Bab Pernikahan, Cerai dan Rujuk

Bab Pernikahan, Cerai dan Rujuk Nikah menurut bahasa berarti “menggabungkan dan bersenggama”. Adapun menurut syariat, Nikah adalah akad yang menyebabk

Bab Pernikahan, Cerai dan Rujuk

Nama kitab: Terjemah Al-Yaqut Al-Nafis Fi Madzhabi Ibni Idris (Artinya: Permata Mulia dalam Madzhab Ibn Idris) fi Madzhab Ibn Idris (الياقوت النفيس في مذهب ابن إدريس)
Nama penulis: Ahmad bin Umar ibn Iwadh al-Syatiri ( أحمد بن عمر بن عوض الشاطري)
Lahir: Tahun 1312  H,
Tempat lahir: Tarim, Yaman.
Wafat: 1360 H di Maqbarah Zanbal, Tarim, Yaman,
Bidang studi: Fiqih madzhab Syafi'i
Ringkasan:  buku yang menjelaskan tentang fikih ubudiyyah (ibadah), muamalah, munakahah, jinayat dan imamah.

Daftar isi

  1. Bab Pernikahan
    1. Nikah
    2. Mahar 
    3. Walimah
    4. Giliran
    5. Nusyuz
    6. Khuluk
    7. Talak
    8. Rujuk
    9. Ila'
    10. Zihar 
    11. Li'an
    12. Iddah
    13. Istibra'
    14. Radha'
    15. Nafkah
    16. Hadhanah (Pengasuhan)
  2. Kembali ke: Terjemah Al-Yaqut al-Nafis 

BAB PERNIKAHAN

  النكاح

* النكاح:

لغة: الضم، و الوطء.

و شرعاً: عقد يتضمن، إباحة وطء بلفظ إنكاح أو تزويج أو ترجمته.

* أركان النكاح خمسة: زوج، و زوجة، و ولي، و شاهدان، و صيغة.

(1) شروط الزوج سبعة:

1 - عدم الإحرام.

2 - و الاختيار.

3 - و التعيين.

4 - و علمه باسم المرأة أو عينها.

5 - و علمه بحلها له.

6 - و ذكورته يقيناً.

7 - و عدم المحرمية بينه و بينها.

(2) شروط الزوجة أربعة:

1 - عدم الإحرام.

2 - و التعيين.

3 - و الخلو من النكاح.

4 - و من عدة غير الخاطب.

5 - و كونها أنثى يقيناً.

(3) شروط ولي النكاح ثمانية:

1 - الاختيار.

2 - و الحرية.

3 - و الذكورة.

4 - و التكليف.

5 - و عدم الفسق.

6 - و عدم اختلال النظر بهرم أو خبل.

7 - و عدم الحجر بالسفه.

8 - و عدم الإحرام.

(4) شروط شاهدي النكاح اثنان:

1 - أهلية الشهادة.

2 - و عدم التعين للولاية.

(5) شروط صيغة النكاح:

1 - شروط صيغة البيع.

2 - و كونها بلفظ إنكاح، أو تزويج، أو ترجمته.

* صورة النكاح:

أن يقول زيد لعمرو: زوجتك موليتي هند، فيقول عمرو: قبلت تزويجها.

NIKAH

Nikah menurut bahasa berarti “menggabungkan dan bersenggama”. Adapun menurut syariat, Nikah adalah akad yang menyebabkan bolehnya melakukan hubungan suami istri, dengan lafadz “Nikah”, “Kawin” atau terjemahannya.

Rukun-rukun Nikah

Rukun-rukun nikah ada lima:

  1.     Suami,
  2.     Istri,
  3.     Wali,
  4.     Dua orang saksi,
  5.     Shighat.

Syarat-syarat Suami

Syarat-syarat suami ada tujuh:

  1.     Tidak dalam keadaan berihram,
  2.     Tidak dipaksa
  3.     Ditentukan orangnya
  4.     Mengetahui nama calon istrinya atau orangnya,
  5.     Mengetahui bahwa calon istrinya adalah perempuan yang halal dia nikahi,
  6.     Suami adalah seorang laki-laki dengan jelas (bukan banci),
  7.     Tidak ada hubungan mahram antara calon suami dan calon istri,

Syarat-syarat Istri

Syarat-syarat istri ada empat:

  1.     Tidak dalam keadaan berihram,
  2.     Ditentukan orangnya,
  3.     Bukan wanita yang bersuami dan tidak dalam kondisi ‘iddah (masa menunggu setelah cerai atau ditinggal wafat suaminya)
  4.     Istri adalah seorang perempuan dengan jelas (bukan banci).

Syarat-syarat Wali Nikah

Syarat-syarat wali nikah ada delapan:

  1.      Tidak dipaksa,
  2.     Merdeka,
  3.     Laki-laki,
  4.     Mukallaf (berakal dan dewasa),
  5.     Bukan orang fasiq (yaitu bukan orang yang pernah melakukan dosa besar atau sering melakukan dosa kecil.
  6.     Tidak ada gangguan pada penglihatannya sebab pikun atau gila,
  7.     Tidak sedang dihajr (dibatasi transaksinya) karena bodoh/dungu,
  8.     Tidak dalam keadaan berihram.


Syarat-syarat Dua Saksi Nikah

Syarat-syarat dua saksi nikah ada dua:

  1.     Layak menjadi saksi.
  2.     Tidak sedang ditunjuk menjadi wali.

Syarat-syarat Shighat Nikah

Syarat-syarat shighat nikah ada dua:

  1.     Seperti syarat shighat dalam jual beli.
  2.     Diucapkan dengan Lafadzh “nikah’”, “kawin” atau terjemahnya.

Contoh Akad Nikah

Zaid berkata kepada Amer, “Aku kawinkan kamu dengan perempuan yang berada dalam perwalianku, Hindun.” Kemudian, Amer menjawab, “Aku terima kawin-nya.”

