكالة:
لغة: التفويض.
واصطلاحاً:
تفويض شخص ماله فعله مما يقبل النيابة إلى غيره بصيغة، لا ليفعله بعد موته.
*
أركان الوكالة أربعة: موكل، و وكيل، و موكل فيه، و صيغة.
(1) شرط
الموكل: صحة مباشرته الموكل فيه.
(2) شروط الوكيل اثنان:
1
- صحة مباشرته التصرف المأذون فيه لنفسه.
2 - و تعيينه.
(3)
شروط الموكل فيه ثلاث:
1 - أن يملكه الموكل.
2 - و أن يكون
للنيابة.
3 - و أن يكون معلوماً ولو بوجه.
(4) شروط صيغة
الوكالة ثلاثة:
1 - لفظ من الموكل أو الوكيل يشعر بالرِّضى.
2
- و عدم الرد من الآخر.
3 - و عدم التعليق.
* صورة
الوكالة:
أن يقول زيد لعمرو: وكلتك في بيع داري.
فيقول
عمرو: قبلت أو يسكت.
Secara bahasa, Wakalah artinya: “pemberian wewenang”. Sedangkan menurut
syariat, Wakalah (perwakilan) adalah pemberian wewenang oleh seseorang dalam
hal tindakan hukum yang seharusnya dia lakukan dan boleh diwakilkan, kepada
orang lain dengan menggunakan shighat tertentu, dan pelaksanaannya bukanlah
setelah orang yang mewakilkan tersebut meninggal dunia.
Rukun-rukun
Wakalah
Rukun-rukun Wakalah ada empat:
Orang yang mewakilkan.
Wakil.
Wewenang yang diwakilkan.
Shighat.
Syarat
Orang yang Mewakilkan
Syarat orang yang
mewakilkan adalah dia sah melakukan tindakan hukum secara langsung pada saat
itu, terhadap wewenang yang akan diwakilkan-nya.
Syarat-syarat
Wakil Syarat-syarat wakil ada dua:
Sah
menjalankan wewenang yang dilimpahkan kepada dirinya.
ditunjuknya sebagai wakil.
Syarat-syarat Wewenang
yang Diwakilkan
Syarat-syarat wewenang yang
diwakilkan ada tiga:
Dimiliki oleh orang yang
mewakilkan.
Boleh diwakilkan.
Diketahui meskipun hanya dari satu sisi.
Syarat-syarat
Shighat Wakalah
Syarat-syarat shighat Wakalah ada
tiga:
Lafadz dari orang yang mewakilkan atau
orang yang mewakili yang menunjukkan kerelaan.
Tidak
ada penolakan dari salah satu pihak.
Tidak
digantungkan terhadap sesuatu.
Contoh Akad
Wakalah
Zaid berkata kepada Amer, “Aku mewakilkan
kepadamu penjualan rumahku”, Lalu Amer berkata, “Aku terima,” atau dia diam
saja.
IQRAR (PENGAKUAN)
الإقرار
* تعريفُ الإقرار:
لغة: الإثبات.
و
شرعاً: إخبار الشخص بحق عليه.
* أركان الإقرار أربعة: مقر، و مقر له،
و مقر به، و صيغة.
(1) شروط المقر اثنان:
1 - إطلاق
التصرف.
2 - و الاختيار.
(2) شروط المقر له ثلاثة:
1
- أن يكون معيناً نوع تعيين.
2 - و أهليته لاستحقاق المقر به.
3
- و أن لا يكذب المقر.
(3) شروط المقر به اثنان:
1 - أن لا
يكون ملكاً للمقر حين يقر.
2 - و أن يكون بيد المقر ولو مالا.
(4)
شرط صيغة الإقرار: لفظ يشعر بالتزام بحق.
* صورة الإقرار:
أن
يقول زيد: هذا الثوب لعمرو.
أو يقول: عَلَيَّ لعمرو ألف دينار.
Iqrar secara bahasa, berarti “menetapkan”. Sedangkan menurut pengertian
syariat, Iqrar adalah pemberitahuan oleh seseorang tentang sesuatu yang
menjadi kewajibannya.
Rukun-Rukun Iqrar
Rukun-rukun
iqrar ada empat:
Orang yang mengaku.
Orang yang diakui haknya.
Hak yang diakui.
Shighat.
Syarat-syarat Orang yang Mengaku
Syarat-syarat
orang yang mengaku ada dua:
Boleh melakukan
transaksi secara mutlak (berakal, dewasa, bukan orang yang dibatasi
transaksinya/mahjur).
Dalam keadaan bebas memilih
(tidak dipaksa).
Syarat-syarat Orang yang Haknya
Diakui
Syarat-syarat orang yang haknya diakui ada
tiga:
1, Orangnya ditentukan dengan jelas. (jika ia mengaku dan
berkata: “Aku berhutang kepada salah satu orang di kota ini’, maka pengakuan
ini tidak sah)
Memiliki
kepantasan atas orang yang diakui tersebut. (jika ia berkata: “Aku berhutang
kepada kuda ini”, atau ia berkata: “anak balita ini telah membeli rumahku
ini’, maka pengakuan tersebut tidak sah, karena hewan dan anak kecil tidak
pantas)
Hendaknya orang yang
mengaku tidak didustakan. (jika ia berkata: “Kitab ini milik Amer”, Lalu Amer
mendustakannya dengan berkata: “Tidak, ini bukan rumahku, ia berbohong”, maka
pengakuannya tidak sah)
Syarat-syarat Orang yang
Haknya Diakui
Syarat-syarat orang yang haknya
diakui ada tiga:
1, Orangnya ditentukan dengan jelas. (jika ia
mengaku dan berkata: “Aku berhutang kepada salah satu orang di kota ini’, maka
pengakuan ini tidak sah)
Memiliki kepantasan atas orang yang diakui tersebut. (jika ia berkata: “Aku
berhutang kepada kuda ini”, atau ia berkata: “anak balita ini telah membeli
rumahku ini’, maka pengakuan tersebut tidak sah, karena hewan dan anak kecil
tidak pantas)
Hendaknya orang
yang mengaku tidak didustakan. (jika ia berkata: “Kitab ini milik Amer”, Lalu
Amer mendustakannya dengan berkata: “Tidak, ini bukan rumahku, ia berbohong”,
maka pengakuannya tidak sah)
Syarat-syarat Hak
yang Diakui
Syarat-syarat hak yang diakui ada
dua:
Tidak disebutkan sebagai milik orang yang
mengaku saat jg mengaku. (contoh, ia berkata : “Rumahku ini rumahmu” maka
tidak Sah, namun jika ia berkata: “Rumah ini rumahmu’, maka sah.)
Berada di tangan orang yang mengaku meskipun di kemudian hari.
Syarat-syarat
Shighat Iqrar
Syarat-syarat shighat iqrar adalah
lafazh yang menunjukkan pernyataan untuk memenuhi kewajiban tertentu.
Contoh
Iqrar
Zaid berkata, “Baju ini milik Amer.” Atau
berkata, “Aku memiliki hutang seribu dinar kepada Amer”.
‘ARIYYAH (PINJAM MEMINJAM)
العارية
* تعريف العارية:
لغة: اسم لما يعار و لعقدها.
و
شرعاً: إباحة الانتفاع بما يحل الانتفاع به مع بقاء عينه بصيغة.
*
أركان العارية أربعة: معير، و مستعير، و معار، و صيغة.
(1) شروط
المعير ثلاثة:
1 - الاختيار.
2 - و صحة التبرع.
3
- و ملكه المنفعة.
(2) شروط المستعير اثنان:
1 -
التعيين.
2 - و إطلاق التصرف.
(3) شروط المعار أربعة:
1
- أن يستفيد المستعير منفعته.
2 - و أن تكون مباحة.
3 - و
أن تكون مقصودة.
4 - و أن يكون الانتفاع به مع بقائه.
(4)
شرط صيغة العارية:
- لفظ يشعر بالإذن في الانتفاع.
- أو
بطلبه مع لفظ آخر أو فعله.
* صورة العارية:
أن يقول زيد
لعمرو: أعرتك هذا الثوب لتلبسه.
فيقول عمرو: قبلت أو يقبض.
Menurut bahasa, ‘Ariyyah berarti “sebutan untuk sésuatu yang dipinjam”,
dan ‘Ariyyah juga merupakan nama akadnya. Sedangkan menurut istilah syariat,
‘Ariyyah adalah: memperbolehkan untuk mengambil manfaat dari suatu barang yang
halal untuk dimanfaatkan, dengan tetapnya kondisi barang tersebut dengan
menggunakan shighat.
