Bab Qadha' (Pengadilan)
Nama kitab: Terjemah Al-Yaqut Al-Nafis Fi Madzhabi Ibni Idris (Artinya: Permata Mulia dalam Madzhab Ibn Idris)Ki Madzhab Ibn Idris (الياقوت النفيس في مذهب ابن إدريس)
Nama penulis: Ahmad bin Umar ibn Iwadh al-Syatiri ( أحمد بن عمر بن عوض الشاطري)
Lahir: Tahun 1312 H,
Tempat lahir: Tarim, Yaman.
Wafat: 1360 H di Maqbarah Zanbal, Tarim, Yaman,
Bidang studi: Fiqih madzhab Syafi'i
Ringkasan: buku yang menjelaskan tentang fikih ubudiyyah (ibadah), muamalah, munakahah, jinayat dan imamah.
Daftar isi
- Pengadilan
- Definisi
- Hukum Jabatan Hakim (Qadi)
- Syarat-syarat Qadhi (Hakim)
- Adab Seorang Qadhi (Hakim)
- Contoh Putusan Pengadilan
- Kembali ke: Terjemah Al-Yaqut al-Nafis
BAB PENGADILAN
القضاء
Definisi Qadha' (Pengadilan)
* القضاء:
لغة: إحكام الشيء و إمضاؤه.
و شرعاً: فصل الخصومة بين خصمين بحكم الله تعالى.
Al-Qadha’ (pengadilan) secara bahasa artinya “menghukumi sesuatu dan melaksanakannya”. Adapun menurut syariat, Al-Qadha (pengadilan) adalah memutuskan persengketaan antara dua orang yang bersengketa dengan hukum Allah SWT.
Hukum Jabatan Hakim
* حكم تولي القضاء:
1 - الوجوب كفاية: في حق الصالحين له في الناحية.
2 - و الوجوب عيناً: في حق من تعين له فيها.
3 - و النَّدب: في حق الأفضل من غيره.
4 - و الكراهة: كما في حق المفضول إذا لم يمتنع الأفضل.
5 - و الحرمة: في حق من طلبه بعزل صالح له.
Fardhu kifayah: bagi orang-orang yang layak menjabatnya di suatu daerah.
Fardu ‘ain: apabila seseorang ditunjuk untuk menjabatnya (hanya dia yang layak menjadi hakim, tiada yang lain).
Sunnah: bagi seseorang yang lebih utama menjabatnya daripada orang lain.
Makruh: bagi orang yang keutamaannya lebih rendah, sementara orang yang lebih utama tidak menolak untuk menjabatnya.
Haram: bagi orang yang meminta jabatan tersebut dengan menyingkirkan orang yang layak menjabatnya.
Syarat-syarat Qadhi (Hakim)
* شروط القاضي عشرة:
1 - كونه مسلماً، و 2 - كونه مكلفاً، و 3 -
كونه حراً، و 4 - كونه ذكراً، و 5 - كونه عدلاً، و 6 - كونه سميعاً، و 7 -
كونه بصيراً، و 8 - كونه ناطقاً، و 9 - كونه كافياً لأمر القضاء، و 10 -
كونه مجتهداً.
Syarat-syarat Qadhi (Hakim) ada 10, yaitu:
- Islam,
- Mukallaf, .
- Merdeka,
- Laki-laki,
- Adil,
- Bisa mendengar,
- Bisa melihat,
- Bisa berbicara.
- Memiliki kemampuan yang cukup dalam urusan pengadilan.
- Merupakan seorang mujtahid. (menguasai Al-Quran, Hadits, dll)
Adab Seorang Qadhi (Hakim)
* آداب القاضي:
للقاضي إذا حضر عنده الخصمان أن يقول لهما: تكلما أو ليتكلم المدعي منكما، و له أن يسكت حتى يبتدء أحدهما.
فإذا
فرغ المدعي من الدعوى الصحيحة طالب المدعى عليه بالجواب، فإن أقر لزمه ما
أقر به بلا حكم، و إن أنكر جاز للقاضي أن يسكت و أن يقول المدعي ألك حجة؟
فإن
قال: لي حجة و أريد تحليفه مكن، فإن حلف أقامها، و إن نكل حكم بنكوله و
قال للمدعي احلف، ولا يحكم على المدعى عليه بالحق إلا بطلب المدعي.
ويجب أن يسوي بينهما في وجوه الإكرام إلا إن اختلفنا إسلاماً فيجب رفع المسلم في المجلس.
Apabila ada dua orang bersengeketa menghadap kepadanya, maka dia berkata kepada kedua pihak, “Bicaralah!” Atau, “Yang menjadi pendakwa di antara kalian berdua hendaklah berbicara terlebih dahulu!.” Kemudian dia diam sampai pendakwa selesai dari pembicaraan-nya. Jika pendakwa sudah selesai dengan dakwaan yang lengkap, maka hakim menyuruh terdakwa menyampaikan jawabannya. Jika terdakwa sudah mengakui dakwaan pendakwa maka kebenaran akan ditetapkan dengan adanya pengakuan tersebut tanpa perlu memberikan ketetapan hukum.
Akan tetapi, jika terdakwa mengingkari dakwaan pendakwa maka hakim diam lalu bertanya kepada pendakwa, “Apakah Anda punya bukti?”, Jika pendakwa berkata, “Saya punya bukti tetapi saya ingin dia bersumpah.” Jika terdakwa kemudian benar-benar menyampaikan sumpahnya maka hakim menerimanya.
Akan tetapi, jika terdakwa tidak mau bersumpah maka hakim menetapkan terdakwa melakukan Nukul (menolak untuk bersumpah) lalu hakim berkata kepada pendakwa, “Bersumpahlah!” Dan Hakim tidak memvonis terdakwa melainkan sesuai dengan tuntutan pihak pendakwa. Seorang hakim harus memandang setara kepada kedua pihak. Kecuali jika kedua pihak yang bersengketa beda agama, maka seorang muslim lebih ditinggikan di dalam majelis.
Contoh Putusan Pengadilan
* صورة القضاء:
أن يقول القاضي لعمرو بعد أن يدعي عليه زيد: إنه
اشترى منه الدار الفلانية التي بيده بألف دينار، فينكر عمرو فيقيم زيد بينة
تشهد بأن زيداً اشترى من عمرو الدار الفلانية بألف دينار، فيطلب زيد منه
الحكم، حكمت بأن الدار الفلانية ملك لزيد، و ألزمتك تسليمها إليه.
Zaid mendakwa (menuduh) Amer, bahwa dia telah membeli rumah tertentu dari Amer seharga 1000 dinar. Akan tetapi Amer mengingkarinya. Lalu Zaid menunjukkan bukti (saksi) yang menyatakan bahwa dia telah membeli rumah tertentu dari Amer seharga 1000 dinar. Kemudian Zaid meminta putusan hukum kepada hakim. Maka hakim berkata, “Aku putuskan bahwa rumah ini milik Zaid, dan aku wajibkan kamu wahai Amer, untuk menyerahkan rumah tersebut kepadanya!”