 
MAHAR

* الصَّداق:

1 - تعريفه:

لغة: ما وجبَ بِنِكاحٍ.

وشرعاً: ما وجبَ بِنكاحٍ أو وَطءٍ أو تَفويتِ بُضعٍ قَهراً.

2 - وضابطُ الصَّداق:

كُلُّ ما صحَّ كونُهُ مَبيعاً مبيعاً عوضاً أو معوضاً: صحَّ كونهُ صداقاً، و ما لا: فلا.
الوليمة

 Shadaq (Mahar) menurut bahasa, berarti “sesuatu yang wajib diberikan sebab pernikahan”. Adapun menurut syariat Shadaq (Mahar) adalah sesuatu yang wajib diberikan sebab pernikahan atau berhubungan badan dengan keraguan/kerancuan (watha’ syubhat), atau karena menyia-nyiakan hak berhubungan secara paksa.

 Keterangan:

  1.  – Watha’ Syubhat contohnya: bersetubuh dengan wanita yang disangka istrinya (karena kembar misalnya), padahal bukan.
  2. – Menyia-nyiakan hubungan secara paksa, contohnya: seorang suami menikah lagi dengan seorang bayi perempuan yang usianya dibawah 2 tahun, kemudian istrinya yang pertama menyusui istri yang masih bayi tersebut sebanyak 5 kali dalam waktu yang berbeda-beda, maka hubungan pernikahan dengan kedua istrinya telah gugur, karena istri yang pertama telah menjadi ibu susu dari istri yang kedua, dan istri yang pertama wajib memberikan setengah mahar dari maharnya istri yang kedua kepada suaminya) :

Ketentuan Mahar

Kriteria Mahar adalah sesuatu yang sah untuk diperjual-belikan baik sebagai harga atau barang. Jika tidak, maka bukan disebut mahar.

WALIMAH

* الوليمة:

لغة: مشتقة من الوَلْم؛ وهو الاجتماع.

و شرعاً: اسم لكلِّ دعوةٍ أو طعامٍ يُتَّخَذُ لحادثِ سُرورٍ أو غيرِهِ.

* حكم الوليمة: الندب.

* حكم الإجابة إلى وليمة العرس:

الوجوب العيني، بشروط كثيرة:

منها: إسلام الداعي، و المدعو، و عموم الدعوة، و أن يدعوه في اليوم الأول، و أن لا يعذر.

 Walimah secara bahasa berasal dari “Al-Walm” yang berarti “perkumpulan” Adapun menurut syariat, Walimah adalah sebutan bagi undangan atau acara makan-yang diselenggarakan karena mendapatkan kebahagiaan atau lain-nya.

Hukum Walimah

Hukum walimah adalah sunnah.

Hukum Menghadiri Walimah Pernikahan

Hukum menghadiri walimah pernikahan adalah fardhu ‘ain dengan beberapa syarat, di antaranya adalah:

  1.     Orang yang mengundang beragama Islam.
  2.     Orang yang diundang beragama Islam.
  3.     Undangan bersifat umum (tidak khusus bagi segelintir orang).
  4.     Diundang di hari pertama (jika membuat walimah selama tiga hari atau lebih, maka tidak wajib dihadiri melainkan hari pertama).
  5.     Tidak ada ‘udzur.

MENGGILIR

 القسم

* القَسمُ: هو العدلُ بين الزَّوجات.

* حكم القسم بين الزوجات:

الوجوب: على زوج بات عند بعضهن مع التسوية بينهن إن استوين حرية و رقاً.

و إلا: فيجعل للحرة الخالصة مثلي ما لمن فيها رق.
النشوز



Al-Qasm (Menggilir) adalah bersikap adil kepada istri-istrinya,

 

Hukum Menggilir Istri-istri

 

Hukum menggilir istri-istri adalah wajib. Suami menginap pada satu istrinya dengan kadar yang sama terhadap istri-istri yang lain jika istriistri tersebut sama statusnya dalam hal merdeka atau budak. Jika istri-istri tidak sama statusnya maka giliran istri yang merdeka dua kali lipat daripada istri yang berstatus budak.

 
NUSYUZ

 * النشوز:

لغة: الارتفاع.

و شرعاً: خروج الزوجة عن طاعة الزوج بالارتفاع عن أداء الحق الواجب له عليها؛ من: طاعته، و معاشرته بالمعروف، و تسليم نفسها له، و ملازمة المسكن.

* حكم النشوز:

1 - التحريم.

2 - و إسقاط القسم.

3 - و النفقة و توابعها.


Nusyuz menurut bahasa artinya “naik atau melonjak”. Sedangkan menurut syariat, Nusyuz adalah tidak taatnya istri kepada suami dengan cara menentang dan tidak mau memenuhi hak suami yang diwajibkan atasnya. Yaitu, tidak mau taat kepada suami, tidak mempergauli suaminya dengan baik, tidak menyerahkan dirinya kepada suami, dan tidak menetap di rumah.

 

Hukum Nusyuz

 

Hukum nusyuz adalah:

    Haram.
    Tidak berhak mendapatkai giliran.
    Tidak berhak mendapatkan nafkah serta berbagai resiko terkait dengan-nya (seperti pakaian, tempat tinggal, dan lain-nya).

 
KHULU’

الخلع

* الخلع:

لغة: مشتق من الخلع وهو النزع.

و شرعاً: فرقة بعوض مقصود راجع لجهة زوج.