Rukun-rukun Pinjam
Meminjam
Rukun-rukun pinjam meminjam ada
empat:,
1, Orang yang meminjamkan.
Orang yang meminjam.
Barang yang dipinjamkan.
Shighat.
Syarat-syarat Orang yang Meminjamkan
Syara-syarat
Orang yang meminjamkan ada tiga:
Bebas memilih
(tidak dipaksa, jika dipaksa maka menjadi ghasab).
Sah
melakukan transaksi.
Kepemilikannya terhadap manfaat
barang.
(jika ia meminjamkan sebuah rumah yang sudah dinadzarkan
untuk dipakai manfaatnya oleh orang lain, maka tidak sah)
Syarat-syarat
Orang yang Meminjam
Syarat-syarat orang yang
meminjam ada dua:
Menentukan orang yang
dipinjami.
(jika ia berkata: “Aku meminjamkan kitab ini kepada
salah satu dari kalian berdua”, maka tidak sah)
Bebas melakukan transaksi secara mutlak.
Syarat-syarat
Barang yang Dipinjamkan
Syarat-syarat barang yang
dipinjamkan ada empat:
Bisa diambil manfaatnya
oleh peminjam.
Barang tersebut adalah barang yang
mubah.
Barang tersebut dimanfaatkan sesuai dengan
maksud kegunaannya.
Setelah dimanfaatkan, barangnya
masih tetap utuh.
Syarat-syarat Shighat
‘Ariyyah
Syarat-syarat shighat ‘Ariyyah: Lafadzh
yang menunjukkan izin untuk mengambil manfaat sebuah barang (seperti: “Aku
pinjamkan kepadamu….”), atau permintaan agar dapat memanfaatkan (seperti:
“Pinjamkanlah padaku…”, atau dengan jafadzh lain (seperti: “pakailah,
gunakanlah!”), atau dengan perbuatannya (seperti: menerima barang).
Contoh
Akad Pinjam Meminjam
Zaid berkata kepada Amer,
“Aku pinjamkan kepadamu pakaian ini agar kamu pakai.”, lalu Amer berkata, “Aku
terima.” Atau Zaid langsung menerima pakaian tersebut.
GHASAB
الغصب
تعريف الغصب:
لغة: أخذُ الشيء ظلماً.
و
شرعاً: استيلاء على حق الغير بغير حق.
* [والغَصب على أنواعٍ:
1
- ما يكون فيه الضَّمان والإثم: كما إذا استولى على مال غيره المتمول عدواناً.
2
- ما يكون فيه الإثم - دون الضّمان: كما إذا استولى على اختصاص غيره أو ماله الذي
لا يتمول عدوانا.
3 - ما يكون فيه الضَّمان - دون الإثم: كما إذا
استولى على مال غيره المتمول يظنه ماله.
4 - ما يَنتَفي فيه الضّمان
والإثم: كأن يأخذ اختصاص غيره يظنه اختصاصه] .
* صورة الغصب: أن يركب
زيد دابة عمرو بغير إذنه.
Menurut bahasa, Ghashab adalah “Mengambil sesuatu secara dzhalim”.
Sedangkan Ghasab menurut syariat adalah menguasai hak orang lain dengan tanpa
hak/tanpa ijin.
Contoh Ghashab :
Zaid
menaiki kendaraan Amer tanpa mendapatkan izin dari Amer.
SYUF’AH
الشُّفعَة
* تعريف الشفعة:
لغة: الضم.
و شرعاً:
حق تملك قهري يثبت للشريك القديم على الشريك الحادث فيما ملك بعوض.
*
أركان الشفعة ثلاثة: شفيع، و مشفوع، و مشفوع منه
(1) شرط الشفيع: كونه
شريكاً.
(2) شروط المشفوع ثلاثة:
1 - أن يكون مما يقبل
القسمة.
2 - و أن يكون مما لا ينقل من الأرض.
3 - و أن
يملك بعوض.
(3) شرط المشفوع منه: تأخر سبب ملكه عن سبب ملك الشفيع.
*
صورة الشفعة: أن يكون بين زيد و عمرو دار فيبيع زيد حصته منها من بكر. فيقول عمرو
لبكر: أخذت حصتك بالشفعة، و يقبض بكر الثمن أو يرضى بكونه في ذمة عمرو، أو يقضي
له القاضي بالشفعة.
Menurut bahasa, Syuf’ah artinya “menghimpun’. Sedangkan menurut Syariat,
pengertian Syufah adalah hak untuk memiliki secara paksa yang ditetapkan bagi
mitra yang lebih dahulu terhadap mitra yang baru, atas suatu barang yang
dimiliki dengan cara memberikan ganti (imbalan).
Rukun-rukun
Syufah
Rukun-rukun syuf’ah ada tiga:
Orang yang mengambil hak syuf‘ah.
Barang yang di
syuf’ah.
Orang yang dikenai hak syuf‘ah.
Syarat
Orang yang Mengambil Hak Syufah
Syarat orang yang
mengambil syuf ah adalah sejak awal telah menjadi mitra (partner).
Syarat
Barang yang Di Syuf’ah
Syarat barang yang dapat
di syuf’ah ada tiga:
Barang yang dapat
dibagi.
Tidak dapat berpindah dari tanah.
Kepemilikannya dengan cara memberi ganti/imbalan.
Syarat
Orang yang Dikenai Hak Syuf’ah
Syarat orang yang
dikenai hak syuf’ah adalah: sebab kepemilikan barang lebih akhir daripada
sebab kepemilikan orang yang mengambil hak syuf‘ah (Syafi’). (Jadi orang yang
mengambil hak syufah harus lebih dahulumemiliki/bermitra, sebelum orang yang
diambil haknya)
Contoh Syuf ah
Zaid
dan Amer memiliki rumah bersama. Zaid menjual bagian rumahnya kepada Bakar.
Maka Amer berkata kepada Bakar, “Aku. mengambil bagianmu dengan syufah
(memberi ganti/imbalan)”. Lalu Bakar menerima harga tersebut, atau dia setuju
jika imbal baliknya berada dalam tanggungan Amer, atau hakim memutuskan bagi
Amer hak syuf’ah.
QIRADH (Mengelola Uang Orang Lain)
القِراض
* تعريف القراضُ:
لغة: مشتق من القَرضِ؛ وهو:
القطع.
و شرعاً: توكيل مالك بجعل ماله بيد آخر ليتجر فيه، و الربح
مشترك بينهما.
* أركان القراض ستة: مالك، وعامل، و مال، و عمل، و ربح،
و صيغة.
(1) شرط مالك مال القراض: صحة مباشرته ما قارض فيه.
(2)
شروط عامل القراض ثلاثة:
1 - صحة مباشرة التصرف المأذون فيه لنفسه.
2
- و تعيينه.
3 - و أن يستقل بالعمل.
(3) شروط مال القراض
ثلاثة:
1 - أن يكون نقداً خالصاً.
2 - و أن يكون معلوماً
جنساً و قدراً و صفة.
3 - و أن يكون معيناً بيد العامل.
(4)
شروط عامل القراض اثنان:
1 - كونه تجارة.
2 - و أن لايضيقه
على العامل.
(5) شروط ربح القراض اثنان:
1 - كونه لهما.
2
- و أن يشترط للعامل جزء معلوم منه بالجزئية.
(6) شرط صيغة القراض:
شرط صيغة البيع.
* صورة القراض: أن يقول زيد لعمرو: قارضتك في هذه ألف
الدينار على أن الربح بيننا. فيقول عمرو: قبلت.
Menurut bahasa, Qiradh berasal dari kata Qardh yang artinya “memotong”.
Sedangkan Qiradh menurut syariat adalah seorang pemilik harta yang mewakilkan
pengelolaan hartanya kepada orang lain dengan tujuan untuk diperdagangkan,
sementara untungnya dibagi berdua.
Rukun-rukun
Qiradh
Rukun-rukun Qiradh ada enam:
Pemilik harta (Pemodal).
Pekerja (pengelola).
Harta (modal).
Pekerjaan.
Keuntungan.
Shighat.
Syarat
Pemilik Modal Qiradh
Syarat pemilik modal qiradh
adalah sah mengelola barang yang dijadikan sebagai qiradh secara langsung
(adapun anak kecil, orang gila dan orang safih, maka mereka tidak bisa
mengelola harta mereka secara langsung, makaxtidak boleh melakukan qiradh. Dan
dikecualikan orang buta, jika ia sebagai pemilik modal, maka ia boleh
melaksanakan qiradh).