* أركان الخلع خمسة: ملتزم، و بضع، و عوض، و صيغة، و زوج.

(1) شرط الملتزم: إطلاق التصرف المالي.

(2) شرط البضع: ملك الزوج له.

(3) شروط العوض أربعة: كونه مقصوداً، و كونه معلوماً، و كونه راجعاً لجهة زوج، و كونه مقدوراً على تسليمه.

(4) شرط صيغة الخلع: شرط صيغة البيع؛ إلا عدم تخلل اليسير.

(5) شرط الزوج: كونه ممن يصح طلاقه.

* صورة الخلع:

أن يقول زيد لزوجته: طلقتك بألف دينار. فتقول له: قبلت.

أو يقول لها: متى ضمنت لي ألف دينار فأنت طالق. فتقول له: ضمنت لك ألف دينار.





 


Khulu’ menurut bahasa berasal dari kata Al-khal’ yaitu “melepas”. Sedangkan menurut syariat, khulu’ adalah perceraian dengan imbalan (harta tebusan) yang diberikan kepada suami.

 

Rukun-rukun khulu’

 

Rukun-rukun khulu’ ada lima:

    Orang yang membayar tebusan.
    Kemaluan istri.
    Tebusan/Imbalan
    Shighat.
    Suami.

 

Syarat Orang yang Membayar Tebusan

 

Syarat orang yang membayar tebusan/Imbalan yaitu: layak melakukan tindakan hukum yang berkaitan dengan harta.

 

Kemaluan Istri

 

Syarat kemaluan istri: masih dalam kepemilikan (kekuasaan) suami.

 

Syarat-syarat Tebusan

 

Syarat-syarat tebusan/ Imbalan ada empat, yaitu:

1, barang yang bermanfaat.

    barang tersebut diketahui.
    diberikan kepada suami.
    dapat diserahkan.

 

Syarat Shighat Dalam Khulu

 

Sebagaimana Syarat dalam jual-beli, dikecualikan tanpa adanya jeda pembicaraan meski sebentar dalam sighat-nya.

 

Syarat Suami

 

Syarat suami: adalah suami yang talak-nya sah (sah menceraikan).

 

Contoh Khulu’

 

Zaid berkata kepada istrinya, “Aku ceraikan kamu dengan imbalan 1000 dinar.” Kemudian, istrinya menjawab, “Ya, aku terima.” Atau Zaid berkata kepada istrinya, “Asalkan kamu bisa menjamin pembayaran uang imbalan sebesar 1000 dinar kepadaku, maka kamy aku ceraikan.” Istrinya menjawab, “Aku menjamin pembayaran uang imbalan 1000 dinar kepadamu.”

 
TALAK

 الطلاق

* الطلاق:

لغة: حل القيد.

و شرعاً: حل عقد النكاح، بلفظ الطلاق و نحوه.

* أركان الطلاق خمسة: مطلق، و صيغة، و محل، و ولاية عليه، و قصد.

(1) شروط المطلق اثنان: التكليف، و الاختيار.

(2) شروط صيغة الطلاق: ما يدل على الفراق صريحاً أو كناية.

(3) شرط محل الطلاق: كونه زوجة.

(4) شرط الولاية على محل الطلاق: كونه ملكاً للمطلق.

(5) شرط القصد للطلاق: أن يقصد لفظ الطلاق لمعناه.

* صورة الطلاق:

أن يقول زيد لزوجته:

- الحاضرة: أنت طالق.

- و في الغائبة: هند طالق.



Thalaq (cerai) menurut bahasa artinya “melepaskan ikatan’. Sedangkan menurut syariat, Thalaq (cerai) adalah melepaskan ikatan pernikahan dengan lafadzh “talak” atau semisalnya.

 

Rukun-rukun Talak

 

Rukun-rukun talak ada lima:

    Suami yang mentalak,

2.Shighat,

    Tempat jatuhnya talak (yaitu istri),
    Wewenang (kekuasaan) mentalak bagi sang suami,
    Sengaja (bermaksud menyebutkan lafadz talak sesuai maknanya).

 

Syarat-syarat Suami yang Mentalak

 

Syarat-syarat suami yang mentalak ada dua:

  1.     Mukallaf (baligh dan berakal sehat).
  2.     Tidak dipaksa.


 

Syarat-syarat Shighat Talak

 

Syarat shighat talak adalah kata yang menunjukkan perceraian, baik secara sharih (jelas) atau kinayah (kiasan).

 

Syarat Orang yang Menjadi Tempat Jatuhnya Talak

 

Syarat orang yang menjadi tempat jatuhnya talak adalah istri yang sah.

 

Syarat Wewenang Mentalak

 

Syarat wewenang mentalak wanita yang akan ditalak: status wanita tersebut di bawah kepemilikan orang yang mentalak.

 

Syarat Sengaja

 

Syarat sengaja yaitu: bermaksud menyebutkan lafadz talak sesuai maknanya.

 

Contoh Talak

 

Zaid berkata kepada istrinya yang berada di hadapannya, “Kamu tertalak.” Atau berkata ketika sang istri tidak berada di hadapannya, “Hindun tertalak.”

 
RUJUK

 الرجعة

* الرجعة:

لغة: المرة من الرجوع.

و شرعاً: ردُّ المرأةِ إلى النِّكاحِ، من طلاقٍ، غيرِ بائنٍ، في العدَّةِ على وجهٍ مخصوصٍ.

* أركان الرجعة ثلاثة: صيغة، و محل، و مرتجع.

(1) شروط صيغة الرجعة ثلاثة: لفظ، يشعر بالمراد، و تنجيز، و عدم توقيت.

(2) شروط محل الرجعة ثمانية: كونها زوجة، و كونها موطوءة، و كونها معينة، و كونها قابلة للحل، و كونها مطلقة، و كون طلاقها بلا عوض، و كون عدد طلاقها غير مستوفي، و كونها في العدة.

(3) شروط المرتجع اثنان: الاختيار، و أهلية النكاح بنفسه.

* صورة الرجعة:

أن يقول زيد لمطلقته طلاقاً غير بائن و هي في عدته:

- راجعتك، أو أمسكتك؛ إن كانت حاضرة.

و في الغائبة: راجعت هنداً، أو أمسكت هنداً.


Ar-Raj’ah secara bahasa yaitu kata tunggal dari Ar-Ruju’ yang artinya “kembali”. Sedangkan menurut Syariat, Rujuk adalah kembalinya perempuan pada ikatan nikah, dari talak yang bukan talak bain, dan masih dalam masa iddah dengan cara yang khusus.

 

Rukun-rukun Rujuk


 

Dalam-rukun rujuk ada tiga:

 

    Shighat
    Istri yang dirujuk
    Suami

 

Syarat-syarat Shighat Rujuk

 

Syarat-syarat shighat rujuk ada tiga:

    Lafadz yang menunjukkan maksud rujuk.
    Tanjiz (rujuk tidak digantungkan kepada kejadian tertentu).
    Tidak dibatasi oleh waktu tertentu.

 

Syarat-syarat Istri yang Boleh Dirujuk.

 

Syarat-syarat istri yang boleh dirujuk ada delapan:

 

    Berstatus istri,
    Telah disetubuhi sebelum talak (jika belum disetubuhi lalu ditalak maka menjadi talak bain dan tidak bisa dirujuk)
    Ditentukan orangnya,
    Masih boleh dirujuk (masih beragama islam, tidak murtad)
    Ditalak (bukan karena nikah yang fasakh),
    Talaknya tanpa pengganti (bukan khulu’),
    Jumlah talaknya belum habis (bukan talak ketiga)
    Masih dalam masa ‘iddah.

 

Syarat-syarat Suami yang Merujuk

 

Syarat-syarat suami yang merujuk ada dua:

    Atas kemauan sendiri.
    Memiliki kelayakan untuk menikah dengan sendirinya.

 

Contoh Rujuk

 

Zaid berkata kepada istri yang ditalak asal bukan talak ba’in dan masih dalam masa iddahnya: jika istrinya ada di hadapannya ia perkata, “Aku rujuk kepadamu” Atau, “Aku mempertahankamu ” Dan jika istrinya tidak ada di hadapannya ia berkata, “Aku merujuk Hindun.” Atau, “Aku mempertahankan Hindun.”

 
SUMPAH ILA’

 الإيلاء

* الإيلاء:

لغة: الحلف.

و شرعاً: حلف زوج على الامتناع من وطء زوجته، مطلقاً، أو أكثر من أربعة أشهر.

* أركان الإيلاء ستة: محلوف به، و محلوف عليه، و مدة، و صيغة، و زوج، و زوجة.

(1) شرط المحلوف به: كونه اسماً أو صفة لله تعالى، أو التزام ما يلزم.

(2) شرط المحلوف عليه: أن يكون ترك وطء شرعي.

(3) شرط المدة: أن تزيد على أربعة أشهر 0

(4) شرط صيغة الإيلاء: لفظ يشعر به 0

(5) شروط الزوج الْمُولِي اثنان: إمكان وطئه، و صحة طلاقه 0

(6) شرط الزوجة الْمُولِي من وطئها: إمكانه.

* صورة الإيلاء:

أن يقول زيد لزوجته: والله لا أطؤك. أو: والله لا أطؤك خمسة أشهر.

* حكم الإيلاء:

1 - التحريم.

2 - و أن للزوجة مطالبة الزوج بعد انقضاء المدة بِـ: الفيئة أو الطلاق. و أن للحاكم التَّطليق عليه، إذا امتنع منهما.


Al-Ila’ menurut bahasa artinya “sumpah”. Sedangkan menurut syariat, ila’ adalah sumpah suami untuk tidak menggauli istrinya secara mutlak, atau lebih dari empat bulan.

 

Rukun-rukun Ila’

 

Rukun-rukun Ila’ ada enam:.

 

    Kalimat yang digunakan untuk bersumpah.
    Perkara yang disumpahkan.
    Masa/Waktu.
    Sighat.
    Suami.
    Istri

 

Syarat Kalimat yang Digunakan untuk Bersumpah

 

Syarat kalimat yang digunakan untuk bersumpah: Sumpah dengan nama atau sifat Allah, atau mewajibkan dirinya melakukan suatu ketaatan. .

 

Syarat Perkara yang Disumpahkan

 

Syarat perkara yang disumpahkan yaitu meninggalkan persetubuhan yang syar’i.

 

Syarat Masa Dalam ‘Ila

 

Syarat masa dalam ‘ila adalah lebih dari empat bulan.

 

Syarat Shighat Ila’

 

Syarat shighat ila’ adalah ungkapan yang menunjukkan keengganan menggauli istri.

 

Syarat Suami yang Bersumpah Ila’

 

Syarat-syarat suami yang bersumpah Ila’ ada dua:

    Mampu menggauli/menyetubuhi istrinya.
    Sah talaknya.

 

Syarat Istri yang Dijatuhi Sumpah Ila’

 

Syarat istri yang dijatuhi sumpah ila’ adalah dapat dijima’.

 

Contoh Ila’

 

Zaid berkata kepada istrinya, “Demi Allah aku tidak akan menggaulimu.” Atau, ia berkata, “Demi Allah aku tidak akan menggaulimu selama lima bulan”.