Syarat-syarat Pengelola
Qiradh
Syarat-syarat pengelola qgiradh ada
tiga:
Sah melakukan transaksi yang diizinkan
bagi dirinya secara langsung.
Ditunjuk sebagai
pengelola.
Melakukan tugasnya secara mandiri.
Syarat-syarat
Modal Qiradh
Syarat-syarat modal qiradh ada
tiga:
Modalnya berupa Uang murni. (bukan berupa
barang)
Diketahui jenis, kadar, dan sifatnya.
Ditentukan penguasaannya kepada pengelola.
Syarat-syarat
Pelaksanaan Qiradh
Syarat-syarat pelaksanaan
qiradh ada dua:
Berbentuk perdagangan.
Tidak menyulitkan bagi pengelola.
Syarat-syarat
Keuntungan Qiradh
Syarat-syarat keuntungan qiradh
ada dua:
Menjadi milik kedua pihak.
Disyaratkan bagi pengelola agar mendapat sebagian keuntungan yang bisa
diketahui dengan persentase (seperti: 12, 44, 50%, 30°).
Syarat
Shighat Qiradh
Syarat shighat giradh adalah
sebagaimana syarat shighat jual beli.
Contoh
Qiradh
Zaid berkata kepada Amer, “Aku giradhkan
kepadamu seriby dinar ini, dengan hasil keuntungan dibagi di antara kita
berdua.” Lalu Amer berkata, “Aku terima.”
MUSAQAH (PENGAIRAN)
المساقاة
* تعريف المساقاة:
لغة: مأخوذة من
السقي.
و شرعاً: معاملة الشخص غيره على شجر مخصوص ليتعهده بسقي و
غيره، و الثمرة لهما بصيغة.
* أركان المساقاة ستة: مالك، و عامل، و
عمل، و ثمرة، و صيغة، و مورد للعمل.
(1و2) شرط المالك و العامل في
المساقاة: شرطهما في القراض.
(3) شروط عمل المساقاة اثنان:
1
- أن لا يشترط على العاقد ما ليس عليه.
2 - و أن يقدر بزمن معلوم يثمر
فيه الشجر غالباً.
(4) شروط الثمرة اثنان:
1 - كونها
للعاقدين.
2 - وكونها معلومة بالجزئية.
(5) شرط صيغة
المساقاة: شرط صيغة البيع إلا عدم التأقيت.
(6) شروط مورد المساقاة
ستة:
1 - أن يكون نخلاً أو عنباً.
2 - و أن يكون
مغروساً.
3 - و أن يكون معيناً.
4 - و أن يكون مرئياً.
5
- و أن يكون بيد العامل.
6 - و أن لا يبدو صلاح ثمره.
*
صورة المساقاة:
أن يقول زيد لعمرو: ساقيتك على هذا النخل سنة لتتعهده
بنصف الثمر.
فيقول عمرو: قبلت.
Menurut bahasa, Musaqah diambil dari kata as-saqyu yang artinya
“penyiraman”. Sedangkan menurut syariat, Musaqah adalah seseorang
mempekerjakan orang lain untuk merawat pohon tertentu, baik dalam hal
penyiraman maupun yang lainnya, lalu hasilnya dibagi antara mereka berdua,
dengan menggunakan sighat. Watan:
Rukun-rukun
Musaqah
Rukun-rukun Musaqah ada enam, yaitu:
Pemilik.
Pekerja.
Pekerjaan.
Buah/Hasil.
Shighat.
Objek pekerjaan.
Syarat
Pemilik dan Pekerja dalam Musagah
Syarat pemilik
dan pekerja dalam akad musaqah adalah sebagaimana syarat kedua belah pihak
dalam akad qiradh.
Syarat Pekerjaan Musaqah
Syarat
pekerjaan musaqah ada dua:
Tidak mensyaratkan
kepada pihak yang berakad sesuatu yang tidak seharusnya dia kerjakan.
Ditentukan waktunya sampai biasanya pohon tersebut berbuah.
Syarat-syarat
Buah
Syarat-syarat buah ada dua:
Hasil buahnya dibagi berdua.
2.Bagiannya ditentukan dengan
persentase (1/2, 1/3, 50%, 30%, dll).
Syarat
Sighat Akad Musaqah
Syarat shighat akad musaqah:
adalah sebagaimana syarat shighat jual-beli, melainkan dalam musaqah ada
pembatasan waktu.
Syarat-syarat Objek Musaqah
Syarat-syarat objek musaqah ada enam:
Berupa pohon kurma atau anggur.
Pohon sudah
ditanam.
Pohon ditentukan.
Pohon dapat dilihat.
Pohon berada dalam penguasaan
pekerja.
Buahnya belum sampai terlihat layak panen.
Contoh
Musaqah
Zaid berkata kepada Amer. “Aku berakad
musaqah denganmu atas pohon kurma ini, agar engkau rawat selama setahun dengan
upah setengah daripada buahnya”, lalu Amer menjawab, “Aku terima’. :
IJARAH (Sewa-Menyewa)
الإجارة
* تعريف الإجارة:
لغة: اسم للأجرة.
و
شرعاً: عقد على منفعة معلومة، مقصودة قابلة للبذل و الإباحة بعوض معلوم.
*
أركان الإجارة أربعة: صيغة، و أجرة، و منفعة، و عاقد.
(1) شرط صيغة
الإجارة: شرط صيغة البيع؛ إلا عدم التأقيت.
(2) شروط الأجرة:
1
- رؤيتها إن كانت معينة.
2 - و كونها جنساً و قدراً و صفة إن لم تكن
كذلك.
3 - و كونها حالة مسلمة في المجلس في إجارة الذمة.
(3)
شروط المنفعة خمسة:
1 - كونها متقومة.
2 - و كونها
معلومة.
3 - و كونها مقدورة التسليم.
4 - و كونها واقعة
للمستأجر.
5 - و كونها متضمنة استيفاء عين قصداً.
(4) شرط
عاقد الإجارة من مؤجر و مستأجر: شرط عاقد البيع من بائع و مشتر، سوى إسلام
المستأجر لمسلم.
* [صُوَرُ الإجارة] :
1 - صورة إجارة
العين:
أن يقول زيد لعمرو: آجرتك هذه الدار سنة؛ لتسكنها بمائة دينار.
فيقول عمرو: قبلت.
2 - صورة إجارة الذمة:
أن يقول زيد
لعمرو: ألزمت ذمتك حمل هذا البر إلى بلد كذا بهذا الدينار. فيقول عمرو: قبلت.
Menurut bahasa Ijarah berarti “upah/ongkos”. Adapun menurut syariat,
Ijarah adalah akad untuk menggunakan manfaat dari barang tertentu yang
diketahui dan ditentukan, yang dapat diserahkan, dan penggunaan manfaat
tersebut dengan memberi imbalan tertentu.
Rukun-rukun
Ijarah
Rukun-rukun Ijarah ada empat:
Shighat.
Upah.
Manfaat.
Orang yang berakad.
Syarat Shighat Ijarah
Syarat
shighat ijarah adalah sebagaimana syarat shighat jualbeli, hanya saja dalam
jual beli tanpa ada penentuan waktu (sementara dalam ijarah ada penentuan
waktu).
Syarat-syarat Upah
Syarat-syarat
upah yaitu:
Dapat dilihat jika sudah
ditentukan.
Diketahui jenis, kadar, dan sifatnya jika
belum ditentukan.
Upah diserahkan tunai dalam majlis
bagi ijarah yang berupa tanggungan (sewa jasa).
Syarat-syarat
Manfaat
Syarat-syarat manfaat pada barang yang
disewakan ada lima:
Memiliki nilai.
Diketahui (jenis, kadar, dan sifatnya).
Dapat
diserahkan.
Manfaatnya didapat oleh orang yang
menyewa.
Manfaat tersebut, tidak termasuk mengambil
benda yang dihasilkan dari barang yang disewakan secara langsung.
(maka
tidak sah, menyewa sebuah kebun untuk diambil buahnya, namun jika menyewa
seekor hewan untuk menyusui, maka hal tersebut sah, karena susu diikutkan
kepada hewan tersebut)
Syarat Dua Pihak yang
Melakukan Akad Ijarah
Syarat pihak yang melakukan
akad ijarah, baik orang yang menyewakan dan orang yang menyewa adalah:
sebagaimana syarat penjual dan pembeli dalam jual-beli, hanya saja dalam
ijarah tidak disyaratkan keislaman orang yang menyewa.
Contoh
Akad Ijarah
Contoh Akad ljarah Barang, yaitu Zaid
berkata kepada Amer, “Aku sewakan kepadamu rumah ini selama satu tahun untuk
kau tempati dengan biaya sewa sebesar 100 dinar”, lalu Amer berkata, “Aku
terima”.
Contoh Akad Ijarah Tanggungan (Sewa
Jasa)
Zaid berkata kepada Amer, “Aku tetapkan
menyewa jasamu untuk mengangkut gandum ini ke kota ini dengan upah sekian
dinar”. Lalu Amer menjawab, “Aku terima.”
IHYAUL MAWAT (MENGELOLA TANAH TAK BERTUAN)
إحياء الموات
* إحياء الْمَواتِ:
لُغةً: (إحياء) جعل
الشّيء حيّاً. و (المَوات) ما لا روح فيه؛ والمراد به: الأرضُ التي لم تعمر ولا
مالك لها.
واصطلاحاً: عِمَارَةُ الأَْرْضِ الْخَرِبَةِ الَّتِي لاَ
مَالِكَ لَهَا وَلاَ يَنْتَفِعُ بِهَا أَحَدٌ.
* أركانه؛ اثنان:
الإِحياء والمواتُ.
(1) [فَشرطُ] إحياء الموات الذي يترتب عليه
مِلكَهُ:
أن يُهَيَّأُ كلُّ شيءٍ منهُ لما يُقصَدُ منهُ غالِباً.
(2)
[وَشرطُ] الموات الذي يملك بالإحياء:
1 - أرض لم تعْمُر في
الإسلام.
2 - ولم تكن حريمَ عامرٍ.
* صورة إحياء
الموات:
أن يعمد زيد إلى بقعة من الموات ليجعلها مسكناً فيحوطها
ببناء، وينصب عليها باباً و يسقف بعضها.
Ihyaul Mawat (mengelola tanah yang tak bertuan), yang dapat menjadi
miliknyaadalah memakmurkan tanah kosong tersebut dengan mempersiapkan segala
sesuatu yang dibutuhkan untuk menggapai tujuan yang dimaksud sebagaimana
umumnya.
(misal: ada sebuah tanah kosong tak
bertuan, lalu zaid ingin mengelolanya menjadi sebuah rumah dan memilikinya,
maka dengan meletakkan pagar yang mengelilingi tanah tersebut, membangun
bangunan juga sebagian atapnya, serta memberinya pintu, maka dengan begitu
tanah tersebut menjadi milik zaid)
Syarat Tanah
Tak Bertuan Yang Bisa Dimiliki Dengan Ihyaul Mawat
Syarat
tanah tak bertuan yang bisa dimiliki dengan ihyaul mawat ada dua:
Tanah yang belum dihuni pada masa Islam.
Bukan
termasuk harim (lahan yang dilarang dikuasai) dari tanah orang lain yang
terlebih dahulu mengelolanya.
Contoh Ihyaul
Mawat
Zaid pergi ke sebuah daerah yang terdapat
sebidang tanah tak bertuan untuk dijadikan sebagai tempat tinggal. Kemudian
dia memagari tanah tersebut dengan tembok bangunan, lalu memasang pintu
padanya dan membangun atap untuk sebagian bangunannya.
WAQAF
الوقف
* تعريف الوقف:
لغة: الحبس.
و شرعاً: حبس معين،
مملوك، قابل للنقل، يمكن الانتفاع به، مع بقاء عينه بقطع التصرف في رقبته على
مصرف مباح موجود.
* أركان الوقف أربعة: واقف، و موقوف عليه، و موقوف،
و صيغة.
(1) شروط الواقف اثنان:
1 - الاختيار.
2
- و أهلية التبرع في الحياة.
(2) شروط الموقوف عليه اثنان:
1
- أن لايكون معصية.
2 - و إمكان تملكه إن كان معيناً.
(3)
شروط الموقوف ثمانية:
1 - كونه عيناً.
2 - و كونها
معينة.
3 - و كونها مملوكة.
4 - كونها قابلة للنقل.
5
- و كونها نافعة.
6 - و كون نفعها لا بذهاب عينها.
7 - و
كونه مباحاً.
8 - و كونه مقصوداً.
(4) شروط صيغة الوقف
خمسة:
1 - لفظ يشعر بالمراد. 2 - و التأبيد. 3 - و التنجيز. 4 - و
بيان المصرف. 5 - و الإلزام.
* صورة الوقف: أن يقول زيد وقفت هذه
الدار على الفقراء.
Waqaf menurut bahasa artinya “mencegah”, Adapun menurut Syariat. Wagaf adalah
menahan barang yang ditentukan dan dimiliki, yang dapat dipindah
kepemilikannya, serta dapat diambil manfaatnya dan tetap utuh barangnya,
kemudian barang itu diputus dari penguasaan pemiliknya, lalu dialihkan untuk
kepentingan-kepentingan yang diperbolehkan dan ada pada saat akad.
Rukun-rukun
Waqaf
Rukun-rukun waqaf ada empat, yaitu:
Orang yang mewaqafkan.
Orang yang
menerima waqaf.
Harta yang diwagafkan.
Shighat. :
Syarat-syarat Orang yang Mewaqafkan
Syarat-syarat
orang yang mewakafkan ada dua:
Memiliki kebebasan memilih (tidak dipaksa).
Layak
melakukan transaksi (dewasa, berakal, bukan mahjur ‘ailaih dalam mendermakan
hartanya) saat ia masih hidup.
Syarat-syarat
Orang yang Menerima Waqaf
Syarat-syarat orang yang menerima waqaf ada dua:
Tidak untuk kemaksiatan. (maka tidak sah mewaqafkan sebuah tempat untuk
gereja, atau pembuat minuman keras, dll)
Dapat
menerima kepemilikan barang tersebut jika penerimanya telah ditentukan.
Syarat-syarat
Barang yang Diwaqafkan
Syarat-syarat barang yang
diwakafkan ada delapan:
Berbentuk barang.
Barangnya ditentukan.
Barang yang telah dimiliki oleh
orang yang mewaqafkannya.
Dapat dipindah
kepemilikannya.
Bermanfaat,
Pemanfaatannya tidak disertai dengan hilangnya barang.
Termasuk barang yang diperbolehkan (Mubah).
Pemanfaatannya sesuai dengan maksud kegunaan barang.
Syarat-syarat
Shighat Waqaf
Syarat-syarat shighat waqaf ada
lima:
Lafazh yang menunjukkan
arti mewagafkan.
Bersifat selamanya.
Langsung terlaksana (tidak digantungkan dengan syarat tertentu).
jelas siapa penerima waqafnya.
Bersifat ilzam (tidak
bisa dibatalkan, maka tidak bisa mensyaratkan khiyar pada barang yang
diwaqafkan).
Contoh Waqaf
Zaid
berkata, “Aku mewaqafkan rumah ini untuk orang-orang fakir”
HIBAH
الهبة
* تعريف الهبة:
لغة: مأخوذة من هب بمعنى
مر.
و شرعاً: تمليك تطوع في الحياة.
* أركان الهبة أربعة:
واهب، و موهوب له، وموهوب، و صيغة.
(1) شروط الواهب اثنان:
1
- الملك حقيقة أو حكماً.
2 - و إطلاق التصرف في ماله.
(2)
شرط الموهوب له: أهلية ملك ما يوهب له.
(3) شروط الموهوب خمسة:
1
- أن يكون معلوماً.
2 - و أن يكون طاهراً.
3 - و أن يكون
منتفعاً به.
4 - و أن يكون مقدوراً على تسليمه.
5 - و أن
يكون مملوكاً للواهب.
(4) شرط صيغة الهبة: شرط صيغة البيع.
*
صورة الهبة:
أن يقول زيد لعمرو: وهبتك هذا الكتاب. فيقول عمرو: قبلت.
Hibah menurut bahasa, diambil dari kata “habba” yang berarti “Jewat”.
Sedangkan menurut syariat, Hibah adalah memberi sesuatu kepada orang lain
untuk dimiliki, dengan sukarela saat ia masih hidup.
Rukun-rukun
Hibah
Rukun-rukun hibah ada empat:
Orang yang menghibahkan.
Orang yang menerima hibah.
Barang yang dihibahkan.