 

Hukum Ila’

 

Hukum Ila’ adalah Haram. Dan istri dapat menuntut kepada suami setelah habis masanya (4 bulan), antara kembali melanjutkan rumah tangganya atau bercerai. Jika Sang suami tidak mau memilih salah satunya, maka hakim menceraikan mereka berdua.

 
DZHIHAR

 الظهار

* الظهار:

لغة: مأخوذ من الظهر.

و شرعاً: تشبيهه الزوج زوجته في الحرمة بمحرمه.

* أركان الظهار أربعة: مظاهر، و مظاهر منها، و مشبه به، و صيغة.

(1) شرط المظاهر: كونه زوجاً، يصح طلاقه.

(2) شرط المظاهر منها: كونها زوجة.

(3) شرط المشبه به: كونه أنثى أو جزءاً منها محرماً بنسب أو رضاع، أو مصاهرة لم تكن حلاً له من قبل 0

(4) شرط صيغة الظهار: لفظ يشعر به.

* صورة الظهار: أن يقول زيد لزوجته: أنت علي كظهر أمي.

* حكم الظهار:

- التحريم.

- و أن الزوج إذا لم يتبعه بالطلاق:

1 - يصير عائداً.

2 - و تلزمه الكفارة.

اللعان

* اللعان:

لغة: مصدر لاعن.

و شرعاً: كلمات معلومة جعلت حجة للمضطر إلى قذف من لطخ فراشه و ألحق العار به أو إلى نفي ولد.

* أركان اللعان ثلاثة: متلاعنان، و صيغة.

(1) شروط اللعان أربعة:

1 - سبق قذف يوجب الحد.

2 - و أمر القاضي به.

3 - و تلقين كلماته.

4 - و موالاته.

* صورة اللعان:

أن يقول الزوج أربع مرات: (أشهد بالله أنني لمن الصادقين فيما رميت به زوجتي فلانة من الزنا، و الخامسة أن لعنة الله عليه إن كان من الكاذبين فيما رماها به من الزنا) .

* يترتب على اللعان أمور:

1 - منها سقوط حد القذف عن الزوج.

2 - و إيجاب الحد على الزوجة.

3 - و انفساخ النكاح.

4 - و تحريمها عليه مؤبداً.

* يُسقِطُ الحدُّ عن الزوجةِ: ملاعنتُها للزَّوج بعد تمامِ لِعانِه، بأن تقول أربع مرات: (أشهد بالله إنه لمن الكاذبين فيما رماني به من الزنا، و الخامسة أن غضب الله عليها إن كان من الصادقين فيما رماها به من الزنا) .


Dzhihar menurut bahasa diambil dari kata Dzhahr yang artinya punggung”. Sedangkan menurut syariat, Dzhihar adalah suami menyerupakan istrinya dengan mahramnya dalam segi keharaman-nya untuk dinikahi.

 

Rukun-rukun Dzhihar

 

Rukun-rukun Dzhihar ada empat:

1, Pelaku dzhihar (suami).

    Yang di-dzhihari (istri).
    Orang yang dijadikan serupaan (wanita yang mahram bagi suami).
    Shighat.

 

Syarat Pelaku Dzhihar

 

Syarat pelaku dzhihar adalah suami yang sah talaknya.

 

Syarat orang yang Di-Dzhihari

 

Syarat orang yang di-dzhihari adalah istri.

 

Syarat Orang yang Dijadikan Serupaan

 

Syarat orang yang dijadikan serupaan adalah perempuan atau anggota tubuh perempuan yang merupakan mahram bagi sang suami karena hubungan nasab, atau sesusuan, atau perkawinan yang tidak halal baginya sebelumnya (yaitu: mertua atau menantu).

 

Syarat Shighat Dzhihar

 

Syarat shighat Dzhihar adalah lafadz yang menunjukkan maksud Dzhihar.

 

Contoh Dzhihar

 

Contoh Dzhihar adalah: Zaid berkata kepada istrinya, “Kamu bagiku seperti punggung ibuku”,

 

Hukum Dzhihar

 

Hukum Dzhihar adalah haram. Dan jika suami tidak mengikutkan dzhihar-nya dengan talak, maka ia dapat kembali bersama istrinya, namun harus membayar kafarah.

 
LI’AN

 

Al-Li’an menurut bahasa adalah masdar dari la’ana yang berarti “saling melaknat”. Adapun menurut syariat, Li’an adalah mengucapkan kalimat sumpah lakmat yang sudah ditentukan dan dijadikan alasan bagi orang yang terpaksa melakukan tuduhan zina, terhadap orang yang telah menodai ranjangnya dan melakukan perbuatan tercela padanya, atau terpaksa menafikan nasab seorang anak.

 

Rukun-rukun

 

Li’an Rukun-rukun Li’an ada tiga:

 

    Suami yang melaknat.
    Istri yang melaknat.
    Shighat. ,

 

Syarat-syarat Lian

 

Syarat-syarat lian ada empat:

    Didahului oleh tuduhan zina yang wajib dijatuhi hukum had.
    Perintah hakim melakukan li‘an.
    Kalimatnya dituntun oleh Hakim.
    Kalimatnya berkesinambungan (tak dipisah oleh jeda yang lama).

 

Contoh Li‘an

 

Sang suami berkata sebanyak empat kali, “Aku bersaksi dengan nama Allah sesungguhnya aku termasuk orang yang benar dalam tuduhanku bahwa istriku Fulanah telah berzina.” Lalu pada kalimat yang kelima dia mengucap, “Sesungguhnya laknat Allah akan menimpa diriku jika termasuk orang-orang yang berbohong terkait zina yang aku tuduhkan kepadanya”.