Shighat
Syarat-syarat
Orang yang Menghibahkan
Syarat-syarat orang yang
menghibahkan ada dua:
1, Memiliki barang yang akan dihibahkan, baik
secara nyata atau secara hukum.
Memiliki
kebebasan mengelola hartanya (bukan mahjur ‘alaih).
Syarat
Orang yang Menerima Hibah
Syarat orang yang
menerima hibah adalah memiliki kelayakan untuk memiliki apa yang akan
dihibahkan kepadanya (maka tidak sah menghibahkan sesuatu kepada hewan, atau
bayi yang masih dalam kandungan).
Syarat-syarat
Barang yang Dihibahkan
Syarat-syarat barang yang
dihibahkan ada lima:
Barangnya diketahui.
(Tidak
samar, maka tidak sah jika ia berkata: “Aku hibahkan salah satu dari dua
rumahku ini kepadamu’)
Barangnya Suci.
Bermanfaat.
Bisa diserahkan.
Dimiliki oleh orang yang menghibahkan.
Syarat
Shighat Hibah
Syarat shighat hibah adalah
sebagaimana syarat shighat jual-beli.
Contoh
Hibah
Zaid berkata kepada Amer, “Aku hibahkan
kitab ini kepadamu.” Lalu, Amer berkata, “Aku terima.”
LUQATHAH (BARANG TEMUAN)
اللقطة
* تعريف اللقطة:
لغة: الشيء الملتقط.
و
شرعاً: ما وجد من حق محترم غير محرز، لا يعرف الواجد مستحقه.
* أركان
اللقطة ثلاثة: التقاط، و ملتقط، و لقطة.
(1) أقسام اللقطة عشرة:
1
- مال حيوان آدمي كرقيق غير متميز.
و حكمه: تخيير الَّلاقط بين إمساكه
و بيعه، ثم تعريفه ليمتلك اللقيط أو الثمن.
2 - و مال حيوان غير آدمي
لا يمتنع بنفسه من صغار السباع، كشاة وجده بمفازة.
و حكمه: تخييره بين
حفظه و تملكه ثم أكله في الحال و غرم قيمته، و بيعه و حفظ ثمنه ثم تعريفه ليمتلك
الثمن.
3 - و مال حيوان غير آدمي لا يمتنع بنفسه من صغار السباع وجده
بعمران.
و حكمه: تخييره بين حفظه و تملكه بعد تعريفه، و بيعه و حفظ
ثمنه ثم تعريفه ليتملك الثمن.
4 - و مال حيوان غير آدمي يمتنع بنفسه
من صغار السباع، كحصان و ظبي و حمامة وجده بصحراء آمنه.
و حكمه: أنه
لا يجوز له أخذه إلا للحفظ فقط.
5 - و مال حيوان غير آدمي يمتنع بنفسه
من صغار السباع وجده بصحراء غير آمنه.
و حكمه: تخييره بين حفظه و
تملكه بعد تعريفه.
6 - ومال حيوان غير آدمي يمتنع بنفسه من صغار
السباع وجده بعمران.
و حكمه: تخييره بين حفظه، و بيعه و حفظ ثمنه.
7
- و مال غير حيوان يبقى على الدوام بلا علاج كذهب و فضة.
و حكمه:
تخييره بين حفظه و تملكه بشرط الضمان.
8 - و مال غير حيوان يبقى على
الدوام لكن بعلاج كرطب.
و حكمه: أن يفعل فيه ما فيه المصلحة من بيعه و
حفظ ثمنه ثم تعريفه ليتملك الثمن، أو تجفيفه و حفظه.
9 - و مال غير
حيوان لا يبقى على الدوام كهريسة.
و حكمه: تخييره بين تملكه ثم أكله و
غرم بدله و بيعه و حفظ ثمنه، ثم تعريفه ليتملك الثمن.
10 - و غير مال:
ككلب نافع.
و حكمه: تخييره بين الاختصاص و الحفظ.
Luqathah secara bahasa berarti “sesuatu yang dipungut’. Sedangkan
menurut pengertian syariat, Luqathah adalah sesuatu yang ditemukan berupa
harta berharga dan bukanlah harta yang dilindungi, sementara orang yang
menemukan tidak mengetahui siapa pemiliknya.
Rukun-rukun
Luqathah
Rukun-rukun lugathah ada tiga:
Penemuan.
Orang yang menemukan.
Barang temuan.
Pembagian Luqathah
Pembagian
Luqathah ada sepuluh:
Harta
yang berupa manusia, seperti budak yang belum tamyiz.
Hukumnya:
orang yang menemukannya diberi pilihan antara menahannya atau menjualnya,
kemudian ia wajib mengumumkan temuan itu agar kemudian ia dapat memiliki
temuan itu atau uang dari hasil penjualannya
(setelah
diumumkan). (ket: tatkala pemilik asal barang temuan tersebut muncul, maka
sang penemu harus mengembalikan barang tersebut kepadanya, namun jika barang
tersebut telah sirna/dijual, maka ia harus mengganti seharga barang tersebut
pada umumnya)
2, Harta yang berupa hewan yang tak
dapat mempertahankan diri dari serangan hewan buas yang kecil, seperti kambing
yang ditemukan di padang sahara. Maka hukumnya adalah penemu diberi pilihan
antara: merawat kambing tersebut, memilikinya, dan memakannya (menyembelihnya)
saat itu juga dan memberikan mengganti harganya (jika pemiliknya datang) atau
ia boleh menjualnya dan menyimpan uang hasil penjualannya, kemudian
mengumumkannya untuk dapat memilikinya.
Harta yang berupa hewan yang tak dapat mempertahankan dirj dari serangan hewan
buas kecil dan lokasi penemuannya berada di pemukiman. Maka, hukum bagi orang
yang menemukannya adalah ia diberi pilihan antara: Merawat hewan tersebut dan
memilikinya setelah mengumumkannya, Atau menjualnya dan menyimpan uang hasil
penjualannya, kemudian mengumumkannya untuk memiliki uang hasil penjualan
tersebut.
Hewan yang dapat
mempertahankan dirinya dari serangan hewan buas yang kecil, seperti kuda,
kijang atau merpati yang ditemukan di padang pasir yang aman. Hukum orang yang
menemukannya tidak boleh mengambilnya kecuali hanya untuk merawatnya.
Hewan yang dapat mempertahankan dirinya dari serangan hewan buas yang kecil,
tapi hewan tersebut ditemukan di padang pasir yang tidak aman. Hukumnya, orang
yang menemukannya diberi pilihan antara merawatnya atau memilikinya setelah
mengumumkannya.
Hewan yang
dapat mempertahankan dirinya dari serangan hewan buas yang kecil orang yang
menemukannya diberi pilihan ditemukan di permukiman. Hukumnya, antara
merawatnya, atau menjualnya dan menyimpan hasil penjualannya kemudian
mengumumkannya agar bisa memiliki hasil penjualan tersebut.
Barang yang bukan hewan dan tetap utuh (tidak rusak) tanpa perlakuan khusus,
seperti emas dan perak. Hukumnya, orang yang menemukannya diberi pilihan
antara menyimpannya atas memilikinya dengan syarat menanggungnya (mengganti
jika pemiliknya datang).
Barang yang bukan hewan dan tetap utuh (tidak rusak), tapi harus ada
perlakuan, misalnya ruthab (kurma basah). Hukumnya, penemu hendaknya
mempertimbangkan tindakan yang lebih mendatangkan maslahat; apakah dengan
menjualnya lalu menyimpan hasil pen jualannya, kemudian mengumumkannya agar
bisa memiliki hasil penjualan tersebut, ataukah dengan mengeringkannya dan
menyimpannya.
Barang yang
bukan hewan dan cepat rusak, seperti bubur. Hukumnya, penemu diberi pilihan
antara memilikinya lalu memakannya dan siap memberikan gantinya (jika
pemiliknya datang), atau bisa juga menjualnya dan menyimpan hasil
penjualannya, kemudian mengumumkannya agar bisa memiliki hasil
penjualannya.
Barang yang
bukan berupa harta, seperti anjing yang bermanfaat. Maka hukumnya penemu
diberi pilihan antara kepemilikan secara khusus (karena anjing termasuk barang
najis) atau menyimpannya. .
LAQITH (ANAK TEMUAN)
اللقيط
* اللقيط:
لغة: مأخوذ من اللقط، وهو مطلق
الأخذ.
و شرعاً صبي، أو مجنون، لا كافل له معلوم.
* حكم
لقط اللقيط:
1 - الوجوب الكفائي: إن علم به أكثر من واحد.
2
- وإلا: ففرض عين.
* أركان اللقط الشرعي ثلاثة: لقط لغوي، و لاقط، و
ملقوط.
شروط اللاقط ثلاثة:
1 - الحرية.
2 - و
الرشد.
3 - و العدالة.
Laqith menurut bahasa diambil dari kata “laqth” yang artinya “mengambil
secara mutlak”. Sedangkan menurut syariat, Laqith berarti: anak kecil atau
orang gila yang tak diketahui siapa walinya.
Hukum
Memungut Anak Temuan
Hukum memungut anak temuan
adalah:
Fardhu kifayah jika
orang yang mengetahuinya lebih dari satu orang.
Fardu
‘ain jika yang menemukannya hanya satu orang.
Rukun-rukun
Memungut Anak
Rukun-rukun memungut anak secara
syar’i ada tiga:
a.Penemuan,
b.Penemu,
Anak kecil yang ditemukan.
Syarat-syarat
Penemu
Syarat-syarat penemu ada tiga:
Merdeka,
Berakal,
Adil
JI’ALAH / JUALAH / JA'ALAH (SAYEMBARA)
الجعالة
* الجعالة:
لغة: اسم لما يجعل للإنسان على شيء.
و
شرعاً: التزام عوض معلوم على عمل معين.
* أركان الجعالة أربعة: عمل، و
جعل، و صيغة، و عاقد.
(1) شروط عمل الجعالة ثلاثة:
1 - أن
يكون فيه كلفة.
2 - أن لا يتعين.
3 - و أن لا يؤقت.
(2)
شرط جعل الجعالة: شرط المبيع.
(3) شرط صيغة الجعالة: لفظ من طرف
الملتزم، يدل على إذنه في العمل بجعل.
(4) شروط عاقد الجعالة
أربعة:
1 - إطلاق تصرف الملتزم.
2 - و اختباره.
3
- و علم العامل بالالتزام.
4 - و أهلية العامل المعين للعمل.
*
صورة الجعالة:
أن بقول زيد لعمرو: إن رددت آبقي فلك دينار فيرده، أو
يقول من رد آبقي فله دينار، فيرده من تأهل للعمل.
Ji’alah menurut bahasa berarti “sesuatu yang diberikan kepada seseorang
atas pekerjaan yang dilakukannya”. Adapun menurut Syariat Ji’alah adalah
kewajiban memberikan imbalan tertentu atas pekerjaan tertentu.
Rukun-rukun
Ji’alah
Rukun ji’alah ada empat:
Pekerjaan,
2.Imbalan,
3.Shighat,
Orang yang berakad.
Syarat-syarat Pekerjaan
Ji‘alah
Syarat-syarat pekerjaan ji’alah ada
tiga:
1, Pekerjaan yang disayembarakan adalah pekerjaan yang
memiliki kesulitan.
Pekerjaan yang belum
diketahui hasilnya secara pasti.
Pekerjaan itu tidak
dibatasi oleh waktu.
Syarat Imbalan Dalam
Ji’alah
Adapun syarat imbalan dalam ji’alah
adalah sebagaimana syarat harga dalam penjualan.
Syarat
Shighat Jialah
Syarat shighat ji’alah adalah
lafadzh yang menunjukkan izin dari orang yang menyelenggarakan sayembara untuk
melakukan pekerjaan tersebut dengan adanya imbalan.
Syarat-syarat
Orang yang Berakad Ji’alah
Syarat-syarat orang
yang berakad ji’alah ada empat:
Orang yang menyelenggarakan jialah’ mempunyai kebebasan untuk membelanjakan
hartanya secara mutlak.
Orang
yang berhak memilih (tidak dipaksa).
Orang yang menerima pekerjaan mengetahui adanya ji’alah.
Pekerja/peserta yang telah ditentukan, harus memiliki kelayakan untuk
melakukan pekerjaan (sayembara) tersebut.
Contoh
Akad Ji’alah
Zaid berkata kepada Amer: “Jika
engkau bisa mengembalikan budak-ku yang lari maka engkau mendapatkan satu
dinar”, Kemudian Amer berhasil mengembalikannya, atau Zaid berkata:
“Barangsiapa yang bisa mengembalikan budak-ku yang lari maka ia mendapatkan
satu dinar”. Kemudian, budak tersebut berhasil dikembalikan oleh orang yang
memiliki kemampuan melakukan pekerjaan itu.
WADI’AH (TITIPAN)
الوديعة
* الوديعة:
لغة: ما وضع عند مالكه لحفظه.
و
شرعاً: العقد المقتضي للاستحفاظ.
* أركان الوديعة أربعة: وديعة، و
صيغة، و مودع، و وديع.
(1) شرط الوديعة: كونها محترمة.
(2)
شرط صيغة الوديعة:
1 - اللفظ من أحد الجانبين.
2 - و عدم
الرد من الآخر.
(3و4) شرط المودع و الوديع: إطلاق التصرف.
*
صورة الوديعة:
أن يقول زيد لعمرو: أودعتك هذا الكتاب. فيقول: قبلت، أو
يأخذ الكتاب.
Wadi’ah menurut bahasa artinya “barang yang ditempatkan kepada orang
lain yang bukan pemiliknya untuk dijaga’”. Sedangkan menurut syariat, Wadi’ah
adalah akad yang menunjukkan permintaan untuk menjaga barang tertentu.
Rukun-rukun
Wadi’ah
Rukun-rukun wadi’ah ada empat:
Barang titipan,
Shighat,
Orang
yang menitipkan,
Orang yang menerima titipan.
Syarat
Barang Titipan
Syarat barang titipan adalah
termasuk barang yang bernilai/dihormati.
Syarat
Shighat Wadi’ah Syarat shighat wadi’ah adalah:
Adanya ucapan yang menunjukkan penitipan dari salah satu pihak.
Tidak ada penolakan dari salah satu pihak.
Syarat
Orang yang menitipkan dan Penerima Titipan
Syarat
bagi orang yang menitipkan dan penerima titipan adalah: keduanya memiliki
kekebasan dalam menggunakan hartanya secara mutlak.
Contoh
Akad Wadi’ah
Zaid berkata kepada Amer, “Aku
titipkan kitab ini kepadamu.” Kemudian Amer menjawab, “Aku terima”. Atau, Amer
langsung menerima kitab tersebut (tanpa menjawabnya). ~
FARA’IDH (PEMBAGIAN WARISAN)
الفرائض
* الفرائض:
جمع فريضة مأخوذة من الفرض، و هو:
التقدير.
و شرعاً: اسم لنصيب مقدر، شرعاً لوارث.
* أركانُ
بابِ الفرائض أربعة: مُوَرِّث، و إرث، و وارِثٌ، وفرض مُقَدَّر.
(1)
المُوَرِّث: وهو المَيِّت فَيتعلق بتركتهِ خمسة حقوق مرتبة:
1 - الحق
المتعلق بعين التركة، كالزكاة، و الرهن.
2 - مؤن التجهيز بالمعروف.
3
- الديون المرسلة في الذمة.
4 - الوصايا بالثلث، فما دونه لأجنبي.
5
- الإرث.
(2) الإِرثُ:
1 - والإِرثُ:
لغة:
البقاء و انتقال الشيء من قوم إلى قوم آخرين.
و شرعاً: حق، قابل
للتجزؤ، يثبت لمستحق بعد موت، من له ذلك لقرابة بينهما أو نحوهما.
2 -
أركان الإرث ثلاثة: وارث، و موروث، و حق موروث.
3 - أسباب الإرث
أربعة: قرابة، و نكاح، و ولاء، وجهة الإسلام.
4 - شروط الإرث أربعة:
تحقق موت الموروث، و تحقق حياة الوارث، بعد موت المورث، و معرفة إدلائه للميت
بقرابة أو نكاح أو ولاء، و العلم بجهة الإرث بالنسبة للقاضي و المفتي.
5
- موانع الإرث أربعة: القتل، و الرق، و اختلاف الدين، و الدور الحكمي.
(3)
الوارِثُ:
1 - الوارثون من الرجال خمسة عشر: الأب و أبو و إن علا، و
الابن و ابنه و إن سفل، و الأخ الشقيق، و الأخ للأب، والأخ للأم، و ابن الأخ
الشقيق، و ابن الأخ للأب، و العم الشقيق، و العم للأب، و ابن العم الشقيق، و ابن
العم للأب، و الزوج، و ذو الولاء.