 

Akibat yang Ditimbulkan dari Li’an

 

Akibat yang ditimbulkan dari li’an ada beberapa hal, yaitu:

    Gugurnya had tuduhan zina dari suami.
    Istri wajib dijatuhi had.
    Ikatan pernikahan keduanya batal (terceraikan).
    Istri haram dinikahi kembali oleh suami selamanya.

 

Hal yang Menggugurkan Hukuman Had dari Istri

 

Hal yang menggugurkan hukuman had dari istri adalah jika ia melakukan hi an yang sama terhadap suami setelah ucapan li’an suaminya, sang istri mengatakan sebanyak empat kali, “Aku bersaksi dengan nama Allah, sesungguhnya suamiku termasuk orang-orang yang berdusta terkait tuduhan zina yang ia tuduhkan kepadaku.” Lalu, yang kelima, dia berkata, “Sesungguhnya murka Allah akan ditimpakan kepadaku jika suamiku itu termasuk orang yang benar terkait tuduhannya kepadaku.

‘IDDAH

العدة

* العدة:

لغة: مأخوذة من العدد.

و شرعاً: مدة تتربص فيها المرأة لمعرفة براءة رحمها أو للتعبد، أو لتفجعها على زوج0

* العدة قسمان: عدة فراق حياة، وعدة فراق وفاة.

فالأولى: لا تجب إلا على المدخول بها؛ وهي:

1 - للحامل وضع الحمل.

2 - و للحائل الحرة:

- ذات الأقراء: ثلاثة أقراء.

- و ذات الأشهر: ثلاثة أشهر.

3 - و للحائل غير الحرة:

- ذات الأقراء: قرءان.

- و ذات الأشهرِ: شهرٌ و نصفٌ.

و الثانية: ولو على غير المدخول بها؛ وهي: للحامل وضع الحمل، و أربعة أشهر و عشرة أيام للحائل الحرة، و نصفها غير الحرة.



‘Iddah secara bahasa diambil dari kata Al-‘Adad yang artinya “perhitungan”. Adapun menurut syariat, ‘Iddah adalah masa menunggu bagi seorang istri untuk mengetahui kebersihan rahimnya atau karena unsur ta’abbudi (menjalankan perintah Allah tanpa harus mengetahui alasan atau sebabnya), atau untuk menghilangkan rasa sedih atas kepergian sang suami (setelah bercerai atau suaminya meninggal).

 

Pembagian ‘Iddah

 

‘Iddah ada dua racam:

 

    Iddah karena cerai hidup (bukan ditinggal mati oleh suaminya).
    ‘Iddah karena cerai mati.

 

– Macam pertama (cerai hidup), ‘iddah tidak wajib melainkan atas istri yang sudah digauli, yaitu:

 

    Istri yang hamil ‘iddahnya sampai melahirkan,

 

2, Istri merdeka yang tidak hamil:

 

    Wanita yang masih haid masa ‘iddahnya 3 kali suici,
    Wanita yang tidak haid (baik perempuan yang belum haid maupun dewasa yang menopause, yaitu wanita yang masa haidnya telah berhenti) maka masa ‘iddahnya 3 bulan.

 

    Bagi istri yang tidak hamil dan berstatus budak:
    Wanita yang masih haid masa ‘iddahnya 2 kali suci.
    Wanita yang tidak haid masa ‘iddahnya satu setengah bulan.

 

– Macam kedua (cerai mati), maka ‘iddah wajib meskipun bagi istri yang belum digauli, yaitu:

    Bagi istri yang hamil, iddahnya sampai melahirkan.
    Wanita merdeka yang tidak hamil maka ‘iddahnya 4 bulan 10 hari.
    Sementara untuk istri yang berstatus budak maka ‘iddahnya separuh dari istri yang merdeka.

 
ISTIBRA’ (PEMBERSIHAN RAHIM)


 الاستبراء

* الاستبراء:

لغة: طلب البراءة.

و شرعاً: تربص الأمة مدة بسبب حدوث ملك اليمين أو زواله، أو حدوث حل التمتع، أو روم التزويج لمعرفة براءة رحمها، أو للتعبد.

* يحصل استبراء:

1 - الأمة الحامل: بوضع الحمل.

2 - و الحائل:

- ذات الحيض: بحيضة.

- وذات الأشهر: بشهر.

* حكم الاستبراء:

1) الوجوب في أربع صور:

1 - انتقال الأمة من حرية إلى رق.

2 - و انتقالها من رق إلى حرية.

3 - و انتقاله من رق إلى رق.

4 - و تجدد حل وطئها.

2) و الاستحباب: كأن اشترى زوجته الأمة.


Istibra’ menurut bahasa artinya “mencari kebebasan”, Sedangkan menurut syariat, Istibra’ adalah masa menunggu bagi seorang budak perempuan selama beberapa saat, dikarenakan baru berlangsung kepemilikan-nya (misalnya dengan membelinya, atau mendapat warisan seorang budak) atau hilangnya kepemilikan-nya (misalnya dimerdekakan), atau terjadinya kehalalan jima’ (misalnya yang ditalak sebelum digauli), atau hendak dinikahkan untuk mengetahui kebersihan rahimnya atau karena unsur taabbudi (menjalankan perintah Allah tanpa harus mengetahui alasan atau sebabnya).

 

Cara Istibra’

 

Istibra’ dapat dilakukan dengan:

 

1, Bagi budak wanita yang hamil, istibra’nya sampai melahirkan.

2, Sementara yang tidak hamil istibra’nya adalah:

    Yang masih haid: satu kali haid.
    Yang tidak haid: satu bulan.