2 - الوارثات من النساء عشر: البنت
و بنت الابن و إن سفل، و الأم، و الجدة للأب، و الجدة للأم و إن علتا، و الأخت
الشقيقة، و الأخت للأب، و الأخت للأم، و الزوجة، و المعتقة.
3 -
الفروض المقدرة في كتاب الله ستة: النصف، و الربع، و الثمن، و الثلثان، و الثلث،
و السدس.
(4) الفروض المُقدَّرة في كتابِ الله تعالى ستَّة: النِّصف،
والرُّبع، والثّمُن، والثّلثان، والثّلث، والسّدس.
1 - يفرض النصف
لخمسة: الزوج إذا لم يكن للزوجة فرع وارث، و بنت الصلب إذا لم يكن لها معصب، ولا
مماثل، و بنت الابن إذا لم يكن للميت ولد صلب ولا ولد ابن أعلى منها، ولا لها
معصب، و لا مماثل، و الأخت الشقيقة إذا لم يكن للميت فرع وارث، ولا لها معصب، ولا
مماثل، ولا للميت أب، والأخت للأب إذا لم يكن للميت فرع وارث، ولا أحد من
الأشقاء، ولا لها معصب، ولا مماثل، ولا للميت أب.
2 - يفرض الربع
لاثنين: الزوج إذا كان للزوجة فرع وارث، و الزوجة أو الزوجات إذا لم يكن للزوج
فرع وارث.
3 - يفرض الثمن: للزوجة أو الزوجات إذا كان للزوج فرع
وارث.
4 - يفرض الثلثان لأربعة: بنتي الصلب فأكثر إذا لم يكن لهما أو
لهن معصب، وبنتي الابن فأكثر إذا لم يكن للميت ولد للميت ولد صلب ولا لهما أو لهن
معصب، و الأختين الشقيقتين فأكثر إذا لم يكن للميت ولد صلب، ولا ولد ابن ولا أب
لهما أو لهن معصب، و الأختين للأب فأكثر إذا لم يكن للميت ولد صلب، ولا ولد ابن
ولا أب، ولا أحد من الأشقاء، ولا لهما أو لهن معصب.
5 - يفرض الثلث
لاثنين: الأم إذا لم يكن للميت فرع وارث، ولا عدد من الإخوة و الأخوات و الاثنين
فأ كثر من الإخوة أو الأخوات للأم إذا ورثوا، بأن لم يكن للميت أصل ذكر، ولا فرع
وارث.
6 - يفرض السدس لسبعة: الأب إذا كان للميت فرع وارث، و الجد إذا
كان للميت فرع وارث و لم يكن له أب، و الأم إذا كان للميت فرع وارث أو عدد من
الإخوة أو الأخوات، و الجدة إذا لم يكن للميت أم أو جدة أقرب منها أو أب أدلت به،
وبنت الابن فأكثر مع بنت الصلب و الأخت للأب فأكثر مع الأخت الشقية، و الأخ أو
الأخت للأم إذا ورثا.
Fara’idh adalah jamak dari kata “faridhah”, yang diambil dari kata
“al-fardh” yang menurut bahasa berarti “ketentuan”. Sedangkan menurut syariat,
Fara’idh adalah sebutan untuk bagian yang telah ditentukan secara syariat bagi
ahli waris.
Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Harta
Penginggalan Mayit
Hak yang
berkaitan dengan harta yang ditinggalkan, seperti zakat dan barang yang
digadaikan oleh si mayit.
Biaya pengurusan jenazah dengan cara yang baik (selayaknya pengurusan jenazah
muslim pada umumnya).
Hutang
tanpa jaminan yang masih dalam tanggungan si mayit.
Wasiat sepertiga harta atau kurang, yang diberikan kepada selain ahli
waris.
Harta warisan.
WARISAN
Kata
Al-Irts menurut bahasa artinya “tetap” dan juga berarti “berpindahnya sesuatu
dari satu kaum ke kaum yang lain”. Adapun menurut syariat Al-Irts hak yang
dapat dibagi dan menjadi tetap bagi orang yang berhak setelah kematian
pemiliknya karena adanya faktor kekerabatan atau faktor lainnya.
Rukun-rukun
Warisan
Rukun-rukun Warisan ada empat:
Warits (Si mayit yang meninggalkan harta warisan ).
2, Harta
warisan.
Ahli waris atau pewaris.
Bagian yang telah ditentukan. .
Sebab-sebab
mendapatkan warisan
Sebab-sebab mendapatkan
warisan ada empat:
Kekerabatan.
Pernikahan.
Wala’
(hubungan yang terjalin antara tuan dan budak, karena:ia memerdekakan budak
tersebut).
Segi Keislaman (Jika si mayit tidak
memiliki ahli waris, maka hartanya diambil alih oleh Baitul Mal, untuk
keperluan kaum muslimin).
Syarat-syarat
Warisan
Syarat-syarat Warisan ada empat:
Kepastian meninggalnya orang yang diwarisi.
Kepastian
hidupnya pewaris setelah meninggalnya orang yang diwarisi.
Diketahuinya hubungan pewaris dengan mayit, baik karena kekerabatan,
pernikahan, atau perwalian.
Mengetahui arah waris,
bagi qadhi dan mufti.
Hal-hal yang menghalangi
Warisan
Hal-hal yang menghalangi warisan ada
empat:
Pembunuhan,
Perbudakan,
Perbedaan agama,
4.Daur hukmi
(yaitu: menetapkan orang yang tidak berhak menerima warisan sebagai ahli
waris, seperti anak angkat, dan semisalnya. Maka ia tetap tidak-berhak
menerima warisan)
Para Pewaris Laki-laki
Para
pewaris laki-laki ada lima belas orang:
Bapak,
Kakek dan terus ke atas,
Anak laki-laki,
Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan
terus ke bawah,
Saudara kandung,
Saudara seayah,
Saudara seibu,
Anak saudara sekandung,
Anak saudara seayah,
Paman sekandung,
Paman seayah,
Anak paman sekandung,
Anak paman seayah,
Suami,
Orang yang mempunyai hak wala’ (karena
memerdekakan budak)
Para Pewaris perempuan
Para
Pewaris perempuan ada sepuluh:
Anak
perempuan,
Cucu perempuan dari anak laki-laki dan
terus ke bawah,
Ibu, Nenek dari jalur ayah dan terus
ke atas,
Nenek dari jalur ibu dan terus ke atas,
Saudara perempuan sekandung,
Saudara perempuan
seayah,
Saudara perempuan seibu,
Istri,
Wanita yang memerdekakan budak ,
Bagian-bagian
(Furudh) yang Ditetapkan dalam Al-Quran
Bagian
yang ditetapkan dalam kitab Allah ada enam: setengah, seperempat, seperdelapan
duapertiga, sepertiga, seperenam.
Yang mendapat
bagian Setengah (1/2)
Bagian setengah
diperuntukkan kepada lima orang:
Suami, apabila istrinya yang meninggal tidak mempunyai keturunan (anak atau
cucu) yang mewarisi, (jika memiliki keturunan maka bagi suami 4).
Anak perempuan, dengan syarat jika anak perempuan tersebut tidak memiliki
mu’asshib (saudara laki-laki) atau tidak memiliki mumatsil (saudari
lainnya).
Anak perempuan dari
anak laki-laki si mayit (cucu perempuan), jika si mayit tidak memiliki anak
atau cucu yang lebih tinggi derajatnya daripada si cucu perempuan. Dan cucu
perempuan tersebut tidak memiliki mu’asshib (saudaranya laki-laki atay anak
laki-laki dari paman saudara ayah) dan tidak memilikj mumatsil (saudarinya
yang sederajat lainnya).
Saudari sekandung, dengan syarat jika si mayit tidak memilikj keturunan (anak
dan cucu) yang mewarisi, dan saudari sekandung ini tidak memiliki mu’asshib
(saudara laki-laki kandung atau kakek) dan tidak memiliki mumatsil (saudarj
lainnya), dan ayah si mayit telah tiada.
Saudari seayah, apabila si mayit tidak memiliki keturunan (anak dan cucu) yang
mewarisi dan tidak memiliki saudara ataupun saudari sekandung, dan saudari
seayah tersebut tidak memiliki mu’asshib (saudara laki-laki seayah atau kakek)
dan tidak ada mumatsil (saudari lainnya yang seayah), dan ayah si mayit telah
tiada.
Yang mendapat bagian Seperempat (1/4)
Bagian
seperempat diperuntukkan kepada dua orang:
Suami, apabila istrinya yang meninggal mempunyai keturunan yang mewarisi (anak
atau cucu)
Istri atau beberapa istri, apabila suaminya
yang meninggal tidak mempunyai keturunan yang mewarisi (anak atau cucu).
Yang
mendapat bagian Seperdelapan (1/8)
Bagian
seperdelapan diberikan kepada: istri atau beberapa istrinya apabila suaminya
yang meninggal mempunyai keturunan yang mewarisi.
Yang
mendapat bagian Dua Pertiga (2/3)
Bagian dua
pertiga diberikan kepada empat orang:
Dua anak perempuan atau lebih, apabila mereka tidak mempunyai mu’asshib
(saudara laki-laki).
Dua anak
perempuan dari anak laki-laki (dua cucu perempuan) atau lebih, apabila si
mayit tidak memiliki anak yang mewarisinya, dan dua cucu perempuan atau lebih
tersebut tidak memiliki mu’ashshib (saudara laki-laki).
c.,
Dua saudari sekandung atau lebih apabila si mayit tidak ada anak, tidak ada
anak dari anak laki-laki (cucu), dan tidak ada ayah, serta kedua saudari
sekandung atau lebih tersebut tidak mempunyai mu’ashshib (saudara
laki-laki).
Dua saudari seayah
atau lebih apabila si mayit tidak ada anak, tidak ada anak dari anak laki-laki
(cucu), tidak ada ayah, tidak ada saudara/ saudari kandung, dan dua saudari
seayah atau lebih tersebut tidak ada mu’ashshib (saudara laki-laki)
Yang
Mendapat Bagian Sepertiga (1/3)
Ibu apabila mayit tidak mempunyai anak yang mewarisi, dan tidak punya dua atau
lebih saudara maupun saudari.
Dua saudara maupun saudari seibu atau lebih apabila mereka mewarisi. Mereka
mewarisi dengan syarat apabila mayit tidak mempunyai ayah atau kakek ke atas
dan tidak pula memiliki anak yang mewarisi. .
Yang
mendapat bagian Seperenam (1/6) Bagian seperenam diberikan kepada tujuh
orang:
Ayah apabila mayit
mempunyai anak yang mewarisi.
Kakek apabila mayit mempunyai anak yang mewarisi tapi tidak mempunyai ayah.
Ibu apabila mayit tidak mempunyai anak yang mewarisi dan tidak mempunyai dua
atau lebih saudara maupun saudari.
Nenek apabila mayit tidak mempunyai ibu atau menek yang lebih dekat dengannya,
atau tidak mempunyai ayah yang bersambung dengan si nenek.
Anak perempuan dari anak laki-laki si mayit (cucu perempuan) berjumlah satu
atau lebih bersama anak perempuan si mayit.
f,
Saudari seayah bersama saudari sekandung.
Saudara atau saudari seibu jika keduanya mewarisi.
WASIAT
الوصية
* الوصية:
لغة: الإيصال.
و شرعاً: تبرع
بحق مضاف ولو تقديراً لما بعد الموت، ليس بتدبير ولا تعليق عتق.
*
أركان الوصية أربعة: موص، و موصى له، و موصى به، و صيغة.
(1) شروط
الموصي ثلاثة:
1 - التكليف.
2 - و الحرية.
3 -
و الاختيار.
(2) شروط الموصى له ثلاثة:
1 - عدم المعصية و
إن كان جهة.
2 - و كونه معلوماً.
3 - و كونه أهلاً للملك،
إن كان معيناً.
(3) شروط الموصى به ثلاثة:
1 - كونه
مقصوداً.
2 - و كونه قابلاً للنقل اختياراً.
3 - و كونه
مباحاً.
(4) شرط صيغة الوصية: لفظ يشعر بها.
* صورة
الوصية:
1 - الوصية للمعين:
أن يقول زيد: أوصيت لعمرو
بمائة دينار.
2 - الوصيّة للجهة:
أن يقول زيد: أو أوصيت
للفقراء بهذه الصيغة.
Wasiat secara bahasa berarti “menyampaikan’. Sedangkan menurut syariat,
Wasiat adalah mendermakan hak/harta yang disandarkan pada dirinya setelah
kematian-nya, namun bukan tadbir (memerdekakan budak setelah kematian
pemiliknya) atay taliq (menggantungkan kemerdekaan budak dengan sifat
tertenty), .
Rukun-rukun Wasiat
Rukun-rukun
wasiat ada empat:
Pembuat wasiat,
Penerima wasiat,
Barang atau sesuatu yang
diwasiatkan,
Shighat
Syarat-syarat
Pembuat Wasiat
Syarat-syarat pembuat wasiat ada
tiga:
1, Mukalaf 2. Merdeka 3. Tidak dipaksa
Syarat-syarat
Penerima Wasiat
Syarat-syarat penerima wasiat ada
tiga:
Wasiat bukan dalam rangka kemaksiatan
meskipun penerimanya adalah pihak tertentu.
Diketahui orangnya.
Mempunyai kecakapan untuk memiliki
jika orang yang diberi wasiat telah ditentukan.
Syarat-syarat
Barang yang Diwasiatkan
Syarat-syarat barang yang
diwasiatkan ada tiga:
Bermanfaat.
Dapat berpindah tangan.
Diperbolehkan (mubah).
Syarat
Shighat Wasiat
Syarat shighat wasiat adalah
lafadz yang menunjukkan wasiat.
Contoh Wasiat
Zaid
berkata, “Aku berwasiat untuk Amer sejumlah seratus dinar”, atau berkata, “Aku
mewasiatkan ladang ini untuk orangorang fakir.”
PEWASIATAN
الإيصاء
* الإيصاء:
لغة: الإيصال.
و
شرعاً: إثبات تصرف مضاف لما بعد الموت.
* أركان الإيصاء أربعة: موص، و
وصي، و موصى فيه، و صيغة.
(1) شروط الموصي أربعة:
1 -
التكليف.
2 - و الحرية ولو في بعضه.
3 - و الاختيار.
4
- و ولاية له على الموصَى فيه؛ إذا كان أمر طفل أو مجنون أو محجور سفه، ابتداء من
الشرع.
(2) شروط الوصي سبعة:
1 - الإسلام، و 2 - البلوغ، و
3 - العقل، و 4 - الحرية، و 5 - العدالة، و 6 - عدم العجز عن التصرف، و 7 - عدم
العداوة بينه و بين المحجور عليه.
(3) شروط الموصى فيه اثنان:
1
- كونه تصرفا مالياً.
2 - و كونه مباحاً.
(4) شرط صيغة
الإيصاء: لفظ يشعر به.
* صورة الإيصاء:
أن يقول زيد: أوصيت
إلى عمرو في قضاء ديوني، و رد ودائعي و النظر على أولادي و محاجيري.
Isha’ menurut bahasa artinya ‘menyampaikan’. Adapun menurut
syariat, Isha’ adalah menetapkan tindakan hukum yang disandarkan setelah
mati.
Rukun-rukun Pewasiatan
Rukun-rukun
pewasiatan ada empat:
Orang yang berwasiat.
Orang yang menerima wasiat.
Perkara yang diwasiatkan.
Shighat
Syarat-Syarat
Orang yang Berwasiat
Syarat-syarat orang yang
berwasiat ada empat:
Mukallaf.
Merdeka walaupun sebagian (seperti budak mukatab).
Tidak dipaksa.
Mempunyai hak perwalian terhadap orang
yang diwasiatkan jika yang diwasiatkan berkaitan dengan perkara anak kecil,
orang gila, atau orang safih yang dihajr, secara mula-mula menurut syariat.
Syarat-syarat
Orang yang Menerima Wasiat
Syarat-syarat orang
yang menerima wasiat ada tujuh:
Islam,
Baligh,
Berakal,
Merdeka,
Adil,
Tidak lemah dalam bertasharuf, tidak ada
permusuhan antara dirinya dan orang yang dihajr (dibatasi/dibekukan
transaksinya).
Syarat-syarat Perkara yang
Diwasiatkan
Syarat-syarat perkara yang
diwasiatkan ada dua:
Berupa harta.
Yang diwasiatkan adalah hal yang mubah (diperbolehkan).
Syarat
Shighat Pewasiatan
Syarat shighat isha’ adalah
lafadzh yang dengannya dapat memberitahukan pewasiatan. .
Contoh
Pewasiatan
Zaid berkata, “Aku berwasiat kepada
Amer untuk membayarkan hutangku, mengembalikan titipanku dan mengawasi
anak-anakku beserta orang-orang yang menjadi tanggunganku.[]