 

Hukum Istibra’

 

Hukum istibra’ adalah:

    Wajib, dalam empat keadaan:
    Berpindahnya status’ seorang perempuan dari merdeka menjadi budak.
    Berpindahnya status perempuan dari budak menjadi merdeka.
    Berpindah kepemilikan-nya dari budak si fulan menjadi budak orang lain (misalnya dengan pembelian, warisan, atau lainnya).
    Diperbaruinya kehalalan untuk menggaulinya (seperti: budak yang telah dicerai, namun belum pernah digauli).

 

    Sunnah, jika suami membeli istrinya yang berstatus budak.

 
RADHA’ (PENYUSUAN)

 الرضاع

* الرضاع:

لغة: اسم لمص الثدي و شرب لبنه.

و شرعاً: اسم لحصول لبن امرأة أو ما حصل منه في جوف طفل على وجه مخصوص.

* أركان الرضاع ثلاثة: مرضع، و رضيع، و لبن.

(1) شروط المرضع ثلاثة:

1 - كونها امرأة.

2 - و كونها بلغت تسع سنين.

3 - و كونها حال انفصال اللبن حية حياة مستقرة.

(2) شروط الرضيع أربعة:

1 - كونه حياً.

2 - و كونه دون الحولين.

3 - و أن ترضعه خمس رضعات متفرقات.

4 - و أن يصل اللبن فيهن إلى جوفه.

* يترتب على الرضاع المتوفر الشروط:

1 - تحريم أصول المرضع، و من له اللبن، و فروعهما، و حواشيهما على الرضيع.

2 - و تحريم فروع الرضيع فقط عليهما.


Radha’ menurut bahasa adalah sebutan untuk perbuatan menghisap payudara dan meminum susunya. Sedangkan Radha’ menurut syariat adalah sebutan untuk masuknya susu seorang perempuan atau zat yang dihasilkannya ke dalam perut bayi dengan cara yang tertentu. :

 

Rukun-rukun Radha Rukun-rukun radha’ ada tiga:

 

1.Wanita yang menyusui,

    Anak yang disusui,
    Susu.

 

Syarat-syarat Wanita yang Menyusui

 

Syarat-syarat wanita yang menyusui ada tiga:

    Perempuan.
    Telah berumur 9 tahun. (dihitung dengan bulan hijriyah.)
    Saat keluarnya susu, wanita tersebut benar-benar masih hidup.

 

Syarat-syarat Anak yang Disusui

 

Syarat-syarat anak yang disusui ada empat:

    Hidup.
    Berumur kurang dari dua tahun (dihitung dengan bulan hijriyah).
    Menyusuinya lima kali susuan secara terpisah. (yaitu berbedabeda waktu menyusuinya dalam lima susuan tersebut)
    Sampainya air susu pada lambung.

 

Akibat Penyusuan Akibat penyusuan yang telah memenuhi syarat yaitu:

 

    Menjadi mahramnya wanita yang menyusui terhadap sang anak yang disusui, termasuk juga orang tua wanita ke atas, juga pemilik air susu (yaitu: suami yang menghamili secara sah wanita yang menyusui tersebut), juga anak-anak mereka berdua, dan kerabat (saudara, saudari, paman, dan bibi) mereka berdua.

 

    Keturunan dari anak yang menyusu menjadi mahram bagi wanita menyusuinya dan bagi pemilik air susu (suaminya).

 

(Ket: Pemilik air susu wanita, adalah suaminya atau lelaki yang menghamilinya secara syubhat, ataupun majikan yang menghamili budaknya)

 
NAFKAH

 النفقة

* النفقة:

لغة: مأخوذة من الأنفاق، وهو الإخراج.

و شرعاً: طعام واجب لزوجة أو خادمها على زوج، أو لأصل على فرع، أو لفرع على أصل، أو المملوك على مالك.

* أسباب وجود النفقة ثلاثة: نكاح، و قرابة، و ملك.

(1) النفقة الواجبة بالنكاح:

1 - للزوجة الممكِّنةِ:

- على الزوج الموسر: مدان لها، و مد و ثلث لخادمها.

- و على المتوسط: مد و نصف لها و مد لخادمها.

- و على المعسر: و من به رق، مد لها و مد لخادمها.

2 - يجب للمعتدة الرجعية و البائن الحامل: ما يجب للزوجة.

3 - و للبائن الحائل و المتوفى عنها زوجها - ولو حاملاً: السكنى فقط.

(2) النفقة الواجبة بالقرابة:

الكفاية على الأصل الموسر بالفاضل عن مئونته و مئونة زوجته:

- للفرع الفاقد للكفاية العاجز عن اكتسابها.

- وعلى الفرع الفاقد الموسر بما ذكر للأصل الفاقد للكفاية، و إن قدر على اكتسابها.

(3) النفقة الواجبة بالملك:

النَّفقة الواجبة على مالك الرقيق، و الحيوان المحترم: الكفاية.

* يجب لمن وجبت له النفقة:

1 - الأدم.

2 - والكسوة.

3 - والسكنى.

4 - و توابعها.


Nafaqah menurut bahasa diambil dari kata infaq yang berarti “mengeluarkan”. Sedangkan menurut syariat, Nafaqah adalah makanan yang wajib diberikan oleh seorang suami kepada istrinya atau pembantunya, atau makanan yang wajib diberikan oleh anak kepada orang tuanya, atau makanan yang wajib diberikan orang tua kepada anaknya, atau nafkah yang wajib diberikan oleh majikan kepada budaknya.

 

Sebab-sebab yang Mewajibkan Pemberian Nafkah

 

Sebab-sebab yang mewajibkan pemberian nafkah ada tiga:

    Pernikahan.
    Kekerabatan.
    Kepemilikan (budak atau ternak).

 

Nafkah yang Wajib Karena Pernikahan

 

Nafkah yang wajib karena pernikahan, diberikan kepada istri yang taat (memasrahkan dirinya kepada suami):

 

1) Suami yang kaya wajib memberikan nafkah setiap hari kepada istrinya sebanyak 2 mud, dan 11/3 mud kepada pembantunya.

 

2) Suami yang pertengahan (tidak kaya, juga tidak miskin) : ia wajib memberi 11/2 mud untuk istri, dan 1 mud untuk pembantunya.

 

3) Bagi suami yang miskin atau yang terbelit perbudakan: ia wajib memberi 1 mud untuk istrinya, dan 1 mud untuk pembantunya.

 

Nafkah Yang Wajib Bagi Istri Saat Masa ‘Iddah

 

Nafkah juga wajib diberikan kepada istri yang berada dalam masa ‘iddah talak raj’i dan ‘iddah talak ba’in namun ia sedang hamil, dengan kadar nafkah yang wajib diberikan oleh suami sebagaimana telah disebutkan. Adapun bagi istri yang menjalani ‘iddah talak ba‘in dan tidak hamil, atau istri yang ditinggal mati oleh suaminya meskipun hamil, ia hanya mendapatkan tempat tinggal saja (sampai masa ‘iddahnya selesai).

 

Nafkah yang Wajib Karena Hubungan Kerabat

 

Nafkah yang wajib diberikan karena hubungan kerabat:

 

    Bagi orang tua yang kaya, setelah kebutuhan dirinya dan istrinya terpenuhi, ia wajib memberikan nafkah secukupnya untuk anaknya yang tak mampu mencukupi dirinya dan tidak mampu bekerja.

 

    Demikian pula sebaliknya, anak yang kaya juga harus memberi nafkah secukupnya kepada orang tuanya, jika mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka sendiri, meskipun mampu bekerja.

 

Ket: (Nafkah secukupnya, yaitu sekiranya dapat membuat yang dinafkahi menjadi kenyang dan wajib juga memberikan lauk pauk, pakaian, menyediakan tempat tinggal, membayar pembantu, membayar biaya dokter dan obat yang mereka butuhkan, dsb)

 

Nafkah yang Wajib Karena Kepemilikan

 

Nafkah yang wajib dikeluarkan oleh pemilik budak dan pemilik hewan muhtaram (yang tidak diperintahkan oleh syariat untuk dibunuh) adalah memenuhi kebutuhan mereka secukupnya.

 

Hal yang Berhak Diterima oleh Orang yang Harus Dinafkahi

Hal yang harus diterima orang yang harus dinafkahi adalah:

  1.     Lauk-pauk,
  2.     Pakaian,
  3.     Tempat tinggal,
  4.     Biaya-biaya lain.


 
PENGASUHAN

الحضانة


* الحضانة

لغة: الضم.

و شرعاً: حفظ من لا يستقل بأموره، و تربيته بما يصلحه.

* تثبت الحضانة: للنساء و الرجال.

- و تقدم: الأم و إن علت على الأب و إن علا، إلى أن يميز المحضون فيخير بينهما.

- و تقدم أقاربها الوارثات على أقاربه؛ إلا: الأخت للأم فتقدم عليها: أم الأب، و الأخت لأبوين أو لأب.

* شروط استحقاق الحضانة اثنا عشر:

1 - العقل، و 2 - الحرية، و 3 - الإسلام، و 4 - العدالة، و 5 - الإقامة في بلد المحضون، و 6 - الخلو من زوج ليس له حق في الحضانة، و 7 - عدم الصغر، و 8 - عدم الغفلة، و 9 - بصر من يباشر نفسه، و 10 - عدم البرص و الجذام فيه، و 11 - عدم المرض الذي لا يرجى برؤه فيه أيضاً، و 12 - عدم الامتناع من إرضاع الرضيع ممن فيها لبن.


Hadhanah menurut bahasa artinya “mengumpulkan”. Adapun menurut syariat, Hadhanah adalah memelihara seseorang yang tidak dapat mengurus urusannya sendiri, serta mendidiknya dengan hal-hal yang dapat memperbaiki dirinya/bermanfaat. .

Ketetapan Hak Asuh Anak

Hak asuh ditetapkan baik bagi perempuan maupun laki-laki:

  1.     Didahulukan ibu terus ke atas daripada ayah terus ke atas hingga anak yang diasuh mencapai usia tamyiz. Kemudian, setelah tamziy ia diberi pilihan untuk ikut dengan ibu atau dengan ayah.
  2.     Didahulukan kerabatnya yang ahli waris atas kerabatnya (yang bukan ahli waris). Kecuali saudara perempuan seibu, maka ia didahului oleh nenek dari pihak ayah dan saudara perempuan kandung atau saudara perempuan seayah.


Syarat-syarat Orang yang Berhak Mengasuh Syarat-syarat orang yang berhak mengasuh ada dua belas:

  1. Berakal.
  2.     Merdeka
  3.     Islam.
  4.     Adil.
  5.     Menetap di daerah anak yang diasuh.
  6.     Tidak bersuami dengan laki-laki yang tak memiliki hak asuh.
  7.     Bukan anak kecil.
  8.     Tidak lalai dalam mengasuh anak (teledor).
  9.     Mampu melihat sendiri anak yang diasuh.
  10.     Tidak mengidap penyakit lepra atau kusta.
  11.     Tidak mengidap penyakit yang tak dapat disembuhkan.
  12.     Tidak ada penghalang untuk menyusui bayi yang diasuh, bagi ibu yang mempunyai susu.

 

LihatTutupKomentar